DISUSUN
OLEH :
EVI EFRIYANI
2.1 Pengertian
Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang
menyerang sistem imun dan jika tidak diterapi dapat menurunkan daya tahan tubuh
manusia hingga terjadi kondisi Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).
Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum. Hepatitis Virus B yang selanjutnya disebut Hepatitis B adalah
penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis.
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B yang selanjutnya disebut Eliminasi
Penularan adalah pengurangan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak
Pemerintah menetapkan target pencapaian awal program Eliminasi Penularan HIV,
Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak pada tahun 2022, dengan indikator Eliminasi
Penularan sebagai berikut:
a. HIV : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru HIV pada bayi baru lahir dengan
tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi HIV per 100.000 kelahiran hidup.
b. Sifilis : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru Sifilis pada bayi baru lahir dengan
tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi Sifilis per 100.000 kelahiran hidup.
c. Hepatitis B : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru Hepatitis B pada bayi baru
lahir dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi Hepatitis B per 100.000 kelahiran
hidup.
Pemeriksaan ada atau tidaknya penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis dari ibu ke anak
dilakukan sesuai waktunya masing-masing sebagai berikut :
1. Infeksi HIV dilakukan dengan pemeriksaan PCR DNA kualitatif menggunakan
sediaan darah (serum) atau Dried Blood Spot (DBS) pada bayi usia 6 minggu atau
lebih dan dinyatakan terinfeksi HIV jika hasil pemeriksaan positif.
2. Infeksi Sifilis dengan pemeriksaan titer Reagen Plasma Reagin (RPR) bayi pada
usia 3 bulan dan ibu dan dinyatakan terinfeksi Sifilis jika
3. Titer bayi lebih dari 4 kali lipat titer ibunya, misal jika titer ibu 1:4 maka titer bayi
1:16 atau lebih; atau
4. Titer bayi lebih dari 1:32. 3. Infeksi Hepatitis B dengan pemeriksaan HBsAg pada
saat bayi berusia 9 bulan ke atas dan dinyatakan terinfeksi Hepatitis B jika HBsAg
positif.
Strategi program Eliminasi Penularan meliputi:
a. peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi ibu dan anak sesuai dengan
standar
b. peningkatan peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam penatalaksanaan yang
diperlukan untuk Eliminasi Penularan;
Survailans adalah Kegiatan pengamatan secara terus menerus terhadap kondisi dan
masalah kesehatan yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit melalui proses
pengumpulan data yang sistematis, pengolahan, analisis, interpretasi data hingga
menjadi informasi dan penyebaran informasi kepada penyelenggara program kesehatan
dan pemangku kebijakan dan penyelenggaraan program kesehatan tersebut diharapkan
dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien terhadap masalah
kesehatan tersebut. (CDC, 2009 ).
Tujuan surveilans epidemiologi adalah tersedianya data dan informasi
epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan
kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam surveilans epidemiologi menurut
(Heriana, 2018) sebagai berikut:
a) Pengumpulan data epidemiologi secara rutin dan sistematis
b) Pengolahan, penyajian, analisis serta interpretasi data agar menghasilkan
informasi epidemiologi
c) Pemanfaatan informasi tersebut untuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu
dilakukan atau peningkatan program dalam menyelesaikan masalah kesehatan
masyarakat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam surveilans epidemiologi menurut
(Rasmaniar, 2020) :
a. Rangkaian kegiatan surveilans epidemiologi tidak hanya dilaksanakan pada satu
periode/waktu tertentu melainkan dilaksanakan secara continue dan
berkesinambungan
b. Proses surveilans epidemiologi harus dilaksanakan secara sistematis sejak proses
pengumpulan data.
Beberapa hal penting yang harus diingat bahwa dalam surveilans eidemiologi,
kegiatan pengumpulan data harus dilanjutkan dengan proses analisis, interpretasi data,
desiminasi dan evaluasi agar dapat dimanfaatkan secara tepat dalam mendukung
pengambilan kebijakan/keputusan. Ketepatan pengambilan kebijakan/keputusan
berbasis surveilans epidemiologi harus didukung oleh ketersediaan data yang memiliki
kualitas baik sehingga menghasilkan kebijakan/tindakan yang efektif dan efisien
.
2.2 Penyelenggaraan Infeksi Menular Seksual
Penyelenggaraan Eliminasi Penularan dilakukan melalui kegiatan:
a. Promosi Kesehatan, Kegiatan promosi kesehatan dilaksanakan dengan strategi
advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan
b. Surveilans Kesehatan, Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh
dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien.
c. Deteksi Dini, Deteksi dini adalah upaya untuk mengenali secepat mungkin gejala,
tanda, atau ciri dari risiko, ancaman, atau kondisi yang membahayakan.
d. Penanganan Kasus, Penanganan kasus adalah proses atau cara menangani atau
mengatasi kasus/keadaan yang tidak diharapkan atau berisiko membahayakan agar
berubah menjadi tidak berisiko atau tidak membahayakan
BAB III
TUJUAN
3.1 Tujuan
Pedoman Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak ini
bertujuan untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, tenaga
kesehatan, masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait untuk mengurangi penularan
HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak, serta menurunkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian akibat HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu dan anak.
BAB IV
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PRESENTASI DATA
Gambar 2.1
1. Marang 2,230
1159 2,472 4,702 110.9
Jumlah 5073
11,634 10,730 22,364 108.4
4.2 Data
Data ibu hamil di uptd puskesmas rawat inap biha yang telah dilakukan pemeriksaan
triple eliminasi dai bulan januari sampai dengan September tahun 2022
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas di dapat dari jumlah ibu hamil 845, dari 749
yang dilakukan pemerikaas triple eliminasi terdapat 6 ibu hamil dengan hasil reaktif HBSAG,
untuk pemeriksaan HIV dan Sifilis tidak ada yang reaktif.
BAB V
ANALISA DATA
Sales
Berdasarkan fakta pada Grafik pada ibu hamil sejumlah 845 yang di lakukan
pemeriksaaan sejumlah 749 dengan hasil HBSAG reaktif 6 ibu hamil. Sedangkan HIV dan
Sifilis tidak ada yang reaktif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan kegiatan Eliminasi Penularan, setiap fasilitas pelayanan
kesehatan yang melakukan kegiatan Eliminasi Penularan wajib melakukan pencatatan
dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan terintegrasi dengan pelayanan antenatal pada
ibu hamil dengan fokus pemutusan penularan penyakit infeksi, dan penularan output
anak yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi serta pemantauan terintegrasi lintas
sektoral dan lintas program.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan capaian skrining pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil
maka diperlukan beberapa lintas sektoral dan lintas program, melalui beberapa kegiatan
didalam gedung maupun diluar gedung yaitu peningkatan kapasitas kelas ibu hamil,
posyandu remaja, peningkatan penyuluhan calon pengantin. Untuk pencatatan dan
pelaporan agar terintegrasi dengan lintas program yang ada di UPTD puskesmas rawat
inap biha kabupaten Pesisir Barat.