Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penanganan kasus gawat darurat pada setiap rumah sakit khususnya sering menjadi sorotan
public sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan yang sering terabaikan dan sering berakhir
pada kematian. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan
dasar yang terjangkau seluruh masyarakat.

Unit Gawat Darurat menurut Ausrallian College For Emergency Medicine (ACEM) adalah
unit klinis inti dalam rumah sakit yang menangani keadaan pasien di unit gawat darurat,
pelayanan di UGD akan mempengaruhi kepuasan pasien secara signifikan dan mempengaruhi
citra rumah sakit. Fungsi Unit Gawat Darurat adalah untuk menerima pasien, triage,
menstabilkan dan menyediakan manajemen darurat untuk pasien dengan keadaan kritis,
mendesak (ACEM,2014). Unit gawat daruat merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan pertama pada keadaan gawat daruat karena sakit atau cedera yang
dapat mengancam keselamatan nyawa dan mencegah cedera lebih lanjut, pelayanan di unit gawat
darurat harus memberikan pelayanan 24 jam perhari (UU No 36, 2009).

Menurut Pedoman Manual Orientasi Pegawai Baru di Ruang UGD RSUP Sanglah Denpasar,
pengertian UGD (Unit Gawat Darurat) adalah suatu unit penanganan pasien yang sulit untuk
diprediksi (Unpredictable). Seringkali melibatkan berbagai situasi yang mengharuskan setiap
staff untuk memiliki otonomi dalam situasi sebagai anggota tim yang meelibatkan multidisiplin.
Unit Gawat Darurat akan memberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan dan kompetensi dalam berbagai spesialisasi profesi. Dalam
mengembangkan pelayanan , perawat akan bekerjasama dengan Tim Medis lain yang terdiri dari
Konsultan, Resident (Chief,senior, junior), dokter umum, mahasiswa, tenaga lain yang ikut
dalam memberikan pelayanan meliputi : Cleaning Service, Security, Staf Administrasi, Staf
Humas, dan Penyanggra.

1
STIKES WIRA MEDIKA BALI
Pemeberian pelayanan yang cepat dan tepat merupakan standar pelayanan yang dapat
digunakan sebagai acuan pelayanan gawat darurat oleh tenaga medisdan pihak rumah sakit,
untuk mendukung terwujudnya pelayanan yang bekualitas, efektif, dan efisien. Pelayanan yang
dilakukan UGD antara lain melakukan triage, melakukan pengkajian primer dan sekunder secara
terfokus, sistematis, akurat. Pengkajian primer untuk melihat keadaan Airway, Breathing,
Circulation, Disability, Exposure. Pengkajian sekunder merupakan pengkajian head to toe yang
dilakukan secara komprehensif sesuai keluhan utama pasien. Serta adanya pemeriksaan
penunjang medic dan dokumentasi pasien. Apabila pelayanan mengalami keterlambatan maka
akan berefek pada kondisi pasien.

Efek lamanya pelayanan di UGD akan memperparah kondisi pasien, memperburuk kondisi
primer pasien sehingga terjadinya peningkatan mortalitas dan kecacatan lebih lanjut. Semakin
parahnya kondisi pasien karena keterlambatan pelayanan akan meningkatkan biaya (cost) yang
akan ditanggung oleh pasien dan dipertimbangkan secara total oleh rumah sakit. Kelancaran dari
proses di UGD sangat dipengaruhi oleh tenaga medis yang bertugas di ruang tersebut. Tenaga
medis tersebut salah satunya adalah perawat. Perawat memiliki peran yang cukup penting dalam
kelancaran dan keberhasilan proses di UGD, oleh karena itu setiap perawat dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang prima.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut disetiap sekolah tinggi keperawatan khususnya STIKes
Wira Medika Bali mempersiapkan mahasiswanya untuk menghadapi tantangan kerja salah
satunya dibidang kegawatdaruratan atau komprehensif. Dimana setiap mahasiswa angkatan VIII
diwajibkan untuk mengikuti orientasi praktik laboratorium klinik keperawatan komprehensif di
RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 6-9 Februari 2018. Setelah mengikuti orientasi PLKK
mahasiswa dapat memahami gambaran umum tentang keperawatan komprehensif di lingkungan
RSUP Sanglah Denpasar dan memahami peran dan serta fungsi profesi perawat di lapangan
klinik salah satunya ruang UDG Medik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah gambaran umum ruang UGD Medik RSUP Sanglah ?
1.2.2 Apa sajakah aturan dan tata tertib umum di ruang UGD Medik RSUP Sanglah ?
1.2.3 Bagaimana sistem universal precaution di ruang UGD Medik RSUP Sanglah ?
1.2.4 Apa saja visi, misi, dan tujuan UGD ?

2
STIKES WIRA MEDIKA BALI
1.2.5 Bagimana pelabelan pada triage ?
1.2.6 Bagaimana struktur pengorganisasian ruangan pada ruang perawatan komprehensif di
ruang UGD Medik di RSUP Sanglah ?
1.2.7 Bagaimana system dan model perawatan pada ruang perawatan komprehensif di ruang
UGD Medik di RSUP Sanglah ?
1.2.8 Apa saja peran dan fungsi perawat dalam pelayanan komprehensif di ruang UGD Medik
di RSUP Sanglah ?
1.2.9 Bagaimana isi wawancara langsung dengan kepala ruangan dan perawat di ruang
perawatan komprehensif di ruang UGD Medik di RSUP Sanglah ?
1.2.10 Bagaimana isi wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien di ruang
perawatan komprehensif di ruang UGD Medik di RSUP Sanglah ?
1.2.11 Apa saja hasil observasi di ruang UGD Medik RSUP Sanglah ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti Orientasi Praktik system Kegawatdaruratan (Komprehensif) mahasiswa


memahami gambaran umum tentang keperawatan komprehensif di lingkungan RSUP Sanglah
Denpasar dan memahami peran serta fungsi profesi perawat di lapangan klinik.

1.3.2 Tujuan Khusus


Setelah melaksanakan orientasi Pratik system kegawatdaruratan (Komprehensif) di ruang
UGD Medik di RSUP Sanglah Denpasar,mahasiswa dapat:
1. Mengetahui gambaran umum keperawatan komprefensif di ruang UGD Medik di RSUP
Sanglah Denpasar.
2. Mengetahui aturan dan tata tertib umum yang berlaku bagi petugas pengunjung dan klien.
3. Mengetahui system Universal Precaution (UP) yang diberlakukan.
4. Mengetahui visi, misi, dan tujuan UGD.
5. Mengetahui pelabelan pada triage.
6. Mengetahui struktur pengorganisasian ruangan pada ruang perawatan komprehensif di
ruang UGD Medik di RSUP Sanglah Denpasar.
7. Mengenal system dan model perawatan pada ruang perawatan komprehensif di ruang UGD
Medik di RSUP Sanglah Denpasar.

3
STIKES WIRA MEDIKA BALI
8. Mengetahui peran dan fungsi perawat dalam pelayanan komprehensif di ruang UGD
Medik di RSUP Sanglah Denpasar.
9. Melakukan interksi/ wawancara langsung dengan klien atau keluarga yang dirawat di ruang
perawatan komprehensif di ruang UGD Medik di RSUP Sanglah Denpasar.
10. Menyampaikan hasil observasi di ruang UGD Medik RSUP Sanglah Denpasar.

4
STIKES WIRA MEDIKA BALI
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Orientasi

Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan baru dalam
suatu Rumah Sakit.
2.2 Tujuan Orientasi
2.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengenali wahana praktik dengan baik
2. Mendapatkan informasi dan pandangan mengenai visi, misi, tujuan Rumah Sakit (RS)
3. Memahami jenis-jenis pelayanan yang ada dan unit-unit dalam RS
4. Mengetahui lingkungan rumah sakit untuk memudahkan adaptasi sebelum memulai dinas
5. Memahami pentingnya menjalin hubungan professional antara perawat dengan tim
kesehatan lainnya dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
2.2.2 Tujuan Khusus
1. Terciptanya suasana kerja yang kondusif, sehingga mahasiswa dapat bekerja dengan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam menganalisa kebutuhan pelayanan di
ruangan tempat mahasiswa praktik
3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mengelola ruangan atau tugas yang di
percayakan padanya.
4. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam proses keperawatan.
2.3 Fase-Fase Orientasi
1. Orientasi Rumah Sakit (RS)
1) Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di rumah sakit
2) Misi, visi, dan tujuan rumah sakit
3) Jenis-jenis pelayanan atau program yang tersedia atau dilaksanakan
4) Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit
5) Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas rumah sakit

5
STIKES WIRA MEDIKA BALI
6) Ketertiban dan peraturan di rumah sakit.
2. Orientasi Kebijakan tentang Manajemen SDM
1) Wewenang dan larangan
2) Hak dan kewajiban pegawai (insentif, libur, cuti, pensiun, kesejahteraan)
3) Sistem penghargaan dan sanksi
4) Sistem pengembangan staf
5) Sistem evaluasi kinerja staf
3. Orientasi lapangan
Orientasi langsung kesemua ruangan rawat inap dan rawat jalan serta instalasi di
lingkungan rumah sakit.
4. Orientasi Khusus ke Ruangan (dimana mereka ditempatkan).
1) Organisasi dan tata ruang dari ruang-ruang perawatan
2) Fasilitas-fasilitas dan peralatan yang tersedia untuk ruang-ruang perawatan
3) Perkenalan dengan semua staf di ruangan atau pavilliun tersebut.
4) Tugas dan tanggung jawab serta wewenangnya dalam ruangan baru tersebut
5. Orintasi tugas personal (perawat)
1) Program pelaynan keperawatan
2) Diskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
3) Batas kewenangannya
4) Kode etik profesi keperawatan
5) Dukungan standar keperawatan
2.4 Pengertian Triage

Triage adalah proses khusus memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya penyakit
menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi. artinya memilih
berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup. Triage merupakan suatu sistem yang
digunakan dalam mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian
diberikan prioritas untuk dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

6
STIKES WIRA MEDIKA BALI
2.5 Prinsip dan Tata Cara Melakukan Triage

Triase dilakukan berdasarkan observasi Terhadap 3 hal, yaitu :

1. Pernafasan ( respiratory)
2. Sirkulasi (perfusion)
3. Status Mental (Mental State)

Dalam pelaksanaannya biasanya dilakukan Tag label Triase (Label Berwarna) yang dipakai oleh
petugas triase untuk mengidentifikasi dan mencatat kondisi untuk tindakan medis terhadap
korban.

2.6 Pengelompokan Triage Berdasarkan Tag Level


1. Prioritas Nol (Hitam)
Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk diselamatkan.
pengelompokan label Triase
2. Prioritas Pertama (Merah)
Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau transport
segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya penderita gagal napas, henti jantung,
luka bakar berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat.
3. Prioritas kedua (kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat dan
dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. Contohnya cedera
abdomen tanpa shok, luka bakar ringan, fraktur atau patah tulang tanpa syok dan jenis-jenis
penyakit lain.
4. Prioritas Ketiga (Hijau)
Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan pertolongan
segera serta tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan kecacatan.

7
STIKES WIRA MEDIKA BALI
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Gambaran Umum Ruang UGD RSUP Sanglah

RSUP Sanglah mulai dibangun pada tahun 1956 dan diresmikan pada tanggal 30 Desember
1959 dengan kapasitas 150 tempat tidur. Pada tahun 1962 bekerjasama dengan FK Unud sebagai
RS Pendidikan. Pada tahun 1978 menjadi rumah sakit pendidikan tipe B dan sebagai rumah sakit
rujukan untuk Bali, NTT, NTB, Timor Timur (SK Menkes RI No.134/1978). Kini RSUP
Sanglah sudah berkembang begitu pesat sehinggamemiliki banyak ruangan dan fasilitas yang
cukup lengkap.
Yang dimaksud dengan Pelayanan Gawat Darurat (Emergency Care) adalah bagian dari
pelayanan kedokteran yang di butuhkan oleh penderita dalam waktu segera (Imediately) untuk
menyelamatkan kehidupannya (life saving). Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah
satu ujung tombak pelayanan kesehatan di sebuah rumah sakit. Setiap rumah sakit pasti memiliki
layanan UGD yang melayani pelayanan medis 24 jam.
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan
penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancan
kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama
sejumlah perawat dan juga asisten dokter. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency Care) adalah
bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera
(immediately) untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving)

Menurut Pedoman Manual Orientasi Pegawai Baru di Ruang UGD RSUP Sanglah
Denpasar, pengertian UGD (Unit Gawat Darurat) adalah suatu unit penanganan pasien yang sulit
untuk diprediksi (Unpredictable). Seringkali melibatkan berbagai situasi yang mengharuskan
setiap staff untuk memiliki otonomi dalam situasi sebagai anggota tim yang meelibatkan
multidisiplin. Unit Gawat Darurat akan memberikan kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan kompetensi dalam berbagai spesialisasi profesi.
Dalam mengembangkan pelayanan , perawat akan bekerjasama dengan Tim Medis lain yang
terdiri dari Konsultan, Resident (Chief,senior, junior), dokter umum, mahasiswa, tenaga lain

8
STIKES WIRA MEDIKA BALI
yang ikut dalam memberikan pelayanan meliputi : Cleaning Service, Security, Staf Administrasi,
Staf Humas, dan Penyanggra.

Ruang lingkup Unit Gawat Darurat di RSUP Sanglah dibagi menjadi 5 yaitu Triage, Fast
Track, Area Medik, Area Bedah, dan Area Anak. Area Medik adalah area penanganan pasien
medic dengan level 1,2,3. Di area medic terdapat ruang resusitasi untuk penanganan pasien level
1, ruang pemeriksaan mata, ruang pemeriksaan pasien kardio, interna, dan neurologi. Dokter
yang bertanggung jawab memeriksa pasien di area medic adalah dokter DPJP yang dibantu oleh
Chief Resident pada masing-masing divisi.

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan
penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama
sejumlah perawat dan juga asisten dokter. Saat tiba di UGD, pasien biasanya menjalani
pemilahan terlebih dahulu, anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan keparahan
penyakitnya. Penderita yang terkena penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite oleh
dokter daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu parah. Setelah penaksiran dan penanganan
awal, pasien bisa dirujuk ke RS, distabilkan dan dipindahkan ke RS lain karena berbagai alasan,
atau dikeluarkan. Kebanyakan UGD buka 24 jam, meski pada malam hari jumlah staf yang ada
di sana akan lebih sedikit. Untuk perawatan di UGD ( Unit Gawat Darurat), pasien bisa dirawat dengan rawat
inap ataupun tidak, hal ini ditentukan seberapa parah sakit yang diderita pasien. Ketika pasien datang, pasien
langsung dibawa keruang UGD untuk diperiksa, dalam pemeriksaan ini ditentukan apakah pasien harus rawat inap
atau tidak.
3.2 Aturan dan Tata Tertib Umum yang Berlaku Bagi Petugas Pengunjung dan Klien
1. Petugas
1) Perawat wajib melakukan cuci tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan dan 5
moments.
2) Perawat wajib menggunakan APD (handscoon dan masker).
3) Staff UGD bertugas harus sesuai jadwal yang telah disusun berdasarkan pola / rota
metropolitan yaitu 2 kali dinas pagi, 2 kali dinas siang, 2 kali dinas malam dan 2 kali
libur.
4) Untuk seragam disesuaikan dengan aturan RSUP Sanglah.
2. Pengunjung/ Keluarga

9
STIKES WIRA MEDIKA BALI
1) Pengunjung wajib mencuci tangan sebelum dan setelah masuk dari ruangan UGD ,
minimal menggunakan alcuta yang sudah disediakan di dekat pintu masuk ke ruangan
UGD.
2) Keluarga pasien akan dipanggil masuk lewat pengeras suara, apabila perawat merasa
bahwa pasien membutuhkan dukungan keluarga contohnya seperti ketika pasien dalam
keadaan cemas maka dukungan dan pendampingan keluarga sangat dibutuhkan supaya
pasien merasa lebih tenang dan nyaman.
3) Keluarga pasien menunggu diruang tunggu yang telah disediakan
4) Pengunjung tidak diijinkan tidur diatas tempat tidur pasien
5) Pengunjung dilarang merokok diarea rumah sakit
6) Pengunjung tidak diperkenankan mengambil atau memakai alat-alat rumah sakit tanpa
seijin petugas
7) Demi keamanan dan keselamatan pasien, penunggu pasien tidak diijinkan mengisi
baterai handphone di stop kontak alat medis.
8) Keluarga atau pengunjung pasien wajib ikut serta menjaga kebersihan lingkungan
rumah sakit. Keluarga atau pengunjung dilarang ribut.
9) Penunggu pasien dilarang makan diruang perawatan pasien.
3. Pasien
1) Selama dirawat pasien tidak diijinkan membawa alat tenun (selimut, linen, bantal) untuk
mencegah infeksi silang
2) Pasien tidak diperkenankan membawa barang berharga diruang perawatan
3) Pasien dilarang turun dari tempat tidur apabila keadaan masih emergency
4) Pasien dilarang berteriak memanggil perawat karena di setiap bed pasien sudah
dilengkapi bel untuk memanggil perawat apabila pasien membutuhkan bantuan perawat.
3.3 Sistem Universal Precaution (UP) yang Diberlakukan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan keselamatan pasien sesuai dengan
Standar IPSG ( International Patientsafety Safety Goals). Adapun standar tersebut meliputi :

1. Melakukan indentifikasi pasien secara tepat


2. Identitas dilakukan menggunakan gelang identitas
3. Meningkatkan komunikasi yang efektif dan read back

10
STIKES WIRA MEDIKA BALI
4. Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan pasien
5. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien dan tindakan operasi
6. Mengurangi resiko infeksi
1) Cuci tangan
Terdapat 2 metode cuci tangan yang digunkan yaitu : cuci tangan menggunakan air
mengalirkan air mengalir dan cuci tangan dengan handrub. Cuci tangan wajib dilakukan
pada saat :
(1) Sebelum kontak dengan pasien
(2) Sebelum melakukan tindakan asepsis
(3) Setelah kontak dengan pasien
(4) Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
(5) Setelah kontak dengan lingkungan disekitar pasien
2) Pengelolaan sampah
Sampah dikelola berdasarkan jenisnya. Untuk sampah infeksius ditempatkan di tempat
sampah dengan tas plastic berwarna kuning, untuk sampah domestic ditempatkan
ditempat sampah dengan tas plastic berwana hitam, dan untuk sampah tajam
ditempatkan disharp box. Sampah tidak boleh dicampur. Ketika sampah sudah 2/3
penuh harus diganti dengan yang baru.
Contoh sampah infeksius : selang NGT, selang cateter, selang oksigen , hanscoon , spuit
, kasa dengan bercampur darah.
Contoh sampah domestic : plastic pembungkus spuit , pembungkus infuse kertas ,tissue.
Contoh sampah tajam : jarum spuit , abocath, pecahan ampul ,bisturi.
3) Penggunaan tangkai pel
Untuk mencegah infeksi maka kain pel tidak boleh dicampur antara ruang perawatan,
ruangan petugas, koridor, dan dapur. Penandaan ini diberikan pada tangkai pel, Warna
hijau digunkan untuk mengepel di dapur, warna biru digunkan untuk mengepel diruang
petugas,koridor, dan ruang administrasi , dan warna kuning digunakan untuk mengepel
diruang perawatan pasien.
7. Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh

11
STIKES WIRA MEDIKA BALI
Lakukan pengkajian resiko jatuh terhadap setiap pasien MRS menggunkan format yang
telah disediakan. Berikan gelang kuning untuk pasien yang berisiko tinggi dan sangat
tinggi untuk jatuh dan lakukan pemasangan tanda risiko jatuh.
3.4 Visi, Misi, dan Tujuan UGD
1. Visi UGD
Menjadi pusat unggulan traumatologi terkemuka di Bali, Nusa Tenggara dan Indonesia
bagian Timur untuk mendukung RSUP Sanglah menjadi RSIKD.
2. Misi UGD
Menyelenggarakan pelayanan penderita gawat darurat dengan tepat, cepat, dan
professional untuk mencegah kematian dan kecacatan dari penderita dengan standar
pelayanan kelas dunia.
3. Tujuan UGD
Sesuai dengan misi, tujuan pengembangan UGD dirumuskan sebagai berikut:
1) Membangun team work diantara staf medis, antara staf medis dan paramedic, dan antara
SMF dan Instalansi.
2) Mewujudkan mutu pelayanan yang akan menjamin keamanan dan kepuasan pasien.
3) Meningkatkan kompetensi seluruh staff UGD.
4) Mewujudkan kelengkapan peralatan medis utuk menunjang program pelayanan UGD.
3.5 Label pada Triage

Triage merupakan pemilahan sistem pasien berdasarkan tingkat kegawatannya. Rumah sakit
Sanglah saat ini menggunakan triage dengan sistem lima level yang diadopsi dari ATS
(Australasian Triage Scale). Adapun sistem Triage Lima Level (TLL) dapat dijabarkan sebagai
berikut :

Kategori Treatment Acuity Indicator Kinerja (%)


TLL (Waktu Tunggu Maksimum)
1 Segera 100
2 10 menit 80
3 30 menit 75
4 60 menit 70
5 120 menit 70

12
STIKES WIRA MEDIKA BALI
TLL Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Airway Obstruksi/ Bebas Bebas Bebas Bebas
Obstruksi
partial
Breathing Respiratory Respiratory Respiratory Tidak terjadi Tidak terjadi
distress berat distress distress respiratory respiratory
/ tidak ada sedang ringan distress distress
respirasi /
hipoventilasi
Circulation Gangguan Gangguan Gangguan Tidak terjadi Tidak terjadi
hemodinamik hemodinamik hemodinamik gannguan gannguan
berat / tidak sedang ringan hemodinamik hemodinamik
ada sirkulasi
Disability GCS < 9 GCS 9-12 GCS >12 GCS normal GCS normal

Ketika pasien datang ke UGD pasien ditriage oleh dokter triage dan dibantu oleh perawat
yang bertugas di triage. Jika pasien termasuk level 1 maka pasien segera dibawa ke ruang
resusitasi baik diarea medic maupun di area bedah. Dokter Triage akan menghubungi pesawat
300 untuk memanggil tim resusitasi melalui pengeras suara denagn ketentuan :

1. Ressus call medic (interna, kardio, neuro, anak) di Triage medic


2. Ressus call bedah di triage bedah
3. Ressus call kebidanan di triage bedah

Panggilan ini akan diperdengarkan sebanyak 3 kali berturut-turut dalam kurun waktu dari 2
menit tim resusitasi yang terdiri dari dokter anastesi yang berperan sebagai dokter airway dan
dokter sirkulasi, dokter DPJP yang berperan sebagai tim leader, dan 3 orang perawat (airway
nurse, circulation nurse, dan scribe nurse) akan melakukan penangan kegawatan pasien.

13
STIKES WIRA MEDIKA BALI
Pasien dengan level 2 dan 3 akan diteruskan ke area medic, bedah, maupun anaksesuai SMF
masing-masing. Pasien dengan level 4 dan 5 akan ditangani di area fast track oleh dokter umum
yang bertugas.

3.6 Struktur Pengorganisasian Ruangan Pada Ruang Perawatan Komprehensif


(Terlampir)

3.7 Sistem dan Model Perawatan pada Ruang Perawatan Komprehensif


Ruang UGD memiliki staf keperawatan berjumlah 43 orang yang terdiri atas 6 orang lulusan
S1 keperawatan, 3 orang lulusan D4 keperawatan dan 34 orang lulusan D3 keperawatan atau
akademi keperawatan. Sebagai Ka UPP IGD Sanglah adalah Ns. I PutuBudiarsana,
S.Kep.,M.Nurse, EM dan Kepala ruangan triage (UGD) Sanglah adalah Ns. I Gusti Agung Ayu
Putri Mastini, S.Kep, M.Kes.
Adapun jadwal dinas yang berlaku untuk tenaga keperawatan di UGD Medik jadwal dinas di
bagi atas 3 shift yaitu:
1. Shift pagi : pkl. 07.30 – 13.30 wita
2. Shift siang : pkl. 13.30 – 19.30 wita
3. Shift malam : pkl. 19.30 – 07.30 wita
4. Paste pagi : Dinas enam hari kerja kecuali hari libur
5. Dinas diatur dengan siklus 2 hari dinas pagi, 2 hari dinas sore, 2 hari dinas malam, dan 2
hari libur.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan mengenai sistem/model pelayanan


keperawatan yang dilakukan di ruang UGD RSUP Sanglah adalah model pelayanan
keperawatan dengan metode tim. Metode tim dijalankan berdasarkan kecakapan dan
kemampuan anggota dalam kelompok. Metode ini juga meyakini bahwa setiap pasien berhak
mendapat pelayanan terbaik. Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam
melaksanakan tugas asuhan keperawatan, yang terbaik sesuai kemmapuannya. Metode tim
bertujuan member asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan objektif pasien, sehingga
pasien merasa puas. Metode tim juga dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat,
memungkinkan adanya transfer pengetahuan dan pengalaman di antara para perawat,
memungkinkan adanya transfer pengetahuan dan pengalaman di atara perawat, serta

14
STIKES WIRA MEDIKA BALI
meningkatkan keterampilan dan motivasi perawat. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan,
kepala ruangan UGD Medik RSUP Sanglah mengatakan bahwa 1 tim terdiri dari 10 orang
namun ketika ada perawat yang sedang cuti hamil, maka 1 tim bisa saja terdiri dari 9 orang.
Dalam 1 tim tersebut nantinya akan dibagi-bagi lagi ke 3 ruangan yaitu UGD Medik, UGD
Bedah, dan UGD Anak. Kepala ruangan juga mengatakan setelah pembagian tersebut, perawat
akan bekerja di sector nya masing-masing namun tetap fleksibel. Contohnya jika tidak terdapat
pasien di UGD anak, maka perawat yang ada di UGD anak dapat membantu perawat di UGD
Medik atau UGD Bedah tergantung pada jumlah pasiennya.

3.8 Peran dan Fungsi Perawat dalam Pelayanan Komprehensif

Menurut (Priharjo, 2008) Peran perawat dalam pelayanan pada system


komprehensif yaitu sebagai :

1. Perawat Practitioner Role (Peran praktis)


Perawat bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan individu pasien,
keluaraga dan orang terdekat. Peran ini dominan pada tingkat primer, sekunder
dan tersier yang menyangkut direct intervention (melakukan tindakan TTV),
teaching coordinating (perawatan luka) dan collaborating. Pemenuhan kebutuhan
dasar pasien dari makan, selfcare atau personal hygine dilakukan oleh perawat
sesuai kondisi pasien.
2. Edukator (Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikankan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan. Sebagai edukator perawat UGD diharuskan mampu memberikan
informasi tentang penyakit, pengobatan, indikasi serta kontraindikasi pasien
serta yang paling penting adalah kondisi pasien dapat tiba-tiba memburuk
hingga mengakibatkan kematian di ruangan tersebut. Cara penyampaian
informasi diharuskan dengan komunikasi terapeutik, mudah dimengerti dan dapat
di aplikasikan untuk meminimalkan kesalahpahaman atau miss persepsi oleh
klien ataupun keluarga klien.
3. Advokat Klien

15
STIKES WIRA MEDIKA BALI
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
5. Konsultan
Peranannya adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
6. Research Role (Peran Peneliti)
Pada peran perawat sebagai peneliti, perawat berkewajiban
mengembangkan penelitian di bidang keperawatan dan perawat harus
mempergunakan penemuannya dalam praktik keperawatan. Hasil yang relevan
dapat dipergunakan untuk memperbaiki pelayanan pasien. Peran peneliti dalam
ruang UGD belum dijalankan karena keterbatasan dan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.

Kini telah terjadi pengembangan tugas dari tingkat basic nursing yang paling dasar
menuju keperawatan modern yang kompleks, peran perawat meliputi 3 bidang yakni :
1) Caring Role, memelihara klien dan menciptakan lingkungan biologis, psikologis,
sosiokultural yang membantu penyembuhan
2) Coordinating Role, mengatur keterpaduan tindakan keperawatan, diagnostic dan
terapeutik sehingga terjalin pelayanan yang efektif dan efisien.

16
STIKES WIRA MEDIKA BALI
3) Therapeutic Role, sebagai pelaksana pelimpahan tugas dari dokter untuk tindakan
diagnostic dan therapeutic.

Fungsi perawat dibagi menjadi tiga yaitu independent (mandiri), dependent, serta
interdependent atau kolaborasi (Priharjo, 2008). Fungsi perawat di ruang UGD MEdik
RSUP Sanglah adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Independen
Fungsi independen adalah dimana perawat dapat melakukan perannya secara
mandiri. Dalam menjalankan fungsi yang satu ini, tindakan perawat tidak
memerlukan advice dari tenaga medis. Tindakan perawat dalam menjalankan
fungsi independennya adalah bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu
keperawatan sehingga tanggungjawab atas segala tindakan berada pada perawat
yang melaksanakan tindakan.
2. Fungsi Dependen
Fungsi dependen adalah fungsi dimana perawat melakukan tindakan
berdasarkan instruksi atau pelimpahan serta intruksi dari dokter ketika dokter tidak
ada di tempat. Tindakan yang dimaksud adalah segala tindakan yang dimiliki
atau menjadi tanggung jawab dari tenaga medis. Tindakan ini hanya bisa
dilakukan bila ada instruksi dari dokter seperti dalam pemasangan infus,
pemasangan kateter atau tindakan infansif lainnya. Dalam pelaksanaan ini
pentingnya komunikasi serta bukti berupa tanda tangan dokter atas instruksinya
terutama oncall sangat penting diperhatikan oleh perawat. Ruang UGD Medik
RSUP Sanglah selalu ada dokter yang berjaga di ruangan hal ini dikarenakan
keadaan pasien di UGD memerlukan tindakan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter,
namun fungsi dependen seperti pemasangan infus, pengambilan sampel darah
dilakukan oleh perawat.
3. Fungsi Kolaborasi
Fungsi perawat dalam kolaborasi atau interdependen ini adalah
tindakan perawat berdasarkan pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim
kesehatan lainnya. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan
lainnya melakukan kolaborasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang

17
STIKES WIRA MEDIKA BALI
bertujuan mengupayakan kesembuhan klien. Contoh: ketika klien mengalami
keadaan yang tidak sesuai dengan kriteria obat yang diinstruksikan oleh dokter,
dan perawat adalah orang yang pertama yang melihat keadaan tersebut
maka perawat berhak untuk menginformasikannya kepada dokter
kemudian mengusulkan beberapa tindakan (pemberian obat) kepada dokter yang
mungkin dapat dilakukan dalam keadaan emergency.

3.9 Wawancara dengan Pasien atau Keluarga Pasien

Keluarga pasien dengan nama Tn.N umur 30 tahun mengatakan kakaknya masuk ke
UGD Medik RSUP Sanglah dengan keluhan sesak dan nyeri pada dada. Keluarga pasien
mengatakan perawat dan tim medis lainnya sangat cepat dan tanggap dalam menangani
kakaknya. Namun , keluarga pasien sempat mengeluhkan lamanya mendapat kamar untuk rawat
inap sehingga lama menunggu di UGD.

3.10 Observasi
3.10.1 Jenis-jenis Penyakit yang Diderita Oleh Pasien

Penyakit yang ditangani di area medik meliputi semua pasien dengan kegawatdaruratan medik
seperti pasien kardio,pasien interna , pasien neurologi, pasien mata, pasien THT, pasienkulit
kelamin, dan pasien psikiatri.

3.10.2 Alat-alat/Fasilitas yang Terdapat di Ruangan

Pengelolaan area medik dilengkapi dengan 20 tempat tidur, AC central, oksigen central,
oksigen transport, suction central/portable,bed said monitor, troly emergency ,troly injeksi, alat
EKG, alat nebulizer portable, alat DC Shock, stetoskop, tensimeter, thermometer, glucometer,
syringe pump, infusion pump, dan ventilator portable.

3.10.3 Tindakan-tindakan dalam Menangani Pasien

Setiap pasien yang dating ke area medic (sesuai SMF masing-masing) akan dilakukan
pemeriksaan secara umum yang meliputi pemeriksaan airway,breathing ,circulation, dan
disability sesuai format yang telah disediakan.selain itu pasien juga wajib diperiksa vital sign
yang meliputi suhu, nadi , tekanan darah , respiasi, dan nyeri sebagai tanda vital yang kelima,

18
STIKES WIRA MEDIKA BALI
pemeriksaan EKG, rontgen , lab DL, kimia darah, pemeriksaan urine, AGD, pemeriksaan gula
darah menggunakan glukometer dilakukan sesuai intruksi dokter, pemeriksaan oksigen,
pemasangan bed side monitor, mengukur saturasi oksigen , pemasangan infus , pemasangan
NGT , pemasangan dower cateter, pemberian obat melalui alat nebulizer, injeksi , pemerian obat
secara oral /perrectal, tindakan suction ,gastric lavage, tindakan DC Shock dan lain – lain dapat
dilakukan di area medik. Bila setelah observasi selama kurang lebih 6 jam kondisi pasien
membaik maka pasien akan dipulangkan, tetapi bila kondisi pasien belum stabil maka pasien
akan di MRSkan.

3.10.4 Form Pengkajian


(Terlampir)
3.10.5 Dokumentasi
(Terlampir)

19
STIKES WIRA MEDIKA BALI
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Orienatasi Ruangan


Hasil wawancara dan observasi di ruangan UGD Medik RSUP Sanglah menemukan bahwa
kepala ruangan memahami bagaimana pelaksanaan tindakan dengan baik, mengawasi serta
berusaha menerapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) tindakan di rumah sakit tersebut
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Secara garis besar gambaran umum
keperawatan yang komperhensif (menyeluruh) tentang kegawatdaruratan telah dilaksanakan
kepada perawat dengan metode tim dengan rekan medis lainnya.
Di bagian triage sudah diterapkan triage lima level dengan baik, alur pembagiannya pun
sudah sangat tertur dan jelas sehingga mempermudah proses triage dan penanganan pasien. UGD
juga sudah memiliki alur resusitasi yang jelas sehingga dapat mempercepat penanganan pasien
dengan level 1 (merah) yang artinya adalah pasien gawat. Tidak haya itu, perawat dan tim medis
lainnya sudah terbagi secara jelas di setiap sector UGD (medic, bedah, anak,triage,fast track).
Fungsi dan peran perawat yang ada di ruangan UGD Medik RSUP Sanglah terlihat saat
menangani pasien seperti memberi tindakan sesegera mungkin pada pasien dengan keadaan
gawat darurat, menentukan tindakan awal yang harus dilakukan, menentukan prioritas
penanganan, dan memonitor pasien selama berada di ruangan UGD Medik. Ruangan UGD
Medik dibersihkan tiap pagi hari dan ketika pasien pulang atau pindah ke ruang rawat inap untuk
mencegah terjadinya kontaminasi atau risiko infeksi nosokomial. Upaya pencegahan terdapat
pamflet-pamflet yang tertempel seperti pamphlet cuci tangan efektif, perilaku caring perawat,
piramida sarung tangan, 5 moment kebersihan tangan, keselamatan pasien di rumah sakit,
penggunaan APD yang benar, alur staff yang terpajang, dan lain-lain.
Dokumentasi dan SPO yang dimiliki tersimpan dengan rapi dan mudah untuk dicari,
pengisian dokumentasi sudah sesuai dengan form dan pengisian form sudah sesuai dengan
keadaan asli pasien. Tindakan yang diberikan kurang lebih sudah sesuai SPO, dan persetujuan
pasien atau keluarga pasien seperti pemasangan alat EKG atau alat lainnya. Hasil wawancara
dengan keluarga pasien menunjukan segala sesuatu sudah berjalan dengan baik. Aturan dan tata
tertib untuk pengunjung dan hak pasien agar lebih diefektifkan kembali.

20
STIKES WIRA MEDIKA BALI
Perubahan dan perbaikan dari sistem sangat diperlukan dalam mencapai kualitas
pelayanan keperawatan yang optimal. Salah satu proses untuk mewujudkan hal tersebut
adalah dengan pelaksanaan program yang efektif, sistematis, memiliki standar dan berbasis
caring. (Nikpeyma, Saeedi, Azargashb, & Majd, 2013).

4.2 Hasil Orientasi Wawancara


1. Kepala Ruangan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan ruang UGD RSUP Sanglah, beliau
mengatakan bahwa di ruangan sudah memiliki SPO untuk setiap tindakan yang dilakukan,
dan beliau juga mengatakan bahwa perawat yang bertugas di ruang UGD sudah
melaksanakan SPO tersebut. Kepala ruangan juga menegaskan bahwa di ruang UGD sudah
terdapat ruang triage dan proses pelabelan pada pasien sesuai tingkat kegawatan
keadaannya sehingga baik perawat maupun praktisi medis lain dapat menolong pasien
dengan tepat dan cepat.
2. Pasien atau Keluarga Pasien
Dari hasil wawancara dengan keluarga pasien, keluarga pasien mengatakan pelayanan di
UGD RSUP Sanglah sudah sangat baik dan cepat. Beliau juga mengatakan bahwa perawat
dan dokter yang bertugas sangat cepat dalam memberi tindakan.

21
STIKES WIRA MEDIKA BALI
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan orientasi di ruang UGD Medik RSUP Sanglah pada tanggal 07
Februari 2018 dapat kami simpulkan di ruang UGD Medik terdapat banyak pasien yang
datang dengan berbagai macam penyakit dalam. Tindakan yang sering dilakukan oleh
perawat adalah memasang infuse, memasang selang oksigen, pengambilan sampel darah,
pemasangan EKG, pemeriksaan gula darah, pemberian obat melalui nebulizer, dan lain-lain.
Dalam melakukan tindakan perawat menggunakan alat pelindung diri dengan benar. Secara
umum alat-alat medis, formulir administrasi dokumetasi, sudah lengkap dan tersimpan rapi.
Fasilitas dan pelayanan sudah memenuhi standar. Perawat-perawat ruangan sudah mampu
menjalakan peran dan fungsinya dengan baik serta menerapkan caring kepada pasien.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Tim Keperawatan UGD


Saran untuk tim keperawatan UGD RSUP Sanglah agar ke depannya tetap mampu
mempertahankan atau bahkan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas dalam menangani
pasien gawat darurat.
5.2.2 Saran untuk Institusi
Saran untuk institusi agar kegiatan orientasi ini tetap terus dilaksanakan namun jika bisa
setiap kelompok kecil memiliki tugas yang berebeda sehingga bisa lebih memperluas wawasan
mahasiswa yang megikuti orientasi.
5.2.3 Saran untuk Mahasiswa
Saran untuk mahasiswa agar nantinya jika mengikuti orientasi bisa mmebaca literature baik
buku ataupun jurnal terkait tentang bahan orientasi sehingga dapat menambah wawasan dan juga
tidak bingung saat mengikuti orientasi.

22
STIKES WIRA MEDIKA BALI

Anda mungkin juga menyukai