Sukabumi
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Kebijakan CSSD RSUD Sekarwangi
KEBIJAKAN CSSD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI
A. KETENTUAN UMUM
1. CSSD adalah unit layanan atau badan yang sangat strategis dalam
upaya pencegahan infeksi,tempat dimana dilaksanakan proses
sterilisasi dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial,penerimaan
dan pendistribusian semua alat/instrument yang memerlukan
kondisi steril untuk pembedahan kedokteran dan lain-lain dimana
fungsi utamanya adalah pengawasan dan monitoring terhadap
kegiatan pelayanan Sterilisasi.
2. Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang
bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroba termasuk endospora yang dilakukan dengan proses kimia
atau fisika.
3. Steril adalah kondisi absolut suatu alat bebas dari mikroorganisme
dan endospora.
4. Dekontaminasi adalah menghilangkan mikroorganisme patogen
dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan
selanjutnya dan dilakukan sebagai langkah pertama bagi
pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
5. Disinfeksi adalah suatu proses untuk menghilangkan sebagian
atau semua mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali endospora
bakteri.
6. Pemrosesan alat instrumen pasca pakai dipilih berdasarkan
kriteria alat, dilakukan dengan sterilisasi untuk alat kritikal;
sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk alat semi
kritikal, disinfeksi tingkat rendah untuk non kritikal.
CSSD Page 1
7. Unit Pelaksana Sterilisasi adalah unit yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan sterilisasi alat/instrumen medik di Rumah
Sakit Umum Daerah Sekarwangi,terdiri dari ruang : Instalasi
Gawat Darurat, instalasi Rawat Jalan,Pelayanan Ibu dan Anak,
Instalasi Bedah Sentral,dan Ruang NAS.
8. Penanggung jawab dari kegiatan di Unit Sterilisasi adalah Kepala
Ruangan,dibantu oleh IPCLN dan staff yang melakukan Proses
Sterilisasi dan berkoordinasi dengan Penanggung jawab Sterilisasi
RSUD Sekarwangi.
9. Pencucian, dekontaminasi, pembilasan, dan pengeringan
dilakukan oleh setiap ruang perawatan yang menggunakan alat
medik sebelum dilakukan pemrosesan lanjutan/sterilisasi di Unit
Pelaksana Sterilisasi.
10. Kegiatan Unit Pelaksanaan Sterilisasi meliputi penerimaan,
pemberian identitas, dan sterilisasi. Pembagian diunit kerja sesuai
dengan jejaring yang telah ditentukan oleh unit-unit perawatan,
sesuai dengan jejaring yang telah ditentukan oleh RS.Pengambilan
alat/instrument hasil sterilisasi oleh unit-unit perawatan
menggunakan kontainer tertutup.
11. Pemotongan, pelipatan dan pembungkusan kasa ke dalam pouches
dilakukan disetiap unit-unit perawatan. Penyiapan kasa yang akan
disterilisasi harus dilakukan di tempat yang bersih. Proses sealing
kasa dilaksanakan di Instalasi Bedah Sentral.Kasa yang telah
dikemas dapat di sterilisasi di unit-unit kerja yang mempunyai
autoclave,steam atau mesin sterilisasi lainnya sesuai dengan
standar. Proses transfer kasa dilakukan dengan menggunakan
kontainer tertutup dan bersih.
12. Peralatan yang digunakan di Unit Pelaksana Sterilisasi adalah :
- Autoclave : Instalasi Bedah Sentral.
- Sterilisator Steam/panas : Instalasi Ibu dan Anak, NAS,IGD.
- Panas kering : Poliklinik.
- Sealer : Instalasi Bedah Sentral.
13. Pemakaian alat dan bahan steril menggunakan sistem First In-First
Out (FIFO) yaitu alat dan bahan steril yang tersimpan sebelumnya
di rak/lemari penyimpanan harus dikeluarkan terlebih dahulu,
CSSD Page 2
sedangkan yang baru selesai disterilkan disiapkan untuk
pendistribusian selanjutnya.
14. Kewaspadaan Universal rumah sakit adalah suatu prinsip yang
harus dijaga dimana darah, semua jenis cairan tubuh, kulit yang
tidak utuh, dan selaput lendir pasien dianggap sebagai sumber
yang potensial untuk penularan infeksi di rumah sakit.
15. APD digunakan berdasarkan prinsip kewaspadaan standar dan
isolasi dengan selalu mengukur potensi risiko spesifik pada setiap
aktivitas pelayanan/tindakan medik sehingga tepat, efektif dan
efisien.
1. Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat atau bahan
guna menekan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus :
a. Membantu unit-unit di rumah sakit yang membutuhkan alat
dan bahan dalam kondisi steril.
b. Menurunkan kejadian infeksi dan membantu mencegah
kejadian infeksi nosokomial.
c. Sebagai panduan bagi tenaga pelaksana sterilisasi dalam
meminimalisasi kemungkinan terjadinya infeksi silang.
d. Efisiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang
berorientasi pada pelayanan pasien.
e. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap
produk yang dihasilkan.
CSSD Page 3
D. PENGORGANISASIAN
1. Pelayanan Sterilisasi dilakukan di unit perawatan yang mempunyai
sterilisator.
2. Penanggung Jawab Sterilisasi RSUD Sekarwangi bertanggung jawab
kepada Direktur.
3. Penanggung Jawab Sterilisasi RSUD Sekarwangi bertanggung
jawab, melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan sterilisasi pada
unit perawatan.
4. Penanggung Jawab kegiatan sterilisasi dibantu oleh :
a. Penanggung Jawab alat di seluruh unit yang menggunakan alat
pengolahan ulang sterilisasi di RSUD Sekarwangi.
b. IPCLN
c. Staf
F. PENGAWASAN
1. Pengawasan dilakukan mulai dari proses pencucian, dekontaminasi,
pengepakan, setting, labeling, sterilisasi, penyimpanan, dan
pendistribusian alat dan bahan steril.
2. Pengawasan dilakukan disetiap kegiatan oleh petugas yang ditunjuk
: sebagai penanggungjawab kegiatan tersebut.
CSSD Page 4
H. PENUTUP
1. Sistem Sterilisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi agar
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh unit kerja
terkait.
2. Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya surat keputusan ini
menjadi bahan anggaran Rumah Sakit.
I. PENDAHULUAN
J. PENGERTIAN ISTILAH
1. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan
kulit dan membrane mukosa untuk menurunkan jumlah
mikroorganisme.
CSSD Page 5
6. Disinfeksi adalah proses inaktifaksi mikroorganisme melalui
proses/system termal (panas) atau kimia.
7. Goggle adalah alat proteksi mata.
8. Indikator kimia adalah suatu alat yang berbentuk strip atau tipe
yang menandai terjadinya pemaparan sterilan pada alat yang
disterilkan, yang ditandai dengan perubahan warna.
9. Indikator mekanik adalah suatu alat penunjuk : suhu, tekanan,
waktu dll. Pada mesin sterilisasi untuk mengetahui mesin berjalan
normal atau tidak.
10. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit
dimana pada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda / gejala
atau tidak dalam inkubasi
11. Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada chateter,
jarum suntik, maupun pembuluh darah.
12. Poit of use : Menunjang pemakaian alat.
13. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk
spora /endospora.
14. Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran semua
mikroorganisme termasuk spora / endospora melalui cara kimia
atau fisika.
15. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat
mensterilkan.
16. Termokopel adalah sepasang kabel termo - elektrik untuk
mengukur perbedaan suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi
suhu pada mesin sterilisasi.
K. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang memenuhi
standar untuk menjamin pencegahan Infeksi Rumah Sakit dan
membantu program pengobatan serta proses penyembuhan pasien
berfokus pada keselamatan (pasien, petugas dan lingkungan) dan
efisien
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan guna
menekan kejadian infeksi di rumah sakit.
CSSD Page 6
L. KEBIJAKAN
1. Pengorganisasian
(Terlampir)
2. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab Pelaksanaan Sterilisasi
1) Penanggung jawab sterilisasi bertanggungjawab menyusun
panduan dan prosedur tetap, mengkoordinasikan, serta
melakukan monitoring dan evaluasi proses serta
kualitas/mutu hasil sterilisasi dengan persetujuan Komite
PPI RS.
2) Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.
3) Bersama Komite PPI memberikan penyuluhan hal-hal yang
berkaitan dengan masalah sterilisasi.
4) Bersama Komite PPI melakukan penelitian terhadap hasil
sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian
infeksi.
5) Bersama Komite PPI menyediakan dan menjamin kualitas
hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.
CSSD Page 7
c. Pengeringan : dilakukan sampai kering
d. Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang
harus diperiksa kelengkapannya.
e. Labeling : Setiap kemasan harus memiliki label yang
menjelaskan isi kemasan, tanggal sterilisasi, dan
kadaluarsa proses sterilisasi.
f. Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta
kasa balut yang kemudian akan diseterilkan.
g. Penyimpanan : diatur secara baik dengan memperhatikan
kondisi penyimpanan yang baik.
b. ALUR KERJA
CSSD Page 8
c. TATA LAKSANA PENANGANAN INSTRUMEN / PERALATAN
MEDIS DI STERILISASI.
a. Tatalaksana.
1) Semua instrumen/ peralatan medik yang akan disterilkan di
sterilisasi harus diserah terima antara petugas pengantar dan
penerima.
2) Instrumen yang turun harus dihitung sesuai dengan nama dan
jumlah instrumen oleh kedua belah pihak.
3) Semua instrumen yang dikirim ke sterilisasi harus dicatat
dibuku ekspedisi dan ditandatangani oleh petugas sterilisasi dan
unit lainnya.
4) Jika menurunkan instrumen set, isinya harus sesuai dengan isi
set yang tertera didalam etiket / label.
b. Penanganan instrumen /peralatan medik di sterilisasi.
1) Instrumen kotor terkontaminasi yang ada dikantong plastik
kuning langsung didokumentasi.
2) Instrumen/peralatan medik kotor bisa dikantong plastik putih
langsung dimasukan ke dalam rendaman enzymatic detergent.
3) Instrumen/peralatan medik dicuci baik secara manual maupun
dengan mesin pencuci (Washer Desinfectan).
4) Instrumen/peralatan medik dikeringkan dengan mesin
pengering.
5) Instrumen/peralatan medik disortir dan dipilih sesuai set yang
akan dibuat.
6) Instrumen/peralatan medik diberi tabel dan dimonitoring
(indikator eksternal, indikator internal).
7) Instrumen/peralatan medik disterilkan sesuai prosedur.
c. Pendistribusian instrumen / peralatan medis steril ke unit yang
membutuhkan
1) Pendistribusian instrumen/peralatan medis diambil langsung
oleh petugas dan dicatat didalam buku ekspedisi serta
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2) Instrumen/peralatan medis steril dimasukan kedalam lemari
penyimpanan instrument steril sterilisasi.
CSSD Page 9
d. Dekontaminasi.
1) Dekontaminasi adalah proses fisika atau kimia untuk
membersihkan benda -benda yang mungkin terkontaminasi oleh
mikroba yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga aman untuk
proses selanjutnya.
2) Tujuan dari proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi
pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan alat-alat
kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut
dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh
mikrooganisme pada alat-alat kesehatan.
Tata cara :
Petugas memakai alat pelindung diri (masker, penutup kepala,
scort dll)
Siapan wadah / tempat yang terbuat dari plastik untuk
rendaman cairan desinfektan.
Kumpulan semua istrumen / barang dan buka semua
engselnya.
Rendam instrumen/peralatan medik dengan larutan enzymatik.
Tutup wadah/tempat perendaman instrumen/peralatan medik.
Waktu perendaman ±10 menit
Angkat rendaman instrumen/peralatan medik dan bilas dengan
air bersih yang mengalir.
Keringkan semua instrumen/peralatan
Instrumen/peralatan medik yang telah kering telah siap untuk
diset, distribusikan atau disimpan ditempat bersih.
e. Pencucian
Pencucinan instrumen/peralatan medik adalah suatu proses
Pembersihan/menghilangkan semua partikel yang kelihatan dan
hampir semua partikel yang tidak kelihatan pada
instrumen/peralatan medik.
CSSD Page 10
1) Cara manual
Tujuan untuk menjamin kebersihan instrumen yang akan
dicuci agar tidak terjadi infeksi nosokomoial. Sebelum dilakukan
pencucian instrumen terlebih dahulu direndam dengan enzimatic
datargent untuk melarutkan sisa lemak, protein, darah atau
dapat juga dimulai dengan membilas dengan air yang mengalir
untuk melepas partikel kotor.
Caranya :
Petugas memakai alat pelindung diri.
Siapkan wadah rendaman yang terbuat dari plastic
Instrumen kotor direndam dengan larutan desifektan
selama ±10 menit.
Angkat instrumen dari rendaman lalu dicuci dan dibilas
dengan air bersih mengalir.
Setelah dicuci dan dibilas. Lalu dikeringkan.
2) Mencuci Secara Mekanis
Mencuci Secara Mekanis adalah sutu proses pencucian
instrumen secara sistematis dengan menggunakan mesin cuci
instrumen yang berguna untuk meningkatkan produktivitas,
lebih bersih dan aman bagi pekerja.
Tujuan menjamin kebersihan instrumen yang akan dicuci
agar tidak terjadi infeksi nosokomial. Tata cara :
Petugas memakai alat pelindung diri (masker,
apron,penutup kepala dll).
Buka semua engsel instrumen medik yang kotor.
Instrumen yang kotor ditempatkan didalam tray
berlubang.
Masukan tray tersebut kedalam mesin cuci (washer
desinfector)
Setelah proses pencucian selesai keluarkan tray
instrumen medik dari mesin cuci.
f. Penggunaan Disinfektan.
CSSD Page 11
Penggunaan disinfektan harus sesuai label dan intruksi
produsen.
Cara mengaktifkan produk, berapa lama efektifitasnya, dan
apakah bisa dipakai ulang.
Sesuai dengan rekomendasi dari produsen alat yang akan
didisinfeksi.
Mikroorganisme apa saja yang dapat dibunuh dengan zat
tersebut,berapa lama waktu dan suhu yang dibutuhkan.
Cara menggunakan produk Rumah Sakit terebut dengan
aman.
Hindari kontak langsung dengan produk, baik dalam
bentuk cairan maupun serbuk dengan kulit membrane
mucous, dan mata.
Pakailah alat pelindung diri, seperti apron masker sarung
tangan tutup kepala dll.
Cara penyimpanan dan pembuangan limbah cair.
Desinfectan yang dipakai Rumah Sakit Sekarwangi.
g. Sortir Instrumen
Tujuan dari sortir instrument
Untuk memastikan kelayakan instrumen/peralatan medik
dapat dipakai atau tidak.
Untuk menetukan instrumen peralatan medik yang akan
dipacking dengan kemasan linen atau pouches.
Cara:
Instrumen/ peralatan medik disortif yang layak pakai
Instrumen /peralatan medik yang telah disortir siap untuk di
set menurut jenisnya.
Instrumen / peralatan medik setelah di set siap untuk di
packing
h. Packing Insrtumen Packing insrtumen ada 3 cara
packing memakai pouches(plastik packing) untuk penstelilan
dengan
mesin Autoclave.
Instrumen / peralatan medik yang akan dipacking ada 3
CSSD Page 12
macam :
packing pouches roll yang harus dipotong dan dipress
dengan mesin press.
packing menggunakan wrapping paper.
Packing dengan kain
Tata cara :
Instrumen / peralatan medik terlebih dahulu mana yang perlu
untuk dipacking dengan pouches.
Instrumen / peralatan medik yang akan dipacking bisa
menggunakan pouches roll atau wrapping paper
pouches roll yang telah dipotong lalu dipress dengan mesin
press
Instrumen / peralatan medik yang telah dipacking dengan
pouches diberi label, indikator tape dan ditulis tanggal dan
kadaluarsa.
Instrumen / peralatan medik yang telah dipakai dipacking
dengan pouches siap untuk dipakai.
Packing dengan menggunakan kertas wrapping paper green
untuk pensterilan dengan mesin Autoclave.
CSSD Page 13
packing pouches dengan Autoclave : 1 bulan.
Wrapping paper green dengan Autoclave : 4bulan.
Wrapping kain : 1 minggu.
Semua tersebut diatas berlaku apabila kemasan diperlakukan
dengan baik dan kemasan tidak rusak.
j. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran semua bentuk
microorganisme termasuk spora / endospora melalui cara kimia /
fisika .Sterilisasi Rumah Sakit Sekarwangi melakukan pesterilan
Instrumen / peralatan medik dengan menggunakan mesin :
k. Penyimpanan Instrumen
Penyimanan Instrumen Untuk penyimpanan instrumen /
peralatan medic steril disimpan di rak susun khusus
penyimpanan instrumen steril.
Instrumen / peralatan medik dari tiap unit-unit terkait
disimpan dirak susun /lemari distribusi
l. Distribusi
Instrumen/peralatan medik yang didistribusikan ke Unit terkait
dicatat di buku ekspedisi tanggal dan paraf kedua belah pihak.
a. Indikator Mekanik
CSSD Page 14
Indikator mekanik adalah bagian dari mesin sterilisasi seperti
gauge, table dan indikator suhu maupun tekanan menunjukan
apakah alat / mesin sterilisasi bekerja dengan baik.
b. Untuk pengukuran temperatur dan tekanan merupakan fungsi
penting dari sistem monitoring sterilisasi , maka bila indikator
mekanik berfungsi dengan baik, akan memberikan infomasi
segera mengenai temperatur , tekanan, waktu dan berfungsi
fungsi mekanik lainnya dari alat sterilisasi .
c. Memberikan indikasi adanya masalah apabila alat rusak dan
memerlukan perbaikan.
d. Indikator Kimia
Indikator Kimia adalah indikator yang menandai terjadinya
paparan sterilisasi pada obyek yang disterlilkan dengan adanya
perubahan warna.
Indikator Kimia terdiri dari.
Indikator eksternal (indikator tape)
Indikator berbentuk tape ini digunakan dibagian luar
kemasan bermanfaat untuk memberikan bukti visual
instrumen medik yang sudah melewati proses
sterilisasi.
Membedakan barang yang sudah dan belum
disterilkan.
Memberikan informasi tanggal pensterilan dan
kadaluarsa.
Indikator Internal.
Indikator internal berbentuk strip dan pemakaiannya
diletakan dalam kemasan yang akan disterilkan. Indikator
ini bermanfaat memberikan informasi bahwa barang
didalam kemasan telah melewati proses sterilisasi, yang
ditandai dengan adanya perubahan warna pada indikator
kemasan tersebut.
e. Indikator biologi
Indikator biologi berbentuk vial tetutup yang mengandung strip
spora dan ampul berisi media pertumbuhan yang mengandung zat
warna.Setelah Sterilisasi selesai,indikator diaktifkan ( ampul
dipecahkan),kemudian dimasukkan kedalam inkubator khusus
CSSD Page 15
(57ºC) selama 24-48 jam.Bila proses sterilisasi spora terbunuh
maka tidak akan terjadi perubahan warna,ini berarti proses
sterilisasi tercapai,sebaliknya jika terjadi perubahan warna maka
akan terjadi pembentukan asam yang artinya proses sterilisasi
tidak tercapai.pelaksanaan uji biologi pada mesin Sterilisasi
dilakukan :
Pada mesin Autoclave type Vacum : seminggu sekali.
Pada Plasma : sebulan sekali.
f. Uji Kultur
Dilakukan tiap 6 bulan sekali.
CSSD Page 16
mengisi Form SPPB (Surat Permohonan Permintaan
Barang) yang ditandatangani oleh pemohon (staf
pelaksana) dan disetujui oleh Kepala unit dan
disertakan kebagian gudang (General Store).Contoh :
alat tulis kantor.
Instrumen / peralatan medik yang distock dibagian
farmasi Rumah Sakit Petukanan Dengan cara mengisi
from SPPB (Surat Permohonan Permintaan Barang)
yang ditandatangani oleh pemohon (staf pelaksana)
dan disetujui oleh kepala unit dan diserahkan
kebagian farmasi. Contoh : Kassa, lidi kapas, cairan
desinfektan, alcohol dll.
Instrumen / Peralatan medik yang tidak di stock di
Gudang maupun difarmasi, permohonan permintaan
dilakukan dengan cara mengisi from permintaan
pembelian ( purchase request) yang ditandatangani
oleh pemohon (staf pelaksana) dan disetujui oleh
kepala unit dan manager Rumah Sakit yang
kemudian diserahkan kembali untuk diproses lebih
lanjut.Contoh : Instrumen.
3) Peralatan yang ada di Sterilisasi Rumah Sakit Sekarwangi
Mesin press wipak 1 buah
Mesin autoclave 1 buah
Mesin plasma 1 buah
Mesin Steam 4 buah
4) Pemeliharaan mesin sterilisasi (mesin autoclave steam)
Pembersihan mesin sterilisasi (Autoclave Steam) dilakukan
secara rutin setiap harinya terutama di dalam Chamber
mesin.Untuk Pembersihan berkala dan pemeliharaan khusus
di laksanakan sesuai dengan jadual service mesin oleh pihak
teknisi atau oleh pihak produsen yang memiliki mesin
tersebut.
5) Kalibrasi mesin Sterilisasi
Kalibrasi mesin secara periodik dilakukan sesuai dengan
intruksi dari produsen mesin di Rumah Sakit Sekarwangi.
CSSD Page 17
Kalibrasi mesin strilisasi dilakukan setiap satu tahun
sekali.Kalibrasi mesin Sterilisasi dilaukan oleh orang yang
berwenang /terlatih khusus terhadap jenis mesin Sterilisasi
yang akan dikalibrasi (pihak teknisi Depkes/pihak produsen
mesin). Alasan mesin Sterilisasi dilakukan kalibrasi adalah
untuk menjamin bahwa mesin sterilisasi bekerja dengan
baik, efektif dan sesuai dengan standar kelayakan.
6) Pendokumentasi Service Sterilisasi
Setiap mesin strilisasi yang sudah dilakukan service oleh
pihak produsen mesin harus dicatat.
Adapun pencatatannya melipti :
Tanggal permohonan service
Model dan nomor seri mesin sterilisasi
Nama permohonan dan pemberi izin service
Alasan permohonan service
Deskripsi service yang dilakukan (kalbrasi,
penggantian alat yang rusak)
Nama orang yang melakukan service
Tanggal dilakukan perbaikan
Jadual service mesin.
7) Alat Pelindung Diri
Sterilisasi Rumah Sakit Sekarwangi dilengkapi dengan alat
pelindung diri seperti apron (tidak tembus air), penutup
kepala, masker, ear muff, sarung tangan plastik dan goggle.
Untuk alat pelindung diri yang disposible (penutup kepala,
masker, sarung tangan, ear muff) setelah pemaikan segera
dibuang.
CSSD Page 18
petugas mampu menciptakan hasil kerja yang optimal untuk
kepentingan pasien maupun rumah sakit.
Pendidikan bagi petugas dapat dilakukan dengan melalui pendidikan
formal maupun non formal dan pelaksanaannya menggunakan
kurikulum yang baku, sehingga mutu pelatihan dapat dipertanggung
jawabkan.Program pendidikan dan pelatihan untuk penanggung jawab
Sterilisasi Rumah Sakit lebih bersifat manajerial sedangkan untuk staf
Rumah Sakit lebih bersifat teknis. Sampai saat ini staf Sterilisasi
Rumah Sakit Sekarwangi sudah mengikuti pelatihan / seminar-
seminar mengenai Sterilisasi dan pengendalian Infeksi Rumah Sakit
yang dilaksanakan di lingkungan Rumah Sakit maupun diluar Rumah
Sakit Sekarwangi.
CSSD Page 19