Pencahayaan alami adalah pemanfaatan cahaya yang berasal dari benda penerang alam
seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai penerang ruang. Karena berasal dari alam, cahaya
alami bersifat tidak menentu, tergantung pada iklim, musim, dan cuaca. Diantara seluruh sumber
cahaya alami, matahari memiliki kuat sinar yang paling besar sehingga keberadaanya sangat
bermanfaat dalam penerangan dalam ruang. Cahaya matahari yang digunakan untuk penerangan
interior disebut dengan daylight. Daylight memiliki fungsi yang sangat penting dalam karya
arsitektur dan interior. Distribusi cahaya alami yang baik dalam ruang berkaitan langsung dengan
konfigurasi arsitektural bangunan, orientasi bangunan, kedalaman, dan volume ruang. Oleh
sebab itu daylight harus disebarkan merata dalam ruangan. Menurut Sir John Soane, daylight
dapat memberikan suasana ruang dalam yang lebih hangat. Sir John berhasil membuktikan
bahwa daylight apabila dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak suasana yang
menyenangkan (Honggowidjaja, 2003: 13).
Pencahayaan alami dimaksudkan untuk mendapatkan pencahayaan di dalam ruangan dari
cahaya alami. Untuk merancang pencahayaan alami, yang perlu diketahui adalah ketersediaan
cahaya alami yang diterima di lokasi yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan cahaya alami di
sini adalah cahaya matahari langsung dan cahaya matahari difus. Selanjutnya cahaya matahari
langsung disebut cahaya matahari dan matahari difus disebut cahaya langit. Ketersediaan cahaya
dipengaruhi oleh:
1. Letak geografis, terutama adalah jarak terhadap khatulistiwa atau derajat lintangnya.
2. Iklim, terutama kondisi langit ialah jumlah dan jenis awan.
Sementara itu Lechner (2000:416) juga memberi penjelasan tentang bagaimana pencahayaan itu
didapat berikut ini.
Cahaya alami yang masuk melalui jendela dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu sinar
matahari langsung, langit cerah, awan atau pantulan permukaan bawah dan bangunan sekitarnya.
Cahaya dari masing-masing sumber tersebut bervariasi tidak hanya dari jumlah dan panas yang
dibawanya, tetapi juga pada kualitas lain-nya, seperti warna, penyebaran, dan penghematan.
Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar
ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Dibawah ini Sanjaya (2011) menjelaskan pengaruh bentuk jendela terhadap pencahayaan alami
yang datang.
Cahaya yang datang melalui jendela banyaknya di-tentukan oleh besar dan bentuk jendelanya.
Memanjang ke atas menyebabkan cahaya masuk cukup banyak namun distribusi cahayanya
kurang baik. Bentuk jendela meman-jang ke samping lebih efektif untuk memberikan penca-
hayaan optimal.
Kadang sumber pencahayaan alami dirasa kurang efektif karena inten¬sitas cahaya yang tidak
tetap dan sumber alami yaitu matahari menghasilkan suhu panas terutama pada siang hari.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan pencahayaan alami efektif antara lain:
1. Variasi intensitas cahaya matahari,
2. Iklim,
3. Letak geografis,
4. Kegunaan bangunan, dan
5. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, dan jarak antar bangunan.
Lechner (2000:422) menyatakan bahwa "tujuan umum pencahayaan alami adalah menghasilkan
cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau langsung, lapisan pemantul, dan
berlebihnya rasio tingkat terang".
A. Atrium
Atrium merupakan sebuah ruangan
yang semi terbuka dengan
pencahayaan menyeluruh dan
biasanya terletak di tengah – tengah
bangunan atau ruangan. Atrium ini
biasa kita temui di gedung – gedung
besar, seperti mall, apartemen,
perkantoran, gedung kampus, atau
pusat pemerintahan, Atrium juga
sering kita temui di bangunan tinggal
yang biasanya terletak pada tengah
bangunan sebagiai letak inti dari
banguan tinggal tersebut. atrium
sering disebut – sebut dapat menjadi
titik fokal pada sebuah bangunan
dengan karakternya yang berbeda dari
ruangan lain. Ukuran dan bentuk
atrium juga bervariasi, mulai dari
beberapa bentuk persegi mungil
hingga yang berukuran besar terbuat
dari kaca.
atrium sebagai sumur/shaft cahaya yang terbuka. Agar cahaya/sinar matahari dari atap atrium
menembus lebih dalam ruang-ruang, maka reflector atau lensa/cermin dapat ditempatkan pada
sisisisi bidang overstack yang kemiringannya didesain khusus agar pemantulan sinar/cahaya
matahari mencapai ruang-ruang lebih dalam. Penjelasan lain, Atrium (jamak: atrium atau
atria) adalah ruang terbuka yang luas yang terletak di dalam sebuah bangunan. Atria adalah fitur
umum di tempat tinggal Romawi Kuno, memberikan cahaya dan ventilasi untuk interior. Atrium
modern, seperti yang dikembangkan diakhir abad ke-19 dan ke-20, sering pada beberapa
bangunan tinggi dan memiliki atap kaca dan /atau jendela
besar, dan sering terletak langsung di luar pintu masuk
utama/di lobi.
Atrium, sering juga disebut sebagai :
1. Cavedium, ruang tengah utama dari sebuah rumah
2. Sebuah taman di dalam bangunan, sisi sisi atau
dikelilingi oleh tiang-tiang, di depan sebuah awal atau
tengah Gereja Kristiani.
3. Sebuah penerangan langit taman di pusat dalam sebuah
bangunan kontemporer atau rumah.
TNT Center
bentuk dari atrium sendiri tergantung dari bentuk atap bangunan, ada yang persegi hingga bentuk
bentuk oval yang biasanya ada pada bengunan mall dan shopping center lainnya, sebelum
penggunaan atrium pada bangunan juga ada hal yang harus di perhatikan antara lain populasi.
yang dimaksud populasi dalam hal ini adalah seluruh akitifitas yang ada di ruang komunal dalam
atrium. Namun yang dipilih hanyalah di ruang komunal lantai dasar yang berada di Atrium
bangunan.
B. Light well
Lightwell adalah fitur arsitektur yang dapat digunakan untuk
mengambil cahaya alami ke dalam interior ruang dari
bangunan. Dibutuhkan bentuk poros vertikal dalam volume
yang dari bangunan yang biasanya menembus dari atap tingkat
atas ke tingkat yang lebih rendah, memungkinkan
transmisi cahaya alami ke dalam ruangan sehingga tidak akan
membutuhkan pencahayaan buatan.
Dalam arsitektur pencahayaan lightwell , baik ringan atau poros
udara adalah ruang eksternal unroofed yang disediakan dalam
volume bangunan besar untuk memungkinan cahaya dan udara
untuk mencapai apa yang sebaliknya akan area gelap atau
unventilated. Lightwells dapat dilapisi dengan batu bata berlapis
untuk meningkatkan pantulan sinar matahari di dalam ruang.
Lightwells berfungsi untuk mengurangi perlunya penerangan
listrik, menambah ruang sentral di dalam gedung, dan
menyediakan ruang terbuka internal untuk jendela untuk
memberikan ilusi memiliki pemandangan di luar.
Pada dasarnya pencahayaan light well dengan pencahayaan atrium hampir sama,
perbedaanya juga tidak terlalu mencolok sama sama berada di bagian paling atas bangunan tetapi
atrium sering di aplikasikan terhadap bangunan yang tidak terlalu tinggi dan berada didalam
bangunan yang menyatukan dua ruangan antara satu ruangan dengan satu ruangan lainnya
dengan memakai penutup/atap yang menggunakan material kaca, beton, maupun rangka baja,
dan untuk pencahyaan light well itu sendiri lebih sering di gunakan di luar ruangan(exterior)
bangunan dan tidak memakai penutup apapun dan lebih terkessan lebih terbuka.
C. Light self
Dalam arsitektur clerestory adalah bagian tinggi dinding yang berisi jendela di atas tingkat mata.
Tujuannya untuk mengakui cahaya, udara segar, atau keduanya. Secara historis, clerestory
dilambangkan tingkat atas dari Romawi basilika atau dari nave dari Romawi atau Gothic gereja ,
dinding yang naik di atas garis atap yang lebih rendah dari atap dengan dipasangi jendela.
Clerestories modern sering didefinisikan sebagai jendela vertikal, terletak di dinding tinggi,
memanjang dari garis atap, dirancang untuk memungkinkan cahaya dan angin sepoi-sepoi ke
dalam ruang, tanpa mengorbankan privasi. Bangunan pabrik sering dibangun dengan jendela
clerestory desain perumahan modern terkadang juga menyertakannya. Jendela clerestory modern
mungkin memiliki peran penting lainnya, selain pencahayaan matahari dan ventilasi mereka
dapat menjadi bagian dari strategi surya pasif, dalam bangunan yang sangat hemat energi (
Bangunan Rumah Pasif , Bangunan Tanpa Energi ).Untuk itu, clerestories digunakan bersama
dengan batu, bata, beton dan dinding dan lantai massa tinggi lainnya, diposisikan dengan tepat
untuk menyimpan perolehan panas matahari selama bagian
yang lebih panas pada hari itu - memungkinkan dinding dan
lantai bertindak sebagai bank panas selama bagian hari yang
lebih dingin. Clerestories - dalam strategi matahari pasif - harus
ditempatkan dengan benar (biasanya di sisi cerah bangunan)
dan dilindungi dari matahari musim panas oleh garis atap,
overhang , dinding tebal yang tersembunyi atau elemen
arsitektur lainnya, untuk mencegah panas berlebih selama
musim dingin.
Jenis-jenis clerestory yaitu sunscoop dan lightscoop.
- Sunscoops
Sunscoops adalah clerestory monitor yang berorientasi ke arah matahari. Skema
- Lightscoops
Lightscoops adalah clerestory monitor yang orientasi bukaannya menjauh darimatahari.