SKRIPSI
NURHAYATI
18311036
SKRIPSI
NURHAYATI
18311036
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada Peneliti sehingga dapat menyelesaikan Peneliian dengan
judul “Hubungan antara sikap kerja dengan keluhan Low Back pain pada perawat
di Rumah Sakit Eka Hospital pekanbaru”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya kepada yang
terhormat:
1. Ns. Sri Yanti, M.Kep, Sp.Kep. MB selaku ketua Program Studi Ilmu
keperawatan Stikes Payung Negeri Pekanbaru.
2. Ns. Eka Malfasari, M.Kep, Sp.Kep. J selaku pembimbing yang telah memberi
masukan, bimbingan serta dukungan bagi peneliti.
3. Ns. Rina Herniyanti, M.Kep. selaku Koordinator skripsi yang telah
memberikan persetujuan untuk penelitian.
4. Dr. Ns. Ezalina, S.Kep, M.Kes. selaku penguji yang telah memeberikan
masukan-masukan yang bersifat positif.
5. Veni Dayu Putri, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan arahan menjadi
yang lebih baik.
6. Dr. Martin selaku direktur Rumah Sakit Eka Hospital yang telah memberikan
kesempatan dan kerjasama yang baik sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan lancar.
7. Mangina Rumintar, S. Kep, M. Kes selaku direktur Human Resource
Development (HRD) yang telah memberikan kesempatan dan kerjasama yang
baik sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan lancar.
8. Ns. Agnes Fera, S. Kep selaku Manager Keperawatan dan Mimi AR selaku
Staff diklat yang telah memberikan kesempatan dan kerjasama yang baik
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan lancar.
v
9. Sestriyeni AMK selaku koordinataor rawat jalan yang telah memberikan
kesempatan dan kerjasama yang baik sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan lancar.
10. Ibunda Boniyem, Suami tercinta Hariyanto, dan anak yang tersayang Aqila
Aulia yang setia memberi dukungan, semangat, dan kasih sayang serta do’a
yang tulus bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
tepat waktu.
11. Tim Neuro dan Neuro surgery Center yang telah membantu mencari sumber,
saran, dan masukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan peneliian ini
dengan tepat waktu.
12. Rekan-rekan seperjuangan angkatan I program B Eka Hospital pekanbaru
tahun 2019 yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat Peneliti harapkan.Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi dunia keperawatan.
Nurhayati
vi
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
Skripsi, Februari 2020
Nurhayati
Hubungan Antara Sikap Kerja Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Perawat Di
Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru.
ABSTRAK
Perawat merupakan tenaga kesehatan sebagai pemberi asuhan keperawatan yang
mempunyai pekerjaan yang kompleks dalam melakukan aktivitas tindakan
keperawatan seperti mendorong, mengangkat, membantu dan memindahkan
pasien dari satu tempat ketempat yang lain dan berhubungan dengan body
mekanik. Jika aktivitas ini dilakukan dengan posisi/sikap kerja yang tidak sesuai
dengan prinsip ergonomi yaitu kesesuaian sikap tubuh pada saat bekerja dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang
lama dapat menimbulkan keluhan Low Back Pain. Keluhan Low Back Pain ini
jika diabaikan dapat mengganggu aktivitas yang membuat kinerja tidak efektif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara sikap kerja
dengan keluhan Low Back Pain pada perawat di Rumah Sakit Eka Hospital
pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan design deskriptif korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden 30 orang yang diambil
dengan tekhnik startified random sampling, instrumen penelitian berupa lembar
observasi Low Back Pain dengan test laseque dan form REBA untuk sikap kerja.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari separuh perawat yang mengalami
keluhan Low Back Pain yaitu (63,3%). Terdapat hubungan yang bermakna antara
sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain pada perawat dengan nilai p value
0,007 (nilaip < 0,05). Diharapkan keluhan Low Back Pain ini dapat diatasi dengan
mengadakan sosialisasi tentang sikap kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilakukan dan pemeriksaan test laseque sederhana pada saat pemeriksaan
kesehatan berkala/tahun (Mediacl Chek Up) untuk mengantisipasi keluhan Low
Back Pain yang berkelanjutan yang dapat berdampak pada produktifitas kinerja
perawat.
Kata kunci : Sikap kerja, perawat, keluhan Low Back Pain.
Daftar Pustaka : 45 (2009-2019)
vii
NURSING S1 STUDY PROGRAM
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
Research, February 2020
Nurhayati
The Relationship Between Work Attitude And Low Back Pain Complaints On
Nurses At Eka Hospital Pekanbaru.
ABSTRACT
Nurses are health workers as nursing care providers who have complex jobs in
carrying out nursing actions such as pushing, lifting, helping and moving patients
from one place to another and in contact with a mechanical body. If this activity is
carried out with a position / work attitude that is not in accordance with the
principle of ergonomics, that is the conformity of the posture when working with
the type of work that is carried out continuously for a long period of time, it can
cause complaints of Low Back Pain. These Low Back Pain complaints, if ignored,
can interfere with activities that make performance ineffective. The purpose of
this study was to determine the relationship between work attitudes and
complaints of Low Back Pain in nurses at Eka Hospital Pekanbaru Hospital. This
type of research is quantitative with descriptive correlation design with cross
sectional approach. The number of respondents 30 people taken with the
technique of startified random sampling, research instruments in the form of
observation sheet Low Back Pain with laseque test and REBA form for work
attitude. The results showed that more than half of nurses who experienced Low
Back Pain complaints were (63.3%). There is a significant relationship between
work attitudes and complaints of Low Back Pain in nurses with a p value of 0.007
(p value <0.05). It is hoped that this Low Back Pain complaint can be overcome
by holding socialization about work attitudes that are appropriate to the type of
work performed and a simple laseque test during periodic health checks / years
(Mediacl Check Up) to anticipate ongoing Low Back Pain complaints that can
have an impact on nurse performance productivity.
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SKEMA
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi Perawat mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah
rumah sakit. Selain memberikan asuhan keperawatan, perawat juga
mempunyai aktivitas yang bervariasi atau kompleks seperti melakukan
medikasi, mengangkat, memindahkan pasien serta membantu pasien dalam
melakukan mobilisasi. untuk memenuhi setiap kebutuhan dasar pasien.
Seluruh kegiatan atau aktivitas perawat yang bervariasi ini jika dilakukan
dengan posisi mobilisasi yang tidak tepat dapat mengakibatkan terjadinya
keluhan Low Back Pain pada perawat (Sumangando et al., 2017).
Low Back Pain didefenisikan sebagai nyeri lokal, nyeri radikular bahkan
kadang nyeri yang dirasakan bisa campuran keduanya pada daerah punggung
bawah yaitu diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah pada daerah
lumbal atau lumbosacral yang disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai
dan kaki (Kusumastuti et al.,2016). Low Back Pain merupakan keluhan
muskuloskeletal yang paling umum di seluruh dunia, yang disebabkan oleh
aktivitas tubuh yang kurang baik.diperkirakan hingga 84 persen dari semua
orang pernah mengalami Low Back Pain pada suatu waktu dalam hidup
mereka (Fallis, 2013).
Menurut WHO (2018) perawat berisiko tinggi terjadi keluhan Low Back
Pain. Berdasarkan studi penelitian yang dilakukan di Bangladesh bahwa
perawat berisiko tinggi terkena Low Back Pain dengan total sebanyak 72,9%
dari 229 orang perawat mengalami Low Back Pain, di Slovenia sebanyak
85,9% dari 1744 perawat mengalami Low Back Paindan di RSUP
Prof.Dr.R.D. Kandou Manado terdapat sebanyak 86% dari 43 responden
mengalami Low Back Pain bawah (Nggohele & Karundeng, 2019).
Angka prevalensi Low Back Pain di Indonesia bervariasi antara 7,6%
sampai 37% Pada usia 45-60 tahun dengan jenis kelamin yang berbeda
1
2
(Amila & Sembiring 2015). Menurut studi Penelitian di Rumah Sakit Umum
Daerah Selasih Pangkalan Kerinci. Terdapat 10 responden diketahui bahwa 6
perawat mengaku mengalami keluhan low backpain dan 4 responden tidak
mengalami keluhan low back pain (Ningsih, 2017).
Masalah Low Back Pain ini akan meningkat secara signifikan di masa
depan. Pada tahun 2010, ada sekitar 40,3 juta orang Amerika, usia 65 tahun
atau lebih, terhitung 13% dari total populasi. Pada tahun 2030, diproyeksikan
bahwa sekitar 20% dari populasi akan berusia 65 tahun atau lebih. Low Back
Painmenghasilkan biaya sosial yang lebih besar daripada kanker, penyakit
jantung koroner, dan AIDS( Gatchel 2017). Menurut pnelitian Klein (1984)
perawat adalah salah satu pekerja angkat beban yang mengklaim asuransi
kesehatan 10 x lebih tinggi (Ningsih, 2017).
Salah satu faktor risiko Low Back Pain pada perawat adalah Sikap
kerja/posisi tubuh tidak ergonomi seperti saat mengangkat/memindahkan
pasien dari brankar ke brankar atau ke kursi roda, mendorong/menarik pasien,
memandikan pasien,merapihkan/mengatur tempat tidur dan posisi
membungkuk saat membuka kunci pengaman pada kursi roda (Amila &
Sembiring, 2015).
Perawat mempunyai pekerjaan yang berhubungan langsung dengan
pasien. Pada saat melakukan tindakan keperawatan, jarang sekali
memperhatikan antara kesesuaian sikap kerja atau faktor ergonomi dengan
posisilingkungan kerja seperti pengaturan posisi tempat tidur yang tinggi dan
pengaturan posisi peralatan yang dibawa dengan baik, seperti pada saat
memasang infus, merawat luka, dan pengambilan sampel darah (Ketut et al.,
2018).
Menurut penelitian Hignett tahun 2013 Univercity of British Columbia
Canada. Bahwa aktivitas perawat berisiko terjadi peningkatan gangguan
tulang belakang, terutama dalam hal angkat-angkut atau mobilisasi pasien.
risiko Low Back painpada perawat1,2 – 2,5 kali lebih tinggi dibanding
populasi umum. Di Inggris 43.1% perawat yang terkena Low Back Pain. Dan
pada Rumah Sakit RNH sebanyak 87% dengan total perawat 1.033 yang
3
kerja dengan keluhan Low Back Painpada perawat di rumah sakit Eka
Hospital pekanbaru.
B. Rumusan Masalah
Keluhan Low back pain sering terjadi pada dunia kerja, salah satunya
pada bidang kesehatan terutama perawat. Perawat mempunyai risiko tinggi
terjadi Low back pain. Dimana salah satu faktor risiko Low back pain adalah
fostur/sikap kerja tidak ergonomi. Perawat mempunyai aktivitas yang
kompleks dan bervariasi, seperti: mengangkat pasien, memandikan pasien,
mendorong pasien, memindahkan pasien, memasang infus, merawat luka,
membantu mobilisasi pasien, serta aktivitas yang berhubungandengan pasien.
Jika aktivitas tersebut dilakukan dengan sikap kerja yang tidak tepat atau
tidak baik secara terus-menerus, maka dapat menimbulkan keluhan Low back
painpada perawat. Pada saat melakukan aktivitas tindakan keperawatan
prinsip-prinsip ergonomi jarang sekali di perhatikan dan disesuaikan dengan
keadaan lingkungan kerja. Ada 90% kasus Low back pain disebabkan oleh
kesalahan posisi tubuh dalam bekerja
Angka kejadian Low back pain pada perawat terjadi peningkatan pada
setiap tahunnya. Low back pain merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan akibat kerja yang bisa membuat terjadinya kecacatan sehingga
mempengaruhi produktivitas kinerja dan kesejahteraan perawat. Dimana
perawat harus meninggalkan pekerjaan setelah mendapat surat sakit dari
dokter karena keluhan Low back painyang dirasakan sangat tidak nyaman
dan mengganggu aktivitas pada saat melakukan tindakan keperawatan dan
terjadi pemindahan unit kerja akibat kinerja kurang efektif.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Hubungan antara
sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain pada perawat di Rumah Sakit Eka
Hospital pekanbaru tahun 2019.
6
C. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap kerja dengan
keluhanLow Back Pain pada perawat di Rumah Sakit Eka Hospital
pekanbaru tahun 2019.
2. Tujuan Khusus.
c. Saling mengingatkan satu sama lain antara perawat bahwa sikap kerja
yang tidak benar dapat menimbulkan keluhan Low Back Pain, bahkan
jika diabaikan dapat membuat kinerja tidak efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teoritis
1. Low Back Pain
a. Pengertian
Low Back Pain adalah nyeri dan rasa tidak nyaman yang
terlokalisasi dibawah batas bawah kosta dan diatas lipatan gluteal
inferior dengan atau tanpa nyeri tungkai bawah. Low Back Pain
didefenisikan sebagai nyeri spinal lumbalis atau nyeri spinal sakralis
atau keduanya ( Das, 2019).
Low Back Pain merupakan keluhan Muskuloskeletal Disoders
(MSDs) yang paling banyak ditemukan dan dapat terjadi kepada
siapa saja, tidak memandang usia, jenis kelamin, status, profesi dan
tingkat pendidikan (Setyawan, et al., 2019).
Nyeri punggung berasal dari otot yang tidak berbahaya. Masalah
otot ini berhubungan dengan aktivitas kita sehari-hari seperti duduk
berjam-jam sehari, jarang berolah raga, mengangkat barang berat,
dan postur yang sering membungkuk (Toni, 2016).
b. Klasifikasi Low Back Pain
Low Back Pain dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi.
1) Low Back Painakut: Nyeri punggung bawah yang menetap
selama kurang dari 6 minggu.
2) Low Back Painsub-akut: Nyeri punggung bawah yang
berlangsung selama 6-12 minggu.
3) Low Back Pain kronik: Nyeri punggung bawah yang
berlangsung selama 12 minggu atau lebih.
8
9
c) Gerakan
Gerakan (Fleksi, ekstensi, fleksi latera, juga diperiksa
sendi sakroiliaka). Pada cedera legamen cendrung
maksimal, tetapi pada prolaps diskus gerakan terbatas oleh
karena nyeri.
Range Of Motion vertebra lumbal normalnya adalah
ekstensi 15◦, fleksi 40◦, miring ke lateral 30◦, dan rotasi
lateral 40◦ ke setiap sisi.
d) Intensitas
Intensitas nyeri dapat dinilai dengan menggunakan
skala nyeri standar visual analogue scale (VAS) atau
numerical scale (NRS). Meskipun tidak dapat membantu
dalam menegakkan diagnosis klinis, skala ini dapat
menolong dalam memimlih analgesik atau terapi invasif.
(1) VAS
Skala nyeri VAS adalah skala kontinu yang
biasanya memiliki panjang 10 cm (100 mm), ditandai
oleh 2 deskriptor verbal, satu untuk setiap ekstrem
gejala. Untuk intensitas nyeri skala umumnya ditandai
dengan “tidak nyeri” (skor 0) dan nyeri yang paling
berat yang bisa dibayangkan atau terburuk yang masih
dapat terbayangkan “(skor 100)”.
(2) NRS
NRS adalah versi numerik tersegmentasi dari VAS
dan responden dapat memilih angka (bilangan bulat 0-
10) yang paling tepat menggambarkan intensitas
nyerinya. Ada 11 poin skala numerik (NRS11) dngan 0
menunjukkan satu kutub ekstrem (misalnya “tidak
nyeri”) dan 10 menunjukkan kutub ekstrem lainnya
(misalnya “nyeri paling berat yang bisa dibayangkan
dan nyeri terburuk yang masih dapat terbayangkan.
18
4) Pemeriksaan Motorik
Peningkatan tonus otot dapat disebabkan oleh spasme
kelompok otot tertentu. Mungkin ditemukan Truneal dystonia
dan stiff person syndrome. Pemeriksaan ekstremitas bawah
harus dilakukan jika pasien mengeluhkan nyeri ekstremitas
bersamaan dengan nyeri punggung. Kita harus dapat
memperkirakan area yang mangalami disfungsi neural.
a) Kekuatan
Table 2.1
Kekuatan Otot
Tingkat 0 Paralisis total
Tingkat 1 Kontraksi hanya sebatas kedutan
Tingkat 2 Kekuatan hanya muncul jika gaya grafitasi
ditiadakan dengan pengaturan postur yang sesuai
Tingkat 3 Tungkai dapat dipertahankan melawan gaya
gravitasi, tetapi tidak dapat melawan resistensi dari
pemeriksa
Tingkat 4 Tungkai dapat dipertahankan melawan gravitasi dan
bebrapa resistensi tetapi tidak normal (sering
digunakan perkiraan persentase atau tingkat 4+, 4
atau 4-).
Tingkat 5 Kekuatan normal.
6) Tes Provokasi
a) Refleks Dalam
(1) Sentakan lutut (Knee jerk) (L2, 3, 4). Muskulus
kuadriceps femoris berkontraksi jika tendon patella
ditekuk secara cepat. Dengan pasien dalam posisi
supinasi, letakkan tangan anda dibawah lutut dalam
posisi fleksi sedikit, kurang dari 90◦. Ketuk tendon
patella dipertengahan antara origo dan insersinya.
Carilah kontraksi muskulus kuarisep femoris sentakkan
lutut dapat lebih mudah dimunculkan jika pasien dalam
posisi duduk dengan kaki bebas dipinggir tempat tidur.
(2) Sentakkan pergelangan kaki (ankle jerk) (SI, 2): sedikit
dorsofleksikan pergelangan kaki sehingga tendon
achilles teregang dan dengan tangan anda yang lain,
ketuk tendon di bagian posterior atau ujung tumit.
Kontraksi otot betis akan tampak.
Gambar 2.1.
Refleks Patella
b) Refleks Superfisial
(1) Refleks kremaster (LI, 2). Gosok kulit bagian dalam
paha atas, Testis akan bergerak ke atas.
(2) Reflekss plantar (L5, SI). Stimulasi bagian terluar tumit
kaki dengan menggoreskan kunci atau tongkat dengan
kuat sepanjang bagian terluar tumit hingga jari
20
Gambar 2.2
Tes SLR Lasegue
vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh diskus intervertebra dan
ditahan satu sama lain oleh ligamen longitudinal ventral dan dorsal.
Bagian dorsal tidak begitu kokoh dan terdiri atas masing-masing
arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang di ikat satu sama lain
oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen
intertransversa dan ligamen flavum. Pada prosesus spinous dan
tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi
kolum vertebra.
Seluruh bagunan kolum vertebra dan sekitarnya mendapat
inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar keluar
dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra dan
sebagian dari ramus meningeal yang menginervasidurameter.
Padatnya inervasi sensibel berturut-turut terdapat mulai pada
periosteum, kemudian ligamen, fasia dan tendon, kemudian otot-otot
dan yang terakhir tulang yang mempunyai inervasi sensibel yang
sedikit.
Diskus invertebra memegang peranan penting dalam struktur
tulang belakang yang bertindak sebagai penyangga beban dan
peredam kejut. Diskus dibentuk oleh anulus fibrosus yang
merupakan anyaman serat-serat fibroelastik demikian rupa hingga
terbentuk struktur cincin berhubungan dengan endplate vertebra,
sehingga terbentuklah rongga antar vertebra. Rongga ini berisi
nekleus pulposus, suatu bahan terdiri atas mukopolisakarida kental,
yang mempunyai kemampuan kuat untuk mengikat air dan memang
80% arteri nukleus terdiri atas air.
Jaringan peka nyeri di daerah lumbo-sakral adalah:
1) Kulit, jaringan subkutan termasuk lemak
2) Kapsul sendi facet dan sendi sakroiliaka
3) Ligamentum longitudinalis anterior dan posterior, ligamentum
interspinosus, ligamentum flavum dan ligamentum sakroiliaka.
23
Sistem Persarafan
Setelah menebus kantong durameter radiks anterior dan posterior
bersatu membentuk nervus spinalis di foramen intervertebralis,
mengisi 35%-50% ruang foramen bagian atas. Nervus spinalis
bercabang dua yaitu ramus ventralis dan dorsalis.
Ramus Ventralis memberi cabang:
1) Cabang otot, mempersarafi m. Psoas, m. Kuadratus dan m.
Intertransversari
2) Cabang skelet, mempersarafi ligamentum longitudinalis
anterior, anulus fibrosus bagian posterolateral dan periosteum.
3) N. Sinuvertebralis, saraf ini bergabung dengan cabang saraf
simpatis dari ramus komunikan grisea dan kembali melalui
foramen intervertebralis mempersarafi ligamentum
longitudinalis posterior, lapoisan luar anulus fibrosus bagian
posterior, durameter anterior dan yang melapisi radiks,
periosteum bagian posterior dan pembuluh darah korpus
vertebra serta epidural.
Ramus dorsalis bercabang
1) Cabang lateralis mempersarafi m. Iliokostalis lumborum
2) Cabang intermedialis mempersarafi m. Longisimus
24
kepaha bagian anterior (diskus L3-4), paha bagian lateral (L4-5), dan
paha bagian posterior (L5-SI). Nyeri radikular yang disebabkan oleh
iritasi radiks saraf herniasi diskus menyebabkan nyeri menyebar ke
sepanjang jalur yang mengikuti peta dermatom (segmen kulit yang
dipersarafi oleh satu radiks saraf tertentu). Aturan yang sama berlaku
pada nyeri herpes zoster. Nyeri yangdisebabkkan oleh neuropati
akibat saraf yang terjepit mengikuti distribusi saraf yang terkena.
Sebagai contoh, pada meralgia parestetika, nyeritimbul di sepanjang
distribusi nervus kutaneus femoris lateralis (aspek anterilateral paha)
(Das, 2019).
Gambar 2.5
Perjalanan Nyeri
i. Pengobatan
Pengobatan nyeri punggung bawah sangat tergantung dari
penyebab nyeri punggung bawah itu sendiri. Setiap kasus harus
ditangani secara individual untuk mengetahui latar belakang dari
keluhannya sehingga dapat dikelola dengan tepat.
1) Low Back Pain Akut (Kurang dari 6 minggu)
Low Back Pain Akut biasanya lebih mudah membaik,
adakalanya belum mendapat pengobatan, keluhuan sudah
hilang, namun kadangperlu diberikan obat-obat seperti
asetaminopen, aspirin atau ibuprofen.
Pergerakan:
(1) Lurus tegak (< 20): posisi 1
(2) Bungkuk kedepan (>20): posisi 2
(3) Miring kesamping (>20): posisi 3
(4) Bungkuk kedepan dan miring kesamping (>20): posisi 4
b) Bagian lengan (3 posisi)
44
Gambar 2.11
Bagian lengan(3 posisi).
Pergerakan:
(1) Kedua tangan dibawah bahu : posisi 1
(2) Satu tangan pada atau di atas bahu : posisi 2
(3) Kedua tangan pada atau di atas bahu ; posisi 3
c) Kaki (7 posisi)
Gambar 2.12
Kaki (7 posisi)
d) Pembebanan ( 3 interval)
Ukuran beban:
(1) <10 kg (0-9,99 kg) : posisi 1.
(2) <20 kg (10 kg-19,99 kg) : posisi 2
(3) >20 kg (20 kg-᷈ ) : posisi 2᷈
Hasil analisa sikap kerja OWAS terdiri dari 4 level skala
sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja yaitu:
Kategori resiko dan tindakan perbaikan OWAS.
Table 2.2
Kategori risiko dan tindakan perbaikan OWAS.
Kategori risiko Efek pada sistem Tindakan perbaikan
Muskuloskleletal
Skor 1 Potensi normal tanpa efek yang Tidak diperlukan
(Normal dapat mengganggu sistem perbaikan.
Posture) muskuloskeletal (Risiko rendah).
Skor 2 Poissi yang berpotensi Tindakan perbaikan
(Slightly menyebabkan kerusakan pada mungkin
harmful) sistem muskuloskeletal (Risiko diperlukan
sedang).
Skor 3 Posisi dengan efek berbahaya Tindakan korektif
(Distincly pada sistem musculoskeletal diperlukan segera.
Harmful) (Risiko tinggi).
Skor 4 Posisi dengan efek sangat Tindakan korektif
(Extremely berbahaya pada sistem diperlukan sesegera
Harmful) musculoskeletal (Risiko sangat mungkin.
tinggi).
4) Ergonomic Assesment Survey metode (EASY)
EASY adalah suatu cara yang digunakan untuk menilai
besarnya tingkat risiko ergonomi terhadap kegiatan kerja.
Metode ini terdiri atas 3 jenis survei yang masing-masing
memiliki skor berbeda. skor tersebut yaitu: BRIEF (4 skor),
Employee survei (1 skor) dan medical survei (2 skor).
Hasil akhir dari EASY metode berupa rating yang diperoleh
dari penjumlahan skor yang didapatkan dari ketiga suvei
tersebut maksimal (7 skor). Rating tersebut akan menunjukkan
prioritas pengendalian yang perlu dilakukan. Semakin besar
skornya, maka pengendaliannya pun semakin besar. Berikut
merupakan penilaian skor untuk EASY:
46
a) Employee Servuy
Berujuan untuk mengetahu keluhan nyeri pada pekerja yang
dialami pada saat melakukan pekerjaan. Dalam survei ini
dapat diketahui pada tahapan kegiatan, dimana yang paling
berat (berisiko)untuk dikerjakan dikaitkan dengan keluhan
yang selama ini muncul pada pekerja. Survei ini dapat
dilakukan dengan menyebarkan quesioner atau wawncara
dengan pekerja.
b) Medical survey
Didapatkan dari hasil Medical Record kartu sakit, dan data
kunjungan pada poliklinik perusahaan atau pelayanan
kesehatan lainnya. Hasil dari Medical surveyberupa data
yang berisi hasil Foto rontgen, riwayat kesehatan tenaga
kerja, dan hasil medical record tahunan (Anggraeni, 2015).
5) Rapid Entire Body Assessment (REBA).
REBA didefenisikan sebagai metode untuk menilai faktor
risiko ergonomi pada seluruh tubuh pada saat bekerja. REBA
digunakan untuk menilai jenis sikap kerja yang dilakukan ketika
bekerja dengan mengumpulkan data mengenai postur, beban
atau tenaga saat melakukan aktivitas, pergerakan dan
pengulangannya. Penilaian REBA meliputi semua bagian tubuh
yaitu leher, punggung, kaki, bahu, siku, dan pergelangan tangan.
Analisa REBA dilakukan dengan membagi postur tubuh
kedalam dua kategori, kategori A dan B. Kategori A terdiri dari
tubuh, leher dan kaki, sedangkan kategori B terdiri dari lengan
atas dan bawah serta pergelangan untuk gerakan ke kiri dan
kanan. Setiap kategori memiliki skala penilaian postur tubuh
lengkap dengan catatan tambahan yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam desain perbaikan.
a) Penilaian Anggota Tubuh Bagian Badan, Leher dan Kaki
(Group A)
47
Tabel 2.6
Penilaian Skor untuk Posisi Lengan Bawah
Skor Posisi
1 Posisi lengan bawah fleksi antara 600
2 Posisi lengan bawah fleksi kurang dari 60 0 atau
lebih dari 1000
c) Skor REBA
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
mengaplikasikan metode REBA:
51
Tabel 2.8
Skor Awal untuk Grup A
Punggung Leher
kaki 1 2 3
1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 1 2 3 4 1 1 2 3 4 4 5 6
3 2 3 4 5 3 3 4 5 6 6 6 7
4 2 4 5 6 4 4 5 6 7 7 7 8
5 4 6 7 8 6 7 7 8 9 9 9 9
Beban
0 1 2 +1
<5 kg 5 kg- 10 kg >10 kg Penambahan
beban secara
tiba-tiba atau
secara c
Score A
Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
B 1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12
5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12
6 3 4 5 6 7 8 10 10 11 11 12 12
7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12
8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12
9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12
10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
12 8 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
Activity Score
+1 = Jika 1 atau +1= Jika pengulangan +1= Jika gerakan
lebih bagian gerakan dalam menyebabkan
tubuh statis, rentang waktu perubahan atau
ditahan lebih dari singkat, diulang lebih pergeseran postur
1 menit dari 4 kali permenit yang cepat dari posisi
(tidak termasuk awal
berjalan)
(Riningrum, 2016).
55
B. Penelitian Terkait
1. Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Kursiah Warti Ningsih
(2017) yaitu Keluhan low back pain pada perawat rawat inap RSUD
selasih Pangkalan kerinci dengan menggunakan Jenis penelitian
kuantitatif dengan desain cross sectional, menunjukkan adanya hubungan
antara sikap kerja dengan keluhan Low Back pain pada perawat dengan
nilai kemaknaan P value = 0,001 berarti nilai P < 0,005 (Ningsih, 2017).
2. Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Rasyidah et al., (2018) yaitu
Masa Kerja, Sikap Kerja Dan Jenis Kelamin Dengan Keluhan Nyeri Low
Back Pain di Poliklinik Saraf di Rumah Sakit Royal Prima Jambi dengan
menggunakan Jenis penelitian desain cross sectional teknik accidental
Sampling, menunjukkan adanya hubungan antara sikap kerja dengan
keluhan Low Back pain di Poliklinik Saraf di Rumah Sakit Royal Prima
Jambi dengan nilai P-Value < 0,05 (Rasyidah, 2018).
3. Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Saiful Azis Setyawan et al.,
(2019) yaitu Hubungan sikap kerja terhadap keluhan Low Back Pain pada
buruh angkut ikan (manol) di Pelabuhan Muncar Banyuwangi. Desain
Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan Cross
Sectional dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling.
Pengumpulan data menggunakan wawancara dengan Metode Rapid
Entire Body Assessment (REBA) dan Nordic Body Map (NBM)
digunakan untuk mengetahui sikap kerja dan tingkat keluhan Low Back
Pain. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain (p value 0,042)
(Setyawan et al., 2019).
56
C. Konseptual
Skema 1
Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Hipotesa adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar
variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil
penelitian. Pernyataan hipotesis mengarahkan peneliti untuk menentukan
desain penelitian, tehnik pemilihan sampel, pengumpulan dan metode analisis
data (Dharma, 2011).
Ha : Ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain
pada perawat Eka Hospital Pekanbaru tahun 2019.
H0 : Tidak ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan
Low Back Pain pada perawat Eka Hospital Pekanbaru tahun 2019.
BAB III
METODE PENELITIAN
57
58
3. Sampling
Teknik pengambilan sampling responden yang dilkaukan peneliti
dengan cara Probability Sampling yaitu pengambilan sampel secara
acak/random, yang merupakan pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan/peluang yang sama kepada setiap individu dalam populasi
tersebut untuk menjadi sampel penelitian dengan menggunakan metode
Startified random sampling. Yaitu peneliti mempertimbangkan
startifikasi atau strata yang terdapat dalam populasi sehingga setiap strata
terwakili dalam penentuan sample (Dharma, 2011). Pada teknik sampling
Stratified Random Sampling ini peneliti mengambil sampel secara acak
dari setiap ruangan, yaitu dari Departemen Perawatan khusus, kamar
Operasi, Rawat inap, Unit Gawat Darurat, One Day Surgery, dan
Hemodialisa hingga jumlah responden terpenuhi.
Adapun estimasi jumlah pembagian sample untuk masing-masing
ruangan sebagai berikut:
Jumlah sample setiap strata = Σstrata dalam populasi x Σsample
Σtotal anggota populasi
(Dharma, 2011).
Tabel 3. 2
Jumlah sample responden dalam penelitian
No Unit ΣPerawat ΣResponden
1 Intensive Care 36 36 x 30 = 4
Unit 249
2 Kamar Operasi 36 36 x 30 = 4
249
3 Hemodialisa 21 21 x 30 = 3
249
4 Rawat Inap 105 105 x 30 = 13
249
5 Perina 15 15 x 30 = 2
249
6 Unit Gawat 25 25 x 30 = 3
Darurat 249
7 One day 11 11 x 27 = 1
Surgery 249
Tabel 3. 5
Penilaian Skor untuk Posisi Kaki
Skor Posisi
1 Posisi kaki lurus
2 Posisi salah satu kaki menekuk
1 Posisi kakimenekuk dengan sudut 300 - 600
2 Jika kaki menekuk dengan sudut lebih dari 60 0
Tabel 3. 7
Penilaian Skor untuk Posisi Pergelangan Tangan
Skor Posisi
1 Posisi pergelangan tangan fleksi atau ekstensi antara 0 0
- 150
2 Posisi pergelangan tangan fleksi atau ekstensi lebih
dari 150
1 Posisi tangan bengkok melebihi garis tengah atau
berputar
c) Skor REBA
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengisi kuesioner
metode REBA:
(1) Menentukan periode waktu observasi dengan mempertimbangkan
posisi tubuh pekerja dan tentukan siklus waktu kerja jika
memungkinkan.
(2) Analisa secara detail pekerjaan dengan durasi yang berlebihan Isi
Form REBA sesuai dengan petunjuk pengisian.
(3) Catat posisi tubuh pekerja selama bekerja dengan video atau foto
dengan memasukkan waktu rill bila memungkinkan.
64
Tabel 3. 9
Skor awal untuk Group B
Lengan Bawah
Lengan Atas 1 2 3
Pergelangan 1 2 3 1 2 3
1 1 2 3 1 2 3
2 1 2 3 2 3 4
3 3 4 5 4 5 5
4 4 5 5 5 6 7
5 6 7 7 7 8 8
6 7 8 8 8 9 9
Coupling
1-Good 2-Fair 3- Poor 4-
Unacceptable
Pegangan pas dan tepat Pegangan tangan Pegangan tangan Dipaksakan,
ditengah, genggaman bisa diterima tapi tidak bisa genggaman yang
kuat tidak diterima tidak aman,
ideal/coupling walaupun tanpa pegangan
lebih sesuai memungkinkan coupling tidak
digunakan oleh sesuai digunakan
bagian lain dari oleh bagian lain
tubuh dari tubuh
Tabel 3. 10
Skor C terhadap Skor A dan Skor B
Score A
Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
B 1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12
5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12
6 3 4 5 6 7 8 10 10 11 11 12 12
7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12
8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12
9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12
10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
12 8 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
Activity Score
+1 = Jika 1 atau +1= Jika pengulangan +1= Jika gerakan
lebih bagian tubuh gerakan dalam rentang menyebabkan
statis, ditahan lebih waktu singkat, diulang perubahan atau
dari 1 menit lebih dari 4 kali pergeseran postur yang
permenit (tidak cepat dari posisi awal
termasuk berjalan)
Tabel 3. 12
Penilaian Score akhir REBA
Skor Akhir Tingkat Aksi Tingkat Risiko Tindakan
1 0 Sangat Rendah Tidak ada tindakan yang
diperlukan
2-3 1 Rendah Mungkin diperlukan tindakan
4-7 2 Sedang Perlu tindakan
8-10 3 Tinggi Diperlukan tindakan segera
11-15 4 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan sesegera
mungkin
68
69
F. Etika penelitian
Prinsip dalam etik penelitian keperawatan menurut Dharma, ( 2011).
1. Menghormati harkat dan martanbat manusia (respect for human dignity).
Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan
ikut atau menolak penelitian (autonomy). Prinsip ini tertuang dalam
pelaksanaa informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi
sebagi objek penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap
dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.
informed consent diberikan kepada seluruh perawat yang besedia untuk
menjadi responden dalam penelitian ini.Sampel juga bebas menolak
untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dan peneliti tidak akan
memaksa untuk tetap menghormati hak dari responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and
confidentiality).
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi
untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Kerahasiaan informasi yang
telah dikumpulkan dari perawat yang menjadi responden dalam
penelitian ini dijaga oleh peneliti. Data yang akan disajikan atau
dilaporkan hanya dalam bentuk kelompok yang berhubungan dengan
penelitian ini.
70
H. Analisa Data
c) Memasukkan data
Memasukkan data hasil pengukuran agar dapat dianalisis dengan
cara manual atau melalui pengolahan computer. Program yang
digunakan untuk entry data adalah SPSS.
d) Pembersihan (Cleanning)
Pembersihan data atau mengecek kembali data hasil pengukuran
yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak dalam
memasukkan data.
2. Penyajian data
Setelah data tersebut diolah, maka hasil pengolahan dapat disajikan
dalam bentuk table, angka, dan grafik agar mudah dibaca dan dimengerti.
Data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Dalam
penelitian ini, uji analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah
analisis univariat dan uji analisis bivariat.
a) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran
karakteristik responden yang terdiri dari sikap kerja dan sudah
berapa lama bekerja.
b) Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variable diduga atau
berkorelasi. Data yang didapat dari kedua variable merupakan data
dengan menggunakan uji statistic yaitu chi-square dengan tingkat
kemaknaan 95% (α ≤ 0,05) yang berarti jika p < 0,05 berarti ada
hubungan yang signifikan antara 2 variabel. Sedangkan apabila p >
0,05 maka tidak ada hubungan signifikan antara 2 variabel (Hastono,
2016).
74
Tabel 3.13
Uji Chi Square dengan mengguakan table 5 x 2.
Sikap Kerja Keluhan Low Back Pain
LBP Tidak LBP N
Sangat rendah a b a+b
Rendah c d c+d
Sedang e F e+f
Tinggi g h g+h
Sangat tinggi i j i+j
N a+c+e+g+ b+d+f+h+j a+b+c+d+
i e+f+g+ h+
i+ j
Keterangan:
1. Sel a: Sikap kerja risiko sangat rendah LBP
2. Sel b: Sikap kerja risiko sangat rendah tidak LBP
3. Sel c: Sikap kerja risiko rendah LBP
4. Sel d: Sikap kerja risiko rendah tidak LBP
5. Sel e: Sikap kerja risiko sedang LBP
6. Sel f: Sikap kerja risiko sedang tidak LBP
7. Sel g: Sikap kerja risiko tinggi LBP
8. Sel h: Sikap kerja risiko tinggi tidak LBP
9. Sel i: Sikap kerja risiko sangat tinggi LBP
10. Sel j: Sikap kerja risik sngat tinggi tidak LBP
BAB IV
HASIL PENELITIAN
75
76
Tabel 4.2
Distribusi karakteristik Jenis kelamin responden
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 8 26,7
2 Wanita 22 73,3
Total 30 100
Sumber: Analisis data primer, 2019.
Tabel 4.3
Distribusi karakteristik Status responden
No Status Frekuensi %
1 Belum Menikah 6 20
2 Menikah 24 80
Total 30 100
Sumber: Analisis data primer, 2019.
Tabel 4.4
Distribusi karakteristik Masa kerja responden
No Masa Kerja Frekuensi %
1 < 5 tahun 11 36,7
2 >5 tahun 19 63,3
Total 30 100
Sumber: Analisis data primer, 2019.
Tabel 4.5
Distribusi karakteristik IMT responden
No IMT Frekuensi %
1 Kurus (17 - <18,5) 1 3,3
2 Normal (18,5 - 25,0) 15 50
3 Gemuk/Overweight (>25 - 27) 7 23,3
4 Obese (>27,5) 7 23,3
Total 30 100
Sumber: Analisis data primer, 2019.
Table 4.6
Gambaran sikap kerja perawat
No Sikap Kerja Frekuensi %
1 Sedang 16 53,3 %
2 Tinggi 9 30 %
3 Sangat Tinggi 5 16,7 %
Total 30 100 %
Sumber: Analisis data primer, 2019.
Table 4.7
Gambaran keluhan Low Back Pain pada perawat
No Keluhan LBP Frekuensi %
1 LBP 19 63,3 %
2 Tidak LBP 11 36,7 %
Total 30 100 %
Sumber: Analisis data primer, 2019.
Berdasarkan table 4.7 dapat diketahui bahwa hasil test laseque yang
dilakukan pada perawat di Rumah Sakit Eka Hospital, mayoritas
responden merasakan nyeri pada daerah pinggang dan kaki pada saat kaki
diangkat mencapai sudut 900 berarti hasil test laseque positif yaitu
mengalami Low Back Pain sebanyak 30 orang responden (63,3%).
78
B. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan
variabel sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain pada perawat di
Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru, yang mana pada penelitian ini
menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil uji Chi-square hubungan
variabel sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain pada perawat di
Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
Table 4.8
Hubungan sikap kerja dengan keluhan Low back pain pada perawat di
Rumah Sakit eka Hospital pekanbaru
No Sikap Keluhan Low Back Pain Total P Value
Kerja LBP Tidak LBP
Total % Total % Total %
Hasil uji statistik menunjukkan p value = 0,007 < α= 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap kerja
dengan keluhan Low Back Pain pada perawat di Rumah Sakit Eka
Hospital Pekanbaru.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini peneliti akan menguraikan sistematika dari hasil
analisa data univariat yang terdiri dari sikap kerja dan keluhan Low Back pain.
Selain itu penulis juga akan membahas analisa bivariat dengan menganalisa
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu mengenai
hubungan antara sikap kerja dengan keluhan Low Back pain pada perawat di
Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru, dimana penelitian ini telah dilakukan pada
tanggal 08 Nopember s/d 30 Nopember 2019. Kemudian peneliti akan
membandingkan hasil penelitian dengan teori-teori yang sudah ada serta
membandingkan dengan penelitian terkait sebelumnya sebagai hasil akhir.
80
81
tahun 87,5%, dan usia yang rentan terjadi resiko keluhan Low Back pain
yaitu umur 30-50 tahun, karena discus invertebra mengalami degenerasi
yang menyebabkan cairan pada discus berkurang sehingggang segmen
pada spinal kehilangan stabilitasnya dan kemempuan menahan tekanan
juga menurun yang dapat menjadi pencetus timbulnya nyeri pada
punggung bawah. Keluhan otot sekeletal biasanya dirasakan antara usia
25-65 tahun. Serangan pertama nyeri pinggang biasanya pada usia 35
tahun. tingkat keluhan dan kejadian akan terus bertambah dengan
bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur tersebut, kekuatan
dan ketahanan otot mulai menurun, sehingga resiko terjadi keluhan otot
meningkat (Riningrum, 2016).
Menurut asumsi peneliti bahwa usia responden yang sering mengalami
keluhan Low Back Pain yaitu pada usia 26 s/d 35 tahun, dimana pada usia
tersebut merupakan usia produktif, dan mempunyai semangat yang tinggi
saat melakukan aktivitas dalam bekerja dan secara tidak sadar tanpa
memperhatikan sikap tubuh yang ergonomi dalam bekerja, sikap tubuh
yang salah saat melakukan aktivitas keperawatan terutama memindahkan
pasien dapat membuat cedera pada otot sehingga mencetuskan terjadinya
keluhan Low Back Pain. Keluhan ini tidak hanya terjadi pada usia 26 s/d
35 tahun saja tetapi ada juga usia < 26 tahun dan > 35 tahun. Usia bukan
merupakan faktor penentu tinggi atau rendahnya produktifitas dalam
bekerja, tetapi lebih disebabkan oleh faktor lingkungan kerja diruangan
yang didominasi oleh perawat yang masih muda dan mereka yang lebih
kompetitif (Imran, 2014).
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
keluhan Low Back Pain dari pada jenis laki-laki. Pada saat penelitian
jumlah responden lebih didominasi oleh jenis kelamin wanita pada setiap
ruangan yang diobservasi.
dapat membuat cedera pada otot, selain itu perawat wanita dipengaruhi
oleh peran hormon estrogen seperti menstruasi, kehamilan. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rasyidah, et al., (2018). Bahwa
jenis kelamin wanita lebih berisiko terjadi keluhan low back pain
dibandingkan pada jenis kelamin laki-laki. Pada jenis kelamin wanita
dipengaruhi oleh peran hormon estrogen seperti pengunaan kontrasepsi,
kehamilan, dan menopause. Pada saat kehamilan dan penggunaan
kontrasepsi terjadi peningkatan hormon relaxin yang menyebabkan
kelemahan pada sendi dan ligamen didaerah pinggang. Pada saat proses
menopause kepadatan tulang berkurang karena hormon estrogen menurun
dan bisa kemungkinan terjadi keluhan Low Back Pain.
penelitian Rasyidah et al., (2018) yaitu Masa Kerja, Sikap Kerja dan Jenis
Kelamin dengan keluhan nyeri Low Back Pain di Poliklinik Saraf di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi, dalam penelitian ini terdapat bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara sikap kerja dengan keluhan Low Back pain di
Poliklinik Saraf di Rumah Sakit Royal Prima Jambi dengan nilai P-Value <
0,05. Kondisi ini bila tidak segera diatasi dan mendapat perhatian secara
penuh, maka dapat merugikan dari berbagai pihak, baik bagi perawat atau dari
organisasi Rumah Sakit tempat perawat itu bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat responden yang tidak mengalami
keluhan Low Back Pain dengan tingkat risiko sikap kerja tinggi (11,1%)
karena pada saat observasi, responden melakukan aktivitas keperawatan
dengan sikap/posisi kerja yang statis dalam waktu yang cepat sehingga tidak
terjadi kesalahan postur seperti posisi kepala atau punggung yang terlalu
membungkuk yang menyebabkan spasme/ketegangan pada otot yang dapat
menimbulkan keluhan Low Back Pain. Sikap kerja yang statis dalam jangka
waktu yang lama saat melakukan pekerjaan terutama dalam posisi sikap kerja
cendrung dalam posisi membungkuk dapat meneimbulkan keluhan pada
sistem musculoskletal seperti Low Back pain (Fathoni et al., 2012).
Menurut asumsi peneliti bahwa sikap kerja yang dapat menimbulkan
keluhan Low Back Pain tidak hanya dilihat dari tingkat risiko dari sikap kerja
itu sendiri, tetapi dapat diperhatikan dari sikap kerja yang tidak sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan, sehingga dapat menimbulkan keluhan pada
musculoskletal (muscle spasm) terutama pada daerah punggung dan
pinggang.
Menurut teori Toni (2016), Nyeri punggung berasal dari otot yang tidak
berbahaya. Masalah otot ini berhubungan dengan aktivitas kita sehari-hari
seperti duduk berjam-jam sehari, jarang berolah raga, mengangkat barang
berat, dan postur yang sering membungkuk dan diperkuat dengan teori
Masyudi (2018) dimana salah satu penyebab terjadinya keluhan Low Back
Pain adalah postur/sikap kerja. Postur /sikap kerja merupakan kesesuaian
antara sikap tubuh pada saat melakukan pekerjaan. Sikap kerja yang tidak
90
ergonomis didefenisikan sebagai sikap tubuh yang tidak netral pada saat
melakukan gerakan yang melebihi posisi tubuh yang sewajarnya sehingga
terjadi kontraksi atau keluhan pada otot (Setyawan et al., 2019).
Kurniawidjaja (2013) mendukung hal ini dalam penelitiannya tentang
Pengendalian Risiko Ergonomi Kasus Low Back Pain pada Perawat di Rumah
Sakit, menerangkan bahwa perawat mempunyai risiko tinggi terhadap
terjadinya keluhan Low Back Pain. Hal ini terjadi karena perawat mempunyai
aktivitas yang bervariasi atau kompleks seperti melakukan medikasi,
mengangkat, memindahkan pasien serta membantu pasien dalam melakukan
mobilisasi. untuk memenuhi setiap kebutuhan dasar pasien. Seluruh kegiatan
atau aktivitas perawat yang bervariasi ini jika dilakukan dengan posisi
mobilisasi yang tidak tepat dapat mengakibatkan terjadinya keluhan Low
Back Pain pada perawat (Sumangando et al., 2017).
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat
keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Keterbatasan tersebut diantaranya adalah
1. Peneliti tidak mendapat sample responden dari ruangan haemodialisa
yaitu sebnayak 3 orang responden, karena pada saat penelitian berjalan
tidak ada kegiatan responden yang memindahkan pasien dari satu tempat
tidur ketempat tidur yang lain, karena proses transfer pasien diruang
haemodialisa kebanyakan dari kursi roda ketempat tidur. Tetapi hal ini
diatasi dengan mengganti sample dari ruangan lain yaitu dari Kamar
Operasi, Intensive care Unit dan rawat inap, sehingga sample responden
tetap yaitu sebanyak 30 orang responden.
2. Pada saat penelitian berlangsung, ada perawat yang menolak menjadi
responden dikarenakan mempunyai riwayat Hamstring (cedera otot paha)
dan terdiagnosa Radikulopati Lumbal, responden takut pada saat
dilakukan pemeriksaan neurologi test Laseque dapat menimbulkan nyeri
dan mengganggu pekerjaanya, ada juga perawat yang menolak menjadi
91
responden karena kesibukan perawat yang kompleks. Tetapi hal ini diatasi
dengan mencari responden yang lain.
3. Pada saat melakukan observasi secara langsung, peneliti dalam keadaan
sedang bekerja, sehingga pada saat ada aktivitas perawat memindahkan
pasien dari satu tempat tidur ketempat tidur yang lain, peneliti sering
ketinggalan untuk melakukkan pendokumentasian bahkan kadang lupa
menekan tombol video untuk merekam. Tetapi hal ini diatasi dengan
mengambil cuti dan datang dihari libur untuk melakukan penelitian.
4. Peneliti hanya mengobservasi gambaran sikap kerja responden yang
berisiko terhadap keluhan Low Back Pain tanpa memperhataikan Faktor
lain penyebab terjadinya keluhan Low Back Pain.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan
mengenai “Hubungan antara sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain
pada perawat” adalah sebagai berikut:
1. Gambaran sikap kerja responden menunjukkan mayoritas responden
mempunyai sikap kerja dengan tingkat risiko sedang sebanyak 16
orang responden (53,3%) dari total 30 orang responden. Perawat yang
mengalami keluhan Low Back Pain pada sikap kerja dengan risiko
sedang 31,6%, risiko sangat tinggi 26,3%, dan paling bnayak perawat
yang mengalami keluhan Low Back Pain pada sikap kerja dengan
risiko tinggi 42,1%.
2. Gambaran perawat yang mengalami keluhan Low Back Pain yaitu
sebanyak 19 orang responden (63,3%) dan 11 orang responden
(36,7%) tidak mengalami keluhan Low Back Pain.
3. Berdasarkan tabulasi silang antara sikap kerja dengan keluhan Low
Back Pain menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap
kerja tingkat risiko tinggi sebanyak 8 responden (88,9%) yang
mengalami keluhan Low Back Pain, sedangkan pada sikap kerja
tingkat risiko sangat tinggi semua responden mengalami keluhan Low
Back Pain yaitu 5 responden (100%). Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat risiko sikap kerja maka semakin tinggi risiko
perawat yang mengalami keluhan Low Back Pain. Hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa ada hubungann yang signifikan antara sikap
kerja dengan keluhan Low Back Pain pada perawat di Rumah Sakit
Eka Hospital Pekanbaru. Dapat juga terlihat dari uji Chi-square
tehadap hasil penelitian yang telah dilakukan dengan memperlihatkan
nilai Pearson Chi-square pada kolom Asymp. Sig dengan p value 0,007
lebih kecil dari nilai p value 0,05 (H0 ditolak dan Ha diterima).
92
93
B. Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan kepada tempat penelitian, pada saat melakukakan
kegiatan pemeriksaan kesehatan secara rutin medical chek-up
pertahun, agar bisa menambahkan pemeriksaan fisik neurologi
sederhana seperti test laseque untuk mengantisipasi kejadian Low
Back Pain dan untuk mengetahui risiko terjadinya keluhan Low Back
Pain yang berkelanjutan dan sebagai bahan pertimbnagan untuk
pemeriksaan lebih lanjut terkait keluhan tersebut antara lain
pemeriksan penunjang seperti MRI.
Diharapkan kepada team K3 pada tempat penelitian untuk
melakukan sosialisasi terkait sikap kerja yang ergonomi yang baik
kepada seluruh karyawan rumah sakit guna unutuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja akibat keluhan Low back pain serta dapat
menurunkan angka kejadian Low Back Pain.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan kepada bidang ilmu keperawatan senantiasa bisa
mengembangkan keilmuannya terkait faktor-faktor penyebab dan
pencetus terjadinya keluhan Low Back Pain serta digunakan untuk
mengembangkan wawasan mahasiswa keperawatan khususnya dalam
bidang ergonomi (body mecanical).
3. Bagi Responden
Diharapkan kepada teman-teman pada saat melakukan aktivitas
tindakan keperawatan untuk memperhatikan sikap dan posisi tubuh
pada saat bekerja untuk mencegah timbulnya keluhan pada otot yang
dapat mengakibatkan timbulnya keluhan Low Back Pain.
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk mengurangi dan
bahkan menghilangkan keluhan Low Back Pain. Sesama perawat
harus saling mengingatkan bahwa sikap kerja yang benar dapat
menghindari terjadinya keluhan Low Back Pain.
94
Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat
Peneliti
Nurhayati
PERSETUJUAN DIIKUTSERTAKAN DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Lama Bekerja :
Bersedia diikutsertakan sebagai responden dalam penelitian
“Hubungan sikap Kerja dengan Keluhan Low Back Pain pada Perawat di
Eka Hospital Pekanbaru serta bersedia mengikuti rangkaian kegiatan
penelitian seperti:
1. Observasi Sikap kerja memindahkan pasien dari satu tempat ketempat
yang lain.
2. Pemeriksaan fisik neurologi untuk keluhan Low Back Pain dengan
melakukan Test Laseque.
Demikianlah surat keterangan ini saya buat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Responden,
……………………………
LEMBAR OBSERVASI KELUHAN LOW BACK PAIN
No Inisial Jenis Umur Hasil tes Keterangan
responden
kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
LEMBAR OBSERVASI SIKAP KERJA REBA
Inisial Pekerja :
Usia :
Jenis kelamin :
Masa Kerja :
Berat Badan/Tinggi Badan :
Grup A
Postur Gambar Postur Pekerja
Badan
Skor 1 = Lurus
Skor 2 = Ekstensi/Fleksi >
200 .
Skor 3 =200-600 Fleksi
Skor 4 =fleksi> 600 fleksi
Skor +1 Jika
miring/memutar
Leher
Skor 1 = Fleksi/Ekstensi <
200
Skor 2 = Fleksi/Ekstensi >
200
Skor +1 = Memutar/Miring.
Kaki
Skor 1 = Kaki tertopang,
bobot tersebar merata jalan
atau duduk
Skor 2 = Kaki tidak
tertopang/Postur tidak
stabil
Skor +1 = Jika lutut antara
300-600flexion
Skor +2 = Jika lutut >
600flexion tidak ketika
duduk.
Beban
Skor 0 = <5 kg.
Skor 1 = 5-10 kg.
Skor 2 = >10 kg.
Skor +1 = Ada pembebanan
secara tiba-tiba.
Grup B
Postur Gambar Postur Pekerja
Postur lengan atas
Skor 1 = 0-
200flekxi/Ekstensi.
Skor 2 = > 200 ekstensi/200-
450 fleksi
Skor 3 = 450-900 fleksi
Skor 4 fleksi= > 900 fleksi
Skor +1 = lengan adducted
atau rotated.
Skor +1 = Bahu ditinggikan.
Skor +1 = Bersandar bobot
lengan ditopang sesuai
gravitasi.
Postur lengaan bawah
Skor 1 = 600-1000
Fleksi/Ekstensi
Skor 2 =< 200 Fleksi atau >
1000 Ekstensi
Pegengan
Skor 1 = Pegangan Pas
Skor 2 = Pegangan dapat
diterima tidak ideal.
Skor 3 = Pegangan tangan
tidak bisa diterima walau
mungkin.
Skor 4 = Dipaksakan
pegangan yang tidak aman.
Total Akhir REBA:
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Statistics
Umur
N Valid 30
Missing 0
Mean 4,0667
Median 4,0000
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid REMAJA AKHIR 3 10,0 10,0 10,0
DEWASA AWAL 22 73,3 73,3 83,3
DEWASA AKHIR 5 16,7 16,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Jenis_Kelamin
N Valid 30
Missing 0
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 8 26,7 26,7 26,7
wanita 22 73,3 73,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Status
N Valid 30
Missing 0
Status
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BELUM MENIKAH 6 20,0 20,0 20,0
MENIKAH 24 80,0 80,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
Statistics
Masa_Kerja
N Valid 30
Missing 0
Mean 1,6333
Median 2,0000
Masa_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 5 tahun 11 36,7 36,7 36,7
> 5 tahun 19 63,3 63,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Statistics
IMT
N Valid 30
Missing 0
Mean 2,6667
Median 2,0000
IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KURUS 1 3,3 3,3 3,3
NORMAL 15 50,0 50,0 53,3
GEMUK (OVERWEIGHT) 7 23,3 23,3 76,7
OBESE 7 23,3 23,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
6. Gambaran sikap kerja
Statistics
V.Sikap_Kerja
N Valid 30
Missing 0
V.Sikap_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SEDANG 16 53,3 53,3 53,3
TINGGI 9 30,0 30,0 83,3
SANGAT TINGGI 5 16,7 16,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
V.Kel.LBP
N Valid 30
Missing 0
V.Kel.LBP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LBP 19 63,3 63,3 63,3
TIDAK LBP 11 36,7 36,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
8. Hubungan Sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
V.Sikap_Kerja * V.Kel.LBP 30 100,0% 0 ,0% 30 100,0%
V.Kel.LBP Total
LBP TIDAK LBP LBP
V.Sikap_Kerja SEDANG Count 6 10 16
Expected Count 10,1 5,9 16,0
% within V.Sikap_Kerja 37,5% 62,5% 100,0%
% of Total 20,0% 33,3% 53,3%
TINGGI Count 8 1 9
Expected Count 5,7 3,3 9,0
% within V.Sikap_Kerja 88,9% 11,1% 100,0%
% of Total 26,7% 3,3% 30,0%
SANGAT TINGGI Count 5 0 5
Expected Count 3,2 1,8 5,0
% within V.Sikap_Kerja 100,0% ,0% 100,0%
% of Total 16,7% ,0% 16,7%
Total Count 19 11 30
Expected Count 19,0 11,0 30,0
% within V.Sikap_Kerja 63,3% 36,7% 100,0%
% of Total 63,3% 36,7% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided) Monte Carlo Sig. (2-sided)
Value
Odds Ratio for
V.Sikap_Kerja (SEDANG / (a)
TINGGI)
a Risk Estimate statistics cannot be computed.
They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
Data demografi dengan keluhan Low Back Pain
Umur * V.Kel.LBP Crosstabulation
V.Kel.LBP Total
LBP TIDAK LBP LBP
Umur REMAJA AKHIR Count 3 0 3
% within Umur 100,0% ,0% 100,0%
% within V.Kel.LBP 15,8% ,0% 10,0%
DEWASA AWAL Count 14 8 22
% within Umur 63,6% 36,4% 100,0%
% within V.Kel.LBP 73,7% 72,7% 73,3%
DEWASA AKHIR Count 2 3 5
% within Umur 40,0% 60,0% 100,0%
% within V.Kel.LBP 10,5% 27,3% 16,7%
Total Count 19 11 30
% within Umur 63,3% 36,7% 100,0%
% within V.Kel.LBP 100,0% 100,0% 100,0%
V.Kel.LBP Total
LBP TIDAK LBP LBP
Jenis_Ke laki-laki Count 7 1 8
lamin % within Jenis_Kelamin 87,5% 12,5% 100,0%
% within V.Kel.LBP 36,8% 9,1% 26,7%
wanita Count 12 10 22
% within Jenis_Kelamin 54,5% 45,5% 100,0%
% within V.Kel.LBP 63,2% 90,9% 73,3%
Total Count 19 11 30
% within Jenis_Kelamin 63,3% 36,7% 100,0%
% within V.Kel.LBP 100,0% 100,0% 100,0%
Risk Estimate
V.Kel.LBP Total
LBP TIDAK LBP LBP
Status BELUM MENIKAH Count 5 1 6
% within Status 83,3% 16,7% 100,0%
% within V.Kel.LBP 26,3% 9,1% 20,0%
MENIKAH Count 14 10 24
% within Status 58,3% 41,7% 100,0%
% within V.Kel.LBP 73,7% 90,9% 80,0%
Total Count 19 11 30
% within Status 63,3% 36,7% 100,0%
% within V.Kel.LBP 100,0% 100,0% 100,0%
Risk Estimate
V.Kel.LBP Total
LBP TIDAK LBP LBP
Masa_Kerja < 5 tahun Count 8 3 11
% within Masa_Kerja 72,7% 27,3% 100,0%
% within V.Kel.LBP 42,1% 27,3% 36,7%
> 5 tahun Count 11 8 19
% within Masa_Kerja 57,9% 42,1% 100,0%
% within V.Kel.LBP 57,9% 72,7% 63,3%
Total Count 19 11 30
% within Masa_Kerja 63,3% 36,7% 100,0%
% within V.Kel.LBP 100,0% 100,0% 100,0%
Risk Estimate
V.Kel.LBP Total
LBP TIDAK LBP LBP
IMT KURUS Count 1 0 1
% within IMT 100,0% ,0% 100,0%
% within V.Kel.LBP 5,3% ,0% 3,3%
NORMAL Count 9 6 15
% within IMT 60,0% 40,0% 100,0%
% within V.Kel.LBP 47,4% 54,5% 50,0%
GEMUK (OVERWEIGHT) Count 5 2 7
% within IMT 71,4% 28,6% 100,0%
% within V.Kel.LBP 26,3% 18,2% 23,3%
OBESE Count 4 3 7
% within IMT 57,1% 42,9% 100,0%
% within V.Kel.LBP 21,1% 27,3% 23,3%
Total Count 19 11 30
% within IMT 63,3% 36,7% 100,0%
% within V.Kel.LBP 100,0% 100,0% 100,0%