MANUSKRIP
DENDI IRAWAN
NPM 1180100060
1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan oleh :
PEMBIMBING
Ditetapkan di : Bengkulu
Tanggal :
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI MANUSKRIP
Catatan lain:
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................................. v
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN........................................................................................... 2
HASIL PENELITIAN................................................................................................ 3
PEMBAHASAN........................................................................................................ 4
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 7
ABSTRAK
One of the conditions that indicate quality issues that led to the non-
fulfillment of patient satisfaction in hospitals that their complaints are often heard
from the users of health services, including midwifery services, which are usually
the target is the attitude of midwives, but it also means nursing services are
inadequate slowness services, and others. The purpose of this study to the quality
of service midwife relationship with patient satisfaction in inpatient
hospitalization Lounge Mawar Dr. M. Yunus Bengkulu Hospital.
This research is descriptive analytic with cross sectional approach. The
research was conducted on 9 August to 9 September 2016. The study population
was patients who were treated on 9 August to 9 September 2016 in inpatient Rose
Dr. M. Yunus Bengkulu Hospital, samples were taken using accidental sampling
totaling 47 people. Data obtained from the primary data by distributing
questionnaires to patients treated in inpatient Rose Hospital Dr. M. Yunus
Bengkulu.
The results showed that there were 20 people (42.6%) stating the quality of
service is not good and 27 people (57.4%) stating the quality of service is good.
There are 22 people (46.8%) who are not satisfied, and 25 (53.2%) are satisfied.
There is a relationship between the quality of care with patient satisfaction in
inpatient hospitalization Lounge Mawar Dr. M. Yunus Bengkulu Hospital (ρ
value = 0.014)
The advice given is expected to need an effort to improve the quality of
service to midwifery services, especially by implementing appropriate care
service standards have been determined, so that later the patient satisfaction will
also increase in line with improved quality of service provided.
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Mutu pelayanan yang baik tidak serta-merta didapatkan oleh rumah sakit
tanpa adanya kerjasama yang baik antar seluruh petugas kesehatan yang ada
dalam rumah sakit tersebut. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu
dilakukan pengukuran yaitu dengan pengukuran setiap dimensi mutu pelayanan
kesehatan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien yang diberikan layanan.
Ada sepuluh dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu: Dimensi kompetensi
teknis, dimensi keterjangkauan, dimensi efektivitas, dimensi efisiensi, dimensi
kesinambungan, dimensi keamanan, dimensi kenyamanan, dimensi informasi,
dimensi ketepatan waktu, dan dimensi hubungan antar manusia (Pohan, 2007).
Rumah sakit sebagai suatu sistem pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan, pencegahan serta melaksanakan
upaya rujukan. Salah satu bentuk pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Ali, 2014).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan mengelompokan tenaga kesehatan ke dalam tenaga
medis, tenaga psikologis klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik
biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lain.
Salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting dalam mutu
pelayanan yang ada di rumah sakit adalah bidan. Bidan merupakan ujung
tombak dari pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Jika mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan oleh bidan baik maka kepuasan dari pasienpun akan
meningkat. Sehingga rumah sakit perlu memberikan perhatian pada kinerja
bidan agar bidan dapat terdorong untuk melakukan pekerjaannya dengan baik
sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan (Lolongan, 2013).
Pelayanan kebidanan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak menimbulkan kepuasan
pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata (Nurmawati, 2010).
Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan yang diperolehnya sama atau
melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa
pasien akan muncul apabila kinerja layanan yang diperoleh tidak sesuai dengan
harapannya (Pohan, 2007).
Pelayanan kebidanan sebagai bentuk kegiatan utama dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum dapat diwujudkan sebagai
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keadaan aktual pelayanan kebidanan
menunjukkan bahwa banyak tenaga kebidanan lebih berkonsentrasi dan terlibat
dengan tindakan pengobatan dan penggunaan teknologi yang berorientasi
medik untuk mengatasi kompleksitas penyakit (Sitorus & Panjaitan, 2011).
Salah satu kondisi yang menunjukkan masalah mutu yang menyebabkan
tidak terpenuhinya kepuasan pasien di rumah sakit yakni adanya keluhan yang
sering terdengar dari pihak pemakai pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
kebidanan, dimana biasanya yang menjadi sasaran adalah sikap bidan, selain
itu juga sarana pelayanan keperawatan yang kurang memadai kelambatan
pelayanan, dan lain-lain. Keluhan tersebut lebih banyak terdengar pada rumah
sakit milik pemerintah. Adapun yang menyebabkan yaitu adanya petugas
kesehatan yang bekerja ganda, kurangnya insentif, motivasi yang rendah, dan
lain sebagainya (Muninjaya, 2007).
Mengetahui kepuasan pasien adalah sangat penting karena bermanfaat
bagi rumah sakit dalam rangka mengevaluasi posisi rumah sakit saat ini dan
diperlukan untuk menemukan bagian mana yang membutuhkan perbaikan
(Haryati, 2007). Kepuasan pasien itu sendiri sangat berhubungan dengan mutu
pelayanan tidak terkecuali mutu pelayanan kebidanan dimana pelayanan
kebidanan sangat berperan terhadap pelayanan rumah sakit pada umumnya.
Pasien akan merasa puas bila diberi pelayanan yang baik, diperlakukan dengan
baik. Dalam kebidanan, tujuan mutu pelayanan adalah untuk memastikan
bahwa jasa atau produk pelayanan kebidanan yang dihasilkan sesuai dengan
standar/ keinginan pasien (Nursalam, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian Pafitri (2012) yang dilaksanakan di ruang
kebidanan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan bahwa sebanyak
32 responden yaitu 23 responden (71,88%) memiliki kepuasan sedang, 6
responden (18,75%) mempunyai kepuasan tinggi, dan 3 responden (9,37%)
kepuasan rendah terhadap pelayanan yang diberikan bidan.
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu merupakan rumah sakit rujukan di
Provinsi Bengkulu dengan jumlah pasien yang dirawat di ruang rawat inap
cukup banyak. Ruang rawat inap mawar terbagi ke dalam kelas VIP I, VIP II,
Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3. Jumlah pasien yang dirawat diruang rawat inap
mawar tahun 2012 sebanyak 4.282 penderita, tahun 2013 sebanyak 2.813
penderita, tahun 2014 sebanyak 2.191. Dari segi tenaga bidan di ruang rawat
inap mawar menunjukkan bahwa jumlah bidan sebanyak 44 orang dengan
kualifikasi pendidikan DIV Kebidanan sebanyak 14 orang dan DIII Kebidanan
sebanyak 30 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 31 orang PNS dan 13 orang
honorer dengan jumlah bidan tiap shiftnya 9 orang kecuali shift pagi 8 orang
(Rekam Medik RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, 2014).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap pasien kelas 3 di
Ruang Rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, menunjukkan
bahwa terdapat pasien yang menyatakan bahwa bidan belum memperhatikan
kebutuhan dan keluhannya dan keluarganya, bidan belum memberikan
informasi tentang peraturan, waktu makan, jenis makan, waktu tidur dan
kunjungan dokter serta masih terdapat bidan yang melayani dengan kurang
ramah dan tidak tanggap. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Mutu Pelayanan
Bidan dengan Kepuasan Pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan bidan
dengan kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sectional, karena variabel bebas dan tergantung pada objek penelitian diukur
dengan 9 September tahun 2016, penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap
1.3.1 Populasi
Yunus Bengkulu.
1.3.2 Sampel
yaitu pasien yang dirawat di ruang rawat inap Mawar Rumah Sakit Dr.
orang.
3. Pasien di kelas 3
1. Data primer
2. Data sekunder
pengumpul data.
3. Tabulating
Yaitu data-data yang telah diberi kode selanjutnya dijumlah, disusun
lebih lanjut.
5. Cleaning
valid atau tidak, maka perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas
tabel atau dengan menggunakan kriteria nilai probabilitas, yaitu jika <
0,05, artinya valid dan jika > 0,05, artinya tidak valid. Untuk
√
n n n n
(1)
(Sugiyono, 2012)
Keterangan :
k =banyaknya item
sebagai berikut :
r11 =
k
k−1 ( Σσ 2t
1− 2
σt ) (2)
(Sugiyono, 2012)
Keterangan :
σ 2t = varians total
F
×100 %
N
P=
Ket :
a. Jika (p) < α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada
b. Jika (p) > α = 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan
a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) < 5, maka uji yang
b. Bila pada 2 x 2 dijumpai dan tidak ada nilai expected (harapan) < 5,
HASIL PENELITIAN
4.1Gambaran Lokasi
1995 RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu resmi menjadi Rumah Sakit Umum
Swadana Daerah yang diperkuat dengan Perda Nomor 14 Tahun 1994 tanggal
22 Nopember 1994 dan Surat Keputusan Gubernur Nomor 655 Tahun 1995
Bengkulu Nomor 821/ 11306/ SK/ UM4 tanggal 2 Januari 2004 tentang
16
17
perubahan dari Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan menjadi Badan
perubahan dari Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan menjadi Badan
inap dan rawat jalan. Ruang rawat inap terdiri dari kamar bersalin, ruang ICU /
ICCU, ruang mawar, ruang edelweis, ruang stroke, ruang kemuning, ruang
melati, ruang seruni, ruang flamboyan, ruang teratai, ruang kenanga, ruang
anggrek, ruang bougenvile. Ruang mawar terdiri dari beberapa kelas yaitu VIP
4.2Deskripsi Data
Yunus Bengkulu
berikut :
Jumlah 47 100,0
berpendidikan tinggi.
Persentase
No Mutu Pelayanan Frekuensi
(%)
1 Kurang Baik 20 42,6
2 Baik 27 57,4
Jumlah 47 100,0
berikut :
Persentase
No Kepuasan Pasien Frekuensi
(%)
1 Tidak Puas 22 46,8
2 Puas 25 53,2
Jumlah 47 100,0
mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD
Tabel 4.4 Hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di Ruang rawat
Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
dengan kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus
baik terdapat sebagian besar yaitu 14 orang (70,0%) yang tidak puas,
dimana nilai ini lebih kecil dari α yaitu 0,05, jadi bisa dikatakan Ho ditolak dan
PEMBAHASAN
5.1Gambaran mutu pelayanan bidan di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu
(42,6%) yang menyatakan mutu pelayanan di ruang rawat inap RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu kurang baik. Hal ini berarti bahwa masih terdapat cukup
rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan
secara aman dan memuaskan secara normal, etika, hukum ,dan sosial budaya
masyarakat konsumen.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali
21
22
dilihat dari tanggapan responden terhadap kuesioner yang telah diberikan yaitu
terdapat 8 orang yang menyatakan tidak baik terhadap pertanyaan tersebut. Hal
ini berarti bahwa responden merasa bahwa selama mereka dirawat di ruang
bidan belum memperhatikan kebutuhan dan keluhan yang dialami oleh pasien
sakit.
diberikan bidan di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Hal ini
dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan
(Kotler, 2008).
pelayanan kesehatan yang diberikan bidan dapat dilihat dari indikator jawaban
perhatian bidan terhadap keluhan pasien dan keluarga pasien. Yang berarti
secara khusus kepada setiap pasien, dimana masih terdapat 6 orang responden
24
yang menjawab tidak puas terhadap pertanyaan tersebut. Hal ini berarti bahwa
pasien masih merasa bahwa perhatian yang diberikan oleh bidan belum sesuai
dimana nilai ini lebih kecil dari α yaitu 0,05, jadi bisa dikatakan Ho ditolak dan
pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kelompok profesi dengan jumlah yang banyak, paling depan dan terdekat
keluarga. Salah satu indikator dari mutu pelayanan kebidanan itu adalah
apakah pelayanan kebidanan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak.
inap di rumah sakit Woodward Kota Palu menunjukkan bahwa dimensi mutu
yang bermutu dan paripurna. Pasien akan mengeluh bila perlakuan yang
disebut juga ujung tombak dari pelayanan terhadap ibu melahirkan dan bayi
yang ada di Rumah sakit maupun Puskesmas rawat inap, sebagai pelaksana
asuhan kebidanan, bidan selama 24 jam berada di dekat pasien, sehingga bidan
terpenting adalah persepsi pelanggan, bukan hal-hal yang aktual seperti yang
pelayanannya kurang baik akan tetapi termasuk pasien yang puas. Hal ini
ini juga terlihat bahwa 8 orang (29,6%) yang menyatakan mutu pelayanannya
telah baik tetapi termasuk pasien yang tidak puas. Hal ini disebabkan karena
atas mutu layanan suatu organisasi, sesuai dengan pendapat Supriyanto dan
mempunyai tuntutan yang semakin tinggi atas mutu layanan suatu organisasi.
BAB VI
6.1Kesimpulan
mutu pelayanan bidan dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
penelitian ini :
6.2Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, AA. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Pafitri, Lia Dwi. 2012. Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Ruang Kebidanan
terhadap Pelayanan Postpartum di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Volume IV No. 1 Maret 2012
Satrianegara, MF, S.S., 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Sofyan, M., Madjid, N., & Siahaan R. 2006. 50 Tahun IBI : Bidan Menyongsong
Masa Depan. Jakarta : IBI
B. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Petunjuk Pengisian :
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu/sdr/ untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang ada.
b. Berilah tanda (√) pada kolom bapak/ibu/sdr pilih sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
c. Ada lima alternatif jawaban, yaitu :
1 = Sangat Tidak Baik (STB)
2 = Tidak Baik (TB)
3 = Cukup Baik (CB)
4 = Baik (B)
5 = Sangat Baik (SB)
Jawaban
No Item Pertanyaan
STB TB CB B SB
1 Bidan melayani dengan sopan, ramah dan tanggap
2 Tempat tidur siap pakai, rapi, bersih
3 Bidan menolong/mengangkat pasien dari kursi roda/troli ke
tempat tidur
4 Bidan segera menghubungi dokter menanyakan tentang
obat dan jenis makanan pasien
5 Bidan memberikan informasi tentang peraturan, waktu
makan, jenis makan, waktu tidur, kunjungan dokter,
penyimpanan barang berharga, jam bertemu dan lain-lain
6 Bidan memberi kesempatan bertanya
7 Penampilan bidan yang bertugas rapi dan bersih, srta
bersikap mau menolong
8 Bidan memperhatikan kebutuhan dan keluhan setiap pasien
dan keluarganya
9 Bidan berupaya menjaga privasi pasien selama berada
Jawaban
No Item Pertanyaan
STB TB CB B SB
dalam instalasi rawat inap
10 Bidan selalu memberi obat pasien sesuai prosedur
pemberian obat
11 Bidan menanyakan tentang kecukupan dan rasa makanan
pasien serta makanan yang menjadi kesukaan pasien/tidak
disukai pasien dan berupaya memenuhinya jika
dimungkinan oleh keadaan pasien
12 Bidan melaporkan secara detail perubahan pasien kepada
dokter sewaktu kunjungan
13 Bidan menginformasikan persiapan yang harus dilakukan
oleh pasien sebelum dibawa berkonsultasi dengan dokter
lain
Jawaban
No Item Pertanyaan
STP TP CP P SP
1 Bagaimana kepuasan anda tentang sikap bidan dan tenaga
kesehatan di ruang rawat inap
2 Bagaimana kepuasan anda tentang pelayanan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan
3 Bagaimana kepuasan anda tentang pelayanan rumah sakit
(visit/kunjungan bidan)
4 Bagaimana kepuasan anda tentang kesesuaian pelayanan
kebidanan dengan janji yang ditawarkan
5 Bagaimana kepuasan anda tentang keramahan, perhatian
dan kesopanan bidan
6 Bagaimana kepuasan anda tentang perhatian bidan
terhadap keluhan pasien dan keluarga pasien
Jawaban
No Item Pertanyaan
STP TP CP P SP
7 Bagaimana kepuasan anda tentang keterangan bidan.
8 Apakah anda puas pada pelayanan kebidanan dan percaya
terhadap pelayanan yang diberikan
9 Bagaimana kepuasan anda tentang bidan memberikan
perhatian secara khusus kepada setiap pasien
10 Bagaimana kepuasan anda tentang pelayanan yang
diberikan kepada semua pasien tanpa membedakan status
sosial
11 Bagaimana kepuasan anda tentang kemudahan
menghubungi bidan
12 Bagaimana kepuasan anda tentang kerapian dan kebersihan
penampilan bidan