Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan segala karunia-Nya sehingga dapat
terselesaikan penyusunan Pedoman Pengorganisasian Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit
Mitra Medika Narom
Dalam Undang-Undang Nomor Nomor 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi sarana,
prasarana dan peralatan yang dapat difungsikan serta dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan
keamanan, mencegah kebakaran/bencana dengan terjaminnya keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien,
petugas, pengunjung dan lingkungan rumah sakit. harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan
Standar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan ini merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengelolaan MFK. Standar keselamatan dan kesehatan dalam bekerja diharapkan mampu
memberikan ilmu pengetahuan mengenai tentang Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.
Dalam peyusunan pedoman ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, Penyusun harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaan pedoman ini.
Tidak lupa Penyusun ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Pedoman ini. Akhir kata, semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua pihak yang terlibat dakam kegiatan MFK.
Tim Penyusun
PROGRAM KERJA
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK) RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA NAROM
BAB 1 PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan unit pelayanan publik yang sangat khas dengan berbagai kegiatan di
Rumah Sakit, di rumah sakit itu sendiri banyak sekali hal-hal yang di jumpai, baik pasien yang berobat
atau keluarga pengantar pasien juga tenaga medis dan non medis yang berkegiatan di dalam gedung
rumah sakit. Setiap orang yang berada dalam gedung tersebut menyimpan harapan tertentu, untuk
pasien yang dirawat menghendaki segera mendapat kesembuhan dan tidak tertular penyakit maupun
mendapat kecelakaan ( Jatuh dari tempat tidur, terpeleset dll ) demikian pula dengan para pekerja
yang ada, juga mengharapkan selalu sehat dan nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari, untuk
mewujudkan itu semua maka Manajemen Fasilitas dan Keselamatan perlu adanya penataan segala
bentuk fasilitas yang ada selalu mendapat perhatian khusus, baik itu fasilitas proteksi bahaya
kebakaran fasilitas penunjang medic juga fasilitas penunjang umum.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu rumah sakit harus
berdasarkan pada pelayanan prima yang berorientasi pada keselamatan pasien dan pengunjung
namun tidak melupakan kesehatan dan keselamatan kerja dari karyawan atau petugas kesehatan
yang memberikan jasa pelayanan itu sendiri. Dalam hal pengelolaan fasilitas rumah sakit yang
beragam maka harus dipastikan bahwa semua peralatan dan fasiliytas yang digunakan dalam kondisi
layak dan laik pakai untuk kepentingan pemberian pelayanan kesehatan pada pasien dan juga tidak
menyebabkan ancaman apapun pada semua orang yang ada di rumah sakit.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi,
dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan fasilitas
pelayanan kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat ( UU No. 36 tahun 2009, psl 15 ).
Di samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas lingkungan juga
merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Hal ini sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162 yang menyebutkan bahwa upaya kesehatan
lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Kemudian dalam pasal 163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan keselamatan kerja
pegawainya. Upaya kesehatan kerja tersebut ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan ( UU
No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 1 ). Selain itu Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus dikelola
dengan baik. Oleh karena itu pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan
menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja
( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 6 ).
Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia, kefarmasian, dan peralatan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat 1 ). Persyaratan
lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang,
serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit ( UU No.
44 Tahun 2009, psl 8 ayat 1 ).
Sedangkan persyaratan bangunan harus memenuhi : a. persyaratan administrasi dan
persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya; b. persyaratan teknis bangunan Rumah
Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan
orang usia lanjut.
Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi : instalasi air; instalasi mekanikal dan elektrikal; instalasi
gas medik; instalasi uap; instalasi pengelolaan limbah; pencegahan dan penanggulangan
kebakaran; petunjuk, standard dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat; instalasi tata
udara; sistem informasi dan komunikasi; dan ambulan. Di samping itu prasarana Rumah Sakit juga
harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja
penyelenggaraan Rumah Sakit. Kemudian prasarana Rumah Sakit harus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi dengan baik. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit
harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya dan harus didokumentasi
serta dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan ( UU No. 44 tahun 2009, psl 11 ).
Setiap penyelenggaraan Rumah Sakit wajib memiliki izin yang terdiri dari izin mendirikan dan
izin operasional. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 25 ).
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara
berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah Sakit dilakukan oleh lembaga independen
baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku ( UU No. 44
Tahun 2009, psl 40 ).
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sebagai salah satu standar yang turut dinilai
dalam Akreditasi Rumah Sakit mempunyai kontribusi yang cukup mentukan status akreditasi. Oleh
karena itu Standar Manajeman Fasilitas dan Keselamatan (MFK) harus diupayakan memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan.
BAB 3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjamin keselamatan dan keamanan pasien, kelaurga pasien, pengunjung dan karyawan
yang berada di Rumah Sakit Mitra Medika Narom
2. Tujuan Khusus
- Keselamatan dan Keamanan;
- Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
- Proteksi Kebakaran
- Peralatan Medis
- Sistem Utilitas
- Penanganan Kedaruratan dan Bencana
- Kontruksi dan Renovasi
- Pelatihan
BAB 4 KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Kegiatan Pokok :
Secara umum bahwa kegiatan utama dari rencana kerja dalam mnajemen fasilitas dan
keselamatan adalah melaksanakan program yang menjamin keselamatan dan keamanan
fasilitas fisik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pokok ini
dilaksanakan oleh unit-unit yang terkait dalam hal manajemen fasilitas dan keselamatan yakni
Unit Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dan Tim K3RS (Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit).
b. Rincian Kegiatan :
6. Peralatan Medis
- Inventarisasi alat medis yang ada
- Perencanaan kebutuhan peralatan medis
- Pemilihan peralatan medis
- Pemeriksaan / pemeliharaan
- Kalibrasi alat medis
- Penarikan alat
7. Pelatihan
- Membuat program dan jadwal pendidikan dari setiap komponen yang tercantum dalam
program K3 untuk seluruh staf rumah sakit.
- Membuat program pelatihan untuk pengunjung, pedagang/vendor, pekerja kontrak dan
lainnya yang diidentifikasi oleh rumah sakit.
- Membuat program pendidikan dan pelatihan bagi staf agar staf dapat memahami,
mengimplementasikan dalam hal mengoperasikan dan memelihara alat medis serta
mengoperasikan sistem utilitas sesuai dengan pekerjaannya
- Membuat program pelatihan dan tes bagi ketua K3 serta anggotanya sesuai dengan uraian
tugas dan hasil pelatihan serta tes didokumetasikan.
BAB 6 SASARAN
1. SDM Rumah Sakit Mitra Medika Narom memahami Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sekaligus
mampu menerapkan Program K3.
2. Pasien dan Keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan serta keamanan dan
keselamatannya terjamin.
3. Prosedur kerja berfokus pada kebutuhan dan keselamatan pasien
NO
NAMA KEGIATAN PERKIRAAN BIAYA KETERANGAN
1 Pelatihan dan sosialisasi tentang pengelolaan bahan-bahan
B3 Rp 1,000,000 Seluruh Karyawan
2 Sosialisasi Disaster Plan dan SPO
Rp 1,000,000 Seluruh Karyawan
3 Koordinasi dengan pihak eksternal yang dibutuhkan
Rp 500,000 Kepolisian dan damkar
4 Sosialisasi ulang Disaster Plan kepada seluruh karyawan
Rp 1,000,000
5 Pelaksanaan Kegiatan Simulasi Disaster
Rp 2,000,000 Kepolisian dan damkar
6 Perizinan dan pelaporan fasilitas Disnaker, BPPT, dan
Rp 10,000,000 BLHD
7 Sosialisasi kebijakan larangan merokok
Rp 2,000,000 Rambu-rambu larangan
8 Identifikasi pengunjung dan penunggu pasien
Rp 1,440,000 Id Card
9 Edukasi staf terkait dengan keselamatan dan keamanan
Rp 1,000,000 Seluruh Karyawan
10 Melakukan sosialisasi area yang berpotensi kebakaran.
Rp 1,000,000 Seluruh Karyawan
11 Pengadaan sistem alarm/deteksi kebakaran dan alat
pemadaman yang diperlukan sesuai dengan standar
Rp 5,000,000 Alarm dan Instalasinya
12 Sosialisasi SOP
Rp 1,000,000 Seluruh Karyawan
13 Sosialisasi SOP Bantuan Hidup Dasar dan penanganan
evakuasi kebakaran Rp 1,000,000 Seluruh Karyawan
14 Penyelenggaraan Diklat Bantuan Hidup Dasar dan
penggunaan APAR Rp 4,000,000 Diklat Internal
15 Simulasi evakuasi kebakaran damkar dan seluruh
Rp 2,000,000 karyawan
16 a. Pemeriksaan kesehatan karyawan baru
Rp 5,000,000 Calon Karyawan
17 b. Pemeriksaan kesehatan rutin karyawan beresiko Rp 12,000,000
Seluruh Karyawan
18 d. Penggunaan Alat Pelindng Diri
Rp 10,000,000 Pengadaan APD
19 Perencanaan kebutuhan peralatan medis
Rp 50,000,000 Sesuai kebutuhan
20 Pemeliharaan peralatan medis
Rp 20,000,000 Service Rutin
21 Kalibrasi
Rp 45,000,000 Sesuai kebutuhan
22 Penyediaan back-up air dan listrik BBM dan Jika ada
Rp 10,000,000 kegagalan Air
JUMLAH
Rp 185,940,000
Rumah Sakit Mitra Medika Narom wajib menjalankan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan
hati-hati dan terus menerus berupaya memenuhi standar dan aturan yang berlaku. Tim MFK harus
mampu melakukan evaluasi yang optimal dalam mengidentifikasi seluruh permasalahan yang ditemui,
karena itu wajib dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan kepada pihak yang
berwenang untuk mengetahuinya dengan ketentuan :
1. Setiap 3 (tiga) bulan Tim MFK Rumah Sakit Mitra Medika Narom melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan MFK Rumah Sakit Mitra Medika Narom
2. Laporan program kerja/kegiatan dibuat setiap 6 (enam) bulan sekali dan diserahkan kepada
Direktur Rumah Sakit Mitra Medika Narom
3. Laporan program kerja/kegiatan dibuat setiap 1 (satu) tahun sekali dan diserahkan kepada Ketua
Tim Akreditasi Rumah sakit
Pencatatan dan pelaporan menjadi elemen penting dalam pendokumentasikan berjalannya satu
program kerja teramsuk program kerja manajemen fasilitas dan keselamatan, karena itu unit-unit kerja
terkait dengan program kerja ini harus mengisi form-form laporan yang telah dibuat guna menjamin
tersedianya dokumen yang dibutuhkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan. Beberapa hal yang
terkait dengan pencatatan dan pelaporan MFK adalah :
1. Petugas/Staf Rumah Sakit Mitra Medika Narom mengisi form insident report jika menemukan
adanya potensi dan kejadian kecelakaan kerja pada saat melaksanakan tugas di RS Mitra
Medika Narom.
2. Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Mitra Medika Narom menyediakan
laporan pelaksanaan kegiatan MFK Rumah Sakit Mitra Medika Narom pada akhir tahun kepada
Direktur Rumah Sakit Mitra Medika Narom Evaluasi keseluruhan program MFK Rumah Sakit
Mitra Medika Narom dilaksanakan setiap akhir tahun dimana evaluasi dilakukan untuk melihat
pencapaian sasaran pada tahun berkalan dan perencanaan tahun depan.
Mengetahui,
Direktur RS Mitra Medika Narom
dr.Miftahul Huda,MARS
RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA NAROM
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN MFK RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA NAROM
3. Mendokumentasikan perizinan
fasilitas fisik yang telah ada.
12.
1 Tahun RS MMN Tim MFK
sekali
Tim MFK