Anda di halaman 1dari 86

PEMROGRAMAN, PERENCANAAN, DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 7

LANDASAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PERANCANGAN SEKOLAH TERPADU (SD SMP SMA) DI KAWASAN


PADAT KOTA SEMARANG

Disusun oleh :
Andreas Wijaya P 16.A1.0028
Ayu Susani Wulandari 16.A1.0058
Anindya Dhiracitta 16.A1.0065
Benedikta Grace B 16.A1.0128

Dosen Kelas :
Ir. Riandy Tarigan, MT
NIDN : 0629056402

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Periode Gasal, Tahun Akademik 2019-2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 2

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... 3

DAFTAR TABEL ............................................................................................. 4

Bab 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 5

Bab 2. GAMBARAN UMUM ....................................................................... 5

2.1 Gambaran Umum Fungsi Bangunan Sekolah Terpadu ...................... 5

2.1.1 Pengertian Sekolah Terpadu....................................................... 5

2.1.2 Fungsi Bangunan Sekolah Terpadu ............................................ 6

2.1.3 Jenis Ruang Sekolah Terpadu .................................................... 7

2.1.4 Tipologi Struktur dan Pola Ruang Sekolah Terpadu .................. 10

2.1.5 Kinerja Bangunan Sekolah Terpadu.......................................... 12

2.2 Gambaran Umum Pengguna ........................................................... 13

2.2.1 Jenis dan Karakteristik Pengguna ............................................. 13

2.2.2 Pengguna berdasarkan kategori Benda Hidup .......................... 13

2.2.3 Pengguna berdasarkan kategori Benda Mati ............................ 14

2.3 Gambaran Umum Wilayah ............................................................... 29

2.3.1 Gambaran Umum Lokasi .......................................................... 29

2.3.2 Gambaran Umum Fisik Lokasi .................................................. 29

2.3.3 Gambaran Umum Non-Fisik Lokasi .......................................... 30

2.4 Gambaran Umum Tapak .................................................................. 31

2.5 Gambaran Umum Lingkungan Sekitar Tapak ................................... 37

2.5.1 Gambaran Umum Fisik Lingkungan Sekitar Tapak ................... 37

2.5.2 Gambaran Umum Non-Fisik Lingkungan Sekitar Tapak ............ 40

Bab 3. PEMROGRAMAN ARSITEKTUR ................................................... 5


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siteplan Elementary & Middle School of Suzhou, China .............. 11


Gambar 2. Aksonometri 3 dimensi pola ruang preseden ............................... 12
Gambar 3. Lokasi Tapak ............................................................................... 29
Gambar 4. Batas - batas Tapak .................................................................... 31
Gambar 5. Dimensi Ukuran Tapak ................................................................ 31
Gambar 6. Titik vegetasi pada tapak ............................................................. 32
Gambar 7. Vegetasi sekitar tapak ................................................................. 32
Gambar 8. Jaringan utilitas tapak .................................................................. 32
Gambar 9. Jaringan telepon dan listrik tapak ................................................ 33
Gambar 10. Infrastruktur lampu jalan pada tapak .......................................... 33
Gambar 11. Jaringan drainase tapak ............................................................ 33
Gambar 12. Jaringan drainase tapak ............................................................ 34
Gambar 13. Titik Survey................................................................................ 34
Gambar 14. Vegetasi sekitar tapak ............................................................... 37
Gambar 15. Tata guna lahan lingkungan sekitar tapak.................................. 38
Gambar 16. Bangunan milik UNDIP dan rumah warga sekitar ...................... 39
Gambar 17. Bangunan komersial di sekitar tapak (warung dan laundry) ....... 39
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Ruang Sekolah......................................................................... 7


Tabel 2. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang kelas
SD ..................................................................................................................... 14
Tabel 3. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang kelas .. 15
Tabel 4. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam
perpustakaan ..................................................................................................... 16
Tabel 5. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam laboratorium IPA
.......................................................................................................................... 17
Tabel 6. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam laboratorium
komputer ........................................................................................................... 19
Tabel 7.Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam laboratorium
bahasa............................................................................................................... 20
Tabel 8. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang
pimpinan ............................................................................................................ 21
Tabel 9. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang guru ... 21
Tabel 10. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang tata
usaha................................................................................................................. 22
Tabel 11. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang konseling
.......................................................................................................................... 22
Tabel 12. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang UKS . 23
Tabel 13. Kategori benda mati di ruang organisasi kesiswaan ...................... 23
Tabel 14. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam tempat
beribadah .......................................................................................................... 24
Tabel 15. Kategori benda mati di dalam tempat bermain/berolahraga ........... 24
Tabel 16. Data survey di titik A ...................................................................... 35
Tabel 17. Data survey di titik B ......................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 18. Data survey di titik C......................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 19. Data survey di titik D......................... Error! Bookmark not defined.
BAB 2. GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Fungsi Bangunan Sekolah Terpadu
2.1.1 Pengertian Sekolah Terpadu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sekolah adalah lembaga
pendidikan yang menggelar kegiatan belajar dengan waktu pertemuan yang telah
ditetapkan. Lalu menurut Zantu Arbi dan Made Pidarta (1997:71), sekolah adalah
lingkungan tempat anak – anak dapat berlatih menumbuhkan kepribadian dan
mengembangkan minat bakatnya. Kemudian, terpadu artinya sudah padu atau
disatukan (KBBI).
Terpadu dalam konteks pendidikan adalah system pendidikan yang
disatukan di dalam satu kompleks atau kawasan. Maka, definisi sekolah terpadu
adalah lembaga yang mengadakan kegiatan belajar mengajar secara terpadu di
dalam satu kompleks pendidikan.
Sekolah terpadu yang akan dikaji adalah sekolah terpadu yang
menyatukan sekolah pendidikan dasar hingga tingkat atas. Berikut pengertian
beberapa satuan pendidikan yang diselenggarakan secara terpadu menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010, yaitu :
a. Sekolah Dasar
Sekolah Dasar adalah satuan pendidikan formal yang mengadakan
pendidikan umum tingkat dasar dengan jangka waktu 6 tahun.
b. Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Pertama sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar
merupakan satuan pendidikan formal yang mengadakan pendidikan umum
tingkat menengah pertama dengan jangka waktu 3 tahun pendidikan.
c. Sekolah Menengah Atas
Sekolah Mengah Atas merupakan satuan pendidikan formal yang
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama.
Dari pengertian Sekolah Terpadu dan beberapa satuan pendidikan,
Sekolah Terpadu menggunakan konsep pendidikan terpadu atau disebut
seamless education. Konsep seamless education memberikan gambaran
kawasan sekolah terpadu (SD, SMP, SMA) berada di dalam satu kompleks
dengan segala fasilitas milik bersama. Laboratorium, lapangan, aula dan
ruang lainnya saling menyatu digunakan bersama sehingga menciptakan
adaptasi budaya terpadu yang berkelanjutan.
Dengan menggabungkan satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA,
Sekolah Terpadu memiliki beberapa kelebihan dalam proses
pendidikannya, antara lain :
1. Fasilitas seperti lapangan, laboratorium, aula, dan ruang kelas
dapat digunakan bersama, sehingga lahan lebih efisien.
2. Kesinambungan yang ditimbulkan dari proses pembelajaran
SD, SMP, dan SMA.
3. Pengelola dan karyawan sekolah terpadu dapat bekerja sama
dalam menyatukan model pembelajaran sehingga proses
pendidikannya dapat berkelanjutan dengan baik.
4. Sekolah terpadu memberikan adaptasi lingkungan secara
berkelanjutan.
(Anwar Kholil : 2009)

2.1.2 Fungsi Bangunan Sekolah Terpadu


Sekolah Terpadu sebagai lembaga pendidikan yang menyatukan satuan
pendidikan dasar, menengah pertama dan menengah atas memiliki beberapa
fungsi penting di dalam menyelenggarakan kurikulum dan system ajar pada
peserta didiknya, yaitu :
1. Saling berintegrasi
Maksud dari saling berintegrasi adalah terpadu dimana dalam
manajemennya berada di dalam 1 koordinasi baik dari pemilik yayasan
atau direktur. Pemilik yayasan ini akan mengkoordinir SD, SMP, dan SMA
dengan kepala sekolah masing – masing.
2. Memberi stimulasi optimal
Kegiatan belajar yang diberikan menstimulasi peserta didik untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan kemampuan problem solving,
reasoning, dan kemampuan membaca.
3. Memfasilitasi kegiatan belajar mengajar
Kegiatan pengembangan minat dan bakat ditampung dalam
fasilitas – fasilitas yang diberikan sekolah terpadu seperti fasilitas kegiatan
olahraga, music, tari, seni rupa dan lain – lain.
4. Memberikan motivasi kepada peserta didik
Sekolah Terpadu dengan kurikulum terpadu yang dibangun
seharusnya dapat membangkitkan semangat belajar para peserta didik.
Sehingga terbentuk kepribadian yang gemar membaca, cerdas, dan
berpikir kritis.
(Anwar Kholil : 2009)

2.1.3 Jenis Ruang Sekolah Terpadu


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana untuk SD, SMP, dan SMA,
sekurang – kurangnya sebuah sekolah harus memiliki prasarana sebagai berikut :
Tabel 1. Jenis Ruang Sekolah
SD SMP SMA
Ruang Kelas Ruang Kelas Ruang Kelas
Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan
Lab IPA Lab IPA Ruang Lab Biologi
Ruang Pimpinan Ruang Pimpinan Ruang Lab Fisika
Ruang Guru Ruang Guru Ruang Lab Kimia
Tempat Ibadah Ruang Tata Usaha Ruang Lab Komputer
Jamban/Toilet Tempat Beribadah Ruang Lab Bahasa
Gudang Ruang Konseling Ruang Pimpinan
Ruang Sirkulasi Ruang UKS Ruang Guru
Tempat Ruang Organisasi Ruang Tata Usaha
Bermain/Olahraga Kesiswaan
Tempat Ibadah Tempat Ibadah
Jamban/Toilet Ruang Konseling
Gudang Ruang UKS
Ruang Sirkulasi Ruang Organisasi
Kesiswaan
Tempat Ibadah
Jamban/Toilet
Gudang
Ruang Sirkulasi
(sumber: Pemendikbud No. 14 Tahun 2018)
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan semakin tinggi tingkatan satuan
pendidikan, maka pembelajaran akan semakin kompleks. Contohnya, terlihat pada
ruang laboratorium yang semakin spesifik di pendidikan SMA. Sebagai sekolah
terpadu yang fasilitasnya dapat digunakan bersama, beberapa ruang dapat dibagi
menurut tingkatan satuan pendidikan.
Kemudian, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana untuk SD, SMP, dan SMA,
ruang – ruang penting yang harus ada di sekolah memiliki persyaratan yang harus
dipatuhi menunjang kenyamanan kegiatan belajar untuk para guru dan peserta
didik, yaitu :
1. Ruang Kelas
Ruang Kelas sebagai tempat kegiatan belajar teori dan praktek
tanpa peralatan khusus. Lalu rasio minimum ruang kelas 2 m²/peserta didik
dan rombongan belajar yang kurang dari 15 anak, luas ruang minimum 30
m² dan minimu lebar kelas 5 m.
Untuk pencahayaan diharuskan adanya pencahayaan cukup untuk
kegiatan membaca buku dan pandangan ke luar kelas. Selain itu, harus
memiliki pintu yang cukup lebar untuk guru dan peserta didik dapat segera
keluar apabila terjadi bahaya.
2. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan merupakan tempat peserta didik dan guru
dapat mencari informasi lewat buku. Untuk luas ruang perpustakaan
minimum sama dengan luas satu ruang kelas. Beberapa persyaratan ruang
perpustakaan adalah harus dilengkapi jendela dan memberi pencahayaan
yang baik untuk membaca buku.
3. Ruang Laboratorium Biologi
Laboratorium biologi menjadi tempat pembelajaran biologi secara
praktek dan menggunakan peralatan khusus. Di laboratorium ini sebaiknya
dapat menampung 3 rombongan belajar dari SD, SMP, dan SMA. Untuk
rasio minimum ruang laboratorium ini adalah 2,4 m²/peserta didik.
4. Ruang Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika digunakan sebagai tempat praktikum fisika
menggunakan peralatan khusus. Rasio minimum yang dianjurkan adalah
2,4 m²/peserta didik. Sebaiknya pencahayaan pada ruangan menunjang
kegiatan membaca dan mengamati objek praktikum.
5. Ruang Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia digunakan untuk tempat praktikum kimia
dengan peralatan khusus. Sama seperti persyaratan laboratorium biologi
dan fisika, rasio minimum 2,4 m²/peserta didik dan memberikan
pencahayaan yang baik dalam kegiatan praktikum.
6. Ruang Laboratorium Komputer
Laboratorium computer sebagai tempat untuk belajar dan
mengembangkan peserta didik dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi dengan luas ruang minimum 2 m²/peserta didik.
7. Ruang Laboratorium Bahasa
Ruang laboratorium bahasa lebih dikhususkan untuk peserta didik
SMA yang mengambil jurusan bahasa. Untuk rasio luas minimumnya
adalah 2 m²/peserta didik.
8. Ruang Pimpinan
Ruang pimpinan digunakan untuk kegiatan pengelolaan sekolah,
dapat digunakan untuk pertemuan kecil guru, orang tua murid, koite
sekolah, pegawai dinas pendidikan dan tamu lainnya. Luas minimum ruang
pimpinan 12 m² dan lebar minimum 3 m. Sebaiknya ruang pimpinan mudah
diakses guru dan tamu sekolah serta dilengkapi kunci yang baik.
9. Ruang Guru
Ruang guru sebagai tempat kerja dan istirahat guru serta menerima
tamu dengan rasio minimu luas 4 m²/pendidik dan luas minimum 72 m².
10. Ruang Tata Usaha
Ruang ini digunakan untuk kegiatan administrasi sekolah dengan
rasio minimum 4 m²/petugas dan luas minimum 16 m² serta dekat dengan
ruang pimpinan.
11. Ruang Ibadah
Sebagai tempat ibadah warga sekolah luas minimum yang
dianjurkan adalah 12 m².
12. Ruang Konseling
Sebagai tempat memberikan konseling untuk peserta didik bagi
para konselor sekolah dengan luas minimum 9 m² dan memberikan
kenyamanan privasi peserta didik.
13. Ruang UKS
Ruang untuk menangani kecelakaan sebagai pertolongan pertama
dan gangguan kesehatan yang dialami peserta didik dengan luas minimum
12 m².
14. Ruang Organisasi Kesiswaan
Ruang organisasi kesiswaan sebagai tempat melakukan kegiatan
kesekretariatan yang mengelola kegiatan organisasi dengan luas minimum
9 m².
15. Toilet
Sebagai tempat buang air besar atau kecil dengan minimum 1 unit
toilet untuk setiap 40 peserta didik pria dan 1 unit toilet untuk 30 peserta
didik wanita. Luas minimum 1 unit toilet adalah 2 m²
16. Tempat Olahraga/Ekstrakurikuler

Sebagai area bermain, olahraga, dan kegiatan ekstrakurikuler dengan minimum


luas 3 m² / peserta didik. Tedapat ruang bebas untuk kegiatan dengan ukuran 30
m x 20 m dan luas minimum 1000 m². (sumber: Pemendikbud No. 14 Tahun 2018)

2.1.4 Tipologi Struktur dan Pola Ruang Sekolah Terpadu

Tipologi struktur dan pola ruang Sekolah Terpadu dikaji dengan melihat
preseden bangunan sekolah Experimental Primary School of Suzhou Science and
Technology, China yang didesain oleh Dplus Studio. Struktur zona ruang tersusun
secara cluster dimana zona belajar SD, SMP, SMA terpisah namun menyatu pada
satu arah sirkulasi secara linier.
Gambar 1. Siteplan Elementary & Middle School of Suzhou Science and Technology,
China
(sumber : archdaily.com)
Pola Ruang pada bangunan sekolah Elementary & Middle School of Suzhou
memisahkan bangunan ruang kelas dan bangunan penunjang dengan ruang
terbuka. Tatanan pola ruang menstimulasi peserta didik untuk proaktif dan
harmonis di dalam tipologi tradisional bangunan arsitektur pendidikan.
Pengelompokan dan kategorisasi fungsi sekolah membentuk 3 halaman ruang luar
yang berbeda dengan memaksimalkan tata letak pemisahan yang cukup antar
massa. Menggunakan otonomi system grid setiap ruang kelas memenuhi tujuan
pendidikan yang terletak di barat bertatap muka dengan perkotaan. Kantor staff,
pengajar, administrasi, auditorium, ruang kelas, ruang kursus, taman bermain dan
kantin dikelompokkan di area yang berbeda termasuk bentuk dan persyaratan
massanya.
Gambar 2. Aksonometri 3 dimensi pola ruang Elementary & Middle School of Science
and Technology, China (sumber: archdaily.com)

2.1.5 Kinerja Bangunan Sekolah Terpadu


Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang baik, maka perlu kinerja
bangunan sekolah terpadu harus baik dalam hal keselamatan, kemudahan,
kenyamanan, dan kesehatan. Menurut Permendikbud Nomor 36 Tahun 2014
tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, menganjurkan beberapa persyaratan bangunan sekolah,
antara lain :
1. Kenyamanan
a. Bangunan gedung harus mampu meredam getaran dan kebisingan
yang mengganggu kegiatan pembelajaran
b. Setiap ruangan diwajibkan memiliki tempratur dan kelembapan yang
tidak melebihi kondisi di luar ruangan.
c. Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.
2. Keselamatan
a. Memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi
pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan
beban muatan mati. Serta untuk daerah/zona tertentu,dibutuhkan
kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam.
b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan proteksi aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
3. Kesehatan
a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilisasi udara dan
pencahayaan yang memadai
b. Memiliki sanitasi didalam dan diluar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan air
limbah, kototran, tempat sampah, dan penyaluran air hujan.
c. Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan
gedung dan tidak menimbulkan dampak negative terhadap
lingkungan.
4. Kemudahan, pada sirkulasi keluar masuknya pengguna terhadap
pengguna, kemudahan dalam pencapaian terhadap luar tapak dan di
dalam bangunan itu sendiri.

2.2 Gambaran Umum Pengguna


2.2.1 Jenis dan Karakteristik Pengguna
Jenis Pengguna dalam fungsi bangunan sekolah terpadu dibedakan menjadi
3 kategori yaitu Pengguna berdasarkan kategori Benda Hidup, kategori Benda Mati
dan Pengguna Spesifik. Berikut akan diuraikan karakteristik pengguna
berdasarkan pada 3 kategori tersebut.

2.2.2 Pengguna berdasarkan kategori Benda Hidup


a. Pengelola
Merupakan pihak yang bertanggung jawab atas pelayanan, pengelolaan,
dan perawatan dari fasilitas sekolah terpadu. Yang terdiri dari Kepala Sekolah,
Staff Pengajar SD, SMP dan SMA, dan Staff TU yang terdiri dari Pengelola
Kepegawaian, Bendaharawan, Pengelola Administrasi Umum, Pengelola Arsip,
Pengelola Perpustakaan, dan Pengelola Laboratorium. (kompasiana.com, 2018)
b. Siswa / Peserta Didik
Merupakan pihak yang menempuh jenjang pendidikan sesuai dengan tingkat
pendidikan yang ditempuh. Yang terdiri dari Siswa Sekolah Dasar (SD) dengan
rentang usia 6-12 Tahun, Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan
rentang usia 11-15 Tahun, dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan
rentang usia 15-21 Tahun. (sumber: Pemendikbud No. 14 Tahun 2018)
c. Servis
Terdiri dari tenaga kebersihan, tukang kebun dan tenaga keamanan atau petugas
keamanan

2.2.3 Pengguna berdasarkan kategori Benda Mati


Dalam hal ini, Pengguna kategori Benda Mati akan berkaitan dengan
ruang-ruang yang telah diuraikan dalam sub-bab Gambaran Umum Fungsi
Bangunan, sebagai berikut:
a. Ruang Kelas SD

Tabel 2. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang kelas SD


(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

- N
Jenis Rasio Deskripsi
o
1 Perabot
1.1 Kursi peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan
didik didik oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok usia
peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang baik,
minimum dibedakan untuk kelas 1-3
dan kelas 4-6.
Desain dudukan dan sandaran
membuat peserta didik nyaman
belajar.
1.2 Meja peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan
didik didik oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok usia
peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang baik,
minimum dibedakan untuk kelas 1-3
dan kelas 4-6.
Desain memungkinkan kaki peserta
didik masuk dengan leluasa ke bawah
meja.
1.3 Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan. Ukuran memadai
untuk duduk dengan
nyaman.
1.4 Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan. Ukuran memadai untuk
bekerja dengan
nyaman.
1.5 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk
menyimpan perlengkapan yang
diperlukan kelas.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.6 Rak hasil karya 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk meletakkan
peserta didik hasil karya seluruh peserta didik yang
ada di kelas.
Dapat berupa rak terbuka atau lemari.
1.7 Papan pajang 1 buah/ruang Ukuran minimum 60 cm x 120 cm.
2 Media Pendidikan
2.1 Papan tulis 1 buah/ruang Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan seluruh peserta
didik
melihatnya dengan jelas.
3 Peralatan Lain
3.1 Tempat sampah 1 buah/ruang
3.2 Tempat cuci tangan 1 buah/ruang
3.3 Jam dinding 1 buah/ruang
4.4 Soket listrik 1 buah/ruang

b. Ruang Kelas SMP dan SMA


Tabel 3. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang kelas SMP dan
SMA
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan
didik didik oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok
usia peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang
baik. Desain dudukan dan sandaran
membuat
peserta didik nyaman belajar.
1.2 Meja peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan
didik didik oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok
usia peserta didik dan mendukung
postur tubuh yang baik.
Desain memungkinkan kaki peserta
didik
masuk dengan leluasa ke bawah meja.
1.3 Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan. Ukuran memadai
untuk duduk dengan
nyaman.
1.4 Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan. Ukuran memadai untuk
bekerja dengan
nyaman.
1.5 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk
menyimpan perlengkapan yang
diperlukan kelas tersebut.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.6 Papan pajang 1 buah/ruang Ukuran minimum 60 cm x 120 cm.
2 Media Pendidikan
2.1 Papan tulis 1 buah/ruang
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan seluruh peserta
didik
melihatnya dengan jelas.
3 PERLENGAKAPAN LAIN
3.1 Tempat sampah 1 buah/ruang
3.2 Tempat cuci 1 buah/ruang
tangan
3.3 Jam dinding 1 buah/ruang
3.4 Soket listrik 1 buah/ruang

c. Perpustakaan
Tabel 4. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam perpustakaan
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Rak buku 1 set/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi
dengan baik.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi buku dengan
mudah.
1.2 Rak majalah 1 buah/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi
majalah.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi majalah
dengan mudah.
1.3 Rak surat kabar 1 buah/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi
suratkabar.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi suratkabar
dengan
mudah.
1.4 Meja baca 15 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan
oleh peserta didik.
Desain meja memungkinkan kaki
peserta didik masuk dengan leluasa
ke
bawah meja.
1.5 Kursi baca 15 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan
oleh peserta didik.
Desain dudukan dan sandaran
membuat
peserta didik nyaman belajar.
1.6 Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat dan stabil.
Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
1.7 Meja kerja/ 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan.
sirkulasi Ukuran memadai untuk bekerja
dengan
nyaman.
1.8 Lemari katalog 1 buah/sekolah Cukup untuk menyimpan kartu-
kartu katalog.
Lemari katalog dapat diganti dengan
meja untuk menempatkan katalog.
1.9 Lemari 1 buah/sekolah Ukuran memadai untuk
menampung seluruh peralatan
untuk pengelolaan perpustakaan.
Dapat dikunci.
1.10 Papan 1 buah/sekolah Ukuran minimum 1 m 2.
pengumuman
1.11 Meja multimedia 1 buah/sekolah Kuat dan stabil.
Ukuran memadai untuk
menampung seluruh peralatan
multimedia.
2 Media
Pendidikan
2.1 Peralatan 1 set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1
multimedia set komputer (CPU, monitor
minimum 15 inci, printer), TV,
radio, dan
pemutar VCD/DVD.
3 Perlengkapan lain
3.1 Buku inventaris 1 buah/sekolah
3.2 Tempat sampah 1 buah/ruang
3.3 Soket listrik 1 buah/ruang
3.4 Jam dinding 1 buah/ruang

d. Laboratorium IPA
Tabel 5. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam laboratorium IPA
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi 1 buah/peserta didik, Kuat, stabil, dan mudah
ditambah dipindahkan.
1 buah/guru
1.2 Meja peserta didik 1 buah/7 peserta Kuat dan stabil.
didik Ukuran memadai untuk
menampung kegiatan peserta
didik secara
berkelompok maksimum 7 orang.
1.3 Meja demonstrasi 1 buah/lab Kuat dan stabil.
Luas meja memungkinkan untuk
melakukan demonstrasi dan
menampung peralatan dan
bahan yang diperlukan.
Tinggi meja memungkinkan
seluruh
peserta didik dapat mengamati
percobaan yang
didemonstrasikan.
1.4 Meja persiapan 1 buah/lab Kuat dan stabil.
Ukuran memadai untuk
menyiapkan materi percobaan.
1.5 Lemari alat 1 buah/lab Ukuran memadai untuk
menampung semua alat.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.6 Lemari bahan 1 buah/lab Ukuran memadai untuk
menampung semua bahan dan
tidak mudah berkarat.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.7 Bak cuci 1 buah/ Tersedia air bersih dalam jumlah
2 kelompok, memadai.
ditambah
1 buah di ruang
persiapan.
1.8 Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum
90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan seluruh peserta
didik melihatnya dengan jelas.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Soket listrik 9 buah/lab 1 soket untuk tiap meja
peserta didik,
2 soket untuk meja demo,
2 soket untuk di ruang persiapan.
2.2 Alat pemadam 1 buah/lab Mudah dioperasikan.
kebakaran
2.3 Peralatan P3K 1 buah/lab Terdiri dari kotak P3K dan isinya
tidak kadaluarsa termasuk obat
P3K
untuk luka bakar dan luka terbuka.
2.4 Tempat sampah 1 buah/lab
2.5 Jam dinding 1 buah/lab
e. Laboratorium Komputer

Tabel 6. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam laboratorium


komputer
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh
didik didik peserta didik.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
Desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar.
1.2 Meja 1 buah/2 peserta Kuat dan stabil.
didik Ukuran memadai untuk menampung 1
unit komputer dan peserta didik bekerja
berdua.
Jika CPU diletakkan di bawah meja,
maka harus mempunyai dudukan
minimum setinggi 15 cm.
Kaki peserta didik dapat masuk ke bawah
meja dengan nyaman.
1.3 Kursi guru 1 Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan.
buah/guru Ukuran kursi memadai untuk duduk
dengan nyaman.
1.4 Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Komputer 1 unit/2 peserta Mendukung penggunaan multimedia.
didik, Ukuran monitor minimum 15”.
ditambah 1 unit
untuk guru
2.2 Printer 1 unit/lab
2.3 Scanner 1 unit/lab
2.4 Titik akses 1 titik/lab Berupa saluran telepon atau nirkabel.
internet
2.5 LAN Sesuai banyak Dapat berfungsi dengan baik.
komputer
2.6 Stabilizer Sesuai banyak Setiap komputer terhubung dengan
komputer stabilizer.
2.7 Modul praktek 1 set/komputer Terdiri dari sistem operasi, pengolah kata,
pengolah angka, dan pengolah gambar.
3 Media
Pendidikan
3.1 Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan seluruh peserta didik
melihatnya dengan jelas.
4 Perlengkapan Lain
4.1 Soket listrik Sesuai banyak
komputer
4.2 Tempat sampah 1 buah/lab
4.3 Jam dinding 1 buah/lab

f. Laboratorium Bahasa
Tabel 7.Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam laboratorium bahasa
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh
didik didik peserta didik.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
Desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar.
1.2 Meja peserta 1 buah/peserta Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh
didik didik peserta didik.
Ukuran memadai untuk belajar dengan
nyaman.
Desain meja memungkinkan kaki peserta
didik masuk dengan leluasa ke bawah
meja.
Meja tidak diperlukan jika kursi sudah
dilengkapi tempat menulis.
1.3 Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
1.4 Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
1.5 Lemari 1 buah/lab Ukuran memadai untuk menyimpan
perlengkapan yang mendukung
kegiatan praktek bahasa.
Tertutup dan dapat dikunci.

2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Perangkat 1 set/lab Kualitas suara dapat didengar dengan
multimedia baik dari seluruh bagian lab.
Dapat memanfaatkan perangkat
multimedia yang terdapat di ruang
perpustakaan.

3 Media
Pendidikan
3.1 Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan seluruh peserta didik
melihatnya dengan jelas.

4 Perlengkapan Lain
4.1 Soket listrik 2 buah/lab
4.2 Tempat sampah 1 buah/ruang
4.3 Jam dinding 1 buah/lab

g. Ruang Pimpinan

Tabel 8. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang pimpinan


(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Kursi pimpinan 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
1.2 Meja pimpinan 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
1.3 Kursi dan meja 1 set/ruang Ukuran memadai untuk 5 orang duduk
tamu dengan nyaman.
1.4 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk menyimpan
perlengkapan pimpinan sekolah.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.5 Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum
1 m 2.
2 Perlengkapan
lain
2.1 Simbol 1 set/ruang Terdiri dari Bendera Merah Putih,
kenegaraan Garuda Pancasila, Gambar Presiden
RI, dan Gambar Wakil Presiden RI.
2.2 Tempat sampah 1 buah/ruang
2.3 Jam dinding 1 buah/ruang

h. Ruang Guru
Tabel 9. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang guru
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi kerja 1 buah/guru Ukuran memadai untuk duduk dengan
ditambah nyaman.
1 buah/satu
wakil kepala
sekolah
1.2 Meja kerja 1 buah/guru Model meja setengah biro.
Ukuran memadai untuk menulis,
membaca, memeriksa pekerjaan, dan
memberikan konsultasi.
1.3 Lemari 1 buah/guru Ukuran memadai untuk menyimpan
atau perlengkapan guru untuk persiapan
1 buah yang dan pelaksanaan pembelajaran.
digunakan Tertutup dan dapat dikunci.
bersama oleh
semua guru
1.4 Kursi tamu 1 set/ruang
1.5 Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum
1 m 2.
1.6 Papan 1 buah/sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum
pengumuman 1 m 2.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Tempat sampah 1 buah/ruang
2.2 Tempat cuci 1 buah/ruang
tangan
2.3 Jam dinding 1 buah/ruang

i. Ruang Tata Usaha


Tabel 10. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang tata usaha
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Kursi kerja 1 buah/petugas Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
1.2 Meja kerja 1 buah/petugas Model meja setengah biro.
Ukuran memadai untuk melakukan
pekerjaan administrasi.
1.3 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk menyimpan arsip
dan perlengkapan pengelolaan
administrasi sekolah.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.4 Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum
1 m 2.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Tempat sampah 1 buah/ruang
2.2 Mesin ketik/ 1 buah/sekolah
komputer
2.3 Filing cabinet 1 buah/sekolah
2.4 Brankas 1 buah/sekolah
2.5 Telepon 1 buah/sekolah
2.6 Jam dinding 1 buah/ruang
2.7 Soket listrik 1 buah/ruang
2.8 Penanda waktu 1 buah/sekolah

j. Ruang Konseling
Tabel 11. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang konseling
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
1.2 Kursi kerja 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk duduk
dengan nyaman.
1.3 Kursi tamu 2 buah/ruang Ukuran memadai untuk duduk
dengan nyaman.
1.4 Lemari 1 buah/ruang Tertutup dan dapat dikunci.
1.5 Papan kegiatan 1 buah/ruang

2 Peralatan Konseling
2.1 Instrumen konseling 1 set/ruang
2.2 Buku sumber 1 set/ruang
2.3 Media pengembangan 1 set/ruang Menunjang pengembangan kognisi,
kepribadian emosi, dan motivasi peserta didik.
3 Perlengkapan lain
3.1 Jam dinding 1 buah/ruang

k. Ruang UKS
Tabel 12. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang UKS
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Tempat tidur 1 set/ruang Kuat dan stabil.
1.2 Lemari 1 buah/ruang Dapat dikunci.
1.3 Meja 1 buah/ruang Kuat dan stabil.
1.4 Kursi 2 buah/ruang Kuat dan stabil.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Catatan kesehatan 1 set/ruang
peserta didik
2.2 Perlengkapan P3K 1 set/ruang Tidak kadaluarsa
2.3 Tandu 1 buah/ruang
2.4 Selimut 1 buah/ruang
2.5 Tensimeter 1 buah/ruang
2.6 Termometer badan 1 buah/ruang
2.7 Timbangan badan 1 buah/ruang
2.8 Pengukur tinggi 1 buah/ruang
badan
2.9 Tempat sampah 1 buah/ruang
2.10 Tempat cuci tangan 1 buah/ruang
2.11 Jam dinding 1 buah/ruang

l. Ruang Organisasi Kesiswaan

Tabel 13. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam ruang organisasi
kesiswaan
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan.
1.2 Kursi 4 buah/ruang Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan.
1.3 Papan tulis 1 buah/ruang
1.4 Lemari 1 buah/ruang Dapat dikunci.
2 Perlengkapan lain

2.1 Jam dinding 1 buah/ruang

m. Tempat Beribadah

Tabel 14. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam tempat beribadah
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Lemari/rak 1 buah/tempat Ukuran memadai untuk menyimpan
ibadah perlengkapan ibadah.
2 Perlengkapan
lain
2.1 Perlengkapan ibadah Disesuaikan dengan kebutuhan.
2.2 Jam dinding 1 buah/tempat
ibadah

n. Tempat Bermain/Berolahraga

Tabel 15. Pengguna berdasarkan kategori benda mati di dalam tempat


bermain/berolahraga
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Peralatan
Pendidikan
1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku.
1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku.
1.3 Peralatan bola 2 buah/sekolah Minimum 6 bola.
voli
1.4 Peralatan sepak 1 set/sekolah Minimum 6 bola.
bola
1.5 Peralatan bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola.
basket
1.6 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali
loncat, simpai, bola plastik, tongkat,
palang
tunggal, gelang.
1.7 Peralatan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram, peluru,
tongkat estafet, bak loncat.
1.8 Peralatan seni 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-
budaya masing satuan pendidikan.
1.9 Peralatan 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-
ketrampilan masing satuan pendidikan.
2 Perlengkapan
Lain
2.1 Pengeras suara 1 set/sekolah
2.2 Tape recorder 1 b
u
a
h
/
s
e
k
o
l
a
h

2.2.4 Pengguna Spesifik


a. Siswa Sekolah Dasar (SD)
Merupakan siswa dengan rentang usia 6-12 tahun, dimana pada fase
tersebut, Sekolah Dasar menjadi sekolah pemula yang mana pada masa
ini, anak akan mengenal lingkungan baru, dan aturan yang baru
(kompasiana.com, 2018). lingkungan yang baru tersebut perlu diperhatikan
dari segi kinerja bangunan (kenyamanan, keselamatan, keamanan,
kesehatan dan kemudahan) karena pada usia 6-12 tahun merupakan fase
dimana anak banyak mengalami perkembangan kognitif, motorik dan
sosio-emosional di dalam lingkungan sekolah. (elhanalearningkit.com,
2017)
b. Penyandang Disabilitas
merupakan anak-anak berkebutuhan khusus, dimana kebutuhannya perlu
dipertimbangkan khususnya permasalahan akses.

2.3 Kapasitas Pengguna


a. Kapasitas pengguna (pengelola, siswa dan servis) dilihat berdasarkan
satuan pendidikan, yaitu:
1. Sekolah Dasar (SD)
Satu SD/MI memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24
rombongan belajar. Dan Satu SD/MI dengan enam rombongan belajar
melayani maksimum 2000 jiwa.
2. Sekolah menengah Pertama (SMP)
Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 24
rombongan belajar. Dan Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan belajar
melayani maksimum 2000 jiwa.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Satu SMA/MA memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27
rombongan belajar. Dan Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar
melayani maksimum 6000 jiwa.
(sumber: Permendikbud no.24 tahun 2007)
Maka dengan mengambil data terkecil berdasarkan jumlah
rombongan belajar, dengan total 6 rombongan belajar SD, 3 rombongan
belajar SMP, dan 3 rombongan belajar SMA, Sekolah Terpadu yang akan
menampung ketiga tingkatan pendidikan tersebut maksimum hanya boleh
menampung 10.000 jiwa.

b. Kapasitas pengguna (pengelola, siswa dan servis) dilihat berdasarkan


sekolah terpadu yang sudah ada, yaitu:
1. Sekolah Terpadu Pahoa, 1300 jiwa (Prasekolah (nursery, kelompok
bermain, taman kanak-kanak A dan B), SD tingkat 1 dan 2, SMP tingkat 1,
dan SMA tingkat 1). (sumber:pahoa.or.id)
2. Sekolah Terpadu Bangkinang, 642 jiwa (siswa SMP dan SMA).
(sumber:antaranews.com, 2018)
3. Sekolah Terpadu Islam Nurul Fikri, 1354 jiwa (SD, SMP dan SMA)
(sumber:sekolah.data.kemdikbud.go.id)

Berdasarkan data yang telah diuraikan, didapatkan range jumlah kapasitas


sekolah terpadu SD, SMP dan SMA yaitu 1300 jiwa hingga maksimum 10.000 jiwa.

2.4 Jenis Kegiatan & Aktivitas Pengguna


2.4.1 Aktivitas Pengguna
a. Pengelola
Merupakan pihak yang bertanggung jawab atas pelayanan,
pengelolaan, dan perawatan dari fasilitas sekolah internasional ini.
Pengelola juga membuat keputusan dan menetapkan peraturan serta
pembentukan kurikulum untuk Sekolah Terpadu, melaksanakan proses
pembelajaran dengan menyampaikan materi dan ilmu kepada siswa,
dan membantu siswa untuk memahami materi yang diberikan dengan
menggunakan media yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan
adalah Mengurus, menyiapkan, memantau dan mengelola yayasan
sekolah dan sistem pendidikan pada sekolah, mendidik dan
mendampingi siswa dalam proses belajar mengajar serta membagikan
ilmu kepada siswa. Pengelola di kelompokkan menjadi 2 yaitu
pengelola yayasan dan juga pengelola pendidikan. Yang termasuk
dalam pengelola yayasan adalah kepala yayasan, komite yayasan dan
staff yayasan. Sedangkan yang termasuk dalam pengelola pendidikan
merupakan Kepala Sekolah, Staff Pengajar SD, SMP dan SMA, dan
Staff TU yang terdiri dari Pengelola Kepegawaian, Bendaharawan,
Pengelola Administrasi Umum, Pengelola Arsip, Pengelola
Perpustakaan, dan Pengelola Laboratorium.
b. Siswa / Peserta Didik
Merupakan pihak yang menerima proses pembelajaran yang di
sampaikan oleh pengajar yang menyampaikan materi dan ilmu. Siswa
terdiri dari siswa SD, siswa SMP dan siswa SMA. Pembagian alur dan
kegiatan siswa sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditempuh
masing – masing dan sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan yang
dilakukan siswa adalah belajar, mengikuti kegiatan yang diadakan
sekolah, praktek, bermain, istirahat dan melatih soft skill dalam bidang
teknologi dengan menggunakan komputer, musik, olahraga serta
melakukan penelitian untuk siswa SMA yang mengambil jurusan IPA.
c. Staff
Staff termasuk dalam pengguna bangunan yang mengatur kebutuhan
servis serta merawat dan menjaga kebersihan serta keamanan
sekolah. Yang terdiri dari tenaga kebersihan, tukang kebun dan tenaga
keamanan atau petugas keamanan. yang dilakukan yaitu termasuk
dalam menjaga kebersihan dan membersihkan lingkungan sekolah,
mengatur kebutuhan mekanikal elektrikal, memperindah taman dan
menjaga lingkungan sekolah
2.4.2 Jenis Kegiatan berdasarkan Aktivitas Pengguna
a. Kegiatan Utama
Merupakan Kegiatan yang diprioritaskan, yaitu dari segi pengelola
adalah mendidik dan mendampingi siswa dalam proses belajar
mengajar serta membagikan ilmu kepada siswa, dan dari segi peserta
didik, seluruh kegiatan / aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik
masuk kedalam kategori jenis kegiatan utama, yaitu seperti belajar,
mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah, praktek, bermain, istirahat
dan melatih soft skill dalam bidang teknologi dengan menggunakan
komputer, musik, olahraga serta melakukan penelitian untuk siswa
SMA yang mengambil jurusan IPA.
b. Kegiatan Penunjang
Merupakan kegiatan yang bersifat menjaga, melengkapi dan
mengembangkan sekolah dari berbagai aspek, yang terdiri dari
kegiatan mengurus, menyiapkan, memantau dan mengelola yayasan
sekolah dan sistem pendidikan pada sekolah, menjaga kebersihan dan
membersihkan lingkungan sekolah, mengatur kebutuhan mekanikal
elektrikal, memperindah taman dan menjaga lingkungan sekolah.

2.5 Klasifikasi Ruang berdasarkan Jenis Kegiatan


Sesuai dengan ruang-ruang yang telah diuraikan didalam sub-bab Gambaran
Umum Fungsi Bangunan, ruang-ruang tersebut kemudian akan diklasifikasikan
berdasarkan Jenis Kegiatan, yaitu sebagai berikut:
a. Kegiatan Utama, terdiri dari ruang kelas, ruang laboratorium Biologi, ruang
laboratorium Fisika, ruang laboratorium kimia, dan ruang laboratorium
komputer.
b. Kegiatan Penunjang, terdiri dari Perpustakaan, Ruang Guru, Ruang
Pimpinan, Ruang Tata Usaha, Ruang Ibadah, Ruang Konseling, Ruang
UKS, dan Ruang Organisasi Kesiswaan.
2.6 Gambaran Umum Wilayah
2.6.1 Gambaran Umum Lokasi

Gambar 3. Lokasi Tapak


Sumber : Google Maps

Tapak berada pada Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota


Semarang. Lokasi pada tapak tersebut berada pada pertigaan Jalan Banyu Putih
Raya, dan Jalan Prof.Soedarto. Lokasi tersebut dipilih karena berada di wilayah
BWK VI Kota Semarang. Dimana, BWK VI Kota Semarang merupakan kawasan
yang direncanakan menjadi kawasan pengembangan fungsi pendidikan menurut
RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031.

2.6.2 Gambaran Umum Fisik Lokasi


Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 –
2031, geologi gerakan tanah lokasi tapak tergolong rendah – menengah. Lalu,
geologi kegempaan lokasi tapak tergolong MMVI ≤ IV atau kemungkinan terjadi
gempa rendah. Kelerengan lokasi tapak berada pada 15% – 25% tergolong agak
curam dan 25% - 40% tergolong curam (sesui dengan tabel 16). Jenis tanah lokasi
tapak adalah Meditarian Coklat Tua dan tergolong memiliki tingkat kesuburan yang
baik (organichcs.com, 2014). Pada Golongan Batrimetri 2,5 dalam Mesh Module
Elevation, curah hujan pada wilayah 27,7 – 34,8mm/ Tahun.
Tabel 16. Klasifikasi Kemiringan Tapak

(sumber: Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah,


1986)

2.6.3 Gambaran Umum Non-Fisik Lokasi


Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031,
kepadatan penduduk di Wilayah Tembalang yaitu sekitar ±38.019 Jiwa. Keadaan
ekonomi secara makro, kecamatan Tembalang didominasi bangunan komersil
seperti fotocopy, toko alat tulis, warung, dan café. Status sosial ekonomi
masyarakat tergolong normal dan menengah keatas dibuktikan dengan adanya
beberapa perumahan elite seperti Graha Estetika, Srondol Bumi Indah, Puri
Ayodya, dan lain – lain.
2.7 Gambaran Umum Tapak
Lokasi tapak berada pada Jalan Banyu Putih Raya dan Jalan Prof. Soedarto
dan di lewati oleh jalur utama jalan kolektor sekunder Jalan Banyu Putih dan Jalan
Prof. Soedarto, Tapak ini memiliki luas lahan ±15.500 m².

Gambar 4. Batas - batas Tapak

Batas – batas tapak :


1. Utara : Gedung Undip
2. Selatan : Gedung Serbaguna Undip
3. Barat : Rumah warga dan bangunan komersil
4. Timur : Gedung Polines

Gambar 5. Dimensi Ukuran Tapak


a. Vegetasi

Gambar 6. Titik vegetasi pada tapak


Sumber : Data Pribadi

Gambar 7. Vegetasi sekitar tapak


Sumber : Data Pribadi

Di depan tapak terdapat beberapa pohon dengan jarak pohon ke pohon


sekitar 2 meter – 3 meter . dengan tajuk berdiameter sekitar 1 meter – 2 meter,
dengan tingkat kerapatan tajuk terlihat tidak begitu padat.
b. Jaringan Utilitas dan Fasilitas

Pada sekitar tapak terdapat jaringan listrik (ditunjukkan pada gambar 4


dengan warna merah) dan titik jaringan telepon (ditunjukkan dengan warna
oranye) dan lampu jalan (ditunjukkan dengan warna biru).

Gambar 8. Jaringan utilitas tapak


Sumber : Data Pribadi
Gambar 9. Jaringan telepon dan listrik tapak
Sumber : Data Pribadi

Gambar 10. Infrastruktur lampu jalan pada tapak


Sumber : Data Pribadi

c. Drainase

Pada tapak sudah disediakan jaringan drainase dengan material cor Jaringan
drainase di tapak berukuran ±30 cm dengan kedalaman ± 20 cm.

Gambar 11. Jaringan drainase tapak


Sumber : Data Pribadi
Gambar 12. Jaringan drainase tapak
Sumber : Data Pribadi

d. Intensitas Cahaya, Kebisingan, dan Angin pada Tapak

Berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi


Energi
pada Bangunan Gedung yang diterbitkan oleh Yayasan LPMB – PU
mennyatakan bahwa suhu nyaman untuk orang Indonesia adalah
sebagai berikut:
- Sejuk nyaman antara 20,5 - 22,8 °C
- Suhu nyaman optimal antara 22,8 -25,8 °C
- Hangat nyaman antara 25,8 - 27,1 °C

A a
B
SITE
C
D a

Gambar 13. Titik Survey


Sumbe: Data Pribadi
TITIK A
Tabel 16. Data survey di titik A (sumber : analisis pribadi)

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Rata - rata


WIB WIB
Pencahayaan 46.442 Lux 31.729 Lux 39.085,5 lux
Kebisingan 50 dB 55 dB 52,5 dB
Kelembapan 25% 25%
Kecepatan 2,17 m/s
2,1 m/s 2,24 m/s
Angin

Berdasarkan standar National Optical Astronomy Observatory (NOAO),


intensitas cahaya dengan rata – rata 39.085,5 lux memberikan visual yang sangat
jelas (outdoor). Lalu, kebisingan dengan rata – rata 52,5 dB menunjukkan
kebisingan tapak yang cukup tinggi (NIOSH Standard). Kelembapan rata – rata
menunjukkan 25% merupakan kelembapan normal yang direkomendasikan
Aprilaire Relative Humidity Defined. Kemudian kecepatan angin dengan rata – rata
2,17 m/s merupakan kecepatan angin yang sejuk (sepoi – sepoi) (Beaufort scale of
winds, ASCE : 2003).
TITIK B

Tabel 17. Data survey di titik B

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Rata - rata


WIB WIB
Pencahayaan 42.442 Lux 37.219 Lux 39.830,5
Kebisingan 65 dB 54 dB 59,5
Kelembapan 29%
Kecepatan 2,17 m/s
2,1 m/s 2,24 m/s
Angin

Intensitas cahaya dengan rata – rata 39.830,5 lux memberikan visual yang
sangat jelas (berdasarkan standar National Optical Astronomy Observatory
(NOAO). Lalu, kebisingan dengan rata – rata 59,5 dB menunjukkan kebisingan
tapak yang cukup tinggi (NIOSH Standard). Kelembapan rata – rata menunjukkan
29% merupakan kelembapan normal yang direkomendasikan Aprilaire Relative
Humidity Defined dan kecepatan angin dengan rata – rata 2,17 m/s merupakan
kecepatan angin yang sejuk (sepoi – sepoi) (Beaufort scale of winds, ASCE : 2003).

TITIK C

Tabel 18. Data survey di titik C

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Rata - rata


WIB WIB
Pencahayaan 46.442 Lux 35.159 Lux 40.800,5 lux
Kebisingan 68 dB 58 dB 63 dB
Kelembapan 26% 26 %
Kecepatan 2,17 m/s
2,1 m/s 2,24 m/s
Angin

Intensitas cahaya dengan rata – rata 40.800,5 lux memberikan visual yang
sangat jelas (berdasarkan standar National Optical Astronomy Observatory
(NOAO). Lalu, kebisingan dengan rata – rata 63 dB menunjukkan kebisingan tapak
yang sangat tinggi (NIOSH Standard). Kelembapan rata – rata menunjukkan 26%
merupakan kelembapan normal yang direkomendasikan Aprilaire Relative Humidity
Defined dan kecepatan angin dengan rata – rata 2,17 m/s merupakan kecepatan
angin yang sejuk (sepoi – sepoi) (Beaufort scale of winds, ASCE : 2003).
TITIK D

Tabel 19. Data survey di titik D

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Rata - rata


WIB WIB
Pencahayaan 47.252 Lux 34.500 Lux 40,876 lux
Kebisingan 38,8 dB 47 dB 42,9 dB
Kelembapan 25% 25 %
Kecepatan 2,7 m/s
3,2 m/s 2,24 m/s
Angin
Intensitas cahaya dengan rata – rata 40.876 lux memberikan visual yang
sangat jelas (berdasarkan standar National Optical Astronomy Observatory
(NOAO). Lalu, kebisingan dengan rata – rata 42,9 dB menunjukkan kebisingan
tapak yang cukup namun tidak mengganggu kegiatan dalam ruangan (NIOSH
Standard). Kelembapan rata – rata menunjukkan 25% merupakan kelembapan
normal yang direkomendasikan Aprilaire Relative Humidity Defined dan kecepatan
angin dengan rata – rata 2,17 m/s merupakan kecepatan angin yang sejuk (sepoi –
sepoi) (Beaufort scale of winds, ASCE : 2003).

2.8 Gambaran Umum Lingkungan Sekitar Tapak


2.8.1 Gambaran Umum Fisik Lingkungan Sekitar Tapak
A. Alami
1. Kekuatan Alami

Gambar 14. Vegetasi sekitar tapak

Pada sekitar tapak angin yang berhembus dari arah selatan menuju ke
utara dengan kecepatan angin 7 km/jam, sehingga angin yang dihasilkan cukup
kencang di sekitar tapak. Kemudian, rata – rata intensitas cahaya 3612 lux pada
siang hari sehinigga dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekitar tapak dalam
kondisi hangat (Berdasarkan Satuan Internasional). Di sekitar tapak suhu yang ada
±26° dan memiliki kelembapan ± 58%. Kondisi tanah pada sekitar tapak lebih
subur dengan spesifikasi mediteran coklat tua. Pada lingkungan sekitar tapak,
topografi atau elevasi tanah yang ada termasuk dalam tingkatan landai dengan
kemiringan 15% (dilihat pada tabel 16). Kemudian, vegetasi yang ada pada lokasi
tapak didominasi oleh pohon ketapang dan rumput – rumput liar.
2. Amenitas Alami
Pada lingkungan di sekitar tapak, amenitas atau kenyamanan yang ada
seperti angin sangat sejuk karena memiliki kecepetan angin yang cukup tinggi di
tambah dengan vegetasi yang ada pada lokasi tapak sangat banyak seperti pohon
ketapang yang mendominasi pada tapak dan rumput – rumput liar disekitarnya.
B. Buatan
1. Kekuatan Buatan
a. Tata Guna Lahan Sekitar

Gambar 15. Tata guna lahan lingkungan sekitar tapak


Sumber : Data Pribadi

Warna Biru
Warna biru menunjukkan daerah pendidikan yaitu Politeknik Negeri
Semarang dan Universitas Diponegoro.

Warna Kuning
Warna kuning menunjukkan daerah perdagangan, rumah warga dan
fasilitas umum seperti POM Bensin Tembalang, Bank BCA, Optik.
b. Bangunan Sekitar Tapak

Bangunan di sekitar tapak didominasi bangunan komersial dan rumah


warga. Bangunan tersebut memiliki ketinggian sekitar 2 -3 lantai. Bangunan
komersial yang ada berupa toko kelontong, rumah makan, dan minimarket.
Gambar 16. Bangunan milik UNDIP dan rumah warga sekitar
Sumber : Data Pribadi

Gambar 17. Bangunan komersial di sekitar tapak (warung dan laundry)


Sumber : Data Pribadi

c. Amenitas Buatan

Pada sekitar tapak amenitas buatan atau kenyamanan yang ada berpotensi
strategis untuk dicapai karena berada di tengah dengan 2 jalan utama yang
memiliki kepadatan tinggi. Kenyaman lain berdampak pada ruko – ruko yang
terdapat di depan tapak yang ramai sehingga menambah keramaian pada sekitar
lokasi atau sekitar lingkungan. Lalu, di sekitar tapak terdapat sarana prasarana
seperti tiang listrik, jalur drainase, lampu jalan. Selain itu terdapat vegetasi yang
mendukung pada lokasi tapak mempengaruhi bangunan seperti peneduh pada
bangunan dan membantu jalannya sirkulasi udara.
2.8.2 Gambaran Umum Non-Fisik Lingkungan Sekitar Tapak
Budaya ekonomi masyarakat di sekitar tapak yang paling umum terlihat adalah
menjual aneka makanan, fotocopy, dan membuka toko alat tulis. Lalu,
kesenjangan sosial terjadi pada mahasiswa Undip dan mahasiswa Polines.
Tingkat kepadatan yang tertinggi di sekitar tapak terjadi pada pagi hari saat
berangkat kerja dan perkuliahan dan pada sore hari pada saat pulang kerja dan
perkuliahan.
BAB 3. PEMROGRAMAN ARSITEKTUR
3.1 Analisa Ruang
3.1.1 Analisa Kebutuhan Ruang
1. Pengguna dan Aktivitas Pengguna
Pengguna pada kompleks bangunan Sekolah Terpadu dibagi menjadi 3
yaitu peserta didik (SD, SMP, SMA), pengelola, dan staff (pegawai). Setiap
golongan pengguna memiliki perbedaan aktivitas masing – masing.
a. Peserta Didik
Terdapat 3 kelompok peserta didik pada sekolah terpadu ini, yaitu siswa
SD, SMP dan SMA. Aktivitas peserta didik SD, SMP, dan SMA di Sekolah Terpadu
pada umumnya adalah kegiatan belajar di kelas, kegiatan belajar di luar kelas
(olahraga), kegiatan ekstrakurikuler, perpustakaan, dan laboratorium. Pembagian
alur sirkulasi ditentukan sesuai ruang kelas dan kegiatan masing – masing jenjang
pendidikan.
b. Pengelola
Pengelola merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab atas
pengelolaan kegiatan di sekolah terpadu. Selain itu, pengelola juga mengurus
perawatan fasilitas bagi peserta didik. Dalam menjalankan pengelolaan sekolah
terpadu, pengelola menentukan dan menetapkan peraturan sekolah sesuai
dengan kurikulum yang dibuat. Terdapat 2 kelompok pengelola yaitu pengelola
pendidikan dan pengelola yayasan sekolah terpadu.
Pengelola pendidikan melakukan aktivitas pengelolaan, penyiapan, dan
pemantauan sistem kegiatan di sekolah. Selain kegiatan pengelolaan, pengelola
juga mendampingi kegiatan pendidikan atau belajar mengajar. Pengelola
pendidikan terdiri atas kepala sekolah dan wakilnya, tenaga pengajar (guru dan
guru konseling), dan staff (staff perpustakaan, staff laboratorium, Pembina OSIS,
dan Pembina Ekstrakurikuler).
Sedangkan pengelola yayasan, terdiri atas kepala yayasan, komite
yayasan, dan staff yayasan. Kegiatan pengelola yayasan berupa pemantauan
kegiatan pendidikan di sekolah terpadu.
c. Staff (Pegawai)
Staff atau pegawai memiliki kegiatan yang menunjang sistem pendidikan di
sekolah terpadu seperti kegiatan administrasi, keuangan, perpustakaan,
laboratorium, ekstrakurikuler, pembina OSIS dan kegiatan kebersihan di sekolah
terpadu. Staff bertanggung jawan atas kebutuhan servis dalam perawatan fasilitas
sekolah terpadu seperti sarana prasarana, tukang kebun, dan keamanan.

2. Struktur Organisasi Sekolah Terpadu

Diagram 1. Struktur Organisasi Sekolah Terpadu di International School of Tianjin


(sumber: https://www.istianjin.org/our-community/organizational-structure)
3. Kurikulum Sekolah Terpadu
Kurikulum Sekolah terpadu memiliki 3 kurikulum pada pada setiap jenjang
pendidikannya. Kurikulum untuk SD, SMP, dan SMA. Pada Stuartholme School,
Brisbane, Australia, menawarkan kurikulum yang didasarkan pada “cara belajar”,
daripada menghafal, berlatih, dan mengingat informasi.
Untuk peserta didik SD, kurikulum yang difokuskan adalah higher – order
thinking skills, dengan fokus pada analisis, evalusi, dan menetapkan. Lalu, untuk
peserta didik SMP menggunakan kurikulum Core Subject yang mengijinkan
siswanya untuk memilih subjek yang mereka sukai selain subjek pelajaran yang
wajib diambil. Kemudian, untuk peserta didik SMA menggunakan Co – curricula
learning dimana memperbolehkan siswanya untuk membangun self – confidence
dan mengembangkan bakatnya.
(Stuartholme school. 2019. Curriculum Framework.
https://stuartholme.com/learn/curriculum-framework/)
4. Persyaratan Sekolah Terpadu
Dengan menggunakan preseden SD – SMP – SMA Semesta Billingual
Boarding School Semarang, persyaratan untuk sekolah terpadu dalam menunjang
kegiatan belajar mengajar yang berkualitas adalah penyediaan LCD Proyektor,
Touch Screen/Smart Board, dan Sound System serta laboratorium. Untuk jenjang
SD yang terdiri dari kelas 1 – 6 SD, memiliki 4 ruang untuk tiap jenjangnya (contoh:
Kelas 1a, 1b, 1c, dan 1d). Lalu untuk SMP terdiri dari kelas 7 – 9 SMP dan memiliki
4 kelas untuk tiap jenjangnya (contoh: 7a, 7b, 7c, dan 7d). Dan untuk SMA, terdiri
dari kelas 10 – 12 SMA dan juga memiliki 4 kelas untuk tiap kelasnya (contoh: 11a,
11b, 11c, dan 11d).
(https://semestaschool.sch.id/)

3.1.2 Analisa Persyaratan Ruang


1. Ruang Pengelola
Ruang Pengelola akan digunakan oleh Kepala Sekolah, Kepala Yayasan,
Komite dan staff. Ruang – ruang untuk kegiatan pengelolaan ini membutuhkan
pencahayaan ruang minimal 350 lux untuk kejelasan dalam melihat. Dan
sebaiknya menggunakan pencahayaan alami. Penghawaan menggunakan cross
ventilation untuk pertukaran udara yang lancar. Serta membutuhkan ketenangan
sehingga dijauhkan dari kebisingan yang tinggi.
Kemudian, pada setiap pengguna dibutuhkan privasi sehingga ruang kepala
sekolah dan kepala komite sekolah sebaiknya tidak bersamaan. Lalu, ruang guru
dan ruang pegawai juga sebaiknya dipisah karena memiliki jenis kegiatan yang
berbeda.
2. Ruang Arsip
Pencahayaan di ruang arsip membutuhkan intensitas cahaya 350 lux untuk
mendapatkan kejelasan dalam melihat. Penghawaan menggunakan ventilasi
cross ventilation. Selain itu, ruang arsip membutuhkan keamanan ruang yang
tinggi sehingga butuh adanya CCTV dan kunci ruangan.
3. Ruang Rapat
Kebutuhan untuk pencahayaan di ruang rapat minimal 300 lux. Sebaiknya
diberi cross ventilation untuk penghawaan alami dan AC sebagai penghawaan
buatan. Kelembapan udara minimal 25 % agar tetap nyaman untuk digunakan.
4. Ruang Multimedia
Ruang multimedia sebaiknya dilengkapi dengan peredam suara (akustik)
supaya suara didalam ruangan dapat didengar lebih jelas dan suara dari luar
ruangan tidak masuk. Pencahayaan yang dibutuhkan minimal 200 – 350 lux.
Kenaikan lantai setiap baris adalah 30 cm, dengan lebar 100 cm, untuk
mengatasi bentuk langit, bentuk disesuaikan dengan kemiringan lantai agar gema
dapat terefleksikan dengan baik ke arah penonton.
5. Ruang Perpustakaan
Perpustakaan membutuhkan kejelasan visual yang tinggi sehingga
membutuhkan penerangan yang cukup. Standar pencahayaan untuk
perpustakaan menurut Standar Nasional Indonesia adalah 300 lux. Untuk
pencahayaan alami dapat menggunakan bukaan jendela atau skylight.

6. Ruang Guru
Ruang guru akan digunakan oleh tenaga pengajar untuk bekerja dan
istirahat. Ruang – ruang ini membutuhkan pencahayaan ruang minimal 350 lux
untuk kejelasan dalam melihat. Dan sebaiknya menggunakan pencahayaan alami.
Penghawaan menggunakan cross ventilation untuk pertukaran udara yang lancar.
Serta membutuhkan ketenangan sehingga dijauhkan dari kebisingan yang tinggi.
7. Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha i membutuhkan pencahayaan ruang minimal 350 lux
untuk kejelasan dalam melihat. Dan sebaiknya menggunakan pencahayaan alami.
Penghawaan menggunakan cross ventilation untuk pertukaran udara yang lancar.
8. Laboratorium Komputer dan Bahasa
Ruang laboratorium sebaiknya dilengkapii dengan LCD proyektor untuk
kegiatan belajar dan mengajar. Sebaiknya terdapat loker pada ruangan
laboratorium untuk menyimpan barang atau berkas.
9. Laboratorium IPA (Biologi, Laboratorium Fisika, dan Laboratorium Kimia)
Sebagai tempat untuk konservasi benda koleksi, adanya laboratorium
menjadi penting untuk tujuan perawatan dan penelitian benda. Pada ruangan ini
akan tersimpan beberapa zat fumigasi dan peralatan meneliti.
a. Suhu
Suhu udara di dalam ruangan sebaiknya normal (tidak terlalu dingin
atau panas) sekitar 21 derajat – 26 derajat celcius dengan
kelembapan 50%.
b. Pencahayaan
Intensitas cahaya sebaiknya 50 lux untuk menghindari radiasi sinar
matahari yang berlebihan dan mengenai benda – benda koleksi.
c. Penghawaan
Sebaiknya bukaan untuk sirkulasi udara dapat diatur sesuai
kebutuhan untuk menciptakan suhu ruangan yang normal dan tidak
lembab.
d. Penataan perlengkapan
Perabot dalam ruangan laboratorium harus memiliki besaran
sirkulasi minimal 40% karena resiko membawa benda – benda
koleksi cukup tinggi.
10. Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga berada di luar bangunan dan dapat memfasilitasi
kegiatan olahraga seperti basket, volley, baseball, dan sepak bola.
11. Ruang Musik
Ruang musik sebaiknya dilengkapi dengan peredam suara (akustik) supaya
suara didalam ruangan dapat didengar lebih jelas dan suara dari luar ruangan tidak
masuk. Pencahayaan yang dibutuhkan minimal 200 – 350 lux.
12. Ruang Seni Multifungsi
Ruang seni multifungsi merupakan ruangan yang dapat digunakan bersama
oleh seluruh siswa SD, SMP dan SMP untuk beberapa kegiatan seni, seperti
tari, lukis, prakarya dan musik. Karena sifatnya yang mutifungsi maka perlu
diperhatikan keefektifitasan dan kefleksibelan penggunaan perabot, dan
luas ruang yang tdapat menampung berbagai aktifitas seni.

3.1.3 Analisa Dampak Kegiatan


1. Suara
Ruang kelas : sebaiknya dijauhkan dari ruang olahraga atau lapangan supaya
kegiatan belajar mengajar tidak terganggu.
Ruang perpustakaan : ruang perpustakaan membutuhkan ketenangan suara
sehingga harusnya dijauhkan dari kebisingan jalan raya maupun lapangan
olahraga.
2. Polusi Udara
Ruang Laboratorium : Ruang Laboratorium menyimpan berbagai zat dan
benda dengan material tertentu sehingga membutuhkan suhu ruangan dan tingkat
kelembapan yang tepat. Laboratorium harus dijauhkan dari jalan raya atau
lapangan olahraga supaya tidak terlalu banyak polusi udara yang masuk. Pintu
dan jendela sebaiknya diatur sedemikian rupa supaya kebersihan ruangan tetap
terjaga.
3. Sirkulasi
Ruang untuk SD, SMP, dan SMA ditata secara cluster dan terpisah satu
sama lain agar tidak saling mengganggu kegiatan satu sama lain. Akan tetapi,
sirkulasi menuju fasilitas bersama seperti lapangan olahraga, ruang ekstakurikuler,
dan laboratorium dapat dibuat sama untuk menciptakan efisiensi lahan pada tapak.

3.1.4 Analisa Keruangan (Kualitas Ruang)


1. Skala Ruang
Pada sekolah terpadu terdapat pembagian skala ruang berdasarkan
besaran ruang utamanya yaitu monumental, normal, dan akrab. Untuk
skala ruang monumental yaitu teather dan hall serbaguna. Kemudian untuk
skala ruang normal yaitu ruang kepala yayasan, ruang komite sekolah,
ruang guru, ruang arsip, laboratorium, dan ruang ekstrakurikuler. Kemudian
untuk skala ruang akrab yaitu lapangan.
2. Ketertutupan Ruang
Fasilitas Outdoor : Lapangan Sepak Bola, Lapangan Volly, Lapangan
basket, dan lapangan lari.
Fasilitas Indoor : Ruang – ruang pengelola, ruang guru, ruang kelas,
ruang musik, ruang multimedia, ruang seni multifungsi dan laboratorium.
3. Hierarki
Hierarki pada sekolah terpadu terbagi menjadi 3 yaitu rendah, sedang, dan
tinggi. Hierarki tertinggi ada pada ruang yang melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yaitu ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan ruang
ekstrakurikuler. Lalu hierarki sedang ada pada ruang – ruang pengelola.
Dan hierarki rendah ada pada ruang – ruang servis.

3.2 Analisa Dimensi Ruang Dalam dan Luar


3.2.1 Analisa Kapasitas
1. Jumlah Pengguna dalam Bangunan
a. Pengelola
Pengelola pada bangunan sekolah terpadu terdiri kepala yayasan,
komite yayasan, staff yayasan, kepala sekolah, tata usaha, dan
guru bertugas sebagai penanggung jawab pengelolaan sekolah
terpadu.
- Kepala yayasan (1 orang)
- Komite yayasan (2 orang x 3 jenjang pendidikan = 6 orang)
- Staff yayasan (bendahara 2 orang, sekretaris 1 orang,
- Staff umum 3 orang = 6 orang)
- Kepala Sekolah (3 orang)
- Wakil kepala sekolah (4 wakasek x 3 jenjang pendidikan = 12
orang)
- Tata usaha (4 orang)
Sehingga total jumlah pengelola sekolah terpadu adalah 32 orang.
b. Guru SD
Jumlah guru SD = Jumlah Mata Pelajaran x 2 guru
= 8 mata pelajaran x 2 guru
= 16 guru
Sehingga total jumlah guru SD adalah 16 orang.
c. Guru SMP
Jumlah guru SMP = Jumlah Mata Pelajaran x 2 guru
= 12 mata pelajaran x 2 guru
= 24 guru
Sehingga total jumlah guru SMP adalah 24 guru.
d. Guru SMA
Jumlah guru SMA = Jumlah Mata Pelajaran x 2 guru
= 16 mata pelajaran x 2 guru
= 32 guru
Sehingga, total jumlah guru SMA adalah 32 guru.
e. Guru Konseling
Guru konseling bertugas untuk memberikan bimbingan dan
kegiatan konseling di sekolah terpadu.
Jumlah guru konseling adalah 2 guru x 3 jenjang pendidikan = 6
guru konseling.
f. Siswa SD
Sebagai peserta didik yang melaksanakan kegiatan belajar,
perhitungan siswa SD sebagai berikut :
4 x 6 kelas = 24 kelas
24 kelas x 20 siswa = 420 siswa
Sehingga, jumlah siswa SD adalah 420 siswa.
g. Siswa SMP
Sebagai peserta didik yang melaksanakan kegiatan belajar,
perhitungan siswa SMP sebagai berikut :
4 x 3 kelas = 12 kelas
12 kelas x 35 siswa = 420 siswa
Sehingga, total siswa SMP adalah 420 siswa.
h. Siswa SMA
Sebagai peserta didik yang melaksanakan kegiatan belajar,
perhitungan siswa SMA sebagai berikut :
4 x 3 kelas = 12 kelas
12 kelas x 35 siswa = 420 siswa
i. Staff
Staff pada bangunan sekolah terpadu bertugas untuk mengerjakan
kegiatan service. Perhitungan jumlah staff adalah sebagai berikut :
1. Pembina ekstrakurikuler (15 orang)
2. Staff perpustakaan (5 orang)
3. Staff laboratorium (8 orang
4. Staff lapangan (2 orang)
5. Dokter klinik (2 orang)
6. Penjual makanan kantin (10 orang)
7. Tukang kebun (4 orang)
8. Cleaning service (12 orang)
9. Staff ME (2 orang)
10. Security (4 orang)

Sehingga total jumlah staff adalah 64 orang.

2. Jumlah Pengguna yang Ditampung di dalam ruang


1. Ruang Kelas SD
Jumlah pengguna yang akan ditampung pada ruang kelas SD menurut
standar pendidikan nasional untuk sekolah terpadu adalah 10 – 20
orang tiap kelasnya.
2. Ruang Kelas SMP
Jumlah pengguna yang akan ditampung pada ruang kelas SMP menurut
standar pendidikan nasional untuk sekolah terpadu adalah 20 – 35
orang tiap kelasnya.
3. Ruang Kelas SMA
Jumlah pengguna yang akan ditampung pada ruang kelas SMP menurut
standar pendidikan nasional untuk sekolah terpadu adalah 20 – 35
orang tiap kelasnya
4. Laboratorium
Jumlah pengguna yang dapat ditampung pada setiap ruang
laboratorium adalah 40 orang.
5. Multimedia
Pada ruang multimedia, jumlah pengguna yang dapat ditampung adalah
200 orang.
6. Perpustakaan
Jumlah pengguna yang dapat ditampung pada ruang perpustakaan
adalah 50 orang.
7. Lapangan
Jumlah pengguna yang dapat ditampung pada tiap lapangan olahraga
adalah 100 orang.
8. Ruang Guru SD
Untuk ruang guru sesuai dengan perhitungan, pengguna yang dapat
ditampung adalah 16 orang.
9. Ruang Guru SMP
Untuk ruang guru SMP, sesuai dengan perhitungan pengguna yang
dapat ditampung adalah 24 orang.
10. Ruang Guru SMA
Untuk ruang guru SMA, sesuai dengan perhitungan, pengguna yang
dapat ditampung adalah 32 orang.
11. Ruang Staff
Untuk staff, jumlah pengguna yang dapat ditampung adalah 30 orang
12. Ruang Seni Multifungsi
Dalam sekali pemakaian, jumlah pengguna yang ditampung
adalah 31 orang.

3. Jumlah Kendaraan
Jumlah kendaraan yang akan di dalam tapak dihitung menggunakan
asumsi pengguna. Dimana terdapat 2 pengguna utama dalam Sekolah Terpadu
yaitu pengelola dan peserta didik. Pengelola yaitu kepala sekolah, komite sekolah,
guru, dan staff. Sedangkan untuk peserta didik yang umumnya akan membawa
mobil adalah murid SMA. Sehingga asumsi jumlah kendaraan yang akan di
tampung dalam tapak sebagai berikut :
1. Jumlah mobil Pengelola, Guru, Karyawan = 15 mobil
2. Jumlah mobil Penjemput = 10 mobil
3. Jumlah motor Pengelola, Guru, Karyawan = 30 motor
4. Jumlah motor Murid SMA = 60 motor
5. Jumlah motor Tamu / Penjemput = 10 motor
3.3 Struktur Ruang
3.3.1 Pengelompokan Ruang
Kebutuhan dalam ruang sekolah dibagi sesuai dengan fungsi dan sifat
ruangnya menjadi 4 Golongan, yaitu fasilitas pengelolaan, fasilitas
pendidikan, fasilitas penunjang dan fasilitas service.

a. Fasilitas Pengelolaan
Yang termasuk dalam fasilitas pengelolaan yaitu ruang kepala
yayasan, ruang komite sekolah, ruang staff yayasan, ruang arsip,
ruang fotocopy, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah,
ruang tamu, ruang rapat, ruang tata usaha, ruang guru, ruang
bimbingan dan konseling.

b. Fasilitas Pendidikan
Yang termasuk dalam fasilitas pendidikan yaitu ruang kelas,
laboratorium bahasa, laboratorium computer, laboratorium biologi,
laboratorium fisika, laboratorium kimia, perpustakaan, ruang loker,
ruang baca,. Sifat pada ruang – ruang pendidikan tersebut bersifat
privat.

c. Fasilitas Penunjang
Yang termasuk dalam fasilitas penunjang yaitu yang mendukung
kegiatan – kegiatan yang dilakukan di sekolah, sifat ruang untuk
fasilitas penunjang adalah semi public dan public. Ruang – ruang
yang termasuk dalam fasilitas penunjang adalah ruang OSIS, ruang
unit kegiatan mahasiswa, ruang music, ruang multimedia, sporthall,
teather, hall serbaguna, kantin, klinik, lapangan outdor, kolam
renang, ruang tunggu, parker motor, parker mobil, musholla, ruang
seni multifungsi.

d. Fasilitas Service
Yang termasuk dalam fasilitas service yaitu ruang – ruang yang
digunakan untuk kebutuhan service dalam bangunan sekolah.
Seperti ruang lavatory, ruang ganti, ruang gudang, ruang cleaning
sevice, janitor, ruang CCTV, ruang mekanikal elektrikal, ruang
genset.

3.3.2 Pola Hubungan Ruang

Entrance sekolah dekat dengan ruang jaga dan ruang CCTV. Entrance sekolah
berhubungan langsung dengan lobby sekolah. Lobby sekolah menghubungkan ke
pintu masuk SD, pintu masuk SMP dan pintu masuk SMA. Sebelum masuk ke pintu
masuk SD, SMP dan SMA, pada bagian setelah lobby sekolah ada Ruang Rapat,
Ruang Tamu, Ruang Kepala Yayasan, Ruang Komite Sekolah dan Ruang Staff
Yayasan pada bagian sebelah kanan bangunan. Sedangkan Ruang Arsip, Ruang
Fotocopy, Ruang Tata Usaha, Ruang Bimbingan Konseling dan Pantry berada
disebelah kiri bangunan.
Pada bagian tingkatan SD memiliki Ruangan Kelas 1 sampai kelas 6, Ruang Guru,
Ruang Kepala Sekolah, Ruang Wakil Kepala Sekolah, Ruang Staff, Ruang OB, dan
Toilet. Pada tingkatan SMP memiliki Ruang Kelas 7A-9A dan 7B-9B, Ruang Guru,
Ruang Kepala Sekolah, Ruang Wakasek, Ruang Staff, Ruang OB, dan Toilet. Pada
tingkatan SMA memiliki ruang Kelas 10IPA, 11IPA, 12IPA, 10IPS, 11IPS, dan 12IPS,
Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Wakasek, Ruang Staff, Ruang OB, dan
Toilet.
Pada tiap ruang kelas yang ada di SD, SMP dan SMA menghubungkan ke Kantin
karena Kantin terletak di tengah bangunan agar memudahkan siswa untuk beristirahat
di Kantin juga menghubungkan pada ruang Perpustakaan, Laboratorium, Klinik pada
bagian kanan bangunan. Kantin menghubungkan Hall Serbaguna, Ruang Seni
Serbaguna dan Theater pada bagian tengah. Dan kantin juga menghubungkan Kolam
Renang, Lapangan Outdoor, Ruang Osis dan Ruang Ekstrakurikuler pada bagian kiri
bangunan.
3.3.3 Organisasi Ruang

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Ruang


Sumber : Data Pribadi

3.3.4 Zonasi Ruang

NO SIFAT RUANG JENIS RUANG


1 Ruang Privat Ruang Kepala Yayasan
Ruang Komite Sekolah
Ruang Staff Yayasan
Ruang Arsip
Ruang Foto Copy
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Rapat
Ruang Tata Usaha
Ruang Guru
Ruang Bimbingan Konseling
Ruang Kelas
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Komputer
Laboratorium Fisika
Laboratorium Kimia
Laboratorium Biologi
Ruang Loker
Ruang Baca
Ruang OSIS
Ruang Unit Kegiatan Siswa
Ruang Music
Ruang Multimedia
Ruang UKS
2 Ruang Public Kantin
Lapangan Sepak Bola/Lapangan Basket
Lapangan Lari
3 Ruang Semi Ruang Tamu
Publik
Perpustakaan
Teater
Hall Serbaguna
Kolam Renang
Ruang Seni Multifungsi
4 Ruang Service Parkir Motor
Parkir Mobil
Lavatory
Gudang
Ruang Cleaning Service
Janitor
Ruang CCTV
Ganset
Tabel : 1
Sumber : Data Pribadi
3.3.5 Kebutuhan Besaran Ruang
1. Ruang Umum
Besaran ruang dapat dianalisa melalui studi aktivitas yang ada di ruangan projek
ini. Kebutuhan ruang menentukan dasar perhitungan bersaran ruang, serta kapasitas
ruang yang dibutuhkan pada projek Sekolah Terpadu ini berdasarkan pada studi.
NAD : Neufert Architect Data
Sedangkan untuk perhitungan sirkulasi berdasarkan pada buku
Time Saver Standart for Building Type 2nd Edition, sebagai berikut:
5% - 10 % : Sirkulasi minimum
20% : Kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi
30% : Tuntutan kenyamanan fisik
40% : Tuntutan kenyamanan psikologis
50% : Tuntutan sesuai dengan spesifik kegiatan
70% - 100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
NO FUNGSI NAMA KAPASITAS BESARAN LUAS SUMBER
RUANG RUANG RUANG
1 Ruang Ruang 6 Terlampir 9 m² ASS
Fungsi Kepala dalam
Kantor Yayasan Lampiran
Ruang 6 Terlampir 9 m² ASS
Komite dalam
Sekolah Lampiran
Ruang 10 Terlampir 20 m² ASS
Staff dalam
Yayasan Lampiran
Ruang 2 Terlampir 11 m² NAD
Arsip dalam
Lampiran
Ruang 3 Terlampir 11,22 m² ASS
Fotocopy dalam
Lampiran
Ruang 3 Terlampir 11,22 m² ASS
Kepala dalam
Sekolah Lampiran
Ruang 3 Terlampir 11,22 m² ASS
Wakasek dalam
Lampiran
Ruang 10 Terlampir 20,08 m² NAD
Tamu dalam
Lampiran
Ruang 20 Terlampir 85,2 m² NAD
Rapat dalam
Lampiran
Ruang 10 Terlampir 24 m² ASS
Tata dalam
Usaha Lampiran
Ruang 24 Terlampir 43,2 m² NAD
Guru SD dalam
Lampiran
Ruang 35 Terlampir 57,12 m² NAD
Guru dalam
SMP Lampiran
Ruang 35 Terlampir 70,62 m² NAD
Guru dalam
SMA Lampiran
Ruang 3 Terlampir 11,22 m² ASS
Bimbinga dalam
n & Lampiran
Konselin
g
Sub Total 375,44 m²
2 Ruang Ruang 30 Terlampir 84,12 m² NAD
Fungsi Kelas SD dalam
Pendidik Lampiran
an
Ruang 30 Terlampir 84,12 m² NAD
Kelas dalam
SMP Lampiran
Ruang 30 Terlampir 84,12 m² NAD
Kelas dalam
SMA Lampiran
Laborato 30 Terlampir 148,5 m² NAD
rium dalam
Bahasa Lampiran
Laborato 30 Terlampir 148,5 m² NAD
rium dalam
Kompute Lampiran
r
Laborato 30 Terlampir 148,5 m² NAD
rium dalam
Biology Lampiran
Laborato 30 Terlampir 148,5 m² NAD
rium dalam
Fisika Lampiran
Laborato 30 Terlampir 148,5 m² NAD
rium dalam
Kimia Lampiran
Perpusta 50 Terlampir 183 m² NAD
kaan dalam
Lampiran
Sub Total 1.179 m²
3 Ruang Ruang 15 Terlampir 49 m² ASS
Fungsi OSIS dalam
Penunja Lampiran
ng
Ruang 15 Terlampir 45,24 m² ASS
UKM dalam
Lampiran
Ruang 4 Terlampir 16 m² ASS
Multimed dalam
ia Lampiran
Theater 150 Terlampir 431 m² NAD
dalam
Lampiran
Hall 400 Terlampir 765 m² ASS
Serbagu dalam
na Lampiran
Kantin 150 Terlampir 38 m² NAD
dalam
Lampiran
Klinik 6 Terlampir 20,4m² NAD
dalam
Lampiran
Lapanga 40 Terlampir 10.8 m² NAD
n Sepak dalam
Bola Lampiran
Lapanga 40 Terlampir 364 m² NAD
n Basket dalam
Lampiran
Lapanga 40 Terlampir 162 m² NAD
n Volly dalam
Lampiran
Lapanga 40 Terlampir 30 m² NAD
n Lari dalam
Lampiran
Kolam 40 Terlampir 325 m² NAD
Renang dalam
Lampiran
Parkir 150 Terlampir 660 m² ASS
Motor dalam
Lampiran
Parkir 30 Terlampir 750 m² NAD
Mobil dalam
Lampiran
Sub Total 3.688 m²
4 Ruang Lavatory 6 Terlampir 12 m² NAD
Fungsi Pria dalam
Service Lampiran
Lavatory 6 Terlampir 17 m² NAD
Wanita dalam
Lampiran
Gudang 2 Terlampir 9,6 m² ASS
dalam
Lampiran
Ruang 6 Terlampir 32.5 m² ASS
Cleaning dalam
Service Lampiran
Ruang 2 Terlampir 6 m² ASS
CCTV dalam
Lampiran
POS 2 Terlampir 4 m² ASS
dalam
Lampiran
Ruang 2 Terlampir 20 m² ASS
M.E dalam
Lampiran
Ganset 2 Terlampir 25 m² ASS
dalam
Lampiran
Sub Total 101,1 m²
Luas Total 5.343,64 m²
Tabel : 2
Sumber : Data Pribadi
2. Ruang Khusus
Basis dari projek sekolah ini adalah terpadu, yang cenderung beberapa fasilitas
dapat digunakan bersama demi menunjang keefektifitasan kinerja pendidikan,
maka dalam studi ruang khusus, ruang yang akan distudi adalah Ruang Seni
Multifungsi, maka sifat multifungsi tersebut perlu dihitung kebutuhan besaran
ruang dengan asumsi terkait pengguna, kebutuhan perabot dan fleksibelitas
luas ruang yang dapat menampung semua aktifitas seni secara bergantian
didalam Ruang Seni Multifungsi.
a. Dimensi Ruang Tari
Seni tari merupakan salah satu aktifitas didalam ruang seni multifungsi, Dalam dimensi
ruang ini akan dikategorikan kedalam 2 jenis ruang tari, yaitu tari modern dan tari
tradisional. dimana seni tari modern sendiri hanya membutuhkan sebuah ruang kosong
yang dapat menunjang pergerakan dari penari tanpa terganggu adanya perabot, maka
dalam dimensi ruang tari ini akan diasumsikan bahwa ruang berupa ruang kosong. Lalu
untuk ruang tari tradisional, cenderung terdapat peralatan musik tradisional. Maka
berikut adalah tabel hitungan besaran ruang pada kebutuhan seni tari tradisional dan
modern.
TOTAL
JENIS JUMLAH LUAS
LAYOUT RUANG BESARAN RUANG
RUANG PENGGUNA RUANG

Fungsi 15 Orang Pengguna : TOTAL =


Ruang Siswa 16 x 1m : 16m2 16m +
Seni Tari 1 Instruktur Sirkulasi Pengguna 16m
Modern 100 % (asusmsi = 32m2
TOTAL : 16 bergerak bebas
Orang penuh)
= 16m2 x 100%
= 16m2

Total Luas Ruang + Sirkulasi 20% 38,4m2

Fungsi 15 orang Pengguna : TOTAL :


Ruang siswa penari 23 Orang x 1m : 23m2 23m2 +
Seni Tari 7 Pemusik 15,3m2 +
Tradisional 1 instruktur Sirkulasi Pengguna : 8,92m2 +
- Penari dan 2,676m2
TOTAL : 23 Instruktur : 16m2 x = 49,8m2
Orang 100% = 15m2
- Pemusik : 7m2
x 30 % = 0,3m2
Perabot :
- Gamelan :
0,38m2
- Gendang
Luas : 2,5m2
- Gong
Luas : 5m2
- suling
Luas : 0,5m2
- kolintang
Luas : 0,16m2
- tifa
Luas : 0,2m2
- angklung
Luas : 0,18m2
TOTAL : 8,92m2

Sirkulasi Perabot :
30 % x 8,92m2 :
2,676m2

Total Luas Ruang + Sirkulasi 20% 50m2

b. Dimensi Ruang Seni Lukis


Dalam kebutuhan luas ruang seni lukis, dilihat dari jumlah pengguna, sikulasi dan
kebutuhan perabot yang menunjang aktifitas seni melukis. Maka berikut adalah tabel
hitungan besaran ruang pada kebutuhan ruang seni lukis.
TOTAL
JENIS JUMLAH LUAS
LAYOUT RUANG BESARAN RUANG
RUANG PENGGUNA RUANG

Fungsi 30 orang Pengguna : 31m2 +


Ruang siswa 31 orang x 1m2 : 9,3m2 +
Seni Lukis 1 Guru 31m2 9,1m2 +
2,73m2 =
Total : 31 Sirkulasi Pengguna 52,13m2
Orang :
30% x 31m2 : 9,3m2
Perabot :
Papan Alat Lukis :
0,25m x 0,25m :
0,0625m2 x 30 =
1,9m2

Papan Tulis Non-


Permanen : 1,2 m x
6m : 7,2 m2
TOTAL LUAS
PERABOT : 9,1 m2
Sirkulasi Perabot :
9,1 + 30% = 2,73m2
Total Luas Ruang + Sirkulasi 20% 62,6m2

c. Dimensi Ruang Seni Musik


Dalam kebutuhan luas ruang seni musik, dilihat dari jumlah pengguna, sikulasi dan
kebutuhan perabot yang menunjang aktifitas seni musik. Maka berikut adalah tabel
hitungan besaran ruang pada kebutuhan ruang seni musik.
TOTAL
JENIS JUMLAH LUAS
LAYOUT RUANG BESARAN RUANG
RUANG PENGGUNA RUANG

Fungsi 30 Orang Pengguna : 31m2 +


Ruang Siswa 31 x 1m2 = 31m2 9,32m2 +
Seni 1 Guru 24,3m2 +
Musik Sirkulasi 4,82m2 =
TOTAL : 31 Pengguna : 69,44m2
orang 31m2 x 30% :
9,32m2

Perabot :
- Papan sheet
music : 0,45m x
0,45m : 0,20m2 x 30
= 6m2
- Kursi : 0,5m
x 0,5m = 0,25m2 x
30 = 7,5m2
- Drum set =
1,8m x 1,8m =
3,24m2
- Gitar = 0,3 x
0,3 = 0,09m2 x 2 =
0,18m2
- Bass =0,3 x
0,3 = 0,09m2 x 2 =
0,18m2
- Papan tulis
Non-permanen = 1,2
m x 6m : 7,2 m2

TOTAL LUAS
PERABOT : 24,3m2

Sirkulasi Perabot :
24,3m2 x 30% =
4,82m2

Total Luas Ruang + Sirkulasi 20% 83,328m2

d. Dimensi Ruang Prakarya


Dalam kebutuhan luas ruang seni prakarya, dilihat dari jumlah pengguna, sikulasi dan
kebutuhan perabot yang menunjang aktifitas seni prakarya. Maka berikut adalah tabel
hitungan besaran ruang pada kebutuhan ruang seni prakarya.
TOTAL
JENIS JUMLAH BESARAN LUAS
LAYOUT RUANG
RUANG PENGGUNA RUANG RUANG

Fungsi 30 Orang Pengguna : 31m2 +


Ruang Siswa 31 x 1m2 = 31m2 9,32m2 +
1 Guru 44,95m2 +
Seni Sirkulasi 8,99m2 =
Prakarya TOTAL : 31 Pengguna : 94,26m2
orang 31m2 x 30% :
9,32m2

Perabot :
- Kursi : 0,5m
x 0,5m = 0,25m2 x
31 = 7,75m2
- Meja :
1,5m x
0,8m =
1,2 x 31
= 37,2
m2

TOTAL : 44,95m2
Sirkulasi Perabot :
44,95m2 x 30% =
8,99m2

Total Luas Ruang + Sirkulasi 20% 113,12m2

e. Dimensi Ruang Seni Multifungsi


Kebutuhan luas Ruang Seni Multifungsi akan berasal dari rekapitulasi luas ruang yang
didapat dari perhitungan besaran ruang berdasarkan fungsi aktifitas dalam seni seperti
yang telah dipaparkan didalam beberapa tabel diatas, maka untuk mendapatkan laus
Ruang Seni Multifungsi yang fleksibel, akan diambil total luas ruang yang paling besar
sebagai asumsi luas terbesar tetap dapat menampung kebutuhan luas terkecil. Lalu
agar ruangan lebih fleksibel, luas total ruang akan dikalikan 20% sebagai Kebutuhan
akan keleluasaan sirkulasi (Time Saver Standart for Building Type 2nd Edition). Karena
sifat ruang seni ini dipakai bergantian, maka perabot non-permanen memerlukan ruang
penyimpanan. Maka berikut adalah perhitungan luas ruang seni multifungsi yang
dibutuhkan didalam projek sekolah terpadu ini.
TOTAL
JENIS JUMLAH LUAS
LAYOUT RUANG BESARAN RUANG
RUANG PENGGUNA RUANG

Ruang Seni 30 Siswa Luas Ruang Fungsi 113,12m2


Multifungsi 1 Guru Terbesar = 113,12m2 +
(Ruang Fungsi 10,426m2
TOTAL : 31 Prakarya, sudah =
orang termasuk luas 135,8m2
pengguna)

PENYIMPANAN Sirkulasi Ruang terkait


Kebutuhan akan
keleluasaan sirkulasi:
113,12m2 x 20% =
10,426m2

Ruang 10 orang Pengguna : 10m2 +


Penyimpanan 10 orang x 1m2 = 10m2 3m2 +
21,63m2
Sirkulasi Pengguna : +
10m2 x 30% = 3m2 4,326m2
=
Perabot : 38,95m2
- Rak
penyimpanan +
: 2,4m x 3,6m Sirkulasi
= 8,64m2 x 2 Ruang
= 17,28m2 20% =
- Kursi tumpuk 46,74m2
: 0,25m2 x 3
= 0,75m2
- Meja tumpuk
: 1,2m2 x 3 =
3,6m2
TOTAL : 21.63m2
Sirkulasi Perabot :
21,63m2 x 30% :
4,326m2

Total Luas Ruang 182,54m2

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan total luas untuk


Kebutuhan Ruang Seni Multifungsi dalam projek sekolah terpadu ini yaitu
sebesar 182.54m2.
C. Rekapitulasi Total Luas Kebutuhan Ruang terkait Luas Tapak yang
dibutuhkan

Kebutuhan Luas Bangunan = 5.343,64 m² (ruang umum)+ 182,54m2 (ruang


khusus) = 5.526,2m2
Luas Tapak = 15.514 m² (Luas Bangunan) / 1,8 (KLB)
= 8,618,88 m²
Luas Lantai Dasar = 60% (KDB) x 8,618,88 m² (Luas Lahan)
= 5.171,328 m²
Luas Ruang Terbuka = Luas Tapak – Kebutuhan Ruang
= 15.514 m² - 5.526,2m2
= 9.988 m²
Min. RTH = 20% x 8,618,88 m² (Luas Lahan)
= 1.723,776 m²

3.4 Studi Preseden


Preseden yang digunakan untuk bangunan sekolah terpadu yaitu Sekolah
Pahoa, Sekolah Pahoa itu sendiri terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara No. 1
Summarecon Serpong – Tangerang. Dan juga Media Nusantara Internasional School
yang terletak di Jln. Sersan Bajuri, Bandung.

Fasilitas – fasilitas yang ada di Sekolah Pahoa antara lain yaitu :


Gambar 18. Interior Sekolah Pahoa (sumber: http://pahoa.or.id/article.php?id=115P)

Gambar 19. Eksterior Sekolah Pahoa (sumber: http://pahoa.or.id/article.php?id=115)

Salah satu interior dalam fasilitas ruang kelas media dan koridor yang ada di Media
Nusantara Internasional School antara lain yaitu :
Gambar 26. Interior Media Nusantara Internasional School (aboday.com)

Studi Preseden yang dilakukan dimaksudkan sebagai penunjang dalam


menentukan jumlah pengguna, kebutuhan luas, kebutuhan perabot, sirkulasi
pengguna yang terkait didalam Perhitungan Besaran Luas Ruang yang dibutuhkan
didalam projek Sekolah terpadu ini.
3.5 Analisa Potensi dan Kendala Tapak
Berdasarkan penjabaran dalam sub-bab Gambaran Umum Tapak, potensi dan
kendala tapak yang didapatkan adalah, yaitu sebagai berikut:
1. Potensi
Letak tapak berada pada jalan Kolektor Sekunder (KS) yaitu lebih tepatnya pada
Jalan Prof. Soedarto dengan masuk jalan Kolektor Sekunder 6. Pada jalan Kolektor
Sekunder memiliki peraturan Koefisien Dasar Bangunan dengan golongan fasilitas
umum seperti pendidikan yang direncanakan 40% dalam peraturan. Pada lokasi jalan
yang sama memiliki Koefisien Lantai Bangunan yaitu 1,2 dan dengan persyaratan
pembangunan maksimal 3 lantai. Jalan Kolektor Sekunder juga memiliki peraturan
Garis Sepadan Bangunan yang berjaran 23 meter yang terhitung dari tengah jalan
menuju tapak.
Jumlah vegetasi yang ada dalam tapak cukup banyak sehingaa mampu
mempengaruhi beberapa pengaruh seperti kebisingan yang dalam tapak dititik – titik
tertentu. Dan dengan jumlah vegtasi yang tidak sedikit tersebut dapat berpotensi dalam
menunjang persyaratan ruang dalam aspek kebisingan dan polusi, terkait fungsi
vegetasi yang ada tersebut dapat menjadi filter kebisingan dan polusi yang berasal dari
lingkungan sekitar tapak. Pencahayaan yang terik pada jam – jam tertentu seperti
contoh di sekitar jam 12.00 hingga 15.00 WIB. Hembusan angin kencang menjadi
berkurang pada titik –titik tertentu karena adanya penahanan pada vegetasi atau pohon
yang ada pada tapak sehingga berkesan sejuk. Kondisi tanah yang tergolong subur
yang mendukung tapak yang berciri – ciri memiliki warna coklat tua. Pada tapak potensi
yang ada yaitu memiliki jaringan utilitas yang cukup lengkap untuk mencapai
pembangunan sebuah sekolah terpadu.
2. Kendala
Kendala yang ada pada tapak adanya bangunan kecil yang berupa ATM yang
dapat menganggu desain bentuk , orientasi dan tatanan suatu bangunan sekolah
terpadu, dan juga dapat mengganggu keefektifitasan orientasi dan sirkulasi kendaraan
didalam tapak, tingkat kemiringan tapak dapat dikatakan agak curam yaitu sebesar
15%, kendala pada tanah berkontur agak curam tersebut, berpotensi untuk terjadi
longsor atau kerusakan tanah.

3.6 Analisa Potensi dan Kendala Lingkungan


Berdasarkan penjabaran dalam sub-bab Gambaran Umum Lingkungan sekitar
Tapak, potensi dan kendala lingkungan yang didapatkan adalah, yaitu sebagai berikut:
1. Potensi
Diketahui bahwa lingkungan sekitar tapak merupakan kawasan pendidikan,
dengan posisi tapak berada di dekat Universitas Diponegoro Semarang, dan Politeknik
Negeri Semarang. Dengan kawasan lingkungan pendidikan tersebut, membangun
fungsi bangunan sekolah pada tapak terpilih memiliki potensi untuk mudah diketahui
keberadaannya, dimana letak tapak yang juga tidak jauh dari sektor perdagangan di
daerah Tembalang, yang berpotensi sebagai penunjang kebutuhan sekolah dari segi
kebutuhan ATK, Fotokopi, dan Kebutuhan Primer, dan hal tersebut menjadikan tapak
yang terpilih sebagai lahan yang startegis untuk membangun Sekolah Terpadu.
2. Kendala
Tapak terpilih berada jalan yang padat kendaraan, dimana juga dekat dengan
2 jalan utama yang merupakan sumber kemacetan pada jam-jam tertentu, dimana
akses menuju tapak dapat terganggu karena kemacetan tersebut. Jalan Prof. Soedarto
sendiri termasuk dalam jalan simpang susun (over pass dan under pass) yang
menentukan fasilitas transportasi terutama transportasi umum yang melalui jalan Prof.
Soedarto. Pada jalan Prof. Soedarto memiliki kendala dimana jalan termasuk
overpasss dan under pass sehingga kepadatan kendaraan cenderung padat
keramaian juga dikarenakan tapak terletak diwilayah Universitas Diponegoro sehingga
padatnya jalan dikarenakan oleh kendaraan mahasiswa. Pada jalan depan tapak
sering terjadi kemacetan karena adanya jalan untuk putar balik sehingga kemacetan
sering muncul. Kemacetan lainnya sering terjadi apabila bus – bus kegiatan
kemahasiswaan terparkir di depan lokasi tapak sehingga menututi hampir setengah
jalan dari Prof. Soedarto. Jenis kendaraan yang membuat kemacetan rata- rata
kendaraan pribadi seperti mobil dan kendaraan sepeda motor pribadi. Kendala lain
yang ada pada lingkungan sekiar tapak lebih pada kebisingan yang diakibatkan oleh
kemacetan, dan pada bagian selatan tapak, juga terdapat pedagang kaki lima yang
merupakan salah satu sumber dari kebisingan yang dapat mengganggu kekondusifan
ruang-ruang pada sekolah terpadu.
BAB 4. PENELUSURAN MASALAH DESAIN
4.1 Aspek Fungsi Bangunan terhadap Pengguna
Fungsi bangunan sekolah terpadu dibagi menjadi 3 yaitu peserta didik
SD, SMP, SMA, sesuai tingkatannya dengan perbedaan aktivitas masing –
masing. Pengguna sekolah terpadu sendiri adalah siswa – siswi SD, siswa –
siswi SMP, siswa – siswi SMA, staff, guru, dan pengelola yang melakukan
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tingkatan.
Yang diutamakan dalam pengguna adalah sifat dasar usia yang
menentukan ruangan dan kegiatan pengguna. Sekolah Terpadu memiliki
jenjang pendidikan yang banyak jenisnya, dimulai dengan tingkatan SD, SMP,
hingga SMA. Dengan memiliki tingkatan usia yang berbeda pula, dengan rata
– rata tingkat SD berusia 6 – 11 tahun, untuk SMP berusia 12 – 14 tahun, dan
SMA berusia 15 – 17 tahun.
Dengan karakteristik tiap – tiap tingkatan yang berbeda seperti SD
adalah senang bermain dan bergerak, melakukan suatu hal secara langsung.
Maka sistem pembelajaran yang di lakukan dengan permainan. Yang
mempengaruhi kebutuhan ruang dan penataan perabot pada ruang pada
jenjang SD. Sedangkan pada siswa – siswi SMP dan SMA karakter yang
terbentuk adalah keremajaan pada diri dan mengembangkannya sehingga
melakukan suatu perilaku yang kurang terkontrol. Sehingga perancangan pada
ruang lebih pada kebutuhan ruang yang cukup luas dan perabot yang kuat.
Pengguna didalam fungsi bangunan sekolah terpadu juga di bedakan
menjadi 2 yaitu pengguna umum seperti yang telah diuraikan diatas, dan
pengguna khusus dimana pengguna khusus merupakan anak SD dan
penyandang difabel, yang mana anak SD cenderung tidak begitu
memperhatikan keamanan diri, daan karena sifatnya yang cenderung suka
bermain dan bergerak bebas, maka perlu lebih diperhatikan tingkat keamanaan
dalam desain sekolah terpadu, begitupun dengan kenyamanan sirkulasi para
penyandang disabilitas didalam lingkungan sekolah.
Dengan karakteristik pengguna maka masalah yang ada adalah :
1. Bagaimana desain dan tatanan ruang-ruang pada fungsi bangunan
sekolah terpadu dilihat secara psikologis siswa SD, SMP, dan SMA?
2. Bagaimana menciptakan desain sekolah terpadu yang ramah anak
dan ramah difabel?
4.2 Aspek Fungsi Bangunan terhadap Tapak
4.2.1 Lingkungan Alami
Dalam perancangan desain arsitektur, melihat dan memanfaatkan
kondisi lingkungan didalam eksisting merupakan suatu cara untuk menciptakan
bangunan yang ramah lingkungan, karena dengan menghadirkan sebuah
bangunan, berarti juga telah merusak keadaan alami lingkungan dan
cenderung dapat mengurangi vitalitas lingkungan sekitar.
Melihat Kondisi lingkungan alami tapak terpilih, yang dapat langsung
terlihat adalah adanya pohon-pohon yang terletak di pinggir tapak, namun tipe
pohon yang ada tidak memiliki tajuk yang lebar dan jarak antara pohon tidak
berdekatan sehingga tidak sepenuhnya dapat menjadi peneduh, dan kondisi
topografi tapak tercatat kemiringan lahan sebanyak 15%, dimana sesuai data
pada gambaran umum, terbilang agak curam, lalu kondisi tapak juga
merupakan lahan yang kosong.
Data-data tersebut menimbulkan beberapa keterkaitan masalah
arsitektural bila dikaitkan dengan fungsi bangunan yang akan dibangun yaitu
sekolah terpadu, dimana dalam persayaratan ruang (pada bab permorgraman)
ruang belajar seperti ruang kelas perlu diperhatikan kekondusifannya, maka
aspek kebisingan, pencahayaan dan kualitas udara menjadi aspek penting
yang perlu diperhatikan, dan dengan kondisi kemiringan 15% tersebut, dalam
upaya tetap mempertahankan lingkungan, perlu lebih diperhatikan sistem
struktur dan penataan massa yang tidak secara langsung mengubah kondisi
topografi lahan, maka dalam hal ini terkait data-data tersebut terdapat beberapa
aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek sistem struktur dalam kondisi
tanah yang agak curam, dan pemanfaatan vegetasi yang kurang efektif bila
dilihat dari jenis pohon (tidak dapat menjadi pohon peneduh, dan juga kurang
efektif dalam memfilter kebisingan dan polusi) terkait persyaratan kinerja ruang-
ruang belajar didalam sekolah terpadu.
Maka pemasalahan yang didapat dari apa yang telah dipaparkan diatas
yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk , orientasi dan tatanan massa bangunan sekolah terpadu
terkait ketidakefektifan kinerja vegetasi eksisting didalam tapak?
2. Bagaimana sistem struktur yang sesuai dalam merespon kondisi topografi
yang agak curam?
4.2.2 Lingkungan Buatan
Didalam tapak terpilih erdapat bangunan kecil yang berupa ATM, dimana
bangunan kecil tesebut berada diposisi pinggir tapak, yang mana dapat mempengaruhi
dalam pertimbangan keefektifitasan orientasi dan sirkulasi kendaraan masuk dan
keluar didalam tapak. Maka perlu dipertimbangkkan fungsi bangunan ATM terkait
diperlukan atau tidak dalam fungsi bangunan sekolah terpadu. Dengan kendala yang
ada maka, permaslahan yang didapat adalah :
1. Bagaimana peran pemanfaatan bangunan eksisting terhadap desain sirkulasi
dan tatanan massa fungsi bangunan sekolah terpadu?

4.3 Aspek Fungsi Bangunan terhadap Lingkungan Luar Tapak


Kondisi lingkungan luar tapak cukup ramai terutama pada pagi hari dan sore hari.
Hal tersebut dikarena lokasi tapak berada di pertigaan ke arah kampus Universitas
Diponegoro dan Polines. Selain itu, area tapak merupakan area pendidikan yang
dipenuhi bangunan komersial seperti restoran dan toko alat tulis. Sehingga, pada jam
– jam tertentu jalan raya di sekitar tapak terjadi kemacetan.
Pada arah selatan dari tapak, banyak pedagang kaki lima di pinggir jalan yang
menyebabkan kebisingan cukup tinggi. Kebisingan tinggi tersebut ditambah dengan
suara bising kendaraan dan diketahui bahwa rata – rata kebisingan pada area ini 40 –
80 dB (tergolong kebisingan tinggi menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup).
Karena dilewati oleh kendaraan yang cukup banyak terutama saat terjadi
kemacetan mempengaruhi tingkat polusi udara yang tinggi pada sekitar tapak. Polusi
udara ini berusaha dikurangi oleh penanaman vegetasi pada sekitar tapak. Namun,
debu dan asap kendaraan dapat mengganggu lingkungan luar tapak. Selain itu, kondisi
sekitar tapak yang padat permukiman, bangunan pendidikan, dan komersial sebagian
besar menggunakan energi tinggi dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari seperti
penggunaan AC. Sehingga, kadar emisi gas karbon di lingkungan sekitar tapak dinilai
cukup tinggi.
Kemudian, gaya arsitektur di sekitar tapak memiliki gaya arsitektur modern yang
didominasi dengan bentuk kubus. Gaya arsitektur tersebut juga disesuaikan dengan
kondisi iklim tropis Indonesia, dilihat dengan adanya tritisan pada atap, kanopi, dan
teras. Bangunan di sekitar tapak didominasi bangunan komersial dalam bentuk ruko
yang beratap dak beton serta pelana dengan tinggi 2 -3 lantai. Akan tetapi, selain ruko
terdapat asrama yang menjadi bangunan tertinggi area ini yaitu 8 lantai. Sehingga,
akan lebih baik jika desain bangunan Sekolah Terpadu juga disesuaikan dengan
kontekstual bangunan sekitar.
Berdasarkan potensi dan kendala yang telah dipaparkan, pernyataan masalah
yang ada di sekitar lingkungan luar tapak antara lain :
a. Bagaimana penataan massa bangunan pada tapak sehingga dapat merespon
kebisingan di lingkungan luar tapak ?
b. Bagaimana pemilihan dan penataan vegetasi untuk mengurangi kebisingan
dan polusi udara pada tapak dan bangunan ?
c. Bagaimana penataan alur sirkulasi di dalam tapak sehingga mengurangi
kemacetan pada sekitar tapak ?
d. Bagaimana mengurangi penggunaan AC pada bangunan dalam mengurangi
emisi karbon lingkungan sekitar tapak ?
e. Bagaimana menstudi bentuk bangunan supaya dapat merespon konstekstual
bangunan di luar tapak dengan fungsi bangunan sekolah terpadu ?

4.4 Fokus Permasalahan


Dalam pemaparan penelusuran masalah dilihat dari berbagai aspek seperti apa
yang telah diuraikan diatas, didapatkan urutan fokus permasalahan dilihat dari tingkat
inherenitas yang paling rendah didalam desain fungsi bangunan sekolah terpadu, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana menciptakan desain sekolah terpadu yang ramah anak dan ramah
difabel?
2. Bagaimana desain dan tatanan ruang-ruang pada fungsi bangunan sekolah
terpadu dilihat secara psikologis siswa SD, SMP, dan SMA?
3. Bagaimana menstudi bentuk bangunan supaya dapat merespon konstekstual
bangunan di luar tapak dengan fungsi bangunan sekolah terpadu ?
4. Bagaimana peran pemanfaatan bangunan eksisting terhadap desain sirkulasi
dan tatanan massa fungsi bangunan sekolah terpadu?
5. Bagaimana bentuk , orientasi dan tatanan massa bangunan sekolah terpadu
terkait ketidakefektifan kinerja vegetasi eksisting didalam tapak?
6. Bagaimana sistem struktur yang sesuai dalam merespon kondisi topografi yang
agak curam?
7. Bagaimana penataan massa bangunan pada tapak sehingga dapat merespon
kebisingan di lingkungan luar tapak ?
8. Bagaimana pemilihan dan penataan vegetasi untuk mengurangi kebisingan dan
polusi udara pada tapak dan bangunan ?
9. Bagaimana penataan alur sirkulasi di dalam tapak sehingga mengurangi
kemacetan pada sekitar tapak ?
10. Bagaimana mengurangi penggunaan AC pada bangunan dalam mengurangi
emisi karbon lingkungan sekitar tapak ?
DAFTAR PUSTAKA

Archdaily. 2015. Experimental Primary School of Suzhou Science and Technology Town /
Atelier Z+ , Dplus Studio. (https://www.archdaily.com/912370/experimental-primary-
school-of-suzhou-science-and-technology-town-atelier-z-plus-dplus-
studio?ad_medium=gallery diakses pada 6 oktober 2019)
Antaranews. 2018. Sekolah Terpadu Bangkinang jadi sasaran program deradikalisasi polri.
(https://sumbar.antaranews.com/nasional/berita/771399/sekolah-terpadu-bangkinang-jadi-
sasaran-program-deradikalisasi-
polri?utm_source=antaranews&utm_medium=nasional&utm_campaign=antaranews diakses
pada 6 Oktober 2019)
Aprilaire. 2013. Relative Humidity Defined. (https://www.aprilaire.com/docs/default-
source/default-document-library/relative-humidity-defined.pdf?sfvrsn=2 diakses pada
6 Oktober 2019)
Boduch, Michael & Fincher, Warren. 2009. Standards of Human Comfort: Relative and
Absolute. Makalah disajikan dalam UTSoA - Meadows Seminar Fall 2009.

Holil, Anwar. 2009. Mengembangkan Sekolah Terpadu.


(http://anwarholil.blogspot.com/2009/02/mengembangkan-terpadu.html, diakses 16
September 2019)
Kompasiana. 2018. Mengapa Tidak Ada Formasi Staf Administrasi Sekolah di Penerimaan
CPNS Tahun Ini?.
(https://www.kompasiana.com/miragowes/5bc4171312ae9463e520def5/ketiadaan-formasi-
staff-adminstrasi-sekolah-di-penerimaan-cpns-tahun-ini diakses pada 6 Oktober 2019)
Kompasiana. 2018. Anak Usia Sekolah Dasar, Apa saja yang harus diperhatikan nih bunda?.
(https://www.kompasiana.com/ira_rosi/5beddd8e43322f0bd10aa132/anak-usia-sekolah-
dasar-apa-saja-yang-harus-diperhatikan-nih-bunda diakses pada 6 Oktober 2019)

NOAO. 2015. Recommended Light Levels (Illuminance) for Outdoor and Indoor Venues.
(https://www.noao.edu/education/QLTkit/ACTIVITY_Documents/Safety/LightLevels_o
utdoor+indoor.pdf diakses pada 6 Oktober 2019)
Purnomo, Dony. 2012. Klasifikasi Kemiringan Lereng. (
http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/klasifikasi-kemiringan-lereng.html diakses pada 6
Oktober 2019)
Republik Indonesia. 2007. PERMENDIKNAS REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH
DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), DAN SEKOLAH MENENGAH
ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) . Sekretariat Negara. Jakarta.
Stathopoulos, Ted. 2009. Wind and Comfort. Makalah disajikan dalam EACWE 5 Florence,
Italy 19 - 23 Juli 2009.
Sekolah Kita. 2019. SMAS TERPADU NURUL FIKRI.
(http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/0016aff5-6f9b-4cb1-801f-
bcc12439785c diakses pada 6 Oktorber 2019)

Pidarta, Made. 1997. Studi tentang landasan pendidikan.


(https://www.researchgate.net/publication/307717914_Studi_tentang_Landasan_Kep
endidikan/link/57d894b508ae5f03b4985fe6/download diakses pada 6 oktober 2019)
Taufik, Dikdik. 2014. Mengenal Jenis-jenis tanah, Karakter, Penyebaran dan Pemanfaatan
Tanah Pertanian di Indonesia. (https://organichcs.com/2014/05/11/mengenal-jenis-
karakter-penyebaran-dan-pemanfaatan-tanah-pertanian-di-indonesia/ diakses pada 6
oktober 2019)

LAMPIRAN
1. Tabel Jumlah Pengguna

Tabel 20. Tabel Total Jumlah Pengguna Sekolah Terpadu

Nama
No Perhitunga Jumlah Pengguna
Penggu Aktivitas
. n
na
1. Pengelol Bertanggun - Kepala
a g jawab atas yayasan (1
pengelolaan orang)
sekolah - Komite
terpadu. yayasan (2
orang x 3
jenjang
pendidikan = 32 orang
6 orang)
- Staff
yayasan
(bendahara
2 orang,
sekretaris 1
orang, staff
uumum 3
orang = 6
orang)
- Kepala
Sekolah (3
orang)
- Wakil
kepala
sekolah (4
wakasek x 3
jenjang
pendidikan =
12 orang)
- Tata usaha
(4 orang)
2. Guru SD Membimbin 8 mata
g dan pelajaran x
mengajar 2 guru = 16 16 orang
peserta guru
didik.
3. Guru Membimbin 12 mata
SMP g dan pelajaran x
mengajar 2 guru = 24 24 orang
peserta guru
didik.
4. Guru Membimbin 16 mata
SMA g dan pelajaran x
mengajar 2 guru = 32 32 orang
peserta guru
didik.
5. Guru Melaksanak 2 orang x 3
Konselin an kegiatan jenjang 6 orang
g konseling. pendidikan =
6 orang
6. Siswa Melakukan 4 x 6 kelas =
SD kegiatan 24 kelas
belajar. 24 kelas x 420 orang
20 siswa =
420 siswa
7. Siswa Melakukan 4 x 3 kelas =
SMP kegiatan 12 kelas
belajar. 12 kelas x 420 orang
35 siswa =
420 siswa
8. Siswa Melakukan 4 x 3 kelas =
SMA kegiatan 12 kelas
belajar. 12 kelas x 420 orang
35 siswa =
420 siswa
9. Staff Mengerjaka Pembina
n kegiatan ekstrakurikul
service. er (15
orang)
Staff
perpustakaa
n (5 orang)
Staff
laboratorium
(8 orang
Staff
lapangan (2
orang)
Dokter klinik
(2 orang) 64 orang
Penjual
makanan
kantin (10
orang)
Tukang
kebun (4
orang)
Cleaning
service (12
orang)
Staff ME (2
orang)
Security (4
orang)
Total Pengguna 1.) n
g

2. Tabel Besaran Ruang

Tabel 21. Tabel Besaran Ruang

NO FUNGSI NAMA KA JML LAYOUT BESARAN LUAS SUM


RUANG RUANG PA RUA RUANG BER
NG
SIT
AS
1 Ruang Ruang 6 1 Meja (0.6 x 9 m² ASS
Fungsi Kepala 06 x 3) =
Kantor Yayasan 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 2
m² = 3,6 m²
+ (50%)

Ruang 6 1 Meja (0.6 x 9 m² ASS


Komite 06 x 3) =
Sekolah 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 2
m² = 3,6 m²
+ (50%)

Ruang 10 1 Meja (0.6 x 20 m² ASS


Staff 06 x 3) =
Yayasan 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 10
m² = 18 m²
+ (50%)
Ruang 2 1 Meja (0.6 x 11 m² NAD
Arsip 06 x 3) =
1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 4
m² = 7,4 m²
+ (50%)
Ruang 3 1 Meja (0.6 x 11,22 ASS
Fotocopy 06 x 3) = m²
1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 3
m² = 5,4 m²
+ (50%)
Ruang 3 1 Meja (0.6 x 11,22 ASS
Kepala 06 x 3) = m²
Sekolah 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 3
m² = 5,4 m²
+ (50%)
Ruang 3 1 Meja (0.6 x 11,22 ASS
Wakasek 06 x 3) = m²
1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 3
m² = 5,4 m²
+ (50%)
Ruang 10 1 Meja Kursi 20,08 NAD
Tamu (0.6 x 06 x m²
10) = 3,6
1,8 m² x 10
m² = 18 m²
+ (40%)
Ruang 20 1 Meja (0.6 x 85,2 NAD
Rapat 06 x 3) = m²
1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 20
m² = 36 m²
+ (50%)
Ruang 10 1 Meja Kursi 24 m² ASS
Tata (1 x 0.6 x
Usaha 10) = 6
1,8 m² x 10
m² = 18 m²
+ (50%)
Ruang 24 1 Meja (0.6 x 43,2 NAD
Guru SD 0.6 x 3) = m²
1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 24
m² = 43,2

+ (50%)
Ruang 35 1 Meja (0.6 x 57,12 NAD
Guru 0.6 x 3) = m²
SMP 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 35
m² = 63 m²
+ (50%)
Ruang 35 1 Meja (0.6 x 57,12 NAD
Guru 0.6 x 3) = m²
SMA 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 35
m² = 63 m²
+ (50%)
Ruang 3 1 Meja (0.6 x 11,22 ASS
Bimbinga 06 x 3) = m²
n & 1,08 m²
Konselin Kursi (0.6 x
g 0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 3
m² = 5,4 m²
+ (50%)
Sub Total 375,4
4 m²
2 Ruang Ruang 30 1 Meja (0.6 x 84,12 NAD
Fungsi Kelas SD 0.6 x 3) = m²
Pendidik 1,08 m²
an Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 30
m² = 54 m²
+ (50%)
Ruang 30 1 Meja (0.6 x 84,12 NAD
Kelas 0.6 x 3) = m²
SMP 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 30
m² = 54 m²
+ (50%)
Ruang 30 1 Meja (0.6 x 84,12 NAD
Kelas 0.6 x 3) = m²
SMA 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 30
m² = 54 m²
+ (50%)
Laborato 30 1 R.Penyimpa 148,5 NAD
rium nan 9m² m²
Bahasa Meja Kursi
(0.6 x 0.6 x
30) = 36 m²
1,8 x 30
=54m²
3 x 3 = 9m²
+ (50%)
Laborato 30 1 R.Penyimpa 148,5 NAD
rium nan 9m² m²
Kompute Meja Kursi
r (0.6 x 0.6 x
30) = 36 m²
1,8 x 30
=54m²
3 x 3 = 9m²
+ (50%)
Laborato 30 1 R.Penyimpa 148,5 NAD
rium nan 9m² m²
Biology Meja Kursi
(0.6 x 0.6 x
30) = 36 m²
1,8 x 30
=54m²
3 x 3 = 9m²
+ (50%)
Laborato 30 1 R.Penyimpa 148,5 NAD
rium nan 9m² m²
Fisika Meja Kursi
(0.6 x 0.6 x
30) = 36 m²
1,8 x 30
=54m²
3 x 3 = 9m²
+ (50%)
Laborato 30 1 R.Penyimpa 148,5 NAD
rium nan 9m² m²
Kimia Meja Kursi
(0.6 x 0.6 x
30) = 36 m²
1,8 x 30
=54m²
3 x 3 = 9m²
+ (50%)
Perpusta 50 1 2 unit meja 183 NAD
kaan computer m²
2x 0,8 x 0,6
= 0,96m²
2 unit kursi
2 x 0,8 x 0,8
= 1,28 m²
1,28 m² x
50 = 112 +
S.60%
Sub Total 1.179

3 Ruang Ruang 15 1 Meja (0.6 x 49 m² ASS
Fungsi OSIS 0.6 x 3) =
Penunja 1,08 m²
ng Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 15
m² = 27 m²
+ (60%)
Ruang 15 1 Meja (0.6 x 45,24 ASS
UKM 0.6 x 3) = m²
1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 15
m² = 27 m²
+ (50%)
Ruang 4 1 Meja (0.6 x 16 m² ASS
Multimed 0.6 x 3) =
ia 1,08 m²
Kursi (0.6 x
0.6 x 3) =
1,08 m²
Lemari = 0.5
x 2 = 1 m²
1,8 m² x 4
m² = 7,2 m²
+ (50%)
Theater 15 1 (Kursi 431 NAD
0 Penonton m²
1,5 x 150
org ) +
(70%)
Panggung
12 x 4 = 48

Hall 40 1 1,5 x 300 = 765 ASS


Serbagu 0 450 m²
na Panggung1
6 m² +
(70%)

Kantin 15 1 5 x 3 = 15 38 m² NAD
0 m²
+ (70%) x
150=38
Klinik 6 1 2 m² x 6 m² 20,4m NAD
= 12 m² ²
+ (70%)

Lapanga 40 1 Standard 10.8 NAD


n Sepak Lapangan m²
Bola Bola 120 x
90 + (100%)
Lapanga 40 1 26 x 14 = 364 NAD
n Basket 162 m² + m²
(100%)

Lapanga 40 1 18 x 9 = 162 162 NAD


n Volly m² + (100%) m²

Lapanga 40 1 10x3 = 30 30 m² NAD


n Lari m²
+ (100%)

Kolam 40 1 25x13 = 325 325 NAD


Renang m² m²
+ (100%)

Parkir 15 1 motor = 150 660 ASS


Motor 0 (1 x 2,2) = m²
330 m²
+ (100%)
Parkir 30 1 30 unit 750 NAD
Mobil mobil m²
mobil = 30
(2,5x5)=
12,5m²
+(100%)=2
5
30x25=750
Sub Total 3.688

4 Ruang Lavatory 6 1 3,15x2,5= 12 m² NAD
Fungsi Pria 7.9m²
Service + (50%)

Lavatory 6 1 4,5x2,5 = 17 m² NAD


Wanita 11,25m² +
(50%)

Gudang 2 1 3 rak = 3 x 1 9,6 m² ASS


x 2 = 6 m² 1
lemari 2 m²
+ Sirkulasi
20%

Ruang 6 1 5 x 5 m² = 32.5 ASS


Cleaning 25 m² m²
Service + 30%

Ruang 2 1 Standar 6 m² ASS


CCTV gerak 1,6
m²/orang 20
unit monitor
pengawas
Æ 20 x 0,2 x
0,4 = 1,6 m²
2 meja Æ 4
m² 3 kursi Æ
3 x 0,6 x 0,8
= 1,44 m²

POS 2 1 Kapasitas 2 4 m² ASS


orang
Standar 3,2
m²/orang +
Sirkulasi 20
%
Ruang 2 1 Ruang 20 m² ASS
M.E pompa 9 m²
Ruang trafo
& genset 15
m² Ruang
kontrol 9 m²
Kapasitas
20 unit AHU
1 unit = 0,6
x 2 = 1,2 m²
+ Sirkulasi
20%

Ganset 2 1 5 x 5 = 25 25 m² ASS

Sub Total 101,1



Luas Total 5.343,
64 m²

Anda mungkin juga menyukai