KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji Syukur kehadirat Allah SW atas karunia rahmatNya laporan Studio Perancangan Arsitektur 6 yang berjudul “Perancangan dan Desain
Desa Wisata Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo” dapat terselesaikan dengan baik. Penlis mengucapkan terimakasih kepada yang terhomat :
Penulis sangat menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan pada penyusunan laporan Studio Perancangan Arsitektur 6, sehingga jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan adnya kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga laporan studio Perancangan 6 ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada pembaca.
Wassalamualaikum Wr Wb
Penulis
Desa wisata merupakan sebuah bentuk penyesuaian antara akomodasi, atraksi dan fasilitas yang Ada 3 karakteristik utama dari objek wisata yang harus diperhatikan dalam upaya pengembangan suatu objek
mendukung untuk disajikan pada suatu struktur yang menyatu pada kehidupan masyarakat. Dengan tata cara wisata tertentu agar menarik dan dikunjungi banyak wisatawan, seperti yang diungkapkan oleh Drs. Oka A.
yang berbeda dan tradisi yang berlaku. Yoeti (1985):
Desa Wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung
dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian dalam menyikapi potensi pariwisata atau lokasi daya tarik 1. Pariwisata budaya, seperti kunjungan ke candi, 2. Pariwisata olahraga, seperti mendaki gunung,
wisata di wilayah mereka agar dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik bagi para wisatawan yang masjid agung, museum, dan keraton. berenang di pantai, dan mendayung di telaga.
berkunjung, serta memiliki kesadaran akan peluang dan kesiapan menangkap manfaat yang dapat dikembangkan
dari kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Fungsi Desa Wisata merupakan sebagai wadah langsung bagi masyarakat akan kesadaran adanya potensi
Wisata dan terciptanya Sapta Pesona di lingkungan wilayah di destinasi wisata dan sebagai unsur kemitran baik
bagi Pemerintah propinsi maupun pemerintah daerah (kabupaten/kota) dalam upaya perwujudan dan
pengembangan kepariwisataan di daerah.
2. Something to do
Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat
disaksikan, harus disediakan pula fasilitas rekreasi atau
amusement yang dapat membuat wisatawan betah Gambar: Wisata Lava Tour Merapi, Yogyakarta. Gambar: Wisata pantai di Kepulauan Raja Ampat.
tinggal lebih lama di tempat itu. Misalnya, wisatawan
dapat membuat suatu kerajinan khas desa wisata 5. Pariwisata sambil berdagang. 6. Pariwisata sambil mengadakan pertemuan atau
tersebut, atau ada wahana-wahana yang menarik. konferensi, disebut MICE (Meeting, Incentive,
Gambar: Pengunjung bisa mendapat pengalaman membuat kerajinan
gerabah di Desa Wisata Kasongan.
Conference, Exhibition).
Sumber:
(http://www.konsultanwisata.com/konsep-desa-wisata/)
3. Something to buy
(http://desawisatakotagede.blogspot.com/2016/01/teori-desa-
Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitas
wisata.html)
untuk berbelanja, terutama barang-barang
(http://diparda.gianyarkab.go.id/index.php/en/news/item/304-
souvenir dan kerajinan tangan rakyat sebagai
oleh-oleh dibawa pulang. pengembangan-desa-wisata)
Gambar: Wisata Rotan di desa Trangsan (http://e-journal.uajy.ac.id/647/3/2TA12738.pdf)
Gambar: Pengunjung bisa membeli souvenir atau kerajinan gerabah
di Desa Wisata Kasongan.
EkoBudiPr
ast
yo D300160
088 Sumbe
r:h
ttps
:/
/r
uas
.ub.
ac.
id/
inde
x.php/
rua
s/a
rti
cl
e/
downl
oad/
148/
152 7
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
URBAN DESIGN
TEORI URBAN DESIGN Teori Place
Secara umum para arsitek tertarik mengenai teori - teori yang memandang kota sebagai produk. Roger Trancik sebagai tokoh Pada teori ketiga ini, dipahami dari segi seberapa besar kepentingan tempat – tempat perkotaan yang terbuka terhadap
sejarah, budaya, dan sosialisasinya. Analisa place adalah alat yang baik untuk:
perancangan kota mengemukakan bahwa ketiga pendekatan kelompok teori berikut ini adalah merupakan landasan dalam ·Memberi perngertian mengenai ruang kota melalui tanda kehidupan perkotaannya.
penelitian perancangan perkotaan, baik secara historis maupun modern. Ketiga pendekatan teori tersebut sama - sama memiliki ·Memberi pengertian mengenai ruang kota secara kontekstual.
suatu potensi sebagai strategi perancangan kota yang menekankan produk perkotaan secara terpadu.
Kelemahan analisa place muncul dari segi perhatiannya yang hanya difokuskan pada suatu tempat perkotaan saja.
Teori Figure/Ground (Markus Zahnd, 1999, p.70)
Pada teori ini dapat dipahami melalui pola perkotaan dengan hubungan antara bentuk yang dibangun (building mass) dan
ruang terbuka (open space). Analisis figure/ground adalah alat yang baik untuk: Trancik (1986) menjelaskan bahwa sebuah ruang (space) akan ada jika dibatasi dengan sebuah void dan sebuah space
·Mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola tata ruang perkotaan (urban fabric) menjadi sebuah tempat (place) kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal dari budaya daerahnya. Schulz (1979)
·Mengidentifikasi masalah keteraturan massa atau ruang perkotaan. menambahkan bahwa sebuah place adalah sebuah space yang memiliki suatu ciri khas tersendiri. Menurut Zahnd (1999)
sebuah place dibentuk sebagai sebuah space jika memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya.
Kelemahan analisis figure/ground muncul dari dua segi: Selanjutnya Zahnd menambahkan suasana itu tampak dari benda konkret (bahan, rupa, tekstur, warna) maupun benda
·Perhatiannya hanya mengarah pada gagasan-gagasan ruang perkotaan yang dua dimensi saja. yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang dilakukan oleh manusia di tempatnya. Sebuah tempat (place) akan
·Perhatiannya sering dianggap statis. terbentuk bila dibatasi dengan sebuah void, serta memiliki ciri khas tersendiri yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
(Markus Zahnd, 1999, p.70) Madanipour (1996) memberikan penjelasan bahwa dalam memahami tempat (place) dan ruang (space) menyebut 2 aspek
yang berkaitan:
Figure/ground berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan figure ground adalah 1.Kumpulan dari bangunan dan artefak (a collection of building and artifacts).
suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, 2.Tempat untuk berhubungan sosial (a site for social relationship).
atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka.
Selanjutnya menurut Spreiregen (1965), urban space merupakan pusat kegiatan formal suatu kota, dibentuk oleh façade
Teori Linkage bangunan (sebagai enclosure) dan lantai kota.
Teori pada kelompok kedua ini dapat dipahami dari segi dinamika rupa perkotaan yang dianggap sebagai pembangkit atau Jadi sudah sangat jelas bahwa sebuah jalan yang bermula sebagai space dapat menjadi place bila dilingkupi dengan adanya
generator kota. Analisa linkage adalah alat yang baik untuk Memperhatikan dan menegaskan hubungan - hubungan dan gerakan - bangunan yang ada di sepanjang jalan, dan atau keberadaan landscape yang melingkupi jalan tersebut, sebuah place akan
gerakan sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric). menjadi kuat keberadaannya jika didalamnya memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya.
Kelemahan analisa Linkage muncul dari segi lain adalah Kurangnya perhatian dalam mendefinisikan ruang perkotaan (urban fabric) h ps://arsadvent.wordpress.com/pakuwon-city/teori-roger-trancik/
secara spatial dan kontekstual.
(Markus Zahnd, 1999, p.70)
Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan
nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka
yang berbentuk segaris dan sebagainya. Teori linkage melibatkan pengorganisasian garis penghubung yang menghubungkan
bagian - bagian kota dan disain “spatial datum” dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum dapat berupa: site line, arah
pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan (building edge). Yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem linkage dalam
sebuah lingkungan spasial. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda, terdapat 3
pendekatan linkage perkotaan: Linkage Visual
A. Linkage yang visual
Dalam linkage yang visual dua atau lebih fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual,
mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala.
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat,
para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang tampak secara jelas oleh panca indra. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan
dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen
kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indra tetapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti
bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah,
bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah
WISATA HALAL
Sebenarnya yang umum dikenal selama ini adalah wisata syariah atau wisata religi.
Pengertiannya tentu tak melulu berwisata ke lokasi-lokasi religius seperti makam-makam Walisongo seperti
yang selama ini banyak dilakukan orang.
Jika wisata religi lebih mengedepankan aspek lokasi atau objek dan sejarah tempat wisata, maka wisata halal
lebih mengedepankan aspek pelaku atau wisatawannya.
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan Gambar 3 Gambar 4
Gedung Dengan Green Architectur Bentuk Bangunan Yang Mengikuti Alam
berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat
kualitas yang mempengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaranbiaya
yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran
sehingga baik bulding interior maupun eksteriornya tetap berkualitaas. Konstruks design bangunan yang
berkelanjutan dilakukan penggunaan bahan – bahan alternative dan bahan bakar alternative yang dapat
mengurangi emisi co2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diprosuksi sbelumnya.
Bahan baku alternative yang digunakan pun beragam. Bahn bangunan juga mempengaruhi konsumsi energi
disetiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan , konsumsi energi antara 5 – 13% dan 87 – 95 persen adalah
energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan
Gambar 5
Penggunaan Material Alam Pada Bangunan 10
Faizal Ramadhan Masruri D300160099
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
LANDSCAPE
PERENCANAAN LANDSCAPE
Perencanaan landscape adalah salah satu bentuk produk utama dalam kegiatan arsitektur HARDSCAPE
landscape. Perencanaan landscape ini merupakan suatu bentuk kegiatan penataan yang berbasis lahan
Hardscape/Elemen keras merupakan unsur tidak hidup dalam lansekap dan berfungsi sebagai
(land based planning) melalui kegiatan pemecahan masalah yang dijumpai dan merupakan proses unsur pendukung untuk meningkatkan kualitas lansekap tersebut.
untuk pengambilan keputusan berjangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap atau komponen softscape
bentang alam yang fungsional, estetik dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan
manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan, termasuk kesehatannya
(Nurisjah 2008).
SOFTSCAPE
Softscape/Elemen lunak adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi, seperti pepohonan,
perdu dan rerumputan.
Sejarah Desa Pada waktu Kles ke II tahun 1949 Desa Trangsan Lurahnya Vakum, akhirnya pada waktu
Berdasarkan wawancara para monco kaki Desa Trangsan oleh Bapak yang tersebut itu Carik Desa Tempel menjabat Lurah Desa Trangsan bernama Mudyasastro, berhubung ada
dibawah ini : kesalahan pemerintahannya dihentikan dan diganti Lurah Sanggung Siswatani. Karena Beliau
1. Bapak TOREJO, Dk. Dukuh Rt 03 Rw 06 Desa Trangsan tidak begitu aktif di Desa Trangsan, dituntut oleh rakyat Trangsan untuk mundur sehingga
2. Bapak Kromo Pawiro al. Kusir, Dk. Dukuh Rt 02 Rw 06 Desa Trangsan pemerintahan Desa trangsan kosong
3. Bapak Marto Wirejo Dk. Krampak Rt 03 Rw 03 Desa Trangsan Jadi pada tahun 1945 sampai tahun 1949 selalu terjadi pergantian pemimpin, seperti
tersebut diatas.
Bersama ini kami menyusun asal nama Desa Trangsan dan Sejarah Jati Diri Desa
Trangsan sejak Jaman Pemerintahan Penjajahan Belanda dan Jaman Kemerdekaan RI Adapun peninggalan sejarah sebagai berikut :
sampai dengan sekarang 1. Sumber Mata Air Gayam Pitu
Adapun perkembangan sejarah kerajinan rotan Desa Trangsan dan lain-lain pada Gayam Pitu menurut sejarah merupakan sumber mata air yang besar karena pada
tahun 1928 mulai masuk dan dikembangkan oleh Bapak Martosenotono al. Rebo dan Bp. kejayaaan Raja Sri Susuhunan PAKU BUWONO Ke X dan waktu itu pertanian onderneming,
Wongsoijoyo serta Bapak Lurah Wongsolaksono sendiri. Bapak Lurah Wongso Laksono pernah air mau dijadikan oncoran Kemantren ke Desa Temulus Baki oleh Belanda tetapi gagal
mengikuti pameran di alun-alun utara bernama Toko Streling pada jaman jaya-jayanya Sri dan Jepang datang ke Indonesia.
Susuhunan PAKU BUWONO Ke X, dan diterima baik hasil exposisi tersebut, untuk Petilsan Patung Mbah Lembu
selanjutnya Bapak Lurah Wongso Laksono ditambah gelar Lurah Demang Wongso Pada waktu dulu terjadi kepercayaan adat desa, setiap ada pengantin atau orang yang
Laksono, beliau meninggal sekitar bulan Oktober tahun 1949 ditembak Belanda waktu punya hajat harus berjalan mengelilingi daerah disekitar Patung Mbah Lembu itu, dengan tujuan
terjadi Kles Belanda ke I. supaya selamat tidak ada halangan suatu apapun( saat ini sudah tidak ada ).
A. Jenis vegetasi pada area jalan utama B. Jenis vegetasi pada area jalan dusun C. Jenis vegetasi tanaman hias pada area jalan dusun
PERMASALAHAN LANDSCAPE
POTENSI ALAM
jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan, taman
dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya.
U
Penataan Ruang dan Peruntukan lahan bertujuan untuk menciptakan hubungan yang
serasi, terikat dan harmonis antara berbagai kegiatan di berbagai sub wilayah, untuk mempercepat
proses tercapainya kemakmuran masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan hidup.
Desa Trangsan mempunyai luas tata guna lahan masing masing sebagai berikut :
1. Pemukiman : 90,3345 Ha
2. Sawah/Perkebunan : 150,830 Ha
3. Lain lain : 27,2055 Ha
4. Total Luas : 248,256 Ha
Peta Tata Guna Lahan Desa Trangsan
Dk. Gadingan
Dk. Ledok Sari
Dk. Tegal Terik
Wilayah Penggunaan Pemukiman Dk. Terik Warung
Dk. Teriklo U
Wilayah Penggunaan Hijau / RTH
Wilayah Penggunaan Industri Rotan
Dk. Mulyosari
Pengelompokan Wilayah Dukuh
Dk. Talang Dk. Dani
Wilayah Sawah Tetapi Status di Wilayah Dk. Galan
Penggunaan Industri Rotan
Desa Trangsan telah ditetapkan oleh Dinas Industrian dan Perdagangan sebagai Sentra
Dk. Mlambong
Industri Rotan dengan produk kerajinan rotan, maka tidak sepenuhnya masyarakat di Desa
Trangsan adalah pengrajin rotan. Wilayah dengan peruntukan Industri Rotan yang berwarna
Dk. Slarong ungu adalah wilayah Tata Guna Lahan yang telah ditetapkan sebagai sentra industri rotan.
Dk. Mendungan
Dk. Sidan Dk. Jamur Dk. Kerten
Dk. Kwangen Dk. Jogahan Dk. Duruh
Dk. Tembungan Diwilayah tersebut terdapat 2 bagian wilayah yang mempunyai intensitas kepadatan
Dk. Kramat pengrajinan rotan yaitu Wilayah dengan kepadatan Padat Industri Rotan terdapat berbagai
Dk. Tegal Asri Dk. Trangsan
jenis industri yaitu Industri rumahan, Industri Besar dan Gudang. Sedangkan Wilayah
Desa Trangsan Gatak Sukoharjo memiliki 3 wilayah utama Tata Guna Lahan yaitu : dengan kepadatan Tidak terlalu padat Industri Rotan sebagian besar adalah Industri
1. Wilayah Penggunaan Pemukiman rumahan yang dijual sesuai pesanan yang datang
2. Wilayah Penggunaan Hijau/RTH
3. Wilayah Penggunaan Industri Rotan
Dan Desa Trangsan memiliki 22 Dukuh yang tersebar merata.
besar bangunan lantai 1 dengan ketinggian kurang lebih 7 - 9 meter (beserta atap) dan sebagian Landmark Tanda Sentra
Industri Rotan
kecil dengan 2 lantai atau lebih biasa model bangunan modern.
Landmark view
U
Titik Style Bangunan
berlantai 2 atau lebih
Titik Style Bangunan
Kuno dan pedesaan 1
2
Linear / Garis sebagai
Jalan Utama Kecamatan
Landmark dengan
view Gunung Merapi
dan Gunung Merbabu
2 5 8
1
2 Gambar 2.1
Jalan pada area industri
Gambar 2.2
Pertigaan pada area industri
Gambar 1.1
Jalan permukiman industri
Gambar 1.2
Jalan antar kecamatan 3
Gambar 3.1
Jalan antar kecamatan
Keterangan :
Permasalahan sirkulasi dan area parkir pada tiga daerah pengrajin rotan di kecamatan gatak hampir sama bahkan dapat
dikatakan sama, yaitu :
Jalan antar kecamatan
Jalan penghubung antara daerah industri dengan jalan raya hanya berukuran 6 meter untuk 2 lajur dan Jalan pada
pemukiman yang merupakan area industri kerajinan rotan berukuran 3 mater ditambah bahu jalan pada sisi kanan & kiri
dengan ukuran 1-2 meter pada setiap sisinya sehingga truk pengangkut bahan industri dan hasil indrustri dapat masuk Jalan pada permukiman dan area industri
kedalam pemukiman area industri. Bahu jalan juga dimanfaatkan sebagai area parkir kendaraan industri dan kendaraan
pribadi pada pagi hingga sore hari dikarenakan sebagian besar ruang kosong / terbuka pada bangunan yang dimiliki
pengerajin merupakan ruang multifungsi,yaitu pada pagi hingga sore hari dimanfaatkan untuk aktifitas produksi sehingga
sirkulasi pegawai / pengrajin tidak terhambat.
Gambar 3.2
Jembatan pada permukiman
Pasal 41
Kepadatan bangunan diatur dengan penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai
bangunan (KLB) sebagai berikut:
a. kawasan permukiman memiliki kepadatan rendah sampai sedang dengan KDB 40% – 60%, dan KLB
1 – 1,5;
b. kawasan perdagangan memiliki kepadatan tinggi dengan KDB 80 % dan KLB 2;
c. kawasan Campuran memiliki kepadatan rendah sampai tinggi dengan KDB 40 % – 80 % dan KLB 2.
TRANGSAN Pasal 42
(1) Ketinggian bangunan gedung di tiap-tiap Bagian Wilayah Kota (BWK) pengaturannya sebagai berikut
:
a. kawasan permukiman dengan maksimum ketinggian lantai 3 lantai atau 18 meter;
b. kawasan perdagangan dengan ketinggian maksimun 8 lantai atau 40 meter;
c. kawasan campuran dengan maksimum ketinggian lantai 3 lantai atau 18 meter.
SUMBER : www.blog.ub.ac.id
(2) Ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah maksimum 40 meter sesuai dengan
batas maksimal keselamatan penerbangan.
SUMBER : www.bphn.go.id/data/documents/07perdakabsukoharjo010.doc
Ÿ Edges
i
oth
kB
pla
em
Ng
Jl.
Ÿ Batas Desa yang ditandai dengan Ÿ Batas Desa yang ditandai dengan
jalur kereta api sungai
Jl. Ray
a Klew
er - Ga
wok
dan kecil masih tercampur Gawok dengan Jl. Ngemplak Bothi wilayah desa yang berdekatan dengan
rel kereta api
wilayah desa di Jl. Raya Klewer-
Gawok
berbentuk rotan yang diletakkan
yang memiliki potensi untuk di kantor balai desa. Sedangkan
dan belum terorganisir. Pada menonjolkan kerajinan rotan
districts permukiman untuk area jalan masuk ke daerah
masih kurang, berbanding desa belum begitu menonjol.
mayoritas mereka terbalik dengan nodes yang
melakukan kegiatan Landmark yang menonjol pada
berada di bagian barat Jl. pembatas wilayah akan sangat
perdagangan yang Klewer-Gawok yang
didominasi oleh usaha membantu ketika wisatawan
Foto kawasan permukiman Ÿ Foto pengrajin rotan rumahan
Ÿ
di kawasan industri rotan
dipercantik dengan mural masuk pada daerah Desa Wisata
di sekitar Jl. Mayang Kartasura kuliner. Ÿ Pertigaan di Jl. Ngemplak Bothi dan Ÿ Persimpangan di bagian barat yang ada di jalan. Ÿ Gapura pada perempatan Jl.Ngemplak Ÿ Landmark berbentuk rotan yang
Jl. Manau Jl. Raya Klewer-Gawok Bothi dan Jl. Raya Klewer-Gawok melingkar seperti hola-hop Trangsan.
TIPE 1
·Tipologi Berdasarkan Atap Bangunan
Bangunan rumah tinggal pada Kawasan desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo ini hamper keseluruhan
menggunakan tipe atap pelana.
Selain pelana ada juga beberapa bangunan rumah tinggal yang menggunakan tipe rumah limasan
tetapi tidak banyak.
TIPE 2
Permasalahan pedestrian
• Bahu jalan masih alami pedesaan, belum adanya pembedaan
susunan jalan
• Tinggi jalan dan bahu jalan masih sama
jl Mangesti Luhur
jl Manau
jl Lambang
jl Sega
LUSI RISMIYANTI | D300160011 20
Si
gna
ge
Signagepali
ng Be ber
apamasalah
banyakb e
radapada yangadadala
mk awa s
an
daer
ahp ri
ori
taskawasan, pri
orit
asdiant
aranyati
dak
s
edangkandaerahyangl
ain a
dap et
a,penunj
ukarahlua
r
t
ida
kd itemuisigna
gesatu dand al
am,ser
tatempat
pun,yangditemukan be
ndera
ha
n yagapura
.
Be
berap
aSigna
g eya
ngtidakada
dal
amk a
wasandiant
ara
ny a:
Pe
taDe
saTr
angs
an
Pet
a
Ka
wasan
Scul
pture(
patung)ad a
lahti
ga Penunj
ukAr
ah
di
me nsikar
yas eniyang Lua
rdanDal
am
di
cipt
ak a
nd enganme mb ent
uk
at
aume nggabungk ankeras
,
ba
h a
np last
ik,s
u a
ra, t
eks,ca
haya,
Signa
gea da
lahsuat
urancanganatau Gapuraadal
ahsuat
us t
rukt
ury a
n g
bi
asanyab a
tu(entahb a
tuatau
p
enggunaanlambang-
lamb angdan merupakanpi
ntuma sukat
aug e
rbangke
marmer),loga
m, kaca,ata
uk ayu.
s
imbol-
simboluntu
kme n g
komu ni
kasi
kan sua
tuk a
wa s
anata
uk awasan.Gapura
Beber
ap apatungd i
buatla
n gs
ung
s
ebuahinfo
rma s
ikepadakelompokaudienc
e se
ringdij
ump a
idipuradantemp a
tsuci
de
n ga
nme ncar
iatauu ki
ranyang Te
mpa
tBe
nde
ra
t
ert
ent
u,signa
geb i
asa
ny adiguna
kanu n
tuk Hindu,kar
enagapuramerupa
k anunsur
l
ainnyad i
gabungkan,bangun
t
ujua
np e
ma sar
andanjenispromosil
ainnya
. pent
ingdala
ma rs
it
e kt
urHindu.Gapura
be
rsamad anme nemb ak,di
las,
j
ugas e
ringdi
art
ikanseba
gaipintu
di
cet
ak ,at
aub uanglah.
ger
bang.
EkoBudiPr
ast
yo D30016
0088 21
Pe
taDe
saTr
angs
an
1.Fas
il
it
asUmu m
4.Fasi
li
tasKese
hat
an Pot
ens
iAl
amyangt
erda
patdiDe
sa
Pendopoinii
niberf
ungsis
ebagai
Terda
patbeber
apafa
sil
ita
sk es
ehat
an Tr
angs
an
t
empatberkumpulwargaunt
uk
be
rsosi
al
isa
si,rapa
tdanuntuk diDesaTrangs
anseper
tikli
nik,
fi
si
otera
pidanposya
ndu. Sunga
iya
ngc
ukupbe
sarda
nle
bar
mela
kukanke gi
at
an-ke
gia
tanlai
nnya
5.Fasi
lit
asJualBeli
Hamp i
r8 5%ru mahwa r
gadiDesa
2.Fasil
it
asPendi
dikan
Tr
a n
g s
and ija
d i
kanHo meIndus
try
Un t
u kmenunja
ngp endi
dika
nd iDe
sa
ke
raji
na nrot
ans e
lai
nHo meIndust
ry
Trangsansuda
hterda
patbebera
pasekol
ah
t
erdapatjugapabri
k-pa
b r
ikbe
sardan
se
p e
rtiPAUD, SD,MI,SMP
gudangu nt
ukp ena
mp ungpr
odukrota
n
DiDe s
aTrangs
anter
dapa
tla
panganya
ng
cu
k upbes
ar,s
eukur
anla
panganb
o l
a
3.Fasi
li
tasPer
iba
datan
Ha mpirdis
eti
apgang/j
al
and iDes
a
Tr
a ngs
anterda
patmushol
a/masji
d
unt
ukk egi
ata
nb e
rib
adahwa r
ga.
22
STUPA 6 | Desa Wisata Kerajinan Rotan Trangsan
KONSERVASI
Kali Kretek
Kali yang yang membelah dari Barat
sampai ke Utara Desa Trangsan Gatak.
Sistem drainase di desa trangsan cukup bagus tetapi masih ada sistem drainase yang buntu
kebanyakan drainase yang buntu berada di dalam perkampungan karena tersumbat oleh sampah
ada juga masalah dengan limbah rotan masyarakat sekitar tidak mempunyai tempat kusus
untuk membuang limbah tersebut, biasanya masyarakat sekitar membakarnya di pekarangan
dan pinggir sungai.
Drainase LIMBAH
Limbah
DRAINASE
Tedapat
pepohonan yang
STREET
cukup rindang di
sepanjang tepi
jalan, berfungsi U Terdapat beberapa
FURNITURE
sebagai peneduh tanaman hias yang
dan penyuplai ditata sedemikian “Semua elemen yang ditempatkan
O2. Serta terdapat rupa di tepi jalan. secara kolektif pada suatu
Tedapat tempat duduk dan jalan
penyeberangan yang cukup luas tempat sampah Berfungsi sebagai landscape jalan untuk
di depan Balai desa. dibawah pohon. hiasan dan kenyamanan, informasi, dan
menambah unsur perlindungan pengguna jalan”.
alami.
KEGIATAN SOSIAL
GREBEG PENJALIN PENGAJIAN
SEBAGAI ATRAKSI UNTUK MENARIK WISATAWAN
PRODUK-PRODUK INDUSTRI
POSYANDU SEBAGAI POTENSI UTAMA
CV SUMBER JAYA
area persawahan
sungai
POTENSI UNTUK
MENDIRIKAN
RUMAH WISATA ROTAN
DAN TEMPAT
EDUKASI
PEMBUATAN ROTAN
dan pelumuran)
menghadirkan taman