Pembimbing:
dr. Puja Agung Antonius, Sp. OG (K)
Lisma Evareny, S. Kep, MPH
Disusun oleh:
Rena Afri Ningsih
1920332012
Laporan ini telah dipresentasikan dan disetujui pada seminar kasus dihadapan
dosen penguji Praktik Klinik Program Studi Kebidanan Program Magister
Universitas Andalas pada tanggal: 2021
Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Akademik
dr. Puja Agung Antonius, Sp. OG (K) Lisma Evareny, S. Kep, MPH
19860602 201012 1 008 19670915 199003 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Program Magister
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Laporan ini telah diperiksa dan disetjui sesuai dengan ketentuan dan aturan yang
berlaku agar dapat dilanjutkan untuk diseminarkan pada tanggal:
2021
Menyetujui
dr. Puja Agung Antonius, Sp. OG (K) Lisma Evareny, S. Kep, MPH
19860602 201012 1 008 19670915 199003 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Program Magister
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan residensi ini
dengan judul, “Asuhan Persalinan Pervaginam pada Ny. D di Ruang Bersalin RS
Pendidikan Universitas Andalas.” ini tepat pada waktunya. Laporan ini diajukan
untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Residensi.
Penulis dalam menyelesaikan laporan kasus residensi mendapatkan banyak
bantuan, bimbingan, serta arahan dari semua pihak sehingga laporan kasus
residensi dapat selesaai tepat pada waktunya. Sehubungan dengan itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kasus residensi ini. Dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Puja Agung Antonius, Sp. OG (K), selaku pembimbing lapangan yang
telah banyak meluangkan waktu serta pikiran dalam memberikan
bimbingan pengarahan serta petunjuk selama menyelesaikan laporan kasus
residensi ini
2. Lisma Evareny, S. Kep, MPH, selaku pembimbing akademik yang telah
banyak meluangkan waktu serta pikiran dalam memberikan bimbingan
pengarahan serta petunjuk selama menyelesaikan laporan kasus residensi
ini
3. RS Pendidikan Universitas Andalas, yang telah memberikan kesempatan
dan dukungan kepada penulis untuk melakukan tinjauan kasus,
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi masukan dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus residensi ini. Penulis menyadari dalam penulisan laporan residensi
ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang akan
membantu kesempurnaan laporan residensi ini. Semoga laporan residensi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Padang, 2021
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGATAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................4
1.3 TUJUAN..........................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................4
1.4 MANFAAT......................................................................................................5
1.4.1 Manfaat Praktis......................................................................................5
1.4.2 Manfaat Ilmiah.......................................................................................5
BAB IV PEMBASAHAN.....................................................................................45
BAB V PENUTUP................................................................................................57
5.1 KESIMPULAN.............................................................................................57
5.2 SARAN..........................................................................................................57
5.2.1 Bagi Mahasiswa...................................................................................57
5.2.2 Bagi RS Pendidikan Universitas Andalas............................................58
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Flow chart alur yang disarankan untuk skrining pasien yang datang
of-labour-pathophysiology/ ).................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan
suatu Negara serta kualitas hidup. Angka kematian ibu (AKI) pada negara maju
11 per 100.000 kelahiran hidup dan pada negara berkembang 462 per 100.000
Indonesia (SDKI) 2017, AKI Indonesia masih tinggi, yaitu 305 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2017).
AKI secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 25 per
Morbiditas dan mortalitas ibu dapat dicegah, hal ini dikaitkan dengan tidak
adanya akses tepat waktu untuk pelayanan yang berkualitas, too little too late
(TLTL) yaitu akses yang tidak memadai ke layanan, sumber daya, atau perawatan
berbasis bukti. Too much, too soon (TMTS) intervensi medical yang berlebihan
dan mortalatitas ibu dan bayi. Kemajuan substansial telah dibuat, negara-negara
Organization (WHO) menyatakan bahwa semua wanita hamil dan bayi baru lahir
yang penting bagi wanita, dapat menjadi pengalaman yang kritis dan terkadang
merupakan proses alami yang sangat penting bagi seorang ibu dimana terjadi
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan (37-42
kelahiran memerlukan pemahaman tentang fisiologi pada periode unik ini. Proses
dan psyche (psikologi). Adaptasi yang kompleks terjadi selama persalinan dan
proses fisiologis normal yang paling baik dengan meminimalkan intervensi yang
dan mendukung proses fisiologis normal persalinan dan kelahiran, dan untuk
strategi manajemen alternatif cepat dan tepat (King, Brucker, Osborne, & Jevitt,
2019).
Pengalaman yang buruk saat persalinan berdampak serius dan bertahan lama
untuk wanita dan keluarganya, salah satu dampak yang terjadi yaitu depresi
antar individu. Dalam konteks asuhan maternitas berfokus pada asuhan yang
medis tertentu dilakukan pada wanita yang postif COVID-19 selama persalinan
tanpa alasan medis yang jelas seperti induksi, persalinan dengan alat, dan sectio
dalam memberikan layanan kesehatan ibu dan anak dengan atau tanpa status
terinfeksi COVID-19. Edukasi kepada Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu menyusui dan
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
berkualitas.
asuhan pada ibu bersalin serta bahan acuan bagi penulis selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan pembukaan serviks secara
progresif (Reeder, 2013). Persalinan normal terjadi antara usia 37-42 minggu,
berakhir pada kelahiran bayi yang hidup dan sehat secara normal, dan selesai
Persalinan dan kelahiran normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm, mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan
sebelum 24 jam sejak saat sakitnya, tidak mencakup adanya komplikasi dan
plasenta lahir normal Selain hal tersebut, persalinan juga dipengaruhi oleh lima
faktor yaitu: power (his dan kekuatan mengejan), passage (jalan lahir), passanger
(janin dan plasenta), psikis ibu dan penolong (Walyani & Purwoastuti, 2016).
mencapai derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal
(Kurniarum, 2016).
b. Teori Oxitosin
c. Keregangan Otot-otot
d. Pengaruh Janin
e. Teori Prostaglandin
adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun
2) Struktur panggul
b. Janin (passenger)
1) Ukuran kepala janin dan kemapuan kepala untuk molase dalam janlan
lahir
c. Tenaga (power)
bila terdapat kontraksi yang simetris, kontraksi paling kuat atau adanya
2010).
3) Sering buang air kecil, karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
b. Tanda-tanda inpartu
1) Rasa nyeri oleh adanya his yang lebih kuat, sering dan teratur.
(Sofian, 2012).
1) Perubahan TD
2) Perubahan metabolisme
3) Kontraksi uterus
saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi.
5) Penarikan serviks
(OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan
1) Perubahan-perubahan uterus
berulang. Kontraksi bertambah lebih kuat, datang setiap 2-3 menit dan
mendatar, kemudian terbuka dan otot pada fundus menjadi lebih tebal.
menjadi lebar serta anus membuka. Labia mulai membuka dan kepala
janin tampak di vulva pada waktu his. Perineum akan robek bila tidak ada
Pada Kala III persalinan setelah bayi lahir, otot uterus segera tiba-tiba
Setelah lepas plasenta akan turun dari dinding uterus ke bagian bawah
berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus uteri biasanya turun hingga
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali. kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
seperti mau buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada waktu
terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan lahir kepala
Ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk bayinya. Merasa gembira, lega
dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat lelah. Memusatkan diri dan
plasenta.
bangga sebagai wanita, istri dan ibu, terharu, bersyukur pada Maha Kuasa
a. Engagement
b. Desensus
dan proses desensus selanjutnya dapat tidak terjadi hingga awitan kala dua.
c. Fleksi
dari serviks, dinding pelvis, atau dasar pelvis, normalnya terjadi defleksi
kepala janin.
d. Rotasi internal
e. Ekstensi
Setelah rotasi internal, kepala yang berda pada posisi fleksi maksimal
bekerja lebih kearah posterior, dan kekuatan kedua ditimbulkan oleh daya
f. Rotasi eksternal
Jika awalnya terarah ke kiri, oksiput berotasi menuju tuber iskiadikum kiri.
eksternal.
g. Ekspulsi
simfisis pubis. Setalah kelahiran bahu, bagian tubuh lainnya lahir dengan
a. Kala I
Kala I persalinan meliputi tiga fase. Fase laten adalah periode awal waktu
di mana kontraksi menjadi teratur, lebih kuat, dan lebih sering tetapi sedikit
pelebaran serviks terjadi. Fase aktif persalinan, serviks melebar selama beberapa
bahwa fase aktif persalinan meliputi, fase transisi yang terjadi antara 8 dan 10
Fase laten :
Fase aktif :
cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nullipara atau
2016).
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (Kurniarum, 2016). Diagnosis
bayi pada interoitus vagina atau kepala janin sudah tampak di vulva
dan/vaginanya.
3) Perineum menonjol.
kultur (respon terhadap nyeri, posisi, pilihan kerabat yang mendampingi). (Asri,
2012).
c. Kala III
Kala tiga persalinan disebut juga kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
ini dimulai dari setelah janin lahir sampai pengeluaran plasenta, lamanya
d. Kala IV
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setalah itu. Pemantauan dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat
perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya terjadi dalam 6 jam post
partum. Hal ini disebkan oleh infeksi, perdarahan, dan eklampsia. Selama kala IV
nadi, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap
30 menit pada 1 jam kedua. Periksa suhu setiap 1 jam. Setelah plasenta lahir,
Ibu yang akan memasuki proses persalinan biasanya akan diliputi rasa takut,
meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, ibu merasa lelah, dan pada
padat lebih lama tinggal dalam lambung dari pada makanan cair, sehingga
2010).
c. Kebutuhan eliminasi
bagian terbawah janin, namun bila pasien mengatakan ingin BAB, bidan
2016).
serviks akan tertarik. Kontraksi yang kuat ibu juga membatasi pengaliran
oksigen pada otot-otot rahim sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini
1) Pijatan
a) Massage (pijat)
of Cortisol in the Active Stage of First Labor diperoleh hasil hasil dari
persalinan, pijat penting karena membawa ibu dekat dengan orang yang
merawat ibu, seperti bidan atau pendamping persalinan. Teknik pijat ini
3) Pengaturan posisi
2.4.1 Skrining, pengujian, dan persiapan yang sesuai bagi wanita hamil
(L&D)
diskrining untuk gejala COVID-19 oleh petugas kesehatan pada saat labor
dan delivery (L&D). Jumlah titik masuk ke labor dan delivery harus
Wanita harus dievaluasi untuk tanda atau gejala COVID-19. Jika pasien
memberi tahu tim tentang hasil positif. Persalinan dalam pandemi COVID-
isolasi sosial yang ketat selama ini. Hal ini untuk membatasi risiko
eksposur. Untuk sebagian besar wanita, ini harus dimulai pada 37 minggu.
termasuk untuk pemakaian APD, dll. Mereka harus memiliki ruang khusus
dan ruang operasi (OR) yang sesuai. Untuk wanita dengan terencana
Ketika wanita hamil ke ruang labor dan delivery (L&D), tenaga kesehatan
unit,
dll.)
harus menyaring setiap individu untuk gejala upper respiratory infection (URI).
Setiap wanita yang melaporkan demam, batuk, atau gejala pernapasan harus
diberi masker bedah, dan dievaluasi. Lihat Gambar 2.1 untuk alur yang
direkomendasikan.
Suami dan keluarga harus diskrining; jika skrining positif, mereka tidak
boleh diizinkan keruang labor dan delivery (L&D) dan harus diarahkan ke
gaun pelindung, dan sarung tangan. Masker N-95 harus digunakan jika
jangka pendek.
(1) Idealnya ini harus diambil saat pemeriksaan pasien melalui telepon
(3) Untuk pasien positif COVID-19 dengan gejala ringan atau sedang
tujuan setiap unit bahwa setiap pasien memakai masker bedah dan setiap penyedia
anjuran ini jelas dibatasi oleh ketersedian masker. Untuk setiap pasien dengan
gaun pelindung, masker bedah dengan pelindung wajah. Masker N95 harus
dipakai sebagai tambahan untuk APD kewaspadaan droplet untuk setiap pasien
yang dicurigai atau dikonfirmasi COVID, dan untuk pasien mana pun, terlepas
handsanitizer setiap kontak dengan pasien dan pemakaian APD yang tepat sangat
pernapasan dapat menyebar dari kontak permukaan. Tindakan ini dapat membantu
Tabel (Boelig, 2020). Semua staf dan dokter di ruangan selama detik tahap
persalinan atau sesar harus memakai pakaian lengkap APD termasuk gaun
pelindung, sarung tangan, pelindung mata, dan masker N95 (Palatnik, 2020)
2) Visitor Policy
Data saat ini menunjukkan bahwa penularan dari orang ke orang paling
sering terjadi selama kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, terutama melalui
droplet. Tidak semua orang yang terinfeksi menunjukkan gejala, dan oleh karena
itu mungkin tidak dapat diidentifikasi melalui skrining saat masuk ke rumah sakit
atau unit persalinan dan melahirkan. Sehingga kunjungan labor dan delivery
untuk dukungan melalui video, jika pasien setuju. Semua orang yang mendukung
secara langsung harus diskrining. Pendamping ibu harus dikenali oleh staf L&D;
saran dengan memberi mereka gelang berwarna khusus yang harus dipakai setiap
(Palatnik, 2020)
labor dan delivery oleh tenaga kesehatan, pasien, dan pengunjung. Semua
wajah atau kacamata, masker bedah, gaun pelindung, dan sarung tangan)
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health
memakai masker bedah setiap saat, terutama mereka yang dicurigai atau
1. Rapid test wajib dilakukan pada ibu hamil sebelum bersalin, kecuali
kasus rujukan yang telah dilakukan rapid test atau telah terkonfirmasi
COVID-19.
2. Ibu hamil in-partu dengan hasil skrining rapid test positif tetap dilakukan
3. Persalinan per vaginam dengan rapid test negatif DAN tidak didiagnosa
7. Alat medis bekas pakai untuk pakai ulang diproses sesuai pedoman
PPIRS
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Selama Pandemi COVID-19, 2020).
manusia, dan risiko paparan terhadap tenaga medis dan pasien lain.
memasuki ruangan dan unit, harus ada kebijakan lokal yang menetapkan
menjaga saturasi oksigen > 94%, titrasi terapi oksigen sesuai kondisi.
7. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan suspek atau
memungkinkan).
dilakukan seksio sesaria darurat jika hal ini akan memperbaiki usaha
resusitasi ibu.
terakhir.
sesuai standar.
12. Antibiotik
14. Plasenta harus ditangani sesuai praktik normal. Jika diperlukan histologi,
COVID-19.
15. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari
16. Dokter spesialis anak dan tim harus diinformasikan terlebih dahulu
dapat melakukan persiapan protokol penanganan bayi baru lahir dari ibu
tersebut
17. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari
18. Dokter spesialis anak dan tim harus diinformasikan terlebih dahulu
dapat melakukan persiapan protokol penanganan bayi baru lahir dari ibu
Triage IGD
Skrining COVID-19:
1. Gejala klinis (batuk, demam, sesak nafas)
2. Riwayat kontak/riwayat perjalanan
3. Tes serologis (darah lengkap & rapid test)
4. CT Scan Toraks atau Foto Toraks
(+) hospitalisasi
Penanganan obstetri di ruang Isolasi mandiri
isolasi (pasien dianggap sebagai dirumah
positif COVID-19 sampai hasil
swab menyatakan sebaliknya)
1. Biodata
Nama : Ny. D Nama : Tn. W
Umur : 36 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D-3 RM Pendidikan : SMA
Pekerjaan : K. Honorer Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Korong Gadang
No Hp : 0822 8390 XXXX
Keluhan Utama:
Nyeri pinggang menjalar keperut bagian bawah
Keluar air-air sejak jam 03.00 wib (29/9/2021)
2. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke :1
Usia saat kawin : 30 tahun
Lama Perkawinan : 6 tahun
3. Riwayat Mesntruasi
HPHT : 29-12-2020
HPL : 6- 10- 2021
Siklus : ± 28 hari, teratur
2. hamil ini
8. Riwayat imunisasi
Imunisasi TT 3
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
a. Inpeksi
1) Bekas operasi : tidak ada
2) Striae : Albicans
3) Linia : Pusca
b. Palpasi
1) TFU : 3 jari dibawah prosesus xipoideus (32 cm)
2) Bagian Atas : teraba lunak, bundar dan tidak melenting adalah
bokong
3) Bagian Samping : Kiri : teraba tonjolan kecil adalah ekstremitas
janin
ANOGENITALIA
a. Inspeksi
Vulva : tidak oedem
Perineum : ada luka parut
Pengeluaran pervaginam : lendir bercampur darah
Anus : tidak ada haemorroid
b. Periksa dalam
Portio : konsistensi : lunak
Arah sumbu : searah jalan lahir
effacement : 50%
Pembukaan : 4 cm
Selaput ketuban : (-)
Presentasi : kepala
Posisi : UUK kanan depan
Penurunan : H I-II
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Skala nyeri skor 2
Lakmus (+)
Rapid antigen Covid-19 (-)
Hb : 10,6 gr/dl
Leukosit : 8200 mm3
HBSAG (-)
Anti HIV(-)
3.3 ASSESMENT
Diagnosa : G2P1A0H1 gravid 38-39 minggu, inpartu kala I fase aktif, janin
hidup tunggal intrauterine, presentase kepala, keadaan umum ibu dan keadaan
janin baik.
Masalah : Nyeri pinggang
3.4 PLAN
Implementasi
Hari/ Kegiatan Paraf
Tanggal/ jam
Rabu 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
29/9/2021 bahwa kondisi ibu dan janin pada saat ini dalam
07.00 keadaan baik.
mulut
6. Melakukan dokumentasi
CATATAN PERKEMBANGAN
No Jam TD Nadi Pernapasan Suhu Djj His Vt Ketuban
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL URAIAN
PUKUL
Rabu, 29/9/2021 S : Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat dan
Pukul 11.30WIB merasa seperti ingin BAB
P :
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
pembukaannya sudah lengkap
2. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman
3. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar yaitu ketika
ada kontraksi ibu merangkul kedua paha, mata melihat ke
perut. Menganjurkan ibu meneran disaat his dan
beristirahat diluar his.
4. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu pada
saat meneran
5. Memenuhi kebutuhan eliminasi dan hidrasi bu
6. Perineum kaku → episiotomi
7. Setelah kepala lahir bersihkan mata hidung dan mulut
bayi
8. Biarkan kepala bayi melakukan putaran paksi luar dan
periksa lilitan tali pusat, melonggarkan lillitan tali pusat
9. Bantu kelahiran bahu dengan posisi tangan biparietal,
bawa kebawah untuk melahirkan bahu depan bawa
keaatas untuk melahirkan bahu belakang
P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
2. Menginformasikan dan menyuntikan oksitosin pada ibu
3 menit setelah bayi lahir
3. Melakukan IMD segera setelah pemotongan tali pusat
4. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
5. Sambut kelahiran plasenta dan putar searah
6. Segera lakukan masase pada fundus uteri
BAB IV
PEMBASAHAN
mengenai tinjauan kasus yang telah dijabarkan agar didapat suatu pemecahan
masalah dari kesenjangan yang ada dan akhirnya dapat ditarik kesimpulan
kebidanan yang tepat, efektif serta efisien. Pembahasan ini akan membahas
kesenjangan masalah dan membandingkan kasus dengan teori yang ada pada
Ny. D datang kerumah sakit pada pukul 06.00 wib dengan keluahan keluar
air-air dari jam 03.00 wib disertai nyeri menjalar dari pinggang hingga keperut
bagian bawah. Pada setiap maternal yang masuk via IGD dilakukan skrining
COVID-19. Semua pasien yang datang untuk persalinan harus di skrining untuk
gejala COVID-19 oleh petugas kesehatan. Setiap wanita hamil harus dievaluasi
untuk tanda atau gejala COVID-19. Jika pasien menelepon rumah sakit sebelum
Fasilitas pelayanan kesehatan harus menindaklanjuti hasil tes dan memberi tahu
tim tentang hasil positif (Boelig, 2020). Hal tersebut merupakan bentuk
akses dan kesadaran IPC dalam memeberikan pelayanan akan menjadi penting
A. Kala I
Berdasarkan anamnesa data subjektif, keluhan utama Ny. D yaitu nyeri pada
pinggang yang menjalar hingga perut bagian bawah, perut ibu terasa tegang,
disertai keluarnya air-air dari kemaluan pada pukul 03.00 wib tanggal 29
September 2021. Tanda-tanda inpartu yaitu, rasa nyeri oleh adanya his yang lebih
kuat, sering dan teratur. Keluar lendir bercampur darah dan kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan
dirasakan berbeda pada tiap individu. Persepsi nyeri dipengaruhi stimulus fisik
Beberapa ahli setuju mengenai efek spesifik dari faktor-faktor ini dalam
dan arti di balik situasi pada saat terjadinya cedera (Hanan Hussein Jasim,
dengan orang lain dan dapat juga berbeda pada orang yang sama di waktu yang
berbeda, nyeri dalam persalinan adalah bagian respon fisiologis yang normal
terhadap beberapa faktor (Reeder, 2013). Selama kala I persalinan, nyeri terutama
disebabkan oleh dilatasi serviks dan distensi segmen uterus bawah. Rasa nyeri
tertarik. Kontraksi yang kuat ibu juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-
otot rahim sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini disebabkan oleh kelelahan
yang akan memasuki proses persalinan biasanya akan diliputi rasa takut, khawatir,
dan cemas. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, ibu
merasa lelah, dan pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. (Asrinah,
2010).
Pada pengkajian data objektif vital signs Ny. D dalam batas normal. His
pengeluaran air ketuban, hasil tes lakmus (+), dan hasil pemeriksaan dalam
konsistensi portio lunak, arah sumbu searah jalan lahir, pembukaan 4 cm,
effacement 50%, selaput ketuban (-), presentasi kepala, penurunan H II, tidak
terdapat molase. Hasil pemeriksaan dalam yang dilakukan pada Ny. D teraba
perubahan serviks. Teori yang menerangkan proses persalinan salah satunya teori
Osborne, & Jevitt, 2019). His 2x10’/40” merupakan his yang adekuat untuk
terjadinya pembukaan serviks. His yang sempurna bila terdapat kontraksi yang
simetris, kontraksi paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri, dan sesudah
macet. Partograf adalah selembar kertas yang digunakan oleh penyedia perawatan
ibu untuk memantau kemajuan persalinan, kondisi janin dan ibu saat persalinan
kala I fse aktif. Lembar partograph berisi identifikasi pribadi, pemantauan jantung
janin, warna cairan ketuban, status cetakan, dilatasi serviks, kepala yang layak,
frekuensi dan kekuatan kontraksi, asupan cairan dan obat-obatan, tanda vital ibu
identifikasi awal gawat janin dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari sindrom
Pada lembar partograph kasus Ny.D, tidak melewati garis waspada, dan secara
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nullipara atau primigravida) atau
lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). Lama kala I fase aktif pada Ny. D masih
dalam batas normal dan tidak melewati garis waspada pada lembar partograf
(Kurniarum, 2016).
berukuran beberapa milimeter sampai cukup besar untuk dilewati janin (yaitu
diameter sekitar 10 cm). Saat serviks tidak dapat lagi diraba, dilatsi dikatakan
diproduksi diotak, ujung saraf, medula adrenal, dan organ tubuh lainnya. Produksi
berlebihan dapat menyebabkan efek yang berbahaya pada persalinan dan janin.
Efek yang berbahaya ini salah satunya yaitu persalinan berlangsung lebih lama
gravid 38-39 minggu, inpartu kala I fase aktif, janin hidup tunggal intrauterine,
presentase kepala, keadaan umum ibu dan keadaan janin baik. Untuk itu asuhan
yang diberikan pada Ny. D yaitu memamtau kondisi umum ibu, janin dan
kemajuan persalinan. Keluhan yang dirasakan ibu yaitu berupa nyeri disat
dirasakan ibu, kebutuhan ibu akan rasa aman dan nyaman, nutrisi, kebutuhan
dan keluarga dapat memberikan dukungan emosional kepada ibu selain itu suami
dapat membantu ibu untuk memenuhi kebutuhan hidrasi ibu selama proses
merupakan bagian dari proses persalinan, dengan meningkatnya nyeri yang ibu
rasakan teratur dalam waktu yang cukup maka pembukaan jalan lahir akan
bertambah, sehingga persalinan akan terjadi. Nyeri pada kala I persalinan karena
pada jaringan. Sakitnya terasa di tahap awal persalinan sebagian besar terjadi di
perut bagian bawah dan daerah sacral (Türkmen & TunaOran, 2021)
dan hak asasi manusia. Asuhan kebidanan bersifat holistik dan berkelanjutan,
karena melindungi dan meningkatkan kesehatan dan status sosial wanita serta
oleh suami dan keluarga. Kehadiran suami, keluarga dan bidan yang ada
kecemasan yang ibu rasakan ibu. Dukungan yang diterima atau tidak diterima
semua penerimaan rumah sakit diantisipasi dan waktu banyak masuk ke rumah
sakit telah direncanakan. Suami dan keluarga harus diskrining; jika skrining
positif, mereka tidak boleh diizinkan keruang bersalin dan harus diarahkan ke
pengujian atau perawatan medis yang sesuai (Boelig, 2020). Pada kasus Ny. D,
bersalin dengan didampingi oleh suami dan orang tua Ny. D dengan menerapkan
protocol kesehatan. Hal ini sesuai dengan respect maternity care, yaitu
merupakan asuhan yang terorganisir diberikan pada semua wanita dengan cara
salah satu pendekatan nonfarmakologi yang dapat diberikan pada Ny. D untuk
mengurangi dan mengelola rasa nyeri yang dirasakan Ny. D. Pada sebuah study
diterapkan pada daerah sakral mengurangi nyeri persalinan pada 65,3% wanita
bersalin. Pijat dapat meredakan nyeri persalinan selama tahap pertama persalinan.
Studi sebelumnya melaporkan bahwa pijatan yang diterapkan pada kepala, bahu,
punggung, perut bagian bawah, tangan, kaki, dan daerah sakral mengurangi rasa
terhadap transmisi nyeri yang memblok transmisi impuls dalam otak dan medula
dan tulang dan secara tidak langsung menghilangkan rasa sakit dan mengurangi
ketegangan terkait dengan status fisiologis tubuh (Solehati & Rustina, 2015).
dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri
(Andarmoyo, 2013). Latihan napas dalam merupakan salah satu bentuk teknik
relaksasi yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari pernapasan abdominal
(diafragma) dan pursed lip breathing. Tujuannya yaitu untuk mengatur frekuensi
mobilitas dada dan vertebra thorakalis (Lusianah, Indaryani, & Suratun, 2012).
B. Kala II
Data subyektif pada pukul 11.30 WIB keluhan utama ibu mengatakan
nyerinya semakin kuat dan merasa seperti ingin BAB. Menurut Reeder (2013)
nyeri pada kala II terutama disebabkan oleh distensi dan kemungkinan gangguan
pada bagian bawah vagina dan perineum. Tanda gejala dua persalinan adalah ibu
bercampur darah. Dari hasil inspeksi kemaluan ibu tampak vulva membuka,
pembukaan lengkap dan tampak kepala janin pada inroitus vagina ini merupakan
tanda pasti gejala II. Kala II persalinan adalah periode dari pembukaan lengkap
serviks uteri sampai kelahiran lengkap bayi. Selama kala II persalinan, kontraksi
distensi jalan lahir bagian bawah, merangsang serabut otot polos miometrium.
kaku untuk itu dilakukan episiotomy. Pada kasus ini Ny. D memilih posisi
melahirkan yaitu semi fowler (setengah duduk). Posisi ini mengharuskan ibu
setengah duduk dengan kaki ditekuk dan paha dibuka. Keuntungan dari posisi ini
membuat ibu merasa nyaman karena membantu ibu untuk beristirahat diantara
September 2021 pukul 12.05 WIB. Menurut Reeder (2013) durasi kala II
Lamanya kala II sangat bervariasi, tetapi beradsarkan kategori risiko klinis, kala II
dianggap memanjang jika berlangsung lebih dari 2 jam. Asuhan yang telah
diberikan adalah mengobservasi TTV, DJJ serta his, memimpin ibu meneran
asupan nutrisi ibu, menjaga privasi ibu. Dukungan yang diterima atau tidak
emosional ibu yang merasa cemas dapat meningkatkan rasa nyeri yang ibu
terutama pada kala kedua persalinan, periode yang menempatkan fisik dan
emosional wanita:
wanita
b. Tidak ada intervensi yang harus dilaksanakan tanpa indikasi medis yang
jelas
d. Tujuan yang jelas bahwa pengalaman persalinan yang positif bagi wanita,
bayi baru lahir, dan keluarganya harus menjadi yang terdepan dalam
C. Kala III
Data subyektif pada pukul 12.05 WIB Ny. D mengatakan senang atas
kelahiran bayinya dan ibu menanyakan jenis kelamin anaknya. Data obyektif
keadaan umum Ny. D baik, bayi Ny. D lahir spontan, apgar score 7/8, jenis
kelamin perempuan. Tali pusat belum dipotong dan plasenta belum lahir, TFU
setinggi pusat, kandung kemih tidak penuh. Assessment data parturient kala III,
sesuai dengan yang dikemukakan oleh JNPK-KR (2007) persalinan kala III
dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban.
Asuhan yang diberikan pada Ny. D yaitu melakukan manajemen aktif kala
uterus globular, tali pusat memanjang dan terdapat semburan darah tiba-tiba.
Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus naik ke abdomen dan menjadi bulat,
semburan darah pervaginam, dan tali pusat memanjang (Kriebs, 2010). Kala III
pada Ny. D berlangsung selama 5 menit. Kala III dimulai dari setelah janin lahir
sampai pengeluaran plasenta, lamanya proses ini harus kurang dari 30 menit. Ini
D. Kala IV
Data subyektif pada pukul 12.10 WIB Ibu mengatakan lega persalinannya
berjalan dengan selamat dan lancar dan ibu mengatakan perutnya terasa nyeri.
miometrium cukup kuat, tekanan intrauterin jauh lebih besar dibanding sewaktu
teratur dan lebih kuat, khsusnya pada wanita multipara. Keluhan yang ibu rasakan
berupa nyeri pada perutnya merupkan suatu hal fisiologis (King, Brucker,
Data obyektif keadaan umum ibu baik, plasenta lahir spontan, TFU 2 jari di
bawah pusat, kontraksi uterus baik dan jumlah perdarahan normal serta kandung
kemih tidak penuh. Assessment P2A0H2 parturient kala IV, asuhan kala IV dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setalah itu. Asuhan yang dilakukan
perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam
Ny. bersalin pada usia kehamilan 38-39 minggu, bayi lahir dengan
spontan dan dilakukan dengan kekuatan ibu sendiri. Kala I fase aktif Ny. D
berlangsung selama 4 jam 30 menit, kala II berlangsung selama 35menit, Kala III
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
b. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang ditemukan pada kasus Ny. D
disesuaikan dengan data subyektif dan obyektif yang sudah dikaji dengan
5.2 SARAN
pelayanan kesehatan ibu dan anak, dengan cara memberikan infomasi yang