Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN UTILITAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

(RSUD) DI SLAWI, JAWA TENGAH

Bagas Bangun Suryawijaya1, Dr. Yohannes Dewanto, MT.2


1,2)
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Abstrak

Perencanaan utilitas adalah perencanaan suatu sistem elektrikal bangunan yang mencakup
perencanaan semua utilitas kelistrikan (elektrikal) dan elektronik yang dibutuhkan pada suatu
bangunan. Pada perencanaan pembangunan rumah sakit di Indonesia untuk standar kebutuhan
penerangan, uraian perangkat listrik dan instalasi diatur dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL;2011), SNI 03-6575-2001, Peraturan Energi Sumber Daya Manusia N0. 2 Tahun 2018, dan
Peraturan Kementrian Kesehatan No. 24 Tahun 2016. Pada hasil hitungan terhadap aturan atau
ketentuan, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan penerangan dan kapasitas sarana pengaman
kelistrikan pada 5 ruangan yang berada pada poliklinik atau rawat jalan rumah sakit umum daerah di
Slawi, Jawa Tengah terdapat perbedaan, hal itu terjadi karena fungsi ruangan, luasan ruangan, dan
kebutuhan beban listrik yang ditentukan atau diperbolehkan.
Kata Kunci : Perencanaan Utilitas, Rumah Sakit, Kebutuhan Penerangan, Sarana Pengaman
Kelistrikan.

1. PENDAHULUAN suplai listrik elevator atau lift, instalasi


Dalam merencanakan suatu bangunan panel-panel listrik, instalasi transformator
diperlukan tahapan perhitungan yang tegangan rendah dan genset diesel, dan
mempertimbangkan banyak aspek, agar instalasi penyalur petir.
didapatkan hasil yang sesuai dengan
fungsinya, ekonomis, estetika, dan lainnya.
Untuk mendapatkan suatu bangunan yang 2. LANDASAN TEORI
baik, diperlukan beberapa perencanaan 2.1. PENGERTIAN RUMAH SAKIT
yang meliputi struktur, arsitektur, a. Berdasarkan Undang-Undang RI No.
kelistrikan, dan perencanaan lainnya agar 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,
didapatkan bangunan yang aman dan rumah sakit adalah institusi pelayanan
nyaman saat dihuni. kesehatan yang menyelenggarakan
Perencanaan utilitas adalah perencanaan pelayanan kesehatan perorangan
suatu sistem elektrikal bangunan yang secara maksimal yang menyediakan
mencakup perencanaan utilitas kelistrikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
(elektrikal) dan elektronik yang dibutuhkan gawat darurat 1.
dalam bangunan tersebut. b. W.H.O (World Health Organization)
Dalam perencanaan utilitas terdiri dari menjelaskan bahwa menurut WHO,
perencanaan penerangan dan kontak rumah sakit adalah organisasi terpadu
kontak, suplai listrik VAC, suplai listrik dari bidang sosial dan medis yang
utilitas-utilitas elektronik, suplai listrik berfungsi sebagai pusat pemberi
pompa air bersih dan pemadam kebakaran, pelayanan kesehatan, baik pencegahan

20
penyembuhan, pusat latihan dan alam dan aliran udara buatan seperti
penelitian biologi-sosial 2. AC.
d. Sistem Pencahayaan Dan Elektrikal.
2.2. PENGERTIAN UTILITAS Arsitek bangunan bertingkat harus
Utilitas Bangunan adalah segala sesuatu mempelajari masalah pencahayaan
yang digunakan untuk mendukung atau penerangan agar bangunan dapat
tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, tampil sesuai harapan. Selain itu,
keselamatan, komunikasi dan mobilitas Arsitek juga harus memperhatikan
dalam suatu bangunan. Berikut ini adalah manfaat pencahayaan atau
macam-macam sistem utilitas yang akan pencahayaan alami kapan pun bisa
ditemukan di sebuah bangunan 3 : digunakan.
a. Sistem Perpipaan dan Sanitasi. e. Sistem Komunikasi.
Sistem perpipaan atau sistem plumbing Perancangan telepon pada gedung
merupakan suatu sistem penyediaan harus memperhatikan perencanaan
atau pembuangan air ke tempat yang sistem komunikasi antar ruangan
diinginkan tanpa adanya gangguan (intercom) dan perencanaan sistem
atau kontaminasi pada daerah yang komunikasi luar. Perancangan ini juga
dilaluinya serta dapat memenuhi harus memperhatikan sistem
kebutuhan penghuninya dalam urusan manajemen kabel pada gedung
air. sedemikian rupa, sehingga tidak
b. Sistem Pencegahan Kebakaran. mengganggu estetika gedung dan
Untuk mencegah terjadinya kebakaran mempermudah perawatannya.
pada suatu gedung diperlukan suatu f. Sistem Keamanan.
metode atau sistem pencegahan Sistem keamana dalam suatu bangunan
kebakaran karena kebakaran dapat pada umumnya diawasi oleh CCTV
menyembabkan kerugian berupa atau Closed Circuit Television yang
korban jiwa, harta benda, merupakan suatu alat yang berguna
ketidaklancaran proses produksi dalam memantau suatu ruangan
barang dan jasa, kerusakan lingkungan, melalui layar televisi atau monitor
dan ketidaknyamanan masyarakat. yang menampilkan gambar hasil
c. Sistem Udara. rekaman kamera yang dipasang
Untuk mencapai kenyamanan, disetiap sudut ruangan.
kesehatan dan kesegaran hidup pada g. Sistem Penangkal Petir
rumah hunian atau bangunan Pada bangunan bertingkat perlu
bertingkat, khususnya kegiatan yang dipastikan adanya bahaya sambaran
berlangsung di iklim tropis dengan petir dengan memasang penangkal
udara panas dan kelembaban yang petir yang dipasang di bagian atas
tinggi maka diperlukan upaya untuk bangunan.
memperoleh udara segar dari hawa h. Sistem Suara.

3
Yosua Erick,“Jenis Utilitas Bangunan”
(https://stellamariscollege.org/utilitas-bangunan/,
diakses pada 08 Desember 2021)

21
Sistem suara harus direncanakan untuk a. Pelayanan Administrasi
menyediakan instalasi lengkap di Antara lain, ruang kepala, ruang staff,
dalam gedung. Sound system dapat ruang administrasi, ruang informasi &
berupa musik latar dan sistem pendaftaran dan sebagainya.
pengumuman (public address), jika ada b. Pelayanan Medis
pengumuman penting. Antara lain, rawat jalan (poliklinik),
i. Utilitas Transportasi Dalam Bangunan. gawat darurat (emergency), ruang
Sebuah gedung yang besar atau tinggi operasi, dan sebagainya.
membutuhkan alat transportasi yang c. Pelayanan Penunjang Medis
memberikan kenyamanan saat Antara lain, radiology, ruang farmasi,
beraktifitas dalam gedung tersebut. ruang laboratorium, ruang pantry, dan
Alat angkut ini mempunyai sifat kamar jenazah.
berdasarkan arah geraknya sebagai alat d. Pelayanan Perawatan
angkut berupa searah vertikal berupa Antara lain, ICCU, ICU,
elevator, searah horizontal berupa phisiotherapy, rawat inap, patologi dan
konveyor, dan searah diagonal berupa sebagainya.
sebuah eskalator. e. Pelayanan Penunjang Non Medis
j. Utilitas Pembuangan Limbah. Antara lain, CSSD, laundry, instalasi
Sampah merupakan sampah dari pemeliharaan sarana, genset,
bangunan khususnya bangunan yang incenerator, halaman atau parkir,
digunakan untuk kegiatan tertentu. selasar dan sebagainya.
Bangunan tersebut meliputi pabrik,
hotel, restoran, dan supermarket. 2.4. PRASARANA RUMAH SAKIT
Dengan produk sampah berupa Berikut beberapa ruangan di poliklinik
sampah, maka dibutuhkan tempat atau rawat jalan yang ada pada rumah sakit
khusus untuk menampung sampah umum daerah di Slawi, Jawa Tengah :
yang akan dibuang di luar gedung. 1) Toilet
k. Utilitas Alat Pembersih Luar Ruangan. Toilet, kakus, kloset, jamban dapat
Pada gedung tinggi dibutuhkan alat merujuk pada perlengkapan rumah yang
untuk membersihkan bagian luar kegunaan utamanya sebagai tempat
gedung dari debu yang menempel pada pembuangan kotoran seperti feses dan
dinding dan kaca gedung, sehingga urin.
warna bangunan tetap terjaga dan 2) Ruang Administrasi
terjaga. Ruang administrasi pada rumah sakit
adalah ‘pintu gerbang’ untuk pasien atau
2.3. JENIS PELAYANAN DIRUMAH pengunjung melakukan pendaftaran dan
SAKIT pengurusan kartu untuk rawat jalan
Dengan berpedoman pada rumah sakit maupun rawat inap. Selain mengurus
yang lengkap, kegiatan kelompok bagian pendaftaran, bagian administrasi
pelayanan adalah sebagai berikut 4: juga bisa mengeluarkan rincian

4
Smart Plus, “Fungsi Unit Pelayanan Dar Sebuah fungsi-unit-pelayanan-dari-sebuah-rumah-sakit/,
Rumah Sakit” diakses pada 12 September 2021)
(https://smartplusconsulting.com/2015/11/5-lima-

22
pembiayaan jika kamu membutuhkan Listrik Negara). Pada listrik yang berasal
gambaran biaya di awal. dari PLN terbagi menjadi 2 jenis yaitu 5 :
3) Klinik a. Listrik 1 Phase
Sebuah klinik (rawat jalan klinik atau Listrik 1 phase adalah jaringan listrik
klinik perawatan rawat jalan) adalah yang hanya menggunakan 2 kawat
fasilitas perawatan kesehatan yang penghantar yang kesatu sebagai kawat
dikhususkan untuk perawatan pasien phase (L) dan yang kedua sebagai kawat
rawat jalan. Klinik dapat dioperasikan, neutral (N). Umumnya listrik 1 phase
dikelola dan didanai secara pribadi atau bertegangan 220-240 volt yang
publik, dan biasanya meliputi perawatan digunakan banyak orang.
kesehatan primer, kebutuhan populasi di P = V x I x Cos φ....................(2.1.)
masyarakat lokal. Keterangan :
4) Ruang Tunggu Poliklinik P = Daya [Watt].
Ruang tunggu pada poliklinik atau 𝑉 = Tegangan [Volt].
rawat jalan merupakan suatu ruang yang I = Arus [Ampere].
berfungsi sebagai penerima pengunjung Cos φ = Faktor Daya atau Cos phi pada
rawat jalan yang baru datang dan juga listrik satu phase adalah [1].
sebagai pengantar pengunjung yang b. Listrik 3 Phase
akan meninggalkan ruang rawat jalan. Listrik 3 phase adalah jaringan listrik
Ruang ini juga memiliki fungsi yang yang menggunakan tiga kawat phase
lebih bersifat publik bagi pengunjung (R,S,T) dan satu kawat neutral (N) atau
yang akan mendapatkan dukungan sering dibilang kawat ground. Menurut
kebutuhan kesehatan. istilah listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel
5) Ruang Laktasi bertegangan listrik dan 1 kabel neutral.
Pojok ASI atau ada pula yang Umumnya listrik 3 phase bertegangan
menyebutnya dengan Ruang Laktasi 380-415 Volt yang banyak digunakan
adalah sebuah ruangan khusus yang industri atau pabrik.
sengaja disediakan oleh institusi yang P = V x I x Cos φ x √3.........(2.2.)
memiliki fungsi untuk memberikan Keterangan :
privasi bagi seorang ibu menyusui P = Daya [Watt].
bayinya ataupun untuk memerah ASI. 𝑉 = Tegangan [Volt].
I = Arus [Ampere].
2.5. TEORI DASAR Cos φ = Faktor Daya atau Cos phi
2.5.1. SUMBER TEGANGAN pada listrik tiga phase adalah
Sumber listrik yang yang bisa diberikan [0,85].
untuk pemasangan listrik pada suatu Untuk mengetahui berapa VA pada
bangunan konstruksi itu sendiri dapat suatu rangkaian maka, digunakan
berasal dari genset, dari PLN (Perusahaan persamaan berikut ini : 6

5
Muhammad Arief, "Pengertian Listrik 1 phase
dan 3 phase" 6
Rapid Tables, “Perhitungan Listrik”
(https://primatekniksystem.com/artikel/pengertian- (https://www.rapidtables.org/id/convert/electric/wat
listrik-1-phase-dan-3-phase/, diakses pada 24 t-to-va.html/, diakses pada 29 Oktober 2021)
Oktober 2021)

23
𝑷 2.5.3. LUMINASI
S = ....................................(2.3.)
𝑷𝑭 Luminasi adalah suatu ukuran terangnya
Keterangan : suatu benda baik pada sumber cahaya
S = Daya Semu [VA]. maupun pada suatu permukaan. Luminasi
𝑃 = Daya [Watt]. dapat dihitung menggunakan sumus
PF = Faktor Daya atau Cos phi pada sebagai berikut 9 :
listrik tiga phase adalah [0,85]. 𝑰
L = .........................................(2.6.)
𝑨
2.5.2. PENCAHAYAAN Keterangan :
Menurut penelitian dari beberapa L = Luminasi [cd/m2].
sumber, pencahayaan dapat dibagi menjadi I = Intensitas [cd].
dua, diantaranya 7: A = Luas permukaan bidang [m2].
a. Penerangan Alami
Cahaya matahari merupakan 2.5.4. ILUMINASI
penerangan alami dengan pancaran Iluminasi sering disebut juga dengan
cahaya yang sangat kuat namun intensitas penerangan atau kekuatan
tergantung dengan musim, tempat penerangan, BSN (Badan Standarisasi
dan jam. Nasional) menyebutnya dengan Flux. Flux
b. Penerangan Buatan adalah cahaya yang menyinari permukaan
Cahaya yang dihasilkan dari pada suatu bidang, berikut persamaanya 10 :
penerangan ini berasal dari elemen 𝑭
𝑬 = ........................................(2.7.)
buatan manusia. Kualitas dan 𝑨
kuantitas yang dikeluarkan sangat
Keterangan :
bervariasi tergantung jenis. 1.5.3.
E = Iluminasi atau Tingkat
1.5.3.INTENSITAS CAHAYA
Pencahayaan atau Kuat
Intensitas cahaya adalah flux cahaya per
Penerangan [Lux].
satuan sudut ruang yang dipancarkan ke
F = Flux Cahaya [Lumen].
suatu arah tertentu. Dari uraian di atas
A = Luas permukaan bidang [m2].
diperoleh persamaan 8 :
𝜱
I = ...........................................(2.4.) 2.5.5. TITIK LAMPU
𝒘
Untuk memenuhi iluminasi pada suatu
Keterangan :
ruangan, maka dapat dilakukannya
I = Intensitas Cahaya [candela].
perhitungan jumlah titik lampu yang
𝛷 = Flux Cahaya [lumen].
dibutuhkan. Jumlah titik lampu dapat
w = Satuan Sudut Datang [streadian].
dihitung dengan rumus 11 :

7
Arsimedia, “Penjelasan Sistem Pencahayaan 9
Riky Abiman, Skripsi: “Perencanaan Kebutuhan
Pada Sebuah Bangunan” Penerangan” (Bandung: Politeknik Bandung,
(https://www.arsimedia.com/2020/07/penjelasan- 2019), Hal. 6.
sistem-pencahayaan-pada.html/, diakses pada 16 10
Riky Abiman, Skripsi: “Perencanaan Kebutuhan
November 2021) Penerangan” (Bandung: Politeknik Bandung,
8
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, 2019), Hal. 6.
“Panduan Teknik Penerangan Bangunan Dan 11
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang,
Gedung”(Sumatra: Dinas Pekerjaan Umum Dan “Panduan Teknik Penerangan Bangunan Dan
Penataan Ruang, 2020), Hal. 10. Gedung”(Sumatra: Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang, 2020), Hal. 13.

24
𝑬𝒙𝑳𝒙𝑾 2.6.3. STOP KONTAK
𝑁 = ∅ × 𝑳𝑳𝑭 × 𝑪𝑼 × 𝒏 ............(2.8.)
Stop kontak adalah alat kelistrikan yang
Keterangan : digunakan pada instalasi listrik yang
N = jumlah titik lampu [Buah]. merupakan titik terakhir pembebanan dari
E = Kuat Penerangan atau target instalasi listrik selain pencahayaan.
kuat penerangan yang akan dicapai Ketentuan pemasangan stop kontak antara
[Lux]. lain sebagai berikut 14 :
L = Panjang Ruangan [meter]. a. Stop kontak dinding yang dipasang
W = Lebar Ruangan [meter]. kurang dari 1,25 m di atas lantai harus
∅ = Cahaya yang dipancar oleh dilengkapi dengan penutup.
sumber cahaya[Lumen]. b. Stop kontak yang dipasang di lantai
LLF = Light Loss Factor atau Faktor harus ditempatkan tertutup di dalam
Cahaya Rugi [0,7-0,8]. lantai.
CU = Coeffesien of Utilization atau c. Stop kontak harus dipasang dengan
Faktor Pemanfaatan [50% - 100%]. hantaran pengaman.
d. Pada stop kontak hanya boleh
2.6. PERANGKAT LISTRIK dihubungkan satu kabel yang dapat
2.6.1. LAMPU dipindahpindahkan.
Lampu memiliki berbagai jenis, berikut
merupakan jenis-jenis lampu yang 2.6.4. SARANA PENGAMAN
digunakan umum pada ruangan 12 : KELISTRIKAN ATAU MCB
a. Lampu Pijar Sarana pengaman kelistrikan (Circuit
b. Lampu Fluoresen atau CFL Breaker) adalah alat kelistrikan yang
c. Lampu LED tergolong dalam sistem proteksi atau
pengaman suatu rangkaian listrik pada
2.6.2. SAKELAR sistem tenaga listrik.
Sakelar adalah alat kelistrikan yang Agar pengaman listrik dapat menjamin
berfungsi sebagai penghubung dan keselamatan dan meningkatkan daya tahan
pengaman aliran listrik. Sakelar instalasi serta menjaga kontinuitas
ditempatkan di tempat yang mudah dicapai penyaluran tenaga listrik, maka pengaman
seperti di dekat pintu. Sakelar ditempatkan listrik tersebut harus :
±1,25m - 1,5m di atas lantai agar aman dari a. Tahan terhadap gangguan dan
jangkauan anak-anak 13. Sakelar dapat mampu menghilangkan gangguan
dikelompokkan menjadi : dari circuit secara cepat.
a. Sakelar Tunggal b. Membatasi pengaruh gangguan
b. Sakelar Seri hingga sedikit mungkin dari bagian
c. Sakelar Hotel

12
Bildeco, “Jenis Lampu Yang Perlu Anda Ketahui (Jakarta: Kementrian Energi Dan Sumber Daya
Saat Membangun Rumah” Mineral, 2021), Hal. 84.
14
(https://bildeco.com/blog/5-jenis-lampu-yang- Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral
perlu-anda-ketahui-saat-membangun-rumah/, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, “Peraturan
diakses pada 16 November 2021) Umum Instalasi Listrik 2011(PUIL 2011)”
13
Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral (Jakarta: Kementrian Energi Dan Sumber Daya
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, “Peraturan Mineral, 2021), Hal. 395.
Umum Instalasi Listrik 2011(PUIL 2011)”

25
circuit instalasi untuk menjamin d. Lampu DN027B G2 LED/CW 12W.
kontinuitas tenaga listrik. e. Lampu DN027C LED12/CW 12W.
f. Lampu Exit Lamp LED 10W.
untuk menghitung kapasitas maksimal
MCB dapat melewati arus adalah sebagai 2. Penentuan titik lampu untuk setiap
berikut 15 : ruangan.
Kapasitas MCB = 1,25xIn .........(2.11.) Intensitas penerangan merupakan
Keterangan : aspek penting di tempat-tempat tersebut
In = Arus normal yang digunakan oleh karena berbagai masalah akan timbul ketika
prangkat listrik [Ampere]. kualitas intensitas penerangan ditempat
tersebut tidak memenuhi standart yang
3. PERANCANGAN PENELITIAN sudah ditetapkan.
3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN

4. PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENELITIAN
4.1.1. PROSES PERENCANAAN
KEBUTUHAN PENERANGAN
1. Pemilihan tipe lampu
Pada penelitian ini jenis lampu yang
akan digunakan pada perencanaan
pembangunan poliklinik atau rawat jalan
rumah sakit umum daerah di Slawi, Jawa
Tengah, sebagai berikut :
a. Lampu RC091V 36W LED 36S/865
PSU W60L60 GM G2 MR.
b. Lampu RC091V LED 36W 36S/865
PSU W30L120 GM G2 MR.
c. Lampu DN027B G2 LED/CW 6W.

15
Mochamad Sandy, “Perancangan Instalasi Bekasi PT. Cometindo Mitra Inti” (Bekasi:
Penerangan di Proyek Universitas Mercu Buana, Universitas Mercu Buana, 2016), Hal 41.

26
Lantai 1 Dalam menentukan kapasitas
1) Toilet atau WC MCB pada sebuah panel, hal yang
Pada ruangan toilet perencanaan perlu diperhatikan yaitu dengan
lampu yang akan dipasang pada yaitu menghitung total beban listrik yang
tipe DN027B LED PANEL 6W, Pada akan ditanggung panel tersebut. Pada
perencanaan penerangan ruangan ini perencanaan ini MCB yang akan
direncakan dengan satu jenis lampu dipasang pada setiap ruangan
yaitu tipe DN027B LED PANEL 6W, dibedakan menjadi 2, yaitu MCB
pemilihan jenis lampu ini sudah untuk lampu dan MCB untuk stop
disesuaikan dengan SNI dan peraturan kontak dan sakelar. Perhitungan
KEMENKES yang berlaku sesuai jumlah beban pada ruangan
dengan fungsi ruangan yaitu untuk toilet, disesuaikan dengan jumlah daya pada
Mencari lumens pada lampu : ruangan tersebut, maka untuk
𝞥 = Watt x Lumens/watt.............(2.5.) menentukan kapasitas ampere pada
𝞥 = 6 x 100. MCB untuk suatu ruangan ditentukan
𝞥 = 600 Lumens. dengan persamaan berikut :
Perhitungan jumlah titik lampu pada 1) Toilet
perencanaan ruangan toilet : Perencanaan pada lampu pada toilet,
Kuat penerangan (E) = 100 Lux. beban yang terpasang yaitu:
Lebar ruangan (L) = 3 Meter. Lampu dengan daya 6 Watt @ 5 bh
Panjang ruangan (W) = 5 Meter. = 30 Watt.
Banyak lampu 1 titik (n) = 1. Total Daya = 30 Watt.
Lumens (𝞥) = 600 Lumens.
Faktor cahaya rugi (LLF )= 0,8 (Antara Bila sudah dijumlahkan total beban
0,7 – 0,8). yang akan digunakan pada ruangan
Faktor pemanfaatan (CU) = 65% Toilet, maka dikonversi menjadi VA atau
(Antara 50%– 65%). Volt Ampere :
Maka, jumlah titik lampu yang akan 𝑃
VA = ....................................(2.3.)
dipasang pada ruangan toilet dengan 𝑃𝐹
30
lampu DN027B LED PANEL 6W, dapat =
0,8
dihitung dengan menggunakan = 37,5 VA.
persamaan (2.8.) adalah sebagai berikut:
In = P / [√3. VLL. Cos 𝞥] .........(2.2.)
𝐸𝑥𝐿𝑥𝑊
𝑁 = ∅ × 𝐿𝐿𝐹 × 𝐶𝑈 × 𝑛 = 37,5 / [√3. 380. 0,8]
= 37,5 / 526,54
100 𝑥 3 𝑥 5
= = 0,071 Ampere.
600 𝑥 0,8 𝑥 65 % 𝑥 1
Setelah mendapatkan nilai arus beban
1500
= normal (In), safety faktor kapasitas
312
circuit breaker dapat ditentukan sebagai
= 4,81 Titik Lampu . berikut :
= Dibulatkan 5 Titik Lampu. Kapasitas MCB = 1,25 x In ........(2.11.)
3. Menentukan kapasitas Circuit = 1,25 x 0,071
Breaker atau MCB = 0,89 Ampere.

27
Perencanaan pada sakelar dan stop 4.1.2. HASIL PERENCANAAN
kontak pada toilet, beban yang terpasng INSTALASI PENERANGAN
yaitu : PADA RUMAH SAKIT UMUM
Sakelar kapasitas 200 Watt @ 2 bh DAERAH DI SLAWI, JAWA
= 400 Watt. TENGAH
Total Daya = 400 Watt.

Bila sudah dijumlahkan totral beban


yang akan digunakan pada ruangan
toilet, maka dikonversi menjadi VA atau
Volt Ampere :
𝑃
VA = ....................................(2.3.)
𝑃𝐹
400
= 0,8
= 500 VA.
In = P / [√3. VLL. Cos 𝞥] ..........(2.2.)
= 500 / [√3. 380. 0,8]
= 500 / 526,54
= 0,95 Ampere.
Setelah mendapatkan nilai arus beban
normal (In), safety faktor kapasitas
circuit breaker dapat ditentukan sebagai
berikut :
Kapasitas MCB = 1,25 x In ........(2.11.)
= 1,25 x 0,95
= 1,19 Ampere.

28
4.2. PEMBAHASAN

Dalam merencanakan kebutuhan


penerangan, dilakukan pengelompokkan
atas instalasi listrik penerangan yang akan
dibuat, hal ini dimaksudkan apabila terjadi
gangguan pada suatu ruangan tidak akan
mengganggu ruangan lainnya. Berdasarkan
Peraturan instalasi umum instalasi listrik
(PUIL), instalasi penerangan harus dibagi
dalam kelompok dan setiap kelompoknya
harus diamankan sendiri-sendiri dengan
pengaman arus (sekering) dan sakelar.
Setiap jenis ruangan pada rumah sakit
membutuhkan jumlah dan kebutuhan
lampu yang berbeda-beda, maka sebab itu
perlu diperhatikan beberapa aspek dalam
merencanakan kebutuhan penerangan yaitu
sebagai berikut :

29
a. Peruntukan ruangan, karena setiap DAFTAR PUSTAKA
ruangan membutuhkan intensitas
penerangan yang berbeda-beda. 1. Dermawan, Putra Arif. (2016). "Studi
b. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut, Evaluasi Perencanaan Instalasi
karena semakin luas ukuran dari suatu Penerangan Hotel Neo By Aston
ruangan, semakin banyak pula jumlah Pontianak".
lampu yang dibutuhkan. 2. MT., Ir. E. B. Handoko Sutanto.
c. Jenis lampu yang digunakan dan sistem (2018). "Desain Pencahayaan
penerangannya. Buatan Dalam Arsitektur". Jalan
d. Warna dinding dan langit-langit dari cempaka 9, deresan, caturtuggal,
ruangan tersebut apakah menyerap depok, sleman, daerah istimewa
cahaya atau memantulkan cahaya. yogyakarta.: PT. Kanisius.
Pada pemelihan jenis lampu yang akan 3. Mudassir, I. Yunus. (2009). "Teknik
digunakan pada setiap ruangan yang berada Perencanaan Instalasi Listrik 1".
di rumah sakit, memilih jenis lampu LED Makasaar : Universitas Negeri
tipe panel dengan merek Philips. Makassar.
4. Muhammad Arief. (2018).
5. KESIMPULAN "Pengertian Listrik 1 phase dan 3
Berdasarkan hasil penelitian dan phase".
analisis data perencanaan utilitas di rumah (https://primatekniksystem.com/artik
sakit umum daerah di Slawi, Jawa Tengah, el/pengertianlistrik1phasedan3phase.
maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Diakses pada 24 Oktober 2021)
1. Untuk kebutuhan penerangan pada 5 5. Kementrian Pekerjaan Umum dan
ruangan yang ada di poliklinik atau Perumahan Rumah (PUPR). (2020).
rawat jalan, kebutuhan penerangannya "Panduan Teknik Penerangan
pada 5 ruangan tersebut berbeda. Bila Bangunan Dan Gedung".
dirata-rata untuk kebutuhan 6. Kementrian Pekerjaan Umum dan
penerangan terhadap luas ruangan Perumahan Rumah (PUPR). (2018).
yang terbesar pada ruangan Klinik dan "Pemberlakuan Wajib Standar
Ruang Administrasi sebesar 200 Lux. Nasional Indonesia Dibidang
2. Kebutuhan pengaman kelistrikan Ketenagalistrikan".
untuk penerangan yang terbesar pada 7. Ichsanty, Vicky Nur. (2017). "Audit
ruangan Toilet sebesar 0,71 Ampere Energi Sistem Pencahayaan Gedung
dan kebutuhan pengaman kelistrikan Produksi Vaksin Polio Di PT.
untuk utilitas lainnya seperti sakelar Biofarma".
dan stop kontak yang terbesar pada 8. Kementrian Kesehatan
Ruang Tunggu Poli 1 dan Ruang (KEMENKES). (2016).
Laktasi sebesar 9,97 Ampere. "Persyaratan Teknis Bangunan Dan
3. Dari perencanaan yang telah Prasarana Rumah Sakit".
dilakukan, perencanaan ini sudah 9. Widarso, Mochamad Sandy. (2016).
disesuaikan dengan ketentuan- "Perancangan Instalasi Penerangan
ketentuan yang berlaku, yaitu sesuai di Proyek Universitas Mercu Buana,
peraturan Kementrian kesehatan, SNI, Di Bekasi Oleh PT. Cometindo Mitra
dan PUIL 2011. Inti".

30
10. Nurwidyaningrum, Dyan. (2010).
"Karakteristik Pencahayaan Buatan
Untuk Ruang Batik Tulis".

31

Anda mungkin juga menyukai