Anda di halaman 1dari 115

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KETEPATAN

PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


DI RUANG RAWAT INAP RS IMANUEL WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021

SKRIPSI

Disusun Oleh :

ANGGI PRADANA

175140124

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

TAHUN 2021
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KETEPATAN
PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP RS IMANUEL WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun Oleh :

ANGGI PRADANA

175140124

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

TAHUN 2021
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Anggi Pradana

NPM : 175140124

Progam Studi : Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

Institusi : Universitas Mitra Indonesia

Menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis sendiri dengan sungguh-sungguh dan semua
sumber baik yang dikuktip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar , maka saya akan sanggup
menerima sanksi berupa pembatalan skripsi dan segala konsekuensinya.

Bandar Lampung, 22 Agustus 2021

Anggi Pradana

175140124

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KETEPATAN


PENGISIANDOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP RS IMANUEL WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

ANGGI PRADANA

175140124

Telah disetujui Oleh Dosen Pembimbing Skripsi

pada Tanggal ...........................

Dosen Pembimbing,

Gustop Amatiria, S.Kep., M.Kes

NPP.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

Budi Antoro, S.Kep. Ns.,M.Kep

NPP. 2222178

iv
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KETEPATAN


PENGISIANDOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP RS IMANUEL WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
ANGGI PRADANA
175140124
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada
Tanggal ...........................
Tim Penguji

Penguji I Tanda Tangan

Gustop Amatiria, S.Kep., M.Kes

NPP.

Penguji II Tanda Tangan

Armen Patria, S.Kp.,M.M.,M.Kes

NPP. 2222021

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


Untuk memperoleh gelar sarjana Keperawatan
Tanggal ........................
Mengetahui,
Fakultas Kesehatan
Dekan,

Achmad Djamil ,SKM. MM.,M.Kes


NPP. 2222022

v
RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri :

1. Nama : ANGGI PRADANA


2. NPM : 175140124
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tunas Jaya, 28 November 1998
4. Alamat : Perumahan Raja Ratu Nunyai Blok B26,
Rajabasa , Bandar Lampung
5. No. Telepon / HP : 085788687818
6. No. WhatsApp : 085788687818
7. E-Mail : anggi281198@gmail.com

Riwayat Pendidikan : Tahun Lulus

1. Nama SDN 03 Tunas Jaya 2010


2. Nama SMPN 01 Gunung Agung 2013
3. Nama SMAN 01 Gunung Agung 2016
4. Universitas Mitra Indonesia Sekarang

vi
MOTTO

“Fa inna ma'al 'usri yusra”


(QS.94:5)

vii
PROGAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

Skripsi, Agustus 2021

ANGGI PRADANA

175140124

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KETEPATAN


PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP RS IMANUEL WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021
xv + V BAB + 7 Tabel + 2 Gambar + 7 Lampiran

ABSTRAK

Pendokumentasian berguna bagi rumah sakit dalam meningkatkan standar


akreditasi, sebagai alat komunikasi antar profesi, indikator pelayanan mutu, bukti
tanggung jawab, dan tanggung gugat perawat, sumber data dan sebagai sarana penelitian
(siswanto dkk 2013). Akan tetapi, pada kenyataannya permasalahan dan kendala utama
pada pendokumentasian asuhan keperawatan adalah tenaga kesehatan tersebut tidak
menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan dokumentasi asuhan keperawatan, baik
pada sarana pelayanan kesehatan maupun pada praktik perorangan, akibatnya
dokumentasi asuhan keperawatan dibuat tidak lengkap, tidak jelas dan tidak tepat waktu
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2013). Tujuan penelitian diketahui hubungan motivasi
kerja perawat dengan ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan Di Ruang
Rawat Inap RS Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dan menggunakan metode pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu bersalin sebanyak 52 responden dan pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan. Purposive sampling Analisa data di lakukan dengan menggunakan
ujistatistic pearson Chi-square.

Hasil analisis penilitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara


motivasi kerja perawat dengan ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan
dengan nilai p-value = 0,000 yang berarti p ≤ α (0,05) (Hο ditolak), Dengan ini nilai OR
25,625 yang berarti responden yang memiliki motivasi kerja tinggi memiliki peluang
25,625 kali lebih besar untuk melakukan pengisian pendokumentasian lebih tepat
dibandikan dengan responden yang memiliki motivasi rendah. Diharapkan untuk tempat
penelitian khususnya perawat di Rawat Inap Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan
Stroke corner Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung tetap
mempertahankan motivasi yang ada.

kata Kunci : motivasi kerja, kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan,

Kepustakaan : 23 (1997-2021)

viii
NURSING STUDY PROGRAM

FACULTY OF HEALTH

MITRA UNIVERSITY OF INDONESIA

Thesis, August 2021

ANGGI PRADANA

175140124

RELATIONSHIP OF NURSE WORK MOTIVATION WITH THE ACCURACY


OF FILLING NURSING CARE DOCUMENTATION
IN THE HOSPITAL INPATIENT ROOM OF IMANUEL WAY HALIM
HOSPITAL
BANDAR LAMPUNG CITY IN 2021
x + V CHAPTER + 7 Table + 2 Figures + 7 Attachments

ABSTRAK

Documenting is useful for hospitals in improving accreditation standards, as a


means of communication between professions, indicators of quality services, evidence of
responsibility, and liability of nurses, data sources and as a means of research (siswanto et
al 2013). However, in fact the main problem and constraints on the documentation of
nursing care are that health workers are not fully aware of the benefits and uses of nursing
care documentation, both in health care facilities and in individual practices, as a result of
which nursing care documentation is made incomplete, unclear and not on time
(Indonesian Medical Council, 2013). The purpose of the research is known to be the
relationship of motivation for nurses' work with the accuracy of filling nursing care
documentation in the Hospital Inpatient Room Imanuel Way Halim Kota Bandar
Lampung in 2021

The type of research used in this research is quantitative research and uses the
Cross Sectionalapproach method. The population in the study was 52 respondents and the
sampling in the study was used. Purposive sampling Data analysis was conducted using
pearson Chi-square teststatistic.

The results of the research analysis showed a significant relationship between the
work motivation of nurses with the accuracy of filling nursing care documentation with a
value of p-value = 0.000 which means p ≤ α (0.05) (Hο rejected), with this or value of
25.625 which means respondents who have high work motivation have a 25,625 times
greater chance of filling the documentation more appropriately compared to respondents
who have low motivation.. It is expected to place research, especially nurses in the
Perinatology, Orchid, Lavender and Stroke Corner Hospital Imanuel Way Halim Hospital
bandar Lampung still maintain the existing motivation.

Kata Key : work motivation, completeness of documenting nursing care,

Reference : 23 (1997-2021)

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Universitas Mitra Indonesia.Saya
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang
diharapkan.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan
segala kritik dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam menyusun
skripsi ini tentu saja saya banyak menemui kesulitan dan hambatan, akan tetapi
berkat bantuan dan bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak saya dapat
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh karena
itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya terutama kepada :

1. Bapak Dr. H. Andi Surya,MM selaku Ketua Yayasan Mitra Lampung

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Armalia Reny W.A.,MM selaku Rektor Universitas Mitra
Indonesia

3. Bapak Achmad Djamil, SKM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan


Universitas Mitra Indonesia

4. Bapak Budi Antoro S.Kep. Ns,. M.Kep selaku ketua Program Studi
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia

5. Bapak Gustop Amatiria, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing

6. Bapak Armen Patria, S.Kp.,M.M.,M.Krs selaku penguji

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Universitas Mitra Indonesia yang telah
membekali ilmu selama penulis kuliah di Universitas Mitra Indonesia.

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang konstruktif untuk kesempurnaan penelitian ini.

Bandar Lampung, Agustus 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………. . 7
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 10


2.1 Dokumentasi Keperawatan........................................................... 10
2.2 Konsep Manajemen Keperawatan................................................ 27
2.3 Proses Asuhan Keperawatan........................................................ 30
2.4 Motivasi........................................................................................ 34
2.5 Penelitian Terkait......................................................................... 42
2.6 Kerangka Teori............................................................................. 44
2.7 Kerangka konsep.......................................................................... 45
2.8 Hipotesis....................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 46


3.1 Metode penelitian........................................................................ 46
3.2 Waktu idan iTempat iPenelitian.................................................. 46
3.3 Subjek iPenelitian i(Populasi idan iSampel)............................... 46
3.4 Variabel....................................................................................... 47

xi
3.5 Definisi iOperasional iVariabel idan iPengukuran iVariabel...... 48
3.6 Etika Penelitian ............................................................................ 50
3.7 Pengumpulan Data........................................................................ 50
3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ………………………………. 51
3.9 pengolahan data ………………………………………………... 54
3.10 Analisis data/Uji statistik ........................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 57


4.1 Gambaran umum Rumah Sakit Imanuel Way Halim .................. 57
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 59
4.3 Pembahasan.................................................................................. 63
4.4 Keterbatasan Penelitian................................................................ 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 70


5.1 Kesimpulan .................................................................................. 70
5.2 Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 72
LAMPIRAN.................................................................................................. 74

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................... 44


Gambar 2.2 Kerangka Konsep....................................................................... 45

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi operasional........................................................................ 48


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis kelamin Responden.............................. 59
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ruang Kerja Responden............................... 59
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Responden............................. 60

xiii
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Responden......................... 60
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja.............................................. 61
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketepatan Pengisian Asuhan Keperawatan.. 60
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Analisis Hubungan Motivasi Kerja Perawat
dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan . 62

DAFTAR LAMPIRAN

Informed Consent........................................................................................... 75

xiv
Kuesioner Motivasi Kerja.............................................................................. 77
Lembar observasi Asuhan keperawatan......................................................... 79
Surat Izin Pra Survey ..................................................................................... 80
Lembar kendali Bimbingan ........................................................................... 81
Lembar Output SPSS ..................................................................................... 82
Dokumetasi Penelitian ................................................................................... 86

xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Upaya untuk lebih mengembangkan status kesejahteraan idealnya


membutuhkan panggilan keperawatan untuk mendorong kualitas bantuan
yang mahir. Keperawatan adalah suatu bentuk bantuan ahli kepada
pelanggan yang bersifat humanistik, menyeluruh, bergantung pada
informasi dan tips keperawatan, serta disesuaikan dengan kebutuhan
pasien yang saling mendukung (Nursalam, 2014). Prinsip praktik
keperawatan merupakan aturan bagi petugas dalam melakukan asuhan
keperawatan dengan menggunakan pendekatan interaksi keperawatan
(Nursalam, 2013).

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisir


untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang kemudian
didokumentasikan mulai dari pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi dan evaluasi (Setiadi, 2012).

Salah satu tugas dan tanggung jawab perawat adalah melakukan


dokumentasi. Namun baru-baru ini tanggung jawab perawat untuk
dokumentasi telah berubah. Akibatnya, isi dan fokus dokumentasi telah
dimodifikasi (Nursalam, 2013). Dokumentasi adalah bukti pencatatan dan
pelaporan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan atas dasar
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap (Putra, 2016).

Salah satu variabel yang mendorong tenaga medis untuk melakukan


kewajibannya hanyalah inspirasi dari petugas. Inspirasi adalah sesuatu
yang mendorong seseorang untuk bertindak dalam mencapai suatu tujuan
(Wahyuni, 2013). Jenis motivasi yang sangat persuasif untuk mencapai
hasil yang ideal adalah Motivasi yang datang dari dalam diri individu yang
sebenarnya, yang mendorongnya untuk menjadi orang yang berguna.

1
2

Motivasi akan mendorong seseorang untuk bergerak atau bertindak dalam


mencapai tujuan (Hasibuan, 2014).

Motivasi diperlukan oleh petugas dalam pelaporan asuhan keperawatan di


klinik, karena dengan inspirasi dipercaya setiap individu akan berusaha
dengan ikhlas dan enerjik untuk mencapai kemanfaatan kerja yang tinggi.
Pengasuh medis inspirasi besar harus tahu tentang kebutuhan dan
pentingnya pengarsipan asuhan keperawatan. Pendokumentasian pada
umumnya kurang disukai oleh tenaga medis karena dianggap terlalu
membingungkan, berbeda, dan membosankan, namun dokumentasi
keperawatan yang tidak dilakukan seperti yang diharapkan, secara
menyeluruh dan tepat dapat mengurangi sifat administrasi keperawatan
karena tidak dapat mengenali sejauh mana kecepatan pencapaian asuhan
keperawatan mempengaruhi sifat asuhan keperawatan yang diberikan.
tanggung jawab dalam sudut pandang yang sah, kualitas administrasi,
korespondensi antara kesejahteraan pekerja, referensi instruktif, dana dan
catatan atau materi dalam siklus akreditasi (Nursalam, 2013).

Terlepas dari adanya pedoman dalam praktik keperawatan dan rekam


medik, beberapa petugas justru merasa bahwa dalam melakukan
pendokumentasian keperawatan itu hanyalah komitmen ahli namun
sebagai bobot (wahyudi, 2016).

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa jumlah tenaga


perawat di seluruh dunia pada tahun 2011 sekitar 19,3 juta orang (Rizky,
2018). Berdasarkan informasi Dinas Kesehatan Indonesia (2020) jumlah
penolong di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 460.267 orang dan di
Lampung lebih dari 10.838 orang.

Dokumentasi keperawatan adalah bukti pencatatan dan pengumuman yang


dimiliki oleh penolong dalam catatan keperawatan yang berharga untuk
membantu klien, lingkungan sekitar dan kelompok kesejahteraan dalam
3

memberikan administrasi kesejahteraan dengan informasi dasar yang tepat


dan lengkap yang dicatat sebagai hard copy sebagai kewajiban perawat
(Pakudek dkk, 2014).

Dokumentasi sangat membantu klinik gawat darurat dalam


mengembangkan lebih lanjut pedoman akreditasi, sebagai metode untuk
korespondensi antara pemanggilan, petunjuk administrasi nilai, bukti
kewajiban dan tanggung jawab petugas, sumber informasi dan sebagai
kantor pemeriksaan (siswanto et al 2013). Bagaimanapun, sebagai aturan
umum, masalah utama dan hambatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan adalah bahwa pekerja kesejahteraan tidak sepenuhnya
memperhatikan manfaat dan kemudahan dokumentasi asuhan
keperawatan, baik di kantor layanan medis maupun dalam praktik
individu, oleh karena itu, dokumentasi asuhan keperawatan dibuat
terfragmentasi, kacau dan tidak mendasar. waktu (Komite Klinik
Indonesia, 2013)

Petugas di sana-sini saling berbenturan dalam mencatat keadaan kegiatan.


Instruksi kesejahteraan oleh perawat medis tidak terstruktur dan jarang
diarsipkan. Tanda-tanda setiap gerakan, gambar dan kontraksi petugas
dalam dokumentasi masih belum dilakukan secara baik (siswanto, 2013).
Penulisan petugas medis kadang-kadang kacau dan kalimatnya tidak
sesuai syafaat (Harmain et al, 2013). Selanjutnya, asuh sesekali menyusun
dokumentasi kegiatan di beberapa tempat yang tidak dapat diterima dalam
konfigurasi yang telah ditentukan sebelumnya (siswanto et al, 2013).

Hezberg dalam Nursalam (2015) menjelaskan bahwa ketepatan pengisian


dokumentasi asuhan keperawatan dapat dipengaruhi oleh motivasi bawaan
seperti kompensasi/gaji, kewajiban, pengakuan, dan pencapaian, serta
inspirasi lahiriah seperti penghargaan/disiplin, metodologi yang ada,
budaya kerja, relasional koneksi, strategi kerja, aturan evaluasi kerja,
review dan pangkat/jabatan.
4

Pendokumentasian merupakan sesuatu yang vital yang harus diselesaikan


oleh tenaga medis sejak akhir asuhan keperawatan yang diberikan.
Pendokumentasian merupakan bukti nyata dari apa yang telah dilakukan
dan kegiatan serta pengobatan yang diberikan kepada pasien selama
perawatan di rawat inap, dengan cara ini penting untuk meyakinkan
petugas untuk bekerja pada ketepatan pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan yang berguna bagi rumah sakit dalam bekerja pada kualitas
dan kualitas administrasi untuk pasien. (Sarah 2019).

Hasil penelitian Pakudek tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 51


responden yang memiliki motivasi bawaan yang besar dan dokumentasi
yang lengkap, lebih dari 43 orang, dan 3 orang yang kurang motivasi dan
kurang dokumentasi. Efek samping dari p esteem = 0,003 (0,05) yang
berarti H0 ditolak.

Hasil penelitian Berthiana pada tahun 2012 menunjukan bahwa orang-


orang yang memiliki motivasi besar adalah 46,7%, sangat dapat diterima
sebesar 33,3% dan buruk sebesar 20%. Sedangkan ketepatan pengisian
dokumentasi keperawatan sangat baik sebanyak 30%, ketepatan pengisian
sangat besar sebanyak 53,3% dan buruk sebanyak 16,7%. Dari hasil
tersebut, sangat baik dapat diduga bahwa ada hubungan positif antara
motivasi kerja petugas dan ketepatan pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan.

Berdasarkan profil RS Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung tahun


2019 kunjungan pasien rawat inap mencapai 11.237 dan tahun 2020
mengalami penurunan hingga mencapai 8.131. berdasarkan data rekam
medik, diketahui bahwa pada bulan januari 2021 sampai juli 2021 rata-
rata hanya 75,34 % yang pelaksanaan pendokumentasiannya terisi tepat
dan baik.
5

Berdasarkan hasil data prasurvey di Rumah Sakit Imanuel Way Halim


kota Bandar Lampung tahun 2021, jumlah perawat yang di ruang rawat
inap yang di perbolehkan untuk penelitian berjumlah 52 orang yang terdiri
dari ruang perinatologi 14 orang dengan Pendidikan terakhir D3
Keperawatan 12 orang dan Ners 2 orang ( Pegawai tetap semua), ruang
anggrek 15 orang dengan Pendidikan terakhir S1 Keperawatan 1 orang,
Ners 1 orang dan D3 Keperawatan 11 orang ( pegawai tetap semua), ruang
lavender dan stroke corner 23 orang dengan Pendidikan terakhir D3
keperawatan 11 orang, S1 keperawatan 1 orang dan Ners 11 orang yang
terdiri dari pegawai tetap 19 orang, orientasi 2 orang, mitra I (1 orang),
mitra II ( 1 orang).

Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 individu di Ruang Rawat Inap


Lavender Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung pada
Juli 2021 yang diidentifikasi dengan dokumentasi asuhan keperawatan
yang tidak memadai, maka didapat bahwa: lima individu menyatakan
bahwa mereka lebih berpusat pada pemberian pelayanan kepada pasien,
dua orang yang bermasalah dengan tanggung jawab yang tinggi, satu
orang membahas ketidakhadiran waktu, terabaikan, dan tidak tahu tentang
pentingnya pendokumentasian, dan satu orang membahas kurangnya
motivasi dalam melakukan pendokumentasian. Lebih lanjut, bagian kepala
ruangan menyebutkan jika ada petugas yang belum menyelesaikan setiap
bagian pengarsipan asuhan keperawatan di rekam medis pasien.
Persetujuan yang diberikan merupakan teguran bagi petugas yang belum
menyelesaikan pendokumentasian, teguran diharapkan menyelesaikan
pendokumentasian sebelum diingat untuk informasi rekam medis klinik
gawat darurat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang


“Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian
6

Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RS


Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021 ”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan diatas,masalah dapat
kita identifikasi sebagai berikut:
1. Berdasarkan data Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar
Lampung tahun 2021 terjadi penurunan ketepatan pendokumentasian
asuhan keperawatan pada bulan januari 2021 sampai juli 2021 rata-
rata hanya 75,34 % yang pelaksanaan pendokumentasiannya terisi
tepat dan baik.
2. Berdasarkan presurvey yang di lakukan kepada 9 orang di Rawat Inap
Ruang Lavender Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar
Lampung pada bulan 7 agustus tahun 2021 terkait dengan kurang
lengkapnya dokumentasi asuhan keperawatan , didapatkan data bahwa
: lima orang menyatakan bahwa lebih fokus pada layanan ke pasien,
dua orang beban kerja yang tinggi, satu orang menjawab kurangnya
waktu, lupa, dan belum sadar tentang pentingnya dokumentasi, serta
satu orang menjawab kurangnya motivasi dalam melakukan
dokumentasi.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Motivasi Kerja Perawat
Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap RS Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung
Tahun 2021”?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
7

Diketahuinya hubungan motivasi kerja perawat dengan ketepatan


pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Diketahuinya motivasi (intrisik dan ekstrinsik) pada perawat
yang bekerja di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Imanuel Way
Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021.
b. Diketahuinya tingkat ketepatan perawat dalam melaksanakan
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung
Tahun 2021.
c. Diketahuinya hubungan motivasi kerja perawat dengan
ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota
Bandar Lampung Tahun 2021.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Penulis
Sebagai bahan pendidikan kesehatan dan dapat menerapkan ilmu
kesehatan yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di
Universitas Mitra Indonesia, sehingga dengan ilmu kesehatan
tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peneliti
lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5.2 Bagi Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung
Informasi dan hasil yang diperoleh dari eksplorasi dapat digunakan
sebagai sumber perspektif dalam membuat pendekatan untuk SDM
yang lebih baik para eksekutif untuk mencegah kesalahan dalam
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan.
8

1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai tambahan referensi dan pengembangan kajian terhadap
motivasi kerja petugas dengan ketepatan penyelesaian dokumentasi
asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Imanuel
Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021.

1.5.4 Bagi Pengembangan IPTEK


Penelitian ini sebagai bahan informasi dibidang ilmu kesehatan
khusunya pada ilmu manajemen keperawatan tentang motivasi
kerja perawat dengan ketepatan pengisian Dokumentasi asuhan
keperawatan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Subyek dalam penelitian ini adalah hubungan motivasi kerja perawat
dengan ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan dan objek
penelitiaannya adalah perawat. Jenis penelitian ini berjenis kuantitatif,
dengan desain penelitian analitik dan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar
Lampung yang dilaksanakan pada 18-19 agustus 2021.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dokumentasi Keperawatan
2.1.1 Pengertian Dokumentasi Keperawatan

Pendokumentasian keperawatan adalah perkembangan pencatatan


pelaksanaan asuhan keperawatan dari penilaian ke penilaian, dalam hal
apapun, mencakup semua kegiatan yang dilakukan sampai pasien sehat
(Lingga, 2019).

Dokumentasi keperawatan adalah bagian dasar dari siklus, bukan


sesuatu yang terisolasi dan tidak persis sama dengan teknik berpikir
kritis (Muhlisin, 2011).

2.1.2 Tujuan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

menurut College Of Nurse Of Ontario 2009 ( Nahak 2020), Tujuan


pendokumentasian asuhan keperawatan.

1. Sebagai metode untuk komunikasi


Bermanfaat untuk membantu mengatur pengaturan asuhan
keperawatan, mencegah pengulangan data pelanggan atau individu
dari kelompok kesejahteraan atau bahkan tidak melakukannya
dengan cara apa pun, meningkatkan ketepatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pelanggan dan membantu dalam
memanfaatkan waktu sebaik yang diharapkan.

2. Sebagai kewajiban dan tanggung jawab


Dengan tujuan akhir untuk mengamankan pelanggan terhadap sifat
administrasi keperawatan yang didapat dan untuk memastikan
pengasuhan dalam menyelesaikan kewajibannya, perawat medis
diperlukan untuk mencatat semua kegiatan yang dilakukan
terhadap pelanggan. Hal ini penting untuk langkah-langkah yang
diharapkan terhadap kekecewaan pelanggan dengan layanan yang
diberikan dan diidentifikasi dengan perspektif yang sah yang dapat

10
11

digunakan sebagai solusi penyelesaian, yang berarti bahwa


dokumentasi dapat digunakan untuk menjawab kekecewaan dengan
layanan yang diakui secara hukum.

3. Sebagai data faktual


Informasi faktual dari dokumentasi keperawatan dapat membantu
mengatur kebutuhan masa depan, baik untuk SDM, kantor,
kerangka kerja dan khusus.

4. Sebagai metode pelatihan


Pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilengkapi dengan
tepat dan akurat akan membantu perawat dan mahasiswa
kesejahteraan lainnya dalam memperoleh informasi dan
membandingkannya baik secara prinsip maupun dalam praktik
lapangan.

5. Sebagai sumber data penelitian


Data yang tertulis dalam dokumentasi dapat dimanfaatkan sebagai
sumber data penelitian. Hal ini sangat erat kaitannya dengan
bagaimana penanganan asuhan keperawatan yang diberikan,
sehingga melalui penelitian sangat baik dapat dibuat suatu jenis
administrasi keperawatan yang serupa, berhasil dan bermoral.

6. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan


Melalui pendokumentasian yang dilakukan secara tepat dan akurat,
dipercaya dapat terwujudnya asuhan keperawatan yang berkualitas.
Karena penegasan kualitas sangat penting untuk program
peningkatan administrasi kesejahteraan. Sebuah peningkatan tidak
dapat diakui tanpa dokumentasi yang konsisten, tepat dan rutin oleh
dua petugas medis dan pekerja kesehatan lainnya.
12

7. Sebagai pusat informasi untuk perencanaan asuhan keperawatan


yang berkelanjutan
Dokumentasi menghasilkan informasi nyata dan dapat diprediksi
yang mencakup semua latihan keperawatan yang dibantu melalui
fase sistem keperawatan.

2.1.3 Standar Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Yang Tepat

1. Dokumentasi pengkajian
Dokumentasi pengkajian adalah catatan konsekuensi evaluasi yang
diselesaikan untuk mengumpulkan data dari pasien, membuat
informasi mendasar tentang pelanggan, dan membuat catatan tentang
reaksi kesejahteraan pelanggan. Norma dokumentasi penilaian harus
tepat, teliti, tepat dan konstan sehingga informasi total diperoleh dari
efek samping evaluasi. . Sehingga konsekuensi dari penilaian dapat
menegakkan ID kondisi medis pelanggan secara tepat dan sesuai
(Nahak 2020}.

Menurut Nursalam 2011 (Nahak, 2020) Studi dokumentasi dibuat


dengan tujuan sebagai berikut:
a. Kenali salah satu kebutuhan pasien dan reaksi yang akan
dibentuk menjadi temuan keperawatan yang berdampak pada
pengaturan mediasi penting.
b. Untuk mengkonsolidasikan dan mengatur informasi dan
berbagai sumber yang dikumpulkan menjadi satu dengan
tujuan agar masalah medis pelanggan dapat dibedah dan
dikenali.
c. Menjamin ukuran data yang dapat diakses dan digunakan
sebagai sumber sudut pandang dalam memperkirakan
perubahan dalam masalah medis pelanggan.
d. Bedakan definisi karateristik seperti yang ditunjukkan oleh
reaksi pasien dan masalah medis yang akan mempengaruhi
pengaturan dan penyampaian syafaat keperawatan.
13

e. Memberikan informasi yang memadai untuk memberikan


mediasi keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
f. Memberikan dasar guna untuk menyusun rencana asuhan
keperawatan yang sukses.

Untuk mencapai tujuan ini, petugas menggunakan semua data yang


diperoleh melalui wawancara pasien, riwayat klinis, penilaian aktual,
fasilitas penelitian, dan diagnostik lainnya. Evaluasi harus
diselesaikan, tepat, dan berkelanjutan untuk mengenali masalah baru
dan perubahan kebutuhan klinis.

Dokumentasi penilaian terdiri dari beberapa macam (Nahak, 2020),


yaitu:

a. Dokumentasi asesmen awal, adalah pendokumentasian asesmen


yang dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit atau mulai
menggunakan pelayanan. Bentuk dokumentasi ini biasanya
mengacu pada data dasar yang digunakan sebagai sumber data
dalam memberikan asuhan keperawatan.

b. Dokumentasi evaluasi tindak lanjut adalah pendokumentasian


ulang yang dilakukan kembali setelah penilaian yang mendasari
untuk memperkuat dan memperluas informasi penting yang
telah diperoleh. Dokumentasi ini biasanya dilaporkan dalam
catatan kemajuan pelanggan atau pada lembar yang tepat
(informasi pendukung).

c. Dokumentasi audit (Reassessment), yaitu catatan yang


informasinya diperoleh dari latihan pengkajian sistem
keperawatan.
14

Bentuk format dokumentasi pengkajian, yaitu:

a. Tanya jawab, yang diakhiri dengan mengajukan pertanyaan


langsung kepada pasien.
b. Daftar periksa, khususnya dengan memberikan ikhtisar
pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".
c. Format kuesioner
d. Lembar alur, biasanya digunakan untuk informasi khusus yang
memerlukan pengamatan terus-menerus.

Menurut Nursalam 2011 (Nahak, 2020) metode dokumentasi


pengkajian (petunjuk penulisan dokumentasi pengkajian) adalah:

a. Gunakan konfigurasi yang efisien untuk melaporkan evaluasi, yang


mencakup:
1) Riwayat pasien masuk rumah sakit
2) Respon pasien yang berhubungan dengan persepsi kesehatan
pasien.
3) Riwayat pengobatan pasien
4) Data pasien dari rujukan, pulang, dan keuangan
b. Gunakan format yang sudah tersusununtuk mendokumentasikan
pengkajian pasien.
c. Kelompokkan sumber infomasi berdasarkan model pendekatan
yang digunakan.
d. Tulis sumber informasi objektif tanpa bias, menilai, dan masukkan
pendapat pribadi.
e. Sertakan pernyataan yang mendukung interpretasi sumber infomasi
objektif.
f. Jelaskan observasi dan temuan secara sistematis, termasuk definisi
karakteristiknya.
g. Ikuti prosedur yang dipakai dan disepakati oleh instansi tersebut.
h. Tuliskan secara ringkas dan jelas.
15

2. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan


Dokumentasi diagnosa keperawatan adalah rekaman kondisi klinis
individu, keluarga, dan reaksi area lokal terhadap masalah medis yang
nyata atau potensial atau tindakan hidup (Nahak, 2020). Alasan atau
tujuan diagnosa keperawatan pendpkumentasian adalah:
a. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yang mudah
dimengerti untuk semua perawat.
b. Mengenali masalah utama pasien pada pengkajian data.
c. Mengetahui perkembangan asuhan keperawatan.

Memang dalam praktik keperawatan, masalah dan penyebabnya


digunakan lebih sering karena tanda dan indikasi telah digambarkan
dalam dokumentasi evaluasi informasi. Penegasan masalah yang
sebenarnya harus selalu didahului dengan kata yang menggambarkan
tingkat atau tingkat masalah. Jika tidak ada kata "bahaya atau potensi"
yang mendahului proklamasi masalah, maka pernyataan tersebut
menggambarkan masalah yang sebenarnya. Keperawatan nyata yang
ditentukan terkait dengan masalah yang memerlukan asuhan
keperawatan untuk mengatasi atau mengurangi status kesejahteraan
klien (Nursalam, 2011).

Metode dokumentasi diagnosa keperawatan meliputi (Nahak, 2020):

a. Catatkan masalah pasien atau perubahan status kesehatan pasien.


b. Masalah yang dialami pasien didahului adanya penyebab dan
keduanya dikaitkan dengan kata “sehubungan dengan atau
berhubungan dengan”.
c. Setelah masalah dan penyebab, kemudian diikuti dengan kata
“ditandai dengan”.
d. Tulis kata – kata yang umum digunakan.
e. Gunakan bahasa yang tidak memvonis.
16

3. Dokumentasi Perencanaan Keperawatan


Memang, dalam praktik keperawatan, masalah dan penyebabnya
digunakan lebih sering karena tanda dan indikasi telah digambarkan
dalam dokumentasi evaluasi informasi. Penegasan masalah yang
sebenarnya harus selalu didahului dengan kata yang menggambarkan
tingkat atau tingkat masalah. Jika tidak ada kata "bahaya atau potensi"
yang mendahului proklamasi masalah, maka pernyataan tersebut
menggambarkan masalah yang sebenarnya. Keperawatan nyata yang
ditentukan terkait dengan masalah yang memerlukan asuhan
keperawatan untuk mengatasi atau mengurangi status kesejahteraan
klien (Nursalam, 2011).
Proses menuliskan dokumentasi rencana tindakan keperawatan
menurut (Nahak 2020):
a. Menetapkan tujuan
Untuk keadaan ini petugas medik mencatat tujuan yang ingin
dicapai dan hal-hal yang menjadi model dalam pencapaian
pemberian asuhan keperawatan. Tujuan yang ditetapkan harus
memenuhi ukuran Cerdik (Eksplisit, Kuantifikasi, Layak, Masuk
Akal, Waktu). Model: "Dengan adanya asuhan keperawatan selama
1x24 jam, masalah kebebasan rute penerbangan dapat
diselesaikan".
b. Menentukan kriteria hasil
Kriteria hasil merupakan standar penilaian yang merupakan
penggambaran unsur-unsur yang dapat memberikan potongan
informasi bahwa tujuan telah tercapai. Kualitas aturan hasil adalah:
1) Berhubungan dengan tujuan perawatan yang telah ditentukan.
2) Memungkinkan untuk dicapai
3) Bersifat konkrit, spesifik dan bisa diukur
4) Menggunakan kata – kata positif bukan negative
5) Tidak menggunakan kata – kata“normal, baik dll” tetapi
dicatat hasilnya dalam batas ukuran yang telah ditentukan atau
yang sesuai. Jika ditulis dengan kata – kata tersebut, maka
17

harus diikuti dengan nilai atau pungkurannya. Misal: TTV


dalam batas normal: TD 115 – 125/75 – 85 mmHg,HR 65 –
110x/menit, RR 22x/menit, T 36,7 – 37,3 C.
c. Menentukan rencana tindakan keperawatan dimulai dengan kata
perintah (timbang, ukur, berikan, dll). Rencana tindakan yang akan
diberikan kepada pasien dicatat secara spesifik,jelas, dan bisa
diukur. Contoh: timbang berat pasien/3 hari.
Berikut hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
rencana tindakan keperawatan, yaitu:
a. Rencana tindakan keperawatan adalah desain spesifik
intervensi untuk memudahkan pasien dalam mencapai kriteria
hasil.
b. Dokumentasi rencana tindakan yang sudah diimplementasikan
harus dicatat dalam sebuah format agar bisa membantu
perawat untuk memproses sumber data yang didapatkan
selama proses pengkajian dan diagnosa keperawatan.
c. Bekerjasama pada klien untuk menyusun rencana tindakan
keperawatan
d. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien.
e. Mendokumentasikan rencana keperawatan dengan tepat dan
baik

4. Dokumentasi Implementasi Keperawatan


Seperti yang ditunjukkan oleh Hutahaean 2010 (Nahak, 2020),
dokumentasi pelaksanaan keperawatan adalah catatan kegiatan yang
diberikan kepada pasien. Pencatatan ini menggabungkan aktivitas
keperawatan yang diberikan baik secara bebas maupun kooperatif,
serta memenuhi ukuran hasil untuk aktivitas yang diberikan kepada
pasien. Keuntungan pencatatan pelaksanaan keperawatan adalah:
a. Mengkomunikasikan tindakan yang sudah dilakukan kepada
pasien.
18

b. Menjadi awal atau dasar penentuan tugas dalam suatu ruangan.


c. Memperkuat pelayanan keperawatan untuk menghindari
malpraktek
d. Membantu perhitungan anggaran biaya Rumah Sakit.

Petunjuk yang harus diperhatikan dalam mendokumentasikan


implementasi keperawatan yaitu:

a. Tuliskan tanggal dan waktu implementasi


b. Tuliskan diagnosa atau nomor diagnosa yang ditangani sesuai
implementasi yang dilakukan.
c. Tuliskan implementasi (tindakan) dengan kalimat aktif dan
menggunakankata kerja
d. Tuliskan hasil atau pun respon klien terhadap tindakan yang
dilakukan
e. Beri tanda tangan dan nama jelas dari perawat yang melakukan
tindakan.
f. Pada observasi yang spesifik (misalnya: di ICU) implementasi
didokumentasikan pada flow sheet.

Semua aktivitas keperawatan harus diikuti dengan pencatatan


yang lengkap dan tepat dari suatu episode dalam sistem
keperawatan. Setiap kemajuan dalam memberikan suatu kegiatan
atau mediasi harus didukung oleh petugas yang melakukan tugas
ini dan selanjutnya bagian atas ruangan sebagai individu yang
mengendalikan.

5. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan


Menurut Hutahean 2010 (Nahak, 2020), dokumentasi pengkajian
keperawatan merupakan catatan tanda-tanda kemajuan pasien
menuju tujuan yang ingin dicapai. Penilaian keperawatan mensurvei
kecukupan perawatan dan menyampaikan status kesejahteraan klien
setelah tindakan keperawatan diberikan dan memberikan data yang
memungkinkan untuk modifikasi perawatan sesuai dengan kondisi
pasien setelah dinilai.
19

Tipe dokumentasi evaluasi keperawatan ada dua yaitu:


a. Evaluasi formatif, yaitu evaluasi terhadap respon yang segera
timbul setelah intervensi diberikan.
b. Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi respon (jangka panjang)
terhadap hasil akhir yang diharapkan setelah dilakukan asuhan
keperawatan.

Metode pendokumentasian implementasi keperawatan antara lain:

a. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluative


b. Mengumpulkan sumber informasi mengenai status kesehatan
pasien yang baru terjadi.
c. Menganalisis dan membandingkan sumber informasi terhadap
kriteria dan standar yang ada.
d. Membuat kesimpulan dan Merangkum hasil.
e. Melakukan intervensi yang sesuai berdasarkan intervensi yang
sudah diberikan sebelumnya jika masalah belum teratasi.
f. Evaluasi diberikan dengan pendekatan pada SOAP (Dinarti et al,
2009), yaitu:

S : Data Subjektif, yaitu keluhan atau pernyataan klien.


O : Data Objektif, yaitu sumber informasi yang diperoleh
dari hasil observasi perawat, termasuk tanda – tanda
klinik dan bukti yang berhubungan dengan penyakit
pasien (meliputi: data fisiologi dan informasi dari
pemeriksaan tenaga kesehatan).
A : Analisis, yaitu analisa atau pun kesimpulan dari sumber
Informasi subjektif dan sumber informasi objektif.
P : Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau
yang akan datang untuk mencapai status kesehatan
pasien
yang optimal.
20

2.1.4 Model Dokumentasi Keperawatan

Menurut Ali 2010 (Tampubolon, 2020), dokumentasi keperawatan


adalah dokumentasi yang sah untuk panggilan keperawatan. Akibatnya,
dokumentasi keperawatan harus memenuhi pedoman yang telah
ditentukan sebelumnya. Komisi Gabungan untuk Akreditasi Asosiasi
Layanan Medis menyarankan pedoman dokumentasi keperawatan yang
meliputi:

1. Pengkajian awal dan pengkajian ulang.


2. Diagnosis keperawatan dan kebutuhan asuhan keperawatan pasien
3. Rencana tindakan askep.
4. Tindakan askep yang dilakukan atas respon pasien.
5. Hasil dari askep dan kemampuan untuk tindak lanjut askep setelah
pasien dipulangkan

2.1.5 Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan adalah


kemampuan petugas medis dalam mengumpulkan bukti pencatatan dan
pengungkapan petugas medis yang berguna untuk membantu
pelanggan, petugas medis, dan kelompok kesejahteraan dalam
memberikan administrasi kesejahteraan berdasarkan surat-menyurat
yang tersusun secara tepat dan lengkap (Tampubolon, 2020).

Ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan diperkirakan


oleh batasan asuhan keperawatan standar yang merupakan aturan
terperinci yang menunjukkan pertimbangan yang diantisipasi dan
dibedakan dalam keadaan eksplisit. Pedoman asuhan keperawatan harus
menunjukkan pertimbangan yang merupakan kewajiban tenaga medis
dalam memberikannya, dan bukan derajat asuhan yang terbaik
(Tampubolon, 2020).
21

1. Standar I : Pengkajian keperawatan


Fase pengumpulan informasi tentang status kesejahteraan pasien
dengan cara yang metodis, singkat, dan terus-menerus. Informasi
dapat diperoleh melalui anamnesis, persepsi, dan penilaian
pendukung dan kemudian diarsipkan.

2. Standar II : Diagnosis Keperawatan


Tahapan ini perawat menganalisa sumber informasi pengkajian
untuk menentukan diagnosa keperawatan, adapun kriteria proses
adalah:
a. Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data,
identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan yaitu masalah (p), penyebab (E), dan
tanda/ gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
c. Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lainnya untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan
data terbaru.

3. Standar III : Perencanaan keperawatan


Tahapan ini perawat merencanakan suatu tindakan keperawatan
agar dalam memberikan askep terhadap klien efektif dan efisien.

4. Standar IV : Implementasi
Tahap ini petugas medis mencari dorongan aktivitas yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan eksplisit. Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana kegiatan siap dan ditampilkan pada
permintaan keperawatan untuk membantu klien mencapai tujuan
22

yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesejahteraan,


penanggulangan penyakit, pemulihan kesehatan dan bekerja
dengan penyesuaian.

5. Standar V : Evaluasi
Pada tahap ini petugas membuat langkah ilmiah untuk
menyelesaikan sistem keperawatan yang menunjukkan seberapa
jauh kesimpulan keperawatan, rencana kegiatan, dan pelaksanaan
telah dicapai secara efektif.

2.1.6 Alat Ukur Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Alat ukur untuk menilai dokumentasi askep menurut Depkes RI 1995


dalam Nursalam (2013) dengan menggunakan ceklis observasi
(Instrumen A) yaitu:

a. Pengkajian
1) Mencatat sumber informasi yang dikaji sesuai dengan pedoman
pengkajian
2) Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-spiritual)
3) Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang
4) Masalah dirumuskan berdasarkan masalah yang telah ditemukan

b. Diagnosis
1) Diagnosis keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan
2) Diagnosis keperawatan mencerminkan PE/PES
3) Merumuskan diagnosis keperawatan aktual/potensial

c. Intervensi
1) Berdasarkan diagnosis keperawatan
2) Disusun menurut urutan prioritas
23

3) Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perilaku,


perubahan, kondisi klien/keluarga
4) Rencana tindakan mengacu ke tujuan dengan kalimat perintah
terinci dan jelas atau melibatkan pasien/keluarga
5) Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan klien/keluarga
6) Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim
kesehatan lain

d. Implementasi

1) Tindakan diberikan mengacu pada rencana perawatan


2) Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan
keperawatan.
3) Revisi tindakan berdasarkan evaluasi
4) Semua tindakan yang telah diberikan ditulis secara ringkas dan
jelas

e. Evaluasi
1) Evaluasi hasil mengacu pada tujuan
2) Hasil evaluasi di catat/ditulis

f. Catatan Keperawatan
1) Menulis dengan format yang baku
2) Pendokumentasian dilakukan sesuai implementasi yang diberikan
3) Pendokumentasian ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku
dan benar
4) Setiap melakukan kegiatan intervensi atau kegiatan perawat
menyertakan paraf dan nama dengan jelas, serta tanggal dan jam
dilakukannya implementasi
5) Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
24

2.1.7 Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


Menurut DEPKES RI 1995 (Suarli 2016) Dokumentasi keperawatan
dalam pencatatan dan pelaporan terbagi menjadi dua, yaitu Tradisional
dan Nontradisional ;
a. Pencatatan Tradisional
Pencatatan tradisional merupakan pencatatan klien yang disusun
untuk menunjang alat angkut. Artinya, setiap spesialis kesehatan
yang memberikan catatannya sendiri. Data tentang masalah spesifik
pasien disusun oleh semua staf perawat yang menawarkan jenis
bantuan.
Catatan secara tradisional terdiri atas enam bagian yaitu :
1. Lembar Penerimaan.
2. Lembar Muka.
3. Lembar Intruksi/pesan dokter.
4. Lembar Riwayat Penyakit.
5. Lembar Catatan Perawat, dan
6. Lembar Catatan Untuk Hal Lain-Lain
Keuntungan menggunakan sistem ini adalah bahwa pencatatan
harus dimungkinkan pada dasarnya, sementara kendalanya adalah
informasi tentang pasien tidak terjangkau, koordinasi antar
kelompok kesehatan tidak ada, dan administrasi akhir sulit
dilakukan.
b. Pencatatan nontradisional
Perekaman non-tradisional adalah masalah terletak catatan (POR).
Dalam kerangka ini, upaya terkoordinasi antara kelompok
kesejahteraan difokuskan untuk membantu peningkatan asuhan
keperawatan, dengan memanfaatkan pendekatan sistem keperawatan.
Oleh karena itu, setiap rekan kerja melakukan tugas yang
menyinggung masalah dan kebutuhan pasien dengan cara yang
terkoordinasi dan terfasilitasi.
25

Bagian POR ini menggabungkan informasi penting, masalah,


rencana aktivitas, dan pencatatan kemajuan pasien.
Masing-masing isi komponen ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Dara Dasar / Pengkajian


Berisis Tentang :
a. Data Psikologis, sosial, spiritual melalui wawancara dan
observasi
b. Pemeriksaan Fisik IPPA (inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi)

2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan adalah informasi yang diperoleh dari
informasi/penilaian mendasar dan kemudian dibedah dan didikte
oleh analisis keperawatan yang memasukkan kebutuhan organik,
mental, sosial, dan dunia lain bagi pasien. Masalah yang dialami
diatur berdasarkan kebutuhan atau berdasarkan keseriusan
masalah, dan diliputi oleh aktivitas keperawatan, dan aksesibilitas
aset.
3. Diagnosa Keperawatan
Berisi Tentang :
a. Tuliskan Masalah/problem pasien atau perubahan status
kesehatan pasien.
b. Masalah yang dialami pasien didahului adanya penyebab dan
keduanya dihubungkan dengan kata “sehubungan dengan /
berhubungan dengan”.
c. Setelah masalah/problem dan penyebab, kemudian diikuti
dengan tanda dan gejala ( symtom ) yang dihubungkan dengan
kata “ditandai dengan”
d. Catat istilah atau kata-kata yang umum digunakan.
e. Guakan bahasa yang tidak memvonis,
f. Komponen diagnosis terdiri dari P-E-S ( Problem-Etiologi-
Simtom )
26

4. Rencana Tindakan
Berisi Tentang
a. Perioritas Masalah yang mengancam kehidupan merupakan
prioritas utama.
b. Prioritas masalah yang mengancam kesehatan merupakan
prioritas kedua.
c. Adanya Tujuan dan kreteria Hail ( outcome )
Tujuan Berdasarkan SMART
- S : Specifik (tidak memberikan makna ganda)
- M : Measurable ( dapat diukur,dilihat, dll )
- A : Achievable ( secara realistis dapat di capai)
- R : Reasonable (dapat dipertanggungjawabkan
- T : Time ( Punya batasan waktu )
Kreteria Hasil
1. Berhubungan dengan tujuan
2. Dapat dicapai
3. Spesifik, nyata dan dapat diukur
4. Menuliskan kata positif
5. Menentukan waktu
6. Menggunakan kata kerja
7. Hindari penggunaan kata-kata ‘normal, baik’, tetapi tuliskan
hasilnya batas ukuran yang ditetapkan atau sesuai.
d. Rencana Tindakan Keperawatan ( Nursing Order )
- Diagnosis / observasi
- Edukasi ( HE )
- Tindakan independen, dependen dan interdependen
Dengan Kreteria :
1. Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
2. Merupakan alternatif tindkan secara tepat
3. Melibatkan klien dan keluarga
27

4. Mempertimbangkan latar belakang sosial budaya


pasien /keluarga
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang
berlaku
6. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
7. Disusun dengan mempertimbangkan lingkungan, sumer
daya dan fasilitas yang ada
8. Harus berupa kalimat intruksi, ringkasm, tegas dan
penulisan menggunakan bagasa yang mudah dimengerti
5. Implementasi Keperawatan
a. Nomor diagnosis keperawatan
b. Tanggal/Jam
c. Tindakan Keperawatan
- Tulis No Urut Tindakan
- Tulislah tindakan yang dilakukan beserta hasil / respon
yang jelas
- Tulis nama, jenis obat, dosis, cara memberikan serta
instruksi medis lainya yang jelas
- Jangan menulis istilah sering, besar atau istilah lainnya yang
dapat , menimbulkan persepsi yang berbeda.
- Untuk tindakan pendidikan kesehatan tulislah “melakukan
pendidikan kesehatan tentang.........laporan terlampir”
- Paraf

6. Evaluasi
Evaluasi biasanya berisi SOAP atau SOAPIER :
S : Subjek, yaitu keluhan-keluhan pasien
O : Objektif, yaitu yang dilihat,diraba, dan diukur
A : Assessment, kesimpulan perawat tentang kondisi pasien
P : Pland of care, rencana rindakan lanjutan
I : Intervensi, yaitu tindakan lanjutan
E : Evaluasi, respon klien terhadap tindakan
28

R : Revisi, yaitu mengubah rencana tindakan


Keputusan dalam evaluasi
a. Masalah teratasi
b. Masalah tidak teratasi,
c. Masalah teratasi sebagian, perlu modifikasi dari rencana
tindakan
d. Timbul masalah baru

2.2 Konsep Manajemen Keperawatan


2.2.1 Pengertian
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan an obyektifitas asuhan keperawatan
dan pelayanan keperawatan ( Nursalam,2016).

2.2.2 Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan


Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan
b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan
d. Pemenuhuan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan
manajer perawat
e. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian
f. Manajamen keperawatan adalah mengarahkan dan memimpin
g. Manajemen keperawatan Memotivasi ( Nursalam,2016)

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Pendokumentasian Dalam


Menjalan Prinsip Manajemen Keperawatan
29

Menurut Nursalam (2015) ada beberapa faktor dalam manajemen


keperawatan yang dapat mempengaruhi Pendokumentasian
Keperawatan diantaranya adalah :
1. Faktor Prisdiposisi
 Pendidikan
Pendidikan keperawatan berperan besar dalam mengembangkan
dan menciptakan prefesionalisasi para tenaga keperawatan yang
berupa tingkat kemampuan yang sekaligus mampu untuk
memfasilitasi pembentukan Asuhan Keperawatan dan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.

 Pelatihan
Pelatihan adalah peningkatan keterampilan dan pengetahuan dasar
di bidang keperawatan secara komprehensif dalam
pendokumentsian keperawatan pelatihan sangat penting untuk
meningkatakan jaminan mutu.
 Motivasi
Motivasi adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifaktnya
intrinsik, ekstrinsik dan mendesak sehingga kualitas pelayanan
yang dilaksanakan perawat dapat dinilai sebagai salah satu
indikator baik/buruknya rumah sakit. Dalam Hierarki Kebutuhan
(Maslow) adalah:
1. Fisiologis : Gaji,
2. Rasa Aman dan Nyaman : Perencanaan yang reguler ( reward ),
3. Kasih Sayang : Kerjasama yang baik dalam tim,
4. Harga Diri ; Pencapaian posisi ( promosi jabatan ),
5. Aktualisasi Diri : Tantangan dalam bekerja.
Motivasi akan menjadi suatu masalah apabila tiga hal tidak dapat
terpenuhi, tiga hal tersebut adalah :
1. Pembagian tugas yang tidak jelas
2. Hambatan dalam pelaksanaan ( Sarana dan Prasarana )
30

3. Kurang / tidak adanya sistem penghargaan ( Reward )


 Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penglihatan dan
perasaan dalam diri sesorang untuk menilai suatu objek
2. Faktor Personalia
a. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Contoh sarana
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan adalah
Komputer, Format dokumentasi keperawatan, Pena.

b. Prasana
Prasana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses. Suatu proses tersebut
dapat berupa tempat usaha , bangunan. Prasana dalam
keperawatan tentu Bangunan Rumah sakit.
3. Faktor Penguat
a. Supervisi
Supervisi adalah proses atau kegiatan dari fungsi
pengawasan dan pengendalian. Ukuran kualitas pelayanan
dan asuhan keperawatan, indikator out put yaitu tingkat
kepuasan pasien, supervisi dilakukan dengan menilai
dengan penilaian kerja. Proses penilaian kinerja staf dapat
digunakan secara efektif dan efisien dalam mengarahkan
perilaku pegawai untuk menghasilkan kualitas pelayanan
yang tinggi,(Nursalam, 2013)
b. Reward
Reward adalah gaji yang diberikan oleh organisasi sebagai
pemenuhan hak dan kewajiban, reward dapat berupa
Penghargaan Ekterinsik ( Insentif , Bonus, Pujian, Promosi
31

jabaran). Penghargaan Interinsik ( Pencapaian prestasi,


otonomi dan pertumbuhan pribadi) (Nursalam,2015)

2.3 Proses Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengertian
Pelaksanaan proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang
dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan
diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan
tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan
berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling
ketergantungan (Hidayat, 2011)

Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis dan


berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan individu atau kelompok baik yang actual maupun yang
potensial,kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan,
mengurangi atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan
tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan
keperawataan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang
dikerjakan. (Ginting, 2020).

Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah yang


digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai
atau mempertahankan keadaan biologis, psikososial, sosial dan spiritual
yang optimal melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis
keperawatan, penentuan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan, sertaevaluasi tindakan keperawatan (Suarli, 2013).

2.3.2 Tujuan Proses Keperawatan


Proses keperawatan merupakan gambaran dari hubungan antara pasien
dan perawat,identitas dan peran profesionalitas perawat, dan
32

pengembangan pengetahuan perawat. Antusiasme perawat dalam


menerima tantangan baru dalam memberikan pelayanan
telenursing sangat tinggi, hal tersebut dapat berdampak pada
kemampuan meningkatkan komunikasi yang efektif antara perawat dan
pasien. (Jannah, 2020)
Tujuan Proses Keperawatan, antara lain :
a. Mempertahankan kesehatan klien
b. Mencegah sakit yang lebih parah/penyebaran penyakit/komplikasi
akibat penyakit
c. Membantu pemulihan kondisi klien saat sakit
d. Mengembalikan fungsi masimal tubuh
e. Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematik
f. Memperoleh hasil asuhan keperawatn dengan efektitas yang tinggi.
2.3.3 Metode Asuhan Keperawatan
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan yaitu,
Metode Kasus, Metode Fungsional, Metode Tim, dan Metode
Keperawatan Primer (widyawati,2020).
a. Metode Kasus
Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan keperawatan
yang pertama kali digunakan. Pada metode ini satu perawat akan
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total
dalam satu periode dinas.
b. Metode Fungsional
Pada Metode Fungsional, pemberian asuhan keperawatan di
tekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur. Setiap perawat
diberi satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua
klien di suatu ruangan.
c. Metode Tim
Metode tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagai
pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat
menyatukan perbedaan katagori perawat pelaksanaan.
d. Merode Keperawatan Primer
33

Metode penugasan yang paling dipuji dan dipraktiakan saat ini


adalah keperawatan primer. Tanggung jawab mencakup periode 24
jam, dengan perawat kolega yang memberikan perawatan bila
perawat primer tidak ada. Perawatan yang diberikan direncanakan
dan ditentukan secara total oleh perawat primer (Swansburg,2000).
Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi
dan koordinasi dan juga akan membuat rencana pulang jika
diperlukan, jika perawat primer tidak bertugas kelanjutan asuhan
keperawatan didelegasikan kepada perawat lain. .

2.3.4 Langkah-Langkah Perencanaan dalam Asuhan Keperawatan


Terdapat 4 langkah dalam perencanaan dalam asuhahan keperawatan
yaitu terdiri dari (Widyawati,2020) :

1. Menentukan Prioritas Masalah


Dalam menentukan perencanaan perlu disusun suatu sistematis
untuk menentukan diagnosis yang akan pertama kali diintervensi.
Secara realistis, perawat tidak dapat mengatasi semua diagnosis
keperawatan dan masalah kolaboratif yang terjadi kepada
sebagian klien (individu), keluarga, dan masyarakat dengan
mengidentifikasi prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
kolaboratif, perawat dapat memprioritaskan peralatan yang
diperlukan

2. Menyusun Kriteria Hasil


Tujuan klien dan tujuan keperawatan merupakan standar atau
ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau
keterampilan perawat. Kriteria hasil (outcome) untuk
34

diagnosis keperawatan mewakili status kesehatan klien dapat


diubahatau dipertahankan melalui rencana asuhan keperawatan
yang mandiri, sehingga dapat dibedakan antara diagnosis
keperawatan dan masalah kolaboratif. Hasil dari diagnosis
keperawatan tidak dapat membantu mengevaluasi efektivitas
intervensi keperawatan jika tindakan medis juga diperlukan

3. Memilih rencana intervensi atau tindakan keperawatan


Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari
intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai
kriteria hasil.Perbedaan rencana intervensi keperawatan dan
tindakan medis. Rencana intervensi keperawatan adalah rencana
yang disusun perawat untuk kepentingan asuhan keperawatan
yang akan digunakan oleh perawat yang menyusun maupun
perawat lainnya. Sedangkan rencana tindakan medis difokuskan
pada kegiatan yang berhubungan dengan diagnostik dan
pengobatan (medikasi) berdasarkan kondisi klien. Tindakan
tersebut didelegasikan kepada perawat dan profesi kesehatan
lainnya.
Karakteristik Rencana Asuhan Keperawatan :
a. Konsisten dengan rencana intervensi keperawatan.
b. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah (rasional).
c. Berdasarkan kondisi klien (individu).
d. Digunakan untuk menciptakan suatu situasi yang aman dan
terapeutike.
e. Menciptakan suatu situasi pengajaran.
f. Menggunakan sarana yang sesuai

4. Melakukan pendokumentasian
Format rencana asuhan keperawatan membantu perawat untuk
memproses data yang diperoleh selama tahap pangkajian dan
penegakan diagnosis keperawatan. Ŕencana asuhan keperawatan
35

ditulis dalam suatu bentuk yang bervariasi guna mempromosikan


perawatan yang meliputi perawatan individu, perawatan yang
berkelanjutan, sebagai media komunikasi, dan evaluasi
keberhasipan asuhan keperawatan. Setelah melakukan
pengkajian, perawat harus mulai untuk mendokumentasikan
diagnosis aktual atau risiko, kriteria hasil, dan rencana intervensi.

2.4 Motivasi
2.4.1 Pengertian
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang
mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan
kekuasaan, terutama dalam berperilaku (Nursalam, 2014).

motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi


kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi bisa juga segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan (Suarli, 2013)

Dimensi motivasi terdiri dari factor intrinsik dan ektrinsik, misalnya


tanggung jawab, prestasi dan pengakuan dan kemajuan yang ingin
dicapai yang timbul dari dalam diri sendiri. Sedangkan faktor ekstrinsik
antara lain hubungan interpersonal saat bekerja, teknik supervise/
pengarahan, budaya kerja, gaji/ kompetensi yang diterima, (Kurniadi,
2013)

2.4.2 Sumber Motivasi


Teori motivasi yang sudah lazim dipakai untuk menjelaskan sumber
motivasi digolongkan menjadi dua yaitu (dalam rosa 2017):
1. Motivasi Intrinsik
Dorongan yang berasal dari dalam diri setiap individu atau bentuk
motivasi yang didalam aktivitasnya dimulai dan diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
36

berkait dengan aktivitas belajarnya. Faktor individual yang biasanya


mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu adalah:
1) Minat : seseorang akan merasa terdorong untuk
melakukan suatu kegiatan kalau kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang sesuai dengan minatnya.
2) Sikap positif : seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap
suatu kegiatan dengan rela ikut dalam kegiatan
tersebut dan akan berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan dengan
sebaik-baiknya.
3) Kebutuhan : setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu dan
akan berusaha melakukan kegiatan apapun asal
kegiatan tersebut bisa memenuhi kebutuhannya.

2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut F. Hezberg (rosa 2017) ada dua faktor utama didalam
organisasi (faktor eksternal) yang membuat karyawan merasa puas
terhadap pekerjaan yang dilakukan dan kepuasan tersebut akan
mendorong mereka untuk bekerja lebih baik. Kedua factor tersebut
adalah:
1) Motivator; prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang
diberikan, kesempatan untuk mengambangkan diri dan
pekerjaannya itu sendiri.
2) Faktor kesehatan kerja; kebijakan dan administrasi perusahaan
yang baik, supervise teknisi yang memadai, gaji yang
memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan kerja.

2.4.3 Teori Motivasi


1. Hirarki Teori Kebutuhan (Hierarchical of Needs Thry)
Teori motivasi Maslow dinamakan, “A Theory of Human Motivation”.
Teori ini mengikuti teori jamak, yakni seseorang berperilaku/bekerja
karena adanya dorngan untuk memenuhi bermacam- macam kebutuhan.
37

Maslow berpendapat kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang,


artinya bila kebutuhan pertama terpenuhi, maka kebutuhan tingkat
kedua akan menjadi yang utamakan seterusnya sampai kebutuhan
tingkat kelima. Dasar teori ini adalah ( rosa 2017) :
1) Manusia adalah makhluk yang berkeinginan, ia akan selalu
menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus-menerus dan
hanya akan berhenti bila akhir hayat tiba.
2) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi motivator
bagi pelakunya hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan
menjadi motivator.
3) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang.

2. Teori Kebutuhan Berprestasi (McCelland Theory of Needs)


Dari McCelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai
prestasi yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai
dengan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut McCelland
karakteristik orang yang berprestasi tinggi memiliki tiga ciri umum
yaitu (dalam rosa 2017):
1) Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat
kesulitan moderat
2) Menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiri dan bukan karena factor-faktor lain
seperti kemujuran misalnya.
3) Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan
mereka dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)


Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. E = Existence
(kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk
berhubungan dengan pihak lain) dan G = Growth (kebutuhan akan
38

pertumbuhan). Jika makna ketiga istilah tersebut didalami akan


tampak dua hal penting. Pertama secara konseptual terdapat
persamaan antara teori yang dikembangkan Maslow dan Alderfer.
Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hirarki pertama
dan kedua Maslow, “Realatedness” senada dengan hirarki kebutuhan
ketiga dan keempat Maslow dan “Growth” mengandung makna sama
dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer
menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan
pemuasannya secara serentak (rosa 2017).

4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)


Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg, Bernad, Barbara
Mausner, dan Barbara Snydermen. Teori ini disebut juga teori
motivator- hygienes. Menurut teori ini seseorang akan melakukan
pekerjaan karena dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik misalnya gaji/kompensasi, tanggung jawab yang
merupakan kesanggupan seorang stafdalam menyelesaikan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan akurat dan berani menagmbil
resiko atas keputusan yang dibuatnya serta bertanggung jawab kepada
yang memberikan wewenang, pengakuan dimana seorang akan merasa
puas bila penghargaan apa yang diterima sesuai dengan upaya
pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan prestasi yang akan dicapai
dimana prestasi dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,
pengalaman, kesungguhan dan lingkungan kerja. Sedangkan faktor
ekstrinsik misalnya reward/punishment, prosedur yang ada, budaya
kerja, hubungan interpersonal, teknik kerja, pedoman penilaian kerja,
audit dan pangkat/jabatan (rosa 2017).

5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi
kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artrinya
39

apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang


diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi yaitu
seseorang akan berusaha mendapat imbalan yang lebih besar atau
mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam menumbuhkan persepsi
tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai
pembanding yaitu (Rosa 2017):
1) Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak
diterima berdasarkan kualifikasi probadi, seperti pendidikan,
keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamnya.
2) Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi dalam
kualifikasi dan sifat pekerjaannya relative sama dengan yang
bersangkutannya sendiri.
3) Imbalan yang diterima oleh orang lain di organisasi lain
dikawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis.
4) Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah
dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai.

6. Teori Penetepan
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan
memiliki empat macam mekanisme motivasi yaitu (Rosa 2017):
1) Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
2) Tujuan-tujuan mengatur upaya
3) Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
4) Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana
kegiatan.

7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)


Menurut teori ini motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang
ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa
tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkan sesuatu dan
jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan
40

akan berupaya mendapatkannya. Sederhananya teori ini menjelaskan


jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh
sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong
untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya jika hal
yang diinginkan itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi
rendah (Rosa 2017).

8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku


Teori-teori yang lain digolongkan sebagai model kognitif motivasi
karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi
orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif.
Perilakupun ditentukan oleh persepsi tersebut. Padahal dalam
kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak
seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekuensi ekternal dari
perilaku dan tindakannya. Artinya berbagai factor diluar diri
seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.

Dalam hal ini berlakulah upaya yang dikenal dengan hukum pengaruh
yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi
perilaku yang mempunyai konsekuensi yang menguntungkan dirinya
dan mengelakkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya
konsekuensi yang merugikan (Rosa 2017).

9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi


Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh
berbagai factor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Termasuk pada factor internal adalah : persepsi seseorang mengenai
diri sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan,
kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan factor
eksternal : jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang
bergabung, organisasi tempat bekerja, situasi lingkungan pada
umumnya dan system imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
41

Sederhananya apabila sumber daya manusia (SDM) dapat


diberdayakan dengan optimal, maka motivasi untuk berprestasi dalam
pekerjaan yang diembannya akan semakin meningkat, begitupun
sebaliknya (Rosa 2017)

2.4.4 Faktor yang mempengaruhi motivasi


1. Lingkungan kerja
Dari pihak pimpinan, unsur yang sangat berpengaruh terhadap
motivasi:
a. Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, termasuk prosedur
kerja, rencana dan program kerja
b. Persyaratan kerja
c. Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan
didalam mendukung pelaksanaan kerja, termasuk bekerja
d. Gaya kepemimpinan pemimpin dalam arti sifat-sifat dan
perilaku pemimpin terhadap staf (Rosa 2017)

2. Faktor staf
Kemampuan kerja, semangan atau moral kerja, rasa kebersamaan
dalam kehidupan berkelompok, prestasi dan produktivitas kerja.
Ada tiga hal yang berpengaruh pada motivasi staf :
1) Karakter pribadi seseorang
2) Tingkat dan jenis pekerjaan
3) Lingkungan kerja (Rosa 2017)

2.4.5 Unsur Motivasi


Tiga hal penting dalam pengertian motivasi adalah hubungan antara
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena seseorang
merasakan ada sesuatu yang kurang baik fisiologis maupun
psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan,
sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi (Nursalam,
2014).
42

Pada dasarnya motivasi mempunyai sifat siklus (melingkar), yaitu


motivasi timbul, memicu perilaku yang tertuju kepada tujuan (goal)
dan akhirnya setelah tujuan tercapai, motivasi itu dihentikan. Tapi itu
akan kembali pada keadaan semula apabila suatu kebutuhan lagi
(Rosa 2017).

2.4.6 Pengukuran Motivasi


Pegukuran motivasi kerja dapat diketahui dengan melakukan survey
dalam bidang masalah tertentu para pegawai. Kuisioner dapat
digunakan untuk mengetahui tentang kepuasan pegawai terhadap
kompensasi yang mereka terima selama bekerja (Purnamasari, 2013).

Robins menyebutkan bahwa pengukuran motivasi dapat dilakukan


dengan melihat beberapa aspek yaitu mempunyai sifat agresif, kreatif
dalam pelaksanaan pekerjaan, mutu pekerjaan meningkat dari hari ke
hari, mematuhi jam kerja, tugas yang diberikan dapat diselesaikan
sesuai kemampuan, inisiatif kerja yang tinggi dapat mendorong
prestasi kerja, kesetiaan dan kejujuran, terjalin hubungan kerja antara
karyawan dan pimpinan, tercapai tujuan perseorangan maupun
organisasi, memnghasilkan informasi yang akurat dan cepat.
Pengukuran motivasi dapat diketahui dengan melakukan survei
dengan mengacu bebrapa aspek tentang kepuasan kerja, kompensasi,
pola kerja kebijakan kantor (Rosa, 2017)

2.4.7 Alat Ukur Motivasi

Alat ukur untuk motivasi telah dilakukan uji valid oleh peneliti
sebelumnya dimana dilihat pada tingkat kemaknaan 5%. r hitung > r
tabel yaitu r hitung 0,361 serta reliebel r alpha > 0,60 yang didapatkan
r alpha 0,949.
43

Alat ukur untuk motivasi yang telah dilakukan uji valid dan reliebel
oleh peneliti Sandra (2012) adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Intrinsik
a) Saya menggunakan seluruh kemampuan keperawatan yang saya
miliki dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan
b) Menyelesaikan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
diberikan dengan tepat waktu.
c) Tanda pengenal perawat menimbulkan rasa percaya diri saya
untuk pendokumentasian.
d) Saya mengisi pendokumentasian setelah klien pulang.
e) Saya mendokumentasikan sesuai dengan apa yang saya kerjakan
(tidak menambah atau tidak mengurangi)
f) Saya melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan
berdasarkan proses keperwatan dengan penuh tanggung jawab
g) Saya bertanggung jawab terhadap kesalahan yang saya lakukan
dalam pendokumentasian ASKEP.
h) Atasan memberikan kesempatan unuk mengikuti pelatihan.
i) Manajemen RS memberikan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan pendokumentasian.

2. Motivasi Ektrinsik
a) Jumlah gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaanan
dokumentasi asuhan keperawatan.
b) Saya menerima insentif tambahan untuk pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan
c) Insentif dalam pengisian pendokumentasian diberikan dengan
adil
d) Ruang perawatan memberikan kenyamanan dalam pengisian
pendokumentasian ASKEP.
e) Pembagian shift dinas pagi, sore, dan malam mempengaruhi
kelengapan pendokumentasian ASKEP yang saya lakukan.
44

f) Peraturan, fasilitas, dan tenaga perawat yang ada dirumah sakit


mendorong saya untuk mendokumentasian ASKEP.
g) Atasan dan teman sejawat memberi dukungan dalam pengisian.
h) Pola hubungan komunikasi antara perawat dengan perawat lain
terjalin dengan baik ketika pendokumentasian dilakukan.
i) Terjalin hubungan yang harmonis antara perawat dengan atasan,
perawat sesama perawat dalam memberikan dukungan untuk
melakukan dokumentasi ASKEP.
j) Atasan saya memberikan umpan balik dalam pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan
k) Kepala ruangan memberikakn arahan dalam pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan.

2.5 Penelitian Terkait

No Judul Variabel Jenis Penelitian Hasil

1 Berthiana (2016) motivasi kerja Jenis penelitian Motivasi kerja perawat


Hubungan Motivasi perawat dan Deskriptif mempunyai hubungan
Kerja Perawat ketepatan kuantitatif dengan yang bermakna dengan
Dengan Ketepatan pengisian pendekatan Cross ketepatan pengisian
Pengisian dokumentasi sectional dimana dokumentasi asuhan
Dokumentasi asuhan variabel bebas dan keperawatan di ruang
Asuhan keperawatan terikat rawat RSUD Buntok
Keperawatan Di dikumpulkan secara
Ruang Rawat Inap hampir bersamaan
Rsud Buntok 2012

Nahak (2020) Motivasi Kerja Metode penelitian Hasil penelitian


2 Hubungan Motivasi Perawat yang digunakan menunjukkan bahwa
Kerja Perawat Dengan kuantitatif dengan dari 40 orang
Dengan Ketepatan Ketepatan desain penelitian responden ditemukan
Pengisian Pengisian observasional motivasi perawat
Dokumentasi Dokumentasi analitik korelatif tinggi sebanyak 31
Asuhan Asuhan menggunakan orang (77,5%) dan
Keperawatan Di Keperawatan pendekatan cross
ketepatan pengisian
Ruang Rawat Inap selectional
dokumentasi asuhan
Rumah Sakit
keperawatan cukup 17
Penyangga
Perbatasan orang (42,5%), p value
Kabupaten Malaka = 0,000 (<0,05) yang
45

berarti ada hubungan


motivasi kerja perawat
dengan ketepatan
pengisian dokumentasi
asuhan keperawatan.

3 Pakudek (2014) Motivasi penelitian ini Hasil p value = 0,003


Hubungan Motivasi Perawat Dan menggunakan ≤ α (0,05) yang berarti
Perawat Dengan Pelaksanaan metode survey H0 ditolak.
Pelaksanaan Dokumentasi dengan pendekatan Kesimpulan: terdapat
Dokumentasi Asuhan Cross Sectional hubungan yang
Asuhan Keperawatan bermakna antara
Keperawatan Di motivasi perawat
Instalasi Rawat dengan pelaksanaan
Inap C Rsup Prof. dokumentasi asuhan
Dr. R. D. Kandou keperawatan di
Manado instalasi rawat inap C
RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.

2.6 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah teori yang diciptakan oleh pakar atau ilmuwan,
sudah baku dan sudah diakui. (Wibowo,2014)

Kerangka Teori
Gambar 2.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi


pendokumentasian asuhan
keperawatan yaitu :

1. Faktor Prisdiposisi
a. Pendidikan
b. Pelatihan Ketepatan pengisian
dokumentasian asuhan
c. Motivasi keperawatan
d. Persepsi
2. Faktor Personalia
a. Sarana
b. Prasana
3. Faktor Penguat
a. Supervisi
b. Reward
46

Sumber : Nursalam (2015)

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah visualisasi hubungan antara berbagai variabel, yang


dirumuskan oleh peneliti sesudah membaca berbagai teori yang ada dan
kemudian Menyusun teorinya sendiri yang akan digunakan sebagai landasan
untuk penelitiannya.(Wibowo,2014)Berdasarkan uraian konsep penelitian ini
adalah :

Kerangka konsep
Gambar 2.2

Variabel Independen Variabel Dependen

ketepatan pengisian
motivasi kerja perawat dokumentasi asuhan
keperawatan

2.8 Hipotesis
47

Ha : Ada hubungan yang bermakna antara motivasi kerja perawat dengan


ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung.
48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Desain penelitian ini adalah observasional analitik, yang bertujuan melihat


hubungan antar variabel yaitu, motivasi kerja perawat dengan ketepatan
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan. Dilihat dari dimensi waktu,
penelitian ini bersifat cross sectional, Cross sectional adalah suatu
rancangan penelitian untuk mengkaji dinamika hubungan, dimana data
(variabel dependen) dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu
bersamaan dengan data variabel bebas (variabel independen). (Aprina
2017)

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian


kuantitatif memiliki prinsip untuk menjawab suatu masalah. Penelitian
kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang bersifat
sementara atau hipotesis dengan membaca referensi teoritis yang relevan
pada masalah dan adanya penemuan sebelumnya (Sugiyono, 2015).

3.2 Waktu idan iTempat iPenelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada 18-19 Agustus 2021 dan sebagai tempat
penelitian di Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung.

3.3 iSubjek iPenelitian i(Populasi idan iSampel)

3.3.1 iPopulasi i

Populasi iadalah ikeseluruhan idari iobjek ipenelitian i(Natoadmodjo.2018).


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga keperawatan yang
bekerja di Instalasi Rawat Inap Ruang Perinatologi, Anggrek, Lavender
dan Stroke Corner Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar
Lampung sebanyak 52 orang.

46
49

3.3.2 iTeknik Sampling

Dalam penelitian ini Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive


sampling dimana semua populasi dijadikan responden penelitian “Total
Populasi”.(Aprina, 2017).

Kriteria Populasi

Kriteria iinklusi idalam ipenelitian iini iadalah:

1. Responden adalah perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Inap


ruang Perinatologi, Anggrek, Lavender Dan Stroke Corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung
2. Bersedia menjadi reponden
3. Lama bekerja 2 tahun
4. Minimal Pendidikan D3 Keperawatan

Kriteria ieksklusi idalam ipenelitian iini iadalah:

1. Responden cuti

3.4 iVariabel

3.4.1 Variabel penelitian

Variabel iadalah isegala isesuatu iyang iakan imenjadi iobjek ipengamatan


i penelitian i(Aprina,2017).

3.4.2 Variabel independen

Menurut (Notoatmojo, 2018) Variabel independent atau variabel bebas


adalah sejumlah gejala atau faktor-faktor atau unsur-unsur yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah motivasi


kerja
50

3.4.3 Variabel Dependen

Menurut (Notoatmojo, 2018) Variabel dependen atau variabel terikat


adalah sejumlah gejala atau faktor-faktor atau unsur-unsur yang ada
yaitu ditentukan adanya variabel bebas tertentu.

Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah ketepatan pengisian


pendokumentasi asuhan keperawatan.

3.5 iDefinisi iOperasional iVariabel idan iPengukuran iVariabel

Definisi iOperasional iVariabel iadalah iseperangkat iinstrumen iyang idisusun


i secara ilengkap iuntuk imenetapkan ivariabel iapa iyang iakan idiukur idan
i bagaimana icara imengukur ivariabel i(Aprina,2017).

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala

1 Independen Perasaan atau pikiran Mengisi Kuisioner 0 = motivasi Ordinal

Variabel : yang mendorong lembar perawat

motivasi seseorang untuk kuisioner tinggi, bila

Perawat melakukan pekerjaan skor > 30

atau menjalankan 1 = motivasi

sesuatu. perawat
rendah, bila
skor ≤ 30

2 Variabel Bukti pencatatan dan Mengisi Lembar 0 = tepat, Ordinal


dependen: pelaporan perawat lembar Observasi jika skor ≥
ketepatan dalam memberikan observasi 80%
pengisian pelayanan kesehatan
1 = tidak
dokumentasi dengan dasar
tepat, jika
Asuhan komunikasi akurat
skor < 80%
keperawatan dan tepat secara
tertulis.
51

3.6 Etika Penelitian

Dalam Notoatmodjo (2012) etika penelitian keperawatan merupakan suatu


hal sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan
berhubungan dengan manusia, maka etika penelitian harus diperhatikan.
Dalam etika penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Informed concent ( Lembar Persetujuan)


Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada setiap responden yang
menjadi objek penelitian dengan memberikaan penjelasan tentang maksud
dan tujuan
b. Anonymity ( Tanpa Nama)
Anonymity adalah tindakan merahasiakan nama peserta terkait dengan
pasrtisipasinya dalam objek riset.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.

3.7 Pengumpulan Data (Instrumen dan Teknik)

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai tata


cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan (Sugiyono, 2015)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
Angket dan Observasi.

1. Angket (kuesioner)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya,
sehingga responden tinggal memilih dan menjawab secara langsung
(Sugiyono, 2015)
52

Kuesioner ini ditujukan kepada perawat di Rawat Inap ruang


Perinatologi, Anggrek, Lavender Dan Stroke Corner Rumah Sakit
Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung untuk mengetahui
persepsi responden tentang Motivasi kerja perawat dengan ketepatan
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara


melakukan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian
untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat,
2012).

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan


data kepada pengumpul data (Sugiyono,2015).

Observasi yang akan dilakukan pada studi kasus ini yaitu dengan
mengamati ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan yang
dilakukan.

3.7.2 Instrumen Penelitian

Instrumen ipenelitian iadalah ialat iatau ifasilitas iyang idigunakan ioleh


i peneliti idalam imengumpulkan idata iagar ipekerjaan ilebih imudah idan
i hasilnya ilebih ibaik, i(Aprina,2017).

Kuesioner motivasi sudah baku, karena sudah dilakukan uji valid dan
reheliabilitas oleh Riduwan tahun 2008 dengan hasil uji valid adalah
0,361 dan uji reliabilitas alpha yang diperoleh >60. jumlah kuesionernya
20 pernyataan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, sedangkan instrumen
pendokumentasian asuhan keperawatan sudah baku karena menggunakan
lembar observasi Instrumen A yang disusun oleh Depkes RI tahun 1995.
53

a. Kuesioner Motivasi

Untuk mengukur motivasi perawat, digunakan kuesioner yang


terdiri dari 20 pernyataan dan diukur menggunakan skala likert,
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang tentang gejala atau masalah yang ada dimasyarakat atau
yang dialaminya (Hidayat, 2014). Dengan alternatif jawaban
pernyataan “Sangat Setuju” = 3, “Setuju” = 2, “Tidak Setuju” =1,
dan “Sangat Tidak Setuju”=0.

Kuesioner motivasi untuk komponen prestasi item pernyataan


nomor 1 dan 2, pengakuan nomor 3, pekerjaan itu sendiri nomor 4
dan 5, tanggung jawab nomor 6 dan 7, pengembangan potensi
individu 8 dan 9, gaji atau upah nomor 10,11,12, kondisi kerja
nomor 13 dan 14, kebijaksanaan nomor 15, hubungan antar pribadi
nomor 16,17,18 dan kualitas supervisi item pernyataan nomor 19
dan 20.

b. Observasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Untuk mendapatkan data tersebut, peneliti menggunakan lembar


observasi tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yang
baik dan benar meliputi : pengkajian, diagnose keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi
keperawatan, catatan asuhan keperawatan. Untuk variabel ini
terdiri dari 24 pernyataan dengan pilihan jawaban tepat dan tidak
tepat. dimana instrumen menggunakan ceklis observasi A yang di
susun oleh Depkes RI tahun 1995.

3.7.3 Proses Pengumpulan Data

Proses Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mendatangi calon responden di lokasi penelitian.

b. Penelti menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian yang


dilakukan, serta menjamin hak-hak responden.
54

c. Apabila calon responden bersedia menjadi responden dalam penelitian


ini, maka Peneliti meminta calon responden untuk menandatangani
lembar persetujuan pengisian kuesioner.

d. Peneliti membagikan lembar kuesioner kepada responden yang telah


menandatangani lembar persetujuan.

e. Setelah lembaran kuesioner di isi oleh responden, peneliti langsung


mengumpulkan dan memeriksa kelengkapannya. Jika pengisian
kuesioner belum lengkap, responden diminta untuk melengkapinya.

f. Peneliti berkoordinasi dengan kepala ruangan rawat inap untuk


melakukan penilaian variabel dependen, yaitu untuk aspek
dokomentasi ASKEP , dengan menggunakan standar penilaian Depkes
RI.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur relevan tidaknya
pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian (Notoatmodjo,
2018).

3.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip


keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Uji validitas
menggunakan Pearson Product Moment (Hidayat, 2014).

Keterangan:

rhitung = korelasi skor-skor total kuesioner

N = Jumlah subjek

∑x = total jumlah kuesioner variabel X

∑y = total jumlah kuesioner variabel Y

∑x2 = kuadrat dari total jumlah kuesioner X

∑y2 = kuadrat dari total jumlah kuesioner Y xy =hasil perkalian


55

antara skor X dan Y

ini kuesioner diberikan benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji


item pada masing-masing pernyataan dapat dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi person product moment pada tingkat
kemaknaan sebesar (0,005) (Arikonto, 2010).

Jika nilai rhitung > rtabel berarti butir-butir valid dan sebaliknya jika
rhitung < rtabel tetapi masih dalam rentang >0,20 berarti butir-butir
pertanyaan harus dilakukan revisi dan jika nilai validitasnya >0,20
berarti item soal harus dihapus dan dibuang (Arikunto S, 2010).

Instrumen pada penelitian ini terdapat 2 instrumen berupa kuesioner


dan lembar observasi. Kuesioner motivasi sebanyak 20 pernyataan
telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya
dimana dilihat pada tingkat kemaknaan 5% r hitung > r tabel yaitu
hasil r hitung 0,361 serta reliebel r alpha > 0,60 yang didapatkan r
alpha 0,949.

3.8.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas merupakan kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati dalam waktu
berlainan (Hidayat, 2014).

Kuesioner motivasi diadopsi dari penelitian sandra (2012) Sedangkan


instrumen lembar observasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
menggunakan Instrumen A yang telah dilakukan uji validitas yang
disusun oleh Tim Depkes RI tahun 1995.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach
Alpha:

Keterangan :
N : Reliabilitas instrumen
𝑎
∑𝑘 2 : Jumlah varians butir
56

𝑎²
𝑘 : Varians total

K : banyaknya butir pertanyaan item Instrumen memiliki tingkat


reliabilitas yang tinggi jika koefisiensi

alpha yang diperoleh > 60 (Sastroasmoro & Ismael, 2010).


Koefisien Alpha Cronbach dapat diketahui jika r alpha > r tabel,
maka dapat juka dikatakan sebagai item pertanyaan reliabilitas
(Hastono, 2011).

3.9 Pengolahan Data


Setelah Data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data. Proses pengolahan data, meliputi : (Notoatmodjo, 2018).

1. iediting
Merupakan ikegiatan iuntuk imelakukan ipengecekan iisian iformulir iatau I

instrument ipenelitian iapakah ijawaban idari iinstrumen iitu isudah ilengkap,


i jelas, irelevan, idan ikonsisten.

2. ikoding i
Koding iadalah ikegiatan imerubah idata imembentuk ihurup imenjadi
i berbentuk iangkat/bilangan.
1. motivasi Perawat
a. 0 = motivasi perawat tinggi bila skor > 30
b. 1 = motivasi perawat rendah bila skor ≤ 30
2. ketepatan pengisian dokumentasi Asuhan keperawatan
a. 0 = tepat, jika skor ≥ 80%
b. 1 = tidak tepat, jika skor < 80%

3. iproccessing
57

Proccessiing iyaitu imemproses idata iagar idapat idianalisis. iMemproses idata


i dilaksanakan idengan icara imengentri idata ikuesioner ike ipaket ikomputer.

4. icleaning
Cleaning i(pembersihan idata) imerupakan ikegiatan ipengecekan ikembali idata
i yang isudah idiproses/di-entry iapakah iada ikesalahan iatau itidak.

3.10 Analisis Data/ Uji Statistik

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelasakan atau mendeskripsikan


karateristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel
yang disajikan dalam bentuk table, gambar, diagram maupun grafik
(Notoatmojo, 2010).

2. Analisis Bivariat

Analisa Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara Motivasi Kerja


Perawat dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji chi-square (kategorik), yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan frekuensi yang diamati
dengan frekuensi yang diharapkan apakah ada hubungan yang bermakna.
Untuk melihat hasil perhitungan statistik digunakan confidental interval (CI)
dengan nilai 95 % dan alpa 0,05, apabila p-value < 0,05, maka Ho ditolak
dan tidak diterima statistik berati ada hubungan yang signifikan antara kedua
variabel yang diteliti. Apabila nilai p-value > 0,05 maka Ho gagal ditolak
berarti secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua
variabel. Odds ratio adalah perbandingan dari dua Odds ratio dikhususkan
untuk pengukuran pada tabel kontingensi 2x2 atau tabel 2x2 yang
merupakan subtet dari tabel yang lebih besar. Odds ratio digunakan untuk
melihat peluang suatu kejadian (Arikunto,2006).
58

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Imanuel Way Halim

Pada tahun 1965, Poliklinik pindah ke daerah Mandiangin, tepatnya di Jl.


Mandiangin 17 namun baru pada 15 April 1965 Poliklinik diresmikan dan
diberi nama Poliklinik Baptis. Poliklinik dilayani oleh dr. Frank B. Owen.
dr. Kathleen Jones yang sudah melayani di RS Baptis Kediri Jawa Timur
pernah beberapa saat melayani di poliklinik ini ketika dr. Frank B. Owen
cuti.

Pada tahun 1967 dibelilah tanah di daerah Birugo dan dimulai


pembangunan rumah sakit pada tahun 1970. Pada tahun 1970, dalam
perjalanan kembali dari cuti ke Amerika, dr. Frank B. Owen mendapat
serangan jantung di Honolulu, dan dipanggil Tuhan pada tanggal 25 Juni
1970. Pelayanan poliklinik ini terpaksa dihentikan.

Pelayanan poliklinik ditindaklanjuti menjadi rencana pendirian Rumah


Sakit. Pendirian Rumah Sakit mengalami proses perizinan yang lama.
Tahun 1972 dimulai pembangunan Rumah Sakit dan izin resmi Rumah
Sakit baru diperoleh pada tanggal 13 Januari 1976. Pada tanggal 1
Desember 1976, setelah melewati masa sulit, akhirnya Rumah Sakit
diresmikan oleh Gubenur Propinsi Sumatra Barat, beliau memberi nama
Rumah Sakit Imanuel Bukit Tinggi.

Pada 23 Desember 1984, RS Imanuel Bukit Tinggi diserahterimakan


kepada Menteri Dalam Negeri Bapak Amir Mahmud, dan oleh Bapak
Amir Mahmud diserahkan kepada Menteri Kesehatan RI, dr. Suwardjono
59

Surjaningrat, Sp. OG. Selanjutnya ex Rumah Sakit Imanuel Bukit Tinggi


menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Bukittingi. Rumah Sakit Imanuel
pindah ke Bumi Ruwah Jurai - Propinsi Lampung dan diresmikan pada
tanggal 29 Juli 1985. RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung bernaung
di bawah Yayasan RS Baptis Indonesia. Saat ini tergolong sebagai RS
Tipe B dengan kapasitas 165 tempat tidur.

Visi : Menjadi Rumah Sakit yang membawa sukacita (Joyfull Hospital)


Misi :
1. Meningkatkan mutu pelayanan berkelanjutan.
2. Memberikan pelayanan dengan mengutamakan keselamatan
bagi semua.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau.
4. Mengembangkan pelayanan kesehatan terkini.
5. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia.
6. Meningkatkan kompetensi peserta didik agar profesional dan
berbudi luhur.

Moto : Mengasihi dan Melayani

Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar lampung terdapat beberapa
pelayanan diantaranya :

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Pelayanan Intensif
4. Tarif Pelayanan
5. Instalasi Rawat Jalan
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Radiologi
8. Mutu Pelayanan
9. Pelanggan Asuransi/Perusahaan
10. Umum Hak dan Kewajiban Pasien
11. Tata Tertib RS
60

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis kelamin Frequency Percent

Laki-laki 15 28,8

Perempuan 37 71,2

Total 52 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Di Rawat Inap


Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
sebagian besar responden berjenis kelamin Perempuan dengan
jumlah 37 responden (71,2%).

b. Ruang Kerja

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ruang Kerja

Ruang Frequency Percent

Perinatologi 14 26,9%

Anggrek 15 28,8%

Lavender 11 21,2%

Stroke Corner 12 23,1%


61

Total 52 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Di Rawat Inap


Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
sebagian besar responden berada di ruang Anggrek dengan
jumlah 15 responden (28,8%).

c. Lama Bekerja

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Frequency Percent

Lebih dari 10 tahun 34 65,4%

Kurang dari 10 tahun 18 34,6%

Total 52 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa Di Rawat Inap


Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
sebagian besar responden lama bekerja lebih dari 10 tahun dengan
jumlah 34 responden (65,4%).

d. Status Pekerjaan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Status pekerjaan Frequency Percent

Pegawai Tetap 50 96,2 %


62

Mitra 2 3,8 %

Total 52 100,0

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Di Rawat Inap


Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke Corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
sebagian besar responden Berstatus kerja sebagai pegawai tetap
dengan jumlah 50 responden (96,2%).

4.2.2 Analisa Univariat


a. Motivasi Kerja

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja
di Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung
Tahun 2021

Motivasi Kerja Frequency Percent

Motivasi Tinggi 43 82,7%

Motivasi Rendah 9 17,3%

Total 52 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Di Rawat Inap


Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
sebagian besar responden Menjawab motivasi kerja tinggi dengan
jumlah 43 responden (82,7%).
63

b. Ketepatan Pengisian Asuhan Keperawatan

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketepatan
Pengisian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Imanuel
Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021

Ketepatan Pengisian Asuhan


Frequency Percent
Keperawatan

Tepat 45 86,5%

Tidak Tepat 7 13.5%

Total 52 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Di Rawat Inap


Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
dari hasil observasi didapat 45 (86,5%) asuhan keperawatan tepat.
64

4.2.3 Analisa Bivariat


Untuk mengetahui hubungan antara Motivasi Kerja Perawat
dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar
Lampung tahun 2021, digunakan analisi bivariat seperti dibawah
ini:
Tabel 4.7
Analisis Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Ketepatan
Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung
tahun 2021

P–
Ketepatan Pengisian Asuhan Keperawatan OR
Value
Motivasi Kerja
Tepat Tidak Tepat Total
N % N % N %
Motivasi Tinggi
41 78,8% 2 3,8% 43 82,7%

Motivasi Rendah 4 7,7% 5 9,6% 9 17,3% 0,000 25,625

Total 15 86,5% 4 13,5% 52 100%

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7 hubungan antara motivasi


kerja perawat dengan ketepatan pengisian dokumentasi
keperawatan diperoleh bahwa responden yang motivasi kerja
tinggi, 41 (78,8%) pengisian asuhan keperawatan tepat sedangkan 2
(3,8%) pengisian asuhan keperawatan tidak tepat. Responden
dengan motivasi kerja rendah, terdapat 4 (7,7%) pengisian asuhan
65

keperawatan tepat sedangkan 5 (9,6%) pengisian asuhan


keperawatan tidak tepat. Berdasarkan hasil uji statistik chi square
diperoleh p-value = 0,000 yang berarti p ≤ α (0,05) (Hο ditolak),
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara motivasi kerja dengan ketepatan pengisian dokumentasi
asuhan keperawatan di Rawat Inap Ruang Perinatologi, Anggrek,
lavender dan Stroke corner Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota
Bandar Lampung Tahun 2021. Dengan ini nilai OR 25,625 yang
berarti responden yang memiliki motivasi kerja tinggi memiliki
peluang 25,625 kali lebih besar untuk melakukan pengisian
pendokumentasian lebih tepat dibandikan dengan responden yang
memiliki motivasi rendah.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Analisa Univariat
A. Motivasi
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa di Rawat Inap
Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
paling banyak responden memiliki motivasi tinggi dengan jumlah
43 responden (82,7%) dan yang memiliki motivasi rendah
sebanyak 9 responden (17,3%).

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk


melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang
mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan
kekuasaan, terutama dalam berperilaku (Nursalam, 2014).
motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi bisa juga
mendorong seseorang untuk melakukan, menyelesaikan sesuatu
aktivitas guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan dari
(Suarli, 2013).
66

Teori Herzberg (Teori Dua Faktor) Teori ini disebut juga teori
motivator-hygienes. Teori ini dikemukakan oleh Frederick
Herzberg, Bernad, Barbara Mausner, dan Barbara Snydermen.
Menurut teori ini seseorang akan melakukan pekerjaan karena
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik
misalnya gaji/kompensasi, tanggung jawab yang merupakan
kesanggupan seorang staf dalam menyelesaikan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan akurat dan berani menagmbil
resiko atas keputusan yang dibuatnya serta bertanggung jawab
kepada yang memberikan wewenang, pengakuan dimana seorang
akan merasa puas bila penghargaan apa yang diterima sesuai
dengan upaya pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan prestasi
yang akan dicapai dimana prestasi dipengaruhi oleh kecakapan,
keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan lingkungan kerja.
Sedangkan faktor ekstrinsik misalnya reward/punishment,
prosedur yang ada, budaya kerja, hubungan interpersonal, teknik
kerja, pedoman penilaian kerja, audit dan pangkat/jabatan (rosa
2017).

Penelitian yang dilakukan oleh nahak (2020) dengan judul


Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Penyangga Perbatasan Kabupaten Malaka Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 40 orang responden ditemukan motivasi
perawat tinggi sebanyak 31 orang (77,5%).

Peneliti berpendapat bahwa Di Rawat Inap Ruang Perinatologi,


Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah Sakit Imanuel Way
Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021 motivasi kerja perawat
cukup menunjukan bahwa adanya kepuasan kerja perawat
bersumber dari faktor intrinsik dan ekstrinsik pekerjaan yang
67

bersangkutan seperti pengakuan, pengembangan potensi individu,


gaji atau upah, supervisi oleh atasan, yang dimana faktor-faktor
tersebut memberikan kepuasan kerja bagi perawat.

Hal ini sesuai dengan apa yang peneliti amati dalam pengumpulan
data, dimana perawat-perawat yang dijadikan responden memiliki
semangat dan keinginan untuk pengembangan dan kemampuan
dalam melengkapi asuhan keperawatan.
B. Ketepatan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Di Rawat Inap


Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
dari hasil observasi didapat 45 (86,5%) asuhan keperawatan tepat
dan didapat 7 (13,5%) asuhan keperawatan tidak tepat

Dokumentasi Keperawatan adalah langkah pencatatan


pelaksanaan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
evaluasi, bahkan mencakup semua tindakan yang dilakukan
hingga pasien sehat (Lingga, 2019).

Dokumentasi keperawatan merupakan dokumentasi yang legal


bagi profesi keperawatan. Oleh karena itu, dokumentasi
keperawatan harus memenuhi standar yang telah ditentukan.
Komisi Gabungan Akreditasi Organisasi Pelayanan Kesehatan
merekomendasikan standar dokumentasi keperawatan yang
meliputi : Pengkajian awal dan pengkajian ulang, Diagnosis
keperawatan dan kebutuhan asuhan keperawatan klien, Rencana
tindakan asuhan keperawatan, Tindakan asuhan keperawatan yang
diberikan atas respon klien, Hasil dari asuhan keperawatan dan
kemampuan untuk tindak lanjut asuhan keperawatan setelah klien
dipulangkan (Tampubolon, 2020).
68

ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan diukur


dengan parameter standar asuhan keperawatan yang merupakan
pedoman terperinci yang menunjukan perawatan yang diprediksi
dan diidentifikasi dalam situasi yang spesifik. Standar asuhan
keperawatan harus menunjukan asuhan yang menjadi tanggung
jawab perawat dalam pemberiannya, dan bukan tingkat ideal
asuhan (Tampubolon,. 2020).
Hasil penelitian tentang hubungan motivasi kerja perawat dengan
ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di ruang
rawat inap RSUD Buntok menyatakan bahwa ketepatan pengisian
dokumentasi keperawatan yang sudah baik sebanyak 30%,
ketepatan pengsian cukup baik sebanyak 53,3% dan kurang baik
sebanyak 16,7%.

Dari hasil penelitian Di Rawat Inap Ruang Perinatologi, Anggrek,


Lavender dan Stroke Corner Rumah Sakit Imanuel Way Halim
Kota Bandar Lampung tahun 2021 banyak aspek yang menjadi
penyebab baiknya pendokumentasian yang dilakukan oleh
perawat, untuk aspek pengkajian data dikaji sejak pasien masuk
sampai pulang, masalah dirumuskan berdasarkan masalah yang
telah ditemukan dari aspek diagnosis keperawatan, perumusan
diagnosis keperawatan actual dan potensial sesuai dengan
pengkajian, dari aspek perencanaan rumusan Tindakan sesuai
dengan standar rencana Tindakan menggambarkan keterlibatan
pasien dan keluarga, dan dari aspek Tindakan tidak ada revisi
Tindakan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dari aspek
evaluasi mengacu pada tujuan dan aspek catatan asuhan
keperawatan pencatatan mencantumkan paraf, nama jelas,
tanggal, jam dilakukan Tindakan. akan tetapi ada beberapa aspek
asuhan keperawatan yang tidak mencantumkan : tidak mencatat
pengkajian saat pasien pulang, tidak mencantumkan tanggal atau
69

jam dilakukan Tindakan dan tidak menulis pada format yang


baku. Dan pendokumentasian tidak di tulis dengan jelas.

Peneliti berpendapat bahwa Masa kerja sangat mempengaruhi


ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan rawat inap
pada rekam medis dan secara statistik signifikan. Masa kerja
perawat ≥10 tahun memiliki kemungkinan mengisi dengan tepat
dari pada perawat <10 tahun hingga. Menurut Nursalam (2014)
bahwa semakin banyak masa kerja perawat maka semakin
banyak pengalaman perawat tersebut dalam memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar atau prosedur tetap yang
berlaku.

Hal ini sesuai dengan kenyataan yang dilihat, dimana rekam


medik atau dokumentasi keperawatan disetiap ruangan sudah
terisi dan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan ketentuan
yang diketahui, tetapi masih ditemukan adanya catatan yang
masih kurang dan dibenahi. Hal ini seiring dengan tuntutan
akreditasi rumah sakit, dimana dokumentasi memegang peranan
yang penting. Perawat-perawat yang memiliki masa kerja yang
lama, kemampuan melakukan dokumentasi lebih baik
dibandingkan dengan perawat-perawat yang baru. Hal ini dapat
menjadi perhitungan manajemen dalam menjaga motivasi
perawat.

4.3.2 Analisa Bivariat


Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7 hubungan antara motivasi
kerja perawat dengan ketepatan pengisian dokumentasi keperawatan
diperoleh bahwa responden yang motivasi kerja tinggi, 41 (78,8%)
pengisian asuhan keperawatan tepat sedangkan 2 (3,8%) pengisian
asuhan keperawatan tidak tepat. Responden dengan motivasi kerja
70

rendah, terdapat 4 (7,7%) pengisian asuhan keperawatan tepat


sedangkan 5 (9,6%) pengisian asuhan keperawatan tidak tepat.

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh p-value = 0,000


yang berarti p ≤ α (0,05) (Hο ditolak), maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan
ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di Rawat Inap
Ruang Perinatologi, Anggrek, lavender dan Stroke corner Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021.
Dengan ini nilai OR 25,625 yang berarti responden yang memiliki
motivasi kerja tinggi memiliki peluang 25,625 kali lebih besar untuk
melakukan pengisian pendokumentasian lebih tepat dibandikan
dengan responden yang memiliki motivasi rendah.

Hal ini sependapat dengan Kurniadi, (2013) yang berpendapat bahwa


motivasi adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi,
menggerakkan, membangkitkan dan memelihara perilaku seseorang
yang akan melaksanakan pekerjaan mencapai tujuan. Menurut
Hidayat A, (2009) menyatakan bahwa pengkajian merupakan
langkah awal dari proses keperawatan. Kemampuan yang harus
dimiliki perawat adalah meliputi kemampuan melakukan observasi
secara sistematis pada klien, kemampuan berkomuniksi secara verbal
atau non verbal.

Penelitian yang dilakukan oleh Devi Agustin Di Rumah Sakit Umum


Sari Mulia Banjarmasin. Hasil penelitian didapatkan uji analisis
hubungan antara motivasi dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan di Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin
didapatkan value=0,019 < α 0,05 dengan r=0,413 yang dapat
disimpulkan bahwa Ada Hubungan Motivasi Dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum
Sari Mulia Banjarmasin.
71

Penelitian yang dilakukan oleh simpliana rosa Di Ruang Bogenvile


RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua. Hasil Uji statistik
diperoleh p=0,013 untuk variable pelaksanaan dokumentasi
sistematis dan p=0,001 (α<0,05) untuk variable pelaksanaan
dokumentasi lengkap. Maka dapat disimpulkan Hasil menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara motivasi perawat dengan
pelaksanaan dokumentasi pengkajian.

Hal ini sependapat dengan Kurniadi (2013) yang berpendapat bahwa


motivasi adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi,
menggerakkan, membangkitkan dan memelihara perilaku seseorang
yang akan melaksanakan pekerjaan mencapai suatu tujuan.

Penghargaan dengan ketepatan pengisian dokumentasi asuhan


keperawatan mempunyai korelasi baik. Keadaan ini sesuai dengan
teori Herzberg bahwa imbalan seperti prestasi, tanggung jawab,
kesadaran dan kerja yang menarik akan membangkitkan komitmen
secara baik. Motivasi akan menampakkan kinerja sehingga dapat
mengacu prestasi kerja. Jadi dengan penghargaan yang baik,
motivasi untuk lebih tepat dalam mengisi dokumentasi akan lebih
baik.

Peneliti berpendapat bahwa motivasi merupakan kunci utama yang


menentukan kinerja perawat dalam hal ketepatan pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan. Dalam pelaksanaannya perawat
harus mempunyai dorongan dan kemauan yang kuat yang berasal
dari dalam diri perawat tersebut, namun motivasi saja tidak cukup
untuk mendorong seorang perawat agar tepat dalam mengisi
dokumentasi asuhan keperawatan. Perlu adanya pelatihan ataupun
penyegaran ilmu tentang proses keperawatan yang terbaru. Selain itu
perawat perlu memahami pentingnya melakukan pendokumentasian
72

asuhan keperawatan yang tepat sebagai tanggung jawab dan


tanggung gugat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang yang yang memiliki


motivasi baik juga sangat berpengaruh untuk timbulnya keinginan
untuk melakukan dokumentasi pengkajian yang sistematis dengan
baik. Kurangnya motivasi seseorang terhadap pelaksanaan
dokumentasi pengkajian yang lengkap maka semakin buruk
pendokumentasian pengkajian akurat/lengkap. Dewasa ini bersaing
dalam suatu pekerjaan sangatlah dibutuhkan.

Kondisi ini dapat diamati dalam pelaksanaan pendokumentasian di


rumah sakit. Ketentuan perawat harus dimonitoring dan dievaluasi
dengan baik karena masih ditemukan perawat yang
mendokumentasikan kurang tepat sehingga dapat menjadi kerugian
pihak rumah sakit.
73

4.4 Keterbatasan Penelitian


Ada Beberapa keterbatasan Penelitian, diantaranya sebagai berikut :
1. Terbatasnya sampel untuk dijadikan responden karena masa pandemi
covid-19.
2. Ruang rawat inap yang diteliti dibatasi.
3. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan responden
melalui kuesioner terkadang tidak menunjukan pendapat responden
yang sebenernya, hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran,
anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor
lain seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat responden
dalam kuesioner.
4. Penelitian dilakukan ditengah masa pandemi covid-19. Jadi untuk
proses observasi dan wawancara tidak bisa dilakukan dengan
maksimal terkait kebijakan rumah sakit dan penerapan social
distancing.
74
75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Motivasi perawat di Rawat Inap Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota
Bandar Lampung Tahun 2021, sebagian besar pada kategori motivasi
kerja tinggi dengan nilai 82,7%
2. Ketepatan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di Rawat Rumah
Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021,
Sebagian besar pada kategori pendokumentasian yang tepat 86,5%
3. Ada hubungan yang bermakna antara motivasi kerja perawat dengan
Ketepatan Pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di Rawat Inap
Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun 2021
Dengan p-value = 0,000 dan nilai OR 25,625. Yang berarti perawat
yang memiliki motivasi tinggi memiliki peluang 25,625 kali melakukan
pendokumentasian yang tepat dibandingkan dengan yang memiliki
motivasi rendah.

72
76

5.2 Saran
5.2.1. Bagi Perawat
Diharapkan perawat meningkatkan kapasitas pengetahuannya
tentang dokumentasi asuhan keperawatan dan meningkatkan
kinerja dalam dokumentasi asuhan keperawatan karena
pendokumentasian yang baik bisa meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit dan menjadi tanggung jawab dan tanggung gugat
yang baik.

5.2.2 Bagi Rumah Sakit


Diharapkan Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota Bandar
Lampung agar memeriksa secara berkala status klien yang ada di
bangsal agar mutu pelayanan rumah sakit dalam dokumentasi
asuhan keperawatan tetap baik, dan melakukan beberapa hal
lainnya seperti :
8. Melakukan workshop atau pelatihan tentang pendokumentasian
SOR berkala
9. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pendokumentasian
10. Menggunakan penghargaan untuk ruangan atau perawat
yang melakukan dokumentasi dengan baik

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan


1. Meningkatkan materi tentang dokumentasi keperawatan
2. Melakukan penelitian-penelitian tentang pendokumentasian
keperawatan di rumah sakit
3. Melakukan publikasi tentang skripsi ini agar informasi
menyebar lebih luas

5.2.4 Bagi Pengembangan IPTEK


Diharapkan sebagai acuan dalam pengembangan
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih selektif dan
77

inovatif agar perawat berkonsentrasi dalam pencatatan


dokumentasi.
78

DAFTAR PUSTAKA

Aprina.(2017).Riset Keperawatan.Lampung: Bandar Lampung

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.


Jakarta: Rineka Cipta.

Berthiana, B. (2013). Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepataan


Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rsud
Buntok 2012. Jurnal Manajemen Keperawatan, 1(1), 111671.

Departemen Kesehatan RI. (1997) Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan


Keperawatan Di Rumah Sakit. Direktorat Jendral Pelayanan Medik,
Direktorat RSU dan Pendidikan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2005). Instrumen evaluasi penerapan standar asuhan


keperawatan di rumah sakit (Cetakan ke lima). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pelayanan Medis Direktorat Pelayanan Keperawatan.

Devi A (2018)  Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin. Stikes Sari
Mulia.

Ginting, E. F. (2020). Proses Keperawatan Dalam Meningkatkan Asuhan


Keperawatan.

Jannah, S. R. (2020). Tahap-Tahap dalam Proses Keperawatan Sebagai Sistem di


Rumah Sakit.

Kementerian Hukum dan Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 44 tahun


2009

Kurniadi Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Perspektifnya.Teori,


Konsepdan Aplikasi. Jakarja : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Lingga, B. Y. S. U. (2019). Dokumentasi Keperawatan Sebagai Awal Peningkatan


Asuhan Keperawatan.
79

Mangkunegara. (2017). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Nahak, E. Y. (2020). Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan


Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Penyangga Perbatasan Kabupaten Malaka (Doctoral Dissertation,
Universitas Citra Bangsa).

Notoatmojo, s. (2018). Metodologi Penilitian Kesehatan: Rineka Cipta

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edited by Peni Puji Lestari. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rosa, S. (2018). Hubungan Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Dokumentasi


Pengkajian Di Ruang Bogenvile RSUD MGR. GABRIEL MANEK, SVD
ATAMBUA (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Sinulingga, S. B. (2019). Pengkajian Keperawatan Dan Tahapannya Dalam Proses


Keperawatan.

Siswanto, L. H., Hariyati, R. T. S., & Sukihananto, S. (2013). Faktor-Faktor yang


berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 16(2), 77-84.

Sugiyono, (2013). Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta : Bandung

Wahid, A. & Suprapto, I. (2012). Dokumentasi Proses Keperawatan. Yogjakarta:


Nuha Medika.

Wong, Dona L. 2012 Buku Ajar keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

World Health Organization. Global Nursing Number. 2013. Tersedia


dalam:https://www.learningnurse.org/index.php/library/nurse.number.
[Diakses pada 30 juli 2021].
LAMPIRAN
Bandar lampung, 14 Juni 2021
Nomor :S.24/0372/ FKES08 / 2021
Lampiran :-
Perihal : Izin Prasurvey Penelitian

Kepada Yth,
Direktur Utama Rumah Sakit Imanuel Way Halim Kota
Bandar Lampung Di
Bandar Lampung

Dengan hormat,

Bersama ini kami beritahukan bahwa mahasiswa berikut :

Nama : ANGGI PRADANA


NPM : 175140124
Judul Skripsi : HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT
DENGAN KETEPATAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
IMANUEL WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) mahasiswa akan


melakukan prasurvey. Berkenaan dengan hal tersebut Program Studi
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia mohon izin
prasurvey di Institusi yang Bapak/Ibu Pimpin.

Demikianlah surat ini dibuat atas perhatian dan izinnya diucapkan terima kasih.Jl.

ZA.Pagar Alam No.7 Gedong Meneng Rajabasa Bandar Lampung 35145 - Indonesia
Telp. 0721-701418, 706728 Fax. 0721-788960,www.umitra.ac.id – email :
fakultaskesehatan@umitra.ac.id
Nomor Reponden

[ ] [ ]

INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Selamat Pagi/Siang/Sore

Perkenalkan Nama Saya Anggi Pradana Mahasiswa S1 Prodi Keperawatan Universitas Mitra
Indonesia Tahun 2021, Peminatan Manajemen Keperawatan, Saya Bermaksud untuk
melakukan penelitian mengenai “HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN
KETEPATAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMANUEL WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021”.

Saya berharap kakak perawat bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dimana akan
dilakukan pengisian Lembar Kuesioner yang terkait dengan penelitian ini. Semua informasi
yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.

Setelah kakak perawat membaca maksud dan tujuan penelitian diatas, maka saya mohon
untuk mengisi Nama, Jenis Kelamin, Ruangan, Lama bekerja, Status Pekerjaan dan Tanda
Tangan di bawah ini :

Saya Setuju Untuk Ikut Serta dalam Penelitian ini ;


Nama : ...............................................................................
Jenis kelamin : …………………………………………………...
Ruangan : …………………………………………………...
Lama Bekeja : ..................Tahun
Status Pekerjaan : …………………………………………………...
Tanda Tangan :

Terima Kasih atas Kesediaan Kakak Perawat dalam penelitian ini


Peneliti

Anggi Pradana
175140124
1. Berikan Tanggapan Saudara terhadap Pernyataan-Pernyataan di bawah ini sesuai
dengan kenyataan yang dialami selama bekerja di tempat ini.
2. Berikan tanggapan dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang telah di sediakan
3. Huruf-huruf kolom bagian atas mengandung makna :
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
A. Lembar Kuesioner Motivasi

NO PERNYATAAN SS S TS STS

PRESTASI
1 Saya menggunakan seluruh kemampuan keperawatan
yang saya miliki dalam mendokumentaikan ASKEP
2 Menyelesaikan pendokumentasian asuhan keperawatan
yang diberikan tepat waktu
PENGAKUAN
3 Tanda pengenal perawat menumbuhkan rasa percaya diri
saya untuk pendokumentasian
PEKERJAAN ITU SENDIRI
4 Saya mengisi pendokumentasian setelah klien Pulang
5 Saya mendokumentasikan sesuai apa yang saya kerjakan
(tidak menambah atau mengurang)
TANGGUNG JAWAB
6 Saya melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan
berdasarkan proses keperawatan dengan penuh
tanggung jawab
7 Saya bertanggung jawab terhadap kesalahan yang saya
lakukan dalam pendokumentasian ASKEP
PENGEMBANGAN POTENSI INDIVIDU
8 Atasan memberikan kesempatan mengikuti Pelatihan
9 Manajemen Rumah Sakit memberikan kesempatan
untuk meningkatkan kemampuan Pendokumentasian
GAJI atau UPAH
10 Jumlah gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan
dan dokumentasi asuhan keperawatan
11 Saya menerima insentif tambahan untuk pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan
12 Insentif dalam pengisian pendokumentasian diberikan
dengan adil
KONDISI KERJA
13 Ruang perawatan memberikan kenyamanan dalam
pengisian pendokumentasian ASKEP
14 Pembagian shift dinas pagi, sore dan malam
mempengaruhi kelengkapan pendokumentasian
ASKEP yang saya lakukan
KEBIJAKSANAAN
15 Peraturan, fasilitas, dan tenaga perawat yang ada
dirumah sakit mendorong saya untuk
mendokumentasikan ASKEP
HUBUNGAN ANTAR PRIBADI
16 Atasan dan teman sejawat memberi dukungan dalam
pengisian
17 Pola hubungan komunikasi antara perawat dengan
perawat lain terjalin dengan baik ketika
pendokumentasian dilakukan
18 Terjalin hubungan yang harmonis antara perawat
dengan atasan, perawat sesama perawat dalam
memberikan dukungan untuk melakukan dokumentasi
ASKEP
KUALITAS SUPER VISI
19 Atasan saya memberikan umpan balik dalam
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
20 Kepala ruangan memberikan arahan dalam
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan

Sumber : Riduwan 2008


B. Lembar Observasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Ruang :
Kode rekam medik :
TIDAK
NO ASPEK YANG DINILAI TEPAT
TEPAT
A. Pengkajian Keperawatan
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-spiritual)
3 Data dikaji sejak klien masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan masalah yang telah
ditemukan
B. Diagnosis Keperawatan
1 Diagnosis keperawatn berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan
2 Diagnosis keperawatan mencerminkan PE/PES
3 Merumuskan diagnosis keperawatan aktual/potensial
C. Intervensi Keperawatan
1 Berdasarkan diagnosis keperawatan
2 Disusun menurut urutan prioritas
3 Rumusan tujuan mengandung komponen klien/subyek,
perubahan, perilaku, kondisi klien/keluarga dan kriteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan
kalimat perintah terinci dan jelas atau melibatkan
klien/keluarga
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan
klien/keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim
kesehatan lain
D. Implementasi Keperawatan
1 Tindakan dilaksanakn mengacu pada rencana perawatan

2 Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan


keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas
E. Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu pada tujuan
2 Hasil evaluasi dicatat
F. Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format yang baku
2 Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan implementasi
yang dilakukan
3 Pendokumentasian ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang
baku dan benar
4 Setiap melakukan implementasi atau kegiatan perawat
mencantumkan paraf dan nama dengan jelas, serta tanggal
dan jam dilakukannya implementasi
5 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

Credit: Depkes RI 1997


Nomor :S.24/0178/ FKES08 / 2021
Lampiran :-
Perihal : Izin Penelitian

Kepada Yth,
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT IMANUEL WAY HALIM
Di
BANDAR LAMPUNG

Dengan hormat,
Bersama ini kami beritahukan bahwa mahasiswa berikut :

Nama : ANGGI PRADANA


NPM : 175140124
Prodi : Keperawatan
Pembimbing : Gustop Amatiria, S.Kep., M.Kes
Judul SKRIPSi : HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN
KETEPATAN
PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG
RAWAT INAP RS IMANUEL WAY HALIM KOTA BANDAR
LAMPUNG
TAHUN 2021

Dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir (SKRIPSI) Mahasiswa akan melakukan penelitian di
wilayah kerja yang Bapak/Ibu Pimpin. Berkenaan dengan hal tersebut Program Studi Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia mohon izin penelitian di Institusi yang Bapak/Ibu
Pimpin. Untuk tertip admintrasi kami minta untuk dapat diberikan surat izin tertulis Kepada
Program Studi atas nama mahasiswa tersebut diatas.

Demikianlah surat ini dibuat atas perhatian dan izinnya diucapkan terima kasih.

Bandarlampung, 15 Agustus 2021

Tembusan Yth :

1. Rektor Universitas Mitra Indonesia


2. Dekan Fakultas Kesehatan
3. Yang Bersangkutan
4. Arsip

Jl. ZA.Pagar Alam No.7 Gedong Meneng Rajabasa Bandar Lampung 35145 - Indonesia
Telp. 0721-701418, 706728 Fax. 0721-788960,www.umitra.ac.id – email :
fakultaskesehatan@umitra.ac.id
CROSSTABS
/TABLES=motivasi BY ketepatan_askep
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CORR GAMMA D BTAU CTAU RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Motivasi kerja * ketepatan


52 100% 5 0,0% 52 100.0%
pengisian askep

motivasi kerja * ketepatan pengisian askep Crosstabulation

ketepatan pengisian askep


tepat tidak tepat
motivasi kerja motivasi tinggi Count 41 2
Expected Count 37,2 5,8
% within motivasi kerja 95,3% 4,7%
% within ketepatan pengisian 91,1% 28,6%
askep
% of Total 78,8% 3,8%
motivasi rendah Count 4 5
Expected Count 7,8 1,2
% within motivasi kerja 44,4% 55,6%
% within ketepatan pengisian 8,9% 71,4%
askep
% of Total 7,7% 9,6%
Total Count 45 7
Expected Count 45,0 7,0
% within motivasi kerja 86,5% 13,5%
% within ketepatan pengisian 100,0% 100,0%
askep
% of Total 86,5% 13,5%
Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 16,554a 1 ,000 ,001 ,001

Continuity Correctionb 12,473 1 ,000

Likelihood Ratio 12,544 1 ,000 ,001 ,001

Fisher's Exact Test ,001 ,001

Linear-by-Linear Association 16,236d 1 ,000 ,001 ,001

N of Valid Cases 52

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,21.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for motivasi kerja (motivasi tinggi / 25,625 3,702 177,376
motivasi rendah)

For cohort ketepatan pengisian askep = tepat 2,145 1,030 4,467

For cohort ketepatan pengisian askep = tidak ,084 ,019 ,366


tepat

N of Valid Cases 52
FREQUENCIES VARIABLES=Jenis_Kelamin Ruangan Lama_Kerja Status_Kerja

/HISTOGRAM NORMAL

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin Ruangan Lama Kerja Status kerja

N Valid 52 52 52 52

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 15 28,8 28,8 28,8

perempuan 37 71,2 71,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Ruangan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid perinatologi 14 26,9 26,9 26,9

anggrek 15 28,8 28,8 55,8

lavender 11 21,2 21,2 76,9

stroke corner 12 23,1 23,1 100,0

Total 52 100,0 100,0


Lama Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid lebih dari 10 tahun 34 65,4 65,4 65,4

kurang dari 10 tahun 18 34,6 34,6 100,0

Total 52 100,0 100,0

Status kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid pegawai tetap 50 96,2 96,2 96,2

mitra 2 3,8 3,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Histogram
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai