Anda di halaman 1dari 115

SKRIPSI

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN


KEPATUHAN PERAWAT MELAKUKAN
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
DI RSU DHARMA YADNYA
DENPASAR

OLEH :
NI KADEK ERNA
15.321.2239

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019
SKRIPSI

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN


KEPATUHAN PERAWAT MELAKUKAN
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
DI RSU DHARMA YADNYA
DENPASAR

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali


untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Keperawatan

OLEH :
NI KADEK ERNA
15.321.2239

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019

i
ii
ABSTRAK
Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

iii
Ni Kadek Erna1, Ni Luh Putu Thrisna Dewi2, Abdul Azis3.

Dokumentasi adalah catatan yang dapat dibuktikan dan dijadikan bukti


oleh tenaga kesehatan apabila terjadi tuntutan yang berisi data lengkap, nyata dan
tercatat yang menggambarkan kondisi pasien dari pasien masuk rumah sakit
sampai pasien pulang bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga
jenis, tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pasien, meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi selama proses perawatan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan adalah self efficacy. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan kepatuhan perawat
melakukan dokumentasi keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptrif korelasional dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian
ini adalah 23 perawat dengan teknik nonprobability jenis total sampling. Sebagian
besar perawat memiliki self efficacy tinggi dengan jumlah 16 perawat (69.9%) dan
kepatuhan perawat melakukan dokumentasi asuhan keperawatan sebagian besar
dalam kategori patuh yaitu 17 perawat (73.9%). Hasil uji statistik Rank Spearman
dengan tingkat kemaknaan 0.05 menunjukan p = 0.000 < (0.05) dengan r = 0.898.
Hal ini menunjukkan ada hubungan antara self efficacy dengan kepatuhan perawat
melakukan dokumentasi keperawatan di RSU Dharma Yadnya Denpasar.
Sehingga perawat lebih meningkatkan self efficacy yang dimiliki untuk
mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan dalam melakukan dokumentasi
keperawatan.
Kata kunci: Self Efficacy, Kepatuhan, Dokumentasi

iv
ABSTRACT
Relationship Between Self Efficacy with Nurse Compliance Conducting
Nursing Documentation at Yadnya Dharma Hospital Denpasar
Ni Kadek Erna1, Ni Luh Putu Thrisna Dewi2, Abdul Azis3.

Documentation is a record that can be proven and used as evidence by


health personnel in the event of a claim that contains complete, real and recorded
data that describes the condition of the patient from the hospital to the patient
returning not only about the patient's pain but also the type, type, quality and
quantity health services in order to meet the needs of patients, including
assessment, diagnosis, planning, implementation and evaluation during the
treatment process. One of the factors that can influence nurses in carrying out
nursing documentation is self efficacy. The purpose of this study was to determine
the relationship between self efficacy and compliance with nurses conducting
nursing documentation. This research uses descriptive correlational method with
cross sectional design. The sample in this study were 23 nurses with a
nonprobability type total sampling technique. Most nurses had high self efficacy
with 16 nurses (69.9%) and nurses' compliance with nursing care documentation
was mostly in the obedient category of 17 nurses (73.9%). The results of Rank
Spearman statistical test with a significance level of 0.05 showed p = 0.000
<(0.05) with r = 0.898. This shows that there is a relationship between self
efficacy and the compliance of nurses doing nursing documentation at Dharma
Yad Hospital, Denpasar. So that nurses improve their self-efficacy to maintain and
improve compliance in carrying out nursing documentation.
Keyword: Self Efficacy, Compliance, Documentation.

KATA PENGANTAR

v
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”
Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi
Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar” tepat pada waktunya. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali.

Penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan


sejak awal sampai terselesainya skripsi ini, untuk itu dengan segala hormat dan
kerendahan hati, peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM. Selaku Ketua STIKes Wira Medika
Bali.

2. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep. Selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali.

3. Ns. Ni Luh Putu Thrisnadewi, S.Kep., M.Kep. Selaku pembimbing I yang


telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi penelitian ini serta
dengan penuh kesabaran memberikam pertimbangan-pertimbangan guna
terselesaikannya skripsi ini.

4. Ns. Abdul Azis, S.Kep,. M.Kes. Selaku pembimbing II yang telah


memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi penelitian ini serta
dengan penuh kesabaran memberikan pertimbangan-pertimbangan guna
terselesaikannya skripsi ini.

5. Direktur Rumah Sakit Dharma Yadnya Denpasar yang telah memberikan izin
dalam penelitian guna menunjang penyelesaian skripsi ini.

6. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral,


spiritual dan material dalam penyusunan skripsi ini.

vi
7. Teman-teman, sahabat-sahabat (Genggong) dan teman hidup (I Kadek
Fredyawan) atas saran-saran dan pikiran positif serta kerja sama dalam
penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan peneliti satu persatu.

Semoga Tuhan senantiasa memberikan balasan dan rahmat karuniaNya


atas budi baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini dapat dilaksanakan dan
bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan.

Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif


dari para pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini.

Denpasar, 22 Mei 2019


Peneliti

(Ni Kadek Erna)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

vii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
ABSTRAK....................................................................................................... iv
ABSTRACT...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 8
1.5 Keaslian Penelitian............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Teori.................................................................................... 10
2.1.1 Dokumentasi Asuhan Keperawatan........................................ 10
2.1.1.1 Pengertian Dokumentasi Asuhan Keperawatan.......... 10
2.1.1.2 Tahapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.............. 11
2.1.1.3 Prinsip - prinsip Dokumentasi Asuhan
Keperawatan............................................................... 15
2.1.1.4 Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan............... 16
2.1.2 Kepatuhan............................................................................... 18
2.1.2.1 Definisi Kepatuhan..................................................... 18
2.1.2.2 Manfaat Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan
Pendokumentasian Keperawatan................................ 18
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Perawat dalam Melaksanakan Pendokumentasian

viii
Keperawatan............................................................... 20
2.1.3 Self-Efficacy Perawat Pelaksana............................................. 24
2.1.3.1 Definisi Self-Efficacy.................................................. 24
2.1.3.2 Manfaat Self-Efficacy Dalam Keperawatan................ 24
2.1.3.3 Dimensi Self-Efficacy................................................. 25
2.1.3.4 Determinan Self-Efficacy Perawat Pelaksana............. 27
2.1.4 Konsep Hubungan Self Efficacy dengan Kepatuhan Perawat
Melakukan Dokumentasi Keperawatan
................................................................................................
................................................................................................
29
2.2 Kerangka Konsep.............................................................................. 31
2.3 Hipotesis............................................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian............................................................................... 33
3.2 Kerangka Kerja................................................................................. 34
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 35
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................ 35
3.4.1 Populasi Penelitian.................................................................. 35
3.4.2 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian.................................. 35
3.4.2.1 Kriteria Inklusi............................................................ 36
3.4.2.2 Kriteria Eksklusi......................................................... 36
3.4.2.3 Besar Sampel.............................................................. 36
3.5 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian.................................... 36
3.5.1 Variabel.................................................................................... 36
3.5.1.1 Variabel bebas............................................................. 37
3.5.1.2 Variabel terikat............................................................ 37
3.5.2 Definisi Operasional Prosedur................................................ 37
3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data................................................. 38
3.6.1 Jenis data yang dikumpulkan.................................................. 38
3.6.2 Cara Pengumpulan Data.......................................................... 39

ix
3.6.2.1 Prosedur administratif................................................. 39
3.6.2.2 Prosedur teknis............................................................ 39
3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data................................................. 40
3.6.3.1 Kuesioner Self-Efficacy Scale..................................... 40
3.6.3.2 Lembar observasi Kepatuhan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan.................................................. 42
3.7 Pengolahan dan Analisa Data............................................................ 43
3.7.1 Pengolahan Data...................................................................... 43
3.7.1.1 Editing......................................................................... 43
3.7.1.2 Coding......................................................................... 43
3.7.1.3 Proccesing/entry......................................................... 44
3.7.1.4 Cleaning...................................................................... 44
3.7.1.5 Tabulasi....................................................................... 45
3.7.2 Analisis Data........................................................................... 45
3.7.2.1 Analisis univariat........................................................ 45
3.7.2.2 Analisi bivariat............................................................ 46
3.8 Etika Penelitian................................................................................. 47
3.8.1 Informed Concent (Informasi dan Persetujuan)...................... 47
3.8.2 Self Determination (hak untuk ikut/tidak menjadi
responden)............................................................................... 48
3.8.3 Anonimity (tanpa nama).......................................................... 48
3.8.4 Right to justice (prinsip keadilan)........................................... 48
3.8.5 Confidentiality (kerahasiaan).................................................. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian................................................................................. 49
4.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian....................................................... 49
4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian Perawat Pelaksana Di
RSU Dharma Yadnya Denpasar
..............................................................................................
..............................................................................................
50

x
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin....................................................................... 50
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............... 51
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan..... 51
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman
Kerja........................................................................... 52
4.1.3 Self Efficacy Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
RSU Dharma Yadnya Denpasar
............................................................................................
............................................................................................
52
4.1.4 Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi
Keperawatan di RSU Dharma Yadnya Denpasar................... 53
4.1.5 Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat
Melakukan Dokumentasi Keperawatan di RSU Dharma
Yadnya Denpasar ................................................................... 54
4.1.6 Analisa Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan
Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan di RSU
Dharma Yadnya Denpasar ..................................................... 55
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................ 56
4.2.1 Self Efficacy Perawat Pelaksana.............................................. 56
4.2.2 Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi
Keperawatan di RSU Dharma Yadnya Denpasar................... 60
4.2.3 Analisa Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan
Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan di RSU
Dharma Yadnya Denpasar...................................................... 63
3.7 Keterbatasan Penelitian..................................................................... 66

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................ 67
5.2 Saran.................................................................................................. 67
5.2.1 Bagi Bidang Managemen Rumah Sakit Umum Dharma

xi
Yadnya Denpasar.................................................................... 68
5.2.2 Bagi Kepala Ruangan Di Instalasi Rawat Inap........................ 68
5.2.1 Bagi Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap.................... 68
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Prosedur Hubungan Self Efficacy Dengan


Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di
RSU Dharma Yadnya Denpasar...................................................

38
Tabel 3.2 : Sebaran Item Kuesioner Self Efficacy yang sudah di Uji
Valid dan Reliabilitas ................................................................

42

Tabel 3.3 : Interpretasi Hasil Korelasi Berdasarkan Kekuatan


Korelasi........................................................................................

47

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di


RSU Dharma Yadnya Denpasa...................................................

50
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di RSU
Dharma Yadnya Denpasar...........................................................

51
Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di
RSU Dharma Yadnya Denpasar..................................................

51
Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Di RSU Dharma Yadnya Denpasar.............................................

52
Tabel 4.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Self Efficacy Di
RSU Dharma Yadnya Denpasar.................................................

xiii
52
Tabel 4.6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan
Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma
Yadnya Denpasar.......................................................................

53
Tabel 4.7 : Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan
Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma
Yadnya Denpasar......................................................................

54
Tabel 4.8 : Analisa Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan
Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma
Yadnya Denpasar.......................................................................

55

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Hubungan Self Efficacy Dengan


Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan
Di RSU Dharma Yadnya Denpasar......................................... 31

Gambar 3.1 : Rancangan Penelitian Hubungan Self Efficacy


Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi
Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar................... 33
Gambar 3.2 : Kerangka Kerja Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan
Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU
Dharma Yadnya Denpasar........................................................ 34

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian


Lampiran 2 : Anggaran Biaya Penelitian
Lampiran 3 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5 : Pedoman Kuesioner Self Efficacy Perawat
Lampiran 6 : Pedoman Lembar Observasi Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan
Lampiran 7 : Master Tabel Self Efficacy dan Kepatuhan Perawat
Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya
Denpasar
Lampiran 8 : Analisa Data Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan

xv
PerawatmMelakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma
Yadnya Denpasar
Lampiran 9 : Dokumentasi

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam upaya menjaga

dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang berdasarkan ilmu

pengetahuan yang mempunyai metodologi atau pendekatan melalui suatu proses

keperawatan (Dermawan, 2012). Proses keperawatan mempunyai langkah-

langkah diawali dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan

evaluasi keperawatan yang harus didokumentasikan dengan baik dan benar (Ali,

2010).

Dokumentasi merupakan suatu catatan yang dapat dibuktikan atau

dijadikan bukti dari segala macam tuntutan yang berisi data lengkap, nyata dan

tercatat yang menggambarkan kondisi kesehatan pasien secara komprehensif

bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis, tipe, kualitas dan

kuantitas pelayanan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien

(Fisbach, 1991 Dalam Labora sitinjak, 2015). Dokumentasi berfungsi sebagai

sarana komunikasi dan koordinasi profesi yang dapat dipergunakan dalam

mengungkapkan fakta untuk dipertanggung jawabkan. Dilihat dari berbagai aspek,

dokumentasi keperawatan mempunyai makna penting seperti pada aspek hukum,

kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian serta akreditasi

(Nursalam, 2012). Dokumentasi yang lengkap dapat mencerminkan dari

kepatuhan perawat terhadap aturan pesndokumentasian yang ditetapkan oleh


profesi atau pemerintah, misalnya kelengkapan dan keakuratan menuliskan asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien (Nursalam, 2012).

Berdasarkan standar Departemen kesehatan RI menetapkan capaian

standar asuhan keperawatan (SAK) yaitu sebesar 90% (Depkes RI, 2010 Dalam

Kasim, M. A., 2016). Akan tetapi, menurut Mulyo (Dalam Mayasari, 2016),

masalah yang sering terjadi di Indonesia pada rumah sakit swasta maupun

pemerintah yaitu masih banyak ditemukan ketidaklengkapan dokumentasi

keperawatan. Sesuai dengan penelitian Supratti, A. (2016) di rumah sakit Daerah

Mamuju Sulawesi dari 93 sampel perawat menunjukan sebagian besar

pendokumentasian keperawatan dalam kateogori kurang lengkap dimana

berdasarkan pengkajian yaitu 91 perawat (97,8%), diagnosis keperawatan yaitu

40 perawat (43%), perencanaan yaitu 46 perawat (49,5%), implementasi adalah 30

perawat (32,3%), dan bedasarkan kategori evaluasi adalah 13 perawat (14%).

Selain itu, berdasarkan penelitian Wahyudi, E. (2018) pada salah satu rumah sakit

tipe B di Bali menyatakan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian

keperawatan yaitu pengkajian 50%, diagnosa keperawatan 93 %, intervensi

keperawatan 81,6 %, implementasi 82,5%, evaluasi 95% dan untuk catatan

keperawatan sebesar 81,6%.


Perawat yang kurang patuh dalam melaksanakan pendokumentasi asuhan

keperawatan akan berakibat pada rendahnya mutu kelengkapan dokumentasi

asuhan keperawatan dan dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena

tidak dapat menilai sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang

telah diberikan (Warsito, Y., 2013). Hal ini disebabkan oleh perawat menganggap

dokumentasi keperawatan terlalu rumit, beragam, dan menyita waktu (Nursalam,

2
2012). Karena perawat tidak hanya merawat pasien saja sebagai kegiatan langsung

tetapi juga melakukan kegiatan yang tidak langsung (Mastini, 2013 Dalam Ryny

Silvana Tamaka, 2015). Ketidakpatuhan perawat dalam melakukan

pendokumentasian keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

faktor eksternal antara lain beban kerja, kondisi kerja, pedoman

pendokumentasian, format dokumentasi keperawatan, supervisi, reward dan

punishment (Fatmawati, E., Noor & Maidin, 2014). Selain itu, terdapat faktor

internal antara lain pengetahuan, sikap, persepsi, motivasi dan kemampuan. Faktor

kemampuan yang dimaksud adalah salah satunya keyakinan diri atau self efficacy

(Triana, D. L., 2016).

Self efficacy dapat mempengaruhi kinerja perawat, karena Self efficacy

dapat digunakan untuk memprediksi perilaku yang akan ditampakkan seseorang

dalam beraktivitas maupun performa kerja (Melnikov et al., 2013). Dimana

kelengkapan pendokumentasian merupakan salah satu indikator dari penilaian

kinerja perawat (Depkes, 2007 Dalam Sumilat, 2017). Hal ini dibuktikan dari

penelitian Indrastuti (2010) menemukan hasil bahwa kinerja perawat dalam

melakukan prinsip etik dalam kategori kurang baik karena perawat memiliki self

efficacy rendah. Oleh karena itu, Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

dituntut untuk memiliki self efficacy yang tinggi. Hal ini dikarenakan individu

yang memiliki self efficacy yang tinggi cenderung berperilaku baik sesuai dengan

harapan dan tujuan yang ingin dicapai (Hergenhan & Olson, 2008). Handayani, I.

S. S., Sulisetyawati, & Adi (2015) melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa

perawat dengan self efficacy yang tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk

3
memberikan asuhan keperawatan yang baik termasuk dalam melakukan

pendokumentasian keperawatan. Rendah atau tingginya self efficacy juga

berkontribusi peningkatan yang signifikan pada kemauan atau keinginan perawat

untuk memberikan kinerja yang baik (Soudagar, S., Rambod, M., & Beheshtipour,

N., 2015).

Kenyataan yang ada, masih banyak perawat yang memiliki self efficacy

yang rendah sesuai penelitian yang dilakukan oleh Lim, J. H., dkk. (2012)

ditemukan juga rerata self efficacy rendah sebesar 3,65 pada 128 perawat. Novita,

N. D. I. P. N., & Dewanti, D. P. D. (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

sebesar 49% perawat pada salah satu rumah sakit di Indonesia memiliki self

efficacy dengan tingkat sedang dan tingkat burnout rendah sebesar 38%.

Ditemukan pula sebesar 55% dari 60 perawat memiliki self efficacy sedang

dengan burnout 15%, sementara itu perawat dengan self efficacy tinggi ditemukan

hanya sebesar 23,3% dengan burnout 5% (Harnida, H., 2015). Park, Han, dan Jo

(2016) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa dalam rentang satu hingga

lima, self efficacy pada perawat memiliki rerata sebesar 2,93 (rendah). Penelitian

Susilawati, P. S. (2018) juga menemukan hal serupa dimana 90 dari 341 perawat

atau sebesar 26,39% perawat memiliki self efficacy dengan tingkatan sedang

dengan tingkat stres sebasar 66,2% dan 251 perawat/ sebesar 73,61 % memiliki

self efficacy dengan tingkatan tinggi mempengaruhi tingkat stres sebesar 33,8%.

Peranan self efficacy terhadap tenaga keperawatan menjadikan self

efficacy sebagai hal yang patut diperhatikan. Sebagai penyelenggara asuhan

4
keperawatan, perawat dituntut untuk selalu memberikan performa yang baik. Hal

tersebut dapat dicapai jika perawat memiliki self efficacy yang tinggi. Performa

yang baik akan mengoptimalkan penyelenggaraan asuhan keperawatan sehingga

kualitas layanan keperawatan akan meningkat (Nursalam, 2012). Hal ini sesuai

dengan rencana strategis pemerintah mengenai peningkatan kualitas pelayanan

keperawatan di tahun 2015-2019 (KEMENKES RI, 2015).

Tingginya self efficacy menurunkan rasa takut akan kegagalan,

meningkatkan aspirasi, meningkatkan cara penyelesaian masalah, dan kemampuan

berpikir analitis. Menurut Bandura (Dalam Novita, D. P., 2012), orang yang

memiliki self efficacy yang tinggi akan mempunyai semangat yang lebih tinggi

dalam menjalankan suatu tugas tertentu dibandingkan dengan orang yang

memiliki self efficacy yang rendah. Self efficacy yang rendah akan memiliki

dampak bagi individu, yakni merusak motivasi, menurunkan aspirasi,

mengganggu kemampuan kognitif, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi

kesehatan fisik (Bandura dalam Novita, D. P., 2012). Selanjutnya self efficacy

yang rendah dapat menyebabkan seseorang kurang tepat dalam menentukan sikap

seperti pengambilan keputusan, kemudian bagaimana melakukan pekerjaan

dengan cara yang baik (Kusnadi, 2014). Hal ini, karena seseorang merasa tidak

yakin dengan dirinya sendiri untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan baik

(Kusnadi, 2014). Dalam hal ini self efficacy merupakan salah satu bagian dari

kemampuan yang dimiliki individu (Triana, D. L., 2016). Dimana kemampuan

salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam

pendokumentasian keperawatan (Fatmawati, E., Noor & Maidin, 2014). Sesuai

5
dengan penelitian Uktutias, S. A. (2018) menyatakan adanya hubungan yang

signifkan antara self efficacy dan kepatuhan hand hygiene perawat. Sehigga

pernyataan tersebut diharapkan berlaku pada self efficacy dan kepatuhan perawat

dalam melakukan dokumentasi keperawatan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 31 Januari

2019 di Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya Denpasar, kelengkapan

dokumentasi asuhan keperawatan di instalasi rawat inap pada tahun 2018 adalah

sebesar 78,3% yaitu pengkajian 70%, diagnosa keperawatan 80%, intervensi 90%,

implementasi 90%, evaluasi 60%, catatan keperawatan 80%. Hal ini menunjukan

kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di instalasi rawat inap kurang dari

standar rumah sakit yaitu 100%. Dari hasil observasi lima rekam medik pasien

rawat inap yang sudah pulang kepatuhan perawat dalam melakukan dokumentasi

keperawatan sebesar 73.54% yaitu pengkajian 67,5%, diagnosa keperawatan

83.32%, intervensi keperawatan 86,64%, implementasi keperawatan 70%,

evaluasi keperawatan 50%dan catatan keperawatan 72%. Untuk tingkat self

efficay perawat pelaksana di ruang rawat inap, ditemukan ditemukan bahwa

delapan atau 80% dari sepuluh perawat pelaksana sering memiliki keraguan dalam

bekerja ketika dihadapkan dengan tindakan keperawatan terhadap klien dengan

tingkat kesulitan yang berbeda dan sering merasa kurang fokus saat bekerja.

Terkait fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

hubungan self efficacy dengan kepatuhan perawat melakukan dokumentasi

keperawatan di RSU Dharma Yadnya Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

6
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat suatu

rumusan masalah sebaigai berikut : “apakah ada hubungan self efficacy dengan

kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan di RSU Dharma Yadnya

Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan self efficacy dengan kepatuhan perawat melakukan

dokumentasi keperawatan di RSU Dharma Yadnya Denpasar.


1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasin self efficacy perawat
2. Mengidentifikasi kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan.
3. Menganalisa hubungan self efficacy perawat dengan kepatuhan perawat

melakukan dokumentasi keperawatan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
1. Menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas personal

perawat sebagai care giver.


2. Menambah khasanah keilmuan manajemen keperawatan terutama mengenai

kepatuhan perawat kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan.


3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengembangkan riset keperawatan yang berkaitan dengan kepatuhan perawat

melakukan dokumentasi keperawatan.


1.4.2 Praktis
1. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen Rumah Sakit

dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pengembangan dan pembinaan

terhadap sumber daya keperawatan guna menghasilkan tenaga keperawatan

yang mampu menerapkan kepatuhan perawat melakukan dokumentasi

keperawatan.

7
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat untuk

menerapkan kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan.

1.5 Keaslian Penelitian


1.5.1 Dari hasil penelitian Juniartha, P. R (2016) dengan judul “Hubungan

Tingkat Self Efficacy Dengan Tingkat Burnout Pada Perawat Di IGD

RSUD Badung Mangusada”. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif non eksperimental dengan rancangan analitik korelasional yang

menggunakan 31 orang sampel perawat dengan teknik total sampling dan

teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout

Inventory - Human Service Survey dan Self Efficacy. Hasil dari penelitian

ini menunjukan ada hubungan yang kuat antara self-efficacy dengan

burnout (r = 0,660 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Persamaan penelitian yang

akan dilakukan dengan penelitian ini adalah pada variabel independennya

yaitu mengenai self efficacy perawat. Sedangkan perdedaannya adalah

terletak pada tekhnik pengambilan sampel yaitu Variabel dependennya

mengenai kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan .


1.5.2 Dari hasil penelitian Renny, O. G. (2018) dengan judul “Hubungan

Motivasi Perawat Dengan Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan Di Ruangan Perawat Penyakit Dalam RSUD Noonga”. Hasil

penelitian ini menunjukan terdapat hubungan motivasi perawat dengan

kepatuhan perawat melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan

di RSUD Noongan (p = 0.012). Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional dan uji Rank

Spearman dimana menggunakan 43 responden. Persamaan penelitian yang

8
akan dilakukan dengan penelitian ini adalah pada variabel dependennya

yaitu mengenai kepatuhan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Sedangkan perdedaannya adalah terletak pada variabel independen yang

akan diteliti yaitu self efficacy perawat.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Dokumentasi Asuhan Keperawatan
2.1.1.1 Pengertian Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan suatu bukti pelayanan keperawatan

profesional yang mencakup pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan

keperawatan, tindakan dan evaluasi, sehingga menggambarkan kondisi kesehatan

pasien secara keseluruhan. Dokumentasi keperawatan adalah bukti pencatatan dan

pelaporan yang dimiliki perawat dalam catatan perawatan yang berguna untuk

kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan

kesehatan dengan dasar data yang akurat dan lengkap secara tertulis sebagai

tanggung jawab perawat (Wahid, S., 2012).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa

dokumentasi asuhan keperawatan adalah catatan tentang kesehatan pasien yang

jelas dan sistematis, meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi selama proses perawatan, yang dilakukan oleh perawat sebagai bentuk

tanggung jawab atas tugas yang telah dilaksanaknnya dalam meningkatkan mutu

pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan.

2.1.1.2 Tahapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Adapun tahap-tahap pendokumentasian asuhan keperawatan menurut

Nursalam (2013).meliputi :

1. Dokumentasi Pengkajian Asuhan Keperawatan

Langkah pertama dari proses keperawatan yaitu pengkajian, dimulai

perawat menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengumpulkan data

tentang klien. Pengkajian dan pendokumentasian yang lengkap tentang kebutuhan

pasien dapat meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan.

Kriteria pengkajian keperawatan meliputi :

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi,

pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang.

b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,

rekam medis, dan catatan lain.

c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : (1) Status

kesehatan klien masa lalu, (2) Status kesehatan klien saat ini, (3) Status

biologis-psikologis-sosial-spiritual, (4) Respon terhadap terapi, (5)

Harapan terhadap tingkat kesehatan, (6) Risiko-risiko tinggi masalah.

d. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (lengkap, akurat,

relevan, dan baru) (Aziz, 2005).

2. Dokumentasi Diagnosa Asuhan Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan

objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis

keperawatan. Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks

11
tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi

pelayanan kesehatan yang lain.

Kriteria proses analisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosis

keperawatan:

a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah

klien, dan perumusan diagnosis keperawatan.

b. Diagnosis keperawatan terdiri atas masalah, penyebab, dan tanda atau

gejala, atau terdiri atas masalah dan penyebab.

c. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi

diagnosis keperawatan.

d. Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosis berdasarkan data

terbaru (Nursalam, 2013).

Diagnosa keperawatan berdasarkan (SDKI, D. P., 2016), terdiri dari

diagnosa keperawatan aktual, risiko dan promosi kesehatan. Komponen dari

penyusunan diagnosa keperawatan yang aktual terdiri dari problem, etiologi,

symtomp. Diagnosa keperawatan risiko komponennya terdiri dari problem dan

faktor resiko sedangkan diagnosa promosi kesehatan komponennya probem dan

symtomp.

3. Dokumentasi Rencana Asuhan Keperawatan

Setelah merumuskan diagnosa asuhan keperawatan maka perlu dibuat

perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan

perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah

12
keperawatan klien. Kriteria proses perawat membuat rencana tindakan asuhan

keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan meliputi:

a. Perencanaan terdiri atas prioritas, tujuan dan rencana tindakan

keperawatan.

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan

klien.

d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.

4. Dokumentasi pelaksanaan (Implementasi) Asuhan Keperawatan

Menurut Nursalam (2013), kriteria proses perawat mengimplementasikan

tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan meliputi :

a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.

d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan

yang digunakan.

e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan

respon klien.

5. Dokumentasi Evaluasi Asuhan Keperawatan

13
Menurut Nursalam (2013), langkah evaluasi dari proses keperawatan

mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien

kearah pencapaian tujuan. Petunjuk dokumrntasi evaluasi keperawatan:

a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,

tepat waktu dan terus-menerus.

b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan

kearah pencapaian tujuan.

c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.

d. Bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

e. Mengikuti dokumentasi tindakan keperawatan dengan pernyataan evaluasi

formatif yang menjelaskan respon cepat klien terhadap tindakan

keperawatan atau prosedur.

f. Menggunakan pernyataan evaluasi somatif ketika pasien dipindahkan ke

fasilitas lain atau dipulangkan.

g. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan. Adapun

macam-macam evaluasi diantaranya (Setiadi, 2012):

1) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang merupakan hasil observasi dan

analisa perawat terhadap respon klien segera pada saat dan setelah

intervensi keperawatan dilaksanakan. Evaluasi ini dapat dilakukan

secara spontan dan memberi kesan apa yang terjadi saat itu.

14
2) Evaluasi somatif, yaitu evaluasi yang merupakan rekapitulasi dan

kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan klien sesuai

dengan kerangka waktu yang telah ditetapkan pada tujuan keperawatan.

2.1.1.3 Prinsip - prinsip Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Menurut American Nurses Association (ANA) dalam melakukan

asuhan dokumentasi keperawatan, perawat harus mengingat beberapa hal yakni :

1. Tulisan jelas atau dicetak rapi, catatan harus dapat dibaca.

2. Gunakan tinta permanen. (ketepatan warna tinta bergantung pada kebijakan

rumah sakit).

3. Untuk setiap entri, identifikasi waktu dan tanggal. Bubuhi tanda tangan

lengkap anda, serta cantumkannama dan jabatan anda.

4. Gambarkan kaitan antara perawatan yang diberikan dan respon pasien

terhadap perawatan.

5. Tulis secara objektif gambaran temuan (missalnya perilaku) dan lakukan

observasi terhadap perilaku.

6. Tulis entri secara berurutan dan sesuai kronologis tanpa melewati garis atau

tidak ada garis yang kosong.

7. Tulis entri sesegera mungkin setelah pemberian perawatan.

8. Tulis secara factual dan spesifik.

9. Kutip penjelasan dari pasien (keluarga atau pemberi perawatan) jika

diindikasikan.

10. Gunakan nama pasien (misal, Tn. Andi)

15
11. Dokumentasikan keluhan atau kebutuhan pasien dan pemecahan masalahnya.

12. Buat secara lengkap akurat dan menyeluruh.

13. Tulis apa yang anda katakan, gunakan singkatan yang disetujui institusi.

14. Catat hanya perawatan yang anda berikan.

15. Untuk mengoreksi kesalahan, lakukan hal berikut ini: buat sebuah garis

pada entri yang salah, jelaskan kesalahan tersebut secara singkat (missal,

tanggal salah), bubuhi tanda tangan, tanggal dan waktu.

2.1.1.4 Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Penerapan standar asuhan keperawatan menurut instrumen Depkes RI,

2005 diantaranya meliputi :


1. Standar 1 : Pengkajian
a. Mencatat data yang dikajisesuai dengan pedoman pengkajian.
b. Data dikelompokan (bio-psiko-sosial-spiritual).
c. Data dikaji sejak pasien datang sampai pulang.
d. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan

normadan pola fungsi kehidupan.


2. Standar 2 : Diagnosa keperawatan
a. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang teah dirumuskan.
b. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
3. Standar III : Perencanaan keperawatan
a. Berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Berdasarkan urutan prioritas.
c. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien /subjek, perubahan perilaku,

kondisi pasien dan kriteria waktu.


d. Rencana tindakan berdasarkan pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci

dan jelas.
e. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
f. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan timkesehatan lainnya.
4. Standar IV : Implementasi/tindakan keperawatan
a. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan.
b. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
c. Revisi tindakan berdasarkan evaluasi
d. Semua tindakan yang telah dilakukan dicatat dengan ringkas dan jelas
5. Standar VI : Catatan asuhan keperawatan

16
a. Nama dan nomor rekam medis ditulis dengan lengkap disetiap lembar

dokumentasi keperawatan.
b. Menggunakan tinta hitam.
c. Mencatat respon pasien pada setiap tindakan yang dilakukan.
d. Setiap melaksanakan tindakan, perawat mencantumkan paraf/nama jelas

tanggal dilaksanakan tindakan.


e. Memperbaiki kesalahan penulisan dengan mencoretnya dan memberi tanda

tangan disebelah coretan tersebut.

2.1.2 Kepatuhan
2.1.2.1 Definisi Kepatuhan

Patuh dapat diartikan sebagai suka menurut perintah, taat pada perintah,

sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin (Muhith,

2016). Kepatuhan adalah suatu perilaku yangtaat terhadap aturan, perintah,

prosedur dan disiplin. Kepatuhan adalah perilaku seorang profesional terhadap

suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau di taati (Setiadi,

2007). Menurut Sarwono Panjaitan (2011), perilaku kepatuhan bersifat sementara

karena perilaku ini akan bertahan bila ada pengawasan.

2.1.2.2 Manfaat Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Pendokumentasian

Keperawatan
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat dari

berbagai aspek seperti aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan,

pendidikan, penelitian, dan akreditasi (Wahid, S., 2012). Penjelasan mengenai

aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hukum

17
Kepatuhan perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan sangat

penting karena semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi

resmi dan bernilai hukum. Bila menjadi suatu masalah (misconduct) yang

berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana sebagai pemberi jasa dan klien

sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat dipergunakan sewaktu-waktu.

Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan.

2. Kualitas Pelayanan

Pendokumentasian data klien yang lengkap dan akurat, akan memberi

kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Dan

untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh

masalah dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui dokumentasi yang akurat. Hal

ini akan membantu meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan keperawatan, dan

mutu pelayanan kesehatan.

3. Komunikasi

Dokumentasi keadaan klien merupakan alat “perekam” terhadap masalah

yang berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat

dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Keuangan

Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua asuhan keperawatan yang

belum, sedang, dan telah diberikan didokumentasikan dengan lengkap dan dapat

18
dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi

klien.

5. Pendidikan

Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut

kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai

bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik atau profesi keperawatan.

6. Penelitian

Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat

didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau

objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.

7. Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran

dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan

pemberian asuhan keperawatan yang diberikan guna pembinaan dan

pengembangan lebih lanjut.

2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam

Melaksanakan Pendokumentasian Keperawatan

Berdasarkan penelitian dengan judul faktor yang mempengaruhi

kepatuhan pendokumentasian asuhan keperawatan menurut teori Millgram

menyatakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat

19
dalam pendokumentasian adalah : 1) tanggung jawab, 2) status lokasi, 3) status

figur otoritas, 4) legitimasi figur otoritas, 5) kedekatan figur otoritas.

Menurut peneltian Fatmawati, Noor & Maidin (2014) kualitas

dokumentasi keperawatan dipengaruhi beberapa faktor berikut :

1. Faktor internal

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut syaiful (2002) menyatakan dimensi tingkat pengetahuan

seseorang dalam melaksanakan tugas dapat ditentukan oleh dua indikator,

yakni pendidikan formal terakhir dan pengalaman/masa kerja.

b. Sikap

Menurut Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable)

20
pada objek tersebut. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan

merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila

individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

c. Kemampuan
Kemampuan merupakan faktor yang dapat membedakan karyawan yang

berkinerja tinggi dan yang berkinerja rendah. Kemampuan individu

mempengaruhi karateristik pekerjaan, perilaku, tanggung jawab, pendidikan dan

memiliki hubungan secara nyata terhadap kinerja pekerjaan. Kemampuan yang

dimaksud adalah salah satunya adalah keyakinan diri atau self-efficacy (Triana,

2016).
d. Persepsi

Seorang perawat dalam melakukan setiap tindakan, sangat dipengaruhi

oleh bagaimana persepsi perawat itu sendiri. Ketika perawat mempersepsikan

dokumentasi keperawatan bukan sebagai tanggung jawabnya, maka perawat akan

melakukan dokumentasi keperawatan tidak sesuai dengan standar.

e. Motivasi

Perawat yang mempunyai motivasi, tidak hanya sekedar melakukan

dokumentasi keperawatan namun perawat dapat mengetahui serta memahami apa

yang perawat catat dalam dokumentasi keperawatan, sehingga dapat membuat

dokumentasi keperawatan yang berkualitas. Mengetahui serta memahami apa

yang perawat catat dalam dokumentasi keperawatan, sehingga dapat membuat

dokumentasi keperawatan yang berkualitas.

2. Faktor eksternal

a. Beban Kerja

21
Semakin tinggi beban kerja perawat, maka semakin rendah kualitas

pendokumentasian asuhan keperawatan. Banyaknya lembar format yang harus

diisi untuk mencatat data dan intervensi keperawatan pada pasien membuat

perawat terbebani.

b. Kondisi Kerja

Kurangnya tenaga perawat dalam suatu tatanan pelayanan kesehatan

memungkinkan perawat bekerja hanya berorientasi pada tindakan saja. Tidak

cukup waktu untuk menuliskan setiap tindakan yang telah diberikan pada lembar

dokumentasi keperawatan.

c. Pedoman Pendokumentasian

Penulisan dokumentasi keperawatan yang tidak mengacu pada pedoman

yang sudah ditetapkan dapat mengakibatkan dokumentasi keperawatan tidak

lengkap dan akurat.

d. Format Dokumentasi Keperawatan

Lembar format keperawatan yang tidak lengkap, panjang dan tidak

fokus dapat menyebabkan dokumentasi keperawatan tidak lengkap.

e. Supervisi

Pembimbingan dan supervisi dapat meningkatkan motivasi dan rasa

tanggung jawab perawat dalam mencatat tindakan yang telah dilakukan dan

respon pasien.

f. Reward dan Punishment

22
Bentuk Reward baik lisan maupun berbentuk jasa pelayanan akan

sangat memotivasi perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan,

sedangkan Punishment diberikan pada perawat yang tidak rajin dalam

melengkapi dokumentasi keperawatan. Hal tersebut di atas sangat

mempengaruhi kualitas dokumentasi keperawatan.

2.1.3 Self-Efficacy Perawat Pelaksana


2.1.3.1 Definisi Self-Efficacy
Self-efficacy merupakan salah satu bagian dari kemampuan (faktor internal

yang mempengaruhi kepatuhan) yang dimiliki seseorang. Self-efficacy perawat

adalah pandangan yang dimiliki perawat dalam melakukan pekerjaan. Lailani, F.,

Rifayani, H., & Paramita, M. (2014) menyatakan bahwa self-efficacy perawat

adalah sebuah pandangan perawat yang mempunyai peranan penting di dalam

perilaku kerja perawat. Sementara itu, self-efficacy dalam keperawatan juga

dipandang sebagai sebuah komponen kunci atau komponen utama untuk

menunjukan perilaku secara mandiri dalam profesi keperawatan (Abdal, M., Alavi

& Hajbaghery, 2015).


2.1.3.2 Manfaat Self-Efficacy Dalam Keperawatan

Self-efficacy merupakan hal yang mengakibatkan peningkatan yang

signifikan pada kemauan atau keinginan perawat untuk memberikan kinerja yang

baik (Chairina & Sularso, 2015; Setyawan, 2015). Hal tersebut tentu dapat

meningkatkan output keperawatan yakni kesembuhan klien (Soudagar, S.,

Rambod, M., & Beheshtipour, 2015).

Putra, W. U. C. J., Saleh, A., & Bahar, B. (2014) menyebutkan bahwa

kinerja merupakan sebuah konsekuensi dari kepuasan kerja yang dipengaruhi oleh

23
self-efficacy perawat dalam memberikan kepeduliannya pada klien. Handayani, I.

S. S., Sulisetyawati, & Adi. (2015) melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa

perawat dengan self-efficacy yang tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk

memberikan asuhan keperawatan yang baik.

Manfaat self-efficacy terhadap kinerja keperawatan dapat disebabkan

karena beberapa faktor. Jeeza, H., Hongkrailert, & Sillabutra (2015) menyatakan

bahwa self-efficacy dapat meningkatkan optimisme dan komitmen perawat untuk

melakukan tindakan keperawatan. Hal yang sama diungkapkan oleh Wallin, L.,

dkk. (2012) yang menyatakan bahwa ketika individu memiliki self-efficacy yang

baik, kecenderungan untuk melakukan keberhasilan dalam bekerja adalah sangat

tinggi. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan keyakinan diri oleh adanya

peningkatan motivasi dalam diri individu.

2.1.3.3 Dimensi Self-Efficacy

1. Level/Magnitude (Tingkatan)

Dimensi magnitude merupakan dimensi tingkatan nilai self-efficacy dalam

diri individu. Dimensi magnitude dalam self-efficacy dapat berbeda pada masing-

masing individu. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan kegiatan ataupun

tuntutan tugas spesifik yang dihadapkan. Hal ini diartikan sebagai adanya

perbedaan nilai antara tugas individu satu dengan individu lainnya. Tugas yang

diberikan pada satu individu kemudian dapat dihayati dan dipahami sebagai

sebuah tantangan sehingga mutlak untuk ditaklukan. Akan tetapi, individu lain

cenderung untuk melihatnya sebagai sebuah ancaman dikarenakan tingkat

24
kesulitan yang dirasa dapat mengganggu performa (Bandura, 2008). Kondisi ini

menyebabkan individu dengan self-efficacy yang tinggi akan memandang tingkat

kesulitan dari tugas spesifik dan memiliki perasaan mampu untuk menandinginya,

sedangkan individu dengan self-efficacy yang rendah cenderung akan memiliki

mundur dan menunjukan ketidakmampuan untuk menghadapi tugas yang

diberikan (Pajares, F., & Urdan, T., 2006).

2. Strength (Kekuatan)

Self-efficacy merupakan keyakinan yang berbeda-beda dalam konteks

kekuatan. Individu dapat memiliki self-efficacy yang tinggi dikarenakan adanya

tugas atau jenis kegiatan yang bervariasi. Ketika diberikan tugas, individu dengan

atau tanpa self-efficacy yang tinggi cenderung menghasilkan outcomes yang sama.

Kekuatan keyakinan mengenai kemampuan diri sendiri berkaitan dengan proses.

Hal tersebut dilihat dari ketangguhan dan usaha dalam melakukan kegiatan

meskipun memandangnya sebagai sebuah tantangan dengan berbagai kesulitan

(Bandura, A. 2008). Kekuatan self-efficacy juga bergantung dari pengalaman

individu. Ketika individu matang secara pengalaman, akan terbentuk sebuah

pandangan diri yang baik, begitu juga sebaliknya. Kekuatan self-efficacy akan

membuat individu merasa optimis jika dihadapkan dengan tugas secara umum

(Pajares, F., & Urdan, T., 2006).

3. Generality (Keadaan Umum)

Keadaan umum memiliki perbedaan bergantung pada masing-masing

tugas secara spesifik. Self-efficacy untuk melakukan tugas spesifik berbeda jika

25
dilihat dari situasi, individu dan hasil yang diharapkan. Generality merupakan

pandangan individu akan sejauh mana kemampuan yang dimiliki jika dihadapkan

dengan tugas tertentu. Kemampuan tersebut dilihat melalui aspek afektif, kognitif,

dan tingkah laku (Bandura, A. 2008). Individu juga memiliki self-efficacy yang

bervariasi dikarenakan perbedaan kondisi dan keadaan. Sebagian individu mampu

untuk melakukan penyesuaian dengan situasi. Akan tetapi, hal tersebut berbeda

dengan individu lain yang cenderung hanya dapat memiliki self-efficacy pada

kondisi dan siutasi tertentu saja (Bandura, A. 2008).

2.1.3.4 Determinan Self-Efficacy Perawat Pelaksana


1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin dapat menyebabkan perbedaan pandangan mengenai

kemampuan individu. laki-laki cenderung merasa lebih mampu untuk dihadapkan

dengan sebuah tantangan dibandingkan perempuan (Santrock, J. W., 2007).


2. Usia
Keberadaan self-efficacy memiliki perbedaan berdasarkan usia. Hal ini

dikarenakan semakin tua usia seseorang pengalaman hidup yang dimiliki akan

lebih banyak (Bandura, A. 2008). Selain pengalaman hidup kondisi fisik akan

mempengaruhi self efficacy seseorang, dimana individu yang memiliki usia lebih

muda akan cenderung memiliki kondisi fisik prima dan yakin untuk menghadapi

tantangan dengan mencoba. Sebaliknya individu yang memiliki usia semakin tua

akan cenderung mengalah dan merasa tidak mampu menghadapi tantangan

(Hergenhan, B. R., & Olson, 2008).

3. Tingkat Pendidikan
Self-efficacy muncul karena adanya proses belajar dan pengalaman belajar

dari tiap individu (Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O.,2009). Individu

26
yang menduduki masa pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan mendapatkan

pengalaman yang lebih dan memiliki tingkatan self-efficacy yang lebih baik

dibandingkan dengan yang lainnya (Hergenhan, B. R., & Olson, 2008).


4. Pengalaman Kerja
Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi self-

efficacy. Pengalaman menjadikan individu menjadi lebih matang dalam

melakukan kegiatan tertentu seperti halnya pengalaman sehari-hari dapat

mempengaruhi beberapa aspek dalam diri seperti persepsi individu (Taylor, S. E.,

Peplau, L. A., & Sears, D. O., 2009).


Individu yang memiliki pengalaman yang baik dan menyenangkan

cenderung memiliki sikap positif. Akan tetapi, jika individu memiliki pengalaman

yang kurang, maka cenderung juga memiliki sikap negatif dalam menerima

pekerjaan. Pengalaman dan sikap yang dimiliki akan mempengaruhi persepsi

individu terhadap keyakinan yang dimiliki (Kulsum U., & Jauhar, M., 2014).
5. Burnout

Burnout merupakan kondisi yang meliputi aspek fisik dan psikis dimana

komponen fisik dapat menyebabkan perubahan pada kondisi psikis (Saam &

Wahyuni, 2013). Ketika mengalami burnout, perawat akan mengalami kesulitan

dalam berpikir dan cenderung berpengaruh terhadap self-efficacy individu (Quan,

K., 2011). Hal ini dapat diartikan bahwa ketika perawat yang mengalami

kelelahan fisik, cenderung juga dapat mengalami perubahan psikis yang salah

satunya termasuk perubahan persepsi mengenai keyakinan diri (Novita, N. D. I. P.

N., & Dewanti, D. P. D.. 2013).

2.1.4 Konsep Hubungan Self Efficacy dengan Kepatuhan Perawat

Melakukan Dokumentasi Keperawatan

27
Berikut ini dijelaskan mengenai dinamika antar variabel penelitian yaitu

antara self efficacy dan kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan

di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya Denpasar.


Proses keperawatan mempunyai langkah-langkah diawali dari pengkajian,

diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan yang harus

didokumentasikan dengan baik dan benar (Ali, 2010). Pendokumentasian

keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal antara lain

beban kerja, kondisi kerja, pedoman pendokumentasian, format dokumentasi

keperawatan, supervisi, reward dan punishment (Fatmawati, E., Noor & Maidin.,

2014). Selain itu, terdapat faktor internal antara lain pengetahuan, sikap, persepsi,

motivasi dan kemampuan. Faktor kemampuan yang dimaksud adalah salah

satunya keyakinan diri atau self-efficacy (Triana, D. L., 2016).


Self-efficacy dapat mengoptimalkan sebuah kepatuhan karena Self-efficacy

sebagai prediktor utama dari perilaku yang dapat mempengaruhi dimulainya tugas

dan lamanya waktu orang tersebut akan memenuhi tugas (Uktutias, S. A., 2018).

Kepatuhan sendiri merupakan sebuah tingkatan seseorang dalam melaksanakan

suatu aturan dan perilaku yang disarankan (Smeet, 1994). Kepatuhan dalam hal

ini adalah dalam hal melakukan dokumentasi keperawatan. Sesuai dengan

penelitian Uktutias, S. A., (2018) menyatakan adanya hubungan yang signifikan

antara self-efficacy dan kepatuhan hand hygiene perawat. Sehigga pernyataan

tersebut diharapkan berlaku pada self efficacy dan kepatuhan perawat dalam

melakukan dokumentasi keperawatan. Hal ini disebabkan karena perkiraan

individu terhadap self-efficacy-nya menentukan seberapa besar usaha yang akan

dicurahkan akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau pengalaman

28
yang tidak menyenangkan. Disamping pengalaman seseorang yakin akan

kemampuan dirinya maka perawat akan dapat menggunakan pengetahuan dan

keterampilannya secara efektif untuk menghadapi situasi yang dihadapinya.


Keyakinan ini juga membantu individu menentukan apa yang akan

dilakukannya dengan pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki, sehingga akan

mempengaruhi kemampuan adaptasi dengan situasi yang dihadapinya. Karena

keyakinan individu mempengaruhi dalam melaksanakan tugas atau tugas dengan

menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

2.2 Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Nursalam,

2013). Adapun kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:

Dimensi Self-Efficacy Perawat Faktor internal :


Pelaksana
1. Pengetahuan
1. Level/Magnitude (Tingkatan)
2. Sikap
2. Strength (Kekuatan)
3. Kemampuan
3. Generality (Keadaan Umum)
Self-Efficacy 4. Motivasi
Perawat
5.29 Persepsi
Kepatuhan Perawat
Dokumentasi Melakukan Dokumentasi Dokumentasi
Keperawatan Keperawatan yang
Lengkap

Faktor eksternal :

1. Beban kerja

2. Kondisi kerja

3. Pedoman
pendokumentasian

4. Format dokumentasi
keperawatan

5. Supervisi

Keterangan: 6. Reward dan Punishment

: Tidak diteliti : Alur pikir

: Diteliti : Berpengaruh

Gambar 2.1
Kerangka Konsep Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar.

2.3 Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka

hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak (Sugiyono, 2014).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara self efficacy

dengan kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan di RSU Dharma

Yadnya Denpasar.

30
31
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian

rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan

penelitiannya (Nursalam, 2013). Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptrif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara

self efficacy perawat dengan kepatuhan perawat melakukan dokumentasi

keperawatan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

cross-sectional yang menekankan yang menekankan waktu pengukuran atau

obervasi data variabel independen dan dependen hanya satu tidak ada follow up

(Nursalam, 2013).

Rancangan penelitian dapat digambarkan seperti skema berikut :

cc 1
Variabel Deskripsi Variabel
Uji Hubungan Interprestasi makna/arti
Variabel 2 Deskripsi Variabel

Sumber : Nursalam, metodologi penelitian ilmu keperawatan 2016

Keterangan :
Variabel 1 : Self efficacy
Variabel 2 : Kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan.

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat
Melakukan Dokumentasi Keperawatan RSU Dharma Yadnya Denpasar.
3.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan alur kegiatan penelitian yang akan dilakukan,

adapun kerangka kerja penelitian ini adalah :


Populasi
Seluruh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya
Denpasar yaitu 23 Perawat

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Teknik Sampling
Nonprobability sampling dan teknik Total Sampling

Sampel
Jumlah sampel sebanyak 23 Perawat pelaksana

Pengumpulan Data
1. Kuesioner Self-Efficacy Scale untuk mengukur efikasi diri
2. Lembar observasi Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan

Analisi Data
Rank Spearman
Dengan tingkat kepercayaan α = 0.05 (95%)

Penyajian hasil penelitian

Gambar 3.2
Kerangka Kerja Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar.

34
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum


Dharma Yadnya Denpasar. Proses pengumpulan data dilaksanakan selama satu
minggu yakni pada tangga 24-31 Maret 2019.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya Denpasar. Berdasarkan data yang diperoleh

jumlah populasi perawat dan bidan di ruang rawat inap sebanyak 29 perawat.
3.4.2 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk

menentukan jumlah sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling

yang digunakan (Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini teknik sampling yang

digunakan adalah Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur(anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian

ini adalah Total Sampling, dimana teknik ini adalah penentuan sampel bila semua

populasi digunakan sebagai sampel dengan kriteria populasi relatif kecil yaitu

kurang dari 30 orang. Penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti sedangkan kriteria eksklusi

35
adalah menghilangkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi atau tidak

layak diteliti untuk menjadi sampel (Nursalam, 2016). Kriteria inklusi dan

eksklusi pada penelitian ini adalah :


3.4.2.1 Kriteria Inklusi
Adapun karakteristik responden yang layak untuk diteliti yaitu :
1. Perawat yang bersedia menjadi responden
2. Pendidikan minimal D3 keperawatan
3.4.2.2 Kriteria Eksklusi
1. Perawat yang cuti, sakit, tugas belajar
2. Perawat yang menjadi kepala ruangan dan wakil kepala ruangan
3.4.2.3 Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yaitu 23 perawat pelaksana.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian


3.5.1 Variabel

Menurut Sugiyono (2017), menyatakan bahwa variabel adalah suatu sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

3.5.1.1 Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat

(Sugiyono,2017). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu self efficacy perawat.

3.5.1.2 Variabel terikat

36
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan.


3.5.2 Definisi Operasional Prosedur

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi dan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

fenomena (Hidayat, A. A., 2014).

Tabel. 3.1
Definisi Operasional Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat
Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar.

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skoring Skala


Penelitian Ukur
1 Self-efficacy Keyakinan diri Skala Self Skor Self Ordinal
perawat perawat yang diukur Efficacy dalam Efficacy :
pelaksana dengan skala Self bentuk kuesioner 1= Self
Efficacy berdasarkan Efficacy
3 dimensi yaitu rendah
Magnitude (Sikap (<46,7)
optimis dan motivasi 2= Self

37
berprestasi), Strenght Efficacy
(Kekuatan sedang (46,7-
menghadapi tugas), 73,3)
Generality 3= Self
(Kemampuan Efficacy tinggi
mengembangkan ( >73,3)
diri).
2 Kepatuhan Kepatuhan perawat Lembar observasi Ordinal
perawat dalam mencatat kepatuhan 1= Tidak
melakukan proses asuhan dimulai pendokumentasian patuh (<75%)
dokumentasian dari pengkajian, asuhan 2= Patuh (≥
keperawatan diagnosa keperawatan 75%)
keperawatan,
intervensi,
implementasi dan
evaluasi keperawatan
pasien pada lembar
dokumentasi asuhan
keperawatan di rekam
medik pasien sesuai
dengan standar.

3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer didapat berdasarkan hasil jawaban responden melalui pengisian kuesioner

Self Efficacy Scale untuk mengukur efikasi diri. Data sekunder pada penelitian ini

diperoleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain) dengan cara mencatat data rekam medik pasien yang sudah pulang

dengan lembar observasi Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.

3.6.2 Cara Pengumpulan Data


Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
3.6.2.1 Prosedur administratif
1. Meminta surat permohonan ijin penelitin dari STIKes Wira Medika Bali yang

ditanda tangani oleh ketua program studi keperawatan

38
2. Mengajukan permohonan ijin penelitian yang telah disiapkan institusi ke

Dinas Penanaman Modal Dan Ijin Penelitian Provinsi Bali


3. Dilakukan pendekatan formal kepada pihak Dikti RSU Dharma Yadnya

Denpasar dalam mendapatkan ijin untuk melaksanakan penelitian


4. Perijinan diteruskan dengan pendekatan kepada staf khususnya perawat yang

bertanggung jawab di ruangan yang dijadikan tempat penelitian untuk

mencari sampel penelitian.


3.6.2.2 Prosedur teknis
1. Peneliti utama dan pendamping atau enumerator yaitu teman sejawat

sebanyak 2 orang dan dari pihak rumah sakit sebanyak 1 orang, menyamakan

persepsi teknik dengan tujuan penelitian, teknik pengisian kuesioner, dan

teknik pengisian lembar observasi kepatuhan perawat melakukan

dokumentasi keperawatan.
2. Melakukan pemilihan kriterian inklusi dan kriteria eksklusi serta melakukan

pendekatan secara formal kepada sampel yang diteliti dengan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian.


3. Kemudian peneliti melihat/mengobservasi kepatuhan perawat melakukan

dokumentasi keperawatan pada rekam medik pasien rawat inap yang sudah

pulang di RSU Dharma Yadnya Denpasar.


4. Memberikan lembar persetujuan dan subjek yang bersedia untuk diteliti

maka harus menandatangani lembar persetujuan dan terdapat subjek menolak

untuk diteliti sehingga peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.

Subjek yang menolak diteliti akan digantikan dengan subjek yang lain

berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.


5. Setelah sampel ditetapkan responden diberikan kuesioner Self Efficacy Scale

kepada perawat pelaksana yang setuju diteliti.


6. Melakukan pengolahan analisa data self efficacy perawat dan kepatuhan

perawat melakukan dokumentasi keperawatan lalu dilakukan penyajian data.

39
3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

(cerma, lengkap, sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2013).


3.6.3.1 Kuesioner Self Efficacy Scale
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel bebas yaitu Self

Efficacy dalam penelitian ini adalah kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan

uji validitas dan uji reabilitas dan dengan memodifikasi susunan angka yang

disusun oleh Rizki Nur A (2011). Kuesioner Self Efficacy Scale terdiri dari 20

pernyataan tertutup dalam skala likert dengan lima alternatif. Jawaban untuk item

positif yaitu SS : 5, S : 4, KS : 3, TS : 2, STS : 1. Untuk pertanyaan negatif SS : 1,

S : 2, KS : 3, TS : 4, STS : 5.

Uji validitas dan reliabilitas :

1. Uji validitas

Validitas menyangkut apa yang diukur alat ukur dan seberapa baik alat

ukur itu bisa mengukurnya. Validitas dapat memberikan informasi tentang apa

yang bisa disimpulkan dari skor-skor yang dihasilkan (Anastasi & Urbina, 2006).

Menurut Ghozali (2013) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya item pada skala. Suatu skala dikatakan valid jika pernyataannya mampu

mengungkapkan apa yang ingin diukur oleh skala tersebut. Uji validitas dilakukan

dengan analisis item kuesiner menggunakan korelasi product moment melalui

program komputer. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program

statistik, dengan kriteria valid yakni r hitung > r tabel (r>0,36) dan nilai r hitung<r

tabel yang menyatakan item tidak valid (Sugiyono, 2016). Uji Validitas dan

reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan memenuhi kriteria minimal dari

40
Sugiyono (2016) mengenai uji validitas dan reliabilitas yakni terhadap 30 orang

perawat pelaksana di unit rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Badung pada bulan juli 2014. Berdasarkan perhitungan validitas terhadap skala

self efficacy diperoleh dengan taraf signifikansi 5% dengan koefisien yang

berkisar 0,409 - 0,880 (Yulia, A, 2014).

2. Uji reliabilitas

Suatu item instrumen dapat dikatakan ajeg, andal (reliabel), apabila

memiliki koefisien keandalan sebesar 60 (0,6%). Konsep reliabilitas merupakan

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas pada

instrumen dapat dihitung formula Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 16.0 for

windows. Skala dikatakan reliabel bila memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,6

(α>0,6) (Ghozali, 2013).

Tabel. 3.2
Sebaran Item Kuesioner Self Efficacy yang Sudah Uji Validitas dan Reliabilitas
No Aspek ITEM Jumlah
Positif Negatif
1 Optimis dan Motivasi 1,2,3,4,5,6,7 8,9,10 10
Berprestasi
2 Kekuatan menghadapi 11 12,13,14,15 5
tugas
3 Kemampuan 16,17,18,19 20 5
pengembangan diri
Jumlah 12 8 20

Dilihat dari tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa 20 item yang valid dan

hasil uji realibilitas didapat r alpha adalah 0,736, maka item ini sudah dikatakan

reliabel karena r alpha>0,6 (Yulia, A., 2014).

41
3.6.3.2 Lembar observasi Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Kuesioner berisi pernyataan tentang kepatuhan dalam pendokumentasian

asuhan keperawatan dengan kisi - kisi meliputi : pengkajian keperawatan,

diagnose keperawatan, tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi

keperawatan dan catatan asuhan keperawatan. Instrumen ini adalah instrument

baku standar dari Depkes (2005) yang berisikan 24 pernyataan. Pengumpulan data

terkait kepatuhan pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan oleh peneliti

dengan mengobservasi catatan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan

perawat pada status/rekam medik pasien. Penilaian skor untuk kuesioner

menggunakan pilihan tidak dengan nilai = 1 dan ya = 2 (Putra, A., 2016).

3.7 Pengolahan dan Analisa Data


3.7.1 Pengolahan Data
Data hasil pengamatan diolah dengan beberapa tahapan. Menurut Hidayat

(2014), tahapan pengolahan data antara lain :


3.7.1.1 Editing
Mengumpulkan semua hasil perhitungan dan pengecekan kelengkapan

data. Pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan setelah seluruh data yang

dikumpulkan, yaitu hasil observasi beban kerja perawat dan perilaku caring

perawat untuk mengetahui kelengkapan dan dengan cara memeriksa satu persatu

kuesioner yang diisi oleh responden. Saat melakukan editing tidak ditemukan data

yang tidak diisi oleh responden sehingga data yang terkumpul lengkap.
3.7.1.2 Coding
Coding merupakan proses mengklasifikasikan data dengan cara

memberikan kode tertentu. Klasifikasi data dilakukan atas pertimbangan peneliti

sendiri. Semua data telah diberikan kode untuk memudahkan proses pengolahan

42
data dan memberikan kode angka terhadap data yang terdiri atas beberapa

katagori.

Pemberian coading seperti berikut :


1. Pengalaman kerja : kode 1 = 1-5tahun, kode 2 = >5-10tahun, kode 3 =>10

tahun
2. Pendidikan : kode 1 = D3 keperawatan, kode 2 = D4, kode 3 = S1

keperawatan/Ners,
3. Jenis kelamin : kode 1 = laki-laki, kode 2 = perempuan
4. Usia = kode 1= 17-25 tahun, 2 = 26-35 tahun, 3= 36-45 tahun, 4= 46-55

tahun.
5. Self efficacy perawat = Kode 1 = Self Efficacy rendah, kode 2 = Self Efficacy

sedang kode 3 = Self Efficacy tinggi


6. Kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan : kode 1= Tidak

patuh, 2 = patuh
3.7.1.3 Proccesing/entry

Merupakan kegiatan memasukkan data dalam komputer kemudian diolah

dengan menggunakan bantuan program komputer.

3.7.1.4 Cleaning
Pembersihan data melalui pengecekan kembali data yang dientry apakah

data sudah benar atau belum. Data yang telah di entry dicocokan dan diperiksa

kembali dengan data yang didapatkan pada kuesioner untuk mengecek kesalahan

kesalahan dengan menghubungkan jawaban satu sama lain untuk mengetahui

adanya konsistensi jawaban. Bila ada perbedaan hasil, segera lakukan pengecekan

ulang. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi.

3.7.1.5 Tabulasi
Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian

memasukannya kedalam tabel. Setiap hasil lembar observasi kepatuhan perawat

43
melakukan dokumentasi keperawatan dan kuesioner self efficacy perawat yang

sudah diberi nilai dimasukkan kedalam tabel. Hal ini dimaksudkan untuk

memudahkan pada waktu melakukan pengolahan data. Pada tahap ini dilakukan

kegiatan memasukan data ke dalam tabel yang telah ditentukan nilai atau kategori

faktor secara tepat dan cepat. Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam

bentuk narasi dan tabel sesuai judul penelitian, selanjutnya data yang diperoleh

diolah dan dilakukan analisis statistik.


3.7.2 Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini ini antara lain :
3.7.2.1 Analisis univariat

Analisis yang dilakukan adalah univariat, yaitu analisi yang dilakukan

pada setiap tabel dari hasil penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini dapat

menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. Analisis ini

dimaksudkan untuk mengetahui distribusi dari variabel-variabel yang diamati

sehingga dapat mengetahui gambaran tiap variabel. Adapun data yang dianalisis

secara univariat meliputi self efficacy perawat dan kepatuhan perawat melakukan

dokumentasi keperawatan dan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan pengalaman kerja.

3.7.2.2 Analisi bivariat

Uni analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi

menggunakan uji Rank Spearman untuk menganalisi hubungan antara dua

variabel yaitu keeratan hubungan dua variabel, arah hubungan, dan signifikan atau

tidaknya hubungan. Mengetahui keeratan hubungan antara variabel dapat dilihat

44
pada besarnya koefisien korelasi, untuk mengetahui arah hubungan maka dapat

dilihat pada tanda koefisiensi korelasi yaitu positif dan negatif, jika positif berarti

semakin tinggi self efficacy maka semakin patuh perawat melakukan dokumentasi

keperwatan. jika negatif berarti semakin tinggi self efficacy maka semakin rendah

kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperwatan (Prayitno, 2014).

Berdasarkan hasil uji analisa data ditentukan apakah hipotesa diterima atau

ditolak. Penentuan hipotesa diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan

nilai probability yang didapatkan dari hasil pengujian dengan nilai signifikansi,

pada penelitian ini tingkat signifikansi sebesar 95% sama dengan α 0.05.

Kesimpulannya apabila nilai probability lebih besar dari nilai signifikansi (p >

0.05), berarti tidak ada hubungan antara self efficacy perawat dengan kepatuhan

perawat melakukan dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap RSU Dharma

Yadnya, bila nilai probability lebih kecil dari nilai signifikansi (p < 0.05) berarti

ada hubungan antara self efficacy perawat dengan kepatuhan perawat melakukan

dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap RSU Dharma Yadnya.

Mengetahui kekuatan hubungan dilihat dari nilai koefisien korelasi tingkat

hubungan ditentukan dengan tabel dibawah ini :


Tabel 3.3
Interpretasi hasil korelasi berdasarkan kekuatan korelasi
No Parameter Nilai Interpretasi
1 Kekuatan korelasi 0.00-0.199 Sangat rendah
0.20-0,399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Kuat
0.80-1.000 Sangat kuat

2 Arah korelasi Positif (+) Semakin tinggi self


efficacy maka semakin
patuh perawat melakukan

45
dokumentasi keperwatan.
Negatif (-)
Semakin tinggi self
efficacy maka semakin
rendah kepatuhan perwat
melakukan dokumentasi
keperwatan.
Sumber: Sugiyono (2017)

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari RSU Darma Yadnya

Denpasar. Setelah memperoleh izin baru dilakukan penelitian dengan dengan

menekankan masalah etika penelitian. Menurut (Nursalam, 2016) etika penelitian

meliputi :

3.8.1 Informed Concent (Informasi dan Persetujuan)


Respoden diberikan informasi tentang masalah dan tujuan setelah setuju

responden menandatangani lembar persetujuan. Tujuannya adalah agar subyek

mengetahu maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama

pengumpulan data.

3.8.2 Self Determination (hak untuk ikut/tidak menjadi responden)


Responden bersedia untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela
tanpa ada unsur paksaan atau pengaruh dari orang lain. Kesediaan klien ini
dibuktikan dengan kesediaan menandatangani surat persetujuan sebagai
responden.
3.8.3 Anonimity (tanpa nama)
Menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan

nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh subyek. Lembar

tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.


3.8.4 Right to justice (prinsip keadilan)

46
Subjek diberlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka

tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.


3.8.5 Confidentiality (kerahasiaan)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confi

dentiality).

47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya berdiri dibawah naungan Yayasan

Dharma Usada RSI Markandeya. RSU Dharma Yadnya berawal dari sebuah

poliklinik umum kesehatan ibu dan anak serta Unit Gawat Darurat 24 jam. Seiring

dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat yang memanfaatkan pelayanan

kesehatan dan pengobatan, maka poliklinik ini akhirnya berkembang menjadi

Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya pada tanggal 15 Juni 1994 yang berlokasi di

Jalan WR. Supratman No. 256, Denpasar. Lokasi RSU Dharma Yadnya sangat

strategis karena berada dijalur utama Denpasar-Gianyar, dan berjarak kurang lebih

400 meter dari persimpangan jalan bypass I gusti Ngurah Rai-Gatot Subroto

dengan jalan bypass Prof. DR. Ida Bagus Mantra yang menghubungkan kota

Denpasar dengan tiga kabupaten diwilayah timur yaitu Kabupaten Gianyar,

Klungkung, dan Karangasem.

RSU Dharma Yadnya memiliki 57 kamar perawatan dengan 7 jenis

ruangan yaitu kelas 1, kelas 2, kelas 3, VIP D, VIP C, VIP B, VIP A dan juga

dilengkapi ICU, Kamar Operasi dan Ruangan Hemodialisa dengan kapasitas 43

tempat tidur. RSU Dharma Yadnya juga memiliki layanan penunjang medis

berupa Farmasi, Laboratorium, Rontgen, USG, CT Scan, Ambulan, dan Fasilitas

Home Care. Ruangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ruangan rawat inap
Ayodya, Baratha, dan ICU dengan jumlah perawat pelaksana sebanyak 23

perawat.

4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian Perawat Pelaksana di RSU Dharma

Yadnya Denpasar
Sampel pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat inap

yaitu sebanyak 23 perawat yang telah memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik

responden yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan

pengalaman bekerja di RSU Dharma Yadnya Denpasar. Adapun karakteristik

responden yang telah diteliti dan berdistribusi kedalam diagram frekuensi sebagai

berikut.
4.1.2.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

Jenis Kelamin Frekuensi (n)


Perempuan 23
Total 23

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin subyek penelitian dari tabel 4.1

didapatkan hasil bahwa jenis kelamin perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap

RSU Dharma Yadnya Denpasar yang menjadi subyek penelitian dengan frekuensi

seluruh subyek penelitian adalah perempuan dengan jumlah 23 perawat pelaksana.

4.1.2.2 Karakteristik responden berdasarkan usia


Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)


20-30 tahun 9 39.1%

50
>30-50 tahun 13 56.5%
> 50 tahun 1 4.3%
Total 23 100%

Berdasarkan karakteristik usia subyek penelitian dari tabel 4.2 didapatkan

hasil bahwa usia perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya

Denpasar yang menjadi subyek penelitian dengan frekuensi terbanyak terdapat

pada rentang usia >30-50 tahun dengan jumlah 13 perawat pelaksana (56.5%).

4.1.2.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)


D3 Keperawatan 20 87%
D4 Keperawatan 0 0%
S1 Keperawatan/Ners 3 13%
Total 23 100%

Berdasarkan karakteristik pendidikan subyek penelitian dari tabel 4.3

didapatkan hasil bahwa pendidikan perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU

Dharma Yadnya Denpasar yang menjadi subyek penelitian dengan frekuensi

terbanyak adalah D3 Keperawatan dengan jumlah 20 perawat pelaksana (87%).

4.1.2.4 Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja


Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

Pengalaman Kerja Frekuensi (n) Persentase (%)


1-5 tahun 5 21.7%

51
>5-10 tahun 10 43.5%
>10 tahun 8 34.8%
Total 23 100%

Berdasarkan karakteristik pengalaman kerja subyek penelitian dari tabel

4.4 didapatkan hasil bahwa pengalaman kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat

Inap RSU Dharma Yadnya Denpasar yang menjadi subyek penelitian dengan

frekuensi terbanyak terdapat pada rentang >5-10 tahun dengan jumlah 10 perawat

pelaksana (43.5%).

4.1.3 Self Efficacy Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Dharma

Yadnya Denpasar
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Self Efficacy Perawat Pelaksana
Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

Self Efficacy Frekuensi (n) Persentase (%)


Sedang 7 30.4%
Tinggi 16 69.6%
Total 23 100%

Berdasarkan tingkat self efficacy dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa

tingkat self efficacy perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya

Denpasar yang menjadi subyek penelitian dengan frekuensi terbanyak adalah

perawat pelaksana dengan tingkat self efficacy tinggi dengan jumlah 16 perawat

pelaksana (69.6%).

4.1.4 Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan di RSU

Dharma Yadnya Denpasar


Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

52
Kepatuhan Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Melakukan Dokumentasi
Keperawatan
Tidak Patuh 6 26.1%
Patuh 17 73.9%
Total 23 100%

Berdasarkan Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi keperawatan

dari tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan

Dokumentasi keperawatan perawat di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya

Denpasar yang menjadi subyek penelitian dengan frekuensi terbanyak adalah

patuh dengan jumlah 17 perawat pelaksana (73.9%).

4.1.5 Hubungan Self Efficacy dengan Kepatuhan Perawat Melakukan

Dokumentasi Keperawatan di RSU Dharma Yadnya Denpasar


Tabel 4.7
Hubungan Self Efficacy Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi
Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

Kepatuhan Dokumentasi
Perawat Total

53
Tidak Patuh Patuh

Self Efficacy Count 6 1 7


Sedang % within 85.7% 14.3% 100.0%
Self Efficacy Self
Efficacy
Self Efficacy Count 0 16 16
Tinggi % within 0.0% 100.0% 100.0%
Self
Efficacy
Count 6 17 23
Total % within 26.1% 73.9% 100.0%
Self
Efficacy

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui sebagian besar data menunjukan

bahwa perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya Denpasar

memiliki tingkat self efficacy tinggi dan tingkat kepatuhan perawat dalam

melakukan dokumentasi keperawatan dalam kategori patuh yaitu sebanyak 17

perawat pelaksana (73.9%).

4.1.6 Analisa Hubungan Self Efficacy dengan Kepatuhan Perawat

Melakukan Dokumentasi Keperawatan di RSU Dharma Yadnya

Denpasar
Tabel 4.8
Analisa Hubungan Self Efficacy dengan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar

Self Efficacy Kepatuhan


Dokumentasi
Perawat

Correlation 1.000 .898**


Coefficient
Self Efficacy Sig. (2-tailed) . .000
Spearman's rho
N 23 23

Correlation .898** 1.000


Coefficient

54
Kepatuhan Sig. (2-tailed) .000 .
Dokumentasi
Perawat N 23 23

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan hasil statistik korelasi Rank Spearman di

dapat hasil p = 0,000 (p<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada

hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan kepatuhan perawat

melakukan dokumentasi keperawatan di RSU Dharma Yadnya Denpasar. Nilai

koefisien korelasi = 0.898 dengan nilai positif, maka dinyatakan ada

korelasi/hubungan sangat kuat antara self efficacy dengan kepatuhan perawat

melakukan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya

Denpasar.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


4.2.1 Self Efficacy Perawat Pelaksana
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 16

responden (69,6%) memiliki tingkat self efficacy tinggi dan sebanyak 7 responden

(30,4%) memiliki tingkat self efficacy sedang.


Pernyataan self efficacy yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada item

optimis dan motivasi berprestasi serta nilai yang paling rendah yaitu pada item

kekuatan menghadapi tugas. Pernyataan pada item optimis dan motivasi

berprestasi yang kedua bagian tersebut merupakan dimensi dari magnitude dengan

rata-rata jawaban pernyataan dari 23 responden dengan nilai 4,13. Dari pernyataan

tersebut sikap optimis yang dimiliki perawat perlu dipertahankan karena perawat

mampu mengatasi kesulitan tugas di ruangan dan menganggap setiap kesulitan

tugas yang diberikan merupakan sesuatu yang diyakini dan dapat diselesaikan.

Sikap Optimis perawat juga dapat dilihat dari bagaimana perawat melakukan

55
tindakan keperawatan secara profesional dan mampu menyelesaikan tugasnya

sesuai prosedur.
Motivasi berprestasi menunjukan bahwa perawat mampu memenuhi

kebutuhan pasien secara holistik. Peneliti juga melihat bahwa perawat sudah

memberikan asuhan keperawatan dengan profesional. Dalam hal ini motivasi

berprestasi perawat diruangan perlu ditingkatkan, dengan cara melakukan evaluasi

diri, sehingga perawat mampu menilai dirinya dan menjadi lebih baik. Evaluasi

diri dapat membantu perawat dalam meningkatkan self efficacy, sehingga perawat

terus menerus ampu meningkatkan kualitas asuhan keperawatan diruangan (Yulia,

A., 2014).

Pernyataan pada item kekuatan menghadapi tugas yang merupakan

dimensi strenght memiliki rata-rata jawaban peernyataan dari 23 responden paling

rendah yaitu 3,62. Ketika diberikan tugas, individu dengan atau tanpa self-efficacy

yang tinggi cenderung menghasilkan outcomes yang sama. Kekuatan keyakinan

mengenai kemampuan diri sendiri berkaitan dengan proses. Hal tersebut dilihat

dari ketangguhan dan usaha dalam melakukan kegiatan meskipun memandangnya

sebagai sebuah tantangan dengan berbagai kesulitan (Bandura, A., 2008).

Pernyataan pada item kemampuan pengembangan diri yang merupakan bagian

dari dimensi generality. Kemampuan mengembangkan diri perawat menunjukan

beberapa dari mereka mampu untuk peradaptasi dengan berbagai kondisi.

Kemampuan tersebut dilihat melalui aspek afektif, kognitif, dan tingkah laku

(Bandura, A., 2008). Individu juga memiliki self-efficacy yang bervariasi

dikarenakan perbedaan kondisi dan keadaan. Sebagian individu mampu untuk

melakukan penyesuaian dengan situasi. Akan tetapi, hal tersebut berbeda dengan

56
individu lain yang cenderung hanya dapat memiliki self-efficacy pada kondisi dan

situasi tertentu saja (Bandura, A., 2008).

Hasil penelitian yang menunjukan sebagian besar perawat memiliki

tingkat self efficacy tinggi, dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu

diantaranya adalah jenis kelamin, usia, pendidikan dan pengalaman bekerja,

dimana pada penelitian ini perawat pelaksana yang menjadi responden penelitian

sesuai dengan kriteria inklusi semua berjenis kelamin perempuan. Hal ini sejalan

dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa perempuan akan memiliki

self efficacy yang lebih baik dalam pelayanan kesehatan dibandingkan dengan

laki-laki (Pajares, F., & Urdan, T., 2006). Quan, K. (2011) juga mengatakan hal

yang sama bahwa wanita cenderung memiliki keyakinan diri yang lebih baik

dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan wanita lebih menyatakan

keyakinan diri yang muncul dari pengalaman dibandingkan laki-laki yang

cenderung lebih sedikit menyatakan pengalaman dan cenderung melibatkan

kegagalan yang berpengaruh terhadap keyakinan diri.

Tingkat self efficacy yang dimiliki oleh perawat pelaksana juga

dipengaruhi oleh usia, dimana dalam penelitian ini sebagian besar responden yang

rentang usia >30-50 tahun dengan jumlah 13 perawat pelaksana (56.5%)

mempunyai tingkat self efficacy yang tinggi. Hal ini didukung oleh teori Bandura,

A. (2008) menyatakan bahwa saat usia semakin tua, maka akan lebih mampu

mengatasi tantangan yang diberikan. Berbeda dengan individu yang memeiliki

usia lebih muda akan cenderung menyerah apabila diberikan tantangan karenakan

kurangnya pengalaman.

57
Faktor pendidikan juga dapat mempengaruhi tingkat self efficacy yang

dimiliki oleh perawat pada penelitian ini, dimana penelitian ini sebagian besar

yaitu sebanyak 20 perawat pelaksana (87%) berpendidikan D3 Keperawatan. Self

efficacy muncul karena adanya proses belajar dan pengalaman belajar dari setiap

individu (Taylor et al.,2009). Individu yang berpendidikan lebih tinggi cenderung

memiliki pengalaman yang lebih dan memiliki tingkatan self efficacy yang lebih

baik dibandingkan dengan yang lainnya (Hergenhan, B. R., & Olson., 2008).

Pengalaman kerja juga dapat mempengaruhi tingkat self efficacy seseorang,

dimana pada penelitian ini pengalaman kerja perawat pelaksana yang menjadi

responden dalam rentang 1->50 tahun. Pengalaman menjadikan seseorang

menjadi lebih matang dalam melakukan kegiatan tertentu seperti halnya

pengalaman sehari-hari dapat mempengaruhi beberapa aspek dalam diri seperti

persepsi individu (Taylor et al., 2009). Pengalaman dan sikap yang dimiliki akan

mempengaruhi persepsi individu terhadap keyakinan yang dimiliki (Kulsum U., &

Jauhar, M.,2014).
Self efficacy perawat dapat mempengaruhi kinerja perawat. Hal ini juga

didukung oleh beberapa penelitian yang menyatakan bahwa self efficacy dapat

berdampak pada kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang

baik (Handayani, I. S. S., Sulisetyawati, & Adi, 2015). Penelitian tersebut

menemukan bahwa self efficacy berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat.

Disamping itu, self efficacy juga menjadi tolak ukur dalam melakukan evaluasi

kinerja dan pencapaian tujuan. Perubahan self efficacy terhadap individu dapat

menyebabkan perubahan perilaku yang dapat berpengaruh besar terhadap kinerja

individu (Wallin et al., 2012).

58
Pada penelitian ini peneliti berpendapat bahwa sebagian besar perawat

pelaksana yang memiliki self efficacy sedang adalah perawat yang memiliki usia

lebih muda dan pengalaman kerja yang lebih sedikit dibandingkan perawat yang

memiliki self efficacy yang tinggi. Hal yang bisa dilakukan adalah menambah

pengalaman perawat dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan. Selain itu

menurut peneliti faktor jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak begitu

mempengaruhi tingkat self efficacy pada perawat di ruang rawat inap RSU

Dharma Yadnya karena semua perawat berjenis kelamin perempuan dan sebagian

besar berpendidikan D3 keperawatan sehingga sulit untuk melihat perbedaan

tingkat self efficacy yang dimiliki.


4.2.2 Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU

Dharma Yadnya Denpasar

Hasil penelitian menunjukan tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan

Dokumentasi keperawatan perawat di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya

Denpasar sebagian besar dalam kategori patuh dengan jumlah 17 responden

(73.9%) dan hanya 6 responden dalam kategori tidak patuh (26,1%). Dimana dari

23 responden diperoleh pada komponen pengkajian 100% responden tidak

melengkapi pengkajian pada komponen kebutuhan bio, psiko soaial dan spiritual,

39% responden pada doagnosa keprawatan tidak menggunakan PES, 52%

responden pada intervensi keperawatan tidak mencantumkan tujuan dan kriteria

hasil dari setiap rencana tindakan dan 48% intervensi tidak meliputi ONEC, 96%

responden tindakan keperawatan dilaksanakan tidak mengacu pada rencana

keperawatan dan revisi tindakan tidak berdasarkan evaluasi, 100% perawat

melakukan evaluasi tidak mengacu pada tujuan serta pada catatan asuhan

59
keperawatan dan 74% perawat tidak mencantumkan paraf/nama, dan tanggal serta

banyak perawat yang mencoret saja tanpa menambahkan paraf/tanda tangan.

Kepatuhan perawat dalam pendokumentasian keperawatan bermanfaat

untuk meningkatkan aspek legalitas keperawatan. Dokumentasi asuhan

keperawatan bermanfaat sebagai media komunikasi antara perawat satu dengan

perawat yang lainnya (Fisbach, 1991 Dalam Labora sitinjak, 2015). Dokumentasi

keperawatan merupakan kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan

oleh seorang perawat profesional yang dapat dipertanggung jawabkan dalam

upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan

perbaikan status kesehatan pasien (Nursalam, 2012). Dalam penelitian ini hanya

sebagian kecil perawat pelaksana yang tidak patuh, ketidakpatuhan dalam

penelitian ini terletak pada pengkajian yaitu sebesar 100% perawat diruangan

tidak melengkapi pengkajian pada komponen kebutuhan bio, psiko soaial dan

spiritual. Padahal pengkajian merupakan kunci utama untuk pengangkatan

dokuentasi asuhan keperawatan dimana pengkajian mendukung pengangkatan

diagnosa keparawatan yang muncul pada saat melakukan asuhan keperawatan

pasien.

Diagnosa keperawatan adalah salah satu tahap proses keperawatan yaitu

mengidentifikasi masalah kesehatan klien yang dapat diatasi melalui intervensi

dan manajemen keperawatan (Nursalam, 2012). Hasil penelitian diagnosa

keperawatan pada komponen penyusunan diagnosa keperawatan sebagian besar

yaitu 39% perawat tidak menggunakan PES, diagnosa keerawatan merupakan

kunci masalah setiap pasien dengan mengangkat dan menyusun diagnosa

60
keperawatan berdasarkan susunan yang tepat akan mempermudah perawat dalam

menyusun intervensi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi masalah keperawatan

yang diangkat oleh perawat pada setiap pasien. Tujuan dari intervensi adalah

memberikan asuhan keperawatan berdasarkan respon klien terhadap masalah

kesehatannya dan mencegah masalah baru yang akan muncul (Nursalam, 2012).

Hasil penelitian ini untuk intervensi 52% perawat tidak mencantumkan

tujuan dan kriteria hasil dari setiap rencana tindakan. Selain tujuan intervensi 48%

intervensi tidak meliputi ONEC (Observasi, Nursing treatment, Education, dan

Collaboration). Setelah menyusun intervensi perawat mendokumentasikan

implementasi keperawatan yang berkaitan dengan intervensi yang sudah disusun

di intervensi keperawatan. Implementasi keperawatan meliputi tindakan evaluasi

hasil yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif dan tanda tangan dari

perawat yang melakukan tindakan. Pada penelitian ini, implementasi pada

komponen tindakan dilaksanakan tidak mengacu pada rencana keperawatan dan

revisi tindakan tidak berdasarkan evaluasi yaitu sebesar 96% perawat. Langkah

terakhir adalah evaluasi keperawatan. Kunci utama dalam evaluasi asuhan

keperawatan mengacu pada tujuan dan evaluasi dicatat akan tetapi pada penelitian

ini 100% perawat melakukan evaluasi tidak mengacu pada tujuan. Selain kelima

proses keperawatan tersebut kepatuhan perawat melakukan dokumentasi

keperawatan pada catatan asuhan keperawatan sekitar 74% perawat tidak

mencantumkan paraf/nama dengan jelas, dan tanggal dilaksanakan tindakan serta

pada coretan, masih banyak perawat yang mencoret saja tanpa menambahkan

paraf/tanda tangan.

61
Kepatuhan perawat dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan di

Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya dalam penelitian ini diperoleh hasil

sebagian besar dalam kategori patuh. Adapun beberapa faktor yang dapat

mempengaruhinya yaitu faktor eksternal antara lain beban kerja, kondisi kerja,

pedoman pendokumentasian, format dokumentasi keperawatan, supervisi, reward

dan punishment (Fatmawati, E., Noor & Maidin, 2014). Selain itu, terdapat faktor

internal antara lain pengetahuan, sikap, persepsi, motivasi dan kemampuan. Faktor

kemampuan yang dimaksud adalah salah satunya keyakinan diri atau self efficacy

(Triana, D. L., 2016).


Pada penelitian ini peneliti berpendapat bahwa sebagian besar perawat

yang patuh dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan adalah perawat

yang memiliki tingkat self efficacy yang tinggi. Faktor-faktor lain juga dapat

mempengaruhi kepatuhan dalam melakukan dokumentasi seperti kurangnya

pengetahuan perawat akan kelengkapan dalam pengisian dokumentasi

keperawatan. Kelengkapan dokumentasi keperawatan pada pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi dan pada catatan asuhan

keperawatan harus lebih diperhatikan mengingat pentingnya fungsi dari

dokumentasi keperawatan yang dilakukan secara lengkap dan akurat sesuai

pedoman yang telah berlaku. Hal yang bisa dilakukaan salah satunya dengan

memberikan seperti pelatihan atau seminar tentang standar pengisian dokumentasi

asuhan keperawatan.
4.2.3 Analisis Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat

Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Darma Yadnya

Denpasar

62
Hasil analisis data antara self efficacy dengan kepatuhan perawat

melakukan dokumentasi keperawatan dengan menggunakan Spearman’s rho di

dapat bahwa p = 0,000 (p<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada

hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan kepatuhan perawat

melakukan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya

Denpasar. Nilai koefisien korelasi = 0.898 dengan nilai positif, maka dinyatakan

ada korelasi/hubungan sangat kuat antara self efficacy dengan kepatuhan perawat

melakukan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Dharma Yadnya

Denpasar.
Self-efficacy dapat meningkatkan kepatuhan seseorang. Pernyataan ini

sejalan dengan penelitian Uktutias, S.A (2018) menyatakan bahwa self efficacy

sebagai prediktor utama dari perilaku yang dapat mempengaruhi dimulainya tugas

dan lamanya waktu orang tersebut akan memenuhi tugas (Uktutias, S.A., 2018).

Kepatuhan sendiri merupakan sebuah tingkatan seseorang dalam melaksanakan

suatu aturan dan perilaku yang disarankan (Smeet, 1994). Kepatuhan dalam hal

ini adalah dalam hal melakukan dokumentasi keperawatan. Dimana Sesuai dengan

penelitian Setiyono, E.B. (2019) menyatakan adanya hubungan yang signifkan

antara self efficacy dan tingkat kepatuhan five momet hand hygiene perawat yaitu

dari 49 perawat 81,7% memiliki self efficacy tinggi memiliki kepatuhan dalam

melakukan cuci tangan sedangkan 18,3% perawat memiliki self efficacy rendah

tidak patuh dalam melakukan hand hygiene. Hal ini disebabkan karena self

efficacy tinggi dapat meningkatkan optimisme dan komitmen perawat untuk

melakukan asuhan keperawatan dibandingkan dengan yang memiliki self efficacy

rendah (Jeeza, H., Hongkrailert, & Sillabutra. 2015).

63
Damayanti, Sitorus, & Sabri (2014) juga mengatakan adanya hubungan

yang signifkan antara self efficacy dan kepatuhan. Semakin tinggi derajat self

efficacy responden maka semakin tinggi pula kepatuhannya dalam melakukan

dokumentasi keperawatan dan sebaliknya. Wallin, L. dkk. (2012) menyatakan hal

yang sama bahwa ketika individu memiliki self efficacy yang tinggi,

kecenderungan untuk melakukan keberhasilan dalam bekerja adalah sangat tinggi.

Hal ini dikarenakan adanya peningkatan keyakinan diri/ self efficacy oleh adanya

peningkatan motivasi dalam diri individu. Sesuai dengan penelitian Renny, O. G.

(2018) menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi perawat

dengan kepatuhan perawat melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan

di RSUD Noongan. Perkiraan individu terhadap self efficacynya menentukan

seberapa besar usaha yang akan dicurahkan akan tetap bertahan dalam

menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Disamping

pengalaman seseorang yakin akan kemampuan dirinya maka perawat akan dapat

menggunakan pengetahuan dan keterampilannya secara efektif untuk menghadapi

situasi yang dihadapinya.


Pada penelitian ini peneliti berpendapat salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan perawat melakukan dokumentasi adalah

dengan memberikan reward kepada perawat sehingga dapat meningkatkan

motivasi yang menumbuhkan rasa percaya diri/self efficacy tinggi yang dimiliki

perawat. Akan tetapi peneliti juga berpendapat bahwa terdapat faktor lain yang

dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat melakukan dokumentasi

keperawatan selain self efficacy seperti beban kerja dan tingkat burnout yang

dirasakan oleh perawat diruangan.

64
4.3 Keterbatasan Penelitian
Adapun beberapa keterbatasan penelitian dan kesulitan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :


1. Sampel yang digunakan terlalu sedikit yaitu <50 responden untuk

penelitian korelasi sehingga penelitian ini kurang representatif dan

hasilnya kurang dapat di genelisir


2. Seluruh responden berjenis kelamin perempuan sehingga tidak bisa

membandingkan antara tingkat self efficacy ataupun kepatuhan yang

dimiliki perawat perempuan dengan perawat laki-laki

65
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil

simpulan:
1. Tingkat self efficacy perawat sebagian besar dalam kategori tinggi dengan

jumlah 16 perawat pelaksana (69.6%).


2. Kepatuhan perawat melakukan dokumentasi keperawatan sebagian besar

dalam kategori patuh dengan jumlah 17 perawat pelaksana (73.9%).


3. Ada hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan kepatuhan

perawat melakukan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU

Dharma Yadnya Denpasar dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p<0,05) dan

nilai koefisien korelasi = 0.898 dengan nilai positif yaitu semakin tinggi

tingkat self efficacy perawat maka semakin tinggi juga tingkat kepatuhan

perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan.

5.2 Saran
Berdasarkan temuan peneliti dalam penelitian ini, maka dapat disarankan

kepada pihak-pihak berikut:

5.2.1 Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya

Denpasar

1. Menggunakan hasil penelitian ini sebagai landasan dalam menyusun program

guna meningkatkan kualitas tenaga kesehatan khususnya dari segi self

efficacy perawat pelaksana.


2. Melakukan kajian lanjutan mengenai self efficacy perawat pelaksana di

seluruh unit instalasi di rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan mutu dan

kualitas Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya Denpasar.

5.2.2 Kepala Ruangan di Instalasi Rawat Inap

1. Memberikan motivasi kepada perawat pelaksana sehingga dapat

meningkatkan kepercayaan diri yang dimiliki.

2. Memberikan penghargaan berupa pujian kepada perawat pelaksana atas

kinerjanya.

5.2.3 Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap

1. Mengikuti pelatihan ataupun seminar-seminar setiap 6 bulan sekali terutama

tentang dokumentasi keperawatan meningkatkan profesionalisme

keperawatan.

2. Meningkatkan jejang karir yang dimiliki dari D3 keperawatan ke S1

keperawatan untuk meningkatkan kepercayaan diri terhadap kemampuan yag

dimiliki dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

3. Perawat pelaksana sebaiknya lebih meningkatkan dan memperhatikan

kelengkapan dalam pengisian dokumentasi keperawatan.

5.2.4 Peneliti selanjutnya

68
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar teori yang berhubungan dengan

self efficacy perawat pelaksana dan kepatuhan perawat melakukan

dokumentasi keperawatan.

2. Melakukan penelitian mengenai self-efficacy perawat pelaksana dengan

populasi yang lebih besar serta dengan proporsi yang merata dari jenis

kelamin dan tingkat pendidikan sehingga hasil penelitian yang dilakukan

dapat menjadi representatif dan dapat di generalisir.

3. Meneliti lebih lanjut tentang kepatuhan perawat melakukan dokumentasi

keperawatan dan meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

kepatuhan perawatn melakukan dokumentasi yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

4. Peneliti juga disarankan untuk melakukan penelitian dengan metode kualitatif

sehingga hasil penelitian dapat menjadi lebih komprehensif.

69
DAFTAR PUSTAKA

Abdal, M., Alavi & Hajbaghery. 2015. Clinical Self-Efficacy In Senior Nursing
Students: A Mixed-Methods Study. Nursing and midwifery studies, 4(3),
1-8.

Abdi, P. 2016. Hubungan Persepsi Perawat Tentang Karakteristik Pekerjaannya


Dengan Kepatuhan Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.

Ali. 2010. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: ECG.

Anastasi, Anne & Susana. 2006. Tes Psikologi. Edisi ketujuh. Terjemahan Jakarta:
PT. Indeks.

Bandura, A. 2008. Toward an agentic theory of the self. Greenwich: Information


Age Publishing.

Chairina, R. L., & Sularso, R. A. 2015. Pengaruh kepemimpinan trasformasional


terhadap social competence, self efficacy dan kinerja perawat pada
rumah sakit dr. Soebandi jember. Jurnal Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia, 5(1), 19-28. ISSN: 2089-1482.

Damayanti, Sitorus, & Sabri. (2014). Hubungan Antara Spriritual dan Efikas Diri
Dengan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RS Jogja. Jurnal
Medika Respati.

Dermawan. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.


Yogyakarta: Gosyen Publising.

Fatmawati, E., Noor & Maidin. 2014. Gambaran Faktor Kinerja Perawat Dalam
Mendokumentaskan Askep di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Jurnal
Keperawatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.

Handayani, I. S. S., Sulisetyawati, & Adi. 2015. Hubungan Antara Self Efficacy
Dengan Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di
IGD Dan ICU-ICCU RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Stikes
kusuma husada surakarta.

Harnida, H. 2015. Hubungan Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Burnout
Pada Perawat. PERSONA, 4(1), 31-43. ISSN: 2301-598.
Hergenhan, B. R., & Olson. 2008. Theories Of Learning (7th ed) (Triwibowo,
B.S., Penerjemah.). Jakarta: Kencana.

Hidayat, A. A. 2014. Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.


Jakarta : Salemba Medika.

Juniartha, P. R. 2016. Hubungan Tingkat Self Efficacy Dengan Tingkat Burnout


Pada Perawat Di IGD RSUD Badung Mangusada. Universitas Udayana.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21


Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jeeza, H., Hongkrailert, & Sillabutra. 2015. Effect Of Efficacy On Nursing


Performance In Indira Gandhi Memorial Hospital, Maldives. Journal of
Public Health and Development, 13(2), 33-44. ISSN: 1905-138.

Kasim, M. A. 2016. Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan Dengan Metode Tim. NurseLine Journal, 1, 1.

Kepmenkes RI. 2015. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Hk


02.02/Menkes/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan RI Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI,
2015.

Kulsum U., & Jauhar, M. 2014. Pengantar psikologi sosial. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Labora, F. d. 2015. Deskripsi Tingkat Kepatuhan Perawat Pelaksana Melakukan


Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat "K" RS Cikini.
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 1.

Lailani, F., Rifayani, H., & Paramita, M. 2014. Burnout Pada Perawat Ditinjau
Dari Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Di Rumah Sakit “Xyz” Di
Surakarta (Nurses Burnout In Terms Of Self Efficacy And Social Support
At “Xyz” Hospital Of Surakarta). TALENTA, 3(1), 1-7. ISSN: 1412-
8993.

Lim, J. H., dkk. 2012. A Study On The Professional Self-Concept, Self Efficacy
And Job Satisfaction Of Hemodialysis Unit Nurses. The Korean Journal
of Rehabilitation Nursing, 15(1), 54-62.
Mayasari, I. 2016. Hubungan Beban Kerja Yang Dilaksanakan Perawat Dengan
Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta.

Novita, D. P. 2012. Hubungan Antara Efikasi Diri (Self Efficacy) Dan Stres Kerja
Dengan Kejenuhan Kerja (Burnout) Pada Perawat Igd Dan Icu Rsud
Kota Bekas.

Novita, N. D. I. P. N., & Dewanti, D. P. D. 2013. Hubungan Antara Efikasi Diri


(Self Efficacy) Dan Stres Kerja Dengan Kejenuhan Kerja (Burnout)
Pada Perawat IGD Dan ICU RSUD Kota Bekasi. Jurnal Fisip: Soul,
5(2), 1-14. ISSN: 1979-259X.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional (3 ed.). Jakarta.

Nursalam. 2013. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan (2 ed.). Jakarta: Selemba


Medika.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika.

Pajares, F., & Urdan, T. 2006. Self Efficacy Beliefs On Adolescents (Ed) Pajares
Frank And Urdan Tim. Greenwich: Information age Publishing.

Park, E. J., Han, J. Y., & Jo, N. Y. 2016. Effects Of Professional Self-Concept, Self
Efficacy On The Job Satisfaction In General Hospital Nurses. Journal of
the Korean Data and Information Science Society, 27(1), 191-201.

Putra, W. U. C. J., Saleh, A., & Bahar, B. 2014. Hubungan Caring Efficacy Dan
Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit
Pemerintah Di Kota Palu Propinsi Sulawesi Selatan. JST Kesehatan,
4(4), 394-400. ISSN 2252-5416.

Quan, K. 2011. The Everything New Nurse Book: Gain Confidence, Manage Your
Schedule, And Be Ready For Anything! (2 Nd Ed). U.S.A.: Adams
Media.

Renny, O. G. 2018. Hubungan Motivasi Perawat Dengan Kepatuhan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruangan Perawat Penyakit
Dalam Rsud Noongan. E-Jurnal Sariputra, 5.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehetan: Belajar mudah teknik analisis data
dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press.

Ryny, M. R. 2015. Hubungan Beban Kerja Dengan Pendokumentasian


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Gawat Darurat
Medik RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado. ejournal Keperawatan, 2,
2.
Santrock, J. W. 2007. Remaja (Edisi 11) (Widyasinta, Penerjemah). Jakarta:
Erlangga.

SDKI, D. P. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesi : Definisi dan


indikator Diagnostik (1 ed.). Jakarta: DPPPPNI.

Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan (1 ed.).


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiyono, E.B. 2019. Hubungan Antara Self Efficacy Dan Tingkat Kepatuhan
Five Momet Hand Hygiene Perawat di RS PKU Muhammadiyah.
Yogyakarta.

Soudagar, S., Rambod, M., & Beheshtipour, N. 2015. Factors Associated With
Nurses’ Self-Efficacy In Clinical Setting In Iran, 2013. Iranian Journal of
Nursing and Midwifery Research, 20(2), 226-231. ISSN: 2228-5504.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabet.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sumilat, N. P. 2017. Standar Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Blud


RSUD Kota Baubau.

Supratti, A. 2016. Pendokumentasian standar asuhan keperawatan di Rumah


Sakit Umum Daerah Mamuju. ISSN: 24433861, 2.

Susilawati, P. S. 2018. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Self Efficacy


Dengan Tingkat Stres Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah. Jurnal Psikologi Udayana, 5, 145-157.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. 2009. Psikologi Sosial (Edisi Kedua)
Belas. Jakarta: Kencana.

Triana, D. L. 2016. Determinan Self-Efficacy Perawat Pelaksana Di Instalasi


Rawat Inap Rumah Sakit. Universitas Udayana.

Uktutias, S. A. 2018. Hubungan Self Efficacy Terhadap Kepatuhan Hand Hygiene


Perawat Di Rumah Sakit "X" Surabaya.

Wahid, S. 2012. Proses Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wahyudi, E. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Beban Kerja Perawat Dengan


Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.

Wallin, L. dkk. 2012. A Modest Start, But A Steady Rise In Research Use: A
Longitudinal Study Of Nurses During The First Five Years In
Professional Life. Implementation Science, 7(1), 1-12.

Warsito, Y. 2013. Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan Supervisi


Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan. Jurnal
Manajemen Keperawatan, 1, 2.

Yulia, A. 2014. Hubungan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat Di
Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kabupaten Buleleng.

Z, A. 2010. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta. Jakarta: EGC.


LAMPIRAN 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN


BULAN
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Kegiatan
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Revisi Proposal
Pengurusan Ijin
Penelitian
Pengumpulan
Data
Penyusunan
Laporan
Sidang Hasil
Penelitian
Revisi Laporan
Pengumpulan
Laporan
Lampiran 2
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
A. Persiapan
1 Studi pendahuluan
Rp. 200.000,00
(biaya alat tulis dan transport)
2 Studi pustaka Rp. 200.000,00

3 Penyusunan proposal Rp. 200.000,00

4 Penggandaan proposal Rp. 200.000,00


5 Ujian proposal
Rp. 200.000,00
(biaya ujian dan konsumsi)
6 Pengumpulan laporan
Rp. 200.000,00
(biaya penggandaan laporan dan CD)
B. Pelaksanaan

1 Pengurusan ijin Rp 100.000,00


Pengumpulan data (biaya penggandaan
2 instrumen, transport, honor petugas yang
Rp. 500.000,00
membantu penelitian, pembelian alat-alat
untuk penelitian dan konsumsi)
3 Pengolahan data Rp. 200.000,00

C. Tahap Akhir

1 Penyusunan Laporan Rp. 200.000,00

2 Penggandaan Laporan Rp. 200.000,00


3 Seminar Laporan
Rp. 200.000,00
(biaya ujian dan konsumsi)
4 Revisi dan pengumpulan laporan
Rp. 200.000,00
(biaya penggandaan laporan dan CD)
TOTAL Rp. 2.800.000,00
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di RSU Dharma Yadnya
Denpasar

Dengan hormat,
Peneliti sebagai mahasiswa STIKes Wira Medika Bali semester VIII
bermaksud akan mengadakan penelitian mengenai “Hubungan Self Efficacy
Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU
Dharma Yadnya Denpasar”. Dimana hal ini sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan. Berkaitan dengan hal tersebut
diatas, saya mohon kesediaan Ibu/Bapak untuk menjadi responden yang akan
diukur oleh peneliti dan saya akan menjamin kerahasiaannya.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, dan atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.

Denpasar, Mei 2019


Peneliti

Ni Kadek Erna
NIM. 15.321.2239
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat


Melakukan Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma
Yadnya Denpasar.
Peneliti : Ni Kadek Erna
NIM : 15.321.2239
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
……………………………………………………………
……..
Umur :
……………………………………………………………
……..

Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian yang berjudul


“Hubungan Self Efficacy Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan Dokumentasi
Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar” dengan ini menyatakan turut
berpartisipasi sebagai responden dengan sukarela dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Denpasar, Mei 2019


Peneliti Responden

(Ni Kadek Erna) (……..……………………)


NIM. 15.321.229
Lampiran 5
Instrumen Data Karakteristik Individu/Self Efficacy

Petunjuk Pengisian: Kode


1. Mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i responden:
untuk menjawab semua pernyataan yang ada.
2. Berilah tuliskan jawaban sesuai dengan kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i saat ini.
3. Identitas dan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i akan dijaga kerahasiakan, dan
hanya peneliti yang tahu.
4. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan tidak akan mempengaruhi
apapun yang terkait dengan pekerjaan atau kehidupan pribadi
Bapak/Ibu/Saudara/i.
5. Silakan anda menunjukan tingkat kesetujuan atau tidak kesetujuan dari
setiap pernyataan, dengan memilih salah satu dari lima pilihan jawaban
dengan memberi tanda checklist (√).
Pilihlah :
a. Sangat setuju = Jika Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan
tersebut
b. Setuju = Jika Anda “Setuju” dengan pernyataan tersebut
c. Kurang Setuju = Jika Anda “Kurang Setuju” dengan pernyataan
tersebut
d. Tidak Setuju = Jika Anda “Tidak Setuju” dengan pernyataan
tersebut
e. Sangat Tidak Setuju = Jika Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan
pernyataan tersebut
6. Sebelum kuesioner dikembalikan mohon agar diperiksa kembali kelengkapan
jawaban, sehingga tidak ada kolom jawaban yang belum terisi.
1 Jenis kelamin
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
2 Usia : .................... Tahun
3 Pendidikan terakhir
( ) Sarjana Keperawatan (S1)
( ) D4 Keperawatan
( ) D3 Keperawatan
4 Pengalaman Kerja di RSU Dharma Yadnya : .................... Tahun
INSTRUMEN EFIKASI DIRI

NO Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya tidak suka menunda-
nunda pekerjaan
2 Saya termasuk orang yang
gigih dalam menghadapi
persoalan
3 Saya tidak selalu
mempunyai target yang
harus dicapai dalam hidup
4 Saya yakin akan
mendapatkan apa yang
diinginkan asalkan disertai
usaha keras
5 Saya selalu berusaha
mengisi waktu dengan hal
yang positif
6 Saya yakin keberuntungan
akan berpihak jika
dilakukan dengan baik
7 Saya berusaha memenuhi
tugas sesuai target yang
diharapkan
8 Disetisp tugas yang ada,
saya merasa tidak yakin
akan berhasil
9 Saya merasa tidak
bersemangat ketika melihat
orang lain sukses
10 Saya ingin apa yang
dikerjakan sesuai dengan
target
11 Saya bertanggung jawab
terhadap tugas yang
dibebankan
12 Saya tidak mampu
menemukan alternatif
terbaik di setiap kesulitan
pekerjaan
13 Saya mudah putus asa
dalam mengerjakan tugas
jika terdapat banyak kesulita
14 Saya belum mampu
menyelesaikan setiap tugas
dengan baik
15 Saya tidak mampu
menghadapi setiap masalah
pekerjaan dengan baik
16 Saya berusaha mendapatkan
hasil yang maksimal di
setiap tugas/pekerjaan
17 Saya tidak selalu berusaha
untuk menghadapi persoalan
dengan baik
18 Saya menganggap hambatan
merupakan bagian dari
proses yang harus dilewati
19 Saya tertarik untuk
mengikuti isu-isu penting
seputar kesehatan
20 Saya tidak selalu melakukan
evaluasi diri untuk menjadi
lebih baik
Sumber : (Yulia,A. 2014)
Rumusan perhitungan skor menurut Azwar (2012); penyusunan skala psikologi :

Keterangan :
X = Jumlah skor pernyataan kuesioner self efficacy
>73,3)
Lampiran 6

Lembar Observasi
Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Instrumen Dari Depkes, 2005)

PETUNJUK :
Berilah tanda check (√ ) pada kriteria jawaban yang tersedia, dengan
alternatif jawaban sebagai berikut:
 2. Ya : apabila yang dilakukan sesuai dengan pernyataan
 1.Tidak : apabila yang dilakukan tidak sesuai pernyataan/dilakukan

No Pernyataan Jawaban
Tidak Ya
1 2
Pengkajian Keperawatan
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman
pengkajian.
2. Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual).
3. Data dikaji sejak pasien datang sampai pulang.
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan.
Diagnosa Keperawatan
5. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan.
6. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES.
7. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
Perencanaan Keperawatan
8. Disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
9. Disusun berdasarkan urutan prioritas
10. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subjek,
perubahan perilaku, kondisi pasien dan kriteria waktu.
11. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat
perintah, terinci dan jelas.
12. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga.
13. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Implementasi Keperawatan
14. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana
keperawatan.
15. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan.
16. Revisi tindakan berdasar evaluasi.
17. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat dengan
ringkas dan jelas.
Evaluasi
18. Evaluasi mengacu pada tujuan
19. Hasil evaluasi dicatat.
Catatan asuhan keperawatan
20. Nama dan nomor rekam medis ditulis dengan lengkap
disetiap lembar dokumentasi keperawatan.
21. Menggunakan tinta hitam.
22. Mencatat respon pasien pada setiap tindakan yang
dilakukan
23. Setiap melaksanakan tindakan, perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, tanggal dilaksanakan tindakan.
24. Memperbaiki kesalahan penulisan dengan mencoretnya
dan memberi tanda tangan disebelah coretan tersebut.

(Sumber : Abdi Putra, 2016)

Cara menghitung :

Keterangan :
P = persentase pendokumentasian
f = jumlah skor pernyataan
N = skor maksimum pernyataan (48)
Dimana dikatakan:
Tidak patuh = < 75%
Patuh = ≥ 75%
INDIKATOR
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian, meliputi :
a. Tanggal pengkajian, nama perawat pelaksana
b. Identitas pasien, berisi : nama lengkap, TTL, Umur, Jenis kelamin,
Agama dan Alamat
2. Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual), meliputi : Pola aktivitas
istirahat, sirkulasi, eliminasi, reaksi/emosi, makanan/cairan, hygine,
neurologis, nyeri, perubahan hubungan, keamanan, seksualitas,
penyuluhan pembelajaran dan ventilasi.
3. Data dikaji sejak pasien datang sampai pulang.
a. Pengkajian awal dilakukan 24 jam setelah masuk rumah sakit
b. Setiap hari tertulis catatan perkembangan
c. Ada resume pasien pulang/meninggal
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES.
3. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial
C. Rencana Keperawatan
1. Disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
2. Disusun berdasarkan urutan prioritas.
3. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subjek, perubahan
perilaku, kondisi pasien dan kriteria waktu.
a. Pada unsur tujuan, meliputi tujuan yang ditetapkan dan batasan waktu.
b. Pada unsur target, meliputi pemilihan kriteria, skala dan target capaian.
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci
dan jelas.
a. Menentukan intervensi mayor
b. Menentukan intervensi yang disarankan
c. Menentukan intervensi pilihan
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan lain.
D. Implementasi Keperawatan
1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan.
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
(menulis DS dan DO).
3. Revisi tindakan berdasarkan evaluasi (merevisi dan mencatat hasil kaji
ulang/respon pasien).
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat dengan ringkas dan jelas.
E. Evaluasi Keperawatan
1. Evaluasi mengacu pada tujuan (sesuai skala dan target)
2. Hasil evaluasi dicatat (setiap hari untuk setiap diagnosa keperawatan).
F. Catatan Asuhan Keperawatan
1. Nama dan nomor rekam medis ditulis dengan lengkap disetiap lembar
dokumentasi keperawatan.
2. Menggunakan tinta hitam.
3. Mencatat respon pasien pada setiap tindakan yang dilakukan
4. Setiap melaksanakan tindakan, perawat mencantumkan paraf/nama jelas,
tanggal dilaksanakan tindakan
5. Memperbaiki kesalahan penulisan dengan mencoretnya dan memberi
tanda tangan disebelah coretan tersebut.
Lampiran 7
MASTER TABEL
Hubungan Self Efficacy Perawat Dengan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan Di RSU Dharma Yadnya Denpasar.

Kode Karakteristik Responden Self Kepatuhan


Efficacy Melakukan
Dokumentasi
Keperawatan
Jenis Usia Pendidikan Pengalaman Skor Ket Skor Ket
Kelamin Terakhir Kerja
A1 2 1 1 1 71 2 71% 1
A2 2 1 1 1 68 2 69% 1
A3 2 2 1 2 77 3 83% 2
A4 2 1 1 1 61 2 69% 1
A5 2 2 1 2 72 2 75% 2
A6 2 2 1 2 72 2 73% 1
B1 2 1 3 1 87 3 92% 2
B2 2 1 1 2 76 3 79% 2
B3 2 1 1 1 79 3 81% 2
B4 2 1 1 2 87 3 87% 2
B5 2 2 1 3 97 3 92% 2
B6 2 1 3 2 86 3 92% 2
B7 2 2 1 3 78 3 83% 2
B8 2 1 3 2 87 3 89% 2
B9 2 3 1 3 66 2 69% 1
I1 2 2 1 3 84 3 87% 2
I2 2 2 1 2 84 3 85% 2
I3 2 2 1 3 81 3 87% 2
I4 2 2 1 3 71 2 73% 1
I5 2 2 1 2 90 3 92% 2
I6 2 2 1 2 80 3 79% 2
I7 2 2 1 3 82 3 87% 2
I8 2 2 1 3 90 3 94% 2

Keterangan :
Kode Responden : Jenis Kelamin : Usia : Pendidikan Pendidikan Terakhir:
Terakhir:
1. A= Ayodya 1. Laki-laki 1. 20-30 Tahun 1. D3
2. Perempuan 2. >30-50 Tahun 1. D3 2. D4
2. B = Barata 3. >50 Tahun 2. D4 3. S1/Ners
3. I = ICU 3. S1/Ners

1.
Tingkat Self Kepatuhan Melakukan
Efficacy : Dokumentasi
Keperawatan :
1. Rendah
2. Sedang 1. Tidak patuh
3. Tinggi 2. Patuh
Sebaran Kuesioner Self Efficacy
To
Kode 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 tal
0
A1 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 71
A2 4 5 2 4 5 5 5 3 3 5 5 2 3 3 3 4 2 4 4 3 68
A3 4 5 2 5 4 5 4 3 3 5 4 3 3 2 2 4 2 5 5 3 77
A4 4 5 2 5 4 5 4 3 3 5 4 3 3 2 2 4 2 5 4 2 61
A5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 72
A6 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 72
B1 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 87
B2 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 76
B3 5 5 2 5 4 5 5 3 3 5 4 3 3 2 2 4 2 5 5 3 79
B4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 87
B5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 97
B6 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 3 5 5 5 1 5 5 5 3 5 86
B7 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 5 4 78
B8 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 87
B9 5 4 3 4 5 5 4 1 3 1 4 1 4 4 4 2 1 2 5 4 66
I1 5 5 2 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 84
I2 5 5 2 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 84
I3 4 5 2 5 4 4 5 4 5 5 5 2 4 4 4 5 1 5 5 3 81
I4 5 4 3 5 5 5 5 1 3 1 4 1 4 4 4 2 1 5 4 5 71
I5 5 4 3 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 90
I6 5 3 3 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 80
I7 5 4 3 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 82
I8 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 90
1 1
10 10 10 10 10 10 8
Total 0 0 68 76 85 94 96 75 86 81 78 73 98
3 4 3 7 0 1 7
8 1
Sebaran Kuesioner kepatuhandokumentasi

Kode Total

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
A1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 34
A2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 33
A3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 40
A4 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 33
A5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 32
A6 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 35
B1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 44
B2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 38
B3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 39
B4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 42
B5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 44
B6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 44
B7 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 39
B8 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 43
B9 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 33
I1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 42
I2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 41
I3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 42
I4 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 35
I5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 44
I6 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 38
I7 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 42
I8 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 45
1 1 3 1 1
6
Total 4 2 1 2 8
9
6 9 2 9 5
Lampiran 8

A. Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Kriteria Responden

1. Jenis Kelamin

Statistics
Jenis Kelamin

Valid 23
N
Missing 0
Mean 2.00
Median 2.00
Mode 2
Minimum 2
Maximum 2

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Perempuan 23 100.0 100.0 100.0

2. Usia

Statistics
Usia

Valid 23
N
Missing 0
Mean 1.65
Median 2.00
Mode 2
Minimum 1
Maximum 3
Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

20-30 tahun 9 39.1 39.1 39.1

>30-50 tahun 13 56.5 56.5 95.7


Valid
>50 tahun 1 4.3 4.3 100.0

Total 23 100.0 100.0

3. Pendidikan

Statistics
Pendidikan

Valid 23
N
Missing 0
Mean 1.26
Median 1.00
Mode 1
Minimum 1
Maximum 3

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

D3 Keperawatan 20 87.0 87.0 87.0

Valid S1 Keperawatan/Ners 3 13.0 13.0 100.0

Total 23 100.0 100.0


4. Pengalaman Kerja

Statistics
Pengalaman Kerja

Valid 23
N
Missing 0
Mean 2.13
Median 2.00
Mode 2
Minimum 1
Maximum 3

Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1-5 tahun 5 21.7 21.7 21.7

>5-10 tahun 10 43.5 43.5 65.2


Valid
>10 tahun 8 34.8 34.8 100.0

Total 23 100.0 100.0

B. Hasil Analisa Univariat Vareabel Self Efficacy dan Kepatuhan Perawat


Melakukan Dokumentasi Keperawatan

1. Self Efficacy

Statistics
Self Efficacy

Valid 23
N
Missing 0
Mean 2.70
Median 3.00
Mode 3
Minimum 2
Maximum 3
Self Efficacy

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sedang 7 30.4 30.4 30.4

Valid Tinggi 16 69.6 69.6 100.0

Total 23 100.0 100.0

2. Kepatuhan Dokumentasi Perawat

Statistics
Kepatuhan Dokumentasi Perawat

Valid 23
N
Missing 0
Mean 1.74
Median 2.00
Mode 2
Minimum 1
Maximum 2

Kepatuhan Dokumentasi Perawat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Patuh 6 26.1 26.1 26.1

Valid Patuh 17 73.9 73.9 100.0

Total 23 100.0 100.0


C. Hasil Analisis Tabel Silang Self Efficacy dan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Self Efficacy * 23 100.0% 0 0.0% 23 100.0%


Kepatuhan
Dokumentasi Perawat

Self Efficacy * Kepatuhan Dokumentasi Perawat Crosstabulation

Kepatuhan Dokumentasi Perawat Total

Tidak Patuh Patuh

S Count 6 1 7
Self Efficacy Sedang
e % within Self Efficacy 85.7% 14.3% 100.0%
l Count 0 16 16
f
0.0% 100.0% 100.0%

E
f
f Self Efficacy Tinggi
% within Self Efficacy
i
c
a
c
y
Count 6 17 23
Total
% within Self Efficacy 26.1% 73.9% 100.0%
Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-sided)
sided) sided)

Pearson Chi- 18.555a 1 .000


Square
Continuity 14.376 1 .000
Correctionb
Likelihood 20.661 1 .000
Ratio
Fisher's Exact .000 .000
Test
Linear-by- 17.748 1 .000
Linear
Association
N of Valid 23
Cases

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .668 .000


N of Valid Cases 23
D. Hasil Uji Rank Spearman Self Efficacy dan Kepatuhan Perawat Melakukan
Dokumentasi Keperawatan
Correlations

Self Efficacy Kepatuhan


Dokumentasi
Perawat

Correlation 1.000 .898**


Coefficient
Self Efficacy
Sig. (2-tailed) . .000

Spearman's N 23 23
rho Correlation .898** 1.000
Coefficient
Kepatuhan Dokumentasi Perawat
Sig. (2-tailed) .000 .

N 23 23

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Lampiran 9

Anda mungkin juga menyukai