Anda di halaman 1dari 6

BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Pemeliharaan Sarana Ultilitas Rumah Sakit


Unit pendukung proses yang terdapat dalam RSUD AWET MUDA
NARMADA antara lain:
3.1.1 Unit Penyedia Air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk
memenuhi kebuuhan air sebagai berikut :
a. Air untuk penyediaan umum dan sanitasi
Air untuk keperluan umum adalah air yang
dibutuhkan untuk sarana dalam pemenuhan kebutuhan
pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan
untuk kebutuhan kantor lainnya, serta kebutuhan
rumah tangga. Air sanitasi diperlukan untuk pencucian
atau pembersihan peralatan pabrik, utilitas, laboratorium
dan lainnya.
Beberapa persyaratan untuk air sanitasi adalah
sebagai berikut :
1. Syarat fisis; di bawah suhu kamar, tidak berwarna,
tidak berasa, dan tidak berbau, tingkat kekeruhan <
1 mg SiO2/Liter.
2. Syarat kimia; tidak mengandung zat organik dan
anorganik yang terlarut dalam air, logam-logam
berat lainnya yang beracun.
3. Syarat biologis (bakteriologis); tidak mengandung
kuman/bakteri terutama bakteri patogen. Air yang
diperlukan untuk keperluan umum ini adalah
sebesar :

3.1.2 Instalasi Listrik


Kebutuhan tenaga listrik disuplai dari PLN dan
generator. Generator tersebut digerakkan oleh bahan bakar
solar yang menggunakan tenaga disel, dimana menggunakan
steam yang dihasilkan dari boiler. Generator yang digunakan

7
adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan
sebagai berikut :
 Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
 Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai
dengan kebutuhan dengan menggunakan
transformator/sinkronisasi.
Kebutuhan listrik total sebesar 120.000 kW
3.1.3 Instalasi Telekomunikasi
Kebutuhan instalasi telekomunikasi yang digunakan di
Rumah Sakit Umum Daerah Awet Muda Narmada yaitu :
 Instalasi Telpon Lokal
Instalasi telpon lokal meliputi unit terkait antara lain :
UGD, IRNA, Rawat Jalan, Farmasi Rawat Jalan, Farmasi
UGD, Admision, Laboratorium, Gizi, CSSD dan Rekam
Medis
 Instalasi Telpon Interlokal (Luar)
Untuk instalasi telpon interlokal (telpon luar) yang terdiri
dari call center terletak di UGD sebagai receiver rujukan
dari puskesmas dan sarana kesehatan lainnya.
3.1.4 Instalasi Sistem Informasi
Kebutuhan untuk instalasi Informasi pada RSUD Awet Muda
Narmada antara lain :
 Berfungsi sebagai jaringan komputer terintegrasi dalam
gedung. Sistem kabel data atau disebut juga local area
network (LAN) merupakan jaringan komputer yang
menghubungkan komputer PC dan workstation untuk
memakai bersama sumber daya misalnya printer,
internet, dan saling bertukar informasi.
3.1.5 Instalasi Pendeteksi Api
 Fire Alarm
Instalasi alarm kebakaran adalah sebuah terobosan yang
membantu mengamankan sebuah ruangan atau gedung
dari bahaya kebakaran.
3.1.6 Instalasi Air Kotor

 IPAL ( Instalasi Pengolah Air Limbah )

8
Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan
salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial.
Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit
mengandung senyawa organik yang cukup tinggi.
Oleh karena itu potensi dampak air limbah rumah sakit
terhadap kesehatan sangat besar,maka setiap rumah
sakit diharuskan mengolah air limbah sampai memenuhi
standar yang berlaku.

 Septic Tank
Bangunan pengolah limbah dan pengurai kotoran tinja
manusia setempat dengan menggunakan bantuan
bakteri.
 Air Hujan
Sistem pembangunan dimana hanya air hujan dari atap
gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan diartikan
ke luar bangunan.

3.1.7 Instalasi Penyalur Petir


 Instalasi penangkal petir pada hakekatnya adalah
instalasi yang dipasang dengan maksud untuk
mencegah, menghindari dan mengurangi bahaya yang
ditimbulkan oleh kejadian sambaran petir.

3.1.8 Ambulance
 Unit transportasi medis yang di desain khusus yang
berbeda dengan moda transportasi lainnya. Ambulans
gawat darurat di desain agar dapat menangani pasien
gawat darurat, memberikan pertelongan pertama dan
melakukan perawatan intensif selama dalam perjalanan
menuju rumah sakit rujukan. Selain itu ambulans gawat
darurat juga harus dilengkapi dengan peralatan yang
lengkap dan dioperasikan oleh petugas yang profesional
di bidang gawat darurat.

9
3.2 Klasifikasi Resiko
Manajemen resiko adalah upaya yang logis dan sistematis
dalam pengolahan resiko. Manajemen resiko merupakan bagian
dari manajemen proses kegiatan dalam organisasi, yang
bertujuan menurunkan resiko pada tahap tidak bermakna
sehingga tidak menimbulkan kerugian.
Di rumah sakit, program-program manajemen resiko meliputi
seluruh proses pelayanan atau kegiatan yang dilakukan di rumah
sakit.pengelolaan manajemen resiko dirumah sakit meliputi
manusia, material, mesin/fasilitas, hingga fasilitas rumah sakit.
Bahaya potensial yang terdapat dirumah sakit juga cukup
beragam. Bahaya potensial yang mengancam keselataman dapat
berupa bahaya mekanik, elektrik bisa menyebabkan kecelakaan.
Program manajemen resiko yang dikelola tim K3RS meliputi
keselamatan kerja petugas rumah sakit, keselamatan dan
keamanan rumah sakit, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
limbahnya, penanggulangan bencana, proteksi kebakaran,
peralatan medis, dan sistem ultilitas.

NO RESIKO AKIBAT
1 Resiko Bahaya Listrik Tersengat arus listrik
2 Resiko Bahaya Gravitasi Jatuh tersandung, tertimpa
benda
3 Resiko Bahaya Radiasi Radiasi alat radiologi

3.3 Pelatihan Pemeliharaan Sarana Ultilitas Rumah Sakit

Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan program


untuk memastikan semua sistem ultilitas berfungsi efisien dan
efektif yang meliputi pemekrisaan, pemeliharaan, dan perbaikan
sistem utilitas.

10
Sistem ultilitas dan peralatan untuk mendukung layanan
penting bagi keselamatan pasien. Sistem ultilitas sering disebut
sistem penunjang ini mecakup jaringan listrik, air ventilasi, aliran
udara, perpipaan, limbah, serta sistem komunikasi dan data.
Sistem ultilitas yang berfungsi efektif di semua tempat rumah sakit
meciptakan lingkungan asuhan pasien, keluarga pasien,
pengunjung, dan staf maka sistem ultilitas harus dapat berfungsi
efisien. Asuhan pasien rutin dan darurat berjalan 24 jam terus
menerus, setiap hari, dalam waktu 7 hari dalam seminggu. Jadi
kesinambungan fungsi ultilitas merupakan hal esensial untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Termasuk listrik dan air harus
tersedia 24 jam dalam waktu 7 hari dalam seminggu.

Manajemen ultilitas yang baik dapat menghasilkan sistem


ultilitas berjalan efektif dan mengurangi potensi resiko timbul.
Sebagai contoh, kontaminasi dari sampah di daerah persiapan
makanan, kurangnya ventilasi di laboratorium klinik, tabung
oksigen yang disimpan tidak terjaga dengan baik, kabel listrik
bergelantungan, serta dapat menimbulkan bahaya. Untuk
menghindari kejadian ini maka rumah sakit harus melakukan
pemeriksaan berkala, pemeliharaan preventif, dan pemeliharaan
lainnya.

Karena itu rumah sakit perlu regulasi pengelolaan sistem


ultilitas yang kurang-kurangnya meliputi :

 Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dalam waktu


7 hari dalam seminggu secara terus menerus.
 Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem
ultilitas, memetakan pendistribusiaannya, dan melakukan
update secara berkala.
 Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua
komponen ultilitas yang ada di daftar inventaris.
 Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua
sistem ultilitas berdasarkan atas kriteria seperti
rekomendasi dari rumah sakit, tingkat resiko dan
pengalaman rumah sakit.

11
 Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem ultilitas untuk
membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau
sebagian.

Rumah sakit harus mempunyai daftar inventaris lengkap


sistem ultilitas dan menentukan komponen yang berdampak pada
bantuan hidup, pengendalian infeksi, pendukungan lingkungan,
dan komunikasi. Program manajemen ultilitas menetapkan
pemeliharaan ultilitas untuk memastikan pokok seperti air, listrik,
sampah, agar tetap dijaga, diperiksa berkala, dipelihara dan
diperbaiki.

3.3.1 Kriteria Pemeliharaan Ultilitas

12

Anda mungkin juga menyukai