Anda di halaman 1dari 39

LOKAKARYA MINI I

RUANG BEDAH RSUD Dr. M. ZEIN PAINAN


TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. RISKI WIDODO, S.Kep 7. DENA SRIHANDAYANI, S.Kep


2. WIWIT SUSILAWATI, S.Kep 8. SILVIA DELVI, S.Kep
3. SONYA LIDIA EKAWATI, S.Kep 9. LIZA AGUSTINA, S.Kep
4. PANI GUSTINA, S.Kep 10. SURYA GUSMAN, S.Kep
5. AFRITA LINDA, S.Kep 11. FRATESA SANARA, S.Kep
6. ELA ROCI, S.Kep 12. TESYA OKTARIANI, S.Kep

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns.Honesty Diana Morika, M. Kep) (Ns. Zaiyar Efrita, M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan yang bergerak di bidang
kesehatan memiliki suatu sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti
dokter, perawat, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya yang melayani masyarakat
secara umum. Oleh karena itu, pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan terbaik sehingga diperlukan manajemen yang baik dan efektif yang
mempunyai satu tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan (Sudarianto, 2008)
Peningkatan pelayanan kesehatan melalui rumah sakit harus selalu berpacu
dengan kesadaran, harapan serta permintaan masyarakat yang makin meningkat,
tumbuh dan berkembangnya dinamika masyarakat itu sendiri. Masyarakat
mengharapkan pelayanan yang bermutu tanpa menghadapi kesulitan untuk
memperolehnya. Sehingga pelayanan dirumah sakit harus memperhatikan tingkat
kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah keadaan saat keinginan, harapan dan
kebutuhan pasien dapat dipenuhi. Pelayanan dinilai memuaskan jika pelayanan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Pasien merupakan individu
terpenting di rumah sakit sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit
(Soejadi, 1996 dalam Sumarwan, 2003). Konsumen tidak akan berhenti hanya sampai
proses penerimaan pelayanan saja, namun akan mengevaluasi pelayanan yang
diterimanya. Hasil dari evaluasi itu akan melahirkan perasaan puas atau tidak puas.
Salah satu hal yang menunjang terwujudnya kepuasan pasien adalah adanya
komunikasi yang terapeutik dari tenaga kesehatan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan sarana pelayanan
kesehatan perorangan secara keseluruhan yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat. Keselamatan pasien merupakan suatu variabel untuk
mengukur dan mengevaluasi fasilitas pelayanan keperawatan yang berdampak
terhadap pelayanan kesehatan.Sejak malpraktik menggema di seluruh belahan bumi
melalui berbagai media baik cetak, maupun elektronik hingga ke jurnal – jurnal ilmiah
ternama, dunia kesehatan mulai menaruh kepedulian yang tinggi terhadap isu
keselamatan pasien (Nursalam, 2011).
The American Hospital Asosiation (AHA) Board of Trustees
mengidentifikasikan bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient safety)
merupakan sebuah prioritas strategik. Mereka juga menetapkan capaian-capaian
peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai target utamanya. Tahun
2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam “TO ERR IS HUMAN, Building a
Safer Health System” melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah
sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse Event).
Menindaklanjuti penemuan ini, tahun 2004, WHO mencanangkan World Alliance for
Patient Safety, program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit.Pada tahun 2004, WHO mengumpulkan angka-
angka penelitian rumah sakit di berbagai negara ; Amerika, Inggris, Denmark dan
Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6%. Data-data tersebut menjadikan
pemicu berbagai negara untuk segera melakukan penelitian dan pengembangan sistim
keselamatan pasien.
Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005
tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk
tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan
memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan
mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih memperhatian keselamatan
pasien di rumah sakit.Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan
rumah sakit untuk berusaha mengurangi medical error sebagai bagian dari
penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan system Patient Safety
yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada.
Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan atau KTD yang sering terjadi pada pasien selama
dirawat di rumah sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain beban
kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan sarana
kurang tepat dan lain sebagainya (Nursalam, 2011). Tujuan dilakukannya kegiatan
Patient Safety di rumah sakit adalah untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di
rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, menurunkan KTD di rumah
sakit, terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko.
Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf
Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya
kesalahan medis (medical errors). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa
berupa Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Kemenkes, 2012).
Berdasarkan pengamatan mahasiswa tanggal 24-26 Agustus 2019 di Ruangan
rawat inap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan. Dari hasil observasi diketahui bahwa di
Ruangan rawat inap Bedah perawat sudah mengidentifikasi pasien, namun belum
sesuai dengan standar keselamatan pasien di RSUD, karena hampir seluruh perawat
hanya mengkonfirmasi nama pasien saja. Pada saat overan perawat belum
menerapakan SBAR secara maksimal serta belum terlaksananya pre conference dan
post conference secara optimal, mahasiswa juga tidak menemukan adanya standar
operasional prosedur (SOP) tentang pre dan post conference. Dari hasil wawancara
mahasiswa dengan kepala ruangan di ruang rawat inap Bedah RSUD Dr. M. Zein
Painan mengatakan bahwa dalam meningkatkan keselamatan pasien sudah melakukan
prosesnya dengan baik namun ada beberapa yang belum maksimal seperti proses
keperawatan pre dan post conference yang belum diterapkan. Untuk permasalahan
tersebut mahasiswa merasa perlu mengadakan pertemuan dalam bentuk lokakarya
mini dengan mengundang kepala ruangan rawat inap Bedah RSUD Dr. M. Zein
Painan, pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan manajemen pelayanan dan
manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan
Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
Secara individu/ kelompok mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan:

a. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan keperawatan yaitu penerapan


komunikasi efektif dengan teknik SBAR saat overan yang digunakan di ruang
rawat inap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan.
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan keperawatan yaitu pelaksanaan
pre conference dan post conference di ruang rawat inap Bedah RSUD Dr. M.
Zein Painan.
c. Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah manajemen pelayanan
keperawatan yaitu penerapan komunikasi efektif dengan teknik SBAR saat
overan yang digunakan di ruang rawat inap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan.
d. Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah manajemen pelayanan
keperawatan yaitu pelaksanaan pre conference dan post conference di ruang
rawat Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan.
e. Membuat planning of action (POA) untuk pemecahan masalah manajemen
pelayanan keperawatan berdasarkan penerapan komunikasi efektif dengan teknik
SBAR saat overan yang digunakan di ruang rawat Bedah RSUD Dr. M. Zein
Painan.
f. Membuat planning of action (POA) untuk pemecahan masalah manajemen
pelayanan keperawatan berdasarkan pelaksanaan pre conference dan post
conference di ruang rawat inap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai
beberapa masalah pelayanan dan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019.

2. Bagi Perawat
Dapat mengoptimalkan pemberian asuhan keperawatan dan meningkatkan
kepuasan pasien dengan komunikasi efektif di ruang rawat inap Bedah RSUD Dr.
M. Zein Painan 2019.

3. Bagi Pasien
Dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan
meningkatkan kepuasan pada pasien di ruang rawat inap Bedah RSUD Dr. M.
Zein Painan 2019.

4. Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan terkait manajemen layanan di ruang rawat
dan sebagai pemenuhan tugas praktek keperawatan manajemen keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang.
BAB II

ANALISIS SITUASI RUANGAN

RSUD Dr. M. Zein Painanmerupakan Rumah Sakit tipe C yang terletak di kota

painan. RSUD Dr. M. Zein painan merupakan rumah sakit rujukan dari puskesmas. Rumah

Sakit RSUD Dr. M. Zein Painan memiliki palayanan rawat jalan (Poli), Rawat Jalan IGD,

Farmasi, laboratorium, Medical Check Up, Kamar Bersalin, dan Radiologi, Kamar Operasi,

dll.

Berdasarkan pengamatan situasi di di ruang rawat inap Bedah yang terdiri ruang

kelas 1, 2, 3, Ruang Luka Bakar 2 tempat tidur dan Ruang Tetanus 1 tempat tidur dimana

pada kelas I terdapat 6 tempat tidur, kelas II ada 8 tempat tidur, dan kelas III ada 18 tempat

tidur. Jumlah tenaga keperawatan seluruhnya ada 20 orang, dengan tingkat pendidikan 5

orang S.Kep dan 15 orang berpendidikan D3 Keperawatan. Ruang Rawat ini dipimpin oleh

satu orang kepala ruangan yang berlatar pendidikan S1 Keperawatan, ada 2 orang Katim dan

17 orang perawat pelaksana dengan jadwal 3 shift yaitu pagi, sore, malam. Model

penyelenggaraan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap (Ranap) kelas mandeh rubiah

yaitu metode tim. Pertanggung jawaban perawat pelaksana dibagi berdasarkan tingkat

ketergantungan pasien. Selain perawat pelaksana, kepala ruangan juga ada memanajemen

staf non medis yaitu pegawai kebersihan.

Fasilitas yang tersedia diruang diruang rawat inap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan

terdiri dari 12 kamar tidur yang masing- masing memiliki toilet , handrub di dalam kamar.
A. WINSHIELD SURVEY

Berdasarkan hasil winshield survey di Ruang Rawat Inap (Ranap) Bedah RSUD Dr.

M. Zein Painan tanggal 24-26 Juli 2019, kelompok menemukan ada beberapa masalah di

Ruang Rawat Inap (Ranap) Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan.

1. Pre Conference dan Post Conference

Dari hasil wawancara kelompok di Ruang Rawat Inap (Ranap) Bedah RSUD Dr. M.

Zein Painan 26 Juli 2019 terhadap Katim dan kepala ruangan, di dapatkan bahwa perawat

mengatakan belum pernah melakukan penerapan pre conference dan post confrence di

ruangan. Perawat mengatakan bahwa Pre dan Post conference tidak dapat dilaksanakan

karena beban kerja yang berat dan kurangnya tenaga keperawatan.

Dari hasil observasi kelompok, selama 2 hari, pre dan post conference tidak pernah

dilakukan di ruangan, serta belum ada inisiatif perawat untuk melakukan pre dan post

conference.

Identifikasi Masalah :Belum terlaksananya pelaksanaan pre dan post conference.

2. Peningkatan Komunikasi Efektif

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok terhadap perawat diruangan, perawat

menggunakan komunikasi SBAR terutama saat menerima order dari via telepon, tetapi

dalam melakukan overan keperawatan perawat belum melaksanakan komunikasi efektif

SBAR. Saat timbang terima pasien di ruangan, perawat tidak menyebutkan diagnosa

keperawatan masing-masing pasien. Dalam penyampaian rencana tindak lanjut, perawat

hanya menyampaikan tindakan kolaboratif yang perlu dilakukan terhadap pasien, namun

untuk tindakan keperawatan mandiri tidak disampaikan dalam rencana tindak lanjut pasien.
SOP SBAR telah tersedia di portir perawat, namun penerapannya dalam overan belum

terstruktur dan belum optimal diterapkan diruangan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan, perawat mengatakan bahwa

telah melaksanakan komunikasi SBAR terutama saat menerima advice dokter.

Identifikasi masalah : Belum optimalnya penerapan komunikasi efektif SBAR dalam

overan

Berdasarkan uraian diatas, didapatkan daftar masalah sebagai berikut :

Daftar Masalah

a. Belum terlaksananya Pre dan post Conference

b. Belum optimalnya penggunaan komunikasi efektif SBAR dalam overran


2. Validasi Data
Kuesioner Observasi Wawancara
No Masalah
Karu Karu Karu Karu Katim PA Karu Katim PA

1. Belum optimalnya penerapan pre dan


- V V V V V V V -
post conference setiap hari

2 Belum maksimalnya penggunaan


komunikasi efektif dengan teknik SBAR
pada kegiatan overan sesuai dengan
- - - - V V V V -
standar SPO. (Situation, Background,
Assesment, Recomedation)
3. Hasil validasi data
A. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rawat Inap (Ranap) Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan,
Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 24-26 Agustus 2019. Sampel yang diambil
pada penelitian ini menggunakan metode simple sampling sebanyak 14 perawat. Pada
saat dilakukan pengumpulan data, hanya didapatkan total 9 orang perawat, hal ini
dikarenakan adanya perawat yang libur ataupun cuti saat dilakukan pengumpulan data
dengan kuesioner. Penelitian ini dilakukan dengan cara ukur angket menggunakan
kuesioner, wawancara serta observasi.
Hasil penelitian ini disajikan berdasarkan karakteristik responden, diantaranya
usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Selanjutnya juga disajikan analisa data
sesuai dengan kuesioner yang ada, yaitu mengenai overan, SBAR, pre confrence dan
post confrence, serta hand hygiene.

B. Karakteristik Responden

Diagram 1. Distribusi frekuensi usia perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan
(n=9)

22%
dewasa muda
dewasa tengah

78%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (78%) perawat di ranap
Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan berada pada usia dewasa tengah.
Diagram 2. Distribusi frekuensi jenis kelamin perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M. Zein
Painan (n=9)

laki-laki
perempuan

100%

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawat di Ranap Bedah


RSUD Dr. M. Zein Painanberjenis kelamin perempuan.

Diagram 3. Distribusi frekuensi tingkat pendidikan perawat di Ranap Bedah RSUD Dr.
M. Zein Painan (n=9)

11%
Diploma 3
Sarjana

89%

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (89%) perawat di Ranap Bedah
RSUD Dr. M. Zein Painan memiliki tingkat pendidikan Diploma 3 (D3)
C. Kuesioner Overan
1. Pengetahuan

Diagram 4. Distribusi frekuensi Pengetahuan mengenai pengertian overan oleh


perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan (n=9)

Pelaksanaan menganalisa
masalah secara kritis

Diskusi kelompok tentang


100% beberapa aspek klinis

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh perawat (100%) di Ranap Bedah


RSUD Dr. M. Zein Painan mengetahui overan adalah suatu pelaksanaan dalam
menganalisa masalah-masalah secara klinis.

Diagram 5. Distribusi frekuensi Pengetahuan mengenai tujuan overan oleh perawat di


Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019(n=9)

11%
Meningkatkan tanggung jawab
perawat pada setiap tugas
Memberi informasi mengenai tugas
dokter
Menganalisa dan menjabarkan
alternatif pemecahan masalah

89%

Diagram diatas menunjukkan sebagian besar (89%) perawat di Ranap Bedah RSUD
Dr. M.Zein Painan mengetahui tujuan overan adalah untuk meningkatkan tangggung
jawab perawat pada setiap tugas.
Diagram 6. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang hal yang bukan termasuk ke dalam
pelaksanaan overan oleh perawat di Ranap Wing Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

Membaca laporan pasien pada jadwal dinas


sebelumnya sebagai dasar untuk serah
terima pasien

Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap


muka saat diskusi
100%
Karu atau Katim mengunjungi seluruh pasien
pada serah terima dengan Katim shift dinas
berikutnya

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawatdi Ranap Bedah


RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa ruang diskusi yang diatur sehingga dapat
muka saat diskusi bukan termasuk ke dalam pelaksanaan overan.

Diagram 7. Distribusi frekuensi pengetahuan komponen serah terima dalam pelaksanaan overan
oleh perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

Kelengkapan status dan


dokumentasi asuhan
Tindakan keperawatan tertentu yang
akan dilanjutkan
Serah terima linen

100%

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawat di Ranap Bedah


RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa yang bukan komponen overan adalah
serah terima linen.
Diagram 8. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang persiapan sebelum overan oleh perawat di
Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan (n=9)

Memberikan asuhan secara


langsung kepada pasien
Membaca laporan pelayanan ruang
rawat sebagai langkah awal
mengenai kondisi pasien
Memastikan dokter jaga pasien ada

100%

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawat di Ranap Bedah


RSUD Dr. M. Zein Painan mengetahui bahwa persiapan sebelum overan adalah
membaca laporan pelayanan di ruang perawatan sebagai langkah awal mengenal kondisi
pasien.
Kesimpulan : berdasarkan data yang telah dipaparkan dari Diagram 4-Diagram 8
didapatkan bahwa pengetahuan perawat tenang overan di Ranap Bedah sudah sangat
baik.

2. Sikap
Diagram 9. Distribusi frekuensi Sikap bahwa overan adalah suatu hal yang sangat penting oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan (n=9)

sangat setuju setuju

tidak setuju sangat tidak setuju


100%

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawat di Ranap Bedah


RSUD Dr. M.Zein Painan sangat setuju bahwa overan adalah suatu hal yang sangat
penting.

Diagram 10. Distribusi frekuensi Sikap dalam keikutsertaan dalam overan jika memiliki
waktu oleh perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan (n=9)

33%

Sangat setuju setuju


67%

tidak setuju sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (67%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan tidak setuju bahwa overan diikuti hanya jika perawat
memiliki waktu luang, dan 33% perawat sangat tidak setuju bahwa overan diikuti hanya
jika perawat memiliki waktu luang.
Diagram 11. Distribusi frekuensi Sikap dalam pelaksanaan overan yang tepat waktu
oleh perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan (n=9)

33%

67% Sangat setuju setuju

tidak setuju sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (67%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan sangat setuju bahwa overan harus dilaksanakan tepat
waktu dan 33% perawat setuju bahwa overan harus dilaksanakan tepat waktu.

Diagram 12. Distribusi frekuensi Sikap dalam mengikuti overan jika memiliki kesempatan oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan (n=9)

11%
33%
Sangat setuju
setuju
tidak setuju
56% sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan sangat tidak setuju bahwa akan mengikuti overan jika
memiliki kesempatan, dan terdapat 11% perawat yang setuju bahwa akan mengikuti
overan jika memiliki kesempatan.
Diagram 13. Distribusi frekuensi Sikap dalam pelaksanaan overan sebagai kegiatan
formalitas oleh perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

44%
56% Sangat setuju setuju

tidak setuju sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan sangat tidak setuju bahwa overan hanyalah sebagai
formalitas yang tidak memiliki peran dalam melaksanakan asuhan keperawatan, dan
44% perawat tidak setuju bahwa overan hanyalah sebagai formalitas yang tidak
memiliki peran dalam melaksanakan asuhan keperawatan

Diagram 14. Distribusi frekuensi Sikap dalam pelaksanaan overan sebagai hal penting oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

setuju
33%
Sangat setuju
setuju
Sangat setuju tidak setuju
67%
sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (67%) perawat di Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan sangat setuju bahwa overan merupakan penting untuk
diikuti guna memaksimalkan intervensi yang akan diberika ke pasien dan 33%
perawatdi Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan setuju bahwa overan merupakan
penting untuk diikuti guna memaksimalkan intervensi yang akan diberika ke pasien.

Kesimpulan :berdasarkan data yang telah dipaparkan dari Diagram 9 sampai Diagram
14 didapatkan bahwa Sikap perawat tentang overan di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein
Painan sudah baik, dan hanya terdapat 89% perawat yang tidak setuju bahwa akan
mengikuti overan jika memiliki kesempatan.
D. Kuesioner Pre Conference
1. Pengetahuan

Diagram 15. Distribusi frekuensi Pengetahuan tentang pengertian Pre Confrence oleh perawat
di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11%
Diskusi aspek klinis sebelum
33% melaksanakan askep
Diskusi aspek klinis sebelum dan
sesudah melaksanakan askep
serah terima yang harus dilakukan
tenaga perawat
56%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa pre confrence adalah diskusi
aspek klinis sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan.
Diagram 16. Distribusi frekuensi Pengetahuan tentang yang bukan tujuan Pre Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

22% Membantu mengidentifikasi


masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi
hasil
Memberikan kesempatan untuk
11% berdiskusi tentang keadaan pasien
67% Mendiskusikan penyelesaian
masalah dan masalah yang dijumpai

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (67%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa mendiskusikan penyelesaian
masalah yang dijumpai bukan termasuk ke dalam tujuan pre confrence .

Diagram 17. Distribusi frekuensi Pengetahuan keterlibatan perawat dalam Pre


Confrence oleh perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

Katim dan Karu

Karu dan PA
100%
Karu, Katim daan PA

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawatdi Ranap Bedah


RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa Karu, Katim dan PA terlibat dalam
pelaksanaan pre confrence.
Diagram 18. Distribusi frekuensi Pengetahuan waktu pelaksanaan Pre Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11%

10-15 menit
<10 menit
>15 menit
89%

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (89%) perawat di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painanmengetahui bahwa waktu pelaksanaan pre confrence berkisar
10-15 menit, dan 11% perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painanmengetahui
bahwa waktu pelaksanaan pre confrence< 10 menit.

Diagram 19. Distribusi frekuensi Pengetahuan topik pelaksanaan Pre Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

22%
Tentang keadaan pasien,
perencanaan dan tindakan
keperawatan
Keadaan dan perencanaan
56%
Tentang tindakan keperawatan
22%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa topik pre confrence adalah tentang
keadaan pasien, perencanaan dan tindakan keperawatan, sedangkan terdapat 22%
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa topik pre
confrence adalah tentang tindakan keperawatan.
Kesimpulan :
a. Berdasarkan data yang telah dipaparkan dari Diagram 15 sampai Diagram 19
didapatkan bahwa pengetahuan perawat tentang pre confrence di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan sudah cukup baik.
b. Hanya terdapat 44% perawatdi Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui
bahwa pre confrence adalah diskusi aspek klinis sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan.
c. Hanya terdapat 56% perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui
bahwa topik pre confrence adalah tentang keadaan pasien, perencanaan dan
tindakan keperawatan

2. Sikap

Diagram 20. Distribusi frekuensi Sikap tentang Pre Confrence adalah hal sangat penting oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan 2019 (n=9)

22%

sangat setuju setuju

tidak setuju sangat tidak setuju


78%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (78%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan setuju bahwa pre confrence adalah suatu hal penting.
Diagram 21. Distribusi frekuensi Sikap tentang keikutsertaan Pre Confrence bila ada waktu oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11%

Sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju

89%

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (89%) perawatdi Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan tidak setuju bahwa pre confrence diikuti apabila perawat ada
waktu dan terdapat 11% perawat yang setuju bahwa pre confrence diikuti hanya apabila
perawat memiliki waktu.

Diagram 22. Distribusi frekuensi Sikap tentang keikutsertaan Pre Confrence tepat waktu oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

22%
Sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju

78%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (78%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan setuju bahwa pre confrence harus dilaksanakan secara
tepat waktu, dan 22% perawatdi Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan sangat setuju
bahwa pre confrence harus dilaksanakan secara tepat waktu.
Diagram 23. Distribusi frekuensi Sikap tentang keikutsertaan Pre Confrence disesuaikan dengan
kesempatan perawat oleh perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11% 11%

Sangat setuju setuju

78% tidak setuju sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (78%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan tidak setuju bahwa pre confrencehanya diikuti jika
perawat memiliki kesempatan dan 11% perawat setuju bahwa pre confrence hanya
diikuti jika perawat memiliki kesempatan.

Diagram 24. Distribusi frekuensi Sikap tentang Pre Confrence sebagai suatu formalitas oleh
perawat di Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11% 11%

Sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju

78%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (78%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan tidak setuju bahwa pre confrence hanyalah sekedar
kegiatan formalitas yang tidak memiliki peran saat melaksanakan askep, dan 11%
perawat setuju bahwa pre confrence hanyalah sekedar kegiatan formalitas yang tidak
memiliki peran saat melaksanakan askep
Diagram 25. Distribusi frekuensi Sikap tentang pentingnya mengikuti Pre Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

44%
56%
Sangat setuju setuju

tidak setuju sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawat di Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan setuju bahwa pre confrence penting untuk diikuti
karena merupakan hal yang penting untuk memaksimalkan intervensi keperawatan yang
diberikan ke pasien.

Kesimpulan :
a. Berdasarkan data yang telah dipaparkan dari Diagram 20 sampai Diagram 25
didapatkan bahwa sikap perawat tentang pre confrence di Ranap Bedah RSUD Dr.
M.Zein Painan sudah cukup baik.
b. Terdapat 11% perawat yang setuju bahwa pre confrence diikuti hanya apabila
perawat memiliki waktu
c. Terdapat 11% perawat setuju bahwa pre confrence hanya diikuti jika perawat
memiliki kesempatan
d. Terdapat 11% perawat setuju bahwa pre confrence hanyalah sekedar kegiatan
formalitas yang tidak memiliki peran saat melaksanakan askep

E. KuesionerPost Conference
1. Pengetahuan
Diagram 26. Distribusi frekuensi Pengetahuan tentang pengertian Post Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

Diskusi tentang aspek klinis setelah


melaksanakan askep kepada pasien

100% Diskusi tentang aspek klinis sebelum dan


setelah melaksanakan askep kepada pasien

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawatdi Ranap Bedah


RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa post confrence adalah diskusi tentang
aspek klinis setelah melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien.

Diagram 27. Distribusi frekuensi Pengetahuan tentang yang bukan tujuan Post Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan (n=9)

11% Membantu mengidentifikasi


masalah pasien, merencanakan
askep dan merencanakan evaluasi
hasil
Memberikan kesempatan diskusi
tentang keadaan pasien
Mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan
dengan masalah yang dijumpai
89%

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (89%) perawatdi Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa yang bukan tujuan post confrence adalah
memberikan kesempatan diskusi tentang keadaan pasien.
Diagram 28. Distribusi frekuensi Pengetahuan tentang keterlibatan perawat dalam
Post Confrence oleh perawat di Ranap Kelas Mandeh Rubiah RSUD Dr. M.Zein Painan
2019(n=9)

Katim dan Karu Karu dan PA

100% Katim, Karu dan PA

Diagram diatas menunjukkan bahwa seluruh (100%) perawatdi Ranap Bedah


RSUD Dr. M.Zein Painanmengetahui bahwa perawat yang terlibat dalam post
confrence adalah Katim, Karu dan PP.

Diagram 29. Distribusi frekuensi Pengetahuan waktu pelaksanaan Post Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019(n=9)

33%

10-15 menit <10 menit


67%
>15 menit

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (67%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa pelaksanaan waktu post confrence
berkisar 10-15 menit
Diagram 30. Distribusi frekuensi Pengetahuan topik pelaksanaan Post Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11%

Tentang keadaan pasien, perencanaan dan


tindakan keperawatan

Tentang keadaan pasien dan perencanaan


89%

Tentang tindakan keperawatan

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (89%) perawat di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan mengetahui bahwa topik post confrence adalah tentang
keadaan pasien, perencanaan serta tindakan keperawatan, serta terdapat 11% perawat
yang mengetahui bahwa topik post confrence adalah tentang keadaan pasien, dan
perencanaan.
Kesimpulan :
a. Berdasarkan data yang telah dipaparkan dari Diagram 26 sampai Diagram 30
didapatkan bahwa pengetahuan perawat tentang post confrence di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan sudah cukup baik.
b. Tidak terdapat perawat yang mengetahui tujuan dari post confrence
c. Terdapat 11% perawat yang mengetahui bahwa topik post confrence adalah tentang
keadaan pasien, dan perencanaan.
2. Sikap

Diagram 31. Distribusi frekuensi Sikap tentang Post Confrence adalah hal sangat penting oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11% sangat setuju


setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju

89%

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (89%) perawatdi Ranap


Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan setuju bahwa post confrence adalah merupakan hal
yang sangat penting.

Diagram 32. Distribusi frekuensi Sikap tentang keikutsertaan Post Confrence bila ada waktu oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

33% Sangat setuju


setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
67%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (67%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan tidak setuju bahwa post confrence hanya akan
diikuti jika perawat memiliki waktu. Dan terdapat 33% perawat setuju bahwa post
confrence hanya akan diikuti jika perawat memiliki waktu
Diagram 33. Distribusi frekuensi Sikap tentang keikutsertaan Post Confrence tepat waktu oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

11%
33%

Sangat setuju setuju

56%
tidak setuju sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan setuju bahwa post confrence harus dilaksanakan
dengan tepat waktu. Dan 33% perawat tidak setuju bahwa post confrence harus
dilaksanakan dengan tepat waktu.

Diagram 34. Distribusi frekuensi Sikap tentang keikutsertaan Post Confrence disesuaikan dengan
kesempatan perawat oleh perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan (n=9)

Sangat setuju
44% setuju
tidak setuju
56%
sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawat di


Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan tidak setuju bahwa post confrence hanya
dilaksanakan jika perawat memiliki kesempatan. Dan terdapat 44 % perawat yang
setuju dengan pernyataan diatas.
Diagram 35. Distribusi frekuensi Sikap tentang Post Confrence sebagai suatu formalitas oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

Sangat setuju
44% setuju
tidak setuju
56%
sangat tidak setuju

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56%) perawatdi Ranap
Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan tidak setuju bahwa post confrence hanya sebagai
formalitas dalam melakukan asuhan keperawatan, sementara terdapat . 44 % perawat
yang setuju dengan pernyataan diatas.

Diagram 36. Distribusi frekuensi Sikap tentang pentingnya mengikuti Post Confrence oleh
perawat di Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan 2019 (n=9)

22%
Sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju

78%

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (78%) perawat di


Ranap Bedah RSUD Dr. M.Zein Painan setuju bahwa post confrence harus diikuti
karena merupakan hal yang sangat penting untuk memaksimalkan intervensi
keperawatan yang diberikan ke pasien.
Kesimpulan:
a. Berdasarkan data yang telah dipaparkan dari Diagram 31 sampai Diagram 36
didapatkan bahwa sikap perawat tentang post confrence di Ranap Bedah RSUD
Dr. M.Zein Painan sudah cukup baik.
b. Terdapat 33% perawat setuju bahwa post confrence hanya akan diikuti jika
perawat memiliki waktu Hanya terdapat 56% perawat di Ranap Bedah RSUD Dr.
M.Zein Painan setuju bahwa post confrence harus dilaksanakan dengan tepat
waktu
c. Terdapat 33% perawat tidak setuju bahwa post confrence harus dilaksanakan
dengan tepat waktu.
d. Terdapat 44 % perawat yang setuju bahwa post confrence hanya dilaksanakan
jika perawat memiliki kesempatan
e. Terdapat 44% perawat yang setuju bahwa post confrence hanya sebagai
formalitas dalam melakukan asuhan keperawatan

F. Kuesioner SBAR

Diagram 47. Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang Situation (SBAR)

7
6
5
4
3
2
Sangat setuju
1 Setuju
0

Berdasarkan diagram diatas didapatkah bahwa 7 dari 9 orang perawat di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan sangat setuju dengan komponen SBAR bagian situation
yang terdiri dari nama, umur, tanggal masuk, hari rawat, diagnosa medis, diagnosa
keperawatan, dan tanda- tanda vital.
Diagram 48. Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang Background (SBAR)

7
6
5
4
3
2 Sangat setuju
1 Setuju

Berdasarkan diagram diatas didapatkah bahwa 7 dari 9 orang perawat di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan setuju dengan komponen SBAR bagian background yaitu
keluhan, sedangkan 2 dari 9 perawat sangat setuju dengan komponen SBAR bagian
background yaitu intervensi,pengkajian, terapi dan edukasi.

Diagram 49. Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang Assessment (SBAR)

5
4.5
4
3.5
3
2.5
2 Sangat setuju
1.5 Setuju
1
0.5
0

Berdasarkan diagram diatas didapatkah bahwa 5 dari 9 orang perawat di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan setuju dengan komponen SBAR bagian assesment yaitu
respon dan skala nyeri, sedangkan 4 dari 9 perawat sangat setuju dengan komponen
SBAR bagian assesment yaitu kesadaran, nutrisi, eliminasi, nilai labor dan info
klinik.
Diagram 50. Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang Recommendation (SBAR)

4 Sangat setuju
Setuju
3

0
NCP Pengkajian pasien terkini

Berdasarkan diagram diatas didapatkah bahwa 6 dari 9 orang perawat di Ranap Bedah
RSUD Dr. M.Zein Painan sangat setuju dengan komponen SBAR bagian
recommendation yaitu NCP dan 5 dari 9 perawat sangat setuju dengan bagian RTL
BAB III

ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

1. Analisa SWOT

Masalah
No Strength (S) Weakness (W) Opportunity (O) Threatned (T)
Keperawatan

1. Belum optimalnya  Adanya motivasi dan  Jumlah perawat  Adanya mahasiswa  Pelayanan
penerapan pre- dukungan oleh kepala yang tidak profesi ners yang keperawatan yang
conference dan post- ruangan untuk mencukupi sedang praktek profesi diberikan belum
conference di Ruangan menerapkan  Jumlah pasien yang majanajemen optimal
Bedah RSUD M Zein pelaksanaan pre- cukup banyak keperawatan  Sistem pembagian
Painan conference dan post dengan berbagai  Adanya motivasi dari tugas dan tanggung
conference tingkat kepala ruangan kepada jawab yang tidak
 30 % tenaga ketergantungan perawat untuk berusaha jelas kepada PA
keperawatan sudah S1  Jumlah dokter meningkatkan
ners dan S1 penanggung jawab penerapan pre-
Keperawatan. yang cukup banyak conference dan post
 Katim sudah yang sering visite di conference.
berpendidikan S1 saat akan overan.
Ners.

2. Belum optimalnya Adanya SPO penulisan Tidak adanya sosialisasi  Adanya sosialisasi  Tuntutan dari
pelaksanaan komunikasi komunikasi SBAR penggunaan PPIRS untuk masyarakat akan
efektis SBAR dalam dalam overan komunikasi efektif pengontrolan infeksi pelayanan yang
overan di ruang rawatan Adanya petunjuk cara SBAR dalam overan  RSUD M Zein Painan optimal
Bedah RSUD M Zein penggunaan komunikasi Kurangnya pemahaman akan melalui tahap
Painan efektis SBAR dalam perawat dalam akreditasi yang
Overan penggunaan mengharuskan tenaga
Perawat sudah mengikuti komunikasi efektif pelayanan kesehatan
pelatihan dalam SBAR dalam overan meningkatkan standar
penggunaan komunikasi komunikasi efektif SBAR
efektif SBAR dalam dalam overan
overan.

B.Prioritas masalah Manajemen Keperawatan di ruang Bedah RSUD M. Zein Painan


No Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Belum optimalnya penerapan Pre dan post konferensi di 4 4 3 4 4 768 I

ruangan penyakit dalam


2 Belum optimalnya Penggunaan komunikasi efektif 4 3 3 3 3 576 II

SBAR dalam overan

C. Prioritas Daftar Masalah Keperawatan

Berdasarkan analisa masalah diatas, karena keterbatasan waktu maka kami hanya dapat mengimplementasi 2 masalah yaitu :

1. Belum optimalnya penerapan Pre dan post konferensi di ruang Bedah

2. Belum optimalnya Penggunaan komunikasi efektif SBAR dalam overan di ruangan Bedah
PLANNING OF ACTION DI RUANG BEDAH RSUD M ZEIN PAINAN
Periode 31 Agustus S/D 14 September 2019

Masalah 1 : Belum Optimalnya Penerapan Pre-Conference dan Post Conference di Ruangan Bedah RSUD M Zein Painan
No KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT NARA SUMBER PENANGGUNG
JAWAB
1 Role play Menerapkan Katim 31 Agustus – Ruang Bedah RSUD Mahasiswa Profesi Mahasiswa Profesi
pelaksanaan pre- A dan Katim 14 M Zein Painan Mananjemen Manajemen
conference dan post B September Kelompok I
conference 2019

2 Evaluasi Menilai Katim 31 Agustus – Ruang Bedah RSUD Mahasiswa Profesi Mahasiswa Profesi
pelaksanaan pre- A dan Katim 14 M Zein Painan Mananjemen Manajemen
conference dan post B September Kelompok I
conference 2019

Masalah 2 : Belum optimalnya penggunaan komunikasi efektif SBAR dalam overan di ruangan Bedah RSUD M Zein Painan
No KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT NARA SUMBER PENANGGUNG
JAWAB
1 Desiminasi Berbagi informasi Perawat 31 Agustus Ruang Bedah RSUD Mahasiswa Profesi Mahasiswa Profesi
Ilmu tentang ruangan – 14 M Zein Painan Mananjemen Manajemen
Komunikasi SBAR Bedah September Kelompok I
2019
2 Role play Mempraktekan Perawat 31 Agustus Ruang Bedah RSUD Mahasiswa Profesi Mahasiswa Profesi
Penggunaan ruangan – 14 M Zein Painan Mananjemen Manajemen
komunikasi efektif Bedah September Kelompok I
SBAR dalam 2019
overran

3 Evaluasi Menilai Perawat 14 Ruang Bedah RSUD Mahasiswa Profesi Mahasiswa Profesi
pengetahuan dan ruangan September M Zein Painan Mananjemen Manajemen
kemampuan Bedah 2019 Kelompok I
Perawat ruangan
Bedah dalam
penggunaan
komunikasi efektif
SBAR dalam
overan.

Anda mungkin juga menyukai