Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN

KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

Lailatul Badriyah*, Ely Tjahyani*


*Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya
Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan : BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500
gram (sampai dengan 2499 gram). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur
mencapai 3,32% dari 19.712 bayi yang diperoleh dari 594.461 bayi baru lahir yang ditimbang.
Salah satu penyebab BBLR adalah pre-eklampsia akibat gangguan utero-plasenta. Di RSUD
dr. M. Soewandhie tahun 2010-2012 kejadian BBLR rata-rata 7,47 %. Tujuan penelitian
diketahui hubungan antara pre-eklampsia berat dengan kejadian bayi lahir rendah di RSUD dr.
M. Soewandhie Surabaya tahun 2013. Metode : Penelitian ini menggunakan desain analitik
jenis cross sectional pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling secara
sistematik random sampling. Populasi sebesar 4434 ibu bersalin dan besar sampel yang
diperoleh 113 ibu bersalin, menggunakan data sekunder kemudian dilakukan tabulasi
frekuensi dan tabulasi silang. Hasil : Hasil uji Chi-squareχ2 hitung (4,71) > χ2 tabel (3,84),
sehingga menunjukkan ada hubungan antara pre-eklampsia berat dengan kejadian BBLR .
Diskusi : Peran tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah ini yaitu pemeriksaan antenatal
yang teraturuntuk mendeteksi komplikasi kehamilan sedini mungkin.
Kata Kunci : Pre-eklampsia Berat, BBLR

PENDAHULUAN sinistum, menebalnya dinding pembuluh


Pre-eklampsia ialah kumpulan gejala darah dalam vili karena fibrosis, dan konversi
yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan mesoderm menjadi jaringan fibrotic,
dalam masa nifas dengan tanda yang disebut dipercepat prosesnya pada pre-eklampsia dan
trias : hipertensi, proteinuri, dan oedema yang hipertensi. Pada preeklampsia yang jelas ialah
terkadang disertai kejang bahkan sampai atrofi sinistum, sedangkan pada hipertensi
koma. Di Indonesia eklampsia disamping menahun terdapat terutama perubahan pada
perdarahan dan infeksi masih merupakan pembuluh darah dan stroma. Arteria spiralis
sebab utama kematian ibu dan sebab kematian mengalami konstriksi dan penyempitan, akibat
perinatal yang tinggi. Oleh karena itu, aterosis akut disertai necroitizing
diagnosis dini pre-eklampsia, yang merupakan arteriopathy.
tingkat pendahuluan eklampsia, serta Komplikasi persalinan dengan pre-
penanganannya perlu segera dilaksanakan eklampsia berat yang terjadi di Rumah Sakit
untuk menurunkan angka kematian ibu dan Umum Daerah dr. M. Soewandhie Surabaya
anak. Gejala preeklamsi sering tidak diketahui selama tahun 2010 hingga tahun 2012
atau tidak diperhatikan oleh wanita yang mengalami peningkatan untuk setiap
bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam tahunnya. Pada tahun 2010 sejumlah 128
waktu singkat dapat timbul pre-eklampsia orang dengan persentase 5,03 %, tahun 2011
berat, bahkan eklampsia (Prawirohardjo, sejumlah 231 orang dengan presentase 8,51
2002). %, dan tahun 2012 sejumlah 362 orang
Perubahan yang terjadi pada pre- dengan presentase 10,39 %.
eklampsia terhadap plasenta dan uterus, yaitu Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah
menurunnya aliran darah ke plasenta bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499
Perubahan plasenta normal sebagai akibat gram) (Saiffudin, 2010). Dilihat dari
tuanya kehamilan, seperti menipisnya penyebab kematian neonatal dari tahun 2011-
2012 BBLR merupakan penyebab terbesar lebih banyak istirahat bila kehamilan
kematian neonatal. Berdasarkan Laporan mendekati aterm, 9) merencanakan persalinan
Tribulan (LB3) Kesehatan Ibu dan Anak pada umur reproduksi sehat (20-34 tahun), 10)
(Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan meningkatkan penerimaan gerakan Keluarga
Provinsi Jawa Timur) tahun 2012, kematian Berencana (KB).
neonatal yang disebabkan oleh BBLR Dengan hal ini maka sebagai bidan
mencapai 38,03% dan angka ini merupakan profesional, bidan harus terus menerus untuk
angka tertinggi dibandingkan penyebab memperbaharui ketrampilannya dan
lainnya. Rata-rata BBLR di Rumah Sakit meningkatkan kemampuannya sehingga bidan
Umum Daerah dr. M. Soewandhie Surabaya harus kompeten dalam pengetahuan dan
dari tahun 2010-2012 sejumlah 7,47 %. Hal ketrampilan asuhan kebidanan ibu dan bayi
ini cenderung lebih tinggi dibandingkan khususnya dalam pemberian asuhan
dengan angka toleransi Sedangkan jumlah kebidanan pada ibu eklampsia dan berat bayi
BBLR dari kejadian pre-eklampsia berat yang lahir rendah untuk membantu menurunkan
terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. angka kematian ibu dan bayi.
Soewandhie Surabaya selama tahun 2010
hingga tahun 2012 mengalami peningkatan METODE PENELITIAN
untuk setiap tahunnya. Dalam penelitian ini menggunakan
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan desain analitik jenis cross sectional yaitu
BBLR yaitu faktor ibu, faktor janin, keadaan variabel sebab atau independent (pre-
sosial ekonomi yang rendah, dan kebiasaan. eklampsia berat) dan variabel akibat
Pada bayi dengan berat bayi lahir rendah dependent (BBLR). Objek penelitian diukur
dengan umur kehamilan kurang bulan dan disimpulkan secara stimultan (dalam
sehingga kerja alat-alat tubuh yang perlu waktu bersamaan).
untuk pertumbuhan dan perkembangan dan Penelitian ini dilakukan pada bulan
penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di April-Juni 2014 bertempat di Rumah Sakit
luar uterus maka perlu diperhatikan Umum Daerah dr. M. Soewandhie Surabaya.
pengaturan suhu lingkungan, pemberian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
makanan dan bila perlu pemberian oksigen, ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
mencegah infeksi serta mencegah kekurangan M. Soewandhie Surabaya tahun 2013
vitamin dan zat besi (Prawirohardjo, S., sebanyak 4434 orang. Besar sampel sebanyak
2002). 113 orang, menggunakan probability
Sulit untuk menentukan tindakan sampling dengan teknik systematic random
pencegahan pada kasus bayi BBLR, oleh sampling. Variabel yang digunakan dalam
karena penyebab umum terjadinya kasus bayi penelitian ini adalah variabel dependen yaitu
BBLR yang bersifat multifaktoral. Ada BBLR dan variabel independen yaitu pre-
beberapa usaha yang dapat menurunkan eklampsia berat.
prevalensi bayi BBLR di masyarakat, yaitu Pengambilan data didapat dengan
dengan melakukan beberapa upaya sebagai penelusuran data sekunder, metode untuk
berikut : 1) mendorong perawatan kesehatan mendapatkan informasi melalui penelusuran
remaja putri, 2) mengusahakan semua ibu dokumen laporan bulanan ibu bersalin dan
hamil mendapatkan perawatan antenatal yang kelahiran bayi di RSUD dr. M. Soewandhie
komprehensif, 3) memperbaiki status gizi ibu Surabaya tahun 2013. Data yang diperoleh
hamil, 4) menghentikan kebiasaan merokok, kemudian dilakukan editing, coding, entry
minum minuman beralkohol, dan data, Cleaning. Analisa data menggunakan uji
mengonsumsi obat terlarang, 5) meningkatkan chi-square, kriteria penilaian χ2 hitung > χ2 tabel
pemeriksaan kehamilan secara berkala maka Ho (hipotesa nol) ditolak artinya ada
minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan hubungan antara variabel independen dan
dimulai sejak umur kehamilan muda, 6) variabel dependen. Sebaliknya jika χ2 hitung <
mengonsumsi tablet zat besi secara teratur, 7) χ2 tabel maka Ho (hipotesa nol) diterima artinya
penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan tidak ada hubungan hubungan antara variabel
dan perkembangan janin dalam rahim, tanda independen dan variabel dependen.
bahaya selama kehamilan, 8) menganjurkan
HASIL DAN PENELITIAN Tabel 2. Uji Chi-Square Hubungan antara
Dari jumlah sampel dalam penelitian ini Pre-eklampsia Berat dengan
didapatkan hasil bahwa bahwa frekuensi Kejadian BBLR di RSUD dr. M.
kejadian persalinan dengan pre-eklampsia Soewandhie Surabaya tahun 2013
berat di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya Bayi
tahun 2013 sejumlah 56,64 %. Ibu Bersalin
Distribusi kejadian Berat Bayi lahir Tidak BBLR Jumlah
Rendah pada tahun 2013 menunjukkan bahwa BBLR
frekuensi kejadian bayi yang mengalami berat Tidak Pre- 27,32 21,68 49
bayi lahir rendah di RSUD dr. M. Soewandhie eklampsia 33 16
Surabaya tahun 2013 sejumlah 44,25 %. Berat
Pre-eklampsia 35,68 28,32
64
Berdasarkan data yang diperoleh dari Berat 30 34
penelitian yang telah dilakukan maka dibuat
tabulasi silang antara pre-eklampsia berat Jumlah 63 50 113
dengan kejadian BBLR seperti yang di
tampilkan pada Tabel 1 dibawah ini. Sumber: Data Sekunder Yang Diolah Oleh
Tabel 1 Tabulasi Silang antara Pre-eklampsia Peneliti
Berat dengan Kejadian BBLR di Berdasarkan tabel 2. Hasil
RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya penghitungan dan analisa didapatkan bahwa
tahun 2013 χ2 hitung (4,71) > χ2 tabel (3,84), maka H0
ditolak dan H1 diterima berarti ada hubungan
Bayi
antara pre-eklampsia berat dengan kejadian
Ibu Tidak BBLR Jumlah
BBLR di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya
Bersalin BBLR
tahun 2013.
∑ % ∑ % ∑ %
Tidak 3 67,3 1 32,6 4 10 PEMBAHASAN
pre- 3 5 6 5 9 0 Hasil penelitian ibu bersalin yang
eklampsi mengalami preeklamsi berat dengan kejadian
a Berat BBLR di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya
Pre- 3 46,8 3 53,1 6 10 ternyata ditemukan kejadian Preeklampsi
eklampsi 0 7 4 3 4 0 yang cukup tinggi.
a Berat Ibu dengan pre-eklampsia berat
Sumber:Data Sekunder Yang Diolah Oleh mengalami perubahan pada fungsi organ-
Peneliti. organnya khususnya pada plasenta dan
Berdasarkan Tabel 1, dapat rahim. Aliran darah menurun ke plasenta dan
disimpulkan bahwa ibu bersalin yang menyebabkan gangguan plasenta, sehingga
mengalami pre-eklampsia berat dengan terjadi gangguan pertumbuhan janin dan
kejadian BBLR di RSUD dr. M. Soewandhie karena kekurangan oksigen terjadi gawat
Surabaya tahun 2013 (53,13 %), janin. Pada pre-eklampsia dan eklampsia
dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan
mengalami pre-eklampsia berat dengan terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus
kejadian tidak BBLR (67,35 %). prematurus (Mochtar, R., 1998).
Hipotesa penelitian membuktikan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah
tentang ada hubungan antara pre-eklampsia bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
berat dengan kejadian BBLR, dilakukan tanpa memandang usia gestasi. Ada beberapa
dengan menggunakan Uji Chi-Square, dapat faktor yang menyebabkan BBLR yaitu,
dilihat pada tabel 2 1. faktor ibu : gizi saat hamil yang kurang,
umur kurang dari 20 tahun atau di atas 35
tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat,
dan penyakit menahun ibu : hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah;
2. faktor kehamilan : hamil dengan pemeriksaan antenatal yang teratur dan rutin
hidramnion, hamil ganda, perdarahan serta teliti mengontrol tanda-tanda sedini
antepartum, komplikasi hamil : pre- mungkin (pre-eklampsia ringan),
eklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini; memperbaiki status gizi ibu hamil,
3. faktor janin : cacat bawaan, infeksi dalam penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan
rahim (Manuaba, I.B.G., 1998). Pada bayi dan perkembangan janin dalam rahim,
berat lahir rendah mempunyai masalah yaitu : penyuluhan tanda bahaya selama kehamilan
1. gangguan metabolik yang meliputi kemudian dapat diberikan pengobatan yang
hipotermia, hipoglikemia, hiperglikemia, cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih
masalah pemberian ASI; berat yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
2. gangguan imunitas yang meliputi gangguan ibu maupun janin. Apabila terjadi pre-
imunologik, kejang saat dilahirkan, eklampsia berat saat inpartu, tenaga kesehatan
ikterus (kadar bilirubin tinggi); terutama bidan harus sigap dalam menghadapi
3. gangguan pernafasan yang meliputi dan menangani kasus tersebut guna untuk
sindroma gangguan pernafasan, asfiksia, mencegah terjadinya komplikasi pada ibu
apneu periodik (henti nafas), paru belum bersalin dan bayi.
berkembang. Beberapa hal yang perlu Peran petugas kesehatan terutama bidan
diperhatikan perawatan pada berat bayi lahir sangat penting didalam memberikan
rendah adalah pengaturan suhu lingkungan, penyuluhan pada ibu hamil. Dengan
pemberian makanan, menghindari infeksi, mengetahui tanda dan gejala serta komplikasi
penimbangan secara ketat dan personal dari pre-eklampsia berat diharapkan ibu hamil
hygiene, dan siap sedia dengan tabung akan memahami betapa pentingnya
oksigen. Pada bayi prematur makin pendek pemeriksaan kehamilan sehingga dapat segera
pada masa kehamilan, makin sulit dan banyak terdeteksi apabila terjadi pre-eklampsia pada
persoalan yang akan dihadapi dan ini akan kehamilan. Oleh karena itu, apabila ibu hamil
menyebabkan tingginya angka kematian secara teratur dan rutin memeriksakan
perinatal, biasanya kematian disebabkan oleh kehamilannya maka pre-eklampsia berat dan
gangguan pernafasan, infeksi cacat bawaan kejadian BBLR dapat berkurang dan dapat
dan trauma pada otak. segera diatasi.
Berdasarkan penelitian didapatkan
dengan Uji Chi-Square didapatkan adanya SIMPULAN DAN SARAN
hubungan antara pre-eklampsia berat dengan Simpulan
kejadian BBLR. Hal ini sesuai dengan yang Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat
dikemukakan oleh Wiknjosastro. H (2010) disimpulkan bahwa ada hubungan antara pre-
bahwa pada hipertensi dalam kehamilan, tidak eklampsia berat dengan kejadian BBLR.
terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan Saran
otot arteri spiralis dan jaringan matriks Melihat masih tingginya kejadian pre-
sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis eklampsia berat dan BBLR pada persalinan,
menjadi tetap kaku dan keras, sehingga lumen perlu di tekankan kembali pada Para ibu hamil
arteri spiralis tidak memungkinkan diharapkan memeriksakan kehamilannya
mengalami distensi dan vasodilatasi. secara teratur minimal sesuai dengan standar
Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami yaitu 1 kali pada kehamilan trimester I, 1 kali
vasokonstriksi dan terjadi kegagalan pada kehamilan trimester II dan 2 kali pada
“remodeling arteri spiralis” sehingga aliran kehamilan trimester III untuk mendeteksi
darah uteroplasenta menurun dan terjadilah sedini mungkin bila ada penyulit dalam
hipoksia dan iskemia plasenta. Keadaan inilah kehamilan dan melakukan pemeriksaan
yang menyebabkan terjadinya gangguan kehamilan terutama pada Trimester III
pertumbuhan janin sehingga dapat terjadi sehingga persalinan dapat berjalan lancar.
BBLR. Sedangkan pada para tenaga bidan diharapkan
Melihat masih tingginya kejadian pre- dapat mengevaluasi dan meningkatkan
eklampsia berat dan BBLR pada persalinan, fasilitas dan sarana prasarana dengan
maka sangat diperlukan upaya untuk menyediakan tempat yang tersedia sebanding
mencegah terjadinya kejadian ini, yaitu dengan jumlah pasien yang ada sehingga lebih
mudah melakukan pemeriksaan dan Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi
pengawasan pada ibu bersalin baik dengan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
komplikasi maupun normal dengan seksama Rineka Cipta
pada ibu maupun janin. Proverati, A dan Ismawati, C., 2010. Bayi
dengan BBLR (Berat Badan Lahir
KEPUSTAKAAN
Rendah). Yogyakarta : Nuha Medika
Achadiat, M.C., 2004. Prosedur Tetap
Purnomo, W dan Taufan, B., 2012. 36
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Langkah Praktis Sukses Menulis
EGC
Karya Tulis Ilmiah. Surabaya : PT.
Arikunto, S., 1998. Prosedur Penelitian
Revka Petra Medika
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Saifuddin, A. B., 2010. Pelayanan
PT Rineka Cipta
Kesehatan Maternal Neonatal.
Budijanto, D., 2007. Dasar – dasar
Jakarta : YBPSP
Statistik. Jakarta
Surasmi, A., 2003. Perawatan Bayi Risiko
Budijanto, D., 2012. Metode Penelitian.
Tinggi.Jakarta : EGC
Surabaya : Depkes RI
Wahyuni, S., 2011. Asuhan Neonatus,
Cunningham, F. G., 2005. Obstetri
Bayi, dan Balita. Jakarta : EGC
William. Jakarta: EGC
Widyastuti, P., 2003. Pedoman Praktis
Deslidel, Hasan. Z, Hevriani. R, dan
Safe Motherhood Paket Ibu dan Bayi.
Sartika, Y., 2011. Buku Ajar Asuhan
Jakarta: EGC
Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta :
Wiknjosastro, H., 2006. Ilmu Kebidanan.
EGC
Jakarta : YBPSP
Departemen Kesehatan. Profil Kesehatan
Jawa Timur 2012.
http://depkes.go.id/downloads/PROFI
L_KES_PROVINSI_2012/15_Profil
Kes.Prov.JawaTimur_2012.pdf.
update : 2012 diakses tanggal
6/4/2014
Farrer, H., 1999. Perawatan Maternitas
Edisi 2. Jakarta: EGC
Hidayat, A.A.A., 2010. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, I. B. G., 1998. Ilmu kebidanan,
Penyakit, Kandungan, & KB Untuk
Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Jilid
I. Jakarta : EGC
Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : EGC
Nursalam dan Pariani, S., 2001.
Pendekatan Praktis Metodelogi Riset
Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto
Nursalam, 2012. Konsep dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba

Anda mungkin juga menyukai