Anda di halaman 1dari 28

DESAIN DESA WISATA TRANGSAN – SUKOHARJO

SOLO JAWA TENGAH

DESA WISATA INDUSTRI ROTAN


DOSEN PENGAMPU :
Ir. Indrawati., MT

1. Muhamad Syahrul D300140039


2. Eko Budi Prastyo D300160088
3. Zackya Dinda A D300160024
4. Kinanti Fadhilah Sari D300160008
5. Lusi Rismiyanti D300160011
6. Akmal Sailendra D300160063
7. Zainal Arifin D300160055
8. Feri Lela Lustanti D300160126
9. Punto Jalu A D300140131
10. Nifida Alsya K D300160014
11. Raden Chrisna WK D300150048
12. Tonny Feriyanto D300160029
13. Faizal Ramadhan M D300160099 Disusun oleh :

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


BAB 1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji Syukur kehadirat Allah SW atas karunia rahmatNya laporan Studio Perancangan Arsitektur 6 yang berjudul “Perancangan dan Desain
Desa Wisata Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo” dapat terselesaikan dengan baik. Penlis mengucapkan terimakasih kepada yang terhomat :

1. Bapak, Ibu dosen dan Karyawan Universitas Muhamadiyah Surakarta


2. Ir. Indrawati MT selaku pembimbing Studio Perancangan Arsitektur 6
3. Bapak R. Wongso Laksono selaku Kepala Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo.
4. Perpustakaan Pusat Universitas Muhamadiyah Surakarta
5. Orang tua yang kami sayangi
6. Teman - teman yang kami banggakan
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuan serta dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis sangat menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan pada penyusunan laporan Studio Perancangan Arsitektur 6, sehingga jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan adnya kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga laporan studio Perancangan 6 ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada pembaca.

Wassalamualaikum Wr Wb

Surakarta, 14 Maret 2019

Penulis

Lusi Rismiyanti D300160011 1


3
4
5
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
A. DESA WISATA

A. Pengertian C. Jenis-jenis Pariwisata

Desa wisata merupakan sebuah bentuk penyesuaian antara akomodasi, atraksi dan fasilitas yang Ada 3 karakteristik utama dari objek wisata yang harus diperhatikan dalam upaya pengembangan suatu objek
mendukung untuk disajikan pada suatu struktur yang menyatu pada kehidupan masyarakat. Dengan tata cara wisata tertentu agar menarik dan dikunjungi banyak wisatawan, seperti yang diungkapkan oleh Drs. Oka A.
yang berbeda dan tradisi yang berlaku. Yoeti (1985):
Desa Wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung
dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian dalam menyikapi potensi pariwisata atau lokasi daya tarik 1. Pariwisata budaya, seperti kunjungan ke candi, 2. Pariwisata olahraga, seperti mendaki gunung,
wisata di wilayah mereka agar dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik bagi para wisatawan yang masjid agung, museum, dan keraton. berenang di pantai, dan mendayung di telaga.
berkunjung, serta memiliki kesadaran akan peluang dan kesiapan menangkap manfaat yang dapat dikembangkan
dari kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Fungsi Desa Wisata merupakan sebagai wadah langsung bagi masyarakat akan kesadaran adanya potensi
Wisata dan terciptanya Sapta Pesona di lingkungan wilayah di destinasi wisata dan sebagai unsur kemitran baik
bagi Pemerintah propinsi maupun pemerintah daerah (kabupaten/kota) dalam upaya perwujudan dan
pengembangan kepariwisataan di daerah.

B. Elemen Desa Wisata


Ada 3 karakteristik utama dari objek wisata yang harus diperhatikan dalam upaya pengembangan suatu objek Gambar: Museum Batik Ullen Sentalu di Kaliurang, Yogyakarta. Gambar: Wisata arung jeram di Yogyakarta
wisata tertentu agar menarik dan dikunjungi banyak wisatawan, seperti yang diungkapkan oleh Drs. Oka A.
Yoeti (1985): 3. Pariwisata untuk menikmati perjalanan atau 4. Pariwisata yang hanya untuk tujuan rekreasi,
pariwisata petualangan, seperti menjelajah rimba, seperti kunjungan ke taman rekreasi dan pantai.
1. Something to see mengarungi samudera, dan napak tilas.
Artinya di tempat tersebut harus ada objek
wisata dan atraksi wisata yang berbeda
dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain.
Dengan kata lain, daerah itu harus
mempunyai daya tarik yang khusus dan unik.
Gambar: Kegiatan pengrajin sedang membuat gerabah dan acara
“Festival Kasongan” sebagai contoh atraksi di Desa Wisata Kasongan.

2. Something to do
Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat
disaksikan, harus disediakan pula fasilitas rekreasi atau
amusement yang dapat membuat wisatawan betah Gambar: Wisata Lava Tour Merapi, Yogyakarta. Gambar: Wisata pantai di Kepulauan Raja Ampat.
tinggal lebih lama di tempat itu. Misalnya, wisatawan
dapat membuat suatu kerajinan khas desa wisata 5. Pariwisata sambil berdagang. 6. Pariwisata sambil mengadakan pertemuan atau
tersebut, atau ada wahana-wahana yang menarik. konferensi, disebut MICE (Meeting, Incentive,
Gambar: Pengunjung bisa mendapat pengalaman membuat kerajinan
gerabah di Desa Wisata Kasongan.
Conference, Exhibition).

Sumber:
(http://www.konsultanwisata.com/konsep-desa-wisata/)
3. Something to buy
(http://desawisatakotagede.blogspot.com/2016/01/teori-desa-
Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitas
wisata.html)
untuk berbelanja, terutama barang-barang
(http://diparda.gianyarkab.go.id/index.php/en/news/item/304-
souvenir dan kerajinan tangan rakyat sebagai
oleh-oleh dibawa pulang. pengembangan-desa-wisata)
Gambar: Wisata Rotan di desa Trangsan (http://e-journal.uajy.ac.id/647/3/2TA12738.pdf)
Gambar: Pengunjung bisa membeli souvenir atau kerajinan gerabah
di Desa Wisata Kasongan.

NIFIDA ALSYA KHAIRUNNISA | D300160014 6


El
eme
nRa
ngc
angKa
was
anda
nCi
tr
a
El
eme
nRanc
angKot
a 8)Kons
ervas
i(Cons
ervat
ion)
4
)RuangTe
rbuka(
Ope
nSpac
e)
Urbandesignberkepent
ingandenganp r
osesp e
rwujudan Konservas
isuatuin di
vidual
Berbi
car
at ent
angruangterb
u ka
r
uangk ot
ay angberkua
lit
astinggidi
li
hatdarikema mpuanruang bangunanharusselal
ud ik
a i
tka
n
(
openspace )se
lal
ume nyangkut
t
ers
ebutdid a
lamme mb ent
u kpolahidupma s
yarakaturba
ny ang denga
nk eselur
uha nkota.Konsep
l
ansekap
. Elemenlanseka
p
s
ehat.Untukit
uma kau nsur
-unsurars
it
ekturkotayang t
entangkon s
ervasikota
t
erdi
ridar
ie le
me nkeras
be
rpengaruhter
hadap(proses)pembentuka
nr uangyangd i
ma ksu
d memp er
h a
tikanbeb e
rapa
(
hardsc
apes eper
ti:jal
an,
ha
rusd i
ara
h k
ans er
tadikendali
kanperanc
an ga
nn yases
uaide n
gan as
pek,ant
aralain:
t
rot
oar,patun,beba
tuandan
s
kenari
op embangunany angtela
hd i
gari
skan.Un s
u r
-uns
urd iat
as, bangunan-
b a
ng unantunggal,
se
bagain
y a)ser
taelemenlunak
bi
asajugadikena
ld enga
nistil
ahe l
emenrancangk ota
. ht
tp:
//
far
iabl
e.
blogs
pot
.c
om
st
rukt
urd angayaa rs
ite
ktur,hal
(
sof
tsc
ape)ber
upata
namanda
na i
r.Ruangt
erbukabi
asbe
rupa yangberkait
anden gankegunaan,
Shi
rva
ni(
1985)
,mengkl
asi
fi
kasik
ane
leme
nur
bande
signda
lam l
apa
ngan,ja
lan,s
empad
ansunga
i,gr
eenbel
t,t
ama nda
n umurb a
n gunanatauk e
layakan
de
lapa
nkat
egor
ise
bagaibe
rikut: s
ebaga
inya. bangunan.
h
ttp:
//
far
iabl
e.
blo
gsp
o t
.c
om

1)TataGunaLa han(La nd 5)Ar


eaPe
des
tri
an(
Pede
str
ianAr
ea)
Use) Ci
traKot
a
Padap r
insi
pnyalandu s
e Si
ste
mp edest
ri
any angba
ikakan Sal
ahsa
tubent
ukkebe
rhas
il
anp e
mb ent
ukpla
ceuntukdesai
nrua
ngk ot
a,
adal
ahpengaturanpenggunaan mengur
angiket
e r
ika
tante
rhadap ada
lahs
epe
rtia
tur
anyangdike
mu ka
kano l
ehLync
h(1 987)
,mel
iput
i:
l
ahanu nt
ukme nentukanpil
ihan ke
ndaraa
nd ikawasanpus
atkota,
yangter
baikdalam a.Legi
bil
it
y(keje
las
an)
mempert
inggik ual
itasl
ingkungan Sebua
hk ej
el
asa
ne mosi
ona
lsua
tuk
o t
aya
ngdi
ras
aka
nse
car
a
mengalokas
ikanfungsite
rte
ntu, mel
aluisis
temp er
ancanga
ny ang
seh
inggasecaraumu md apa
t j
el
a sole
hwa r
gakota
nya.
ht
tp:
//
far
iabl
e.
blogs
pot
.c
om manusi
awi,mencipt
akankegi
atan
memb er
ikangamb aran pe
dagangkakili
may anglebi
hbanyak b.Identi
tasdansusunan
kes
eluru
hanb agaimanadaerahpadasuat
uk awa sant er
se bu
t da
na khi
rnyaakanme mbant
uk ua
li
tas Ide
n t
it
asart
inyaimageor
angaka
nme nunt
utsua
tupe
ngenal
anata
ssuat
u
seh
arusnyaberfungsi
.Landuseb e
rmanfaa tun tuk uda
radikawasanter
sebut
. obyekdima nadidal
amnyaha
ruste
rsi
ratpe
rbe
daanobye
kters
ebutde
ngan
ht
tp:
//
far
iabl
e.
blo
g s
pot
.c
om
pengembangansek a
li
gusp e
ng e
ndali
aninv estasip emb an guna
n. obyekyanglainnya
Padaskal
ama k r
o,landuselebi
hb e
rsi
fat
6)Ta nda-t
anda( Signage
) c.I
ma ge
abil
it
y
Tanda-t
andapetunjuk Art
inyakua
li
tass
ecar
afis
iks
uat
uobye
kyangmembe
rika
npe
lua
ng
2)Be
ntukda
nMas
saBa
ngunan(
Bui
ldi
ngFo
rma
ndMas
sing) ja
lan,ara
hk esuat
u yangbes
arunt
ukti
mb ul
nyai
magey
angkua
tyan
gdit
eri
maor
ang.
kawasantert
entupada
Bentu
kd anma s
sab a
n gunan Lync
h(1987)menya
taka
nb a
hwai
magekot
adi
bent
ukol
eh5e
leme
n
ja
lantolata
ud ija
lan
t
idaksemata-ma t
ad i
tent
ukan pe
mb ent
ukwaja
hkota,ya
it
u:
kawasanpu s
atkota
ol
ehk et
inggi
anataubesarnya
semakinme mbuat
banguna
n,penampilanbentuk 1)Pa
ths(a
reapejal
ankakiat
aupe
des
tr
ianwa
y)
semarakatmosfi
r
maupunk onf
igur
asidarimassa 2)Edge
s(bata
s)
li
ngkungank ot
a
banguna
nnya,akanteta
p i www.
cha
nge
.or
g 3)Di
str
ict
s(wila
yah,kawas
an)
ht
tp:
//
far
iabl
e.
blogs
pot
.c
om te
rsebut
.
di
tent
ukanjugaolehbesaran 4)Nodes(
simpul)
se
lubungbangunan(build
ingenvel
ope
),BCR( KDB)d anFAR 7)PendukungKe giat
an(Activi
tySuppo rt) 5)La
ndma r
k(tet
enger
,tugu)
(
KLB) ,ket
inggi
anb angunan,s
empada
nb ang un an,ra gam
Pendukungkegiata
na da
lah
ar
sit
ektur
,skal
a,ma t
eri
al,warnada
nseba gainy a.
se
mu afungsibangunandan
3)Si
rkul
asida
nPa
rki
r(Ci
rcul
ati
ona
ndPar
king) kegi
at
an-kegiat
any ang
mendukungr uangpubl
iksuat
u r
uas
.ub.
ac.
id
Masal
ahs i
rkul
asikot
ame rupakan d.Visualda nsymbo lconect
ion
kawasa
nk ota.Bentuk,l
okas
i
pe
rsoal
any a
ngme mb utuhka
n 1)Vi sualconnect
ionadalahhubunga
ny a
ngterja
dikar
enaadan
yak e
samaan
dankara
ktersuatukawasan
pe
mikira
nme ndasar,a
n t
arapra
sara
na vi
sualantarasat
ub angunandenganbanguna
nlainda
lamsuatukawas
an,
yangmemi l
ikicir
ikhususakan
j
al
any angter
sedia
,bentukstr
uktur se
hinggame ni
mb ul
kanima gete
rte
ntu.
ber
pengaruhterhada
pfungsi
,
kot
a,fa
sil
it
asp e
layananumu md a
n 2)Sy mb oli
cconnection,i
nile
bihmencangkupkenonvis
ualat
aukeh a
lyang
pengguna
anl aha
nd an ht
tp:
//
far
iabl
e.
blo
g s
pot
.c
om
j
umlahkendaraanbermotoryang l
ebihb e
rsifa
tkonsepsidansimboli
k,namund a
patmemberi
kankesa
nk uat
kegi
at
an-kegiat
annya.
s
ema ki
nme ningka
t. dar
ike r
an gkakawasan.
ht
tp:
//
far
iabl
e.
blogs
pot
.c
om

EkoBudiPr
ast
yo D300160
088 Sumbe
r:h
ttps
:/
/r
uas
.ub.
ac.
id/
inde
x.php/
rua
s/a
rti
cl
e/
downl
oad/
148/
152 7
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
URBAN DESIGN
TEORI URBAN DESIGN Teori Place
Secara umum para arsitek tertarik mengenai teori - teori yang memandang kota sebagai produk. Roger Trancik sebagai tokoh Pada teori ketiga ini, dipahami dari segi seberapa besar kepentingan tempat – tempat perkotaan yang terbuka terhadap
sejarah, budaya, dan sosialisasinya. Analisa place adalah alat yang baik untuk:
perancangan kota mengemukakan bahwa ketiga pendekatan kelompok teori berikut ini adalah merupakan landasan dalam ·Memberi perngertian mengenai ruang kota melalui tanda kehidupan perkotaannya.
penelitian perancangan perkotaan, baik secara historis maupun modern. Ketiga pendekatan teori tersebut sama - sama memiliki ·Memberi pengertian mengenai ruang kota secara kontekstual.
suatu potensi sebagai strategi perancangan kota yang menekankan produk perkotaan secara terpadu.
Kelemahan analisa place muncul dari segi perhatiannya yang hanya difokuskan pada suatu tempat perkotaan saja.
Teori Figure/Ground (Markus Zahnd, 1999, p.70)
Pada teori ini dapat dipahami melalui pola perkotaan dengan hubungan antara bentuk yang dibangun (building mass) dan
ruang terbuka (open space). Analisis figure/ground adalah alat yang baik untuk: Trancik (1986) menjelaskan bahwa sebuah ruang (space) akan ada jika dibatasi dengan sebuah void dan sebuah space
·Mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola tata ruang perkotaan (urban fabric) menjadi sebuah tempat (place) kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal dari budaya daerahnya. Schulz (1979)
·Mengidentifikasi masalah keteraturan massa atau ruang perkotaan. menambahkan bahwa sebuah place adalah sebuah space yang memiliki suatu ciri khas tersendiri. Menurut Zahnd (1999)
sebuah place dibentuk sebagai sebuah space jika memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya.
Kelemahan analisis figure/ground muncul dari dua segi: Selanjutnya Zahnd menambahkan suasana itu tampak dari benda konkret (bahan, rupa, tekstur, warna) maupun benda
·Perhatiannya hanya mengarah pada gagasan-gagasan ruang perkotaan yang dua dimensi saja. yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang dilakukan oleh manusia di tempatnya. Sebuah tempat (place) akan
·Perhatiannya sering dianggap statis. terbentuk bila dibatasi dengan sebuah void, serta memiliki ciri khas tersendiri yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
(Markus Zahnd, 1999, p.70) Madanipour (1996) memberikan penjelasan bahwa dalam memahami tempat (place) dan ruang (space) menyebut 2 aspek
yang berkaitan:
Figure/ground berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan figure ground adalah 1.Kumpulan dari bangunan dan artefak (a collection of building and artifacts).
suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, 2.Tempat untuk berhubungan sosial (a site for social relationship).
atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka.
Selanjutnya menurut Spreiregen (1965), urban space merupakan pusat kegiatan formal suatu kota, dibentuk oleh façade
Teori Linkage bangunan (sebagai enclosure) dan lantai kota.
Teori pada kelompok kedua ini dapat dipahami dari segi dinamika rupa perkotaan yang dianggap sebagai pembangkit atau Jadi sudah sangat jelas bahwa sebuah jalan yang bermula sebagai space dapat menjadi place bila dilingkupi dengan adanya
generator kota. Analisa linkage adalah alat yang baik untuk Memperhatikan dan menegaskan hubungan - hubungan dan gerakan - bangunan yang ada di sepanjang jalan, dan atau keberadaan landscape yang melingkupi jalan tersebut, sebuah place akan
gerakan sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric). menjadi kuat keberadaannya jika didalamnya memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya.

Kelemahan analisa Linkage muncul dari segi lain adalah Kurangnya perhatian dalam mendefinisikan ruang perkotaan (urban fabric) h ps://arsadvent.wordpress.com/pakuwon-city/teori-roger-trancik/
secara spatial dan kontekstual.
(Markus Zahnd, 1999, p.70)

Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan
nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka
yang berbentuk segaris dan sebagainya. Teori linkage melibatkan pengorganisasian garis penghubung yang menghubungkan
bagian - bagian kota dan disain “spatial datum” dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum dapat berupa: site line, arah
pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan (building edge). Yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem linkage dalam
sebuah lingkungan spasial. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda, terdapat 3
pendekatan linkage perkotaan: Linkage Visual
A. Linkage yang visual
Dalam linkage yang visual dua atau lebih fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual,
mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala.

B. Linkage yang struktural


Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan. Menyatukan kawasan
kawasan kota melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage). Tidak setiap
kawasan memiliki arti struktural yang sama dalam kota, sehingga cara menghubungkannya secara hierarkis juga
Figure-Ground, Linkage & Linkage Struktural
dapat berbeda.
Place
C. Linkage bentuk yang kolektif
Teori linkage memperhatikan susunan dari hubungan bagian-bagian kota satu dengan lainnya. Dalam teori linkage,
sirkulasi merupakan penekanan pada hubungan pergerakan yang merupakan kontribusi yang sangat penting.
Linkage memperhatikan dan mempertegaskan hubungan-hubungan dan pergerakan-pergerakan (dinamika) sebuah
tata ruang perkotaan (urban fabric).

Raden Chrisna Wikan Kusumo | D300150048 Linkage Kolek f 8


STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
ARSITEKTUR ISLAM, PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN WISATA HALAL

Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat,
para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang tampak secara jelas oleh panca indra. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan
dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen
kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indra tetapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti
bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah,
bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah

Merancang Arsitektur Islam yang berpedoman pada :


Nilai fungsi (hasan)
dalam hal ini adalah menegakkan tauhid untuk menolak syirik, dan mengembangkan moral yang baik.

Nilai baik (thoyib)


Memiliki empat karakteristik: universal, rasional, peduli, dan berbudaya.

Nilai estetika (jamil)


Dalam arsitektur Islam memiliki batasan-batasan yang tidak mendorong pada kesyirikan dan kesombongan.

PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN


Penataan Kawasan merupakan salah satu upaya rekayasa sosial yang diselenggarakan di suatu wilayah dan dilakukan
bersamaan dengan upaya menciptakan suatu sistem yang komprehensif terkait aktivitas yang berlangsung di kawasan,
dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup

WISATA HALAL
Sebenarnya yang umum dikenal selama ini adalah wisata syariah atau wisata religi.
Pengertiannya tentu tak melulu berwisata ke lokasi-lokasi religius seperti makam-makam Walisongo seperti
yang selama ini banyak dilakukan orang.
Jika wisata religi lebih mengedepankan aspek lokasi atau objek dan sejarah tempat wisata, maka wisata halal
lebih mengedepankan aspek pelaku atau wisatawannya.

Nah, istilah wisata halal yang kemudian muncul inipun mendunia.


Wisata halal ini memiliki cakupan yang lebih luas lagi.
Tak hanya soal berkunjung ke lokasi religius, namun juga ke lokasi-lokasi umum dengan tetap menjaga adab
sebagai Muslim dan memberikan fasilitas serta kemudahan bagi para wisatawan Muslim.
Seperti yang di ketahui wisata halal adalah wisata yang memiliki nilai positif ,
yang bias di terapkan di lokasi tersebut ialah dengan mengusung nilai “kebudayaan” “ilmu” dan “manfaat”
Contoh : Bangunan Wisata Edukasi tentang “rotan” bangunan yang bermanfaat dan bias di jadikan tempat
untuk memberikan pengalaman yang baik dan unik.

FERI LELA LUSTANTI | D300160126 9


B. GREEN ARCHITECTURE DALAM DESAIN KAWASAN DAN BUILLDING

Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya inovasi produk industry


terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan
arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam menggunakan air, energi,
dan material bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga
pemeliharaan bangunan it uke depan. Desain rancang bangunan memeerhatikan banyak
bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin
menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Bentuk arsitek
design bangunan yang baik dan ramah lingkungan adalah bangunan yang memperhatikan
lingkungan sekitarnya seperti membuat taman di lingkungan rumah dan Gedung, selain itu
kurangi jumlah penggunaan kaca pada rumah atau bangunan Gedung kantor. Untuk desain
interior, menggunakan interior yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan llistrik
yang sangat berlebihan, selain itu gunakan bahan – bahan seperti kayu, dan kurangi penggunaan
kaca dan lampu atau interior lainnya yang mengandung bahan kaca. Sedangkan eksteriornya,
Gambar 1 Gambar 2
dengan menghindari penggunaan bahan bangunan yang berbhaya dan diganti dengan yang ramah
Rumah Penduduk Dengan Material Alam Kawasan Belanja Yang Menggunakan Bangunan Lama
lingkungan, denan memperbanyak taman hiaju, dan ataman memang dibutuhkan untuk mengatur
keseimbangan lingkungan sekitar. Gambar diatas adalah contoh bangunan tempat tinggal yang menggunakan bahan baku kayu serta
Gambar diatas adalah contoh bangunan tempat tinggal yang menggunakan bahan baku kayu serta
ramah lingkungan. Dimana material kayu adalah material yang dapat menyesuaikan alam dan tidak
ramah lingkungan. Dimana material kayu adalah material yang dapat menyesuaikan alam dan tidak
mengandung toxic. Ruamah tersebut juga terlihat tidak menggunakan pendingin ruangan buatan,
mengandung toxic. Ruamah tersebut juga terlihat tidak menggunakan pendingin ruangan buatan,
Desain bangunan hemata energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, rumah ini mengandalkan udara alami dengan memberikan bukaan pada bangunan rumah.
rumah ini mengandalkan udara alami dengan memberikan bukaan pada bangunan rumah.
kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan dan material ramah
lingkungan. Atap – atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap
(roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun,
pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah). Pemilihan material ramah lingkungan
dapat dijabarkan menjadi dua hal, yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi
teknologi, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan
diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan
maerial batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.
Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya
menggunakan lampu hemat energi seperti lampu lED yang rendah konsumsi listrik,
semen instan yang praktis dan efisien, ataupun memilih keran yang memakai tap yang
hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu.

Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan Gambar 3 Gambar 4
Gedung Dengan Green Architectur Bentuk Bangunan Yang Mengikuti Alam
berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat
kualitas yang mempengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaranbiaya
yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran
sehingga baik bulding interior maupun eksteriornya tetap berkualitaas. Konstruks design bangunan yang
berkelanjutan dilakukan penggunaan bahan – bahan alternative dan bahan bakar alternative yang dapat
mengurangi emisi co2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diprosuksi sbelumnya.
Bahan baku alternative yang digunakan pun beragam. Bahn bangunan juga mempengaruhi konsumsi energi
disetiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan , konsumsi energi antara 5 – 13% dan 87 – 95 persen adalah
energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan

Gambar 5
Penggunaan Material Alam Pada Bangunan 10
Faizal Ramadhan Masruri D300160099
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
LANDSCAPE

PERENCANAAN LANDSCAPE

Perencanaan landscape adalah salah satu bentuk produk utama dalam kegiatan arsitektur HARDSCAPE
landscape. Perencanaan landscape ini merupakan suatu bentuk kegiatan penataan yang berbasis lahan
Hardscape/Elemen keras merupakan unsur tidak hidup dalam lansekap dan berfungsi sebagai
(land based planning) melalui kegiatan pemecahan masalah yang dijumpai dan merupakan proses unsur pendukung untuk meningkatkan kualitas lansekap tersebut.
untuk pengambilan keputusan berjangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap atau komponen softscape
bentang alam yang fungsional, estetik dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan
manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan, termasuk kesehatannya
(Nurisjah 2008).

KOMPONEN PEMBENTUK LANDSCAPE


DIBAGI MENJADI 2 YAITU :

SOFTSCAPE

Softscape/Elemen lunak adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi, seperti pepohonan,
perdu dan rerumputan.

M. SEPTIAN BAGAS NUGROHO | D300150047 11


KAJIAN HISTORIS

Sejarah Desa Pada waktu Kles ke II tahun 1949 Desa Trangsan Lurahnya Vakum, akhirnya pada waktu
Berdasarkan wawancara para monco kaki Desa Trangsan oleh Bapak yang tersebut itu Carik Desa Tempel menjabat Lurah Desa Trangsan bernama Mudyasastro, berhubung ada
dibawah ini : kesalahan pemerintahannya dihentikan dan diganti Lurah Sanggung Siswatani. Karena Beliau
1. Bapak TOREJO, Dk. Dukuh Rt 03 Rw 06 Desa Trangsan tidak begitu aktif di Desa Trangsan, dituntut oleh rakyat Trangsan untuk mundur sehingga
2. Bapak Kromo Pawiro al. Kusir, Dk. Dukuh Rt 02 Rw 06 Desa Trangsan pemerintahan Desa trangsan kosong
3. Bapak Marto Wirejo Dk. Krampak Rt 03 Rw 03 Desa Trangsan Jadi pada tahun 1945 sampai tahun 1949 selalu terjadi pergantian pemimpin, seperti
tersebut diatas.
Bersama ini kami menyusun asal nama Desa Trangsan dan Sejarah Jati Diri Desa
Trangsan sejak Jaman Pemerintahan Penjajahan Belanda dan Jaman Kemerdekaan RI Adapun peninggalan sejarah sebagai berikut :
sampai dengan sekarang 1. Sumber Mata Air Gayam Pitu

ASAL NAMA DESA


Nama Desa Trangsan berasal dari Bumi : TROWANGSAN, karena pemerintahan
pada waktu itu dipimpin oleh kerajaan R.Ng. Setrowongso, adapun Bumi yang dibawakan
disebut Bumi Trowangsan, adapun sekarang masyarakat salah menguap ejaan menjadi
TRANGSAN.
Desa Trangsan pada waktu jaman penjajahan Belanda dulu, lebih kurang tahun 1927
semula terdiri dari 2 Keurahan :
1. Kelurahan Dani
2. Kelurahan Trangsan
Perpindahan Lurah dani dan Carik Desa Trangsan akibat pemblengketan (Bhs
Jawa) atau penyatuan 2 Kelurahan jadi satu Jaman Kerajaan Surakarta sedang mengalami 2. Sendang Air Dani
kejayaan, yaitu waktu Sri Susuhunan PAKU BUWONO ke X menjadi raja ( tahun 1928). 3. Petilasan Patung Mbah Lembu

Adapun perkembangan sejarah kerajinan rotan Desa Trangsan dan lain-lain pada Gayam Pitu menurut sejarah merupakan sumber mata air yang besar karena pada
tahun 1928 mulai masuk dan dikembangkan oleh Bapak Martosenotono al. Rebo dan Bp. kejayaaan Raja Sri Susuhunan PAKU BUWONO Ke X dan waktu itu pertanian onderneming,
Wongsoijoyo serta Bapak Lurah Wongsolaksono sendiri. Bapak Lurah Wongso Laksono pernah air mau dijadikan oncoran Kemantren ke Desa Temulus Baki oleh Belanda tetapi gagal
mengikuti pameran di alun-alun utara bernama Toko Streling pada jaman jaya-jayanya Sri dan Jepang datang ke Indonesia.
Susuhunan PAKU BUWONO Ke X, dan diterima baik hasil exposisi tersebut, untuk Petilsan Patung Mbah Lembu
selanjutnya Bapak Lurah Wongso Laksono ditambah gelar Lurah Demang Wongso Pada waktu dulu terjadi kepercayaan adat desa, setiap ada pengantin atau orang yang
Laksono, beliau meninggal sekitar bulan Oktober tahun 1949 ditembak Belanda waktu punya hajat harus berjalan mengelilingi daerah disekitar Patung Mbah Lembu itu, dengan tujuan
terjadi Kles Belanda ke I. supaya selamat tidak ada halangan suatu apapun( saat ini sudah tidak ada ).

KINANTI FADHILAH SARI | D300160008 12


STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
LANDSCAPE

PETA SEBARAN LANDSCAPE


PENYEBARAN LANDSCAPE

Penyebaran jenis vegetasi di wilayah Desa Trangsan dibagi menjadi 3


bagian :

A. Jenis vegetasi pada area jalan utama B. Jenis vegetasi pada area jalan dusun C. Jenis vegetasi tanaman hias pada area jalan dusun

PERMASALAHAN LANDSCAPE

Permasalahan yang ada tersebut ialah:


Pohon Kamboja Pohon Cemara Pohon Palem Waregu Pohon Sukun Pohon Pisang
Pohon Glodokan Tiang Pohon Randu Pohon Asem Pohon Waru
Tanaman Pagar Dadah - Masih kurangnya vegetasi di pinggir
jalan utama dan perlu ditanam dan di
tata kembali
- Penataan kembali vegetasi di area
rumah warga supaya terlihat rapi,
Bunga Begonia indah, sejuk, dan enak dipandang.
Pohon Johar Semak Liar Pohon Mahoni Pohon Kersen Pohon Melinjo Pohon Palem Putri Pohon Mangga Pohon Nangka
Pohon Bambu

Pohon Blimbing Pohon Jambu

Pohon Akasia Pohon Sengon Pohon Jati

Pohon Rambutan Pohon Pucuk Merah

POTENSI ALAM

Potensi alam yang dapat dikembangkan ialah


- Area Sawah dan Perkebunan
- Sungai
PERMASALAHAN POTENSI
ALAM

-Permasalahan rencana pengembangan potensi alam ialah :


-Kotor dan masih kurangnya kepedulian mayarakat tentang
kebersihan sungai

M. SEPTIAN BAGAS NUGROHO | D300150047 13


LAND USE
Peruntukan atau Tata Guna Lahan (Land Use) adalah upaya merencanakan penggunaan
lahan dan pembagian wilayah dalam suatu kawasan untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu, Data Penggunaan Lahan Desa Trangsan
semisal fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana tata guna lahan merupakan
kerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang lokasi, kapasitas, dan Industri Kecil Gudang Produk Rotan

jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan, taman
dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya.
U
Penataan Ruang dan Peruntukan lahan bertujuan untuk menciptakan hubungan yang
serasi, terikat dan harmonis antara berbagai kegiatan di berbagai sub wilayah, untuk mempercepat
proses tercapainya kemakmuran masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan hidup.
Desa Trangsan mempunyai luas tata guna lahan masing masing sebagai berikut :
1. Pemukiman : 90,3345 Ha
2. Sawah/Perkebunan : 150,830 Ha
3. Lain lain : 27,2055 Ha
4. Total Luas : 248,256 Ha
Peta Tata Guna Lahan Desa Trangsan
Dk. Gadingan
Dk. Ledok Sari
Dk. Tegal Terik
Wilayah Penggunaan Pemukiman Dk. Terik Warung
Dk. Teriklo U
Wilayah Penggunaan Hijau / RTH
Wilayah Penggunaan Industri Rotan
Dk. Mulyosari
Pengelompokan Wilayah Dukuh
Dk. Talang Dk. Dani
Wilayah Sawah Tetapi Status di Wilayah Dk. Galan
Penggunaan Industri Rotan

Makam & Masjid


Balai Desa Trangsan Masjid Rotan

Wilayah Padat Industri Rotan


Industri Besar & Gudang
Wilayah Tidak terlalu Padat Industri Rotan

Desa Trangsan telah ditetapkan oleh Dinas Industrian dan Perdagangan sebagai Sentra
Dk. Mlambong
Industri Rotan dengan produk kerajinan rotan, maka tidak sepenuhnya masyarakat di Desa
Trangsan adalah pengrajin rotan. Wilayah dengan peruntukan Industri Rotan yang berwarna
Dk. Slarong ungu adalah wilayah Tata Guna Lahan yang telah ditetapkan sebagai sentra industri rotan.
Dk. Mendungan
Dk. Sidan Dk. Jamur Dk. Kerten
Dk. Kwangen Dk. Jogahan Dk. Duruh
Dk. Tembungan Diwilayah tersebut terdapat 2 bagian wilayah yang mempunyai intensitas kepadatan
Dk. Kramat pengrajinan rotan yaitu Wilayah dengan kepadatan Padat Industri Rotan terdapat berbagai
Dk. Tegal Asri Dk. Trangsan
jenis industri yaitu Industri rumahan, Industri Besar dan Gudang. Sedangkan Wilayah
Desa Trangsan Gatak Sukoharjo memiliki 3 wilayah utama Tata Guna Lahan yaitu : dengan kepadatan Tidak terlalu padat Industri Rotan sebagian besar adalah Industri
1. Wilayah Penggunaan Pemukiman rumahan yang dijual sesuai pesanan yang datang
2. Wilayah Penggunaan Hijau/RTH
3. Wilayah Penggunaan Industri Rotan
Dan Desa Trangsan memiliki 22 Dukuh yang tersebar merata.

Muhamad Syahrul | D300140039 14


MASS BUILDING & FORM
Mass Building & Form membahas bentuk dan massa-massa bangunan yang ada pada tapak 5. Susunan Tata Massa Bangunan & Orientasi Bangunan , susunan Tata Massa
yang membentuk suatu kesatuan wilayah kota atau desa dengan hubungan antar-massa. Pada suatu Bangunan desa Trangsan Linear Form karena susunan bangunan-bangunan terletak berderet
tatanan bangunan, bentuk dan hubungan antar-massa disuatu desa mempunyai aspek-aspek mengikuti garis (jalan) dan menyebar pada titik-titik tertentu sebagai persebaran penduduk, lalu
seperti berikut : Orientasi Bangunan-bangunan desa Trangsan cenderung setiap bangunan menghadap Jalan lokal
1. Model Bangunan, model bangunan-bangunan di Desa Trangsan mempunyai beragam dan jalan perkampungan.
jenis. Salah satunya model bangunannya yaitu bangunannya masih kuno atau masih pedesaan Landmark display produk
dengan beberapa sudah dimodifikasi dan direnovasi. Bangunan lain yaitu seperti rumah modern rotan home industri Peta Titik Landmark and Style Buildings
minimalis dan beberapa bangunan bangunan gudang. Landmark display produk
2. Ketinggian Bangunan, ketinggian bangunan-bangunan di Desa Trangsan sebagian industri besar

besar bangunan lantai 1 dengan ketinggian kurang lebih 7 - 9 meter (beserta atap) dan sebagian Landmark Tanda Sentra
Industri Rotan
kecil dengan 2 lantai atau lebih biasa model bangunan modern.
Landmark view
U
Titik Style Bangunan
berlantai 2 atau lebih
Titik Style Bangunan
Kuno dan pedesaan 1
2
Linear / Garis sebagai
Jalan Utama Kecamatan

Landmark dengan
view Gunung Merapi
dan Gunung Merbabu

Rumah Kuno Rotan Bermacam macam jenis Contoh ketinggian bangunan


milik masyarakat yang masih
dipelihara sampai sekarang dari
model bangunan dan 2 lantai dengan style
segi material awal dan atap ketinggian bangunan di Desa bangunan modern
bangunan Trangsan

3. Material Bangunan, material bangunan yang masih bertahan dimasyarakat Desa


Trangsan yaitu campuran batu kapur/kawur dan batu bata merah sebagai dinding, kayu sebagai 9
struktur bangunan dan elemen lain dari bangunan seperti jendela dan pintu.
4. Atap Bangunan, atap bangunan menandakan mahkota pada zaman dahulu karena atap 3
4 5 6 7 8
dinilai sebagai elemen bangunan yang sangat berperan penting pada bangunan seperti untuk
melindungi bagian dalam bangunan. Masyarakat Desa Trangsan masih memelihara jenis atap
Limasan dan Pelana pada rumah rumah hunian masyarakat dan atap Tumpang pada masjid masjid 1 4 7
Desa Trangsan (sebagian besar).

2 5 8

Suasana Susunan Bangunan di


salah satu jalan lokal/desa 3 6 9
Atap Pelana pada bangunan Atap tumpang pada Masjid
Trangsan

Muhamad Syahrul | D300140039 15


STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
CIRCULATION AND PARKING

1
2 Gambar 2.1
Jalan pada area industri

Gambar 2.2
Pertigaan pada area industri

Gambar 1.1
Jalan permukiman industri
Gambar 1.2
Jalan antar kecamatan 3

Gambar 3.1
Jalan antar kecamatan
Keterangan :
Permasalahan sirkulasi dan area parkir pada tiga daerah pengrajin rotan di kecamatan gatak hampir sama bahkan dapat
dikatakan sama, yaitu :
Jalan antar kecamatan
Jalan penghubung antara daerah industri dengan jalan raya hanya berukuran 6 meter untuk 2 lajur dan Jalan pada
pemukiman yang merupakan area industri kerajinan rotan berukuran 3 mater ditambah bahu jalan pada sisi kanan & kiri
dengan ukuran 1-2 meter pada setiap sisinya sehingga truk pengangkut bahan industri dan hasil indrustri dapat masuk Jalan pada permukiman dan area industri
kedalam pemukiman area industri. Bahu jalan juga dimanfaatkan sebagai area parkir kendaraan industri dan kendaraan
pribadi pada pagi hingga sore hari dikarenakan sebagian besar ruang kosong / terbuka pada bangunan yang dimiliki
pengerajin merupakan ruang multifungsi,yaitu pada pagi hingga sore hari dimanfaatkan untuk aktifitas produksi sehingga
sirkulasi pegawai / pengrajin tidak terhambat.

Gambar 3.2
Jembatan pada permukiman

Nama : Akmal Sailendra | Nim : D300160063 19


STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
KETENTUAN TATA RUANG DAN TATA BANGUNAN

Rencana Garis Sempadan Bangunan


Pasal 40
(1) Letak garis sempadan bangunan ditentukan sebagai berikut:
a. Garis Sempadan Bangunan (GSB) pada Jalan Arteri Primer di kawasan yang akan dikembangkan
minimal 5 meter sedangkan GSB pada Jalan Kolektor minimal 2 meter;
b. Garis Sempadan Bagununan (GSB) pada Jalan Lokal di kawasan yang akan dikembangkan
minimal 1,5 meter;
c. Garis Sempadan Bangunan (GSB) pada Jalan Kereta Api di kawasan yang akan dikembangkan
minimal 13 meter dihitung dari as jalan baja (rel kereta api);
d. Garis Sempadan Sungai sebesar 10-15 meter diperuntukkan menjadi pengembangan jalan
inspeksi dan kawasan konservasi lingkungan berupa jalur hijau;
e. sempadan sekitar mata air memiliki radius minimal 200 meter.
(2) Dalam hal terjadi perubahan ketentuan tentang garis sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Koefisien Dasar Bangunan (KDB),


Koefisien Lantai bangunan (KLB) dan Ketinggian Bangunan

Pasal 41
Kepadatan bangunan diatur dengan penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai
bangunan (KLB) sebagai berikut:
a. kawasan permukiman memiliki kepadatan rendah sampai sedang dengan KDB 40% – 60%, dan KLB
1 – 1,5;
b. kawasan perdagangan memiliki kepadatan tinggi dengan KDB 80 % dan KLB 2;
c. kawasan Campuran memiliki kepadatan rendah sampai tinggi dengan KDB 40 % – 80 % dan KLB 2.

TRANGSAN Pasal 42
(1) Ketinggian bangunan gedung di tiap-tiap Bagian Wilayah Kota (BWK) pengaturannya sebagai berikut
:
a. kawasan permukiman dengan maksimum ketinggian lantai 3 lantai atau 18 meter;
b. kawasan perdagangan dengan ketinggian maksimun 8 lantai atau 40 meter;
c. kawasan campuran dengan maksimum ketinggian lantai 3 lantai atau 18 meter.
SUMBER : www.blog.ub.ac.id
(2) Ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah maksimum 40 meter sesuai dengan
batas maksimal keselamatan penerbangan.

SUMBER : www.bphn.go.id/data/documents/07perdakabsukoharjo010.doc

Nama : Akmal Sailendra | Nim : D300160063 17


URBAN SPACE

Ÿ Hardscape Ÿ Softscape Ÿ Paths

Urban Space dalam kaitannya


dengan perancangan urban adalah
suatu ruang terbuka kota yang
Ÿ Pendopo kantor balai desa Ÿ Taman Masjid Rotan Desa
digunakan untuk kegiatan Ÿ Jl. Ngemplak Bothi Ÿ Jl. Raya Klewer-Gawok
Trangsan Trangsan Ÿ Lapangan desa Trangsan Ÿ Pohon Mahoni masyarakat umum di wilayah
Pada elemen Hardscape bangunan pendopo Desa Trangsan memiliki lapangan seukuran lapangan
sepak bola yang dikelilingi pohon waru, area urban. Prof. Kevin Lynch
balai desa dan Masjid rotan memiliki potensi
yang bagus untuk menjadi spot wisata karena
persawahan juga masih sangat luas yang biasanya membaginya menjadi 5 elemen
ditanami padi. Mahoni, melinjo, mangga serta
pada pendopo terdapat ruang terbuka yang rambutan merupakan pepohonan yang dominan di area yaitu : paths, edges, districts,
Ÿ Jl. Mayang Kartasura
cukup luas dan sering dijadikan ajang pameran permukiman. nodes dan landmark
dan terdapat pula bangunan penunjang seperti Terdapat 3 jalur utama desa yang mempunyai
gedung serbaguna dan gedung pameran. Masjid karakter yang berbeda, Pada Jl. Raya Klewer -
rotan memiliki estetika yang lebih dibanding Gawok dan Jl. Ngemplak Bothi merupakan akses
masjid lain, dimana ornamentasi rotan dan utama untuk truk kontainer. Sedangkan pada Jl.
taman terbuka di sebelah Utara masjid yang Jl. May
ang Ka
Mayang Kartasura jarang sekali kendaraan berat
sangat terbuka Ÿ Pohon Melinjo Ÿ Area Persawahan Ÿ Pohon Mangga rtasura
melintas.

Ÿ Edges

i
oth
kB
pla
em
Ng
Jl.

Ÿ Batas Desa yang ditandai dengan Ÿ Batas Desa yang ditandai dengan
jalur kereta api sungai

Jl. Ray
a Klew
er - Ga
wok

Ÿ Batas Desa yang ditandai dengan


perpetakan sawah

U Batas desa ditandai dengan berbagai macam


bentuk seperti perlintasan rel kereta api, aliran
sungan, serta perpetakan sawah. Jalan umum
serta area permukiman juga menjadi pembatas
antar kawasan.

Ÿ Districts Ÿ Nodes Ÿ Landmark


Secara garis besar Desa Desa Wisata Trangsan
Wisata Trangsan terbagi Terdapat beberapa landmark
memiliki beberapa nodes yang diletakkan pada tempat
menjadi 3 districts utama yang memiliki potensi untuk
yaitu industri, permukiman, yang kurang strategis dimana
menjadi suatu daya tarik. gapura yang dibangun pada
serta pertanian. Pada Namun pada keadaan di
districts industri antara bagian ujung desa di jalan yang
Ÿ Foto kawasan industri rotan Ÿ Foto gudang produk kerajinan rotan lapangan justru beberapa spot kecil serta peletakan landmark
pengusaha rotan skala besar Ÿ Titik pertemuan antara Jl Raya Klewer- Ÿ Pertigaan di Jl. Mayang Kartasura
nodes di kawasan industri
Ÿ Gapura desa pada ujung Tenggara Ÿ Gapura desa pada ujung Barat

dan kecil masih tercampur Gawok dengan Jl. Ngemplak Bothi wilayah desa yang berdekatan dengan
rel kereta api
wilayah desa di Jl. Raya Klewer-
Gawok
berbentuk rotan yang diletakkan
yang memiliki potensi untuk di kantor balai desa. Sedangkan
dan belum terorganisir. Pada menonjolkan kerajinan rotan
districts permukiman untuk area jalan masuk ke daerah
masih kurang, berbanding desa belum begitu menonjol.
mayoritas mereka terbalik dengan nodes yang
melakukan kegiatan Landmark yang menonjol pada
berada di bagian barat Jl. pembatas wilayah akan sangat
perdagangan yang Klewer-Gawok yang
didominasi oleh usaha membantu ketika wisatawan
Foto kawasan permukiman Ÿ Foto pengrajin rotan rumahan
Ÿ
di kawasan industri rotan
dipercantik dengan mural masuk pada daerah Desa Wisata
di sekitar Jl. Mayang Kartasura kuliner. Ÿ Pertigaan di Jl. Ngemplak Bothi dan Ÿ Persimpangan di bagian barat yang ada di jalan. Ÿ Gapura pada perempatan Jl.Ngemplak Ÿ Landmark berbentuk rotan yang
Jl. Manau Jl. Raya Klewer-Gawok Bothi dan Jl. Raya Klewer-Gawok melingkar seperti hola-hop Trangsan.

Punto Jalu A D300140131 18


C. KAJIAN POTENSI DAN MASALAH LINGKUNGAN ALAM

10. TIPOLOGI BANGUNAN

TIPE 1
·Tipologi Berdasarkan Atap Bangunan
Bangunan rumah tinggal pada Kawasan desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo ini hamper keseluruhan
menggunakan tipe atap pelana.
Selain pelana ada juga beberapa bangunan rumah tinggal yang menggunakan tipe rumah limasan
tetapi tidak banyak.

TIPE 2

·Tipologi Bangunan Berdasarkan


Bangunan rumah tinggal di daerah ini bisa digolongkan menjadi 2 tipe.
Yang pertama, rumah yang memiliki pendopo besar untuk menyimpan barang – barang kerajinan
rotan rumahan.Biasanya rumah ini yang dimiliki oleh masyarakat pengrajin rumahan.
Yang kedua, rumah yang tidak memiliki pendopo besar, layaknya rumah rumah biasanya. Biasanya
rumah seperti ini dihuni oleh orang yang sudah tidak menekuni kerajinan rotan.

Faizal Ramadhan Masruri D300160099 19


STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
PEDESTRIAN
PETA DESA TRANGSAN
Jalur pedestrian merupakan wadahatau ruang untuk kegiatan
pejalan kakimelakukan aktivitas dan untuk memberikanpelayanan
kepada pejalan kaki sehingga dapatmeningkatkan kelancaran,
keamanan, dankenyamanan bagi pejalan kaki. Serta jalurpedestrian
merupakan suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat
dirasakan manusia.Jalur pedestrian merupakan suatu ruang publik
dimana pada jalur tersebut juga terjadiinteraksi sosial antar jl Raya Klewer- Gawok jl Mayang Kartasura
masyarakat.
jl Dhani Raya

Permasalahan pedestrian
• Bahu jalan masih alami pedesaan, belum adanya pembedaan
susunan jalan
• Tinggi jalan dan bahu jalan masih sama

• Pedestrian di desa Trangsan ini masih belum ada.


• Bahu jalan belum dibangun menjadi pedestrian seperti
dikota-kota. Bahu jalan masih berupa tanah dan cor
beton dari warga perseorangan.

jl Mangesti Luhur

jl Manau

kondisi pedestrian/ bahu jalan di jalan


manau sebagian besar sudah berupa
cor beton. Namun cor beton tersebut
dilakukan secara individu oleh warga
setempat jl Dukuh

jl Lambang
jl Sega
LUSI RISMIYANTI | D300160011 20
Si
gna
ge
Signagepali
ng Be ber
apamasalah
banyakb e
radapada yangadadala
mk awa s
an
daer
ahp ri
ori
taskawasan, pri
orit
asdiant
aranyati
dak
s
edangkandaerahyangl
ain a
dap et
a,penunj
ukarahlua
r
t
ida
kd itemuisigna
gesatu dand al
am,ser
tatempat
pun,yangditemukan be
ndera
ha
n yagapura
.

Be
berap
aSigna
g eya
ngtidakada
dal
amk a
wasandiant
ara
ny a:

Pe
taDe
saTr
angs
an
Pet
a
Ka
wasan

Scul
pture(
patung)ad a
lahti
ga Penunj
ukAr
ah
di
me nsikar
yas eniyang Lua
rdanDal
am
di
cipt
ak a
nd enganme mb ent
uk
at
aume nggabungk ankeras
,
ba
h a
np last
ik,s
u a
ra, t
eks,ca
haya,
Signa
gea da
lahsuat
urancanganatau Gapuraadal
ahsuat
us t
rukt
ury a
n g
bi
asanyab a
tu(entahb a
tuatau
p
enggunaanlambang-
lamb angdan merupakanpi
ntuma sukat
aug e
rbangke
marmer),loga
m, kaca,ata
uk ayu.
s
imbol-
simboluntu
kme n g
komu ni
kasi
kan sua
tuk a
wa s
anata
uk awasan.Gapura
Beber
ap apatungd i
buatla
n gs
ung
s
ebuahinfo
rma s
ikepadakelompokaudienc
e se
ringdij
ump a
idipuradantemp a
tsuci
de
n ga
nme ncar
iatauu ki
ranyang Te
mpa
tBe
nde
ra
t
ert
ent
u,signa
geb i
asa
ny adiguna
kanu n
tuk Hindu,kar
enagapuramerupa
k anunsur
l
ainnyad i
gabungkan,bangun
t
ujua
np e
ma sar
andanjenispromosil
ainnya
. pent
ingdala
ma rs
it
e kt
urHindu.Gapura
be
rsamad anme nemb ak,di
las,
j
ugas e
ringdi
art
ikanseba
gaipintu
di
cet
ak ,at
aub uanglah.
ger
bang.

EkoBudiPr
ast
yo D30016
0088 21
Pe
taDe
saTr
angs
an

1.Fas
il
it
asUmu m
4.Fasi
li
tasKese
hat
an Pot
ens
iAl
amyangt
erda
patdiDe
sa
Pendopoinii
niberf
ungsis
ebagai
Terda
patbeber
apafa
sil
ita
sk es
ehat
an Tr
angs
an
t
empatberkumpulwargaunt
uk
be
rsosi
al
isa
si,rapa
tdanuntuk diDesaTrangs
anseper
tikli
nik,
fi
si
otera
pidanposya
ndu. Sunga
iya
ngc
ukupbe
sarda
nle
bar
mela
kukanke gi
at
an-ke
gia
tanlai
nnya

5.Fasi
lit
asJualBeli
Hamp i
r8 5%ru mahwa r
gadiDesa
2.Fasil
it
asPendi
dikan
Tr
a n
g s
and ija
d i
kanHo meIndus
try
Un t
u kmenunja
ngp endi
dika
nd iDe
sa
ke
raji
na nrot
ans e
lai
nHo meIndust
ry
Trangsansuda
hterda
patbebera
pasekol
ah
t
erdapatjugapabri
k-pa
b r
ikbe
sardan
se
p e
rtiPAUD, SD,MI,SMP
gudangu nt
ukp ena
mp ungpr
odukrota
n

DiDe s
aTrangs
anter
dapa
tla
panganya
ng
cu
k upbes
ar,s
eukur
anla
panganb
o l
a

3.Fasi
li
tasPer
iba
datan
Ha mpirdis
eti
apgang/j
al
and iDes
a
Tr
a ngs
anterda
patmushol
a/masji
d
unt
ukk egi
ata
nb e
rib
adahwa r
ga.

22
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
KONSERVASI

Rumah Pengrajin Rotan


Rumah pengrajin rotan satu ini merupakan
salah satu yang tertua di Desa Trangsan
Pendopo Balai Desa Trangsan Gatak Gatak. Dan menjadi tempat untuk pengrajin
Pendopo ini merupakan tempat berkumpulnya rumahan mengerjakan olahan rotan.
warga Desa Trangsan Gatak untuk melakukan
kegiatan-kegiatan seperti workshop dan
musyawarah desa.

Pohon ini sudah cukup lama berada


di kawasan Balai Desa Trangsan Gatak
dan memiliki keunikan tersendiri yang
dapat menarik wisatawan lokal
maupun interlokal.

Kali Kretek
Kali yang yang membelah dari Barat
sampai ke Utara Desa Trangsan Gatak.

Tempat Pemakaman Umum Rumah Tua Zaman Belanda


Tempat pemakaman umum ini merupakan Masjid Rotan Rumah yang ada sejak zaman Belanda ini
TPU pusat yang berada di bagian barat Masjid satu ini memiliki keunikan tersendiri menjadi salah satu aset dari Desa Trangsan
Desa Trangsan Gatak. karena pada tiap-tiap kolom/pilarnya Gatak dan perlu dijaga ataupun diperbaiki.
terbuat dari rotan dan sudah lama berdiri.
Raden Chrisna Wikan Kusumo | D300150048 23
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
INFRASTRUKTUR

Sistem drainase di desa trangsan cukup bagus tetapi masih ada sistem drainase yang buntu
kebanyakan drainase yang buntu berada di dalam perkampungan karena tersumbat oleh sampah
ada juga masalah dengan limbah rotan masyarakat sekitar tidak mempunyai tempat kusus
untuk membuang limbah tersebut, biasanya masyarakat sekitar membakarnya di pekarangan
dan pinggir sungai.

Drainase LIMBAH

Limbah

DRAINASE

Zainal Arifin :Nama | Nim: D300160055 24


STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
STREET FURNITURE

Tedapat
pepohonan yang
STREET
cukup rindang di
sepanjang tepi
jalan, berfungsi U Terdapat beberapa
FURNITURE
sebagai peneduh tanaman hias yang
dan penyuplai ditata sedemikian “Semua elemen yang ditempatkan
O2. Serta terdapat rupa di tepi jalan. secara kolektif pada suatu
Tedapat tempat duduk dan jalan
penyeberangan yang cukup luas tempat sampah Berfungsi sebagai landscape jalan untuk
di depan Balai desa. dibawah pohon. hiasan dan kenyamanan, informasi, dan
menambah unsur perlindungan pengguna jalan”.
alami.

Macam-macam street furniture


berdasarkan fungsi:
Ÿ Sebagai Keamanan dan
Kenyamanan (lampu, halte,
jalan penyeberangan, rambu-
rambu lalu lintas, tanaman
peneduh, fire hydrant).

Ÿ Sebagai Pelengkap (tempat


duduk, tempat sampah, telepon
umum, kotak Surat).
Terdapat tiang
listrik yang Ÿ Sebagai Estetik (elemen soft
menyatu dengan material/hard material yang
lampu jalan dan memiliki fungsi keindahan).
diatasnya
dilengkapi lampu
hias yang terbuat
dari rotan Keterangan:
Lampu jalan
Tiang Listrik
Tempat Sampah
Terdapat semacam Jalan Penyeberangan
sitting group/ bangku
yang terbuat dari rotan Rambu-rambu Lalu Lintas
sebagai salah satu street Tanaman Peneduh
Terdapat tugu furniture dengan ciri
sebagai penanda khas desa wisata rotan. Tanaman Hias
Rambu-rambu lalu area memasuki Jalan Utama (lebar = 4m)
lintas yang sentra industri rotan
Desa Trangsan Jalan Kecil (lebar = 3m)
dipasanag di
pinggir jalan yang terletak di Jl.
berfungsi sebagai Tohiri.
Terdapat tugu Kesimpulan:
petunjuk bagi sebagai penanda
pengguna jalan. Sebagai desa wisata, Trangsan masih belum cukup baik dalam hal
wilayah RT dan penataannya. Perlu adanya penataan street furniture yang lebih baik dan
RW.
terkonsep untuk lebih menarik peminat pengunjung.

NIFIDA ALSYA KHAIRUNNISA | D300160014 25


KAJIAN POTENSI DAN MASALAH KEGIATAN STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
SOSIAL EKONOMI
(ATRAKSI DESA WISATA INDUSTRI)

A. Pengertian desa wisata dan potensi KLASTER


Desa wisata merupakan suatu kawasan pedesaan yang mencerminkan keaslian pedesaan baik
dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, kehidupan sehari-hari, memiliki arsitektur
bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan KOPERASI
menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan,
misalnya : atraksi, akomodasi, makanan minuman, dan kebutuhan wisata lainnya
Potensi desa adalah segala sumber alam dan sumber manusia yang terdapat dan tersimpan di EDUKASI
desa yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan dan perkembangan desa. ROTAN

KEGIATAN SOSIAL
GREBEG PENJALIN PENGAJIAN
SEBAGAI ATRAKSI UNTUK MENARIK WISATAWAN
PRODUK-PRODUK INDUSTRI
POSYANDU SEBAGAI POTENSI UTAMA

CV SUMBER JAYA

area perkebunan warga

area persawahan

sungai

POTENSI UNTUK
MENDIRIKAN
RUMAH WISATA ROTAN
DAN TEMPAT
EDUKASI
PEMBUATAN ROTAN

membuat pedestrian yg nyaman


SUNGAI
menghadirkan café/kuliner/ SEBAGAI
ATRAKSI PENUNJANG 1. Kerangka
tempat nongkrong
-KERUH
membangun karamba ikan -BANYAK SAMPAH 2. Penganyaman
untuk menambah penghasilan -TIDAK TERURUS ENCENG
GONDOK 3. Finishing
menghadirkan air mancur/
air terjun buatan (penghalusan

dan pelumuran)
menghadirkan taman

menghadirkan lighting HASIL


PRODUKSI
homestay rotan disepanjang
sungai

FERI LELA LUSTANTI | D300160126 26

Anda mungkin juga menyukai