Anda di halaman 1dari 56

LI TERATU RE REVI EW : PEMBER I A N PERU BA HA N POS IS I

T ER HA D A P KEJA DI A N LU KA TEKA N PA DA PA S I EN TI R A H
BA RI N G D I RU AN G IN TEN S I VE CARE UN I T

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Studi Sarjana Terapan Keperawatan

Disusun Oleh :

SENDY PRATAMA
NIM : P27904117044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN
TANGERANG
2021
i
ii
iii
LITERATURE REVIEW : PEMBERIAN PERUBAHAN POSISI
TERHADAP KEJADIAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING
DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

SENDY PRATAMA
Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep

Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten
Email : sendy.tama21@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Luka tekan merupakan masalah yang dapat terjadi pada pasien
dengan penyakit kronis, kondisi lemah dan lumpuh dalam waktu yang lama. Data
pasti mengenai insiden luka tekan yang diterbitkan di Indonesia masih belum
banyak dilakukan. Salah satu penelitian single center melaporkan prevalensi luka
tekan di Indonesia mencapai 40% menjadi yang tertinggi diantara negara besar
ASEAN lainnya. Tingginya angka prevalensi mengindikasikan bahwa kejadian
luka tekan perlu segera diatasi. Pasien dengan kondisi tirah baring dalam jangka
waktu lama memerlukan penatalaksanaan yang tepat, diantaranya memberikan
perubahan posisi yang sesuai agar mengurangi tekanan yang terlalu lama dan gaya
gesekan terhadap kulit. Perubahan posisi dapat mencegah luka tekan pada daerah
tulang yang menonjol dan bertujuan untuk mengurangi penekanan akibat
tertahannya pasien pada satu posisi tidur tertentu. Tujuan: Untuk mengetahui
pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring
di ruang ICU. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah literature
review dengan teknik compare terhadap hasil penelitian tentang pengaruh
perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring di ruang
ICU dengan menggunakan mesin pencari Google Scholar, Pubmed, Portal
GARUDA dan Sinta dalam rentang waktu 2015-2020. Hasil : Hasil penelitian
dari 6 artikel yang sudah dianalisis didapatkan bahwa pemberian perubahan posisi
berpengaruh terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring. Kesimpulan :
Perubahan posisi dapat berpengaruh terhadap kejadian luka tekan dan diperlukan
bagi pasien dengan kondisi tirah baring dalam jangka waktu yang lama untuk
mengurangi penekanan berlebihan pada satu posisi tidur tertentu

Kata kunci : Luka Tekan, Perubahan Posisi, Tirah Baring

iv
LITERATURE REVIEW: THE EFFECT OF REPOSITIONING ON THE
INCIDENCE OF PRESSURE ULCERS IN BEDREST PATIENTS IN
INTENSIVE CARE UNIT

SENDY PRATAMA
Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep

Bachelor Nursing Study


Polytechnic Ministry of Health Banten.
Email: sendy.tama21@gmail.com

ABSTRACT

Background: Pressure sores are a problem that can occur in patients with chronic
disease, weakness, and prolonged paralysis. The exact data on the incidence of
pressure sores published in Indonesia is still not widely used. One single-center
study reported that the prevalence of pressure sores in Indonesia reached 40%,
which is the highest among other major ASEAN countries. The high prevalence
rate indicates that the incidence of pressure sores needs to be addressed
immediately. Patients with long-term bed rest need proper management, including
providing an appropriate change of position to reduce prolonged pressure and
friction against the skin. The change in position can prevent pressure sores on the
bony area that protrudes and aims to reduce the pressure caused by the patient
being held in one particular sleeping position. Objective: To determine the effect
of changing positions on the incidence of pressure sores in bedridden patients in
the ICU. Methods: The research method used is a literature review with a
comparison technique to the results of research on the effect of changing positions
on the incidence of pressure sores in bed rest in the ICU using the Google Scholar
search engine, Pubmed, Portal GARUDA and Sinta in the period 2015 to 2020.
Results: The results of the research from 6 articles that have been analyzed
showed that giving a change in position affected the incidence of pressure sores in
bedridden patients. Conclusion: Changes in position can affect the incidence of
pressure sores and patients with long-term bed rest must reduce excessive pressure
on one particular sleeping position.

Keywords: Pressure Ulcers, Repositioning, Bedsore

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

mencurahkan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Sholawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Literature Review : Pemberian

Perubahan Posisi Terhadap Kejadian Luka tekan Pada Pasien Tirah Baring Di

Ruang Intensive Care Unit”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini banyak mengalami

kesulitan namun berkat pertolongan Allah SWT, serta bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat di atasi. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Khayan, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Banten

2. Kusniawati S.Kep, Ners, M.Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

sekaligus dosen penguji I dalam sidang seminar skripsi literatur review ini.

3. Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi

Sarjana Terapan Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners, sekaligus dosen

pembimbing yang telah memberi arahan, bimbingan, masukan, dan motivasi

dalam penyusunan skripsi Literature review

4. Bangun Wijonarko, SST, M.KM., selaku Wali Tingkat IV Program Studi

Sarjana Terapan Keperawatan.

5. Thoha, B.Sc, SKM, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik untuk

memberi arahan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan skripsi.

vi
6. Purbianto, SKp, M.Kep, Sp.KMB, selaku penguji II dalam sidang seminar

skripsi literatur review ini.

7. H.Jaenudin, SKp, Ners, M.Kep, selaku penguji III dalam sidang seminar

skripsi literature review ini.

8. Seluruh Dosen pada Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan beserta

staf yang telah membantu selama proses pendidikan.

9. Teristimewa kepada keluarga saya, mamah, ayah dan adik (Ibu Dewi

Oktiyanti, Bapak Risdiyanto, dan adik saya Ghulam Faiz) yang telah

mendoakan dan mendukung selama proses penulisan skripsi literatur review

ini.

10. Sahabat dan rekan-rekan Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten yang banyak memberikan

dukungan dan semangat.

Semoga laporan Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

umumnya. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi

kelengkapan laporan Skripsi ini.

Tangerang, Mei 2021

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI..............................................i
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL.................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
ABSTRACT.........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR SKEMA...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5

BAB II METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Literature Review .........................................................................6
B. Kriteria Literature Review ........................................................................6
C. Sumber Penelitian Literature Review .......................................................7
D. Strategi Penelusuran Publikasi Penelitian.................................................8
E. Cara Seleksi Penelitian..............................................................................9
F. Strategi Analisis Penelitian........................................................................13

BAB III HASIL


A. Uraian Hasil Pencarian.............................................................................14
B. Tabel Hasil Pemcarian..............................................................................15
C. Uraian Hasil Temuan................................................................................21

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan..............................................................................................26
B. Keterbatasan.............................................................................................32
C. Implikasi...................................................................................................32

BAB V PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................33
B. Saran..........................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................ix

viii
DAFTAR SKEMA

2.1 Pemilihan Artikel Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Eksklusi........................7


2.2 Diagram Prisma...............................................................................................12

ix
DAFTAR TABEL

2.1 Strategi Penelusuran Publikasi Penelitian.......................................................9


2.2 Perumusan Masalah Dengan Pendekatan PICO..............................................9
3.1 Tabel Ringkasan Pustaka.................................................................................15

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka tekan merupakan suatu keadaan rusaknya jaringan setempat atau

luka yang diakibatkan oleh tekanan dari luar yang berlebih, dan pada

umumnya terjadi pada pasien yang menderita penyakit kronik, kondisi lemah

dan lumpuh yang sering berbaring lama di tempat tidur. Kerusakan integritas

kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun dapat

disebabkan juga karena kulit tertekan dalam waktu yang lama menyebabkan

iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan. Luka tekan adalah kerusakan

kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai

tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus

sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat (Maryunani,

2013).

Prevalensi ulkus luka tekan atau yang dikenal dengan pressure

injury masih sangat terbatas dilaporkan di dunia. Secara global insiden ulkus

luka tekan mencapai 33%. Hal ini menyebabkan ulkus luka tekan menjadi

masalah besar di pusat pelayanan kesehatan akut maupun kronik. Secara

global, ulkus luka tekan merupakan penyebab utama dari morbiditas dan

mortalitas di pelayanan kesehatan. Hal ini menjadikan ulkus luka tekan

masalah besar di dunia kesehatan. Di Amerika Serikat pada tahun 2013

insidens terjadinya luka tekan pada pasien rawat inap berkisar antara 27-29%.
2

Perawatan dalam ruang intensif (Intensive Care Unit) meningkatkan risiko

terjadinya ulkus luka tekan, dilaporkan insidens mencapai 33% dan

prevalensi 41%. Di Arab Saudi dilaporkan angka luka tekan pada pasien

dalam perawatan di ruang ICU (Intensive Unit Care) sebanyak 39,3 %

dengan perawatan pencegahan dasar yang rendah (Tayyib et al., 2015).

Prevalensi terjadinya luka tekan juga dilaporkan di Brazil sebesar 12.7%,

10.4% di Turki, dan 39.6% di Thailand (World Health Organization, 2013).

Data pasti mengenai insiden luka tekan yang diterbitkan di Indonesia

masih belum banyak dilakukan. Salah satu penelitian single center yang

dilakukan oleh (Suriadi et al, 2014), melaporkan insiden terjadinya luka

tekan di Pontianak adalah sebesar 33.3%. Studi lain yang dilakukan pada

tahun 2016 di Indonesia dari 1132 pasien di 4 rumah sakit melaporkan

insiden terjadinya luka tekan sebesar 8% dengan kejadian terjadinya luka

tekan sebelum masuk rumah sakit terjadi pada 44% pasien. Total dari luka

tekan pada pasien tersebut adalah 142 luka dan 42% dari luka tersebut

dikategorikan dalam luka tekan derajat 3 dan 4. Lokasi terjadinya luka tekan

paling sering terjadi pada area sakrum, bokong dan tumit (Amir Y, 2017).

Prevalensi luka tekan di Indonesia mencapai 40% menjadi yang tertinggi

diantara negara besar ASEAN lainnya.

Angka prevalensi luka tekan yang tinggi mendorong banyaknya

penelitian dan pengembangan untuk menemukan metode pencegahan untuk

menurunkan angka kejadian luka tekan yang diderita oleh pasien dengan

kondisi tirah baring yang cukup lama, terutama untuk meningkatkan


3

perbaikan kondisi pasien dan mempercepat penyembuhan. Faktor risiko

terjadinya luka tekan dapat disebabkan karena penyakit penyerta lain seperti

dekubitus, stroke atau dapat dipengaruhi oleh usia, berat badan, dan nutrisi.

Salah satu penyakit kronik di Indonesia yang mempunyai risiko besar untuk

terkena luka tekan adalah stroke, hal ini disebabkan pasien dengan kondisi

stroke mengalami kelemahan pada satu atau semua anggota gerak yang

menyebabkan pasien menjalani perawatan dengan tirah baring. Pada pasien

yang mengalami stroke pada hari ke-7 dengan gangguan mobilisasi, berisiko

tinggi terjadi luka tekan karena adanya penekanan pada bagian tubuh secara

terus menerus akibat ketidakmampuan pasien di dalam mengubah posisi

tubuh secara mandiri. Imobilisasi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan

tidak bergerak/tirah baring yang terus–menerus selama 7 hari atau lebih

akibat perubahan fungsi fisiologis. Imobilisasi dikatakan sebagai faktor risiko

utama pada munculnya luka tekan pada pasien. Faktor risiko lainnya terhadap

kejadian luka tekan yaitu usia, pasien dengan usia, karena kejadian tirah

baring pada umumnya terjadi pada pasien dengan usia lanjut dan memiliki

risiko yang tinggi untuk terkena luka tekan, karena kulit dan jaringan akan

berubah seiring dengan penuaan.

Pasien dengan tirah baring dalam jangka waktu lama mempunyai

risiko gangguan integritas kulit. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh

tekanan yang lama, iritasi kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir

timbulnya luka tekan. Pencegahan luka tekan merupakan peran perawat

dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Upaya


4

pencegahan terjadinya luka tekan dilakukan sedini mungkin sejak pasien

teridentifikasi berisiko mengalami luka tekan. Pencegahan luka tekan

sebaiknya lebih berfokus pada upaya mencegah tekanan yang berlebihan dan

terus menerus disamping memperbaiki faktor – faktor risiko lainnya (Virani

et al, 2011) .

Pasien dengan kondisi tirah baring dalam jangka waktu lama

memerlukan penatalaksanaan yang tepat, diantaranya memberikan perubahan

posisi yang sesuai agar mengurangi tekanan yang terlalu lama dan gaya

gesekan terhadap kulit. Perubahan posisi dapat mencegah luka tekan pada

daerah tulang yang menonjol dan bertujuan untuk mengurangi penekanan

akibat tertahannya pasien pada satu posisi tidur tertentu yang dapat

menyebabkan lecet dan infeksi nosokomial. Penatalaksanaan perubahan

posisi dapat mencegah terjadinya luka tekan yang menjadi salah satu masalah

morbiditas dan mortalitas pada pelayanan kesehatan.

Penanganan yang dilakukan perawat untuk mencegah terjadinya luka

tekan antara lain memberikan kasur anti dekubitus, bantal kecil sebagai

penyangga, melakukan perubahan posisi pada pasien agar memberikan

kenyamanan, sehingga pasien dapat tidur dan tidak terganggu. Tidur dapat

mendukung proses anabolik, sehingga penyembuhan luka dapat difasilitasi.

Pemberian perubahan posisi berpeluang untuk mengurangi tekanan dan gaya

gesek pada kulit, sehingga dapat mencegah terjadinya luka tekan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan studi

literature review untuk mengkaji lebih lanjut mengenai keterkaitan antara


5

pengaruh perubahan posisi terhadap pencegahan luka tekan pada pasien tirah

baring di ruang ICU.


6

B. Rumusan Masalah

Pasien dengan tirah baring dalam jangka waktu lama pada umumnya

mempunyai risiko gangguan integritas kulit karena tekanan yang lama,

iritasi kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka tekan.

Pasien dengan kejadian luka tekan, harus membutuhkan asuhan

keperawatan yang teliti dengan intervensi yang tepat, salah satunya yaitu

pemberian perubahan posisi untuk mencegah terjadinya luka tekan pada

pasien tirah baring dalam jangka waktu yang lama. Maka rumusan masalah

yang dapat diambil pada studi literatur ini adalah Bagaimanakah penerapan

pemberian perubahan posisi terhadap pencegahan luka tekan pada pasien

tirah baring?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada literature review ini yaitu untuk mengupas tentang

penatalaksanaan perubahan posisi terhadap pencegahan luka tekan pada

pasien tirah baring.

2. Tujuan Khusus

Adapun beberapa tujuan khusus pada literature review ini adalah :

a. Mengidentifikasi karakteristik pada pasien tirah baring.

b. Mengidentifikasi kejadian luka tekan pada pasien tirah baring sebelum

dan sesudah pemberian perubahan posisi.

c. Mengidentifikasi pengaruh pemberian perubahan posisi terhadap

kejadian luka tekan pada pasien tirah baring.


BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan studi literature review. Literature

review ini merupakan cara yang digunakan dalam mengumpulkan data atau

sumber yang terkait dengan topik tertentu dan bisa di dapat dari segala

macam sumber seperti jurnal, buku, internet dan pustaka lain (Efron & Ravid,

2018). Studi ini menggunakan desain literature review untuk mengkaji lebih

dalam keterkaitan perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien

tirah baring di ruang ICU.

B. Kriteria Penelitian

1. Kriteria Inklusi dalam studi literature review ini adalah :

a. Artikel ditulis dalam bentuk full text.

b. Publikasi artikel dalam rentang waktu 5 tahun terakhir (2015 –

2021)

c. Artikel tertulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

d. Tema artikel spesifik membahas tentang pengaruh pemberian

perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah

baring

2. Kriteria Eksklusi dalam studi literature review ini adalah :

a. Artikel tidak full text

b. Artikel yang duplikat


8

c. Artikel bukan hasil dari penelitian primer

Hasil pencarian Hasil pencarian Hasil pencarian Hasil pencarian


Penelusuran full text menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
PDF (2015 – 2021) google scholar Portal GARUDA Sinta Pubmed

Eligible dengan kriteria 30 4


3 100
inklusi

Eligible untuk dianalisis 3 1 1 1

Total 6 artikel

Skema 2.1 Pemilihan Artikel Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Dalam pencarian artikel, menggunakan mesin pencari Google Scholar,

Portal GARUDA, Sinta, Pubmed dalam menetapkan kriteria inklusi dalam

pemilihan artikel. Mendapatkan hasil akhir terdapat 137 artikel yang

didapatkan berdasarkan keyword, diantara 137 artikel tersebut, yang sesuai

dengan kriteria inklusi yang dapat di analisis dari penulis tetapkan adalah 6

artikel. Maka 6 artikel tersebut dapat dianalisis untuk dijadikan bahan dalam

literature review.

C. Sumber Penelitian
9

1. Peneliti melakukan pencarian sumber penelitian menggunakan database

seperti Google Scholar, Portal GARUDA, Sinta dan Pubmed.

2. Google Scholar merupakan mesin pencarian yang memberikan layanan

untuk melakukan pencarian materi-materi pelajaran berupa teks dalam

berbagai format publikasi.

3. Portal GARUDA merupakan suatu gerbang penelusuran, indeksasi,

abstraksi, monitoring, untuk peningkatan standar kualitas publikasi ilmiah

di Indonesia.

4. Sinta merupakan sebuah portal untuk menilai kinerja jurnal berdasarkan

standar akreditasi dan sitasi, dengan mengindeks seluruh jurnal nasional

yang sudah diakreditasi oleh Akreditasi Jurnal Nasional

5. Mesin pencari berikutnya yaitu Pubmed yang merupakan mesin pencarian

yang memberikan pelayanan dengan lebih dari seratus jurnal penelitian

ilmiah dari internasional.

6. Mesin pencarian Google Scholar dapat diakses dengan melalui link

https://scholar.google.co.id/. Portal GARUDA dapat diakses dengan

melalui link http://garudaristekbrin.go.id/. Sinta dapat diakses dengan

melalui link https://sinta.ristekbrin.go.id/journals dan mesin pencarian

Pubmed dapat diakses melalui link https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/.

D. Strategi Penelusuran Publikasi Penelitian

Studi literatur ini menggunakan database Google Scholar, Portal

GARUDA, dan Pubmed yang di terbitkan dari tahun 2015 sampai 2021

berupa hasil penelitian yang membahas keterkaitan pengaruh perubahan


10

posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring. Penulis

menggunakan metode “AND” dan “OR” sebagai Boolean Operator, untuk

mencari seluruh artikel jurnal yang mencakup semua kata kunci.

Strategi Penulusuran Publikasi Penelitian

#1 Pressure Ulcer OR Decubitus

#2 Patient Repositioning OR Patient Moving

#3 Bedsore OR Bedrest

#4 #1 AND #2 AND #3

#5 Luka Tekan OR Dekubitus

#6 Perubahan Posisi OR Alih Baring

#7 Tirah Baring

#8 #5 AND #6 AND #7

Tabel 2.1 Strategi Penelusuran Publikasi Penelitian

E. Cara Seleksi Penelitian

Perumusan masalah dilakukan berdasarkan pendekatan PICO

(Population, Intervention, Comparison, dan Outcome) dengan konteks

penelitian yaitu pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada

pasien tirah baring. Adapun pendekatan perumusan masalah dapat dilihat

pada tabel berikut.

Population Penderita luka tekan pada pasien tirah baring

Intervention Pemberian perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan


11

pada pasien tirah baring

Comparison Tidak ada pembanding

Outcome Menurunnya risiko luka tekan

Tabel 2.2 Perumusan Masalah Dengan Pendekatan PICO

Sementara itu, pencarian dan penapisan literatur dilakukan dengan

metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews And

Meta-Analyses). Keempat tahapan proses ini telah digambarkan pada skema

2.2. Tahap identifikasi dilakukan melalui pencarian literatur menggunakan

kombinasi kata kunci yang telah ditentukan pada basis data Google Scholar,

Portal GARUDA, Sinta dan Pubmed.

Setelah dilakukan identifikasi, dilakukan penapisan terhadap seluruh

artikel yang diperoleh sesuai dengan topik yang dikaji. Dalam tahap ini,

dilakukan penapisan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah

ditetapkan dengan acuan yaitu hasil pencarian kata kunci dalam seluruh

badan artikel. Setelah melewati tahap penapisan, seluruh artikel kemudian

diuji kelayakannya melalui tahap peninjauan kelayakan. Tahapan ini

bertujuan menyaring lebih lanjut artikel-artikel yang akan dikaji agar

keseluruhan isi artikel-artikel tersebut sesuai dengan rumusan masalah serta

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam tahap ini, artikel-artikel yang

bersifat open access yang diikutsertakan dalam kajian.

Tahapan berikutnya dalam proses seleksi literatur yaitu

pengikutsertaan artikel. Tahapan ini merupakan proses mengikutsertakan


12

artikel yang relevan dan memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan,

serta memenuhi persyaratan sebagai open access sesuai hasil peninjauan

kelayakan literatur. Artikel-artikel yang diikutsertakan kemudian dilakukan

review atau pengkajian lebih lanjut sesuai dengan topik utama rumusan

masalah yaitu penerapan pemberian perubahan posisi terhadap pencegahan

luka tekan pada pasien tirah baring.

Pada Skema 2.2 seleksi artikel dalam literature review ini

menunjukkan pada tahap identifikasi, penulis melakukan pencarian literatur

sesuai kata kunci yaitu pada mesin pencari Pubmed menggunakan “Pressure

Ulcers” AND “Repositioning” AND “Bedsore”, dan pada mesin pencari

google scholar, Portal GARUDA, Sinta menggunakan kata kunci “Luka

Tekan” AND “Perubahan Posisi” AND “Tirah Baring”, pada mesin pencari

seperti google scholar mendapatkan 30 artikel, Portal GARUDA

mendapatkan 3 artikel, Sinta mendapatkan 4 artikel dan Pubmed

mendapatkan 100 artikel. Sehingga pada tahap identifikasi ini, terdapat total

137 artikel yang sesuai kata kunci. Dari jumlah artikel tersebut, penulis

melakukan tahap penapisan (screening) dan memperoleh sebanyak 16 artikel

yang sesuai dengan kriteria inklusi. Tahap selanjutnya, penulis melakukan

peninjauan kelayakan (eligibility), untuk menyaring lebih lanjut artikel-artikel

yang bersifat open access dan didapatkan total sebanyak 6 artikel. Tahap

terakhir, yaitu tahap pengikutsertaan artikel (include), pada tahap ini hasil

akhir artikel yang dapat dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi dan dapat

diikutsertakan pada studi literatur ini adalah 6 artikel.


13
14

Identification Hasil pencarian Hasil pencarian Hasil pencarian Hasil pencarian


menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
google scholar Portal GARUDA Sinta (n=4) Pubmed (n=100)
(n=30) (n=3)

Jumlah artikel secara keseluruhan


(n = 137)

Screening sesuai Eksklusi :


Screening

kriteria inklusi a. Rentang waktu diatas 5 tahun


(n = 16) terakhir (n=14)
b. Artikel yang duplikat
c. Bukan artikel publikasi dari
penelitian primer (107)

Artikel yang dapat Eksklusi :


Eligibilitas

open acces Artikel yang tidak open acces


(n=6) (n=5)

Artikel yang sesuai


Included

dengan kriteria inklusi


yang diikutsertakan
dalam studi (n=6)

Skema 2.2 Diagram Prisma


15

F. Strategi Analisis Penelitian

Studi literature review ini menggunakan strategi analisis compare.

Analisis compare adalah peneliti melakukan rangkuman atau ringkasan dan

kemudian melakukan kritik dari kesamaan artikel yang ada untuk dibuat

dalam suatu tulisan artikel yang baru.


BAB III

HASIL

A. Uraian Hasil Pencarian

Penulis melakukan pencarian literatur sesuai kata kunci yaitu pada

mesin pencari Pubmed menggunakan “Pressure Ulcers” AND

“Repositioning” AND “Bedsore”, dan pada mesin pencari google scholar,

Portal GARUDA, Sinta menggunakan kata kunci “Luka Tekan” AND

“Perubahan Posisi” AND “Tirah Baring”, pencarian tema artikel membahas

tentang pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien

tirah baring dan publikasi artikel dalam rentang waktu 5 tahun terakhir (2015-

2020), artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Pada mesin pencari seperti google scholar mendapatkan 30 artikel,

Portal GARUDA mendapatkan 3 artikel, Sinta mendapatkan 4 artikel dan

Pubmed mendapatkan 100 artikel. Dari keseluruhan mendapatkan hasil akhir

terdapat 137 artikel yang sesuai kata kunci. Dari jumlah artikel tersebut,

penulis melakukan tahap penapisan (screening) dan memperoleh sebanyak 16

artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Tahap selanjutnya, penulis

melakukan peninjauan kelayakan (eligibility), untuk menyaring lebih lanjut

artikel-artikel yang bersifat open access dan didapatkan total sebanyak 6

artikel. Tahap terakhir, yaitu tahap pengikutsertaan artikel (include), pada

tahap ini hasil akhir artikel yang dapat dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi

dan dapat diikutsertakan pada studi literatur ini adalah 6 artikel.


17

B. Tabel Hasil Pencarian

Tabel 3.1 Tabel Ringkasan Pustaka

Studi/Penulis Tempat Besar Kelompok Metode/Alat Outcome


Penelitian Sampel Karakteristik Intervensi Kontrol Ukur
Penulis: SMC RS 66 Usia : Kelompok Tidak ada Metode quasi Berdasarkan uraian hasil
Zulaikah, Sri Telogorejo Responden  <50 tahun : 10 intervensi kelompok experiment penelitian, menunjukkan bahwa
Puguh responden dilakukan kontrol dengan Pre- responden yang berisiko tinggi
Kristiyawati, S,  51-60 tahun : pemberian Post Design mengalami luka tekan
Eko. Purnomo 21 responden perubahan dan teknik berdasarkan IMT (Indeks Masa
 61-70 tahun : posisi tiap 2 pengambilan Tubuh) adalah responden yang
Tahun: 11 responden jam terhadap sampel mempunyai IMT <18 (Kurus) dan
(Januari, 2016)  >71 tahun : 24 risiko luka menggunakan IMT 18,5 – 25 (Normal) masuk
responden tekan Purposive kategori berisiko luka tekan
Judul: dengan Sampling. Alat paling rendah.
Pengaruh Alih Jenis Kelamin : varian berat ukur yang
Baring 2 Jam  Laki-laki : 42 badan pada digunakan Berdasarkan uji statistik dengan
Terhadap Resiko responden pasien adalah lembar nilai p value <0.05 dapat
Dekubitus Dengan  Perempuan : bedrest total observasi skala disimpulkan bahwa ada pengaruh
Varian Berat 24 responden Waterlow. perubahan posisi 2 jam terhadap
Badan Pada Pasien kejadian luka tekan terhadap
Bedrest Di SMC Berat Badan : berbagai varian IMT pasien.
RS Telogorejo
 IMT <18 : 22
responden
(Kurus)
 IMT 18,5-25 :
22 responden
(Normal)
18

Studi/Penulis Tempat Besar Kelompok Metode/Alat Outcome


Penelitian Sampel  IMT >26 : 22 Ukur
Karakteristik
responden
(Gemuk/Obesi
tas)
Penulis: RS Sentra 25 Usia : 25 Tidak ada Metode yang Dari hasil penelitian nilai p value
Armi Nurhikmah Medika Responden  <50 tahun : 5 Responden kelompok digunakan sebesar 0,018, dimana nilai p
Cibinong reponden sebagai kontrol adalah Quasi value <0,05 sehingga dapat
Tahun:  51-60 tahun : kelompok Experiment disimpulkan ada pengaruh
(Desember, 2019) 5 responden intervensi Research perubahan posisi terhadap
 >60 tahun : 15 dengan dengan One kejadian luka tekan pada pasien
Judul: responden dilakukan Group Pretest tirah baring di Rumah Sakit
Efektifitas pemberian – Posttest Sentra Medika Cibinong, bahwa
Perubahan posisi Jenis Kelamin : perubahan design, dengan pada pre test terdapat 25
Terhadap Kejadian  Laki-laki : 15 posisi tiap 2 alat ukur responden dengan kejadian luka
Dekubitus Pada responden jam terhadap lembar tekan, sedangkan pada kelompok
Pasien Tirah Baring  Perempuan : kejadian observasi intervensi post test setelah
Di Rumah Sakit 10 responden luka tekan diberikan perubahan posisi
Sentra Medika pada pasien dengan miring kanan dan miring
Cibinong tirah baring kiri pada kelompok intervensi
semuanya 100% berisiko rendah
mengalami luka tekan.

Penulis: RSUD 60 Usia : 30 30 Metode Berdasarkan analisa data


Andani FA, Ambarawa Responden  Dewasa awal: Responden Responden penelitian ini menunjukkan frekuensi tingkat
Kristiyawati SP, 13 responden sebagai sebagai adalah quasi risiko luka tekan sebelum
Purnomo E  Dewasa kelompok kelompok ezperiment dilakukan perlakuan sebagian
menengah: 22 intrevensi kontrol dengan One besar mengalami risiko sedang
Tahun: responden yaitu yaitu Group Pre-Post sebanyak 11 responden (36.7%).
(April, 2016)  Dewasa akhir: pemberian pemberian Test design. Setelah diberikan perlakuan
19

Studi/Penulis Tempat Besar Kelompok Metode/Alat Outcome


Penelitian Sampel 25 responden perubahan perubahan Ukur
Teknik perubahan posisi sebagian besar
Judul: posisi posisi pengambilan responden mengalami risiko
Efektifitas Jenis Kelamin : dikombinasi setiap 2 menggunakan rendah sebanyak 13 responden
Perubahan posisi  Laki-laki : 20 kan dengan jam purposive (43,3%).
Dengan Masase responden masase terhadap sampling
Punggung  Perempuan : punggung kejadian dengan alat ukur Berdasarkan uji statistik Mann
Terhadap Risiko 40 responden selama 15 luka tekan lembar Whitney dengan p value 0,031.
Karakteristik
Dekubitus Pada menit setiap pada pasien observasi. Menunjukkan nilai mean
Pasien Tirah pagi dan tirah perubahan posisi 13,50 dan
Baring Di RSUD sore baring. perubahan posisi dengan masase
Ambarawa terhadap punggung 14,33. Kesimpulan dari
kejadian penelitian ini adalah perubahan
luka tekan posisi dengan masase punggung
pada pasien lebih efektif terhadap penurunan
tirah baring risiko luka tekan pada pasien tirah
baring di RSUD Ambarawa.

Penulis: North 327 Usia : Kelompok Tidak ada Jenis Insiden luka tekan yang didapat
Anderson, M., Memorial Responden >60 tahun intervensi kelompok penelitian dari unit menurun dari 15,5%
Finch Guthrie, P., Medical pada kontrol menggunakan menjadi 2,1%. Dengan intervensi
Kraft, W., Reicks, Center in Jenis Kelamin : penelitian ini metode quasi utama yaitu penilaian awal
P., Skay, C., & Minneapoli,  Laki-laki : 195 diberikan experiment terjadinya sumber luka tekan.
Beal, A. L. Minnesota responden tindakan dengan desain Analisis data terungkap
 Perempuan : dengan 5 Pre-post meningkatnya kepatuhan secara
(Sebagai WOC 132 responden komponen intervention signifikan terhadap floating heels
Nurse inti untuk one group dan perubahan posisi membantu
Interprofesional mencegah design. menurunkan angka kejadian luka
Education, North terjadinya Dengan alat tekan. Tindakan intervensi
Memorial luka tekan ukur braden dengan 5 komponen (perubahan
20

Studi/Penulis Tempat Besar Kelompok Metode/Alat Outcome


Healthcare, Penelitian Sampel yaitu scale Ukur
score posisi, pengkajian head to toe,
Minneapolis, perubahan floating heels, identifikasi awal
Minnesota) posisi, sumber tekanan dan emmolien
pengkajian kulit) membantu untuk
Tahun: head to toe, menurunkan derajat risiko luka
(Juni, 2015) Karakteristik floating tekan.
heels,
Judul: identifikasi
Universal awal sumber
pressure ulcer tekanan,
prevention emmolien
bundle with kulit
WOC Nurse
Support
Penulis: RSUD Deli 10 Usia : Kelompok Tidak Metode Dari hasil penelitian, tingkat
Hamonangan Serdang Responden  40-50 tahun : intervensi terdapat penelitian ini pencegahan terhadap luka tekan
Damanik Lubuk 1 responden dilakukan kelompok adalah metode yang dialami pasien stroke di
Pakam  46-50 tahun : pemberian kontrol experiment ruang ICU RSUD Deli Serdang
Tahun: 4 responden perubahan dengan Lubuk Pakam diperoleh hasil dari
(Februari, 2016)  51-55 tahun : posisi rancangan one 10 orang pasien stroke, bahwa
2 responden terhadap group pre-post mayoritas responden memiliki
Judul:  >55 tahun : 3 risiko luka test design. kulit yang tidak lembab dan
Hubungan responden tekan pada Teknik mengalami eritema (60%).
Mobilisasi Dengan pasien tirah pengambilan Setelah dilakukan perubahan
Pencegahan baring. sampel yaitu posisi pada pasien tersebut
Dekubitus Pada accidental diperoleh mayoritas kulit
Pasien Stroke Di sampling responden lembab, tidak adanya
Rumah Sakit dengan alat eritema, dan tidak ada kerusakan
Umum Daerah ukur lembar pada epitel kulit epidermis
21

Studi/Penulis Tempat Besar Kelompok Metode/Alat Outcome


Deli Serdang Penelitian Sampel Karakteristik Ukur
observasi skala berjumlah 7 orang (70%).
Lubuk Pakam guttman
Hasil uji statistik dengan nilai ρ
<0,05 maka dapat disimpulkan
adanya perbedaan tingkat
pencegahan luka tekan sebelum
dan sesudah pemberian
perubahan posisi pada pasien
stroke di ruang ICU RSUD Deli
Serdang Lubuk.

Penulis: RSU PKU 40 Usia : Kelompok Tidak ada Jenis Berdasarkan hasil penelitian,
Wahyu Widodo, Muhamma Responden  Dewasa awal : intervensi kelompok Penelitian diperoleh hasil tabulasi silang
Elsye Maria Rosa, diyah 6 responden dilakukan kontrol menggunakan menunjukkan setelah diberikan
Novita Kurniasari Purworejo.  Dewasa tindakan metode quasi tindakan perubahan posisi
akhir : 9 pencegahan experiment terdapat penurunan risiko luka
Tahun: responden untuk dengan desain tekan pada setiap level yang
(Juni, 2017)  Lansia awal : mengurangi Pre and post terdiri dari: risiko tinggi dari 18
14 responden risiko luka test without responden turun menjadi 12
Judul:  Lansia akhir : tekan pada control group. (66,7%). Untuk kategori sedang,
Pengaruh Tindakan 11 responden pasien tirah Sampel dalam terdapat 18 responden turun
Keperawatan baring, penelitian ini menjadi 13 responden (72,1%) ke
Reduksi Luka Jenis Kelamin : Tindakan menggunakan dalam risiko rendah. Sedangkan
Tekan Terhadap  Laki-laki : 17 yang consecutive untuk risiko sangat tinggi yaitu 2
Penurunan Risiko responden diterapkan sampling, orang responden mengalami
Luka Tekan  Perempuan : adalah dengan alat penurunan risiko sebanyak 1
23 responden membalut ukur lembar responden.
luka, observasi skala
Berat badan : perubahan Norton Scale. Hasil penelitian berdasarkan body
22

Studi/Penulis Tempat Besar Kelompok Metode/Alat Outcome


Penelitian Sampel  IMT <18 : 12 posisi, dan Ukur mass index menunjukkan bahwa
responden promosi pada orang dengan IMT (kurus)
Karakteristik
(Kurus) kesehatan cenderung akan mengalami
 IMT 18,5-25 : penekanan tonjolan tulang yang
18 responden lebih besar dibanding dengan
(Normal) orang yang IMT lebih besar.
 IMT >26 : 10
responden Kesimpulan dari penelitian ini
(Gemuk/Obesi adalah terdapat penurunan risiko
tas) luka tekan setelah diberikan
tindakan pencegahan luka tekan
yaitu membalut luka, perubahan
posisi dan promosi kesehatan.
23

C. Uraian Hasil Temuan

Setelah penulis melakukan pencarian pada beberapa artikel, penulis

mendapatkan 6 artikel yang di publikasi pada 5 tahun terakhir untuk

dilakukan review. Dari 6 artikel tersebut terdapat perbedaan pada jumlah

responden, usia responden, jenis penelitian, jenis pendekatan penelitian, cara

pengambilan sampling, alat ukur, waktu dan tempat penelitian.

Artikel penelitian pertama dilakukan oleh (Zulaikah, Sri Puguh

Kristiyawati, dan Eko Purnomo, 2016) dengan judul “Pengaruh Alih Baring

2 Jam Terhadap Resiko Dekubitus Dengan Varian Berat Badan Pada Pasien

Bedrest Di SMC RS Telogorejo”. Menggunakan metode quasi experiment

dengan One group Pre-Post Design. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan posisi 2 jam terhadap risiko

luka tekan dengan varian berat badan pada pasien tirah baring. Jumlah sampel

pada penelitian ini sebanyak 66 responden berusia 50 – lebih dari 60 tahun

menggunakan teknik pengambilan purposive sampling dengan alat ukur

lembar observasi skala Waterlow. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan

bahwa responden yang berisiko tinggi mengalami luka tekan berdasarkan

IMT (Indeks Masa Tubuh) adalah responden yang mempunyai IMT <18

(Kurus) dan IMT 18,5 – 25 (Normal) masuk kategori berisiko luka tekan

paling rendah. Tindakan perubahan posisi 2 jam, lebih diperhatikan pada

pasien yang kurus (IMT <18) karena lebih berisiko terjadi luka tekan. Uji

statistik dengan nilai p value <0.05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

perubahan posisi 2 jam terhadap kejadian luka tekan terhadap berbagai varian
24

IMT pasien.

Artikel penelitian kedua dilakukan oleh (Armi Nurhikmah, 2019)

dengan judul “Efektifitas Perubahan posisi Terhadap Kejadian Dekubitus

Pada Pasien Tirah Baring Di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong”.

Menggunakan metode quasi experiment dengan One group Pre-Post Design.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring di RS

Sentra Medika Cibinong. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 25

responden berusia 30-60 tahun dengan alat ukur lembar observasi.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pada pre test terdapat 25 responden

dengan kejadian luka tekan, sedangkan pada kelompok intervensi post test

setelah diberikan perubahan posisi pada kelompok intervensi semuanya 100%

berisiko rendah mengalami luka tekan. Dari hasil penelitian nilai p value

sebesar 0,018, dimana nilai p value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada

pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah

baring di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong.

Artikel penelitian ketiga dilakukan oleh (Andani FA, Kristiyawati SP,

Purnomo E, 2016) dengan judul “Efektifitas Perubahan posisi Dengan

Masase Punggung Terhadap Risiko Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Di

RSUD Ambarawa”. Menggunakan metode quasi experiment dengan One

group Pre-Post Design. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektifitas perubahan posisi dengan masase punggung terhadap risiko luka

tekan pada pasien tirah baring di RSUD Ambarawa. Jumlah sampel pada
25

penelitian ini sebanyak 60 responden berusia 18-60 tahun menggunakan

teknik pengambilan purposive sampling dengan alat ukur lembar observasi.

Berdasarkan hasil penelitian, Frekuensi tingkat risiko luka tekan pada

kelompok perubahan posisi sebelum dilakukan perlakuan sebagian besar

mengalami risiko sedang sebanyak 11 responden (36.7%). Setelah diberikan

perlakuan perubahan posisi sebagian besar responden berisiko rendah

sebanyak 13 responden (43,3%). Selanjutnya, frekuensi tingkat risiko luka

tekan pada kelompok perubahan posisi dengan masase punggung sebelum

dilakukan intervensi sebagian besar mengalami risiko tinggi sebanyak 14

(46.7%). Setelah diberikan perlakuan perubahan posisi dengan masase

punggung sebagian besar responden beresiko rendah sebanyak 14 (46,7%).

Berdasarkan uji statistik Mann Whitney dengan p value 0,031. Menunjukkan

nilai mean dari intervensi pemberian perubahan posisi adalah 13,50 dan

intervensi dengan pemberian perubahan posisi dikombinasikan dengan

masase punggung adalah 14,33. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

perubahan posisi dengan masase punggung lebih efektif terhadap penurunan

risiko luka tekan pada pasien tirah baring di RSUD Ambarawa.

Artikel penelitian keempat dilakukan oleh (Anderson, M., Finch

Guthrie, P., Kraft, W., Reicks, P., Skay, C., & Beal, A. L, 2015) sebagai

WOC Nurse, Interprofesional Education, North Memorial Healtcare,

Minneapolis, Minnesota. Dengan judul ‘Universal pressure ulcer

prevention bundle with WOC Nurse Support’. Menggunakan metode quasi

experiment dengan Pre-post intervention one group design. Jumlah sampel


26

pada penelitian ini sebanyak 327 responden berusia >60 tahun dengan alat

ukur braden scale score. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Insiden

luka tekan yang didapat dari unit menurun dari 15,5% menjadi 2,1%.

Dengan intervensi utama yaitu penilaian awal terjadinya sumber luka tekan.

Analisis data terungkap meningkatnya kepatuhan secara signifikan terhadap

floating heels dan perubahan posisi membantu menurunkan angka kejadian

luka tekan. Tindakan intervensi dengan 5 komponen (perubahan posisi,

pengkajian head to toe, floating heels, identifikasi awal sumber tekanan dan

emmolien kulit) tersebut membantu untuk menurunkan derajat risiko luka

tekan.

Artikel penelitian kelima dilakukan oleh (Hamonangan Damanik,

2016) dengan judul “Hubungan Mobilisasi Dengan Pencegahan Dekubitus

Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk

Pakam”. Menggunakan metode quasi experiment dengan One group Pre-

Post Design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 10 responden

berusia 40-60 tahun menggunakan teknik pengambilan accidental sampling

dengan alat ukur lembar observasi skala guttman. Dari hasil penelitian,

tingkat pencegahan terhadap luka tekan yang dialami pasien stroke di ruang

ICU RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh hasil dari 10 orang pasien

stroke, bahwa mayoritas responden memiliki kulit yang tidak lembab dan

mengalami eritema (60%). Setelah dilakukan perubahan posisi pada pasien

diperoleh mayoritas kulit responden lembab, tidak adanya eritema, dan tidak

ada kerusakan pada epitel kulit epidermis berjumlah 7 orang (70%). Hasil uji
27

statistik dengan nilai ρ <0,05 maka dapat disimpulkan adanya perbedaan

tingkat pencegahan luka tekan sebelum dan sesudah pemberian perubahan

posisi pada pasien stroke di ruang ICU RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

Artikel penelitian keenam dilakukan oleh (Wahyu Widodo, Elsye

Maria Rosa, Novita Kurniasari, 2017) dengan judul “Pengaruh Tindakan

Keperawatan Reduksi Luka Tekan Terhadap Penurunan Risiko Luka Tekan”.

Menggunakan metode quasi experiment dengan One group Pre-Post Design

without control group. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh dari intervensi keperawatan dalam mengurangi luka tekan pada

pasien tirah baring di RSU PKU Muhammadiyah Purworejo. Jumlah sampel

pada penelitian ini sebanyak 40 responden berusia 20-60 tahun menggunakan

teknik pengambilan consecutive sampling, dengan alat ukur lembar observasi

skala Norton Scale. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil tabulasi

silang setelah diberikan perlakuan pemberian perubahan posisi menunjukkan

penurunan risiko luka tekan pada setiap level yang terdiri dari: risiko tinggi

dari 18 responden turun menjadi 12 (66,7%). Untuk kategori sedang, terdapat

18 responden turun menjadi 13 responden (72,1%) ke dalam risiko rendah.

Sedangkan untuk risiko sangat tinggi yaitu 2 orang responden mengalami

penurunan risiko sebanyak 1 responden. Hasil penelitian berdasarkan body

mass index menunjukkan bahwa pada orang dengan IMT (kurus) cenderung

akan mengalami penekanan tonjolan tulang yang lebih besar dibanding

dengan orang yang IMT lebih besar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
28

terdapat penurunan risiko luka tekan setelah diberikan tindakan pencegahan

luka tekan yaitu membalut luka, perubahan posisi dan promosi kesehatan.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Pasien dengan tirah baring dalam jangka waktu lama pada umumnya

mempunyai risiko gangguan integritas kulit karena tekanan yang lama, iritasi

kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka tekan. Penyebab

utama dari luka tekan yaitu berkurangnya aliran darah ke kulit karena

pengaruh tekanan. Jika terdapat tekanan yang terlalu lama akan menyebabkan

terputusnya aliran darah, maka kulit akan mengalami kekurangan oksigen.

Pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka yang

terbuka (Maryunani, 2013).

Pasien dengan kejadian luka tekan, harus membutuhkan asuhan

keperawatan yang teliti dengan intervensi yang tepat, salah satunya yaitu

pemberian perubahan posisi untuk mencegah luka tekan pada daerah tulang

yang menonjol dan bertujuan untuk mengurangi penekanan akibat tertahannya

pasien dengan satu posisi tidur tertentu pada pasien tirah baring dalam jangka

waktu yang lama.

Penetapan kriteria yang tepat pada penyusunan literatur review ini

sangat mepengaruhi jumlah artikel yang akan didapat. Setelah melakukan

pencarian artikel dengan Google Scholar, Portal GARUDA, Sinta dan

Pubmed serta membatasi pencarian jurnal dengan menggunakan kriteria

inklusi dan eksklusi, didapatkan hasil akhir artikel yang ditetapkan berjumlah
30

6 artikel. Hasil yang sesuai ditunjukkan pada hasil penelitian didalam artikel,

hasil penelitian secara umum menyebutkan bahwa perubahan posisi dapat

menurunkan derajat risiko luka tekan pada pasien tirah baring.

Faktor risiko terjadinya luka tekan dapat dipengaruhi oleh usia, berat

badan, nutrisi dan penyakit penyerta lain seperti stroke. Karakteristik

responden yang dibahas dalam penelitian ini adalah terkait karakteristik usia

dan berat badan. Karena kejadian tirah baring pada umumnya terjadi pada

pasien dengan usia lanjut dan memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka

tekan, karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.

Penuaan mengakibatkan kehilangan masa otot, penurunan kadar albumin,

penurunan elastisitas kulit, dan penurunan kohesi antara epidermis dan dermis.

Perubahan ini berkombinasi dengan faktor penuaan lain yang akan membuat

kulit menjadi berkurang toleransinya terhadap tekanan, pergesekan dan dapat

dengan mudah terjadi luka tekan (Stanley, 2012).

Karakteristik responden selanjutnya adalah berat badan, hasil

penelitian berdasarkan body mass index menunjukkan bahwa pada orang

dengan IMT <18 (kurus) cenderung akan mengalami penekanan tonjolan

tulang yang lebih besar. Hal ini disebabkan pada orang dengan berat badan

yang normal mempunyai berat tubuh yang ideal dan simpanan lemak tubuh

yang normal sehingga tidak membebani tubuh pada saat terjadi tekanan.

Namun pada orang dengan IMT <18 (Kurus) mempunyai sedikit jaringan

subkutan yang menutupi tonjolan tulang sehingga tonjolan tulang tersebut


31

menahan berat badan dan akan lebih rentan terjadi luka tekan (Smeltzer,

2012).

Dari 6 artikel yang di review terdapat beberapa intervensi dan

kombinasi yang dilakukan untuk menurunkan derajat risiko luka tekan pada

pasien tirah baring diantaranya seperti pemberian perubahan posisi dapat

dikombinasikan dengan massase punggung selama 15 menit, pemberian

intervensi 5 komponen untuk menurunkan derajat risiko luka tekan

(perubahan posisi, emolien kulit, pengkajian head to toe, floating heels,

penilaian awal identifikasi sumber tekanan), pemberian perubahan posisi

dengan diit tinggi protein pada pasien dengan varian berat badan, pemberian

perubahan posisi dapat dilakukkan dalam rentang waktu 2 jam dan 4 jam.

Artikel pertama menggunakan intervensi yaitu dilakukan pemberian

perubahan posisi tiap 2 jam terhadap risiko luka tekan dengan varian berat

badan pada pasien bedrest total. Artikel kedua menggunakan intervensi

dengan dilakukan pemberian perubahan posisi tiap 2 jam terhadap kejadian

luka tekan pada pasien tirah baring. Artikel ketiga menggunakan intervensi

dengan dilakukan pemberian perubahan posisi dikombinasikan dengan masase

punggung selama 15 menit setiap pagi dan sore terhadap kejadian luka tekan

pada pasien tirah baring. Artikel keempat menggunakan intervensi dengan

memberikan 5 komponen untuk menurunkan derajat risiko luka tekan

(perubahan posisi, emolien kulit, pengkajian head to toe, floating heels,

penilaian awal identifikasi sumber tekanan). Artikel kelima menggunakan

intervensi dengan dilakukan pemberian perubahan posisi terhadap risiko luka


32

tekan pada pasien tirah baring. Artikel keenam menggunakan intervensi

dengan membalut luka, pemberian perubahan posisi, dan promosi kesehatan.

Pemberian perubahan posisi dapat diberikan dengan cara menjaga

bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat atau kurang akan menurunkan

peluang terjadinya luka tekan akibat gaya gesek. Posisi tubuh pada saat

pemberian perubahan posisi dilakukan tiap 2 jam akan menentukan

keberhasilan intervensi keperawatan terhadap pasien. Perubahan posisi

meliputi supine/terlentang, lateral/miring, prone/terlungkup, dan fowler tinggi

(Potter & Perry, 2012). Pemberian perubahan posisi dilakukan dengan interval

yang tepat yaitu tiap 2 jam, karena pada saat terjadi tekanan maka dapat

mempengaruhi sirkulasi ke jaringan terganggu sehingga menyebabkan

iskemik yang berpotensi terhadap kerusakan jaringan. Setelah periode

iskemik, kulit akan mengalami hiperemia reaktif. Hiperemia reaktif akan

efektif apabila tekanan dihilangkan sebelum terjadi kerusakan yaitu dengan

interval 1-2 jam (Potter & Perry, 2012).

Dari 6 artikel yang didapat, artikel pertama yang berjudul Pengaruh

Alih Baring 2 Jam Terhadap Resiko Dekubitus Dengan Varian Berat Badan

Pada Pasien Bedrest Di SMC RS Telogorejo. Dapat disimpulkan bahwa

responden yang berisiko tinggi mengalami luka tekan berdasarkan IMT

(Indeks Masa Tubuh) adalah responden yang mempunyai IMT <18 (Kurus)

dan IMT 18,5 – 25 (Normal) masuk kategori berisiko luka tekan paling

rendah. Tindakan perubahan posisi 2 jam, lebih diperhatikan pada pasien yang

kurus (IMT <18) karena lebih berisiko terjadi luka tekan. Uji statistik dengan
33

nilai p value <0.05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perubahan posisi 2

jam terhadap kejadian luka tekan terhadap berbagai varian IMT pasien. Artikel

kedua yang berjudul Efektifitas Perubahan posisi Terhadap Kejadian

Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Di Rumah Sakit Sentra Medika

Cibinong, dengan menggunakan intervensi yaitu pemberian perubahan posisi

tiap 2 jam. Dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan intervensi, terdapat

penurunan terjadinya derajat risiko luka tekan pada pasien tirah baring di

Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong. Artikel ketiga yang berjudul Efektifitas

Perubahan posisi Dengan Masase Punggung Terhadap Risiko Dekubitus

Pada Pasien Tirah Baring Di RSUD Ambarawa. Dapat disimpulkan

berdasarkan uji statistik Mann Whitney dengan p value 0,031. Menunjukkan

nilai mean dari intervensi pemberian perubahan posisi adalah 13,50 dan

intervensi dengan pemberian perubahan posisi dikombinasikan dengan masase

punggung adalah 14,33. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perubahan

posisi dengan masase punggung lebih efektif terhadap penurunan risiko luka

tekan pada pasien tirah baring di RSUD Ambarawa. Artikel keempat yang

berjudul Implementation of pressure ulcer prevention and management in

elderly patients: a retrospective study in tertiary care hospital in Qatar. Dapat

disimpulkan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden yang

berisiko tingi terjadinya luka tekan adalah dengan IMT <18 (Kurus).

Berdasarkan uji statistik dengan nilai p value <0.05 bahwa pemberian

tindakan perubahan posisi tiap 2 jam dan diit tinggi protein (1.5 g/kg BB)

merupakan tindakan terbaik untuk mengatasi terjadinya luka tekan. Artikel


34

kelima yang berjudul Hubungan Mobilisasi Dengan Pencegahan Dekubitus

Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk

Pakam. Dapat disimpulkan bahwa hasil uji statistik dengan nilai ρ <0,05

terdapat adanya perbedaan tingkat pencegahan luka tekan sebelum dan

sesudah pemberian perubahan posisi pada pasien stroke di ruang ICU RSUD

Deli Serdang Lubuk Pakam. Artikel keenam yang berjudul Pengaruh

Tindakan Keperawatan Reduksi Luka Tekan Terhadap Penurunan Risiko

Luka Tekan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan risiko luka tekan

setelah diberikan tindakan pencegahan luka tekan yaitu membalut luka,

perubahan posisi dan promosi kesehatan.

Keberhasilan intervensi keperawatan tersebut dapat diukur dengan

lembar observasi atau lembar kuisioner yang diberikan pada responden dan

keluarga untuk melihat keberhasilan perubahan posisi terhadap kejadian luka

tekan pada pasien tirah baring di ICU. Penilaian tersebut digunakan untuk

mengetahui konsistensi responden dalam mempertahankan posisi tersebut tiap

2 jam. Hasil literature review ini menunjukkan bahwa pemberian perubahan

posisi dikombinasikan dengan masasse punggung, dan diit tinggi protein juga

dapat membantu menurunkan risiko luka tekan pada pasien tirah baring. Pada

pasien dengan IMT (Indeks Masa Tubuh) yang rendah cenderung akan

mengalami penekanan tonjolan tulang yang lebih besa. Oleh karena itu,

tindakan pemberian perubahan posisi 2 jam, lebih diperhatikan pada pasien

dengan IMT <18 (kurus) karena lebih berisiko terjadi luka tekan.
35

Dari semua artikel tersebut menunjukan ada keterkaitan antara

pemberian perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah

baring. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti,

tentunya akan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, tetapi

tetap mempunyai tujuan yang sama, yakni dapat berguna bagi masyakat secara

luas, bagi pasien dan bagi tenaga kesehatan.

B. Keterbatasan

Terdapat beberapa keterbatasan dari artikel yang telah di review yaitu

pemahaman peneliti tentang teori menurut Potter & Perry (2012), bahwa

hiperemia reaktif akan efektif apabila tekanan dihilangkan sebelum terjadi

kerusakan yaitu pada interval 1-2 jam dengan pemberian perubahan posisi,

penjelasan teori tersebut membuat peneliti sulit memahami dan sulit

membuat kesimpulan dari analisis teori tersebut.

C. Implikasi

Kejadian luka tekan merupakan masalah yang sering muncul pada pasien

tirah baring dalam jangka waktu yang lama, terjadinya kejadian luka tekan

dapat merugikan pasien karena bertambahnya lama perawatan, bertambahnya

penyakit yang diderita dan meningkatnya biaya perawatan. Perawat dapat

mencegah atau menurunkan angka kejadian luka tekan yang dialami oleh

pasien dengan tirah baring adalah dengan melakukan pemberian perubahan

posisi untuk mencegah luka tekan pada daerah tulang yang menonjol dan
36

bertujuan untuk mengurangi penekanan akibat tertahannya pasien dengan satu

posisi tidur.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan review yang telah dilakukan, secara garais besar pemberian

perubahan posisi berpengaruh terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah

baring dan didapatkan beberapa kesimpulan lainnya, anatara lain :

1. Karakteristik responden yang dibahas dalam penelitian ini adalah terkait

karakteristik usia dan berat badan. Usia responden rata-rata adalah >60

tahun. Karena kejadian tirah baring pada umumnya terjadi pada pasien

dengan usia lanjut dan memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka

tekan, karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.

Karakteristik selanjutnya adalah berat badan, pada responden dengan berat

badan IMT <18 (Kurus), berisiko terjadi luka tekan karena adanya tekanan

pada tulang yang menonjol.

2. Kejadian luka tekan pada pasien tirah baring, disebabkan oleh beberapa

faktor salah satunya usia, berat badan, nutrisi dan penyakit penyerta lain

seperti stroke. Hasil literature review ini menunjukkan bahwa setelah

diberikan perlakuan perubahan posisi sebagian besar responden berisiko

rendah terjadi luka tekan.

3. Hasil literature review ini menunjukkan bahwa pemberian perubahan

posisi berpengaruh terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring.

Pemberian perubahan posisi dikombinasikan dengan masasse punggung,


38

diit tinggi protein dan identifikasi awal sumber luka tekan juga dapat

membantu menurunkan risiko luka tekan pada pasien tirah baring.

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Disarankan untuk selalu memberikan perlakuan perubahan posisi dan

memberikan edukasi kepada keluarga serta pasien tentang perubahan

posisi khususnya pada pasien dengan keadaan tirah baring dalam jangka

waktu yang lama.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan banyak peneliti yang melakukan

penelitian lebih dalam mengenai pemberian perubahan posisi terhadap

kejadian luka tekan sehingga akan ada banyak artikel yang menjadi

sumber pustaka serta mencantumkan lebih detail mengenai metode-metode

yang lain terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring.

3. Bagi pendidikan

Untuk melakukan penelitian selanjutnya yang dilakukan di Indonesia

dapat dilakukan dengan jumlah responden yang lebih banyak dan jangka

waktu yang lebih lama, supaya dapat lebih terpercaya secara ilmiah dan

hasil yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M., Finch Guthrie, P., Kraft, W., Reicks, P., Skay, C., & Beal, A. L.
2015. ‘Universal pressure ulcer prevention bundle with WOC nurse
support’. Journal of wound, ostomy and continence nursing, vol. 42, no. 3,
hal. 217-225. doi : 10.1097/WON.0000000000000109

Amir Y, Lohrmann C, Halfens RJG, Schols JMGA. 2017. ‘Pressure ulcers in four
Indonesian hospitals : prevalence, patient characteristics, ulcer
characteristics, prevention and treatment’. International Wound Journal,
vol. 14, no. 1, hh. 184-193. doi: 10.1111/iwj.12580

Amir, Y., Halfens, R. J. G., Lohrmann, C., & Schols, J. M. G. A. 2013. ‘Pressure
ulcer prevalence and quality of care in stroke patients in an Indonesian
hospital’. Journal of Wound Care, 22(5), 254–260.
https://doi.org/10.12968/jowc.2013.22.5.254

Andani FA, Kristiyawati SP, Purnomo E. 2016. ‘Efektifitas Perubahan posisi


Dengan Masase Punggung Terhadap Risiko Dekubitus Pada Pasien Tirah
Baring Di Rsud Ambarawa’. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
(JIKK), dilihat 21 Januari 2021
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/

Anik M. 2013. Perawatan Luka Modern Terlengkap. Jakarta : In Media

Avsar, P., Moore, Z., Patton, D., O'Connor, T., Budri, A. M., & Nugent, L. 2020.
‘Repositioning for preventing pressure ulcers: a systematic review and
meta-analysis’. Journal of Wound Care, vol. 29, no. 9, hh. 496-508. doi:
10.12968/jowc.2020.29.9.496

Damanik, H. 2016. ‘Hubungan Mobilisasi Dengan Pencegahan Dekubitus Pada


Pasien Koma Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam
Tahun 2015’. Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA, vol. 2, no.1, Februari
2016

Efron, S.E., & Ravid, R. 2019. Writing the Literatur Review : A Practical Guide.
New York, NY : The Guilford Press
Kristiyawati, S. P., & Purnomo, S. 2016. ‘Pengaruh Perubahan posisi 2 Jam
Terhadap Risiko Dekubitus Dengan Varian Berat Badan Pada Pasien
Bedrest Total Di Smc Rs Telogorejo’. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, vo. 8, no. 4

Mervis, J. S., & Phillips, T. 2019. ‘Pressure ulcers: Prevention and


management’. Journal of the American Academy of Dermatology, vol. 81,
no. 4, hh. 893-902. doi : 10.1016/j.jaad.2018.12.068

Moore, Z. E., & Cowman, S. 2015. ‘Repositioning for treating pressure


ulcers’. Cochrane Database of Systematic Reviews, vol. 1. Dilihat 12
Februari 2021 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25561248/

Nadukkandiyil, N., Syamala, S., Saleh, H. A., Sathian, B., Ahmadi Zadeh. 2019.
‘Implementation of pressure ulcer prevention and management in elderly
patients: a retrospective study in tertiary care hospital in Qatar’. The Aging
Male, hh. 1-7. doi: 10.1080/13685538.2019.1670156

Nurhikmah, A. 2019. ‘Efektifitas Perubahan posisi Terhadap Kejadian Dekubitus


Pada Pasien Tirah Baring Di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong’. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Medika drg.Suherman, vol. 1, no. 1, Desember 2019

Suriadi. 2014 . Perawatan Luka Edisi I CV. Jakarta: Sagung Seto

Tayyib, N., Coyer, F., & Lewis, P. 2015. ‘Saudi Arabian adult intensive care unit
pressure ulcer incidence and risk factors: A prospective cohort study’.
International Wound Journal, 1–8. https://doi.org/10.1111/iwj.12406

Virani, Tazim et al. 2011 . Nursing Best Practice Guideline: Risk assessment and
prevention of pressure ulcers. Registered Nurses’ Association of Ontario.
Dilihat 5 Februari 2021 http://rnao.ca/bpg/guidelines/riskassessment-and-
prevention-pressureulcers

Widodo, W., Rosa, E. M., & Kurniasari, N. 2017. ‘Pengaruh Tindakan


Keperawatan Reduksi Luka Tekan Terhadap Penurunan Risiko Luka
Tekan’. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, vol. 13, no. 2

Woodhouse, M., Worsley, P. R., Voegeli, D., Schoonhoven, L., & Bader, D. L.
2019. ‘How consistent and effective are current repositioning strategies for
pressure ulcer prevention’. Applied Nursing Journal Research, no. 48, hh.
58-62. doi: 10.1016/j.apnr.2019.05.013.
Yap, T. L., Kennerly, S. 2018. ‘TEAM-UP for quality: a cluster randomized
controlled trial protocol focused on preventing pressure ulcers through
repositioning frequency and precipitating factors’. BMC geriatrics, 18(1),
hh. 1-15. doi: 10.1186/s12877-018-0744-0
LAMPIRAN
Lampiran 2. Tangkapan Layar Proses Pencarian Literatur

Anda mungkin juga menyukai