PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja
Puskesmas adalah satu Kecamatan. Pelayanan kesehatan adalah upaya
yang diberikan oleh puskesmas kepada mayarakat, mancakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan
dituangkan dalam suatu sistem. Lingkup upaya kesehatan puskesmas
meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan.
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh puskesmas untuk memelihara dan meningkatakan kesehatan
serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan perorangan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,
pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditunjukan terhadap
perorangan.
Penyakit menular membentuk ancaman yang serius bagi kesehatan
masyarakat. Suplai peralatan dan bahan-bahan untuk penggunaan medis
yang steril memainkan peran penting dalam upaya untuk mengurangi
penyebaran penyakit dalam pelayanan kesehatan. Orang orang datang
kepuskesmas untuk disembuhkan dari penyakit dan cidera. Kebanyakan
penyakit mereka disebabkan oleh mikro-organisme. Puskemas menjadi
tempat dengan tingginya insiden penyakit yang disebabkan mikro-
organisme yang dengan mudah menyebar dari pasien ke pasien melalui
petugas, peralatan dan bahan lain yang digunakan untuk perawatan pasien.
Pasien umumnya datang ke Puskesmas dalam kondisi lemah dan
rentan terhadap resiko infeksi. Menjadi tugas dari Puskesmas untuk tidak
hanya mengobati penyakit dari pasien, tetapi juga untuk mencegah
penularan penyakit dari satu pasien ke yang lain. Dalam perawatan pasien
di puskesmas digunakan berbagai macam persediaan. Persediaan medis
yang bersifat kritikal, yaitu yang menembus membran mukosa atau
mengenai jaringan tubuh steril, harus digunakan dalam keadaan steril.
1
Penting bagi ruang sterilisasi untuk menyediakan persediaan tersebut.
Beberapa bahan sudah disterilisasi di pabrik dan dirancang untuk
penggunaan sekali pakai. Namun, banyak instrumen dan bahan yang
digunakan untuk tindakan medis yang sangat mahal dirancang sedemikian
rupa sehingga mereka dapat digunakan kembali.
Ruang sterilisasi bertanggung jawab untuk membuat proses yang
aman untuk peralatan yang berbahan stainless stell maupun plastik untuk
digunakan berulang (reuse), dengan arahan dari kepala puskesmas
kecamatan ciracas. Sebuah siklus proses berkualitas tinggi diperlukan
dimana bahan dapat digunakan kembali secara aman. Proses barang steril
telah berkembang menjadi spesialisasi sendiri, proses sterilisasi harus
terpusat di Ruang Sterilisasi yang melayani seluruh fasilitas puskesmas
kecamatan ciracas.
B. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan sterilisasi yang bermutu di Puskesmas
Kecamatan Ciracas
b. Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan untuk penunjang prasarana peralatan yang
digunakan di ruang sterilisasi sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Sebagai acuan untuk melaksanakan pelayanan sterilisasi alat-alat
diseluruh unit yang ada di puskesmas kecamatan ciracas yang
membutuhkan sterilisasi.
C. Sasaran
Sasaran dari panduan ini adalah proses mensterilisasi peralatan dan
bahan dibawah kondisi terkontrol oleh tenaga yang terlatih dan
berpengalaman sehingga ikut berpartisipasi dalam mengontrol lingkungan
puskemas secara keseluruhan.
2
E. Batasan Operasional
Batasan operasional pelayanan sterilisasi dalam gedung meliputi
melakukan proses sterilisasi alat yang aman dan baik untuk dipakai kembali
(reuse) di Puskesmas Kecamatan Ciracas.
F. Landasan Hukum
1. Undang - undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
G. Pengertian
1. Dekontaminasi
Proses untuk mengurangi jumlah pencemaran mikroorganisme atau
substansi/unsur lain yang berbahaya.
2. Disinfeksi
Proses inaktifasi mikroorganisme melalui sistem pemanasan atau kimia.
3. Autoclave
Peralatan/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan
uap bertekanan.
4. Steril
kondisi bebas dari semua mikroorganisme, termasuk spora.
5. Sterilisasi
Proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui
cara fisika atau kimia.
6. Indikator kimia
Suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya
pemaparan sterilan pada objek yang disterilkan, ditandai dengan adanya
perubahan warna.
7. Indikator mekanik
Penunjuk suhu, tekanan, suhu, waktu dan lain-lain pada mesin sterilisasi
yang menunjukkan mesin berjalan normal.
8. Infeksi nosokomial
Infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana pada saat masuk rumah
sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
3
BAB II
RUANG STERILISASI
A. Pengertian
Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk
spora melalui cara fisika atau kimia. Untuk mengatasi ancaman infeksi di
puskesmas yang disebabkan oleh mikro organisme patogen, puskesmas
telah mengembangkan metode ilmiah yang sering disebut sebagai sistem
sterilisasi sentral. Metode ini pada dasarnya menyangkut pekerjaan
pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi sebelum semua instrument, bahan
dan peralatan dipakai untuk perawatan pasien. Ruang sterilisasi sentral
melakukan proses pembersihan, desinfeksi, pengemasan, pengemasan,
sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusiannya dilakukan oleh petugas
khusus yang terlatih. Hal ini untuk memastikan kontrol yang lebih baik dan
hasil yang dapat diandalkan dan berkurangnya risiko akibat infeksi.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelayanan sterilisasi dilakukan setiap hari kerja (Senin -
Jumat) pada jam kerja di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Jika ada
hambatan dalam pelaksaan berupa ketersediaan tenaga sterlisasi,
pelayanan dialihkan ke hari lain dan waktu penyelenggaraan sterilisasi
dilakukan setiap hari.
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
2. Telepon
3. Filling Cabinet
4. Meja
5. Kursi
6. Lemari
7. Alat pelindung diri
8. apron
9. Masker
10. Sarung tangan
11. Topi
5
12. Alas kaki khusus
13. Sink
14. Ember atau baskom
15. Buku register
16. bahan pengemasan
17 Jam dinding
18. Alat pengering
19. Alat pencuci
20. Alat pemadam kebakaran
21. Tissue untuk lap tangan
b. Peralatan medik
1. mesin sterilisasi suhu tinggi
2. trolley pengangkut
3. lemari penyimpanan barang steril
6
BAB - IV
PRASARANA RUANG STERILISASI PUSAT
A. Sistem kelistrikan.
1. Sumber daya listrik.
Sumber daya listrik pada bangunan instalasi sterilisasi sentral , termasuk
katagori “sistem kelistrikan esensial 1”, di mana sumber daya listrik
normal dilengkapi dengan sumber daya listrik darurat berupa generator
dan UPS untuk menggantikannya, bila terjadi gangguan pada sumber
daya listrik normal.
2. Distribusi.
Distribusi daya listrik pada bangunan instalasi sterilisasi sentral,
mengikuti SNI – 04 – 0225 – 2000, atau edisi terakhir, Persyaratan
Umum Instalasi Listrik.
3. Terminal.
a. Kotak tusuk (stop kontak)
Setiap kotak kontak daya harus menyediakan sedikitnya satu kutub
pembumian terpisah yang mampu menjaga resistans yang rendah
dengan kontak tusuk pasangannya.
b. Sakelar.
Sajekar yang dipasang dalam sirkit pencahayaan harus memenuhi
SNI 04 – 0225 – 2000, atau edisi terakhir, Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL 2000), atau pedoman dan standar teknis yang
berlaku.
4. Pembumian.
Kabel yang menyentuh lantai, dapat membahayakan petugas. Sistem
harus memastikan bahwa tidak ada bagian peralatan yang dibumikan
melalui tahanan yang lebih tinggi dari pada bagian lain peralatan yang
disebut dengan sistem penyamaan potensial pembumian (Equal potential
grounding system). Sistem ini memastikan bahwa hubung singkat ke
bumi tidak melalui pasien.
5. Ketentuan lain.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,
dan pemeliharaan sistem pencahayaan pada bangunan instalasi
sterilisasi sentral mengikuti:
7
a. SNI 03 – 7011 – 2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada
bangunan fasilitas keehatan)
b. SNI 04 – 7018 – 2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya
listrik darurat dan siaga.
c Pedoman dan standar teknis yang berlaku
8
(2) Apabila uap diperoleh dari pasokan sentral uap, maka temperatur
keluaran uap minimal 1500C, dan bertekanan minimal 4bar.
(3) Kapasitas uap yang dibutuhkan, dihitung berdasarkan kebutuhan
peralatan yang menggunakan uap.
9
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
10
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
11
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
12
BAB VIII
PENUTUP
13