Anda di halaman 1dari 18

Tugas ke-1

Mata kuliah : Utilitas

KOMPONEN PENYUSUN UTILITAS


BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Oleh: LA ODE IKRAM RULAH AMIN

E1B121036

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI
2022.1

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan karunianya
yang dilimpahkan kepada saya dan rekan-rekan yang telah membantu
penyelesaian makalah ini sehingga dapat tersusun dengan baik. Di harapkan
makalah ini bisa bermanfaat untuk orang banyak. Adapun tujuan utama
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Utilitas.

Sebagai seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan, saya dengan
ringan tangan mempersilahkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran dalam
penyusunan makalah ini.

Kendari, 11 September 2022

LA ODE IKRAM RULAH AMIN


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen Utilitas Bangunan
B. Komponen Utilitas Lingkungan
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk hidup manusia memiliki banyak kebutuhan, mulai
dari kebutuhan mutlak, primer, sekunder, dan tersier berdasarkan intensitas
kebutuhannya. Kebutuhan manusia dalam kategori waktu juga terbagi
menjadi tiga yaitu kebutuhan mendesak, sekarang, dan akan datang. Dalam
upaya pemenuhan kebutuhan tersebut manusia membutuhkan saran dan
prasaran penunjang yang dapat menunjang ketercapaiannya . Lebih dari proses
ketercapaian kebutuhan juga harus mempertimbangkan efisiensi secara waktu dan
ekonomi. Salah satu dari saran penunjang tersebut adalah utilitas (Laksito, 2014).
Utilitas ini harus terdapat di mana tempat manusia menjalankan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhannya baik dalam bangunan maupun kawasan.

Secara operasional bangunan dan kawasan dapat menunjang aktivitas


manusia apabila memiliki fasilitas yang lengkap dalam memperoleh
kebutuhannya yang beragam. Perbedaan waktu dan intensitas kebutuhan harus
mampu memberikan sarana kepada manusia. Sehingga pada bangunan dan
kawasan perlu memperhatikan kompleksitas jenis kegiatan dan fungsi utilitas
yang seharusnya di adakan berdasarkan andal untuk mengetahui kapasitas dan
kebutuhan utilitas yang diperlukan.

B.PERMASALAHAN
1. Apa saja Komponen penyusun utilitas bangunan?
2. Apa saja Komponen penyusun utilitas lingkungan/kawasan?

C.TUJUAN
1. Mengetahui apa itu utilitas
2. Mengetahui komponen Utilitas Bangunan dan lingkungan/kawasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Utilitas Bangunan
Secara etimologi utilitas merupakan serapan dari bahasa Inggris
“utility” yang berarti guna atau manfaat. Dalam praktiknya utilitas
diartikan sebagai kebermanfaatan yang diperoleh.
Y.R. Basuki menyatakan bahwa utilitas bangunan adalah fasilitas
yang melengkapi bangunan untuk mencapai keamanan, kenyamanan,
kesehatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Konsep utilitas akan menyesuaikan juga terhadap jenis bangunan
selain pada kebutuhan manusia yang meliputi :

1. Jaringan instalasi air


Jaringan instalasi air meliputi sanitasi (air bersih) dan plumbing
(air kotor) yang menggunakan jaringan sistem pemipaan yang dapat
mengalirkan dan memindahkan air dari satu titik ke suatu titik. Selain
untuk supply air bersih dan pembuangan air kotor jaringan instalasi air
juga terdiri air jaringan kebakaran dan air hujan. Air bersih yang diperoleh
didapatkan dari air sungai yang di kelola oleh PDAM setempat untuk
disalurkan agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan ada juga
sumber air yang dibor (sumur) yang dipompa dari tanah dengan kualitas
air yang tergantung pada kualitas tanah diwilayahnya. Air tanah maupun
air sungai dipompa ke top tank ( tower ), kemudian air yang ada pada
tower akan didistribusikan mengalir dengan mengandalkan gravitasi dan
tekanannya.
Pengadaan air bersih dan air jaringan kebakaran harus
dipertimbangkan penampungan top tanknya agar ketika kebakaran terjadi
kondisi air untuk air kebakaran tetap ada.
Jaringan air kotor sendiri dibedakan menjadi air kotor cair dan
padat. Air kotor cair biasanya dapat dikelola kembali baik untuk air
kebakaran ataupun diperuntukan sebagai penyiraman tanaman dan
menjaga stabilitas kadar air tanah.
Adapun yang menjadi komponen jaringan pembuangan air adalah
sebagai berikut :
 Pembuangan kamar mandi dan cuci dari dapur
 Pembuangan air kotor padat dari WC ke Septi tank dan
rembesan
 Jaringan buangan air kotor rumah sakit, restoran,
laboratorium, dan pabrik.
 Jaringan buangan air hujan.

2. Jaringan Listrik
Saat ini telah memasuk era industri 4.0 di mana maraknya
otomatisasi yang serba teknologi. Produk teknologi membutuhkan sarana
berbasis listrik yaitu fasilitas elektronik dalam upaya pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Sumber tenaga listrik yang digunakan pada
umumnya berasal dari PLN dan menggunakan pula genset sebagai sumber
cadangan pada saat keadaan darurat semisal terjadi pemadaman listrik.
Terdapat juga sumber energi listrik lain yang terdapat pada bangunan,
seperti PLTB, PLTS, dan PLTA. Sarana pengadaan sumber listrik ini
dapat berada pada bangunan tersebut ataupun berada di satu lokasi tertentu
yang di alirkan melalui jaringan listrik, sehingga hasil ini juga akan
mendukung pengurangan terhadap pemakaian energi fosil dan energi bumi
yang semakin pupus.
SkemaSkema PLTSPLTN
PLTU dan

Skema PLTA

Skema PLTB

3. Penghawaan
Dalam menjalankan aktivitas dalam ruangan manusia cenderung
lebih produktif ketika berada dalam kenyamanan terkhusus pada
kenyamanan termal. Sistem penghawaan pada sebuah bangunan bisa
terbagi menjadi penghawaan pasif dan penghawaan aktif. Penghawaan
pasif adalah penghawaan yang tidak membutuhkan energi untuk
menjalankan fungsinya. Sedangkan penghawaan aktif membutuhkan
energi untuk menjalan fungsinya.
Penghawaan pasif adalah berupa bukaan ruang yang dapat
mengalirkan udara ke dalam bangunan seperti jendela, ventilasi, dan
roster. Pada penghawaan aktif merupakan penghawaan mekanikal yang
berupa kipas angin dan AC. Untuk AC (Air Conditioning) disesuaikan
jeninsnya dengan fungsi dan persyaratan ruangnya untuk mencapai
efektivitas dan efisien. AC central di gunakan pada bangunan besar dan
tinggi dan pada bangunan rendah maupun sedang masih menggunakan AC
split atau AC window.
Seiring perkembangan kemajuan telah diproduksi sistem
pengudaraan yang lebih canggih seperti super modular multi system
(SMMS), muulti air conditioning system (MACS), dan hyper multi KX.
Penggunaan alat ini dapat menggantikan fungsi chiller yang bertujuan
untuk efisiensi operasional. Pada dasarnya setiap AC memiliki tiga alat
utama yaitu evaporator, kompresor, dan kondensor.

Skema AC Central
4. Jaringan Komunikasi dan tata suara
Kebutuhan akan informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan
yang sangat mendasar di era saat ini. Karena keperluan untuk kelancaran
pertukaran informasi dan kebutuhan informasi yang dapat mengefisienkan
oprasinal waktu dan anggaran. Mulai dari perangkat yang dapat
menghubungkan antar ruang maupun keluar ruang. Inovasi perkembangan
teknologi telah membawa kemudahan sehingga penggunaan untuk
jaringan telepon kantor sudah jarang digunakan, orang-orang sekarang
lebih suka menggunakan telepon seluler ataupun komputer dengan
menggunakan jaringan internet. Salah satu utilitas yang dapat mewadahi
hal tersebut adalah jaringan WIFI, WLAN, dan LAN sehingga perlu
dipertimbangkan pada saat proses perencanaan bangunan. Akan tetapi
pada kondisi tertentu semisal keadaan darurat terdapat alat yang disebut
dengan PABX ( Private Automatic branch exchange) ataupun untuk
sekedar menghubungkan sesama para pengguna bangunan yang biasanya
digunakan pada instansi-instansi untuk komunikasi para staff.
5. Jaringan Sampah
Beragamnya aktivitas manusia kebanyakan cenderung berujung
menghasilkan sampah tidak terkecuali aktivitas dalam bangunan.
Perbedaan tipologi dan fungsi bangunan dapat menghasilkan jumlah
sampah yang berbeda. Sampah sendiri terdiri dari dua macam, yaitu
sampah organik dan non-organik yang berpotensi besar menyebabkan
masalah apabila tidak ditangani dengan baik.
Pada kawasan pemukiman perumahan volume sampah yang dihasilkan
bisa sangat besar tidak terkecuali pada bangunan tinggi, setiap bangunan

tinggi harus mempunyai lubang pembuangan sampah yang menuju pada


basemant bangunan untuk dapat dikelola dan dibawa keluar bangunan.

6. Jaringan pemadam kebakaran


Pemadam kebakaran menjadi salah satu saran utilitas yang penting pada
bangunan demi mencegah kelenyapan bangunan secara sekejap oleh api
apabila kebakaran terjadi. Perencanaan yang detail dan teliti diperlukan
untuk utilitas ini. Jaringan pemadam kebakaran meliputi :
a. Jaringan air (springklers)
Skema jaringan Sampah
banguna tinggi
Jairingan ini akan bekerja ketika mendapatkan sensor suhu yang
pana hingga memecahkan katup penutup mata pencar.

Skema jaringan sprinklerss

b. Jaringan hydrant
Hydrant merupakan boks merah terkunci yang di dalamnya berisi
selang tergulung yang dapat di bukan dan dipakai apabila
diperlukan saat kebakaran walaupun terbatas pada jarak tertentu.

Box hydrant
c. Jaringan halon gas
Halon gas adalah tabung yang berisi Gas Kimia yang bersifat
elektrik dan mudah menguap, biasanya berada pada ruangan yang
didalamnya terdapat barang yang tidak boleh terkena air
Halon gas
7. Penangkal Petir
Gumpalan awan yang terjadi akibat tiupan angin memiliki energi
listrik yang dapat dilepaskan sewaktu-waktu yang apabila mengenai
bangunan dapat merusak sistem elektrikal di dalamnya yang berupa
barang-barang elektronik. Untuk mengantisipasi hal tersebut telah
ditemukan penangkal petir baik untuk bangunan rendah maupun bangunan
tinggi.

8. sirkulasi vertikal
Beberapa bangunan khusus memerlukan saran untuk dapat
mencapai lantai atasnya dengan mudah secara mudah dan nyaman. Untuk
bangunan konvensional biasanya menggunakan tangga sebagai sarana naik
turun lantai. Terdapat juga tangga darurat yang dapat digunakan ketika
keadaan emergency yang memiliki standar dan peruntukan yang khusus.
Pada bangunan tertentu membutuhkan lebih dari sekedar tangga
khususnya bangunan tinggi yang mengantarkan pengguna dari lantai
perlantai yaitu tangga berjalan (escalator) yang biasa terdapat pada mall.
Selain itu terdapat sistem sirkulasi tegak lurus yang biasa disebut lift
(escalator).
B. UTILITAS KAWASAN/LINGKUNGAN
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan. (Peraturan Menteri
Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang
memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat,
aman, dan nyaman. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan
Kawasan Permukiman)
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan
ekonomi. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman)
Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan
hunian. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman)
Utilitas kawasan/lingkungan tidak memiliki kompleksitas yang melebihi
pada bangunan tetapi memiliki peran yang sangat vital untuk menunjang aktivitas
manusia dalam memenuhi kebutuhannya, baik itu kebutuhan mutlak, primer,
sekunder, maupun tersier. Konsep utilitas kawasan meliputi tiga hal penting, yaitu
suplai air bersih, listrik, dan limbah.
1. Supply air bersih dan air kotor
Dokumentasi wabah penyakit yang rentan akibat dampak lingkungan
seperti malaria, disentri, dan tipus disebabkan oleh penurunan kualitas
air bersih akibat kurang baiknya pengolahan limbah. Maka di perlukan
sistem plumbing yang dikelola dengan baik dan pengelolaan limbah air
kotor. Pada kawasan biasanya terdapat jaringan drainase riol kota.
Selain mengalirkan air kotor dari perumahan drainase dapat
mengalirkan air hujan agar tidak terjadi penggenangan untuk
mencegah banjir.

2. Listrik dan pencahayaan


Pada beberapa sudut kawasan yang gelap dan tidak terkena
pencahayaan memiliki potensi terjadinya tindak kriminalitas dan
bahkan kecelakaan lalulintas dibutuhkan penerangan untuk
mengurangi hal tersebut. Salah satunya adalah pengadaan lampu jalan
dan lampu-lampu taman pada kawasan dengan pemasangan yang
strategis. Sumber litrik yang digunakan bisa dari PLN ataupun dari
PlTA, PLTB, dan PLTS.

3. Jaringan sampah
Perumahan umum dan bangunan yang berada di satu kawasan selalu
saja menghasilkan sampah yang harus kemudian dikeluarkan dari
bangunan agar tidak menjadi masalah di dalam. Selain itu pada
kawasan itu sendiri juga terdapat sampah-sampah yang dihasilkan
ketika manusia beraktivitas di sana. Hal ini akan menimbulkan
masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sampah harus dikelola
dengan baik pada kawasan dengan pengadaan saran yang dapat
memfasilitasinya. Terutama harus mengadakan pemisahan antara
sampah organik dan non-organik.

SKEMA PENGOLAHAN SAMPAH LINGKUNGAN


BAB III
KESIMPULAN
Utilitas menjadi hal yang vital dalam menunjang kebutuhan dan aktifitas
manusia baik di dalam bangunan maupun dilingkungan. Dengan adanya utilitas
manusia dapat mencapai kemudahan dalam beraktivitas dan pemenuhan
kebutuhan tersebut.
Komponen Utilitas bangunan memliki kompleksitas yang lebih besar dari
pada kawasan, akan tetapi keduanya memiliki peran yang sama pentingnya. Pada
utilitas bangunan dan kawasan meliputi Jaringan Air bersih dan air kotor,
jJaringan listrik dan pencahayaan, jaringan pengudaraan, jaringan komunikasi,
jaringan sirkulasi, jaringan sampah, jaringan keamanan, jaringan pemadam
kebakaran, dan jaringan pengolahan sampah.
Dalam proses perencanaan harus mempertimbangkan perencanaan utilitas
yang baik dan sesuai dengan tipologi dan fungsi bangunan beserta kapasitas
kebutuhannya agar dapat berfungsi dengan baik dan mencapai efisiensi secara
waktu dan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Pinkyawati.T & Shirley. W (2014). Utilitas Bangunan Modul Plumbing, Jakarta,
griya kreasi
Rahayu, Y.B. Mengenal sistem utilitas bangunan, Azhar publisher
Laksito.B (2014) metode perencanaan dan perancangan, Jakarta Timur : Griya
Kreasi
Catenese, A.J., dan sunder, J.C. (1988) Urban Planing, New York : McGraw-Hill
Inc
Muliyandari, H. 2011. Pengantar Arsitektur Kota, Yogyakarta : Penerbit ANDI
Syanjayanta, dkk. 2019 “Evaluasi utilitas kawasan distrik Merauke sistem
jaringan sampah” Jurnal MJA VOL 1 No. 02 (hlm48).
Mario, A. 2022. Alat pemadam api Halon, Patigeni.com,
https://www.google.com/amp/s/patigeni.com/alat-pemadam-api-halon/

Anda mungkin juga menyukai