T ER HA D A P KEJA DI A N LU KA TEKA N PA DA PA S I EN TI R A H
BA RI N G D I RU AN G IN TEN S I VE CARE UN I T
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SENDY PRATAMA
NIM : P27904117044
SENDY PRATAMA
Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep
ABSTRAK
Latar belakang : Luka tekan merupakan masalah yang dapat terjadi pada pasien
dengan penyakit kronis, kondisi lemah dan lumpuh dalam waktu yang lama. Data
pasti mengenai insiden luka tekan yang diterbitkan di Indonesia masih belum
banyak dilakukan. Salah satu penelitian single center melaporkan prevalensi luka
tekan di Indonesia mencapai 40% menjadi yang tertinggi diantara negara besar
ASEAN lainnya. Tingginya angka prevalensi mengindikasikan bahwa kejadian
luka tekan perlu segera diatasi. Pasien dengan kondisi tirah baring dalam jangka
waktu lama memerlukan penatalaksanaan yang tepat, diantaranya memberikan
perubahan posisi yang sesuai agar mengurangi tekanan yang terlalu lama dan gaya
gesekan terhadap kulit. Perubahan posisi dapat mencegah luka tekan pada daerah
tulang yang menonjol dan bertujuan untuk mengurangi penekanan akibat
tertahannya pasien pada satu posisi tidur tertentu. Tujuan: Untuk mengetahui
pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring
di ruang ICU. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah literature
review dengan teknik compare terhadap hasil penelitian tentang pengaruh
perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring di ruang
ICU dengan menggunakan mesin pencari Google Scholar, Pubmed, Portal
GARUDA dan Sinta dalam rentang waktu 2015-2020. Hasil : Hasil penelitian
dari 6 artikel yang sudah dianalisis didapatkan bahwa pemberian perubahan posisi
berpengaruh terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring. Kesimpulan :
Perubahan posisi dapat berpengaruh terhadap kejadian luka tekan dan diperlukan
bagi pasien dengan kondisi tirah baring dalam jangka waktu yang lama untuk
mengurangi penekanan berlebihan pada satu posisi tidur tertentu
iv
LITERATURE REVIEW: THE EFFECT OF REPOSITIONING ON THE
INCIDENCE OF PRESSURE ULCERS IN BEDREST PATIENTS IN
INTENSIVE CARE UNIT
SENDY PRATAMA
Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep
ABSTRACT
Background: Pressure sores are a problem that can occur in patients with chronic
disease, weakness, and prolonged paralysis. The exact data on the incidence of
pressure sores published in Indonesia is still not widely used. One single-center
study reported that the prevalence of pressure sores in Indonesia reached 40%,
which is the highest among other major ASEAN countries. The high prevalence
rate indicates that the incidence of pressure sores needs to be addressed
immediately. Patients with long-term bed rest need proper management, including
providing an appropriate change of position to reduce prolonged pressure and
friction against the skin. The change in position can prevent pressure sores on the
bony area that protrudes and aims to reduce the pressure caused by the patient
being held in one particular sleeping position. Objective: To determine the effect
of changing positions on the incidence of pressure sores in bedridden patients in
the ICU. Methods: The research method used is a literature review with a
comparison technique to the results of research on the effect of changing positions
on the incidence of pressure sores in bed rest in the ICU using the Google Scholar
search engine, Pubmed, Portal GARUDA and Sinta in the period 2015 to 2020.
Results: The results of the research from 6 articles that have been analyzed
showed that giving a change in position affected the incidence of pressure sores in
bedridden patients. Conclusion: Changes in position can affect the incidence of
pressure sores and patients with long-term bed rest must reduce excessive pressure
on one particular sleeping position.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Perubahan Posisi Terhadap Kejadian Luka tekan Pada Pasien Tirah Baring Di
kesulitan namun berkat pertolongan Allah SWT, serta bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat di atasi. Oleh karena itu,
Kemenkes Banten
sekaligus dosen penguji I dalam sidang seminar skripsi literatur review ini.
3. Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi
vi
6. Purbianto, SKp, M.Kep, Sp.KMB, selaku penguji II dalam sidang seminar
7. H.Jaenudin, SKp, Ners, M.Kep, selaku penguji III dalam sidang seminar
9. Teristimewa kepada keluarga saya, mamah, ayah dan adik (Ibu Dewi
Oktiyanti, Bapak Risdiyanto, dan adik saya Ghulam Faiz) yang telah
ini.
Semoga laporan Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI..............................................i
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL.................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
ABSTRACT.........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR SKEMA...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan..............................................................................................26
B. Keterbatasan.............................................................................................32
C. Implikasi...................................................................................................32
BAB V PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................33
B. Saran..........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................ix
viii
DAFTAR SKEMA
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
luka yang diakibatkan oleh tekanan dari luar yang berlebih, dan pada
umumnya terjadi pada pasien yang menderita penyakit kronik, kondisi lemah
dan lumpuh yang sering berbaring lama di tempat tidur. Kerusakan integritas
kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun dapat
disebabkan juga karena kulit tertekan dalam waktu yang lama menyebabkan
iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan. Luka tekan adalah kerusakan
kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus
2013).
luka tekan mencapai 33%. Hal ini menyebabkan ulkus luka tekan menjadi
global, ulkus luka tekan merupakan penyebab utama dari morbiditas dan
insidens terjadinya luka tekan pada pasien rawat inap berkisar antara 27-29%.
2
prevalensi 41%. Di Arab Saudi dilaporkan angka luka tekan pada pasien
tekan di Pontianak adalah sebesar 33.3%. Studi lain yang dilakukan pada
tekan sebelum masuk rumah sakit terjadi pada 44% pasien. Total dari luka
tekan pada pasien tersebut adalah 142 luka dan 42% dari luka tersebut
dikategorikan dalam luka tekan derajat 3 dan 4. Lokasi terjadinya luka tekan
paling sering terjadi pada area sakrum, bokong dan tumit (Amir Y, 2017).
menurunkan angka kejadian luka tekan yang diderita oleh pasien dengan
terjadinya luka tekan dapat disebabkan karena penyakit penyerta lain seperti
dekubitus, stroke atau dapat dipengaruhi oleh usia, berat badan, dan nutrisi.
Salah satu penyakit kronik di Indonesia yang mempunyai risiko besar untuk
terkena luka tekan adalah stroke, hal ini disebabkan pasien dengan kondisi
stroke mengalami kelemahan pada satu atau semua anggota gerak yang
yang mengalami stroke pada hari ke-7 dengan gangguan mobilisasi, berisiko
tinggi terjadi luka tekan karena adanya penekanan pada bagian tubuh secara
tubuh secara mandiri. Imobilisasi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan
utama pada munculnya luka tekan pada pasien. Faktor risiko lainnya terhadap
kejadian luka tekan yaitu usia, pasien dengan usia, karena kejadian tirah
baring pada umumnya terjadi pada pasien dengan usia lanjut dan memiliki
risiko yang tinggi untuk terkena luka tekan, karena kulit dan jaringan akan
tekanan yang lama, iritasi kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir
sebaiknya lebih berfokus pada upaya mencegah tekanan yang berlebihan dan
et al, 2011) .
posisi yang sesuai agar mengurangi tekanan yang terlalu lama dan gaya
gesekan terhadap kulit. Perubahan posisi dapat mencegah luka tekan pada
akibat tertahannya pasien pada satu posisi tidur tertentu yang dapat
posisi dapat mencegah terjadinya luka tekan yang menjadi salah satu masalah
tekan antara lain memberikan kasur anti dekubitus, bantal kecil sebagai
kenyamanan, sehingga pasien dapat tidur dan tidak terganggu. Tidur dapat
pengaruh perubahan posisi terhadap pencegahan luka tekan pada pasien tirah
B. Rumusan Masalah
Pasien dengan tirah baring dalam jangka waktu lama pada umumnya
iritasi kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka tekan.
keperawatan yang teliti dengan intervensi yang tepat, salah satunya yaitu
pasien tirah baring dalam jangka waktu yang lama. Maka rumusan masalah
yang dapat diambil pada studi literatur ini adalah Bagaimanakah penerapan
tirah baring?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada literature review ini yaitu untuk mengupas tentang
2. Tujuan Khusus
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
review ini merupakan cara yang digunakan dalam mengumpulkan data atau
sumber yang terkait dengan topik tertentu dan bisa di dapat dari segala
macam sumber seperti jurnal, buku, internet dan pustaka lain (Efron & Ravid,
2018). Studi ini menggunakan desain literature review untuk mengkaji lebih
dalam keterkaitan perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien
B. Kriteria Penelitian
2021)
baring
Total 6 artikel
dengan kriteria inklusi yang dapat di analisis dari penulis tetapkan adalah 6
artikel. Maka 6 artikel tersebut dapat dianalisis untuk dijadikan bahan dalam
literature review.
C. Sumber Penelitian
9
di Indonesia.
GARUDA, dan Pubmed yang di terbitkan dari tahun 2015 sampai 2021
posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring. Penulis
#3 Bedsore OR Bedrest
#4 #1 AND #2 AND #3
#7 Tirah Baring
#8 #5 AND #6 AND #7
penelitian yaitu pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada
kombinasi kata kunci yang telah ditentukan pada basis data Google Scholar,
artikel yang diperoleh sesuai dengan topik yang dikaji. Dalam tahap ini,
ditetapkan dengan acuan yaitu hasil pencarian kata kunci dalam seluruh
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam tahap ini, artikel-artikel yang
artikel yang relevan dan memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan,
review atau pengkajian lebih lanjut sesuai dengan topik utama rumusan
sesuai kata kunci yaitu pada mesin pencari Pubmed menggunakan “Pressure
Tekan” AND “Perubahan Posisi” AND “Tirah Baring”, pada mesin pencari
mendapatkan 100 artikel. Sehingga pada tahap identifikasi ini, terdapat total
137 artikel yang sesuai kata kunci. Dari jumlah artikel tersebut, penulis
yang bersifat open access dan didapatkan total sebanyak 6 artikel. Tahap
terakhir, yaitu tahap pengikutsertaan artikel (include), pada tahap ini hasil
akhir artikel yang dapat dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi dan dapat
kemudian melakukan kritik dari kesamaan artikel yang ada untuk dibuat
HASIL
tentang pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien
tirah baring dan publikasi artikel dalam rentang waktu 5 tahun terakhir (2015-
terdapat 137 artikel yang sesuai kata kunci. Dari jumlah artikel tersebut,
tahap ini hasil akhir artikel yang dapat dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi
Penulis: North 327 Usia : Kelompok Tidak ada Jenis Insiden luka tekan yang didapat
Anderson, M., Memorial Responden >60 tahun intervensi kelompok penelitian dari unit menurun dari 15,5%
Finch Guthrie, P., Medical pada kontrol menggunakan menjadi 2,1%. Dengan intervensi
Kraft, W., Reicks, Center in Jenis Kelamin : penelitian ini metode quasi utama yaitu penilaian awal
P., Skay, C., & Minneapoli, Laki-laki : 195 diberikan experiment terjadinya sumber luka tekan.
Beal, A. L. Minnesota responden tindakan dengan desain Analisis data terungkap
Perempuan : dengan 5 Pre-post meningkatnya kepatuhan secara
(Sebagai WOC 132 responden komponen intervention signifikan terhadap floating heels
Nurse inti untuk one group dan perubahan posisi membantu
Interprofesional mencegah design. menurunkan angka kejadian luka
Education, North terjadinya Dengan alat tekan. Tindakan intervensi
Memorial luka tekan ukur braden dengan 5 komponen (perubahan
20
Penulis: RSU PKU 40 Usia : Kelompok Tidak ada Jenis Berdasarkan hasil penelitian,
Wahyu Widodo, Muhamma Responden Dewasa awal : intervensi kelompok Penelitian diperoleh hasil tabulasi silang
Elsye Maria Rosa, diyah 6 responden dilakukan kontrol menggunakan menunjukkan setelah diberikan
Novita Kurniasari Purworejo. Dewasa tindakan metode quasi tindakan perubahan posisi
akhir : 9 pencegahan experiment terdapat penurunan risiko luka
Tahun: responden untuk dengan desain tekan pada setiap level yang
(Juni, 2017) Lansia awal : mengurangi Pre and post terdiri dari: risiko tinggi dari 18
14 responden risiko luka test without responden turun menjadi 12
Judul: Lansia akhir : tekan pada control group. (66,7%). Untuk kategori sedang,
Pengaruh Tindakan 11 responden pasien tirah Sampel dalam terdapat 18 responden turun
Keperawatan baring, penelitian ini menjadi 13 responden (72,1%) ke
Reduksi Luka Jenis Kelamin : Tindakan menggunakan dalam risiko rendah. Sedangkan
Tekan Terhadap Laki-laki : 17 yang consecutive untuk risiko sangat tinggi yaitu 2
Penurunan Risiko responden diterapkan sampling, orang responden mengalami
Luka Tekan Perempuan : adalah dengan alat penurunan risiko sebanyak 1
23 responden membalut ukur lembar responden.
luka, observasi skala
Berat badan : perubahan Norton Scale. Hasil penelitian berdasarkan body
22
Kristiyawati, dan Eko Purnomo, 2016) dengan judul “Pengaruh Alih Baring
2 Jam Terhadap Resiko Dekubitus Dengan Varian Berat Badan Pada Pasien
dengan One group Pre-Post Design. Tujuan penelitian ini adalah untuk
luka tekan dengan varian berat badan pada pasien tirah baring. Jumlah sampel
IMT (Indeks Masa Tubuh) adalah responden yang mempunyai IMT <18
(Kurus) dan IMT 18,5 – 25 (Normal) masuk kategori berisiko luka tekan
pasien yang kurus (IMT <18) karena lebih berisiko terjadi luka tekan. Uji
perubahan posisi 2 jam terhadap kejadian luka tekan terhadap berbagai varian
24
IMT pasien.
perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring di RS
dengan kejadian luka tekan, sedangkan pada kelompok intervensi post test
berisiko rendah mengalami luka tekan. Dari hasil penelitian nilai p value
sebesar 0,018, dimana nilai p value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah
tekan pada pasien tirah baring di RSUD Ambarawa. Jumlah sampel pada
25
nilai mean dari intervensi pemberian perubahan posisi adalah 13,50 dan
Guthrie, P., Kraft, W., Reicks, P., Skay, C., & Beal, A. L, 2015) sebagai
pada penelitian ini sebanyak 327 responden berusia >60 tahun dengan alat
luka tekan yang didapat dari unit menurun dari 15,5% menjadi 2,1%.
Dengan intervensi utama yaitu penilaian awal terjadinya sumber luka tekan.
pengkajian head to toe, floating heels, identifikasi awal sumber tekanan dan
tekan.
Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk
dengan alat ukur lembar observasi skala guttman. Dari hasil penelitian,
tingkat pencegahan terhadap luka tekan yang dialami pasien stroke di ruang
ICU RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh hasil dari 10 orang pasien
stroke, bahwa mayoritas responden memiliki kulit yang tidak lembab dan
diperoleh mayoritas kulit responden lembab, tidak adanya eritema, dan tidak
ada kerusakan pada epitel kulit epidermis berjumlah 7 orang (70%). Hasil uji
27
posisi pada pasien stroke di ruang ICU RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.
without control group. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
penurunan risiko luka tekan pada setiap level yang terdiri dari: risiko tinggi
mass index menunjukkan bahwa pada orang dengan IMT (kurus) cenderung
dengan orang yang IMT lebih besar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
28
luka tekan yaitu membalut luka, perubahan posisi dan promosi kesehatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pasien dengan tirah baring dalam jangka waktu lama pada umumnya
mempunyai risiko gangguan integritas kulit karena tekanan yang lama, iritasi
kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka tekan. Penyebab
utama dari luka tekan yaitu berkurangnya aliran darah ke kulit karena
pengaruh tekanan. Jika terdapat tekanan yang terlalu lama akan menyebabkan
Pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka yang
keperawatan yang teliti dengan intervensi yang tepat, salah satunya yaitu
pemberian perubahan posisi untuk mencegah luka tekan pada daerah tulang
pasien dengan satu posisi tidur tertentu pada pasien tirah baring dalam jangka
inklusi dan eksklusi, didapatkan hasil akhir artikel yang ditetapkan berjumlah
30
6 artikel. Hasil yang sesuai ditunjukkan pada hasil penelitian didalam artikel,
Faktor risiko terjadinya luka tekan dapat dipengaruhi oleh usia, berat
responden yang dibahas dalam penelitian ini adalah terkait karakteristik usia
dan berat badan. Karena kejadian tirah baring pada umumnya terjadi pada
pasien dengan usia lanjut dan memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka
tekan, karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.
penurunan elastisitas kulit, dan penurunan kohesi antara epidermis dan dermis.
Perubahan ini berkombinasi dengan faktor penuaan lain yang akan membuat
tulang yang lebih besar. Hal ini disebabkan pada orang dengan berat badan
yang normal mempunyai berat tubuh yang ideal dan simpanan lemak tubuh
yang normal sehingga tidak membebani tubuh pada saat terjadi tekanan.
Namun pada orang dengan IMT <18 (Kurus) mempunyai sedikit jaringan
menahan berat badan dan akan lebih rentan terjadi luka tekan (Smeltzer,
2012).
kombinasi yang dilakukan untuk menurunkan derajat risiko luka tekan pada
dengan diit tinggi protein pada pasien dengan varian berat badan, pemberian
perubahan posisi dapat dilakukkan dalam rentang waktu 2 jam dan 4 jam.
perubahan posisi tiap 2 jam terhadap risiko luka tekan dengan varian berat
luka tekan pada pasien tirah baring. Artikel ketiga menggunakan intervensi
punggung selama 15 menit setiap pagi dan sore terhadap kejadian luka tekan
bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat atau kurang akan menurunkan
peluang terjadinya luka tekan akibat gaya gesek. Posisi tubuh pada saat
(Potter & Perry, 2012). Pemberian perubahan posisi dilakukan dengan interval
yang tepat yaitu tiap 2 jam, karena pada saat terjadi tekanan maka dapat
Alih Baring 2 Jam Terhadap Resiko Dekubitus Dengan Varian Berat Badan
(Indeks Masa Tubuh) adalah responden yang mempunyai IMT <18 (Kurus)
dan IMT 18,5 – 25 (Normal) masuk kategori berisiko luka tekan paling
rendah. Tindakan perubahan posisi 2 jam, lebih diperhatikan pada pasien yang
kurus (IMT <18) karena lebih berisiko terjadi luka tekan. Uji statistik dengan
33
jam terhadap kejadian luka tekan terhadap berbagai varian IMT pasien. Artikel
penurunan terjadinya derajat risiko luka tekan pada pasien tirah baring di
Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong. Artikel ketiga yang berjudul Efektifitas
nilai mean dari intervensi pemberian perubahan posisi adalah 13,50 dan
posisi dengan masase punggung lebih efektif terhadap penurunan risiko luka
tekan pada pasien tirah baring di RSUD Ambarawa. Artikel keempat yang
berisiko tingi terjadinya luka tekan adalah dengan IMT <18 (Kurus).
tindakan perubahan posisi tiap 2 jam dan diit tinggi protein (1.5 g/kg BB)
Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk
Pakam. Dapat disimpulkan bahwa hasil uji statistik dengan nilai ρ <0,05
sesudah pemberian perubahan posisi pada pasien stroke di ruang ICU RSUD
Luka Tekan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan risiko luka tekan
lembar observasi atau lembar kuisioner yang diberikan pada responden dan
tekan pada pasien tirah baring di ICU. Penilaian tersebut digunakan untuk
posisi dikombinasikan dengan masasse punggung, dan diit tinggi protein juga
dapat membantu menurunkan risiko luka tekan pada pasien tirah baring. Pada
pasien dengan IMT (Indeks Masa Tubuh) yang rendah cenderung akan
mengalami penekanan tonjolan tulang yang lebih besa. Oleh karena itu,
dengan IMT <18 (kurus) karena lebih berisiko terjadi luka tekan.
35
pemberian perubahan posisi terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah
baring. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti,
tetap mempunyai tujuan yang sama, yakni dapat berguna bagi masyakat secara
B. Keterbatasan
pemahaman peneliti tentang teori menurut Potter & Perry (2012), bahwa
kerusakan yaitu pada interval 1-2 jam dengan pemberian perubahan posisi,
C. Implikasi
Kejadian luka tekan merupakan masalah yang sering muncul pada pasien
tirah baring dalam jangka waktu yang lama, terjadinya kejadian luka tekan
mencegah atau menurunkan angka kejadian luka tekan yang dialami oleh
posisi untuk mencegah luka tekan pada daerah tulang yang menonjol dan
36
posisi tidur.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
perubahan posisi berpengaruh terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah
karakteristik usia dan berat badan. Usia responden rata-rata adalah >60
tahun. Karena kejadian tirah baring pada umumnya terjadi pada pasien
dengan usia lanjut dan memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka
tekan, karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.
badan IMT <18 (Kurus), berisiko terjadi luka tekan karena adanya tekanan
2. Kejadian luka tekan pada pasien tirah baring, disebabkan oleh beberapa
faktor salah satunya usia, berat badan, nutrisi dan penyakit penyerta lain
posisi berpengaruh terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring.
diit tinggi protein dan identifikasi awal sumber luka tekan juga dapat
B. Saran
posisi khususnya pada pasien dengan keadaan tirah baring dalam jangka
kejadian luka tekan sehingga akan ada banyak artikel yang menjadi
yang lain terhadap kejadian luka tekan pada pasien tirah baring.
3. Bagi pendidikan
dapat dilakukan dengan jumlah responden yang lebih banyak dan jangka
waktu yang lebih lama, supaya dapat lebih terpercaya secara ilmiah dan
Anderson, M., Finch Guthrie, P., Kraft, W., Reicks, P., Skay, C., & Beal, A. L.
2015. ‘Universal pressure ulcer prevention bundle with WOC nurse
support’. Journal of wound, ostomy and continence nursing, vol. 42, no. 3,
hal. 217-225. doi : 10.1097/WON.0000000000000109
Amir Y, Lohrmann C, Halfens RJG, Schols JMGA. 2017. ‘Pressure ulcers in four
Indonesian hospitals : prevalence, patient characteristics, ulcer
characteristics, prevention and treatment’. International Wound Journal,
vol. 14, no. 1, hh. 184-193. doi: 10.1111/iwj.12580
Amir, Y., Halfens, R. J. G., Lohrmann, C., & Schols, J. M. G. A. 2013. ‘Pressure
ulcer prevalence and quality of care in stroke patients in an Indonesian
hospital’. Journal of Wound Care, 22(5), 254–260.
https://doi.org/10.12968/jowc.2013.22.5.254
Avsar, P., Moore, Z., Patton, D., O'Connor, T., Budri, A. M., & Nugent, L. 2020.
‘Repositioning for preventing pressure ulcers: a systematic review and
meta-analysis’. Journal of Wound Care, vol. 29, no. 9, hh. 496-508. doi:
10.12968/jowc.2020.29.9.496
Efron, S.E., & Ravid, R. 2019. Writing the Literatur Review : A Practical Guide.
New York, NY : The Guilford Press
Kristiyawati, S. P., & Purnomo, S. 2016. ‘Pengaruh Perubahan posisi 2 Jam
Terhadap Risiko Dekubitus Dengan Varian Berat Badan Pada Pasien
Bedrest Total Di Smc Rs Telogorejo’. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, vo. 8, no. 4
Nadukkandiyil, N., Syamala, S., Saleh, H. A., Sathian, B., Ahmadi Zadeh. 2019.
‘Implementation of pressure ulcer prevention and management in elderly
patients: a retrospective study in tertiary care hospital in Qatar’. The Aging
Male, hh. 1-7. doi: 10.1080/13685538.2019.1670156
Tayyib, N., Coyer, F., & Lewis, P. 2015. ‘Saudi Arabian adult intensive care unit
pressure ulcer incidence and risk factors: A prospective cohort study’.
International Wound Journal, 1–8. https://doi.org/10.1111/iwj.12406
Virani, Tazim et al. 2011 . Nursing Best Practice Guideline: Risk assessment and
prevention of pressure ulcers. Registered Nurses’ Association of Ontario.
Dilihat 5 Februari 2021 http://rnao.ca/bpg/guidelines/riskassessment-and-
prevention-pressureulcers
Woodhouse, M., Worsley, P. R., Voegeli, D., Schoonhoven, L., & Bader, D. L.
2019. ‘How consistent and effective are current repositioning strategies for
pressure ulcer prevention’. Applied Nursing Journal Research, no. 48, hh.
58-62. doi: 10.1016/j.apnr.2019.05.013.
Yap, T. L., Kennerly, S. 2018. ‘TEAM-UP for quality: a cluster randomized
controlled trial protocol focused on preventing pressure ulcers through
repositioning frequency and precipitating factors’. BMC geriatrics, 18(1),
hh. 1-15. doi: 10.1186/s12877-018-0744-0
LAMPIRAN
Lampiran 2. Tangkapan Layar Proses Pencarian Literatur