Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MASALLE
Jln Poros Kotu Baroko Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang
Email : Puskesmasmasalle16@gmail.com
Telp. 0853-6720-2296

Kode Pos 91757

KERANGKA ACUAN KEGIATAN DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU HAMIL

A. PENDAHULUAN
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh bakteri,
parasite,virus,autoimun,dan alcohol. Dari kesuluruhan penyebab tersebut yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat adalah hepatitis virus. Hepatitis virus terdapat beberapa
jenis yaitu Hepatitis A dan E, yang ditularkan secara fecal oral, bersifat akut, sering
timbul sebagai kejadian luar biasa, dapat sembuh sempurna, dan tidak menjadi kronis.
Sedangkan Hepatitis B,C,dan D ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis, sirosis
dapat menyebabkan kanker hati. Karena Hepatitis B dan C dapat menjadi kronis,
sebagian besar dari masyarakat yang terinfeksi Virus Hepatitis B dan C (Hepatitis D akan
timbul apabila seseorang terinfeksi Hepatitis B) ini terlambat diketahui, sehingga
diketahui pada saat mereka sudah menjadi kronis, sirosis bahkan kanker hati. Oleh karena
itu perlu dilakukan Deteksi Dini Hepatitis B dan C, agar dapat dikurangi akibat lebih
lanjut dari penyakit ini.
B. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 20 Mei 2010, World Health Assembly (WHA) dalam sidangnya
yang ke-63 di Geneva telah menyetujui mengadopsi resolusi hepatitis (Resolusi WHA
63.18 Tahun 2010 tentang hepatitis), yaitu semua negara di dunia sudah saatnya
melakukan pengendalian hepatitis, resolusi WHA 63.18 tahun 2010 diperkuat lagi dengan
resolusi WHA Nomor 67.6 tanggal 20 Mei 2014 tentang perlunya ‘Aksi Konkrit’ dalam
pengendalian hepatitis, kemudian pada bulan September 2014, WHO SEARO
mengeluarkan resolusi SEA/RC67/R5 tentang hepatitis bagi Negara-negara di kawasan
South-East Region (SEAR). Resolusi-resolusi tersebut diatas disponsori dan peran aktif
Indonesia, sebagai salah satu bentuk kepedulian dan keprihatinan Indonesia terhadap
besaran masalah dan dampak Hepatitis virus.
Menurut badan kesehatan dunia (WHO), berdasarkan prevalensi HBsAg,
endemisitas hepatitis suatu wilayah/Negara dapat dikategorikan rendah (<2%), sedang
rendah (2-4%), sedang tinggi (5-7%), dan tinggi (>8%). Gambaran endemisitas hepatitis
B di Indonesia yaitu kurang lebih 8 % termasuk Negara dengan endemisitas tinggi
hepatitis B, terbesar kedua di Asia-Pasifik setelah Myanmar. Diperkirakan sebanyak 28
juta orang terinfeksi hepatitis B dan C, dimana 14 juta diantaranya berpotensi menjadi
kronik, dan dari yang kronik tersebut, 1,4 juta berpotensi menjadi sirosis dan kanker hati.
Hepatitis B adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B
(VHB) yang menimbulkan peradangan hati akut atau menahun, dan dapat berlanjut
menjadi sirosis atau kanker hati. Virus Hepatitis B dapat ditemukan dalam cairan tubuh
penderita, seperti darah, dan produk darah, air liur, cairan serebrospinal, peritonial,
pleural, cairan amniotik, semen, (air mani), cairan vagina dan cairan tubuh lainnya.
Namun tidak semuanya memiliki kadar virus yang infeksius. Secara umum, bisa terjadi
secara vertical dan horizontal.
Penularan secara vertical adalah penularan yang terjadi pada masa perinatal, yaitu
penularan dari ibu kepada bayi. Jika seorang ibu hamil karier hepatitis B dan HBeAg
positif, maka kemungkinan 90% dari bayi yang dilahirkan terinfeksi dan menjadi karier
juga. Kemungkinan 25% dari jumlah tersebut meninggal karena hepatitis kronik atau
kanker hati. Transmisi perinatal banyak terjadi terutama di Negara-negara berkembang.
Infeksi mungkin terjadi selama proses perslinan, namun di duga tidak berhubungan
dengan prose menyusui.
Penularan secara horizontal adalah penularan dari satu individu ke individu
lainnya. Selain melalui hubungan seksual tidak aman, penularan horizontal juga bisa
terjadi melalui penggunaan jarum suntik bekas penderita hepatitis B, transfuse darah yang
terkontaminasi virus hepatitis B, prosses pembuatan tattoo, penggunaan pisau cukur, sikat
gigi, dan gunting kuku bekas penderita hepatitis B. Berpelukan, berjabat tangan atau
berciuman dengan penderita hepatitis B belum terbukti dapat menularkan virus ini.
C. TUJUAN
Tujuan umum
Menurunnya kasus infeksi baru hepatitis B, menurunnya angka kesakitan
(prevalensi) hepatitis B dan menurunya angka kematian akibat hepatitis B.
Tujuan Khusus
1. Terdeteksinya hepatitis B sedini mungkin
2. Terlaksanaya pelayanan lanjutan hepatitis B
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan pokok
Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu Hamil
2. Rincian kegiatan
Pemeriksaan Hepatitis B pada semua ibu hamil
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Melakukan penjangkauan pada kelompok beresiko (Ibu hamil)
2. Sebelum pelaksanaan kegiatan, penanggung jawab kegiatan menghubungi pimpinan/
cantac person dari kelompok tersebut.
3. Setelah ada kesepakatan, maka kegiatan dilaksanakan pada tempat dan waktu yang
telah ditentukan.
4. Petugas pelaksana adalah pengelola program/kegiatan hepatitis.
5. Alur deteksi dini
a. Kunjungan ke komunitas kelompok beresiko (Ibu Hamil) di Posyandu
b. Pemeriksaan pada buku kehamilan ( pemeriksaan HBs Ag pada ibu hamil, sudah
periksa atau belum)
c. Jika belum diberi konseling dan ditawarkan untuk meemeriksan Hepatis B di
Puskesmas.
d. Jika sudah diberikan konseling dan dialanjutkan untuk melakukan pemeriksaan
anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibody. Bila hasil pemeriksaan HBsAg
dan anti-HBs non-rektif, maka dianjurkan vaksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali.
e. Pencatatan data
F. SASARAN
Kelompok beresiko tinggi yaitu pasangan/keluarga yang tinggal serumah dengan
penderita Hepatitis B
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Jenis Kegiatan 2022


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Deteksi Dini X X X X X X X
Hepatitis B pada
Ibu Hamil
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi kegiatan hepatitis dengan pemantauan yang dilaksanakan secara periodic
setiap triwulan oleh Kepala Puskesmas dan Pengelola Hepatitis. Hasil pencapaian
indicator perbaikan kinerja menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
pengelola Hepatitis, peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan
penilaian dilaksanakan akhir tahun dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam
penyusunan perencanaan kegiatan Hepatitis pada tahun berikutnya.
I. PENCATATAN PELAPORAN Dan EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan Kegiatan Hepatitis
Ada beberapa pencatatan yang merupakan hasil kegiatan DDHB , meliputi registrasi
dan surat rujukan pengiriman sampel di Puskesmas, rekapitulasi di tingkat puskesmas
yaitu :
- Registrasi ibu hamil yang melakukan DDHB dilakukan oleh pemberi layanan
Bidan
- Registrasi pemeriksaan HBsAg bagi ibu hamil yang melakukan DDHB oleh
pemberi layanan di Laboratorium.
- Registrasi nakes dan kelompok masyarakat beresiko tinggi lainnya yang
melakukan DDHB oleh pemberi layanan di poli umum.
2. Pelaporan Kegiatan Hepatitis
Pelaporan dalam kegiatan DDHB ini merupakan data dari pelaksanaan DDHB dan
dilaporkan dalam bentuk tertulis dalam periode Bulanan-Triwulanan-Semesteran
secara berjenjang yaitu :
- Laporan bulanan rekapitulasi ibu hamil yang melakukan DDHB
- Laporan bulanan rekapitulasi nakes dan kelompok masyarakat beresiko tinggi lain
yang melakukan DDHB
- Laporan triwulanan rekapitulasi layanan lanjutan bagi penderita hepatitis B
- Laporan triwulan tenaga kesehatan yang mendapatkan vaksinasi Hepatitis B
- Laporan triwulan rekapitulasi layanan lanjutan bagi penderita Hepatitis C.
3. Evaluasi Kegiatan Hepatitis
J. PEMBIAYAAN
- BOK (Biaya Operasional Kegiatan)

Masalle, 02 Januari 2022

Kepala UPT Puskesmas Masalle Pelaksana Program Hepatitis

Israwati, S.Kep,Ns Suherna Sukur, S.Kep.Ns


Nip. 19850121 200904 2 001

Anda mungkin juga menyukai