(1)
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Abstrak
Bangunan-bangunan peninggalan kolonial di kawasan kota lama semarang dapat memberikan pengetahuan
tentang tipologi fasade dan perkembangan bentuk arsitektur kolonial. Dulu pemerintahan kolonial belanda
memerlukan bangunan kantor untuk menjalankan aktifitasnya. Bangunan kantor peninggalan kolonial belanda
kini masih dilestarikan, meski terdapat pula yang sudah terlanjur di demolisi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkarakteristikkan bentukan elemen fasad bangunan awal kantor di kawasan kota lama semarang yang
didirikan pada tahun 1900-1940. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Temuan penelitian
ini adalah (1) dominan warna bangunan berwarnaputih (2) bentukan atap yaitu atap pelana tetapi dimodifikasi
dengan bentukan atap perisai dan juga dikombinasi seperti tower dan juga kubah (3) bentukan jendelanya yaitu
jendela tunggal melengkung , jendela tunggal dan jendela rangkap ganda.
1. Menganalisa tipologi dengan cara menggali Menurut Krier (1988: 122), fasade adalah
dari sejarah untuk mengetahui ide awal elemen dalam arsitektur yang dapat meng-
dari suatu komposisi; atau dengan kata ekspresikan fungsi dan maksud sebuah
lain mengetahui asal-usul atau kejadian bangunan. Fasade bangunan komersial ber-
suatu objek arsitektural. fungsi sebagai elemen fisik bangunan dan
2. Menganalisa tipologi dengan cara identitas terkait fungsi komersialnya.
mengetahui fungsi suatu objek.
3. Menganalisa tipologi dengan cara mencari Menurut Sumalyo (2001) dalam Threesje (2012)
bentuk sederhana suatu bangunan melalui keeksistensian bangunan bersejarah mampu
pencarian bangun dasar serta sifat membentuk nilai-nilai lokalitas dalam wujud
dasarnya. arsitektural yang memberikan citra tersendiri
bagi suatu kota. Tidak tingginya apresiasi
Tipologi dalam arsitektur adalah kegiatan yang masyarakat terhadap bangunan bersejarah
berhubungan dengan klasifikasi atau (tua/kuno), banyak bangunan yang bernilai
pengelompokan karya arsitektural dengan sejarah dan seni tinggi, tidak dirawat hingga
kesamaan ciri-ciri atau totalitas kekhususan rusak, dirombak, bahkan dibongkar. Kondisi
yang diciptakan oleh suatu masyarakat atau seperti ini lambat laun dapat mengakibatkan
kelas sosial yang terikat dengan ke-permanen- arsitektural bangunan kolonial yang ada/ pernah
an dari karakteristik yang tetap atau konstan. ada di Indonesia sedikit demi sedikit hilang dan
Kesamaan ciri-ciri tersebut antara lain kesamaan akhirnya ciri bangunan arsitektur kolonialnyapun
bentuk dasar, sifat dasar objek kesamaan fungsi sebagai bukti sejarah hilang. Sudah saatnya
objek kesamaan asal-usul sejarah/ tema tunggal pengenalan yang lebih dalam tentang arsitektur
dalam suatu periode atau masa yang terikat peninggalan masa kolonial ini. Untuk itu
oleh ke-permanenan dari karakteristik yang diperlukan adanya pemahaman yang baik
tetap/ konstan. tentang keberadaan bangunan kolonial dan
suatu usaha agar kondisi keberadaan ling-
Arsitektur Kolonial kungannya dapat bertahan agar dapat dirasakan
generasi mendatang seperti yang dirasakan oleh
Arsitektur kolonial merupakan arsitektur yang
generasi sebelumnya. Salah satu usaha dalam
memadukan antara budaya Barat dan Timur.
menanggapi hal-hal tersebut, dapat dilakukan
Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda
melalui suatu proses pemahaman; didahului
dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang
oleh proses pengenalan. Proses pengenalan
tinggal di Indonesia, pada masa sebelum
dimulai dengan pengenalan terhadap salah satu
kemerdekaan. Arsitektur yang hadir pada awal
elemen bangunan yakni wajah atau muka atau
masa setelah kemerdekaan sedikit banyak
fasad bangunan.
I 034 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017
Anggita Rahmi
Metode Penelitian
PLN
PTP XV
Pos Besar
Bank Exim
Ex. Mahkodamn PT. PELNI
VII