A. Jalannya Penelitian
Kabupaten Musi Rawas untuk mendapatkan surat rekomendasi dari RS dr. Sobirin
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015. Langkah awal yang
dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data sekunder dengan melihat buku
sebelumnya yaitu 13 orang yang mengalami BBLR dan 84 orang yang tidak
terkumpul, dilakukan editing data untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat dan analisis
36
37
variabel dependent.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
tahun 2014
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi BBLR di ruang melati RS dr. Sobirin Musi Rawas
tahun 2014
Dari tabel di atas tampak bahwa dari 97 orang di RS dr. Sobirin Musi
Rawas tahun 2014 terdapat 13 orang (13,4%) yang mengalami BBLR dan
Sobirin Musi Rawas tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
38
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi kejadian sepsis neonatorum di ruang melati
RS dr. Sobirin Musi Rawas tahun 2014
dr. Sobirin Musi Rawas tahun 2014 terdapat 19 orang (19,6%) yang
sepsis neonatorum.
2. Analisis Bivariat
RS dr. Sobirin Musi Rawas tahun 2014 dapat dilihat pada tabel tabulasi silang
di bawah ini :
Tabel 5.
Hubungan BBLR dengan Kejadian Sepsis Neonatorum di Ruang Melati
RS dr. Sobirin Musi Rawas Tahun 2014
Hasil uji Fisher’s Exact diperoleh nilai p = 0,000 < α = 0,05, jadi
adalah nilai terkecil dari baris atau kolom. Karena nilai C = 0,494 tidak
terlalu jauh dengan nilai Cmax = 0,707 maka kategori hubungan sedang.
C. Pembahasan
1. Gambaran BBLR di ruang melati RS dr. Sobirin Musi Rawas tahun 2014
Sobirin Musi Rawas tahun 2014 terdapat 13 orang (13,4%) yang mengalami
BBLR dan 84 orang (86,6%) yang tidak mengalami BBLR. Hal ini berarti
40
hanya sebagian kecil dari responden yang berat badan saat lahirnya tergolong
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi (neonatus) yang lahir
dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499
kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka panjang dapat
terjadi.
ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada
kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama
konsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak
hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja terjadi
pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan
morbiditas, dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada
41
itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan
balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi
seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan perawat adalah bagian dari
pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan bayi dengan
BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang
RS dr. Sobirin Musi Rawas tahun 2014 terdapat 19 orang (19,6%) yang
sepsis neonatorum. Hal ini berarti bahwa sebagian kecil dari responden di
ruang melati RS dr. Sobirin Musi Rawas yang mengalami sepsis neonatorum.
42
infeksi yang diderita ibu selama kehamilan, perawatan antenatal yang tidak
yang tidak higienes, partus lama, partus dengan tindakan, kelahiran kurang
bulan, BBLR, cacat bawaan, adanya trauma lahir, asfiksia neonatus, tindakan
invasif pada, neonatus, tidak menerapkan rawat gabung, sarana perawatan yang
tidak balk, bangsal yang penuh sesak, ketuban pecah dini, amnion hijau kental
seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur dapat menyebabkan infeksi berat yang
mengarah pada terjadinya sepsis. Pola kuman penyebab sepsis pun berbeda-beda
antar negara dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Bahkan di negara
negatif rata-rata menjadi penyebab utama dari sepsis neonatorum. Pada cairan
serebrospinal yang terjadi pada meningitis neonatus awitan dini banyak ditemukan
bakteri Gram negatif terutama Klebsiella sp dan E. Coli, sedangkan pada awitan
43
serotipe 2. E.coli biasa ditemukan pada neonatus yang tidak dilahirkan di rumah
sakit serta pada usap vagina wanita di daerah pedesaan. Sementara Klebsiella sp
bayi dengan BBLR pematangan organ tubuhnya (hati, paru, pencernaan, otak,
daya pertahanan tubuh terhadap infeksi, dll) belum sempurna, maka bayi
bayi berat badan normal, minggu pertama setelah lahir berat bayi akan turun,
Pada BBLR menurunnya berat badan bayi dapat terjadi setiap saat,
karena biasanya ada masalah pemberian air susu ibu (ASI). Akibat bayi kurang
atau tidak mampu menghisap ASI, bayi menderita infeksi atau mengalami
kelainan bawaan. Pada bayi BBLR pusat pengatur pernafasan belum sempurna,
otot pernafasan dan tulang iga masih lemah yang mengakibatkan oksigen
masuk ke otak kurang, jika oksigen (O 2) kurang maka kuman anaerob mudah
terdapat 3 orang (23,1%) yang tidak mengalami sepsis neonatorum, hal ini
berarti bahwa bayi BBLR tidak selalu akan mengalami sepsis neonatorum.
ada hubungan berat badan lahir dalam bentuk kategori rendah dan normal
dengan kejadian sepsis. Tetapi dari tabel diperoleh bayi dengan sepsis memiliki
berat badan lahir rendah lebih banyak persentasenya. Tidak terjadinya sepsis
pencegahan infeksi dan diagnosis dini untuk mencegah terjadinya sepsis atau
neonatorum, hal ini berarti bahwa BBLR bukan merupakan satu-satunya yang
bercampur mekonium, berat badan lahir rendah, dan skor Apgar rendah saat
lahir. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor risiko
45
berupa penurunan aktivitas fagosit pada sel darah putih dan penurunan produk
sitokin dan akan terjadi kegagalan dari sistem kekebalan humoral (Karnen
Garna, 2006).
ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit daripada yang lahir di luar
menyebabkan kegagalan dari fungsi imun untuk mengatasi infeksi yang terjadi.
neonatorum. Frekuensi infeksi nosokomial pada bayi berat lahir rendah di unit
perawatan intensif neonatus lebih tinggi daripada tempat lain di rumah sakit
lamanya rawat inap dan umur kehamilan yang lebih rendah (Nelson, 2004).
BAB V
A. Kesimpulan
Neonatorum di ruang melati RS dr. Sobirin Musi Rawas tahun 2014 dapat
1. Terdapat 13 orang (13,4%) yang mengalami BBLR dan 84 orang (86,6%) yang
B. Saran
1. Bagi Akademik
neonatorum.
2. Bagi Puskesmas
konseling kepada ibu-ibu yang bayinya berisiko tinggi untuk mengalami sepsis
46
47
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan
neonatorum.
Diharapkan kepada peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut