1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
WHO pada tahun 2000 mencatat kasus infeksi akibat tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi
virus diperkirakan mengakibatkan Hepatitis B sebesar 32%, Hepatitis C sebesar 40%, dan HIV
sebesar 5% dari seluruh infeksi baru. Panamerican Health Organization tahun 2017
memperkirakan 8-12% SDM Fasyankes sensitif terhadap sarung tangan latex.
Di Indonesia berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan
tahun 1987-2016 terdapat 178 petugas medis yang terkena HIV AIDS.
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan pada tahun 1998 menunjukkan
bahwa 85% suntikan imunisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan
ternyata tidak aman (satu jarum dipakai berulang) dan 95% petugas
kesehatan mencoba ketajaman jarum dengan ujung jari. Selain itu dari
hasil penelitian Start dengan Quick Investigation of Quality yang
melibatkan 136 Fasyankes dan
108 diantaranya adalah fasilitas pelayanan kesehatan primer,
menunjukkan bahwa hampir semua petugas fasyankes belum
memahami dan mengetahui tentang kewaspadaan standar.
Hasil penelitian lain di wilayah Jakarta Timur yang dilakukan oleh Sri
Hudoyo (2004) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan petugas
menerapkan setiap prosedur tahapan kewasdapaan standar dengan
benar hanya 18.3%, dengan status vaksinasi Hepatitis B pada petugas
fasyankes masih rendah yaitu 12,5%, dan riwayat pernah tertusuk
jarum bekas yaitu 84,2%.
Kasus terjadinya kecelakaan kerja yang fatal pada Fasyankes pernah
beberapa kali terjadi seperti kasus tersengat listrik, kebakaran,
terjadinya banjir, bangunan runtuh akibat gempa bumi dan kematian
petugas kesehatan karena keracunan gas CO di Fasyankes.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan peningkatan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja di klinik. Selain itu
berdasarkan peraturan perundang-undangan terdapat hak bagi setiap
orang untuk mendapatkan perlindungan atas risiko terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, demikian juga bagi SDM
klinik, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di
sekitar lingkungan klinik.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan klinik secara berkelanjutan dan
berkesinambungan guna mendukung pelaksanaan program klinik dalam hal manajemen
fasilitas dan keselamatan .
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan mutu pelayanan fasilitas dan keselamatan melalui penyusunan program
dan kegiatan kerja.
2) Menyusun dan merencanakan anggaran program manajemen fasilitas dan keselamatan
melalui penyusunan program kerja dan kegiatan.
3) Memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada tim/penanggung jawab melalui
pelaksanaan dan penggunaan anggaran.
4) Menciptakan klinik yang sehat, aman, dan nyaman bagi SDM klinik, pasien,
pengunjung, maupun lingkungan klinik melalui penyelenggaraan manajemen
fasilitas dan keselamatan secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan, sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar.
4. Program Kerja
a. Kegiatan Pokok
1) Pengelolaan keselamatan dan keamanan
2) Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3
3) Penanggulangan bencana
4) Sistem Proteksi Kebakaran
5) Pengelolaan Peralatan Medis
6) Sistem Utilitas
7) Pengelolaan sampah domestic dan air limbah
b. Rincian Kegiatan
1) Pengelolaan keselamatan dan keamanan
a) Melakukan assessment risiko secara komprehensif & proaktif untuk
mengindentifikasi bangunan, ruangan/area,peralatan, perabotan & fasilitas lainnya
yang berpotensi menimbulkan cedera
b) Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi
c) Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
d) Melakukan assessment risiko pra konstruksi (Pra Construction Risk Asessment/PCRA)
setiap ada konstruksi, renovasi atau penghancuran bangunan/demolisasi.
e) Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga,staff dan pengunjung.
f) Penggunaan kartu identitas seluruh staff klinik dan semua individu yang bekerja di
klinik pada pasien rawat inap, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang
memasuki area terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkungan yang
aman.
g) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan
barang milik pribadi.
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan perundang-undangan
i)
Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan
2) Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3
a) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan perundang-
undangan
b) Pengelolaan penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan
Perundang-undangan
c) Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan perundang-undangan
d) Ssitem pendokumentasian dan perijinan B3 sesuai peraturan dan perundang-
undangan
e) Penangganan tumpahan dan paparan B3 sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundangan-undangan
f) Ssitem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan sesuai
ketentuan atau peraturan perundang-undangan
g) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan
h) Penggunaan APD sesuai peraturan perundang-undangan
3) Penanggulangan Bencana
a) Identifikasi risiko bencana internal & eksternal
b) Penyusunan Hazard Vulnelerality Asessment (HVA)
c) Pembentukan Tim tanggap/penanggulangan bencana
d) Penyusunan dokumen disasterplan
e) Edukasi & simulasi penanggulangan bencana
4) Sistem Proteksi Kebakaran
a) Identifikasi risiko kebakaran
b) Penyediaan APAR
c) Inspeksi, pegujian, pemeliharaan sistem proteksi & penanggulangan kebakaran
d) Penyediaan sarana & prasarana jalur evakuasi
e) Edukasi & simulasi proteksi & evakuasi
f) Kebijakan larangan merokok
5) Pengelolan Peralatan Medis
a) Iventarisasi alat Kesehatan
b) Inspeksi dan pengujian terhadap alat kesehatan secara periodik
c) Pemeliharaan dan kalibrasi alat Kesehatan secara periodik
6) Sistem utilitas
a) Identifikasi sistem utilitas utama dan penting lainnya beserta komponen penting
b) Identifikasi area berisiko kegagalan listrik & air
c) Pemeriksaan kualitas air
d) Pemeliharaan sistem utilitas
7) Pengelolan sampah domestic dan air limbah
d) Pengadaan tempat sampah domestik
e) Pemisahan sampah domestik dengan sampah lainnya
f) Pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan perijinannya
6. Sasaran Kegiatan
1) Manajemen keselamatan dan keamanan
3) Penanggulangan Bencana
3 Tersusunnya laporan hasil pemeriksaan, uji dan pemeliharaan sistem utilitas 100 %
7 Pengujian beban listrik dan air secara berkala 5-6 bulan sekali 100 %
60 Simulasi kebakaran
10. Penutup
Demikian Program kerja Tim/penanggung jawab manajemen fasilitas dan keselamatan klinik ABCD
yang dapat kami sampaikan, semoga dapat meningkatkan program keselamatan bagi pekerja,
pasien dan pengunjung, guna meningkatkan kualitas layanan yang aman dan prima.
_________________ _____________________
Pimpinan Klinik