Kelompok :
Felicia Devi Balansoa A. 61170143
Florentina Di Angela 61170165
Chatarina Melati S. P. 61170167
Felisa Fabriola S. 61170187
FISIKA BANGUNAN 01
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2019
I. JUDUL
Pencahayaan alami Window Wall Ratio [5%] dan [40%]
Pada Maket A
II. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Menguji perbedaan iluminasi di dalam ruang dengan perubahan luasan
bukaan pada fasade bangunan.
2. Mampu melaksanakan eksperimen secara mandiri, serta di akhir kegiatan
mampu menyajikan informasi praktikum melalui pelaporan sederhana
untuk menjelaskan temuan yang diperoleh selama kegiatan.
III. DASAR TEORI
2.1 Pengertian Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pemanfaatan cahaya yang berasal dari
benda penerang alam seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai
penerang ruang. Karena berasal dari alam, cahaya alami bersifat tidak
menentu, tergantung pada iklim, musim, dan cuaca. Diantara seluruh
sumber cahaya alami, matahari memiliki kuat sinar yang paling besar
sehingga keberadaanya sangat bermanfaat dalam penerangan dalam
ruang. Cahaya matahari yang digunakan untuk penerangan interior
disebut dengan daylight.
Daylight memiliki fungsi yang sangat penting dalam karya
arsitektur dan interior. Distribusi cahaya alami yang baik dalam ruang
berkaitan langsung dengan konfigurasi arsitektural bangunan, orientasi
bangunan, kedalaman, dan volume ruang. Oleh sebab itu daylight harus
disebarkan merata dalam ruangan.
2.2 Faktor Pencahayaan Alami
Menurut SNI No.03-2396-2001 Tentang tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Alami,Faktor pencahayaan alami siang hari adalah
perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik dari suatu bidang
tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang
datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya
ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3
komponen meliputi :
a. Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan
langsung dari cahaya langit.
b. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar -frl) yakni komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di
sekitar bangunan yang bersangkutan.
c. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni
komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi
permukaan-permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang masuk ke
dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun
dari cahaya langit
2.3 Perbandingan TIngkat Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami
pada bidang datar di lapangan terbuka memiliki perbedaan, hal ini
ditentukan oleh :
a. Terang Langit Menurut SNI No 03-2396-2001 Tentang tata Cara
Perancangan Sistem Pencahayaan Alami, sumber cahaya yang
dipakai sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat penerangan
alami (dalam hal ini yaitu terangnya langit)
b. Langit PerancanganMenurut SNI No 03-2396-2001 Tentang tata
Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami, langit dalam keadaan
yang ditetapkan dan dijadikan dasar untuk perhitungan. Untuk itu
ditetapkan langit biru jernih tanpa awan, atau -langit seluruhnya
tertutup awan abu-abu atau putih (besarnya ditentukan 10.000 lux)
c. Faktor LangitMenurut SNI No 03-2396-2001 Tentang tata Cara
Perancangan Sistem Pencahayaan Alami, Faktor langit (fl) suatu
titik pada suatu bidang di dalam suatu ruangan adalah angka
perbandingan tingkat pencahayaan langsung dari langit di titik
tersebut dengan tingkat pencahayaan oleh Terang Langit pada
bidang datar di lapangan terbuka. Pengukuran kedua tingkat
pencahayaan tersebut dilakukan dalam keadaan sebagai berikut :
1. Dilakukan pada saat yang sama.
2. Keadaan langit adalah keadaan langit perancangan dengan
distribusi terang yang merata di mana-mana.
3. Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah
tidak ditutup dengan kaca.
IV. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN
Kamis, 3 Oktober 2019
V. METODE PENELITIAN
5.1 Alat dan Bahan
1. Luxmeter di aplikasi Smartphone
2. Karton, lem, dan cutter untuk membuat maket
5.2 Cara Kerja
1. Buatlah sebuah maket simulasi sebuah ruangan dengan memakai
skala 1:20. Dimensi dan bentuk dari maket dapat dilihat pada gambar
8m (40cm)
3m (15cm)
1 bukaan 4,5x5 cm
(22.5cm2)
6m (30cm)
8m (40cm)
3m (15cm)
3 bukaan 6x10cm cm
(180cm2)
6m (30cm)
0-40 Lux
41-80 Lux
81-120 Lux
121-160 Lux
161-200 Lux
> 200 Lux
0-40 Lux
41-80 Lux
81-120 Lux
121-160 Lux
161-200 Lux
> 200 Lux
Dari potongan ini, dapat terlihat bahwa sinar matahari yang sangat terang
tersebut mengalami penyempitan ketika masuk ke bukaan maket yang
hanya kecil, akibatnya cahaya yang dapat masukpun sedikit.
Dapat terlihat dari pemetaan alas maket, semakin jauh dari bukaan, angka
lux nya semakin kecil. Hal itu disebabkan cahaya yang sedikit sudah
tidak mampu mencapai bagian alas paling jauh.
Dari grafik di atas ini bisa dilihat perbedaan penyebaran cahaya di baris
depan dengan baris belakang sangat berbeda. Cahaya paling banyak
didapat di dekat bukaan, yaitu baris paling depan.
2. Maket A, Window Wall Ratio 40%, 3 bukaan 6 x 10 cm
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa cahaya matahari bisa masuk ke
dalam maket dalam jumlah banyak karena bukaan yang ada lebih luas
daripada maket yang sebelumnya.
Penyebaran cahayanya pun lebih merata dan jangkauannya jauh. Hanya
bagian maket yang paling belakang pojok masih kurang cahaya, namun
kondisi ini lebih baik dan lebih terang daripada maket sebelumnya.
Grafik penyebaran cahaya ini hampir sama dengan grafik sebelumnya, namun
tidak securam grafik sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pemerataan
cahayanya lebih baik.
Angka yang tercatatpun jauh lebih besar daripada maket sebelumnya, hal ini
disebabkan luasan bukaan yang 8 kali lebih besar daripada maket sebelumnya.
VIII. KESIMPULAN
1. Maket dengan bukaan 40% memungkinkan cahaya lebih banyak masuk
daripada maket dengan bukaan 5%.
2. Cahaya paling banyak mengenai bagian maket yang paling dekat dengan
bukaan, sementara bagian yang di belakangnya tetap mendapat cahaya,
namun lebih sedikit.
3. Ruang dengan bukaan di satu sisi kurang ideal karena cahaya tidak dapat
masuk dan mengenai seluruh bagian ruangan secara merata, hal yang
ditakutkan adalah adanya kelembapan di satu sisi ruang.
Untuk memasukkan cahaya lebih optimal, bukaan pada 2 sisi kiranya
lebih ideal karena seluruh bagian ruangan terkena cahaya.
LAMPIRAN