Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

SURVEILANS HEPATITIS PADA IBU HAMIL

BLUD UPTD PUSKESMAS KANDAI

BULAN MARET 2023

BAB I
PENDAHULUAN __________________________________________________________

1. PENDAHULUAN

Infeksi virus hepatitis B (HBV) saat ini telah dikenal sebagai salah satu masalah utama
masyarakat di seluruh dunia. Telah diperkirakan sebesar 350–400 juta individu di seluruh
dunia mengalami infeksi kronik virus hepatitis B. Selain itu, yang cukup menarik
perhatian adalah hampir 50% dari seluruh individu ini mendapatkan penularan virus
hepatitis B dari transmisi atau penularan perinatal. Di Indonesia, prevalensi penduduk
dengan hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai 4,0–20,3% dengan
proporsi pengidap di luar Pulau Jawa lebih tinggi daripada di Pulau Jawa.

Sirosis dan karsinoma hepatoselular merupakan dua luaran klinis hepatitis B kronik yang
tidak diterapi dengan tepat. Apabila tidak diberikan intervensi seperti pemberian
imunoprofilaksis, maka ibu dengan HBsAg positif memiliki risiko 20% untuk
mentransmisikan infeksi tersebut ke anaknya saat melahirkan. Risiko tersebut akan
meningkat menjadi lebih dari 90% pada ibu dengan HBeAg positif. Transmisi secara
vertikal tersebut diketahui sebagai penyebab terjadinya infeksi perinatal yang berkaitan
dengan angka kronisitas yang sangat tinggi (> 95%).

Oleh karena tingginya morbiditas dan mortalitas serta untuk menyediakan layanan
kesehatan jangka panjang dan efisiensi biaya akibat transmisi penyakit infeksius dari ibu
ke anak, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Nomor 52 Tahun 2017 tentang eliminasi penularan Human Immunodeficiency Virus
(HIV), sifilis, dan hepatitis B dari ibu ke anak (Kementerian Kesehatan RI, 2022).

Perempuan hamil yang terinfeksi hepatitis B (HBV) juga dapat menularkan virusnya
pada bayi pada saat melahirkan. Jumlah virus (viral load) HBV dalam darah jauh lebih
tinggi daripada HIV atau virus hepatitis C, jadi HBV jauh lebih mudah menular dalam
keadaan tertentu. Hepatitis B dapat menyebabkan hepatitis akut bergejala. Tetapi berbeda
dengan hepatitis A, hepatitis B dapat menjadi infeksi kronis.

Skrining adalah suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita
penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atu
kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana
dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar
menderita. Metode yang dilakukan untuk melakukan skrining Hepatitis B pada ibu hamil
di wilayah kerja Kecamatan Puskesmas Kandai adalah dengan menggunakan Rapid test.
Hasil pemeriksaan HbsAg dipilah yang hasilnya positif dan negatif. Hasil pemeriksaan
kemudian dibagikan kepada ibu hamil. Bagi yang hasilnya negatif diberikan penjelasan
bahwa ibu hamil tidak terinfeksi HBV dan disarankan untuk tetap menjaga pola hidup
sehat. Sdangkan ibu hamil yang memperoleh hasil postif dirujuk kepada dokter untuk
mendapatkan follow up (Dhyanaputri, et al., 2019).

BAB II
POPULASI DAN METODE__________________________________________________

2.1 POPULASI
Seluruh ibu hamil di wilayah kerja BLUD UPTD Puskesmas Kandai baik yang
memeriksakan kehamilan langsung ke Puskesmas atau pun yang berkunjung ke
Posyandu. Jumlah Posyandu di Puskesmas Kandai berjumlah 9 Posyandu yaitu :
1. Kelurahan Gunung Jati
- Posyandu Tekukur
- Posyandu Kasih Ibu
- Posyandu Gelatih
2. Kelurahan Jati Mekar
- Posyandu Garuda
- Posyandu Kutilang
- Posyandu Belibis
3. Kelurahan Kandai
- Posyandu Merpati
4. Kelurahan Kampung Salo
- Posyandu Melati
- Posyandu Mawar
2.2 METODE
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui kegiatan skrining hepatitis pada
ibu hamil kemudian dilakukan pencatatan.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian di input kedalam aplikasi SIHEPI kemudian
diolah dengan menggunakan komputer dan dianalisis secara dekriptif
3. Penyebarluasan Informasi
Hasil data yang diperoleh kemudian di kirim ke programer Dinkes Kota Kendari dan
juga di tampilkan pada kegiatan mini lokakarya Puskesmas.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN ________________________________________________

3.1 HASIL

Sumber : Data Primer


Gambar 1. Jumlah Bumil Yang Diperiksa Hepatitis Berdasarkan Kelurahan
Pada gambar 1 menunjukkan bahwa ibu hamil yang di skrining yaitu pada kelurahan
Gunung Jati sebanyak 9 bumil, selanjutnya di kelurahan Jati Mekar sebanyak 4 bumil
serta Kelurahan Kampung Salo sebanyak 1 bumil, dan yang terakhir yaitu Kelurahan
Kandai tidak ada bumil baru yang diperiksa.
Sumber : Data Primer
Gambar 3. Jumlah Bumil Yang Diperiksa Hepatitis Berdasarkan Umur
Pada gambar 3 menunjukkan bahwa kegiatan skrining pada bumil umur 15-24 tahun
berjumlah 4 bumil, bumil umur 25-34 tahun berjumlah 8 bumil, dan yang terakhir yaitu
bumil umur 35-44 tahun berjumlah 2 bumil.

Sumber : Data Primer


Gambar 2. Hasil Pemeriksaan HBSag pada Bumil
Pada gambar 2 menunjukkan bahwa seluruh bumil yang diperiksa menunjukkan hasil
pemeriksaan HBSag non reaktif.
3.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil skrining hepatitis dengan pemeriksaan HBSag pada ibu hamil diketahui
bahwa keseluruhan ibu hamil menunjukkan hasil non reaktif. Sebagian besar ibu hamil
yang di skrining hepatitis berdomisili di Kelurahan Gunung Jati. Sedangkan umur ibu
hamil yang di skrining terbanyak yaitu pada ibu hamil umur 25-34 tahun.

Menurut Raharjo (2016), Tinggi nya prevalensi kelompok umur dewasa (20-34 tahun)
yang terkena Hepatitis B dikaitkan dengan program imunisasi Hepatitis B yang secara
nasional baru efektif di tahun 1997, yang berarti kelompok tersebut tidak mendapat
imunisasi hepatitis B sejak dini, dimana imunisasi ini efektif/imunogenik pada bayi dan
anak sehingga resiko penyakit ini lebih tinggi pada pada kelompok umur tersebut.

Usia produktif merupakan masa puncak interaksi sosial antara lawan jenis sehingga
menjadi fase retan dalam kehidupan rumah tangga melalui siklus reproduksi (Siwi YAPE.
et al., 2020). Usia produktif juga menjadi masa puncak aktivitas seksual sehingga
menunjukkan peran hubungan seksual dalam penularan hepatitis B karena selain darah,
virus hepatitis B juga ditemukan pada cairan tubuh seperti air liur, air mata, air mani dan
lendir vagina yang dapat menginfeksi secara horizontal (Umare A. et al., 2016).

BAB IV
KESIMPULAN _____________________________________________________________

Berdasarkan data hasil kegiatan surveilans hepatitis yaitu berdasarkan hasil skrining hepatitis
pada ibu hamil diketahui bahwa :

1. Sebagian besar ibu hamil yang di skrining berdomisili di Kelurahan Gunung Jati.
2. Umur terbanyak ibu hamil yang di skrining hepatitis yaitu pada kelompok umur 25-34
tahun..
3. Keseluruhan ibu hamil yang di skrining melalui pemeriksaan HBSag menunjukkan bahwa
hasilnya non reaktif.

Anda mungkin juga menyukai