Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG PEMERIKSAAN

TRIPLE ELIMINASI DI PUSKESMAS SIATAS BARITA


TAHUN 2023

Rewita Silaban1, Nurelilasari Siregar2, Mutia Sari Lubis3


1
Mahasiswa Program Studi kebidanan Program Sarjana Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan
2
Dosen Program Studi kebidanan Program Sarjana Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan
3
Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan

ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Kematian ibu karena infeksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya yaitu adanya infeksi pada alat reproduksi dan penyakit menular seksual
seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV), Sifilis dan Hepatitis B. Triple eliminasi
bertujuan untuk memutus penularan penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak.
Angka prevalensi di Indonesia untuk ketiga penyakit tersebut menunjukkan risiko
penularan HIV pada ibu hamil 0,3%, infeksi Sifilis pada ibu hamil 1,7% dan infeksi
Hepatitis B pada ibu hamil 2,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan triple eliminasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian dilakukan di
Puskesmas Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara terhadap sebanyak 52 ibu hamil. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan triple
eliminasi kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 26 responden (50%), pengetahuan
cukup 14 responden (26,9%) dan pengetahuan baik 12 orang (23,1%). Jadi, pengetahuan
ibu hamil tentang pemeriksaan triple eliminasi di Puskesmas Siatas Barita sebagian besar
masih kurang (50%). Hasil penelitian ini merekomendasikan adanya penyuluhan dengan
cara yang lebih kreatif supaya para ibu hamil mau melakukan pemeriksaan triple eliminasi.
Kata kunci : Pengetahuan, triple eliminasi, ibu hamil

ABSTRACT
Maternal Mortality Rafe (MMR) is one indicator in determining the degree of public
health. Maternal death due to infection can be caused by several factors, one of them is
infection in the reproductive organs and sexually transmitted diseases such as the Human
Immunodeficiency Virus (HIV), Syphilis and Hepatitis B. Triple elimination aims to stop
the transmission of HIV, Syphilis and Hepatitis B from mother to child. Prevalence rate in
Indonesia for the three diseases demonstrate the risk of HIV transmission in pregnant
women 0.3%, Syphilis infection in pregnant women I. 7% and Hepatitis B injection in
pregnant women 2.5%. The purpose of this researched was to know knowledge of pregnant
women about triple elimination checks. The research method used was quantitative
research with a descriptive design. Research done in Puskesmas Siatas Barita Kabupaten
Tapanuli Utara Regency to all pregnant women which wass located in the Village of
Puskesmas Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara as many as 52 pregnant women. The
results of the study show that the level of knowledge of pregnant women about triple
elimination check lack of knowledge category namely as many us 26 respondents (50%).
sufficient knowledge 14 respondents (26.9%) and good knowledge of 12 people (23.1%).
So, knowledge of pregnant women about triple elimination check in Puskesmas Siatas
Barita most are still lucking (50%). The results of this study recommend counseling in a
more creative way so that pregnant women want to do a triple elimination check.
Keywords : Knowledge, triple elimination, pregnant women
1. PENDAHULUAN Angka prevalensi di Indonesia
Kesehatan merupakan salah satu untuk ketiga penyakit tersebut yang
terjadi pada ibu hamil mencapai angka
dasar dalam kesejahteraan suatu bangsa.
0,3% untuk HIV, 1,7% untuk Sifilis dan
Angka morbiditas dan mortalitas baik pada 2,5% untuk Hepatitis B. Jika dilihat dari
ibu maupun anak menjadi pedoman jumlah penduduk Indonesia yang sangat
keberhasilan dalam kesejahteraan yang banyak, maka angka tersebut masih
tentunya memerlukan berbagai upaya termasuk dalam angka yang tinggi. Ibu
seperti promotif, preventif, kuratif dan hamil merupakan populasi yang berisiko
rehabilitatif. Angka Kematian Ibu (AKI) tertular penyakit HIV, Sifilis, dan Hepatitis
B, sedangkan yang terjadi pada anak lebih
adalah salah satu indikator dalam
dari 90% tertular dari ibunya. Risiko
menentukan derajat kesehatan masyarakat penularan dari ibu ke anak untuk penyakit
(Petralina, 2020). HIV yaitu 20%-45%, untuk Sifilis yaitu
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 69%-80%, dan untuk Hepatitis B yaitu
merupakan suatu kondisi penting yang lebih dari 90%. Ketiga penyakit tersebut
perlu diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan memiliki jalur penularan yang sama berupa
salah satu tujuan Suitanable Development hubungan seksual, darah, dan transmisi ini
Goals (SDGs) yaitu melakukan promosi kebanyakan terjadi melalui transmisi
hidup sehat dan kesejahteraan bagi semua vertikal dari ibu ke janin saat masa
orang untuk memperhatikan dan kehamilan (Kemenkes, 2017).
memprioritaskan kesehatan termasuk Menurut data yang diperoleh dari
kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
anak serta penanggulangan penyakit Penyakit, Kemenkes RI untuk wilayah
menular. Dalam hal tersebut, kesehatan ibu Sumatera Utara tercatat sebanyak 332.810
hamil juga perlu diprioritaskan demi orang ibu hamil. Diantaranya sebanyak
kesehatan ibu dan anak yang ada dalam 48.026 orang ibu hamil yang melakukan
kandungannya. Kematian ibu karena infeksi pemeriksaan HIV dan yang memiliki hasil
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, positif sebanyak 231 orang. Kemudian
salah satunya adalah penyakit menular sebanyak 23.507 yang melakukan
seksual seperti Human Immunodeficiency pemeriksaan Hepatitis B dan yang
Virus (HIV), Sifilis, dan Hepatitis B memiliki hasil positif sebanyak 413 orang.
(Kemenkes, 2017). Terkait data penyakit Sifilis pada ibu hamil
Menurut data World Health tidak tercantum dalam Data dan Informasi
Organization (WHO), di Asia Tenggara Profil Kesehatan Indonesia. Namun
pada tahun 2015 angka HIV mencapai 5,1 menurut data Pusdatin tahun 2017 risiko
juta jiwa pasien dengan 77.000 wanita penularan penyakit Sifilis dari ibu hamil ke
hamil hidup dengan HIV, dan 19.000 kasus anak mencapai 80%.
infeksi HIV pediatrik baru telah ditemukan. Berdasarkan fenomena tersebut,
Hal itu merupakan angka yang signifikan maka pemerintah menerapkan program
dibandingkan dengan daerah lain. pemeriksaan penyakit HIV, Sifilis, dan
Sementara untuk Sifilis, incidence rate Hepatitis B pada ibu hamil yang tertuang
telah menunjukkan peningkatan sebanyak pada Peraturan Menteri Kesehatan
0,32% di wilayah Asia Tenggara. Jumlah Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2017
pasien menunjukkan angka hingga 167.000 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis,
kasus Sifilis pada ibu hamil. Hal itu dan Hepatitis B dari ibu ke anak yang
mempunyai dampak yang amat buruk disebut dengan program triple eliminasi.
dengan menghasilkan 65.800 hasil yang Triple eliminasi bertujuan untuk memutus
merugikan termasuk kematian janin dini. penularan penyakit HIV, Sifilis dan
Untuk Hepatitis B, Asia Tenggara Hepatitis B dari ibu ke anak, menurunkan
menanggung 15% dari jumlah total pasien angka kesakitan, kecacatan serta kematian
Hepatitis B di seluruh dunia dengan jumlah akibat ketiga penyakit tersebut dengan
39 juta orang (WHO, 2018).
melakukan pemeriksaan HIV, Sifilis dan Pengumpulan data dilakukan dengan
Hepatitis B saat ibu hamil melakukan diawali mengajukan surat permohonan izin
Antenatal Care (ANC). Program penelitian dari Universitas Aufa Royhan di
Pemeriksaan Triple eliminasi mempunyai Kota Padangsidimpuan, selanjutnya
target untuk mencapai 3 zero pada tahun menyampaikan surat permohonan izin
penelitian kepada Puskesmas Siatas Barita
2030 yaitu zero new infection (penurunan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah
jumlah kasus baru), zero death (penurunan memperoleh izin, maka peneliti
angka kematian), zero stigma and mendatangi rumah ibu hamil sesuai data
discrimination (penurunan tingkat yang diperoleh dari puskesmas Siatas
diskriminasi). Barita jika ibu tidak berkunjung ke
Upaya pencegahan ketiga penyakit Puskesmas pada saat penelitian. Sebelum
pengumpulan data peneliti terlebih dahulu
tersebut dapat dimulai sejak bayi masih memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan
berada di dalam kandungan. Usaha ibu diadakan penelitian ini, serta meminta
hamil juga sangat dibutuhkan dalam persetujuan responden untuk mengisi
pencegahan penularan ini. Para Ibu hamil kuesioner. Setelah semua responden
harus diberikan edukasi agar menambah mengisi kuesioner yang dibagikan, maka
pengetahuan mereka mengenai status HIV, selanjutnya peneliti memeriksa
Sifilis dan Hepatitis B saat pemeriksaan kelengkapan dan mengumpulkan data
untuk dianalisa.
kehamilan.
Dilihat dari data tingginya risiko
penularan penyakit HIV, Sifilis, dan 3. HASIL PENELITIAN
Hepatitis B pada ibu hamil dan dari hasil
survey awal mengenai pengetahuan ibu Tabel 1. Karakteristik Responden
hamil tentang pemeriksaan Triple Penelitian Berdasarkan
eliminasi maka peneliti tertarik untuk Umur di Puskesmas Siatas
melihat Barita
bagaimana gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang pemeriksaan Triple eliminasi Umur Frekuensi Persentase
di Puskesmas Siatas Barita (%)
<20 1 1,9
2. METODE PENELITIAN 20-35 41 78,9
>35 10 19,2
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan desain Total 52 100
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
deskriptif. Tujuan penelitian untuk
bahwa mayoritas ibu hamil berusia antara
mengetahui gambaran pengetahuan ibu
20 sampai 35 yaitu 41 orang (78,9%) dan
hamil tentang pemeriksaan triple eliminasi
minoritas berumur kurang dari 20 tahun
di Puskesmas Siatas Barita Kabupaten
yaitu sebanyak 1 orang (1,9%).
Tapanuli Utara.
Populasi dalam penelitian ini Tabel 2. Karakteristik Responden
adalah semua ibu hamil yang berada di Penelitian Berdasarkan
Puskesmas Siatas Barita Kabupaten Usia Kehamilan di
Tapanuli Utara untuk Puskesmas Siatas Barita

menetukan sampel dilakukan dengan


teknik total sampling yang berjumlah 52 Usia Frekuensi Persentase
orang. Kehamilan (%)
Penelitian ini menggunakan alat Trimester I 5 9,6
pengumpulan data berupa kuesioner Trimester II 35 67,3
tentang gambaran pengetahuan ibu hamil Trimester III 12 23,1
tentang pemeriksaan Triple eliminasi di Total 52 100
Puskesmas Siatas Barita.
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
bahwa mayoritas ibu hamil pada usia Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan
kehamilan trimester II yaitu 35 orang Persentase Tingkat
(67,3%) dan minoritas ibu hamil pada usia Pengetahuan Ibu Hamil
kehamilan trimester I yaitu sebanyak 5 Tentang Pemeriksaan
Triple Eliminasi di
orang (9,6%). Puskesmas Siatas Barita
Pengetahuan
Tabel 3. Karakteristik Responden Persentase
Penelitian Berdasarkan Triple Frekuensi
(%)
Tingkat Pendidikan di Eliminasi
Puskesmas Siatas Barita Kurang 26 50
Tingkat Frekuensi Persentase Cukup 14 26,9
Pendidikan (%) Baik 12 23,1
Tidak Tamat 4 7,7 Total 52 100
SD
SD 6 11,6 Dari Tabel 5 diketahui bahwa
SMP 14 26,9 mayoritas ibu hamil yang memiliki
SMA 26 50 pengetahuan tentang triple eliminasi adalah
Perguruan 2 3,8 kategori kurang yaitu sebanyak 26 orang
Tinggi (50%) sedangkan minoritas ibu hamil yang
Total 52 100 memiliki pengetahuan baik sebanyak 12
orang (23,1%).
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
bahwa mayoritas tingkat pendidikan ibu
hamil adalah SMA yaitu sebanyak 26 4. PEMBAHASAN
orang (50%) dan minoritas tingkat
pendidikannya adalah perguruan tinggi Karakteristik Responden Penelitian
sebanyak 2 orang (3,8%).
1. Umur
Tabel 4. Karakteristik Responden
Penelitian Berdasarkan
Pekerjaan di Puskesmas Pada usia 20-35 tahun disebut juga
Siatas Barita masa dewasa, dimana pada masa ini
diharapkan masalah-masalah yang
Persentase dihadapi dengan tenang secara emosional,
Pekerjaan Frekuensi terutama dalam menghadapi kehamilan,
(%)
IRT 44 84,6 persalinan dan merawat bayi. Pada masa
PNS 1 1,9 ini seseorang akan lebih berperan aktif
Petani 3 5,8 dalam masyarakat dan sosial (Hurlock,
Wiraswasta 4 7,7 2012).
Total 52 100 Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Siatas Barita
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan diperoleh data bahwa ibu hamil berusia
bahwa mayoritas pekerjaan ibu hamil di <20 tahun sebanyak 1 orang
Kelurahan Kalangan adalah Ibu Rumah (1,9%), ibu hamil berusia 20 sampai 35
Tangga (IRT) yaitu 44 orang (84,6%) dan tahun sebanyak 41 orang (78,9%), dan ibu
minoritas adalah PNS sebanyak 1 orang hamil berusia >35 tahun sebanyak 10
(1,9%). orang (19,2%).
2. Usia Kehamilan yang memiliki tingkat pendidikan tamat SD
sebanyak 6 orang (11,6%), ibu hamil yang
Kehamilan adalah dimulainya memiliki tingkat pendidikan tamat SMP
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu)
dihitung dari hari pertama sampai terakhir.
Dalam masa kehamilan trimester pertama
terjadi pertumbuhan dan perkembangan
pada sel telur yang telah dibuahi dan
terbagi dalam 3 fase yaitu fase ovum, fase
embrio dan fase janin.
Pemeriksaan pada trimester
I bertujuan untuk
mengetahui riwayat kesehatan ibu
yang sedang hamil, sehingga
memungkinkan kehamilannya
dapat
diteruskan atau tidak. Trimester kedua
adalah periode minggu ke 13 sampai ke 28,
dimana pemeriksaan pada trimester
II bertujuan untuk mengetahui
kemungkinan timbulnya suatu
penyakit yang membahayakan
proses pertumbuhan dan perkembangan
janin pada akhir masa
kehamilan. Sedangkan Trimester ketiga,
minggu ke 29 sampai ke 40 minggu,
dimana pada trimester III ini pemeriksaan
rutin lebih sering dilakukan biasanya 2 kali
seminggu. Hal ini bertujuan untuk
memantau lebih teliti setiap
perkembangan dan
pertumbuhan janin, kondisi fisik maupun
psikis calon ibu, kemungkinan yang
akan terjadi pada calon ibu maupun janin
selama sisa proses kehamilan serta
dalam menghadapi proses persalinan
(Asih, 2021). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di Puskesmas Siatas
Barita diperoleh data bahwa ibu hamil
pada usia kehamilan trimester I sebanyak
5 orang (9,6%), ibu hamil pada usia
kehamilan trimester II sebanyak 35 orang
(67,3%), dan ibu hamil pada usia
kehamilan trimester III
sebanyak 12 orang (23,1%).

3. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan di Puskesmas Siatas Barita
menunjukkan bahwa ibu hamil yang
memiliki tingkat pendidikan tidak tamat
SD sebanyak 4 orang (7,7%), ibu hamil
sebanyak 14 orang (26,9%), ibu hamil
yang memiliki tingkat pendidikan tamat
SMA sebanyak 26 orang (50%)
sedangkan ibu hamil yang memiliki
tingkat pendidikan perguruan
tinggi/sarjana hanya ada 2 orang (2,8%).

4. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan


yang dilakukan sehari-hari untuk
mendapatkan upah guna memenuhi
kebutuhan hidup. Lingkungan pekerjaan
dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ibu
hamil dapat memperoleh informasi dari
tenaga kesehatan, lingkungan tempat
tinggal, tempat bekerja dan media sosial
(Mubarak, 2012).
Pada hasil penelitian diperoleh
bahwa ibu hamil yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 44 orang
(84,6%), ibu hamil yang bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 4 orang (7,7%), ibu
hamil yang bekerja sebagai petani
sebanyak 3 orang (5,8%) dan ibu hamil
yang bekerja sebagai PNS hanya ada 1
orang (1,9%).

5. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Pemeriksaan Triple Eliminasi di
Puskesmas Siatas Barita

Berdasarkan hasil penelitian yang


telah dilakukan bahwa pengetahuan ibu
hamil tentang pemeriksaan triple
eliminasi paling banyak dalam kategori
kurang dengan presentase 50% yaitu
sebangak 26 orang dari 52 jumlah
keseluruhan responden. Peneliti
berpendapat bahwa, pengetahuan kurang
ini disebabkan oleh berbagai sebab, salah
satunya adalah informasi tentang
pemeriksaan triple eliminasi belum
tersampaikan dengan baik dan merata
oleh petugas kesehatan yang berada di
Puskesmas Siatas Barita.
Target cakupan triple eliminasi
pada Puskesmas Puskesmas Siatas Barita
ditetapkan berdasarkan Permenkes Nomor
52 tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
Dari Ibu ke Anak yaitu sebesar 70%
untuk tahun 2019, 80%
untuk tahun 2020 dan 90% untuk tahun 26 responden (50%), dan ibu hamil yang
2021 dari ibu hamil yang diperiksa HIV, bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu
Sifilis dan Hepatitis B. Jika masih banyak sebanyak 44 responden (84,6%).
ibu hamil yang masih memiliki Sebagian besar ibu hamil
pengetahuan kurang mengenai pemeriksaan mempunyai pengetahuan yang kurang
triple eliminasi maka akan sulit tentang pemeriksaan triple eliminasi yaitu
kedepannya untuk mencapai target cakupan sebanyak 26 responden (50%),
tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian pengetahuan cukup 14 responden (26,9%)
Petralina (2020) bahwa pemeriksaan triple dan pengetahuan baik 12 orang (23,1%).
eliminasi pada ibu hamil ditinjau dari aspek Jadi, gambaran tingkat pengetahuan ibu
pengetahuan masih rendah. Selain itu, hasil hamil tentang pemeriksaan triple eliminasi
penelitian Sholehah dan Lusa (2016) juga di Puskesmas Siatas Barita masih kurang.
menunjukkan bahwa presentase ibu hamil Diharapkan kepada tenaga
yang berpengetahuan kurang tentang triple kesehatan agar dapat termotivasi untuk
eliminasi cukup masih besar yaitu 20 orang berperan dalam meningkatkan
(36,4%). Berdasarkan aspek pendidikan pengetahuan masyarakat tentang triple
menunjukan bahwa ibu hamil yang eliminasi melalui penyuluhan dengan cara
berpengetahuan kurang tentang triple yang lebih kreatif supaya masyarakat
eliminasi merupakan ibu hamil yang tertarik untuk melakukan pemeriksaan
berpendidikan dasar. Hal ini menunjukkan triple eliminasi sehingga dapat mencapai
bahwa pendidikan ibu hamil menentukan target pemeriksaan triple eliminasi sesuai
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Permenkes No. 52 Tahun 2017 dan
triple eliminasi. diharapkan agar Puskesmas Siatas Barita
Hal ini dikarenakan ibu hamil menjadi salah satu desa yang bebas dari
kurang memahami penyakit HIV, Sifilis penyakit HIV, sifilis dan Hepatitis B, dan
dan Hepatitis B. Oleh karena itu, petugas memfasilitasi para ibu hamil dengan
kesehatan khususnya yang berada dalam pemberian informasi yang edukatif
promosi kesehatan dapat memberikan sehingga menambah pengetahuan ibu
penyuluhan mengenai ketiga penyakit hamil serta mau untuk melakukan
tersebut pada ibu hamil, agar dapat pemeriksaan triple eliminasi di fasilitas
meningkatkan pengetahuan ibu hamil Kesehatan yang berada di Puskesmas
mengenai HIV, Sifilis dan Hepatitis B Siatas Barita.
serta memberikan edukasi tentang
pentingnya melakukan pemeriksaan triple 6. REFERENSI
eliminasi yang bertujuan untuk memutus
penularan penyakit HIV, Sifilis dan Asih, N. S. (2021). Gambaran
Hepatitis B dari ibu ke anak, menurunkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
angka kesakitan, kecacatan serta kematian Triple eliminasi Di Puskesmas
akibat ketiga penyakit tersebut dengan Gerokgak I Kabupaten Buleleng.
melakukan pemeriksaan HIV, Sifilis dan Skripsi. Sarjana Terapan
Hepatitis B saat ibu hamil melakukan Kebidanan Denpasar. Bali.
Antenatal Care (ANC). Hurlock, E. B. (2012). Psikologi
Perkembangan, Suatu Pendekatan
5. KESIMPULAN DAN SARAN Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga
Karakteristik responden penelitian Kementerian Kesehatan (2017). Peraturan
yaitu mayoritas ibu hamil yang memiliki Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun
umur antara 20 sampai dengan 35 tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan
sebanyak 41 responden (78,9%), usia HIV, Sifilis, Dan Hepatitis B Dari
kehamilan pada trimester II yaitu Ibu Ke Anak. Jakarta: Menteri
sebanyak Kesehatan Republik Indonesia.
35 responden (67,3%), memiliki latar
belakang pendidikan SMA yaitu sebanyak
Mubarak, W.I. ( 2012). Promosi Kesehatan
untuk Kebidanan. Salemba Medika.
Jakarta.
Petralina, B. (2020). Determinan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pemeriksaan Triple Eliminasi. Jurnal
Kesehatan Husada Mahakam, Vol. V
No. 2, 85-91
Sholehah, dan R. Lusa, R. (2016).
Pengetahuan Ibu hamil tentang
pencegahan penularan HIV dari Ibu
ke Anak. Vol 2, No.7, Pp 90-98
World Health Organization. (2018).
Regional Framework for the Triple
Elimination of Mother-to-child
Transmission of HIV , Hepatitis B
and Syphilis in Asia and the Pacific
2018 – 2030. May 2017, 1 OF 1-20.

Anda mungkin juga menyukai