Anda di halaman 1dari 29

KO N S E R VA S I C A G A R B U D AYA

Pura
Pura Kehen
Kehen
- Bali

MKP Konservasi Arsitektur - 2019

ANINDYA DHIRACITTA – 16.A1.0065


INSIDE THE GUIDE
TOPICS :
1. Background – Pura di Bali
2. About Pura Kehen
3. History of Pura Kehen
4. Assess Cultural Significance :
Why do we have to do conservation? (Significancy)
Authenticity (Keaslian)
Convenience (Pemanfaatan)
5. Identify all factors and Issues
6. Conservation Management Plan for Pura
Kehen

MKP KONSERVASI ARSITEKTUR


1. Latar BelakangPURA DI BALI
- PURA DI
Pada masa kini, dalam pariwisata
BALI
PURA KAWITAN
dunia terdapat kecenderungan Yaitu sarana pemujaan bagi mereka yang memiliki kesamaan keluarga atau
munculnya kesadaran bagi para klan.
wisatawan untuk memahami cultural
heritage di daerah yang
dikunjunginya. Keberadaannya yang
tangible maupun intangible dianggap

4 JENIS PURA DI BALI


sebagai simbol identitas atau jati diri
dari wilayah tersebut. Khususnya di PURA KAHYANGAN DESA
Bali, arsitektur menjadi salah satu Yaitu pura yang digunakan oleh mereka yang berada di suatu desa pakraman
arau desa adat.
komponen budaya yang diminati.
Contohnya Pura.

Pura adalah istilah untuk


tempat ibadah agama Hindu di
Indonesia. Kata pura berasal dari PURA SWAGINA
kata Sanskerta yang berarti kota atau Yaitu pura sebagai sarana pemujaan bagi mereka yang memiliki kesamaan
profesi.
benteng, artinya tempat yang dibuat
khusus dengan dipagari tembok
untuk mengadakan kontak dengan
kekuatan suci. Tempat khusus ini di
Bali disebut dengan nama pura yang
berfungsi sebagai tempat suci untuk PURA KAHYANGAN JAGAT
pemujaan Hyang Widi beserta Yaitu pura pemujaan untuk umum dengan tidak membeda – bedakan asal
manifestasinya dan roh suci leluhur. keluarga, asal desa, maupun profesinya
2. ABOUT
ABOUT PURA
PURA KEHEN
KEHEN
LOCATION

Salah satu pura yang menjadi cagar budaya di Bali


adalah Pura Kehen yang merupakan Pura Bali Kuno dan
memiliki nilai historis sebagai salah satu peninggalan
Kerajaan Bangli yang terletak di Desa Pakraman,
Cempaga, Bangli Bali.

Keberadaan dan eksistensi pura Kehen di Bali termasuk FUNGSI PURA KEHEN :
di Desa Pakraman Cempaga menjadi salah satu daya
tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bali. 1. Sebagai tempat pemujaan bagi umat Hindu
2. Sebagai tempat wisata
3. Sebagai tempat belajar sejarah.
4. Menyimpan nilai- nilai historis dan jejak sejarah,
yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar sejarah
3. History
History of
of Pura
Pura Kehen
Kehen
Asal- usul nama
Kehen itu sendiri berdasarkan
prasasti ketiga yang berangka tahun
1204 Masehi disebutkan beberapa
pura yang mempunyai hubungan
kesatuan meliputi Hyang Matu,
Hyang Kedaton, Hyang Paha Bangli,
Hyang Pende, Hyang Wukir, Hyang
Tegal, Hyang Waringin, Hyang
Pahumbukan, Hyang Buh itan, Hyang
Peken Lor, Hyang Peken Kidul, dan
Hyang Kehen.

Kehen sendiri diperkirakan


berasal dari kata keren (tempat api),
bila dihubungkan dengan prasasti
pertama yang berbahasa Sansekerta,

Pura Kehen sudah ada pada akhir abad PLANNED TOURS


IX atau permulaan abad X Masehi. Dari
data prasasti itu kiranya dapat
diambil suatu petunjuk bahwa Hyang Presentations are communication
Api dalam prasasti I berubah nama tools that can be used as lectures.
menjadi Hyang Kehen. Dalam
prasasti III dimana Kehen = keren =
anglo = tempat api. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pada abad IX
pura tersebut didirikan dan kemudian
pada abad XIII masih tetap mendapat
perhatian raja.
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK

MELESTARIKAN PURA KEHEN

tourists
travelers and
A guide for
?
DENGAN MEMPERHATIKAN
1. SIGNIFICANCY
2. AUTHHENTICITY
3. USE

Berdasarkan The Burra Charter, terdapat 7


tahapan untuk melakukan konservasi terhadap
suatu objek heritage.

Tahap pertama Understand the Place, dipahami


melalui sejarah singkat Pura Kehen dan letak
lokasinya.

Tahap kedua, Assess Cultural


Significance, merupakan tahapan menilai
pentingnya budaya yang mengharuskan sebuah
konservasi.
4. ASSESS CULTURAL
SIGNIFICANCE
Berdasarkan The Burrra Charter, Assess Cultural Significance merupakan salah satu tahap
sebelum melakukan kegiatan konservasi. Dimana, harus bisa memahami nilai – nilai yang
terkadung di dalam objek konservasi dengan memperhatikan Significancy, Authenticity,
dan Pemanfaatnya.

Significancy Authenticity Use


(Nilai Penting) (Keaslian) (Pemanfaatan)

Pada bagian setelah ini, akan dijelaskan mengenai 3 aspek dari Assess Cultural
Significance pada Pura Kehen, Bali.
WHY DO
WHY DO WE
WE HAVE
HAVE TO
TO DO
DO CONSERVATION
CONSERVATION
FOR PURA
FOR PURA KEHEN
KEHEN ??
(MENGAPA KITA HARUS MELAKUKAN KONSERVASI UNTUK PURA KEHEN?)

Nilai signifikansi atau nilai kepentingan terhadap suatu cagar budaya menjadi jawaban
mengapa sebuah objek harus dikonservasi. Pada Pura Kehen terdapat beberapa nilai yang
menunjukkan nilai signifikansi :

HISTORY ( SEJARAH ) 1
Places of cultural significance enrich people’s
lives, often providing a deep and inspirational
sense of connection to community and
landscape, to the past and to lived experiences.
They are irreplaceable and precious (THE
BURRA CHARTER, 2013).

Berdasarkan tiga buah prasasti tembaga yang terdapat dan tersimpan menyangkut keberadaan Pura Kehen,
bertarikh Saka 1126 (1204 Masehi). Prasasti ini memuat nama raja Sri Dhanadhiraja beserta permaisurinya
Bhatara Sri Dhanadewi. Raja Sri Dhanadhiraja adalah putra raja Bhatara Parameswara dan ibu raja Bhatara
Parameswara adalah Bhatara Guru Sri Adhikunti.Menurut A.J Bernert Kempers dalam bukunya “Bali
Purbakala” (terjemahan Drs.R.Soekarmono) yang mengatakan bahwa di Bali ada Pura yang sangat tersohor
bernama Pura Kehen dan nama itu diambilkan dari nama Pura kecil yang berda didepannya. Mungkin nama
Hyang Api dalam prasati pertama berybah menjadi Hyang Kehen dalam prasasti ketiga (kehen
=keren=tempat api). Untuk menelusuri lebih jauh kapan kira-kira Pura Kehen didirikan, kita dapat
menghubungkannya dengan dua buah prasasti lainnya lagi yang lebih tua.
WHY
WHY DO
DO WE
WE HAVE
HAVE TO
TO DO
DO CONSERVATION
CONSERVATION FOR
FOR PURA
PURA KEHEN
KEHEN ??
CULTURAL VALUES (NILAI – NILAI
BUDAYA) 2
Cultural significance means aesthetic,
historic, scientific, social or spiritual value
EDUCATION VALUE for past, present or future generations.
(Nilai Pendidikan) Cultural significance is embodied in the
place itself, its fabric, setting, use,
- Pura Kehen sebagai
associations, meanings, records, related
tempat pendidikan places and related objects. (THE BURRA
khususnya bidang CHARTER, 2013)
keagamaan dan
melaksanakan dharma
wacana.

CULTURAL VALUE
SPIRITUAL VALUE (Nilai Budaya)
- Pura Kehen sebagai tempat - Pura Kehen menjadi
persembahyangan bagi umat Hindu. tempat atraksi budaya
Seperti pura lainnya, pada hari pertunjukan kesenian
tertentu Pura Kehen dibersihkan atau yang ditampilkan saat
yang sering disebut piodalan. upacara piodalan.
SOCIAL VALUE Selain itu terdapat
acara seni lain seperti
- Pura Kehen sebagai tempat
seni suara, seni tari,
berhubungan social antar umat dan
dan seni tabuh.
lingkungan sekitar.
INDIGENOUS PLACE ( KEASLIAN
3 TEMPAT )
Berdasarkan THE BURRA CHARTER
(2013) keaslian tempat yang
dimaksud adalah :
Place has a broad scope and includes natural PRASASTI
and cultural features. Place can be large or ELEMENT
small: for example, a memorial, a tree, ab OBJECT
individual building or group of building, the SPACES
location of historical event, a stone VIEW
arrangement, etc. TANGIBLE AND INTANGIBLE DIMENSION

Pura Kehen berusia sangat tua namun


belum diketahui kapan pastinya pura ini
dibangun. Sumber sejarah pembangunan
Pura Kehen ada pada tiga prasasti yang
bertarikh abad ke-9 hingga 12 masehi.

Berdasarkan angka yang tertulis pada PINTU MASUK PURA KEHEN


prasasti Kehen, Pura Kehen sudah dipenuhi ukiran dengan motif
floral dan dewa. Material pura
berusia 800 tahun dan berkaitan ini berupa batu alam.
erat dengan sejarah berdirinya desa –
desa di Bangli.

Pada pelataran pura, terdapat


38 anak tangga yang di kanan
dan kirinya terdapat patung –
patung tokoh Ramayana.

Kompleks Pura Kehen terdapat


beberapa bangunan lain seperti
Candi Bentar dan Meru.
3 ELEMEN ASLI DARI PURA
KEHEN

Meru Tower KUIL PADMASANA DETAIL PINTU

Berada di timur laut pojok Pura Merupakan kuil yang Menggambarkan Dewa WISNU
Kehen sebagai monument suci dipersembahakan untuk dewa yang sedang mengendarai
yang disebut padmasana. Wisnu, Brahma, dan Siwa. elang gunung Garuda
Merupakan bangunan melawan raksasa.
pemujaan yang didesikasikan
untuk 3 dewa, Brahma, Wisnu,
dan Siwa. Strukturnya
dipenuhi relief dan bermaterial
batu
3
PATUNG &
PATUNG &
ORNAMEN
ORNAMEN
Ornamen atau ukiran yang
ada di Pura Kehen terbuat
darii batu andesit dan pasir
melela.

Selain keunikan dan keindahan


yang begitu mempesona di Pura ini
juga
terdapat nuansa magis tentang pohon
beringin yang mitosnya jika batang
pohon beringin tersebut ada yang
patah
maka akan terjadi grubug (musibah).
Mitosnya letak bagian yang patah juga
diyakini sebagai pertanda musibah
tertentu akan melanda orang tertentu.

POHON BERINGIN
USE OR FUNCTION OF THE PLACE
(FUNGSI) 2
Salah satu alasan mengapa Pura Kehen harus dilestarikan karena Use means the functions of a place, including
memiliki fungsi yang digunakan sebagai upacara adat, prosesi adat, the activities and traditional and customary
dan persembahyangan. Kegiatan tersebut turun – temurun dan terus practices that may occur at the place or are
ada hingga saat ini. dependent on the place (THE BURRA
CHARTER, 2013).

PROSESI TAWUR PANCA WALI


KRAMA
Proses Tawur Panca Wali Krama bertujuan untuk membersihkan alam semesta dan
disaksikan ribuan warga bebanuan gebug domas. Prosesi ini dipercaya untuk
mencapai kesejahteraan hidup dan kebahagiaan dunia akhirat.

Sembahyang di Pura Kehen pada


malam Sirawati bertujuan untuk
mengendalikan hawa nafsu dan
tidak terjerumus pada tujuh
kegelapan.

UPACARA ADAT MELASTI SEMBAHYANG HARI RAYA


KUNINGAN
DI PURA KEHEN

Upacara adat peresmian baju


bali bertujuan untuk
Melestarikan baju dan budaya
Upacara adat melasti merupakan upacara bali. Dan digunakan ketika
yang digelar untuk menyudikan Pratima dan sembahyang di Pura Kehen.
pralinggan. Upacara ini diadakan di Pura
Kehen lalu turun ke daerah laut dengan UPACARA ADAT
tujuan menyucikan segara. PERESMIAN
BAJU BALI
AUTHENTICITY
(KEASLIAN)
Keaslian pada suatu objek konservasi terletak pada

1
STRUKTUR PURA KEHEN
Mandala ini merupakan lambing alam bawah (bhur loka) dan bagian paling
NISTA MANDALA / JABA SISI tidak suci. Di dalam areal Nista Mandala terdapat beberapa bangunan
pelingih (bangunan suci) yakni Bali Gong, Pelinggih Batu Keramat, Bale
(HALAMAN LUAR) Agung, Bale Kulkul

terdapat beberapa bangunan pelinggih (bangunan suci) yakni


sebagai berikut. Bale Pasangkepan, Bale Wayang, Bale Semar Pegulingan,
MADYA MANDALA / JABA TENGAN Pelinggih Batara Sakti Ratu Mas Subandar. Areal Perantenan, bangunan ini
berada di sebelah barat daya madya mandala di areal perantenan.
(HALAMAN TENGAH) Perantenan berfungsi sebagai tempat untuk mempersiapkan sesaji
upacara dan mempersiapkan makanan bagi penangkil maupun
pengayah yang ngaturang ayah ke Pura Kehen. Bale pewaregan, Bale
Pewaregan sendiri berfungsi sebagai tempat bagi pengayah,
pemedek, ataupun penangkil mengambil makanan dan minuman
yang disediakan oleh panitia pura karena kebanyakan dari mereka
tempat tinggalnya jauh dari lokasi pura.

Mandala ketiga disebut utama mandala atau sering disebut jeroan. Bagian ini
UTAMA MANDALA / JEROAN merupakan palingsuci (sakral). Bangunan pelinggih(bangunan suci) yang
(HALAMAN UTAMA) terdapat di areal utama mandala yakni. Bale Penglipuran (pelinggih batara
sakti dahaning gunung ), Pelinggih Batara Sakti Pasek Majambul, dan
Pelinggih lainnya
2
PENATAAN LANDSCAPE PURA KEHEN

AREA
UTAMA MANDALA

AREA
MADYA MANDALA

AREA
NISTA MANDALA

Penataan halaman pada Pura Kehen berdasarkan kepada hierarki kesucian.


Area Utama Mandala merupakan area yang paling suci.
Convenience (Pemanfaatan)
PURA KEHEN

CULTURAL
SPIRITUAL KNOWLEDGE TOURISM
EVENT
Pura Kehen Pura Kehen Karena keunikannya
Pura Kehen
dimanfaatkan untuk digunakan sebagai Pura Kehen
digunakan untuk
tempat peribadatan tempat belajar digunakan sebagai
mengadakan acara
umat Hindu. sejarah khususnya tempat wisata religi
adat Bangli.
dibidang dengan arsitektural
keagamaan. yang rumit.
IDENTIFY
5. ALL FACTORS AND
ISSUES
Menurut The Burra Charter, tahapan selanjutnya setelah understand the
place (memahami tempat) dan assess cultural signifincance (menilai
kepentingan kebudayaan), adalah identify all factors and issues
(mengindentifikasi factor dan isu – isu). Dimana, pada tahapan identify all
factors and issues merupakan tahap untuk mengindentifikasi kewajiban
yang harus dilakukan dari hasil analisa kepentingan budyaya seperti
kebutuhan, sumber, kesempatan yang dapat di kembangkan pada objek
observasi, dan kondisi.

FAKTOR APA SAJA YANG HARUS DI KONSERVASI DARI


PURA KEHEN ?
1. Material Bangunan Pura Kehen
2. Kebersihan dan Kesucian Tempat
3. Nilai – nilai Budaya
4. Fungsi Bangunan Pura Kehen
5. Mitigasi Bencana
6. Peraturan pelestarian (dasar hukum)
6.

CONSERVATION MANAGEMENT PLAN

FOR PURA KEHEN


PADA BAGIAN INI, MERUPAKAN
TAHAPAN KE – 5 PADA THE
BURRA CHARTER SETELAH MEMAHAMI
FAKTOR YANG HARUS DILESTARIKAN
DAN DASAR HUKUM YANG BERLAKU.
SEHINGGA, DIBUAT RENCANA
PELESTARIAN UNTUK PURA
KEHEN AGAR
EKSISTENSINYA TETAP ADA.
Conservation Planning
for Pura Kehen
Setelah memahami nilai signifikansi, keaslian (authenticity), dan pemanfaatan (use) pada Pura Kehen.
Maka diperlukan rencana konservasi untuk mempertahankan keberadaan budaya Pura Kehen sebagai
saksi sejarah salah satu kerajaan di Jawa.

1 2 3
. . .

MAN AG I NG DI S AS TER R ECO R D


CH AN G E M I TI G ATI O N

4 5 6
. . .

MINIMUM F R I EN DLY CO MM U N I TY
I NTE RVE NTI O N EN VI R O NTM EN T I N VO LVE ME NT

7 8 9
. . .

EDU C ATI ON
R EVER S I B LE R E PAI R
AND
AN D
TRAI NI N G
R E PL ACEM EN T
1 MANAGING CHANGE
(Mengelola Perubahan) yang terjadi di Pura Kehen

PEMUGARAN RUTIN
Pemugaran rutin dapat dilakukan dengan 3D kaser dengan
tujuan untuk mengukur kembali ukuran Pura Kehen. Mengamati
apakah ada perubahan atau kerusakan.

PENGUKURAN DENGAN
3D LASER
BATU – BATU PADA ORNAMEN DAN
PATUNG PURA YANG BERLUMUT

Pada kondisi lembab di musim hujan, lumut akan mudah


berkembang pada batuan Pura. Dan apabila dibiarkan, di musim
kemarau lumut tersebut akan berkembang biak.

PERBERSIHAN LUMUT SECARA MANUAL DAN PENYEMPROTAN


AIR BERTEKANAN TINGGI
Penggunaan air bertekanan khusus untuk batu – batu polos,
sedangkan untuk batu yang ada relief/ornament menggunakan
alat manual seperti sikat dari ijuk, sapu lidi pendek, atau kuas.
2 Disaster Mitigation
Mitigasi Bencana di Pura Kehen

Gempa yang berpusat di 8.88 LS, 115.24 BT, 23 Km tenggara Denpasar dan
kedalaman 117 km ini mengakibatkan kerusakan di beberapa daerah dan bangunan
di Bali. Salah satunya di Pura Kehen di Bangli. Bagian atas Candi Bentar jaba sisi Pura
Kehen mengalami kerusakan dengan nilai kerugian sekitar Rp 10 juta.

PENTINGNYA MITIGASI
BENCANA
Nilai sejarah yang ada menjadi salah satu faktor utama
pentingnya manajemen di cagar budaya Bali. Kerusakan cagar budaya
dengan nilai sejarah tinggi tentunya tidak mudah untuk dikembalikan.
Selain itu, dampak psikologis pada masyarakat karena rusak atau
hilangnya warisan budaya yang terkait erat, tidak dapat diremehkan.

RENCANA MITIGASI DI PURA


KEHEN
Pemangku kepentingan di Bali merumuskan rencana
pengelolaan risiko bencana komprehensif yang menentukan
langkah-langkah mitigasi, kesiapsiagaan, respons dan
pemulihan, sebelum, selama dan setelah situasi bencana.
Record and Documentation
(Rekaman dan Dokumentasi)
3

MELAKUKAN
PENDOKUMENTASIAN
RUTIN

Pendokumentasian rutin harus


dilakukan sebagai arsip dan
mengamati perubahan yang
terjadi pada Pura Kehen.

Dokumentasi dapat berupa


video, foto, dan dokumen
tertulis

Dokumentasi digunakan
sebagai kelanjutan dari catatan
sejarah tentang Pura Kehen
yang harus dilestarikan oleh
generasi penerus.
Minimum Intervention
(Intervensi Minimum) pada Pura Kehen
4
Melakukan pelestarian pada material bangunan Pura Kehen dengan tidak terlalu banyak
1 menggunakan cairan kimia yang merusak badan bangunan.

Tidak melakukan perubahan – perubahan bentuk ataupun penambahan elemen lain


2 (missal dengan tujuan menarik wisatawan pada area Pura Kehen.
Friendly Enviroment
Menciptakan Lingkungan yang Ramah di Pura Kehen
5
Lingkungan yang ramah diciptakan dengan pengelolaan terhadap pengunjung yang
1 ramah sehingga pengunjung ikut merawat dan menjaga kelestarian kebersihan di Pura
Kehen.

Memberikan fasilitas pengunjung namun tetap terpisah dari area suci demi kenyamanan
2 pengunjung seperti cafeteria dan toilet.
Community Involvement
6 Menciptakan keterlibatan masyarakat untuk melestarikan Pura Kehen

Memberikan akses pada masyarakat Bali yang ingin membantu pelestarian di Pura Kehen
1 contohnya pada acara pembersihan candi dan pura.

Melibatkan masyarakat pada berbagai acara di Pura Kehen sehingga memiliki kesadaran
2 akan nilai penting melestarikan cagar budaya Pura Kehen.
Education and Training
7 Edukasi dan Pelatihan untuk pengelola Pura Kehen dan masyarakat Bangli

PENYULUHAN DARI BALAI


1
KONSERVASI
Balai Konservasi Cagar Budaya Bali melakukan penyuluhan
rutin kepada masyarakat Bali tentang pentingnya
eksistensi Pura Kehen sebagai warisan budaya Nasional.

2 PELATIHAN PERAWATAN
PURA KEHEN

Pelatihan perawatan seperti tata cara membersihan


lumut dari badan candi atau pura kepada masyarakat
merupakan wujud untuk menyadarkan masyarakat akan
pentingnya Pura Kehen sebagai tempat ibadah.
REVERSIBLE
8 Lingkungan yang Sustainable diterapkan pada Pura Kehen

Penggunaan Bahan khusus yang tidak merusak 1


bangunan

Menanam tanaman di sekitar area Pura Kehen untuk 2


menjaga kualitas udara dan mengurangi kelembapan.

REPAIR AND REPLACEMENT


Perbaikan dan Peminadahan pada Pura Kehen
9
Mengganti Material yang rusak pada candi atau Pura
1
Kehen dengan bahan alami atau sustainable

2 Memindahkan benda – benda peninggalan yang penting


seperti prasasti supaya tidak dicuri atau dirusak oleh
orang yang datang ke Pura Kehen.
Lingkup Pelestarian
PURA KEHEN

PE R L I N DU N G AN P EN G E MB AN G A P EM AN FA ATAN
N
1. Pendaftaran 1. Penelitian 1. Agama
2. Penetapan 2. Revitalisasi 2. Sosial
3. Surat 3. Adaptasi 3. Pendidikan
Keterangan 4. Ilmu
Objek Pengetahuan
4. Surat 5. Teknologi
Keterangan 6. Kebudayaan
Pemilikan 7. Pariwisata
5. Penyelamatan
6. Pengamanan
7. Pemeliharaan
8. Pemugaran
DAFTAR PUSTAKA
1. Burra Charter
2. Nara charter (charter ttg authenticity)
3. UU No 11 tahun 2010
4. Materi dari Balai Konservasi Borobudur
5. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/view/1016/883
6. http://jurnal.unmas.ac.id/index.php/JSP/article/view/60/36
7. https://www.researchgate.net/profile/Thomas_Reuter4/publication/325733989
_Custodians_of_the_sacred_mountains_the_ritual_domains_of_highland_Bali/l
inks/5b7ad384299bf1d5a718151d/Custodians-of-the-sacred-mountains-the-ritu
al-domains-of-highland-Bali.pdf
8. http://javaisbeautiful.com/2019/03/27/pictures-pura-kehen-temple-of-bali-ind
onesia/
9. https://www.thenotsoinnocentsabroad.com/blog/pura-kehen-the-fire-temple-of
-bali

Anda mungkin juga menyukai