Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM

KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAPARUA


TAHUN 2023
PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAPARUA

a. Pendahuluan

Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan


bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis
tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-Smasing berinteraksi dan
bersinergi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan
dalam Rumah Sakit.

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pada


Pasal 29 ayat (1) huruf o, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
Rumah Sakit mempunyai kewajiban memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana. Kemudian dalam penjelasan pasal 29 ayat (1) huruf o,
disebutkan bahwa yang dimaksud memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanganan bencana adalah bahwa Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi dengan
sarana, prasarana dan peralatan yang dapat difungsikan serta dipelihara sedemikian
rupa untuk mendapatkan keamanan, mencegah kebakaran/bencana dengan
terjaminnya keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan
lingkungan Rumah Sakit.

Menurut penjelasan Pasal 43 ayat (1) Undang¬Undang Nomor 44 tahun 2009 yang
dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di
dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap terhadap pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden,
dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.

b. Latar Belakang

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat ( UU No. 17 Tahun Tentang Kesehatan 2023, psl 1 angka
7 ). Salah satu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan adalah Rumah Sakit. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 1 ayat 1 ). Rumah Sakit merupakan institusi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka
keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik
maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat ( UU
No. 36 tahun 2009, psl 15 ). Di samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
yang cukup, kualitas lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian
derajat kesehatan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Undang¬Undang Nomor 36 Tahun
2009 pasal 162 yang menyebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kemudian dalam pasal 163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas
umum. Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan
keselamatan kerja pegawainya. Upaya kesehatan kerja tersebut ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan ( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat
1 ).

Selain itu Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus dikelola dengan baik. Oleh
karena itu pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan menjamin
lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja (
UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 6 ).

Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,


prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan ( UU No. 44 Tahun
2009, psl 7 ayat 1 ). Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit ( UU No. 44 Tahun 2009, psl
8 ayat 1 ). Sedangkan persyaratan bangunan harus memenuhi : a. persyaratan
dministrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya; b. persyaratan
teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak¬anak, dan orang usia lanjut. Prasarana Rumah
Sakit dapat meliputi : instalasi air; instalasi mekanikal dan elektrikal; instalasi gas medik;
instalasi uap; instalasi pengelolaan limbah;

pencegahan dan penanggulangan kebakaran; petunjuk, standard dan sarana


evakuasi saat terjadi keadaan darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan
komunikasi, dan ambulan. Di samping itu prasarana Rumah Sakit juga harus memenuhi
standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja
penyelenggaraan Rumah Sakit. Kemudian prasarana Rumah Sakit harus dalam
keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. Pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya dan harus didokumentasi serta dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan ( UU No. 44 tahun 2009, psl 11 ). Setiap penyelenggaraan Rumah
Sakit wajib memiliki izin yang terdiri dari izin mendirikan dan izin operasional. Izin
mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1
(satu) tahun. Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 25 ).
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi
secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah Sakit dilakukan oleh
lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar
akreditasi yang berlaku ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 40 ). Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) sebagai salah satu standar yang turut dinilai dalam Akreditasi
Rumah Sakit mempunyai kontribusi yang cukup mentukan status akreditasi. Oleh
karena itu Standar Manajeman Fasilitas dan Keselamatan (MFK) harus diupayakan
memenuhi syarat¬syarat yang ditentukan.

c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum

Tersedianya fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung bagi pasien,


keluarga, staf dan pengunjung.

2. Tujuan Khusus

Mengelola resiko lingkungan di mana pasien dirawat dan staf bekerja yang
meliputi :

a. Keselamatan dan Keamanan;


b. Bahan Berbahaya;
c. Manajemen Emergensi;
d. Pengamanan Kebakaran;
e. Peralatan Medis;
f. Sistem Utilitas;
g. Kontruksi Dan Renovasi

d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1) Kegiatan Pokok :
a. Mengidentifikasi resiko di lingkungan di mana pasien dirawat dan
staf bekerja.
b. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit
c. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
2) Rincian Kegiatan
1) Mengidentifikasi resiko yang disebabkan oleh Fasilitas Rumah
Sakit, meliputi :
1) Resiko Keselamatan dan Keamanan seperti : Lantai Licin,
Langit¬langit jebol, jalan rusak, bangunan rusak atau runtuh,
wc mampet, kendaraan /transportasi mogok, pompa air
rusak, listrik mati, tegangan listrik tidak stabil, kabel¬kabeel
electrode putus, alat tidak dikalibrasi, distribusi air
terganggu, kualitas air bersih/minum tidak sesuai standar, air
limbah tidak memenuhi syarat, suhu ruangan terlalu panas
menyebabkan malfungsi alat.
2) Resiko Bahan Berbahaya : terkena tumpahan cairan iritan,
terhirup uap bahan berbahaya, ledakan tabung gas, tertelan
bahan beracun, terpapar bahan berbahaya dan beracun.
3) Resiko manajemen emergensi : kebakaran, bencana alam,
kerusuhan massal, keracunan massal, ancaman peledakan,
kerusakan bangunan dan runtuhnya gedung dan air bah
banjir.
4) Resiko Kebakaran : korsleting listrik, ledakan tabung gas
LPG, ledakan tabung gas Oksigen, sambaran petir,
penyimpanan bahan mudah terbakar.
5) Resiko Peralatan Medis : salah diagnose, tersengat aliran
listrik, luka bakar, terpapar infeksi nosokomial.
6) Resiko sistem utilitas (Listrik, air bersih/minum, air limbah,
AC, dan Oksigen): kegiatan operasional pelayanan
terganggu untuk listrik di Poliklinik rawat jalan, Radiologi,
Laboratorium, Fisioterapi, Laundry, Sanitasi, Gizi,
Administrasi dan Rawat Inap. Untuk air bersih dan air minum
akan mengganggu kegiatan operasional pelayanan
utamanya di rawat inap, Laundry, Gizi, Poli rawat jalan,
gedung administrasi. Air limbah tidak sesuai baku mutu
sehingga mencemari lingkungan, kerusakan AC
menyebabkan terganggunya fungsi alat, tidak tersedianya
Oksigen dapat mengganggu kegiatan pelayanan.
2) Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit
1) Jadwal pemeriksaan Fasilitas Rumah Sakit\
2) Uji fungsi alat dan fasilitas
3) Form checklist pemeriksaan
4) Laporan hasil pemeriksaan
5) Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
6) Jadwal pemeliharaan fasilitas rumah sakit
7) Kalibrasi dan Uji fungsi fasilitas Rumah Sakit
8) Laporan hasil pemeliharaan fasilitas rumah sakit.
3) Pendidikan dan latihan
1) Diklat Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun
2) Diklat Mitigasi Gempa Bumi
3) Diklat Penanggulangan Kebakaran
4) Diklat pelatihan Bencana
5) Diklat Keamanan dan keselamatan

4) Cara Melaksanakan Kegiatan


1) Proses indentifikasi :
(a) Menentukan dan mengelompokkan jenis resiko yang mungkin terjadi
dilingkungan rumah sakit sesuai faktor penyebabnya.
(b) Membuat denah dan pemasangan rambu¬rambu meliputi area
berbahaya, tempat¬tempat beresiko dan jalur evakuasi.
(c) Menunjuk petugas yang kompeten dan bertanggung jawab.
5) Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit :
1) Dibuatkan jadwal harian untuk kegiatan memeriksa fasilitas rumah sakit
dengan mengisi form checklist sesuai jenis pemeriksaan.
2) Ditunjuk petugas pelaksana yang kompeten dan bertanggungjawab.
3) Petugas saat melakukan pemeriksaan fasilitas rumah sakit disertai dengan
uji fungsi.
4) Dibuat pelaporan yang diketahui atasan langsung.
6) Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
1) Dibuatkan jadwal pemeliharaan atau servis fasilitas rumah sakit baik yang
dilakukan oleh petugas rumah sakit maupun pihak ketiga pada setiap bulan,
tiga bulan, enam bulan dan satu tahun sekali.
2) Dilakukan kalibrasi :
(a) Kalibrasi internal rumah sakit : setiap satu tahun sekali oleh
petugas rumah sakit.
(b) Kalibrasi eksternal : dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki
sertifikat terkalibrasi setiap satu tahun sekali.
3) Dibuat pelaporan yang diketahui oleh atasan langsung.

7) Pendidikan dan latihan


1) Diklat Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun
a) Melakukan identifikasi B3 di Rumah Sakit serta memberikan label.
b) Melakukan pengamanan terhadap penyimpanan dan penempatan B3.
c) Melakukan diklat staf penggunaan yang aman dan penanggulangan
bila terpapar B3.
2) Diklat Mitigasi Gempa Bumi
a) Tindakan saat terjadi gempa
b) Tindakan saat selesai gempa
c) Evakuasi ke titik kumpul
3) Diklat Penanggulangan Kebakaran
a) Pengecekan berkala terhadap Alat pemadam (APAR)
b) Diklat penanggulangan Kebakaran
4) Diklat pelatihan Bencana
a) Melakukan diklat internal penanganan bencana internal Rumah Sakit
dan prosedur evakuasi.
b) Melakukan diklat eksternal penanggulangan terjadinya bencana
eksternal.
5) Diklat Keamanan dan keselamatan
a) Identifikasi terhadap fasilitas
b) Diklat keamanan dan keselamatan

8) Sasaran

Sasaran Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah :

1) Staf/petugas
2) Pasien
3) Keluarga pasien
4) Pengunjung
5) Masyarakat sekitar Rumah Sakit
6) Vendor.
9) Skedul / Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1) Jadwal harian
TANGGAL PEMERIKSAAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2
1 Listrik 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2 Alkes 2
17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

3 Bangunan 2
17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2

4 Oksigen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

5 Aiphon 2
17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2

2) Jadwal Bulanan

N BULAN PEMERIKSAAN
KEGIATAN
O JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
1 Listrik/Genset
2 Alkes
3 Bangunan
4 Air
5 APAR
6 AC
7 Limbah

3) Jadwal Pendidikan dan latihan

Tahun 2023
No Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 Diklat penanggulangan bila terpapar B3

2 Diklat Mitigasi Gempa Bumi

3 Diklat Penanggulangan Kebakaran

4 Diklat Pelatihan bencana

5 Diklat Keamanan dan keselamatan


10) Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1) Pencatatan
Acuan yang dipakai dalam pencatatan kegiatan adalah :
(a) Kasus di lapangan
(b) Frekuensi kejadian kasus
(c) Jumlah kejadian/kasus dalam periode tertentu Jumlah kasus
teratasi
(d) Jumlah kasus tidak teratasi
(e) Penyebab dan akibat kasus tidak teratasi
(f) Pelimpahan kepada pihak ketiga terhadap kasus yang tidak
teratasi

2) Pelaporan

Laporan program kerja/kegiatan dibuat setiap 1 (satu) tahun sekali


dan diserahkan kepada Ketua Tim Akreditasi Rumah sakit.

3) Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala sesuai jadwal.

a. Indikator Masukan (Input)

b. Indikator Proses (Proces)

c. Indikator Keluaran (Output)

Ditetapkan di : Saparua
Pada tanggal : 14 Agustus 2023

Plt. Direktur RSUD Saparua

Andreson Souisa,SE
NIP. 19730422 1993 1 002

Anda mungkin juga menyukai