DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CIBULAN
Jalan Raya Puncak Km. 81 Kelurahan Cisarua Rt. 002 Rw. 003 Cisarua – Bogor
Kode Pos 16750 Telp : 0251 – 8253053 E-mail : upfcibulan@gmail.com
PROGRAM KERJA
TIM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PUSKESMAS CIBULAN
TAHUN 2022
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
WHO pada tahun 2000 mencatat kasus infeksi akibat tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi
virus diperkirakan mengakibatkan Hepatitis B sebesar 32%, Hepatitis C sebesar 40%, dan HIV
sebesar 5% dari seluruh infeksi baru. Panamerican Health Organization tahun 2017
memperkirakan 8-12% SDM Fasyankes sensitif terhadap sarung tangan latex.
Di Indonesia berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan
tahun 1987-2016 terdapat 178 petugas medis yang terkena HIV AIDS.
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan pada tahun 1998 menunjukkan
bahwa 85% suntikan imunisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan
ternyata tidak aman (satu jarum dipakai berulang) dan 95% petugas
kesehatan mencoba ketajaman jarum dengan ujung jari. Selain itu dari
hasil penelitian Start dengan Quick Investigation of Quality yang
melibatkan 136 Fasyankes dan
108 diantaranya adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
menunjukkan bahwa hampir semua petugas Puskesmas belum
memahami dan mengetahui tentang kewaspadaan standar.
Hasil penelitian lain di wilayah Jakarta Timur yang dilakukan oleh Sri
Hudoyo (2004) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan petugas
menerapkan setiap prosedur tahapan kewasdapaan standar dengan
benar hanya 18.3%, dengan status vaksinasi Hepatitis B pada petugas
Puskesmas masih rendah yaitu 12,5%, dan riwayat pernah tertusuk
jarum bekas yaitu 84,2%.
Kasus terjadinya kecelakaan kerja yang fatal pada Fasyankes pernah
beberapa kali terjadi seperti kasus tersengat listrik, kebakaran,
terjadinya banjir, bangunan runtuh akibat gempa bumi dan kematian
petugas kesehatan karena keracunan gas CO di Fasyankes.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan peningkatan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja di Fasyankes. Selain itu
berdasarkan peraturan perundang-undangan terdapat hak bagi setiap
orang untuk mendapatkan perlindungan atas risiko terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, demikian juga bagi SDM
Fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas secara berkelanjutan dan
berkesinambungan guna mendukung pelaksanaan program puskesmas dalam hal
keselamatan dan Kesehatan kerja (K3).
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan mutu pelayanan K3 melalui penyusunan program dan kegiatan kerja.
2) Menyusun dan merencanakan anggaran K3 melalui penyusunan program kerja dan
kegiatan.
3) Memberikan kewenangan dan tanggung jawab Tim K3 melalui pelaksanaan dan
pengunaan anggaran.
4) Menciptakan Fasyankes yang sehat, aman, dan nyaman bagi SDM Fasyankes,
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Fasyankes melalui penyelenggaraan
K3 secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan, sehingga proses
pelayanan berjalan baik dan lancar.
4. Program Kerja
a. Kegiatan Pokok
1) Pengelolaan Kesehatan kerja pegawai
2) Manajemen keselamatan dan keamanan
3) Manajemen iventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3
4) Manajemen tanggap darurat bencana
5) Pengelolaan sistem utilitas
6) Pengelolan ketersediaan alat Kesehatan
7) Pencegahan dan penangulangan kebakaran
8) Pendidikan dan pelatihan
b. Rincian Kegiatan
1) Pengelolaan Kesehatan kerja pegawai
a) Identifikasi risiko paparan infeksi
b) Pemeriksaan Kesehatan berkala
c) Perlindungan kekerasan
d)
Pelaporan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
2) Manajemen keselamatan dan keamanan
a) Melakukan assessment risiko secara komprehensif & proaktif untuk
mengindentifikasi bangunan, ruangan/area,peralatan, perabotan & fasilitas lainnya
yang berpotensi menimbulkan cedera
b) Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi
c) Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
d) Melakukan assessment risiko pra konstruksi (Pra Construction Risk Asessment/PCRA)
setiap ada konstruksi, renovasi atau penghancuran bangunan/demolisasi.
e) Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga,staff dan pengunjung.
f) Penggunaan kartu identitas seluruh staff puskesmas dan semua individu yang
bekerja di puskesmas pada pasien rawat inap, penunggu pasien, pengunjung
(termasuk tamu) yang memasuki area terbatas (restricted area) sehingga
menciptakan lingkungan yang aman.
g) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan
barang milik pribadi.
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan perundang-undangan
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan
3) Manajemen iventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3
a) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan perundang-
undangan
b) Pengelolaan penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan
Perundang-undangan
c) Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan perundang-undangan
d) Ssitem pendokumentasian dan perijinan B3 sesuai peraturan dan perundang-
undangan
e) Penangganan tumpahan dan paparan B3 sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundangan-undangan
f) Ssitem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan sesuai
ketentuan atau peraturan perundang-undangan
g) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan
h) Penggunaan APD sesuai peraturan perundang-undangan
4) Manajemen tanggap darurat bencana
a) Identifikasi risiko bencana internal & eksternal
b) Penyusunan Hazard Vulnelerality Asessment (HVA)
c) Pembentukan Tim tanggap/penanggulangan bencana
d) Penyusunan dokumen disasterplan
e) Edukasi & simulasi penanggulangan bencana
5) Pengelolaan sistem utilitas
a) Identifikasi sistem utilitas utama dan penting lainnya beserta komponen penting
b) Identifikasi area berisiko kegagalan listrik & air
c) Pemeriksaan kualitas air
d) Pemeliharaan sistem utilitas
6) Pengelolan ketersediaan alat Kesehatan
a) Iventarisasi alat Kesehatan melalui ASPAK
b) Inspeksi dan pengujian terhadap alat kesehatan secara periodic
c) Pemeliharaan dan kalibrasi alat Kesehatan secara periodik
7) Pencegahan dan penangulangan kebakaran
a) Identifikasi risiko kebakaran
b) Inspeksi, pegujian, pemeliharaan sistem proteksi & penanggulangan kebakaran
c) Penyediaan sarana & prasarana jalur evakuasi
d) Edukasi & simulasi proteksi & evakuasi
e)
Kebijakan larangan merokok
8) Pendidikan dan pelatihan
a) Penyusunan program diklat K3
b) Pelaksanaan program diklat K3
c) Evaluasi dan tindaklanjut perbaikan program diklat bagi petugas
6. Sasaran Kegiatan
1) Pengelolaan Kesehatan kerja pegawai
3 Tersusunnya laporan hasil pemeriksaan, uji dan pemeliharaan sistem utility 100 %
7 Pengujian beban listrik dan air secara berkala 5-6 bulan sekali 100 %
2 Pelatihan prosedur pelaporan tentang risiko potensial, pelaporan insiden dan 100 %
kecelakaan setahun sekali.
3 Pelatihan menjalankan atau memelihara peralatan medis 100 %
4 Pelatihan prosedur penanganan B3, paparan & tumpahan B3 setahun sekali 100 %
60 Simulasi kebakaran
10. Penutup
Demikian Program kerja Tim K3 Puskesmas yang dapat kami sampaikan, semoga dapat
meningkatkan program keselamatan bagi pekerja, pasien dan pengunjung, guna meningkatkan
kualitas layanan yang aman dan prima.
Cisarua, 20….
Mengetahui,
Penanggung Jawab K3
Siti Kimsiati
NIP.