Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Sistem Penunjang atau Utilitas”

Dosen Pengampu :

ARIEF WAHYUDI,SE,M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
THITRI YULIA AENGELY 19011067
DEWI KURNIAWATI ZEGA 19011132
ILHAM HIDAYATULLAH 19011162

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
tugas Makalah ini yang berjudul “Sistem Penunjang atau Utilitas”.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengasuh. yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan terimakasih kepada teman – teman
yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya untuk dapat memahami Surat obligasi dan
contohnya didalam sebuah bisnis. Penulis juga menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis, kami sampaikan terimakasih.

Pekanbaru, 21 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
Sistem Manajemen dan Utilitas...............................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
Kesimpulan .............................................................................................10
Saran .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara panipurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Olehkarena itu rumah sakit dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standart yang sudah
ditentukan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan dan pengunjung di
rumah sakit di hadapkan pada risiko terjadinya infeksi yang didapat di rumah sakit
baik karena sedang dirawat atau berkunjung ke rumah sakit. Sehingga kualitas air
dan lingkungan merupakan faktor utama untuk menunjang kesehatan.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Hasil laporan
national safety council (NSC) tahun 2018 menujukan bahwa terjadinya
kecelakaan kerja Rumah Sakit 41% lebih besar dari industri lain, kasus yang
sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores, terpotong,
luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain.
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan
semua sistem utilitas (sistem pendukung) berfungsi efisien dan efektif yang
meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas. Sistem utilitas
merupakan faktor utama didalam rumah sakit, yang termaksud didalam sistem
utilitas mencakup listrik, air dan sistem pendukung lainnya yang harus dipelihara
untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian. Sistem utilitas yang
berfungsi efektif di semua tempat di rumah sakit menciptakan lingkungan asuhan
pasien yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga pasien,
pengunjung, dan staf maka sistem utilitas harus dapat berfungsi efisien. Asuhan
pasien rutin dan darurat berjalan selama 24 jam terus menerus, setiap hari, dalam
waktu 7 hari dalam seminggu. Jadi, kesinambungan fungsi utilitas merupakan hal

1
esensial untuk memenuhi kebutuhan pasien. Termasuk listrik dan air harus
tersedia selama 24 jam terus menerus, setiap hari, dalam waktu 7 hari dalam
seminggu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah di paparkan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini yaitu bagaimana system utilitas
atau penunjang di RS?

2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem utilitas adalah sistem dan peralatan untuk mendukung layanan
penting bagi keselamatan pasien. Sistem utilitas sering disebut sistem penunjang.
Sistem ini mencakup jaringan listrik, air bersih, ventilasi dan aliran udara (AC),
gas medik, CCTV, penangkal petir, lift serta sistem komunikasi dan data.
Definisi utilitas adalah sistem dan peralatan untuk mendukung layanan
penting bagi keselamatan pasien. Sistem utilitas sering disebut sistem penunjang.
Sistem ini mencakup jaringan listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medik,
perpipaan, uap panas, limbah, serta sistem komunikasi dan data. Sistem utilitas
yang berfungsi efektif di semua tempat di rumah sakit menciptakan lingkungan
asuhan pasien yang baik.
Prasarana atau sistem utilitas Rumah Sakit adalah sistem dan peralatan yang
mendukung pelayanan mendasar perawatan kesehatan yang aman. Sistem ini
mencakup distribusi listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medis, pipa air,
pemanasan, limbah, dan sistem komunikasi dan data. Pengelolaan prasarana
Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya
memastikan sistim utilitas aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
Sistem utilitas rumah sakit menjamin tersedianya air bersih dan listrik
sepanjang waktu serta menyediakan sumber alternatif persediaan air dan tenaga
listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi, atau kegagalan.
Ruang lingkup sistem utilitas penting/utama di RS meliputi :
1. Distribusi listrik dan emergency power (Genset)
2. Distribusi air bersih
3. Ventilasi dan air conditioner
4. Gas medis
5. Lift
Untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan staf
maka sistem utilitas harus dapat berfungsi efisien. Asuhan pasien rutin dan darurat
berjalan selama 24 jam terus menerus, setiap hari, dalam waktu 7 hari dalam
seminggu. Jadi, kesinambungan fungsi utilitas merupakan hal esensial untuk

3
memenuhi kebutuhan pasien. Termasuk listrik dan air harus tersedia selama 24
jam terus menerus, setiap hari, dalam waktu 7 hari dalam seminggu. Manajemen
utilitas yang baik dapat menghasilkan sistem utilitas berjalan efektif dan
mengurangi potensi risiko yang timbul. Sebagai contoh, kontaminasi berasal dari
sampah di daerah persiapan makanan, kurangnya ventilasi di laboratorium klinik,
tabung oksigen yang disimpan tidak terjaga dengan baik, kabel listrik
bergelantungan, serta dapat menimbulkan bahaya. Untuk menghindari kejadian ini
maka rumah sakit harus melakukan pemeriksaan berkala, pemeliharan preventif,
dan pemeliharan lainnya. Sewaktu pengujian perhatian ditujukan pada komponen
kritikal sistem (contoh, sakelar, relay/penyambung, dll.)
Karena itu, rumah sakit perlu regulasi pengelolaan sistem utilitas yang
sekurangkurangnya meliputi :
- Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh
hari dalam seminggu secara terus menerus;
- Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas,
memetakan pendistribusiannya, dan melakukan update secara berkala;
- Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua komponen utilitas
yang ada di daftar inventaris;
- Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua sistem utilitas
berdasar atas kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko,
dan pengalaman rumah sakit;
- Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu
pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
Rumah sakit harus mempunyai daftar inventaris lengkap sistem utilitas dan
menentukan komponen yang berdampak pada bantuan hidup, pengendalian
infeksi, pendukung lingkungan, dan komunikasi. Program menajemen utilitas
menetapkan pemeliharaan utilitas untuk memastikan utilitas pokok/penting seperti
air, listrik, sampah, ventilasi, gas medik, lift agar dijaga, diperiksa berkala,
dipelihara, dan diperbaiki.
Pelayanan pasien dilakukan selama 24 jam terus menerus, setiap hari dalam
seminggu di rumah sakit. Rumah sakit mempunyai kebutuhan sistem utilitas yang
berbeda-beda bergantung pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien, dan sumber

4
daya. Walaupun begitu, pasokan sumber air bersih dan listrik terus menerus
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien. Rumah sakit harus melindungi
pasien dan staf dalam keadaan darurat seperti jika terjadi kegagalan sistem,
pemutusan, dan kontaminasi. Sistem tenaga listrik darurat dibutuhkan oleh semua
rumah sakit yang ingin memberikan asuhan kepada pasien tanpa putus dalam
keadaan darurat. Sistem darurat ini memberikan cukup tenaga listrik untuk
mempertahankan fungsi yang esensial dalam keadaan darurat dan juga
menurunkan risiko terkait terjadi kegagalan. Tenaga listrik cadangan dan darurat
harus dites sesuai dengan rencana yang dapat membuktikan beban tenaga listrik
memang seperti yang dibutuhkan.
Perbaikan dilakukan jika dibutuhkan seperti menambah kapasitas listrik di
area dengan peralatan baru. Mutu air dapat berubah mendadak karena banyak
sebab, tetapi sebagian besar karena terjadi di luar rumah sakit seperti ada
kebocoran di jalur suplai ke rumah sakit. Jika terjadi suplai air ke rumah sakit
terputus maka persediaan air bersih darurat harus tersedia segera. Untuk
mempersiapkan diri terhadap keadaan darurat seperti ini, rumah sakit agar
mempunyai regulasi yang antara lain meliputi mengidentifikasi peralatan, sistem,
serta area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf (sebagai
contoh, rumah sakit mengidentifikasi area yang membutuhkan penerangan,
pendinginan (lemari es), bantuan hidup/ventilator, serta air bersih untuk
membersihkan dan sterilisasi alat);
 Menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari
seminggu;
 Menguji ketersediaan serta kehandalan sumber tenaga listrik dan air
bersih darurat/pengganti/ back-up;
 Mendokumentasikan hasil-hasil pengujian;
 Memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik
dilakukan setidaknya setiap 6 bulan atau lebih sering jika
dipersyaratkan oleh peraturan perundangundangan di daerah,
rekomendasi produsen, atau kondisi sumber listrik dan air. Kondisi
sumber listrik dan air yang mungkin dapat meningkatkan frekuensi
pengujian mencakup;

5
a. perbaikan sistem air bersih yang terjadi berulang-ulang;
b. sumber air bersih sering terkontaminasi;
c. jaringan listrik yang tidak dapat diandalkan
d. pemadaman listrik yang tidak terduga dan berulang-ulang.
TATALAKSANA
1. Distribusi listrik dan emergency power (Genset)
Dalam menunjang operasional RS agar dapat beroperasional penuh,
perlu distribusi listrik penuh selama 24 jam selama 7 hari. Sumber utama
listrik RS berasal dari gardu PLN, dan apabila terjadi pemadaman listrik dari
PLN, sumber daya listrik RS mendapatkan backup dari genset powerhouse
UNISSULA.
a. Distribusi listrik
1) Memastikan tidak ada kabel atau jalur kabel dari gardu PLN
menuju RS tidak ada masalah (putus, tersangkut,terlipat, dsb)
2) Lakukan monitoring / pengecekan pada semua panel di area
gedung RS.
3) Pengecekan power outlet (stop kontak) di setiap ruangan, apakah
ada yang bermasalah atau tidak
4) Matikan semua barang elektronik yang sudah tidak terpakai
sebelum meninggalkan ruangan dan cabut kabel power dari stop
kontak.
b. Distribusi listrik dari Genset
1) Genset digunakan disaat kondisi pasokan listrik dari PLN
terputus atau terjadi gangguan
2) Sebelum genset beroperasi, pastikan suplai dan stok bahan bakar
(solar) selalu ada
3) Nyalakan genset
4) Apabila suplai listrik dari PLN terputus, maka switch power
akan otomatis berganti dan genset sumber listrik utama
5) Waktu pergantian sumber listrik dari PLN ke genset
membutuhkan waktu kurang lebih 10-15 detik.
2. Distribusi air bersih

6
Dalam menunjang operasional RS agar dapat beroperasional penuh,
perlu distribusi air penuh selama 24 jam selama 7 hari. Sumber utama air RS
berasal dari PDAM kemudian ditampung di ground tank dan di salurkan
menuju rooftank. Air berperan penting di lingkungan RS dalam menunjang
operasional RS. Berbagai unit seperti CSSD, Klinik Integrasi, Oral
Screening dan Poli Dental Spesialist Center air merupakan bagian penting
untuk beroperasional.
Berikut adalah prosedur penyediaan air bersih RS:
1. Petugas setiap hari melaksanakan pengontrolan meteran air dari
pipa PDAM menuju pengisian ground tank, pengisian roof tank
dan pendistribusian ke masing masing ruangan.
2. Memeriksa sarana / perangkat pendistribusian air bersih, bila
ada laporan unit kerja mengenai adanya kebocoran / tersumbat.
3. Melaksanakan pemeliharaan pipa saluran air bersih bila ada
kerusakan.
4. Pengontrolan / pemeriksaan sambungan- sambungan pipa
dilaksanakan secara periodik
3. Ventilasi dan air conditioner
Penggunaan air conditioner di setiap ruangan dengan kontrol
kelembapan ruangan dengan menggunakan hygrometer. Khusus untuk ruang
OK diberikan AC sentral dengan heva filter untuk menjaga tekanan positif di
ruang OK.
Untuk merawat sistem penghawaan seperti air conditioner dan
pressure fan dilaksanakan monitoring secara berkala.
4. Gas medis
Gas Medik adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan
untuk pelayanan medis pada fasilitas pelayanan kesehatan.Vakum Medik
adalah alat dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk menghisap
cairan tubuh pada pelayanan medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Gas medis RS memiliki 2 ruang sentral, yang pertama ruang gas
medis dilantai satu untuk gas medis oksigen dan N2O didistribusikan ke
ruang-ruang inap / perawatan  melalui instalasi pipa dan outlet gas medis.

7
Sedangkan di lantai 6 terdapat ruang kompresor untuk sentral suplai gas
medis unutk operasional seluruh dental unit di RS. Pipa gas medis yang
digunakan adalah jenis tembaga khusus untuk pemakaian gas
medik. Sebelum melalui oulet gas medik di bed head, mainline pipa tersebut
melewati zone valve dan alarm sistem yag terpasang di tiap lantai, yang
dipasang di belakang ruang antara menuju ke ruang OK.
Sistem gas medik yang terdiri dari 4 jenis gas tersebut, disalurkan ke
ruang OK, Recovery Room dan ruang HCU.  Untuk ruang inap, recovery
room dan ruang HCU, gas medik terdiri dari instalasi vakum dan oksigen,
dan outletnya  yang terpasang di bedhead.. Sedang di ruang tindakan atau
ruang operasi terdapat keempat sistem instalasi gas medik tersebut, yaitu:
instalasi gas oksigen, N2O, vacuum dan kompressor, dan
outletnya  terpasang di dinding.
Di setiap lantai juga dipasang valve yang disebut dengan zone valve
dan dipasang juga alarm valve tersebut yang berfungsi untuk menunjukan
tekanan serta pada daerah tertentu serta memberikan sinyal bila tekanan gas
menurun atau berlebihan pada lantai tersebut. Sehingga memudahkan tenaga
teknis untuk meninjau operasional gas medis. Di samping itu  penggunaan
alat ini dapat sebagai media perawatan serta pengamanan bahaya kebakaran
dari gedung.
a. Jenis gas Medis yang digunakan:
1) O2 (Oksigen)
2) CO2 (Carbon Dioksida)
3) N2O (Nitrogen)
b. Alat Penunjang Gas Medis
1) Selang (Tubing)
2) Masker
3) Kunci Regulator dan Kunci Tabung
4) Dorongan/Trolley
c. Penyimpanan Gas Medis
1) Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang
2) penutup kran dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari

8
3) jatuh pada saat terjadi goncangan .
4) Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing – masing gas
5) medis dibedakan tempatnya .
6) Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis
7) kosong dipisahkan, untuk memudahkan pemeriksaan dan
8) penggantian.
9) Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik
10) dan oli atau sejenisnya.
d. Pendistribusian
1) Distribusi gas medis dilakukan dari sentral gas yang di distribusi
melalui pipa instalasi gas medis.
2) Pemakaian gas diatur melalui flow meter pada regulator.
3) Regulator harus ditest dan kalibrasi.
4) Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat
sanitasi / Hygiene.
5. Lift
Untuk menjaga kelancaran operasional lift, maka diperlukan maintenance
secara berkala, yaitu dengan cara dilakukan servis rutin setiap bulan.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Prasrana atau sistem utilitas rumah sakit merupakan peralatan guna
menunjang pelayanan mendasar kesehatan yang aman, sebagaimana didalamnya
mencakup distribusu listrik, air, ventilasi, dan aliran udara sampai dengan sistem
komunikasi dan data. Dengan begitu kelengkapan serta ketersedian sistim utilitas
sangat dibutuhkan guna memastikan kelancaran dan keamanan dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Sebagaimana yang disebutkan tentu sebuah rumah sakit
pasti memiliki gedung rumah sakit dan seyogyanya gedung rumah sakit tidak
terlepas dari masalha lingkungan, sehingga sangat memerlukan sekali sistim
utilitas.
Rumah sakit harus mempunyai daftar inventaris lengkap sistem utilitas dan
menentukan komponen yang berdampak pada bantuan hidup, pengendalian
infeksi, pendukung lingkungan, dan komunikasi. Program menajemen utilitas
menetapkan pemeliharaan utilitas untuk memastikan utilitas pokok/penting seperti
air, listrik, sampah, ventilasi, gas medik, lift agar dijaga, diperiksa berkala,
dipelihara, dan diperbaiki.
Sistem fasilitas air bersih merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan didalam gedung rumah sakit karena oprasionalnya meliputi genset,
boiler, pemasok air panas dan alat kesehatan lainnya yang tentu berhubungan
dengan air bersih. Sistim kelistrikan, gas medis dan lain-lain yang merupakan inti
dari sistim utilitas tentu tidak kalah perhatiannya dari fasilitas air bersih, karena
utilitas tersebut sangat berhubungan satu sama lain untuk penunjang pelayanan
kesehatan pada rumah sakit tersebut.
Dengan demikian sangat perlu diperhatikan juga dimaksimalkan akan
sistem utilitas rumah sakit, bila mana ada salah satu komponen yang tidak berjalan
dengan maksimal tentu sangat disayangkan dan harus segera berbenah. Tanpa
disadari sistim utilitas pada rumah sakit bisa menjadi acuan bagi sebagian
masyarakat perihal penilaian akan rumah sakit tersebut.

10
SARAN
Kami sebagai penulis setelah melihat dan mempelajari sangat
menyarankan kepada rumah sakit perihal sistim utilitasnya karena dari situ kami
merasa sistim utilitas sangat berpengaruh baik dari internal maupun eksternal
rumah sakit untuk selalu mengoptimalkan sistim tersebut. Kami sebagai penulis
merasa banyak kekurangan akan apa yang kami tulis di atas dan kami berharap
kritik maupun saran terhadap kami demi kemajuan dan perbaikan penulisan kami
selanjutnya, terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ivana, A., Widjasena, B., & Jayanti, S. (2014). Analisa Komitmen Manajemen
Rumah Sakit (RS) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada RS Prima Medika Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 2(1), 35-41.
Berliana, R., & Widowati, E. (2019). Tinjauan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Akreditasi Rumah Sakit. HIGEIA (Journal of
Public Health Research and Development), 3(3), 492-503.
Syuhur, T. S. A. (2020). SMK3 dalam Pemenuhan Standar Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan Rumah Sakit. HIGEIA (Journal of Public Health
Research and Development), 4(Special 1), 339-349.
Soemitro, R. A. A., & Suprayitno, H. (2018). Pemikiran Awal tentang Konsep
Dasar Manajemen Aset Fasilitas. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur
& Fasilitas, 2.
DEWI, R. (2020). ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA MATARAM GEDUNG GRAHA
MENTARAM (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Mataram).
Ginting, D. (2019). Kebijakan penunjang medis rumah sakit (SNARS).
Deepublish.
Maulana, Z. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan Medis, Paramedis dan
Penunjang Medis terhadap Kepuasaan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Harapan Bunda Banda Aceh. Jurnal Manajemen dan Keuangan, 5(1),
516-524.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
340/MENKES/PER/III/2010

12

Anda mungkin juga menyukai