SKRIPSI
HANDRI GUMELAR
1219091
Judul Tugas Akhir : Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada
Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai 1
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Nama Mahasiswa : Handri Gumelar
NPM : 1219091
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Menyetujui :
Dr. Eny Kusmiran, S. Kp., M. Kes M. Sandi Haryanto, S. Kep., Ners, M. Kep
PERNYATAAN
Handri Gumelar
ABSTRAK
HANDRI GUMELAR
1219091
Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan
tugas, lingkungan kerja, keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban
kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan.
Kelelahan kerja perawat merupakan gejala yang berhubungan dengan penurunan
efesiensi kerja, keterampilan, serta kebosanan pada perawat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan beban kerja
dengan tingkat kelelahan kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 RSUD Sekarwangi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitikn dengan pendekatan cross
sectional dengan sampel sebanyak 58 orang. Cara pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Uji validitas dilakukan pada variabel beban kerja 15
item pertanyaan valid dengan nilai reliabilitas 0,642. Analisis data menggunakan
Uji Chi-Square dan Koreksi Yates.
Hasil penelitian menunjukan beban kerja sebagian besar lelah dalam bekerja
yaitu sebanyak 23 responden (29,7%). Sedangkan sebagian kecil responden
memiliki beban kerja ringan yang kurang lelah dan lelah dalam bekerja yaitu
masing-masing 1 responden (50%). Dengan p-value= 0,019 (< 0,05) sehingga H0
ditolak. Ini menunjukan adanya Hubungan.
Kesimpulan, menunjukkan ada hubungan beban kerja dengan kelelahan
kerja pada perawat pelaksana. Diharapkan dapat menjadi acuan dan tolak ukur
serta pertimbangan untuk pengelolaan manajemen rumah sakit dalam
memperhatikan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja
perawat.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Beban
Kerja dengan Kelelahan Kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai
1 Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperolah gelar Sarjana Keperawatan.
Begitu banyak tantangan yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi Kabupaten Sukabumi yang
telah memberikan ijin penelitian
3. Istianah, S.Kep,Ners.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan Institut
Kesehatan Rajawali Bandung
4. Lisbet Octovia Manalu, S.Kep., Ners. M.Kep selaku Penanggung Jawab Prodi
Sarjana Keperawatan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
5. Dr. Eny Kusmiran, S. Kp., M. Kes selaku Pembimbing Utama yang telah
mendampingi selama menyusun penelitian.
6. M. Sandi Haryanto, S.Kep., Ners, M. Kep selaku Pembimbing Pendamping.
7. Seluruh staf pengajar di Institut Kesehatan Rajawali.
8. Kepada kedua orang tua yang sudah meninggal dunia.
9. Kepada kakak/adik yang telah memberikan semangat dan do’a kepada
penulis.
10. Kepada Istri tersayang Dessi Siti Fatimah yang selalu mendampingi selama
penelitian, selalu mendengarkan keluh kesah dan curhatan yang tiada henti,
memberikan perhatian, semangat dan do’a kepada penulis.
v
11. Kepada sahabat saya yang telah memberikan semangat dan do’a kepada
penulis.
12. Kepada teman seperjuangan selama skripsi dan saling bertukar ilmu.
13. Kepada pihak Rumah Sakit RSUD Sekarwangi yang telah membantu penulis
untuk pengumpulan data.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang dapat
membangun saya agar dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Handri Gumelar
vi
DAFTAR ISI
Table of Contents
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI .........................................................................................................vv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................6
1.5 Hipotesis Penelitian ......................................................................................6
1.6 Manfaat Penelitian........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1 Beban Kerja ..................................................................................................8
2.2 Kelelahan Kerja ..........................................................................................18
2.3 Perawat .......................................................................................................29
2.4 Rumah Sakit ...............................................................................................32
2.5 Tugas Perawat di Rumah Sakit ..................................................................33
2.6 Standar Ketenagaan Perawat Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit ..........35
2.7 Kerangka Teori ...........................................................................................36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................37
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................37
3.2 Kerangka Konsep .......................................................................................37
3.3 Variabel Penelitian .....................................................................................38
3.4 Definisi Operasional ...................................................................................38
vii
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................40
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian ..................................41
3.7 Uji Reliabilitas dan Validitas .....................................................................42
3.8 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................44
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49
4.1 Hasil Penelitian ..........................................................................................49
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ..........................49
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Univariat Variabel Penelitian ...................51
4.1.3 Hasil Analisis Bivariat ......................................................................52
4.2 Pembahasan ................................................................................................54
4.2.1 Hasil Deskriptif Univariat Variabel Penelitian .................................54
4.2.2 Hasil Deskriptif Bivariat Variabel Penelitian ...................................56
4.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 59
5.1 Simpulan .............................................................................................59
5.2 Saran ..................................................................................................561
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
paling utama dalam mencapai tujuan Rumah sakit untuk mewujudkan visi dan
misi rumah sakit. Salah satu faktor yang menjadi kunci keberhasilan organisasi
rumah sakit dalam mewujudkan cita-citanya adalah sumber daya manusia.
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting dalam sebuah
tempat kerja seperti rumah sakit, sumber daya manusia merupakan aset yang
paling mahal dibandingkan dengan aset-aset yang lain karena sumber daya
manusia adalah penggerak utama suatu organisasi. Sumber daya manusia harus
dapat dikelola dengan baik dan optimal untuk menghasilkan para pekerja yang
sangat berkualitas. Salah satu komponen sumber daya manusia yang berada dalam
rumah sakit adalah tenaga keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional.
Tenaga keperawatan adalah komponen SDM sekaligus adalah anggota tim
kesehatan garda terdepan yang dapat berperan penting dalam menghadapi segala
suatu masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus (Cahyani,
2016).
Perawat adalah tenaga profesional yang perannya tidak dapat
dikesampingkan dari baris terdepan pelayanan rumah sakit. Oleh karena perawat
merupakan petugas kesehatan yang kontak paling lama dengan pasien bahkan
sampai 24 jam penuh, maka perawat ikut mengambil peran yang cukup besar
dalam memberikan kontribusi kejadian infeksi nosokomial. Tenaga keperawatan
juga ikut berperan aktif dalam pengendalian infeksi nosocomial (Nursalam, 2017).
Dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan, pelayanan di instalasi rawat
inap merupakan bagian pelayanan kesehatan yang cukup dominan. Karena
pelayanan instalasi rawat inap merupakan pelayanan yang sangat kompleks dan
memberikan kontribusi yang paling besar bagi kesembuhan pasien rawat inap.
Peranan seorang perawat saat melayani pasien di rawat inap (opname) sangatlah
berpengaruh terhadap kesembuhan pasien tersebut (Haryono, 2015)
Setiap rumah sakit memiliki program penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dengan beragam jenis. Keterampilan yang dimiliki seorang perawat
dalam melakukan pelayanan kesehatan adalah dimulai dengan beberapa tahap.
Tahap I adalah pemula, tahap II adalah pemula lanjut yang memiliki beberapa
pengalaman dalam pekerjaan, Tahap III kompeten berada direntang pekerjaan 2-3
3
fasilitas penunjang medis yang dimiliki antara lain kamar operasi, laboratorium,
radiologi, farmasi. Adapun untuk instalasi rawat inap, RSUD Sekarwangi
Kabupaten Sukabumi mempunyai jumlah perawat yang bertugas diruang rawat
inap sebanyak 185 orang perawat. Adapun jumlah perawat yang berada di ruang
rawat inap lantai 1 sebanyak 58 orang yang meliputi Ruang Nas Lantai 1
sebanyak 22 orang, Ruang Aisyah Lantai 1 sebanyak 14 orang dan Ais Lantai 1
sebanyak 22 orang dengan jumlah bed rawat inap sebanyak 280 untuk seluruh
rawat inap, sedangkan untuk ruang rawat inap lantai 1 sebanyak 100 bed.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti,
diperoleh infomasi bahwa jadwal kerja perawat di RSUD Sekarwangi memiliki
sistem shift yang terdiri dari 3 shift kerja yaitu: shift pagi (pukul 08.00-14.00
WIB), shift sore (pukul 14.00-20.00 WIB) dan shift malam (pukul 20.00-08.00
WIB). Hal ini ditunjang dengan jumlah data kunjungan yang yang berobat ke
Rumah Sakit ini. Tercatat pada tahun 2019 jumlah pasien di IGD (Instalasi Gawat
Darurat) dan poliklinik rawat jalan sebanyak 91.203 pasien dan jumlah pasien
pada rawat inap sebanyak 25.166 pasien. Adapun terdapat data pasien berdasarkan
tingkat ketergantungan selama 3 bulan terakhir di Ruang Rawat Inap Lantai 1,
yaitu dengan rata-rata jumlah pasien minimal care sebanyak 26%, partial care
sebanyak 44%, dan total care sebanyak 30% dengan rata –rata jumlah pasien yang
masuk setiap hari 5 orang tiap hari per ruangan, maka beban kerja dari seorang
perawat pelaksana tentunya semakin bertambah, ditambah dengan kondisi dan
tuntutan dari Akreditasi Rumah Sakit yang semakin tinggi dalam hal pencatatan
dan dokumentasi keperawatan, mengharuskan seorang perawat, khususnya
perawat pelaksana bekerja sesuai Standar yang ada.
Hasil wawancara secara umum terhadap 7 perawat pelaksana yang
bertugas di Instalasi Rawat Inap Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Sekarwangi, didapatkan data bahwa 4 diantaranya sudah berusia diatas 40 tahun
dimana perawat memasuki masa dewasa akhir dimana fungsi-fungsi tubuh terjadi
penurunan dan masa kerja yang sudah lebih dari 5 tahun, mengatakan bahwa
terkadang perawat merasa kurang bersemangat, merasa ngantuk, bahkan
hilangnya semangat kerja karena tuntutan pekerjaan yang semakin banyak
6
diruangan, ditambah dengan rasio perawat dan pasien yang tidak sesuai serta
tuntutan kerja dari atasan membuat perawat merasa kelelahan dalam melakukan
kerja, tak jarang menimbulkan rasa ngantuk, sedangkan 3 perawat yang berusia 30
tahun dengan masa kerja < 5 tahun mengatakan sejauh ini pekerjaan yang
diberikan masih dapat diselesaikan dengan baik walaupun kadang selesai
pekerjaan sudah lewat shift dengan tuntutan kerja yang begitu banyak.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian
lebih lanjut tentang hubungan beban kerja dengan tingkat kelelahan pada perawat
khususnya perawat pelaksana rawat inap lantai I di RSUD Sekarwangi.
8
9
1) Faktor eksternal:
a) Tugas-tugas bersifat fisik (sikap kerja)
b) Tugas-tugas yang bersifat mental (tanggung jawab, kompleksitas
pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya)
c) Waktu kerja dan waktu istirahat perawat
d) Kerja secara bergilir
e) Pelimpahan tugas dan wewenang
2) Faktor eksternal:
a) Faktor somatis (kondisi kesehatan)
b) Faktor psikis (motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan dan
sebagainya
Beban kerja perawat mempunyai 6 indikator yaitu (Alvaro, 2015) :
1) Beban kerja fisik (physical workload)
Beban kerja fisik yang dilakukan oleh perawat bukan hanya terdiri
dari tindakan keperawatan langsung seperti mengangkat, memindahkan,
dan memandikan pasien, tetapi juga tindakan keparawatan tak langsung
seperti mengambil dan mengirim alat-alat medis kebagian lain. Selain itu,
tatanan ruang secara ergonomik dan fisik dari ruang seringkali menambah
beban kerja perawat. Keterbatasan luas ruang rawat dan tempat
penyimpanan alat sering kali menimbulkan masalah. Kesibukan dan
keterbatasan waktu menyebabkan banyak perawat lebih memilih untuk
melakukan pekerjaan dengan sendiri dari pada meminta bantuan kepada
perawat lain.
2) Beban kerja kognitif (cognitive workload)
Beban kerja kognitif berhubungan dengan kebutuhan para perawat
untuk memproses informasi yang sering kali terjadi dalam waktu singkat
agar perwat penuh wawasan.
Banyak situasi tertentu yang mengharuskan perawat mengambil
keputusan secara cepat yng berarti perawat harus cepat melakukan
penyesuaian kognitif terhadap pasien sepanjang pasien dirawat, baik yang
11
yang terlalu sedikit juga dapat menyebabkan stres kerja. Karena beban kerja
yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan
gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton. Kebosanan dalam kerja
rutin sehari- hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit
mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara
potensial membahayakan pekerja
c. Dampak negatif dari meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan
timbul emosi yang dapat muncul dari perawat yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh
terhadap produktifitas tenaga pendidikan dan tentu saja berpengaruh
terhadap produktifitas institusi.
Keterangan.
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari:
Rata-rata jam perawatan/hari × rata-rata jumlah jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja efektif/hari
16
kesakitan yang amat sangat ketika otot harus menerima beban yang
berlebihan.
b. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada
organ visual (mata). Mata yang terkonsentrasi secara terus-menerus pada
objek (layar monitor) seperti yang dialami oleh operator komputer akan
merasa lelah. Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai mata juga akan bisa
menimbulkan gejala yang sama.
c. Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan
diakibatkan secara langsung oleh aktivitas fisik, melainkan lewat kerja
mental. Lelah mental disebut lelah otak.
d. Lelah monotonis, adalah jenis kelelahan yang disebabkan oleh aktifitas kerja
yang bersifat rutin, monoton ataupun lingkungan kerja yang sangat
menjemukan. Disini pekerja tidak lagi terangsang dengan pekerjaan ataupun
lingkungan kerjanya. Situasi kerja yang monoton dan menimbulkan
kebosanan akan mudah terjadi pada pekerjaan yang dirancang terlalu ketat.
2010). Tenaga kerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat
menderita kelelahan dibandingkan tenaga kerja yang relatif lebih
muda (Oentoro, 2004).
b) Jenis Kelamin, ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita
relatif kurang dibanding pria. Secara biologis wanita mengalami siklus
haid, kehamilan dan menopause dan secara sosial wanita
berkedudukan sebagai ibu rumah tangga (Suma’mur, 2009).
c) Psikis, tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis sangat
mudah mengalami suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab
dari reaksi psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu
kerja yang berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau
waktu tertentu dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan
oleh suatu produksi yang besar (Budiono, 2003).
d) Kesehatan, kesehatan dapat mempengaruhi kelelahan kerja yang dapat
dilihat dari riwayat penyakit yang diderita. Beberapa penyakit yang
dapat mempengaruhi kelelahan, yaitu:
a) Penyakit jantung
b) Penyakit gangguan ginjal
c) Penyakit asma
d) Tekanan darah rendah
e) Hipertensi
(Suma’mur, 2009):
Status Pernikahan, pekerja yang sudah berkeluarga dituntut
untuk memenuhi tanggungjawab tidak hanya dalam hal pekerjaan
melainkan juga dalam hal urusan rumah tangga sehingga resiko
mengalami kelelahan kerja juga akan bertambah (Inta, 2012).
Sikap Kerja, hubungan tenaga kerja dalam sikap dan
interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efesiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja. Semua sikap tubuh yang tidak
alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang yang
melebihi jangkauan tangan harus dihindarkan. Penggunaan meja dan
21
kursi kerja ukuran baku oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh
yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Hal ini akan menyebabkan
kelelehan (Budiono, 2003).
Status Gizi, kesehatan dan data kerja sangat erat kaitannya
dengan tingkat gizi seseorang. Tubuh memerlukan zat-zat dari
makanan untuk pemeliharaan tubuh, perbaikan kerusakan sel dan
jaringan. Zat makanan tersebut diperlukan juga untuk bekerja dan
meningkat sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan (Suma’mur,
2009). Menurut hasil riset Oentoro (2004) menunjukkan bahwa secara
klinis menunjukkan hubungan antara status gizi seseorang dengan
performa tubuh secara keseluruhan, orang yang berada pada kondisi
gizi kurang baik dalam arti intake makanan dalam tubuh kurang
maupun berlebih dari normal maka akan lebih mudah mengalami
kelelahan kerja.
b. Faktor Eksternal
1) Masa Kerja, seseorang yang bekerja dengan masa kerja yang lama
lebih banyak memiliki pengalaman dibandingkan dengan yang
bekerja dengan masa kerja yang tidak terlalu lama. Orang yang
bekerja lama sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukannya
sehingga tidak menimbulkan kelelahan kerja bagi dirinya sendiri
(Setyawati, 2010).
2) Beban Kerja, setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya.
Beban yang dimaksud fisik, mental, atau sosial. Seorang tenaga
kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan
beban kerja. Diantara mereka ada yang lebih cocok untuk beban
fisik, mental, atau sosial (Suma’mur, 2009). Bahkan banyak juga
yang dijumpai kasus kelelahan kerja dimana hal itu adalah sebagai
akibat dari pembebanan kerja yang berlebihan (Budiono dkk,
2003).
22
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat,
terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi
kadang-kadang salah satunya lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem
aktivasi bersifat simpatis, sedangkan inhibisi bersifat parasimpatsis. Agar tenaga
kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut harus
berada pada kondisi yang memberikan stabilitasi kepada tubuh (Suma’mur, 2009).
kontiniu (mulus).
d. Pengukuran kelelahan secara subjektif (subjective feelings fatigue) dari
Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang, merupakan salah
satu kuesioner yang dapat untuk mengukur terjadi tingkat kelelahan
subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari:
1) 10 Pertanyaan tentang pelemahan kegiatan:
a) Perasaan berat dikepala
b) Lelah seluruh badan
c) Berat di kaki
d) Menguap
e) Pikiran kacau
f) Mengantuk
g) Ada beban pada mata
h) Gerakan canggung dan kaku
i) Berdiri tidak stabil
j) Ingin berbaring
2) 10 Pertanyaan tentang pelemahan motivasi:
a) Susah berpikir
b) Lelah untuk bicara
c) Gugup
d) Tidak berkonsentrasi
e) Sulit memusatkan perhatian
f) Mudah lupa
g) Kepercayaan diri berkurang
h) Merasa cemas
i) Sulit mengontrol sikap
j) Tidak tekun dalam pekerjaan
3) 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik:
a) Sakit dikepala
b) Kaku dibahu
c) Nyeri dipunggung
29
d) Sesak nafas
e) Haus
f) Suara serak
g) Merasa pening
h) Spasme dikelopak mata
i) Tremor pada anggota badan
j) Merasa kurang sehat
Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai
perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada
akhir jam kerja.
e. Uji Mental, pada uji ini seseorang dipacu untuk menentukan dan
mengeluarkan tanda-tanda kelelahan. Faktor lain yang berpengaruh adalah
pelatihan dan pengalaman. Apabila uji ini terus dilakukan gejala kelelahan
akan muncul dengan sendirinya (Grandjean, 1997 dalam Andiningsari,
2009). Uji mental meliputi 3 (Tiga) masalah aritmatika, yaitu:
1) Uji konsentrasi (crossing-out test)
2) Uji estimasi (dengan uji estimasi interfal waktu)
3) Uji memori atau ingatan
2.3 Perawat
2.3.1 Definisi Perawat
Perawat menurut UU RI Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan,
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsikososial dan spritual
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
30
RUMAH SAKIT
PERAWAT
Peran Perawat:
a. Peran sebagai pemberian asuhan
BEBAN KERJA
keperawatan
b. Peran sebagai advokat pasien
Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja c. Peran Edukator
1. Faktor eksternal d. Peran Koordinator
a. Tugas (Task) e. Peran kolaborator
b. Organisasi kerja. f. Peran konsultan
c. Lingkungan kerja. g. Peran pembaharu
2. Faktor Internal (Nursalam, 2017)
a. Faktor somatis (jenis kelamin,
umur, ukuran tubuh, status gizi,
kondisi kesehatan, dan sebagainya)
b. Faktor psikis (motivasi, persepsi,
kepercayaan, keinginan, kepuasan, KELELAHAN KERJA
dan sebagainya).
Pengukuran kelelahan kerja
(Soleman, 2011) Metode Subjective Self Rating Test
a. 10 Pertanyaan tentang pelemahan
kegiatan
b. 10 Pertanyaan tentang pelemahan
motivasi
c. 10 pertanyaan tentang gambaran
kelelahan fisik
Keterangan :
: Faktor yang diteliti
: Adanya hubungan
37
38
Keterangan :
rhitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total
n = jumlah responden
Pengambilan kesimpulannya ditentukan ketika nilai p-value pearson
product moment < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid
(Arikunto, 2010). Berdasarkan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada
variabel beban kerja perawat diperoleh dari 17 pertanyaan terdapat 15 pertanyaan
valid dengan p-value ≤ 0,05, sedangkan terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid
karena p-value > 0,05. Item pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no. 6
dan 9.
k b
2
r= 1
k 1 t
2
Keterangan :
r : Koefisien reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑σb² : Total varians butir
σ²t : Total varians
44
2) Coding
Coding merupakan usaha mengklasifikasikan jawaban responden
menurut macamnya. Tujuan adalah menyederhanakan jawaban responden
tersebut sehingga dapat diolah. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Coding dalam
kuisioner ini yaitu pada saat kuisioner sudah terkumpul kemudian
memberikan kode angka pada jawaban yang telah di jawab responden dengan
memberikan kode angka terhadap beberapa kategori variabel yang diteliti.
Coding dimulai dari karakteristik responden diantaranya yaitu : jenis kelamin
(kode 1= laki-laki dan 2= perempuan), pendidikan (kode 1= D3 dan 2= S1
Ners), status perkawinan (kode 1= belum kawin, 2= kawin).
3) Scoring
Proses scoring dalam penelitian ini yaitu memindahkan data kualitatif
kedalam data kuantitatif, dengan pemberian skor berdasarkan hasil
pengukuran. Pertanyaan yang diberikan skor adalah pertanyaan tentang beban
kerja yang mengacu kepada skala Guttman dan kelelahan kerja yang mengacu
pada skala Likert.
Dari 17 pertanyaan kuesioner beban kerja dengan menggunakan skala
guttman diberikan nilai satu (1) bila item pernyataan dijawab ya, dan
diberikan nilai dua (2) bila item pernyataan dijawab tidak. Sedangkan untuk
30 pertanyaan kuesioner kelelahan kerja dengan menggunakan skala likert
diberikan nilai nol (0) bila item pertanyaan dijawab tidak pernah merasakan,
diberikan nilai satu (1) bila item pertanyaan dijawab kadang-kadang,
diberikan nilai dua (2) bila item pertanyaan dijawab sering, dan diberikan
nilai tiga (3) bila item pertanyaan dijawab sering kali merasakan.
4) Procecing
Procecing atau data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel
kontingensi dengan menggunakan program SPSS.
46
5) Cleaning
Data yang telah selesai di masukkan ke dalam computer atau data yang
telah di entry kemudian dilakukan cleaning, cleaning merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah di masukkan apakah ada kesalahan atau
tidak.
3.8.2 Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan bagian penting dari suatu penelitian, dimana
tujuan dari analisis data ini adalah agar diperoleh suatu kesimpulan masalah yang
diteliti. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
3.8.2.1 Analisis Data Deskriptif Karakteristik Responden
Analisis data deskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase pada tiap-tiap
karakteristik responden dimana teknik penyajian data dilakukan melalui tabel
distribusi frekuensi. Untuk selanjutnya hasil distribusi frekuensi dan persentase
tersebut diinterpretasikan.
Keterangan:
P: Persentase
F: Jumlah responden sesuai kriteria hasil ukur.
N: Jumlah seluruh responden (Arikunto, 2010).
2) Analisa Univariat Variabel Kelelahan Kerja
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Subjective
self rating test dari Industrial Fatigue Research Commite (IFRC). Pertanyaan
bersifat subjektif dan tingkat kelelahan pada pekerja diukur dengan
menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan. Kuesioner tersebut berisi 30
pertanyaan dimana pertanyaan nomor 1 sampai 10 mengenai pelemahan
kegiatan, pertanyaan 11 sampai 20 mengenai pelemahan motivasi dan
pertanyaan 21 sampai 30 mengenai gambaran kelelahan fisik. Desain
penilaian menggunakan skoring dengan skala likert (Tarwaka, 2015), yaitu:
a. Skor 0 = Tidak pernah merasakan.
b. Skor 1 = Kadang-kadang merasakan.
c. Skor 2 = Sering merasakan
d. Skor 3 = Sangat sering merasakan
Jumlah skor dihitung pada masing-masing kolom 30 pertanyaan dan
menjumlahkannya menjadi total skor individu. Skor individu terendah adalah
0 dan skor individu tertinggi adalah 90. Berdasarkan jumlah nilai yang
diperoleh maka dapat diketahui tingkat kelelahan kerja dikategorikan sebagai
berikut:
48
50
51
Persentase
No Beban Kerja Frekuensi
(%)
1 Ringan 2 3,4
2 Sedang 23 39,7
3 Berat 33 56,9
Total 58 100
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang
berada di ruang rawat inap lantai I RSUD Sekarwangi memiliki beban kerja yang
berat yaitu sebesar 56,9% atau sebanyak 33 responden. Sedangkan sebagian kecil
memiliki beban kerja yang ringan yaitu sebesar 3,4% atau sebanyak 2 responden.
52
Persentase
No Beban Kerja Frekuensi
(%)
1 Kurang Lelah 8 13,8
2 Lelah 39 67,2
3 Sangat Lelah 11 19,0
Total 58 100
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang
berada di ruang rawat inap lantai I RSUD Sekarwangi lelah dalam bekerja yaitu
sebesar 67,2% atau sebanyak 39 responden. Sedangkan sebagian kecil kurang
lelah dalam bekerja yaitu sebesar 13,8% atau sebanyak 8 responden.
Kelelahan Kerja
Beban Kurang Sangat P-
Lelah F %
Kerja Lelah Lelah Value
F % F % F %
Ringan 1 50,0 1 50,0 0 0 2 100
Sedang 6 26,1 15 65,2 2 8,7 23 100 0,037
Berat 1 3,0 23 69,7 9 27,3 33 100
Total 8 13,8 39 67,2 11 19,0 58 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki beban kerja berat yang kurang lelah dalam bekerja yaitu sebesar 3,0%
atau sebanyak 1 responden, lelah dalam bekerja yaitu sebesar 29,7% atau
53
sebanyak 23 responden, dan sangat lelah dalam bekerja yaitu sebesar 27,3% atau
sebanyak 9 responden. Sedangkan sebagian kecil responden memiliki beban kerja
ringan yang kurang lelah dan lelah dalam bekerja yaitu masing-masing sebesar
50% atau sebanyak 1 responden.
Hasil uji stastistik diperoleh nilai p value 0,037, jika p value <0,05
memiliki Hubungan, tetapi berdasarkan syarat uji koefisien pada nilai chi-square
tidak dapat dilakukan karena terdapat cell yang bernilai 0 dan terdapat cell yang
mempunyai frekuensi harapan >20% yaitu 66,7% sehingga diperlukan
penggabungan. Penggabungan kriteria ini dilakukan pada variabel beban yang
dikategorikan berat dan ringan/sedang dimana kategori ringan dan sedang
digabungkan, serta penggabungan pada variabel kelelahan yang dikategorikan
kurang lelah dan lelah/sangat lelah dimana kategori lelah dan sangat lelah
digabungkan. Setelah dilakukan penggabungan ternyata uji chi-square masih tidak
dapat dilakukan karena terdapat cell yang mempunyai frekuensi harapan >20%
yaitu 50%, sehingga dilakukan uji alternatif lain yaitu uji koreksi yates. Untuk
melihat uji hipotesis beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat pelaksana
di Instalasi Rawat Inap Lantai I RSUD Sekarwangi selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat
Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai I RSUD Sekarwangi
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat p-value = 0,006 berarti <0,05 yang
menunjukan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada
perawat pelaksana dengan nilai uji koreksi yates 0,019. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa beban kerja mempengaruhi kelelahan kerja pada perawat
pelaksana.
54
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini dimaksud untuk memberikan penjelasan
terhadap hasil penelitian deskriptif maupun hasil penelitian korelasi yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
4.2.1 Analisis Deskriptif Univariat Variabel Penelitian
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Beban Kerja Pada Perawat Pelaksana di Instalasi
Rawat Inap Lantai I RSUD Sekarwangi
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang berada di ruang rawat inap lantai I RSUD Sekarwangi memiliki beban kerja
yang berat yaitu sebesar 56,9% atau sebanyak 33 responden. Sedangkan sebagian
kecil memiliki beban kerja yang ringan yaitu sebesar 3,4% atau sebanyak 2
responden.
Menurut Menpan, pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu (Rahayu, 2015). Beban kerja
perawat adalah sebagai jumlah total waktu keperawatan, dalam pemberian
pelayanan keperawatan yang diperlukan klien dan jumlah perawat yang
diperlukan untuk memberikan pelayanan kepada klien (Nurcahyo, 2018).
Setiap pekerjaan merupakan beban kerja bagi yang bersangkutan, beban
kerja tersebut dapat berupa fisik maupun mental, adapun beban yang ditanggung
itu sesuai dengan jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi beban kerja
perawat yaitu jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien, jumlah hari
perawatan, tindakan keperawatan, dan frekuensi tindakan keperawatan. Beban
kerja perawat dalam penelitian ini dilihat dari dua indikator yaitu tindakan
langsung dan tidak langsung.
Menurut Kurniadi (2013) tindakan keperawatan terbagi menjadi 2 kategori
yaitu tindakan keperawatan langsung dan tindakan tidak langsung. Tindakan
langsung adalah tindakan keperawatan yang diberikan perawat secara langsung
kepada klien dan ditunjukkan langsung terhadap kebutuhan fisik dan psikologis
klien. Sedangkan tindakan keperawatan tidak langsung adalah tindakan perawatan
yang dilakukan atas nama klien atau tidak langsung mengenai klien, berupa
55
kesehatan kerja pada umumnya dan kelelahan kerja khususnya (Maharja, 2015).
Adapun salah satu permasalahan yang sering muncul di suatu rumah sakit adalah
beban kerja perawat yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan terjadinya
kelelahan kerja pada tenaga kerja perawat.
Kelelahan kerja perawat merupakan salah satu permasalahan dalam
manajemen sumber daya manusia di rumah sakit. Tuntutan yang semakin besar
dari klien dan manajemen rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dapat meningkatkan beban kerja bagi para tenaga keperawatan
(Ardiyanti, 2017).
Seperti yang dikatakan oleh Tarwaka (2015), bahwa risiko dari kelelahan
kerja yaitu: motivasi kerja menurun, performansi rendah, kualitas kerja rendah,
banyak terjadi kesalahan, produktivitas kerja rendah, stress akibat kerja, penyakit
akibat kerja, cedera, dan terjadi kecelakaan kerja. Bila banyaknya tugas tidak
sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang
tersedia maka akan menjadi sumber kelelahan (Ilyas, 2010).
Hasil penelitian Nurcahyo (2018), menyatakan bahwa beban kerja
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja. Menurut
pendapat peneliti hal yang menyebabkan masih ada beberapa kelelahan kerja
perawat dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan perawat terkait
perawatan langsung maupun tidak langsung yang mana kegiatan ini menjadi
beban kerja yang dirasakan sesuai atau tidak dengan kemampuan dirinya. Oleh
karena itu, diduga terdapat pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja
perawat.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan dengan beban
kerja perawat yang tinggi akan menyebabkan kelelahan kerja perawat. Penelitian
Mulfiyanti (2018) dengan judul “Hubungan antara Beban Kerja dan Kelelahan
Kerja Pada Perawat di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone” juga
mendukung penelitian ini yang menyatakan bahwa beban kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kelelahan kerja perawat.
58
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Hubungan Beban
Kerja dengan Tingkat Kelelahan Pada Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 di RSUD Sekarwangi adalah sebagai berikut:
1) Gambaran beban kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 RSUD Sekarwangi yaitu sebagian besar responden memiliki
beban kerja yang berat.
2) Gambaran kelelahan kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 RSUD Sekarwangi yaitu sebagian besar responden lelah dalam
bekerja.
3) Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada
perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai 1 RSUD Sekarwangi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan ilmu pengetahuan atau
wawasan dan menjadi bahan evaluasi/masukan yang akan melakukan penelitian
selanjutnya. Kemudian peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan
penelitian dengan variabel lain yang belum diteliti seperti variabel supervisi, stress
kerja, dukungan keluarga dan faktor lainnya yang berhubungan dengan beban
kerja dan kelelahan kerja.
5.2.2 Bagi Institusi Rajawali Bandung
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur serta pertimbangan
untuk dikembangkannya materi pembelajaran tentang beban kerja terhadap
kelelahan kerja beserta faktor-faktor lainnya yang akan mempengaruhi beban
kerja perawat terhadap kelelahan kerja.
59
60
Mulfiyanti, Dewi dkk. Hubungan Stres Kerja Dan Beban Kerja Dengan
Kelelahan Kerja pada Perawat di RSUDTenriawaru Kelas B Kabupaten
Bone. E-journal Keperawatan. 2018. 2(2), 1-12
Polit, D.F.,& Beck, C.T. Nursing Research Generating and Assessing Evidence
for Nursing Practice.Lippincott Williams & Wilkins. 2012
Pongoh, V.V. Perbedaan Stres Kerja antar Shift Perawat di Ruangan Gawat
Darurat Medik RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. E-journal
Keperawatan. 2015. 3(2), 1-8
Santia, Lola. Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai. Medan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2016
61
62
Soleman, Aminah. Analisis Beban Kerja Ditinjau Dari Faktor Usia Dengan
Pendekatan Recommended Weiht Limit. Jurnal Arika, 2011. Vol.05 No.02
KUESIONER PENELITIAN
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI
Kepada Yth,
Bapak/Ibu calon responden
Di tempat,
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Institut
Kesehatan Rajawali Program Studi Sarjana Keperawatan.
Nama : Handri Gumelar
NPM : 1219091
Akan melakukan penelitian skripsi dengan judul “Hubungan Beban
Kerja dengan Kelelahan Kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Untuk itu saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Atas perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu
saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Handri Gumelar
Kuesioner Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat
Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Sekarwangi
I. Karakteristik Responden
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan dibawah ini!
2. Pada setiap pilihan jawaban yang dianggap paling tepat, berilah tanda
ceklist ( √ ) atau tanda silang (X)!
3. Isilah dengan jujur dan sesuai hati nurani!
Pendidikan : D3 Keperawatan
Sarjana Kepearawatan
Profesi Ners
Pasca Sarjana
Keterangan :
0: Tidak pernah merasakan
1: Kadang-kadang merasakan
2: Sering merasakan
3: Sering sekali merasakan
Skoring
No Indikator Kelelahan Kerja
0 1 2 3
1. Apakah saudara ada perasaan berat di kepala?
2. Apakah saudara merasa lelah pada seluruh badan?
3. Apakah saudara merasa berat di kaki?
4. Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja?
5. Apakah pikiran saudara kacau pada saat bekerja?
6. Apakah saudara merasa mengantuk?
7. Apakah saudara merasa ada beban pada bagian mata?
8. Apakah gerakan saudara terasa canggung dan kaku?
9. Apakah saudara merasa tidak stabil?
10. Apakah saudara merasa ingin berbaring?
11. Apakah saudara merasa susah berfikir?
12. Apakah saudara merasa malas untuk berbicara?
13. Apakah saudara merasa gugup?
14. Apakah saudara merasa tidak dapat berkonsentrasi?
15. Apakah saudara merasa sulit memusatkan perhatian?
16. Apakah saudara merasa mudah melupakan sesuatu?
17. Apakah saudara merasakan kepercayaan diri berkurang
18. Apakah saudara merasakan cemas?
19. Apakah saudara merasa untuk mengontrol sikap?
20. Apakah saudara merasa tidak tekun dalam pekerjaan?
21. Apakah saudara merasa sakit di bagian kepala?
22. Apakah saudara merasakan kaku di bagian bahu?
23. Apakah saudara merasakan nyeri dibagian punggung?
24. Apakah saudara merasa sesak nafas?
25. Apakah saudara merasa haus?
26. Apakah saudara terasa sesak?
27. Apakah saudara merasa pening?
Apakah saudara merasa ada yang mengganjal
28.
dikelopak mata?
29. Apakah anggota badan saudara terasa gemetar?
30. Apakah saudara merasa kurang sehat
Jumlah Skor
Total Skor Individu
Sumber : Tarwaka, 2015
Lampiran 5
NO P1 P2 P3 P4 P5 P7 P8 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 JUMLAH KATEGORI GABUNGAN
KATEGORI
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 SEDANG RINGAN/SEDANG
2 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8 SEDANG RINGAN/SEDANG
3 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 7 SEDANG RINGAN/SEDANG
4 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 7 SEDANG RINGAN/SEDANG
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 BERAT BERAT
6 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 BERAT BERAT
7 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
8 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 BERAT BERAT
10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 BERAT BERAT
11 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 SEDANG RINGAN/SEDANG
12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 BERAT BERAT
13 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
14 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
15 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
16 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
17 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
18 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
19 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
20 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
21 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 8 SEDANG RINGAN/SEDANG
22 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
23 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13 BERAT BERAT
24 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
25 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
26 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
27 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
28 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
29 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 6 SEDANG RINGAN/SEDANG
30 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
31 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
32 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 7 SEDANG RINGAN/SEDANG
33 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
34 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
35 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 BERAT BERAT
36 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8 SEDANG RINGAN/SEDANG
37 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 RINGAN RINGAN/SEDANG
38 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 BERAT BERAT
39 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8 SEDANG RINGAN/SEDANG
40 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 BERAT BERAT
41 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
42 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
43 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 SEDANG RINGAN/SEDANG
44 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
45 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 8 SEDANG RINGAN/SEDANG
46 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 BERAT BERAT
47 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
48 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
49 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 11 BERAT BERAT
50 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
51 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
52 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
53 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 9 SEDANG RINGAN/SEDANG
54 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 BERAT BERAT
55 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 8 SEDANG RINGAN/SEDANG
56 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 BERAT BERAT
57 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 5 RINGAN RINGAN/SEDANG
58 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 7 SEDANG RINGAN/SEDANG
Lampiran 7
JUMLAH JUMLAH
** **
VAR00001 Pearson Correlation .368 VAR00010 Pearson Correlation .343
N 58 N 58
** *
VAR00002 Pearson Correlation .342 VAR00011 Pearson Correlation -.326
N 58 N 58
** **
VAR00003 Pearson Correlation .470 VAR00012 Pearson Correlation .552
N 58 N 58
** **
VAR00004 Pearson Correlation .447 VAR00013 Pearson Correlation .468
N 58 N 58
** **
VAR00005 Pearson Correlation .513 VAR00014 Pearson Correlation .449
N 58 N 58
**
VAR00006 Pearson Correlation .101 VAR00015 Pearson Correlation .508
N 58 N 58
** **
VAR00007 Pearson Correlation .541 VAR00016 Pearson Correlation .535
N 58 N 58
** **
VAR00008 Pearson Correlation .384 VAR00017 Pearson Correlation .506
N 58 N 58
N 58 N 58
Lampiran 9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.642 15
Lampiran 10
1. Karakteristik Responden
a. Usia
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
b. Jenis Kelamin
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
c. Pendidikan
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
d. Status Perkawinan
STATUS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Hasil Univariat
a. Beban Kerja Perawat
BEBANKERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KELELAHANKERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KELELAHANKERJA
RINGAN Count 1 1 0 2
SEDANG Count 6 15 2 23
Total Count 8 39 11 58
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 58
KELELAHANKERJA
KURANG LELAH/SANGAT
LELAH LELAH Total
RINGAN/SEDANG Count 7 18 25
Total Count 8 50 58
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,45.
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Padabeunghar Tahun 1986 s.d 1992
2. SMP Negeri 1 Bojonglopang Tahun 1992 s.d 1995
3. SMA Negeri 3 Sukabumi Tahun 1995 s.d 2008
4. Akper Pemda Sukabumi Tahun 1998 s.d 2001
Riwayat Pekerjaan :
1. RSUD Sekarwangi Tahun 2002 s.d sekarang