Anda di halaman 1dari 36

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN BIDAN DENGAN KEPUASAN


PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
Dr. M. YUNUS BENGKULU

MANUSKRIP

DENDI IRAWAN
NPM 1180100060

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Diajukan oleh :

Nama : Dendi Irawan


NPM : 1180100060
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Manuskrip : Hubungan Mutu Pelayanan Bidan Dengan Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat Inap Mawar Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. M. Yunus Bengkulu

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing


untuk diarsipkan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu

PEMBIMBING

Henni Febriawati, SKM., MARS

Ditetapkan di : Bengkulu
Tanggal :
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI MANUSKRIP

Yang bertandatangan di bawah ini, saya:


Nama : Dendi Irawan
NPM : 1180100060
Jenjang : Strata 1
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Tahun Akademik : 2016/2017
Judul Manuskrip : Hubungan Mutu Pelayanan Bidan Dengan Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat Inap Mawar Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. M. Yunus Bengkulu

Menyatakan bahwa saya telah mendiskusikan dengan pembimbing, dan :


1. Mengijinkan manuskrip saya untuk dipublikasikan dengan syarat:
Tanpa mengikutsertakan nama pembimbing
Dengan mengikut sertakan nama pembimbing
Alamat korespondesi (corresponding author) untuk perbaikan manuskrip adalah:
dendiirawan.umb@gmail.com

Tidak mengijinkan manuskrip saya untuk di publikasikan

Catatan lain:

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Mengetahui Bengkulu, .........................


Pembimbing Utama

(Henni Febriawati, SKM., MARS) (Dendi Irawan)

Keterangan : beri tanda √ pada kotak yang tersedia


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................................. v
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN........................................................................................... 2
HASIL PENELITIAN................................................................................................ 3
PEMBAHASAN........................................................................................................ 4
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 7
ABSTRAK

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN BIDAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI


RUANG RAWAT INAP MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(RSUD) DR. M. YUNUS BENGKULU

Dendi Irawan, Henni Febriawati, Riska Yanuarti


Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Salah satu kondisi yang menunjukkan masalah mutu yang menyebabkan


tidak terpenuhinya kepuasan pasien di rumah sakit yakni adanya keluhan yang
sering terdengar dari pihak pemakai pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
kebidanan, dimana biasanya yang menjadi sasaran adalah sikap bidan, selain itu
juga sarana pelayanan keperawatan yang kurang memadai kelambatan pelayanan,
dan lain-lain. Tujuan penelitian ini untuk hubungan mutu pelayanan bidan dengan
kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus sampai dengan 9
September tahun 2016. Populasi penelitian ini adalah pasien yang dirawat pada
tanggal 9 Agustus sampai dengan 9 September tahun 2016 di ruang rawat inap
Mawar Rumah Sakit Dr. M. Yunus Bengkulu, sampel diambil menggunakan
teknik accidental sampling yang berjumlah 47 orang. Data diperoleh dari data
primer melalui penyebaran kuisioner kepada pasien yang dirawat di ruang rawat
inap Mawar Rumah Sakit Dr. M. Yunus Bengkulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 orang (42,6%) yang
menyatakan mutu pelayanannya kurang baik dan 27 orang (57,4%) yang
menyatakan mutu pelayanannya baik. Terdapat 22 orang (46,8%) yang
menyatakan tidak puas dan 25 orang (53,2%) yang menyatakan puas. Ada
hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu (ρ value = 0,014)
Saran yang diberikan adalah diharapkan perlunya upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelayanan kebidanan khususnya dengan
menerapkan pelayanan sesuai standar pelayanan yang telah ditentukan, sehingga
nantinya kepuasan pasien juga akan ikut meningkat seiring dengan peningkatan
mutu pelayanan yang diberikan.

Kata kunci : mutu pelayanan dan kepuasan pasien


ABSTRACT

RELATIONSHIP MIDWIFE SERVICES QUALITY WITH PATIENT


SATISFACTION AT INPATIENT ROOM ROSE GENERAL
DR. M. YUNUS BENGKULU HOSPITAL

Dendi Irawan, Henni Febriawati, Riska Yanuarti


Study Program in Public Health, Faculty of Health Sciences
University of Muhammadiyah Bengkulu

One of the conditions that indicate quality issues that led to the non-
fulfillment of patient satisfaction in hospitals that their complaints are often heard
from the users of health services, including midwifery services, which are usually
the target is the attitude of midwives, but it also means nursing services are
inadequate slowness services, and others. The purpose of this study to the quality
of service midwife relationship with patient satisfaction in inpatient
hospitalization Lounge Mawar Dr. M. Yunus Bengkulu Hospital.
This research is descriptive analytic with cross sectional approach. The
research was conducted on 9 August to 9 September 2016. The study population
was patients who were treated on 9 August to 9 September 2016 in inpatient Rose
Dr. M. Yunus Bengkulu Hospital, samples were taken using accidental sampling
totaling 47 people. Data obtained from the primary data by distributing
questionnaires to patients treated in inpatient Rose Hospital Dr. M. Yunus
Bengkulu.
The results showed that there were 20 people (42.6%) stating the quality of
service is not good and 27 people (57.4%) stating the quality of service is good.
There are 22 people (46.8%) who are not satisfied, and 25 (53.2%) are satisfied.
There is a relationship between the quality of care with patient satisfaction in
inpatient hospitalization Lounge Mawar Dr. M. Yunus Bengkulu Hospital (ρ
value = 0.014)
The advice given is expected to need an effort to improve the quality of
service to midwifery services, especially by implementing appropriate care
service standards have been determined, so that later the patient satisfaction will
also increase in line with improved quality of service provided.

Keywords: quality of care and patient satisfaction


BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Mutu pelayanan yang baik tidak serta-merta didapatkan oleh rumah sakit
tanpa adanya kerjasama yang baik antar seluruh petugas kesehatan yang ada
dalam rumah sakit tersebut. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu
dilakukan pengukuran yaitu dengan pengukuran setiap dimensi mutu pelayanan
kesehatan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien yang diberikan layanan.
Ada sepuluh dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu: Dimensi kompetensi
teknis, dimensi keterjangkauan, dimensi efektivitas, dimensi efisiensi, dimensi
kesinambungan, dimensi keamanan, dimensi kenyamanan, dimensi informasi,
dimensi ketepatan waktu, dan dimensi hubungan antar manusia (Pohan, 2007).
Rumah sakit sebagai suatu sistem pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan, pencegahan serta melaksanakan
upaya rujukan. Salah satu bentuk pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Ali, 2014).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan mengelompokan tenaga kesehatan ke dalam tenaga
medis, tenaga psikologis klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik
biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lain.
Salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting dalam mutu
pelayanan yang ada di rumah sakit adalah bidan. Bidan merupakan ujung
tombak dari pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Jika mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan oleh bidan baik maka kepuasan dari pasienpun akan
meningkat. Sehingga rumah sakit perlu memberikan perhatian pada kinerja
bidan agar bidan dapat terdorong untuk melakukan pekerjaannya dengan baik
sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan (Lolongan, 2013).
Pelayanan kebidanan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak menimbulkan kepuasan
pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata (Nurmawati, 2010).
Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan yang diperolehnya sama atau
melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa
pasien akan muncul apabila kinerja layanan yang diperoleh tidak sesuai dengan
harapannya (Pohan, 2007).
Pelayanan kebidanan sebagai bentuk kegiatan utama dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum dapat diwujudkan sebagai
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keadaan aktual pelayanan kebidanan
menunjukkan bahwa banyak tenaga kebidanan lebih berkonsentrasi dan terlibat
dengan tindakan pengobatan dan penggunaan teknologi yang berorientasi
medik untuk mengatasi kompleksitas penyakit (Sitorus & Panjaitan, 2011).
Salah satu kondisi yang menunjukkan masalah mutu yang menyebabkan
tidak terpenuhinya kepuasan pasien di rumah sakit yakni adanya keluhan yang
sering terdengar dari pihak pemakai pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
kebidanan, dimana biasanya yang menjadi sasaran adalah sikap bidan, selain
itu juga sarana pelayanan keperawatan yang kurang memadai kelambatan
pelayanan, dan lain-lain. Keluhan tersebut lebih banyak terdengar pada rumah
sakit milik pemerintah. Adapun yang menyebabkan yaitu adanya petugas
kesehatan yang bekerja ganda, kurangnya insentif, motivasi yang rendah, dan
lain sebagainya (Muninjaya, 2007).
Mengetahui kepuasan pasien adalah sangat penting karena bermanfaat
bagi rumah sakit dalam rangka mengevaluasi posisi rumah sakit saat ini dan
diperlukan untuk menemukan bagian mana yang membutuhkan perbaikan
(Haryati, 2007). Kepuasan pasien itu sendiri sangat berhubungan dengan mutu
pelayanan tidak terkecuali mutu pelayanan kebidanan dimana pelayanan
kebidanan sangat berperan terhadap pelayanan rumah sakit pada umumnya.
Pasien akan merasa puas bila diberi pelayanan yang baik, diperlakukan dengan
baik. Dalam kebidanan, tujuan mutu pelayanan adalah untuk memastikan
bahwa jasa atau produk pelayanan kebidanan yang dihasilkan sesuai dengan
standar/ keinginan pasien (Nursalam, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian Pafitri (2012) yang dilaksanakan di ruang
kebidanan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan bahwa sebanyak
32 responden yaitu 23 responden (71,88%) memiliki kepuasan sedang, 6
responden (18,75%) mempunyai kepuasan tinggi, dan 3 responden (9,37%)
kepuasan rendah terhadap pelayanan yang diberikan bidan.
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu merupakan rumah sakit rujukan di
Provinsi Bengkulu dengan jumlah pasien yang dirawat di ruang rawat inap
cukup banyak. Ruang rawat inap mawar terbagi ke dalam kelas VIP I, VIP II,
Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3. Jumlah pasien yang dirawat diruang rawat inap
mawar tahun 2012 sebanyak 4.282 penderita, tahun 2013 sebanyak 2.813
penderita, tahun 2014 sebanyak 2.191. Dari segi tenaga bidan di ruang rawat
inap mawar menunjukkan bahwa jumlah bidan sebanyak 44 orang dengan
kualifikasi pendidikan DIV Kebidanan sebanyak 14 orang dan DIII Kebidanan
sebanyak 30 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 31 orang PNS dan 13 orang
honorer dengan jumlah bidan tiap shiftnya 9 orang kecuali shift pagi 8 orang
(Rekam Medik RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, 2014).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap pasien kelas 3 di
Ruang Rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, menunjukkan
bahwa terdapat pasien yang menyatakan bahwa bidan belum memperhatikan
kebutuhan dan keluhannya dan keluarganya, bidan belum memberikan
informasi tentang peraturan, waktu makan, jenis makan, waktu tidur dan
kunjungan dokter serta masih terdapat bidan yang melayani dengan kurang
ramah dan tidak tanggap. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Mutu Pelayanan
Bidan dengan Kepuasan Pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan bidan
dengan kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif analitik yaitu survey atau penelitian yang mencoba menggali

bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Nursalam, 2011).

Menurut waktu pelaksanaannya, penelitian ini termasuk penelitian cross

sectional, karena variabel bebas dan tergantung pada objek penelitian diukur

atau dikumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

1.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus sampai

dengan 9 September tahun 2016, penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap

mawar Rumah Sakit Dr. M. Yunus Bengkulu.

1.3 Populasi dan sampel

1.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

pasien yang dirawat pada tanggal 9 Agustus sampai dengan 9


September tahun 2016 di ruang rawat inap Mawar Rumah Sakit Dr. M.

Yunus Bengkulu.

1.3.2 Sampel

Sampel penelitian diambil dengan teknik accidental sampling,

yaitu pasien yang dirawat di ruang rawat inap Mawar Rumah Sakit Dr.

M. Yunus Bengkulu pada saat penelitian dilakukan yang berjumlah 47

orang.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Pasien yang dirawat inap di ruang mawar

2. Pasien telah dirawat inap minimal 2 hari

3. Pasien di kelas 3

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:

1. Pasien tidak mampu baca tulis

2. Pasien dalam keadaan tidak sadar

1.4 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
Operasional ukur
1. Mutu Tanggapan Kuesioner Menyebarkan 0: Kurang baik Ordinal
Pelayanan pasien terhadap Kuesioner jika skor
bidan pelayanan yang jawaban <
diberikan oleh mean
bidan 1: Baik jika skor
jawaban ≥
mean
2 Kepuasan Perasaan puas, Kuesioner Menyebarkan 0 : Tidak puas, Ordinal
Pasien rasa senang Kuesioner jika skor
pasien terhadap jawaban <
pelayanan yang mean
telah diberikan 1 : Puas, jika skor
apabila telah jawaban ≥
memenuhi mean
harapan pasien
1.5 Tehnik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung, dari

responden baik yang dilakukan melalui kuesioner, observasi dan

dokumentasi serta penulisan laporan penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari rekam medik di

ruang rawat inap mawar Rumah Sakit Dr. M. Yunus Bengkulu.

1.6 Tehnik Pengolahan Data

Pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010), pada penelitian ini

dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing data (pemeriksaan data)

Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para

pengumpul data.

2. Coding data (pengkodean data)

Yaitu mengklasifikasi jawaban-jawaban dari para responden kedalam

katagori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode

berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

3. Tabulating
Yaitu data-data yang telah diberi kode selanjutnya dijumlah, disusun

dan disajikan dalam bentuk tabel.

4. Entry data (pemasukan data)

Yaitu memasukan data ke dalam program computer untuk analisis

lebih lanjut.

5. Cleaning

Cleaning adalah melakukan proses pembersihan data. Kegiatan ini

merupakan pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah ada

kesalahan atau tidak masing-masing variabel yang sudah diproses sehingga

dapat diperbaiki dan dinilai.

1.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

1.7.1 Uji Validitas

Untuk mengukur apakah data yang diperoleh dalam penelitian ini

valid atau tidak, maka perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas

(kesahihan) dilakukan untuk menguji instrumen penelitian agar dapat

memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Uji validitas

dilakukan dengan menghitung atau membandingkan korelasi antar item

pernyataan kuesioner dengan skor totalnya (Notoatmodjo, 2010).

Koefisien korelasi yang dihasilkan setiap item pernyataan

dibandingkan dengan nilai koefisien pada r tabel. Jika diperoleh r

hitung< r tabel maka butir tersebut dianggap tidak memenuhi syarat


untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Menurut Sugiyono (2011) dalam

penelitian ini pernyataan dikatakan valid apabila memiliki r hitung > r

tabel atau dengan menggunakan kriteria nilai probabilitas, yaitu jika  <

0,05, artinya valid dan jika  > 0,05, artinya tidak valid. Untuk

menghitung r hitung digunakan rumus sebagai berikut :


n n n
n( ∑ X ij X i )−( ∑ X ij )( ∑ X i )
i=1 i =1 i =1


n n n n

rX [n ( ∑ X 2ij )−( ∑ X ij )2 ][ n( ∑ X 2i )−( ∑ X i )2


X
j = i=1 i =1 i=1 i=1

(1)

(Sugiyono, 2012)

Keterangan :

Xj = skor item ke-j untuk j = 1,2, …., k

X = skor total keseluruhan item

k =banyaknya item

n = jumlah pengamatan (sampel)

1.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran beberapa kali

terhadap gejala yang sama tinggi rendahnya reliabilitas ditujukan oleh

suatu angka koefisien reliabilitas Sugiyono (2011). Dalam pengambilan

keputusan reliabilitas dalam penelitian ini, instrumen penelitian

dikatakan dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Dengan kriteria sebagai


jika Alpha < 0,70, artinya tidak reliabel dan jika Alpha> 0,70, artinya

reliabel. Untuk menghitung Cronbach Alpha tersebut digunakan rumus

sebagai berikut :

r11 =
k
k−1 ( Σσ 2t
1− 2
σt ) (2)

(Sugiyono, 2012)

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

k = jumlah item pertanyaan yang diuji


2
Σσ t = jumlah varians skor tiap-tiap item

σ 2t = varians total

1.8 Analisa Data

1.8.1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap data kategori hanya untuk

melihat distribusi frekuensi dan persentase dan tiap-tiap variabel yang

diamati, guna mendapatkan gambaran jumlah jawaban responden.

Analisa univariat dapat dilakukan dengan rumus :

F
×100 %
N
P=

Ket :

P : jumlah persentase yang di cari


F : jumlah frekuensi jawaban

N : jumlah responden (Arikunto, 2010).

1.8.2 Analisa bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara dua

variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent dengan uji

statistik Chi-Square. Uji ini digunakan untuk menganalisa data nominal

dan ordinal yang di dapat dari dokumentasi dan kuesioner.

Dengan kategori atau ketentuan sebagai berikut :

a. Jika (p) < α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada

hubungan antara variable dependent dan independent.

b. Jika (p) > α = 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan

antara variable dependent dan variable independent.

Pengujian uji Chi-square :

a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) < 5, maka uji yang

dipakai sebaiknya "fisher's exact".

b. Bila pada 2 x 2 dijumpai dan tidak ada nilai expected (harapan) < 5,

maka uji yang dipakai sebaiknya "continuity correction".

c. Bila pada dijumpai lebih dan 2 x 2, misalnya 3 x 3 dan sebagainya,

maka menggunakan uji "Person Chi-square".


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Gambaran Lokasi

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus Bengkulu merupakan Rumah

Sakit milik Pemerintah Propinsi Bengkulu dengan klasifikasi Rumah Sakit

Kelas B Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 1413/Menkes/SK/ XII/ 2006 tanggal 27 Desember 2006.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendagri Nomor 445.28.366 tanggal 10 Juli

1995 RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu resmi menjadi Rumah Sakit Umum

Swadana Daerah yang diperkuat dengan Perda Nomor 14 Tahun 1994 tanggal

22 Nopember 1994 dan Surat Keputusan Gubernur Nomor 655 Tahun 1995

tanggal 13 Desember 1995. Berdasarkan Perda Nomor 7 tahun 2002 tentang

Organisasi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu merupakan Lembaga Teknis

Daerah yang berbentuk Badan.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu Nomor 821/ 11306/ SK/ UM4 tanggal 2 Januari 2004 tentang

pemberlakuan uraian tugas di lingkungan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

dijabarkan seluruh uraian tugas Pejabat Struktural dan Fungsional/ Instalasi.

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sebagai Rumah Sakit rujukan tertinggi di

Propinsi Bengkulu dalam menyelenggarakan upaya kesehatan diwajibkan

harus memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan.

16
17

Pada tahun 2009, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu telah mengalami

perubahan dari Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan menjadi Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan Keputusan Gubernur Bengkulu

Nomor : M. 320 XXXVIII Tahun 2009 Tentang Penetapan Status Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Pada tahun 2009, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu telah mengalami

perubahan dari Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan menjadi Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan Keputusan Gubernur Bengkulu

Nomor : M. 320 XXXVIII Tahun 2009 Tentang Penetapan Status Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada

RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.

Fasilitas perawatan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdiri dari rawat

inap dan rawat jalan. Ruang rawat inap terdiri dari kamar bersalin, ruang ICU /

ICCU, ruang mawar, ruang edelweis, ruang stroke, ruang kemuning, ruang

melati, ruang seruni, ruang flamboyan, ruang teratai, ruang kenanga, ruang

anggrek, ruang bougenvile. Ruang mawar terdiri dari beberapa kelas yaitu VIP

II sebanyak 2 kamar, kelas I sebanyak 3 kamar, kelas II sebanyak 8 kamar dan

kelas III sebanyak 18 kamar. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

penelitian di ruang mawar kelas III.


18

4.2Deskripsi Data

4.2.1 Karakteristik Responden di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu

Berdasarkan hasil penelitian di ruang rawat inap mawar RSUD Dr.

M. Yunus Bengkulu diperoleh karakteristik responden adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Pendidikan Responden di Ruang rawat Inap


Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


1 Dasar (SD dan SMP) 14 29,8
2 Menengah (SMA) 22 46,8
3 Tinggi (Perguruan Tinggi) 11 23,4

Jumlah 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa berdasarkan tingkat

pendidikannya terdapat sebagian besar yaitu 22 orang (46,8%) yang

berpendidikan menengah dan sebagian kecil yaitu 11 orang (23,4%) yang

berpendidikan tinggi.

4.2.2 Analisis Univariat

1. Distribusi frekuensi mutu pelayanan bidan di Ruang rawat Inap


Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

distribusi frekuensi mutu pelayanan bidan di Ruang rawat Inap Mawar

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu seperti terlihat pada tabel berikut :


19

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi mutu pelayanan bidan di Ruang rawat


Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Persentase
No Mutu Pelayanan Frekuensi
(%)
1 Kurang Baik 20 42,6
2 Baik 27 57,4
Jumlah 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa dari 47 orang

terdapat sebagian besar yaitu 27 orang (57,4%) yang menyatakan

mutu pelayanannya baik.

2. Distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat Inap


Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat Inap

Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu seperti terlihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat


Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Persentase
No Kepuasan Pasien Frekuensi
(%)
1 Tidak Puas 22 46,8
2 Puas 25 53,2
Jumlah 47 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa dari 47 orang

terdapat hampir sebagian responden yaitu 22 orang (46,8%) yang

menyatakan tidak puas.


20

4.3 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independent (mutu pelayanan) dengan variabel dependent (kepuasan pasien)

dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil uji chi-square tentang hubungan

mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD

Dr. M. Yunus Bengkulu dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di Ruang rawat
Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Kepuasan Pasien Nilai


Total
Mutu Pelayanan Tidak Puas Puas ρ
N % N % N %
Kurang Baik 14 70,0 6 30,0 20 100
0,014
Baik 8 29,6 19 70,4 27 100
Total 22 46,8 25 53,2 47 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat hubungan antara mutu pelayanan

dengan kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu, ternyata dari 20 orang yang menyatakan mutu pelayanannya kurang

baik terdapat sebagian besar yaitu 14 orang (70,0%) yang tidak puas,

sedangkan dari 27 orang yang menyatakan mutu pelayanannya baik terdapat

sebagian besar yaitu 19 orang (70,4%) yang puas.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square di atas diperoleh nilai ρ adalah 0,014,

dimana nilai ini lebih kecil dari α yaitu 0,05, jadi bisa dikatakan Ho ditolak dan

Ha diterima, artinya ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan

pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1Gambaran mutu pelayanan bidan di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan hampir sebagian responden

(42,6%) yang menyatakan mutu pelayanan di ruang rawat inap RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu kurang baik. Hal ini berarti bahwa masih terdapat cukup

banyak responden yang merasa bahwa pelayanan yang diberikan bidan

terhadap dirinya belum sesuai dengan yang diharapkannya.

Menurut Satrianegara (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah derajat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan

standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di

rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan

secara aman dan memuaskan secara normal, etika, hukum ,dan sosial budaya

dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta

masyarakat konsumen.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali

(2014), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu pelayanan

keperawatan di ruang IGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar, yang

ditemukan bahwa dari 44 responden terdapat responden dengan mutu

pelayanannya baik sebanyak 26 (59,1%) dan responden dengan mutu

pelayanannya kurang sebanyak 16 responden (40,9%).

21
22

Pernyataan responden tentang mutu pelayanan yang kurang baik dapat

dilihat dari tanggapan responden terhadap kuesioner yang telah diberikan yaitu

rata-rata jawaban kuesioner yang terendah adalah pertanyaan nomor 11 yang

menyatakan “Bidan menanyakan tentang kecukupan dan rasa makanan pasien

serta makanan yang menjadi kesukaan pasien/tidak disukai pasien dan

berupaya memenuhinya jika dimungkinan oleh keadaan pasien”, dimana

terdapat 8 orang yang menyatakan tidak baik terhadap pertanyaan tersebut. Hal

ini berarti bahwa responden merasa bahwa selama mereka dirawat di ruang

mawar bidan jarang menanyakan mengenai rasa makanan yang diberikan.

Rata-rata jawaban terendah juga terdapat pada pertanyaan nomor 8

yang menanyakan “Bidan memperhatikan kebutuhan dan keluhan setiap pasien

dan keluarganya”, dimana terdapat 5 orang yang menyatakan tidak baik

terhadap pertanyaan tersebut. Hal ini berarti menurut anggapan responden,

bidan belum memperhatikan kebutuhan dan keluhan yang dialami oleh pasien

maupun keluhan dari keluarga pasien mengenai keadaan keluarganya yang

sakit.

5.2Gambaran kepuasan pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M.


Yunus Bengkulu

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan hampir sebagian responden

(46,8%) yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan bidan di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Hal ini

berarti bahwa masih terdapat responden yang merasa bahwa kepuasan

pelayanan kesehatan yang diberikan bidan terhadap dirinya belum sesuai

dengan yang diharapkannya.


23

Menurut Poerwodarminto (2003), kepuasan dapat diartikan sebagai

perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu

jasa. Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi

kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan

dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya

untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan

dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi

(Kotler, 2008).

Masih terdapatnya responden yang menyatakan tidak puas terhadap

pelayanan kesehatan yang diberikan bidan dapat dilihat dari indikator jawaban

responden yaitu terdapat 13 orang responden yang menjawab tidak puas

terhadap item pertanyaan nomor 6 yaitu mengenai kepuasan pasien tentang

perhatian bidan terhadap keluhan pasien dan keluarga pasien. Yang berarti

bahwa responden merasa bahwa bidan belum memperhatikan terhadap keluhan

yang dirasakan pasien terhadap kondisi sekarang serta keluhan yang

disampaikan oleh keluarga pasien mengenai keadaan pasien.

Ketidakpuasan responden juga ditunjukkan oleh indikator pernyataan

nomor 9 mengenai kepuasan pasien tentang bidan yang memberikan perhatian

secara khusus kepada setiap pasien, dimana masih terdapat 6 orang responden
24

yang menjawab tidak puas terhadap pertanyaan tersebut. Hal ini berarti bahwa

pasien masih merasa bahwa perhatian yang diberikan oleh bidan belum sesuai

dengan yang diharapkan.

5.3Hubungan mutu pelayanan bidan dengan tingkat kepuasan pasien di


Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Berdasarkan hasil uji Chi-Square di atas diperoleh nilai p adalah 0,014,

dimana nilai ini lebih kecil dari α yaitu 0,05, jadi bisa dikatakan Ho ditolak dan

Ha diterima, artinya ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan

pasien di Ruang rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2005) yang

menyatakan bahwa mutu pelayanan kebidanan sebagai indikator kualitas

pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan

kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena kebidanan merupakan

kelompok profesi dengan jumlah yang banyak, paling depan dan terdekat

dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien dan

keluarga. Salah satu indikator dari mutu pelayanan kebidanan itu adalah

apakah pelayanan kebidanan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak.

Kepuasan merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat

dengan keinginan, kebutuhan dan harapan.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Mukti (2013)

mengenai pengaruh mutu layanan kesehatan terhadap kepuasan pasien rawat

inap di rumah sakit Woodward Kota Palu menunjukkan bahwa dimensi mutu

yaitu dimensi kompetensi teknis berpengaruh terhadap kepuasan pasien, ada


25

pengaruh dimensi informasi terhadap kepuasan pasien, ada pengaruh dimensi

ketepatan waktu terhadap kepuasan pasien, ada pengaruh dimensi hubungan

antar manusia terhadap kepuasan pasien, variabel yang paling berpengaruh

terhadap kepuasan pasien adalah dimensi kompetensi teknis.

Pasien sebagai penggunaan jasa pelayanan keperawatan menuntut

pelayanan kebidanan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan kebidanan

yang bermutu dan paripurna. Pasien akan mengeluh bila perlakuan yang

dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan bagi dirinya. Kebidanan sering

disebut juga ujung tombak dari pelayanan terhadap ibu melahirkan dan bayi

yang ada di Rumah sakit maupun Puskesmas rawat inap, sebagai pelaksana

asuhan kebidanan, bidan selama 24 jam berada di dekat pasien, sehingga bidan

memegang peranan yang cukup dominan dalam rangka memberikan kepuasan

kepada pelanggan atau pasien. Pelayanan kebidanan bersifat komprehensif,

mencakup pelayanan bio-psiko-sosiokultural dan spiritual. Dalam kepuasan hal

terpenting adalah persepsi pelanggan, bukan hal-hal yang aktual seperti yang

dipikirkan produsen atau pemberi jasa, sehingga masyarakat sering menilai

baik buruknya pelayanan di instalasi rawat inap tergantung bagaimana kinerja

dari bidan (Nursalam, 2011)

Hasil penelitian ini ditemukan 6 orang (30,0%) yang menyatakan mutu

pelayanannya kurang baik akan tetapi termasuk pasien yang puas. Hal ini

disebabkan adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasannya,

yaitu responden menggunakan sistem pembiayaan BPJS yang gratis sehingga

responden merasa bahwa pelayanan yang diberikannya sudah cukup baik


26

sesuai dengan sistem pembiayaan yang digunakannya, sesuai dengan pendapat

Rangkuti (2006) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi kepuasan konsumen adalah harga. Sedangkan hasil penelitian

ini juga terlihat bahwa 8 orang (29,6%) yang menyatakan mutu pelayanannya

telah baik tetapi termasuk pasien yang tidak puas. Hal ini disebabkan karena

adanya faktor lain yaitu seperti pendidikan responden yang termasuk

berpendidikan tinggi, karena dengan pendidikan yang semakin tinggi maka

semakin sadar informasi sehingga mempunyai tuntutan yang semakin tinggi

atas mutu layanan suatu organisasi, sesuai dengan pendapat Supriyanto dan

Muhsin (2008) yang menyatakan bahwa masyarakat semakin sadar informasi,

mempunyai tuntutan yang semakin tinggi atas mutu layanan suatu organisasi.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan

mutu pelayanan bidan dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat Inap

Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini :

1. Terdapat 20 orang (42,6%) yang menyatakan mutu pelayanannya kurang

baik dan 27 orang (57,4%) yang menyatakan mutu pelayanannya baik.

2. Terdapat 22 orang (46,8%) yang menyatakan tidak puas dan 25 orang

(53,2%) yang menyatakan puas.

3. Ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di Ruang

rawat Inap Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu (nilai ρ = 0,014).

6.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien, sehingga diharapkan perlunya

upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelayanan kebidanan

khususnya dengan menerapkan pelayanan sesuai standar pelayanan yang telah

ditentukan, sehingga nantinya kepuasan pasien juga akan ikut meningkat

seiring dengan peningkatan mutu pelayanan yang diberikan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.


Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Ali, U. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Mutu Pelayanan


Keperawatan di Ruang IGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014.

Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.


Jakarta: Erlangga

Efendi, F & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Estiwidani, D., Meilani, N., Widyasih, H., Widyastuti, Y. 2008. Konsep


Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya

Haryati, W. 2007. Analisis Pengaruh Mutu Pelayanan Keperawatan Terhadap


Tingkat Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan
Soedirman Volume 2 Nomor 2 Tahun 2007.

Hidayat, AA. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.

Irawan, H. 2009. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Elex Media


Komputindo.

Kotler, P. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Lolongan, N. 2013. Faktor-faktor yang dengan kinerja perawat di Rumah Sakit


Umum Daerah Lakipadada Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013. Makasar
: Unhas.

Mukti, WY. 2013. Pengaruh Mutu Layanan Kesehatan Terhadap Kepuasan


Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Woodward Kota Palu. Jurnal AKK
Volume 2 Nomor 3 Tahun 2013.

Muninjaya, 2007. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.


Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Ilmu Prilaku.
Jakarta : Rineka Cipta.

Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan kebidanan. Jakarta : Trans Info Media

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Pafitri, Lia Dwi. 2012. Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Ruang Kebidanan
terhadap Pelayanan Postpartum di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Volume IV No. 1 Maret 2012

Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai


Pustaka

Pohan, I. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan


Penerapan. Jakarta : EGC.

Pratiwi & Muhlisin. 2008. Kajian penerapan model praktik keperawatan


profesional (MPKP) dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah
sakit, Jurnal Kesehatan Volume 1 Nomor 1 Tahun 2008.

Puas, R. 2012. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan


Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya
Makassar. Jurnal STIKES Nani Hasanuddin Makasar Volume 1 Nomor 1
Tahun 2012.

Rangkuti, F. 2006. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan


Pelanggan & Analisis Kasus PLN-JP. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Satrianegara, MF, S.S., 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Sitorus & Panjaitan. 2011. Manajemen keperawatan: Manajemen Keperawatan di


Ruang Rawat, ed 1. Jakarta : CV Sagung Seto

Supriyanto, W. dan Muhsin, A. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan.


Yogyakarta: Kanisius.

Soepardarn, S. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sofyan, M., Madjid, N., & Siahaan R. 2006. 50 Tahun IBI : Bidan Menyongsong
Masa Depan. Jakarta : IBI

Syafrudin., Masitoh, S., Rosyanawaty, T. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan


Kesehatan untuk Bidan. Jakarta : Trans Info Media
Tjiptono, F. 2005. Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia

Wijaya, T. 2011. Manajemen Kualitas Jasa (Desain Servqual, QFD, danKano


Disertai Contoh Aplikasi Dalam Kasus penelitian).Jakarta: Indeks

Wira, IAD. 2014. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan


Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD
Wangaya Kota Denpasar. Tesis : Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar.
KUESIONER

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN BIDAN DENGAN KEPUASAN


PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MAWAR
Dr. M. YUNUS BENGKULU

B. Identitas Responden

Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :

C. Pertanyaan tentang Mutu Pelayanan Bidan

Petunjuk Pengisian :
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu/sdr/ untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang ada.
b. Berilah tanda (√) pada kolom bapak/ibu/sdr pilih sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
c. Ada lima alternatif jawaban, yaitu :
1 = Sangat Tidak Baik (STB)
2 = Tidak Baik (TB)
3 = Cukup Baik (CB)
4 = Baik (B)
5 = Sangat Baik (SB)

Jawaban
No Item Pertanyaan
STB TB CB B SB
1 Bidan melayani dengan sopan, ramah dan tanggap
2 Tempat tidur siap pakai, rapi, bersih
3 Bidan menolong/mengangkat pasien dari kursi roda/troli ke
tempat tidur
4 Bidan segera menghubungi dokter menanyakan tentang
obat dan jenis makanan pasien
5 Bidan memberikan informasi tentang peraturan, waktu
makan, jenis makan, waktu tidur, kunjungan dokter,
penyimpanan barang berharga, jam bertemu dan lain-lain
6 Bidan memberi kesempatan bertanya
7 Penampilan bidan yang bertugas rapi dan bersih, srta
bersikap mau menolong
8 Bidan memperhatikan kebutuhan dan keluhan setiap pasien
dan keluarganya
9 Bidan berupaya menjaga privasi pasien selama berada
Jawaban
No Item Pertanyaan
STB TB CB B SB
dalam instalasi rawat inap
10 Bidan selalu memberi obat pasien sesuai prosedur
pemberian obat
11 Bidan menanyakan tentang kecukupan dan rasa makanan
pasien serta makanan yang menjadi kesukaan pasien/tidak
disukai pasien dan berupaya memenuhinya jika
dimungkinan oleh keadaan pasien
12 Bidan melaporkan secara detail perubahan pasien kepada
dokter sewaktu kunjungan
13 Bidan menginformasikan persiapan yang harus dilakukan
oleh pasien sebelum dibawa berkonsultasi dengan dokter
lain

D. Pertanyaan tentang Kepuasan Pasien


Petunjuk Pengisian
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu/sdr untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
b. Berilah tanda (√) pada kolom bapak/ibu/sdr pilih sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
c. Ada lima alternatif jawaban:
1 = Sangat Tidak Puas
2 = Tidak Puas
3 = Cukup Puas
4 = Puas
5 = Sangat Puas

Jawaban
No Item Pertanyaan
STP TP CP P SP
1 Bagaimana kepuasan anda tentang sikap bidan dan tenaga
kesehatan di ruang rawat inap
2 Bagaimana kepuasan anda tentang pelayanan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan
3 Bagaimana kepuasan anda tentang pelayanan rumah sakit
(visit/kunjungan bidan)
4 Bagaimana kepuasan anda tentang kesesuaian pelayanan
kebidanan dengan janji yang ditawarkan
5 Bagaimana kepuasan anda tentang keramahan, perhatian
dan kesopanan bidan
6 Bagaimana kepuasan anda tentang perhatian bidan
terhadap keluhan pasien dan keluarga pasien
Jawaban
No Item Pertanyaan
STP TP CP P SP
7 Bagaimana kepuasan anda tentang keterangan bidan.
8 Apakah anda puas pada pelayanan kebidanan dan percaya
terhadap pelayanan yang diberikan
9 Bagaimana kepuasan anda tentang bidan memberikan
perhatian secara khusus kepada setiap pasien
10 Bagaimana kepuasan anda tentang pelayanan yang
diberikan kepada semua pasien tanpa membedakan status
sosial
11 Bagaimana kepuasan anda tentang kemudahan
menghubungi bidan
12 Bagaimana kepuasan anda tentang kerapian dan kebersihan
penampilan bidan

Sumber : Wira (2014).


DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN

Membagikan kuesioner kepada responden

Meminta persetujuan kepada pasien untuk menjadi responden


Responden mengisi kuesioner

Memberikan petunjuk tentang pengisian kuesioner


Responden mengisi kuesioner

Responden mengisi kuesioner

Anda mungkin juga menyukai