Anda di halaman 1dari 221

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK REMAJA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU AMPAR
BALIKPAPAN TAHUN 2021

OLEH:
MUHAMMAD AKBAR NAIM
NIM. P07220118094

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2021

i
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK REMAJA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU AMPAR
BALIKPAPAN TAHUN 2021

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) Pada Jurusan


Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

OLEH:
MUHAMMAD AKBAR NAIM
NIM. P07220118094

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2021

i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri
1. Nama : Muhammad Akbar Na’im
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan , 7 Agustus 1999
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. No Telfon 081253611473
7. Alamat Email :m.akbarnaim99@gmail.com
8. Alamat : Jl. Pattimura Perumahan Sosial RT.28
NO.55
Kota Balikpapan
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 011 Balikpapan Utara tahun 2005 – 2011
2. SMPN 11 Balikpapan Utara tahun 2011 – 2014
3. SMK KEPERAWATAN HARAPAN BHAKTI tahun 2014 – 2017
4. Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim tahun 2018 –
sampai sekarang.

v
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA ANAK REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU
AMPAR TAHUN 2021

Pendahuluan : Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai


peranan yang sangat menentukan bagi tumbuhnya generasi muda yang cerdas dan
berkualitas.,Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan kehidupan
dewasa ditandai pertumbuhan dan perkembangan biologis,psikologis.Studi kasus
ini bertujuan Untuk mempelajari dan memahami mengenai Asuhan Keperawatan
Keluarga pada Anak Remaja di Wilayah Puskesmas.
Metode : Penulisan ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan
Asuhan Keperawatan dengan 2 Responden Klien Berada diWilayah kerja
Puskesmas Batu Ampar. Pengumpulan data menggunakan Asuhan Keperawatan
Keluarga yang Meliputi Pengkajian,Diagnosa,Intervensi,Implementasi, Evaluasi.
Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan analisa data yang diperoleh dari Pengkajian
Membutuhkan keterampilan Komunikasi efektif dan observasi,diagnosa
Keperawatan yang disesuaikan Kondisi Klien dan pada Klien 1 didapatkan Defisit
Pengetahuan Keluarga dan Gangguan Pola Tidur ,Pada Klien 2 didapatkan
Gangguan Pola Tidur dan Kesiapan peningkatan pengetahuan. Perencanaan dan
pelaksanaan ditunjang dengan Fasilitas dan sarana yang mendukung serta
diperlukan adanya peran aktif dari Keluarga,Evaluasi dilakukan secara formatif
maupun sumatif
Kesimpulan: Pada Klien 1 dan 2 Semua masalah Teratasi ditandai dengan
Tingkat Pengetahuan Keluarga Meningkat dan Gangguan Pola Tidur Berkurang
Bahkan Pola Tidur Menjadi Baik.
Saran : DiHarapkan Kedepannya Tenaga Kesehatan Untuk Meningkatkan
Keterampilan keperawatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga
pada remaja dan Untuk Keluarga dapat menerapkan Intervensi yang Telah
diberikan

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga,Keluarga,Remaja,

vi
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanau Wa Ta’ala , atas berkat

dan rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah (KTI)

dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III

Keperawatan Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan Balikpapan dengan

judul “ Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Anak Remaja Di Wilayah kerja

Puskesmas Batu Ampar Tahun 2021)” tepat pada waktunya.

Pada penyusunan KTI penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan

akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam

penyusunan KTI ini penulis telah mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan

dari berbagai pihak baik materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. DR. H. Supriadi B., S.Kp., M.Kep., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kaltim

2. Hj. Umi kalsum,S.Pd., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kaltim

3. Ns. Andi Lis Arming Gandini, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim

4. Ns.Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung jawab

Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kaltim.

vii
5. Ns. Siti Nuryanti,S.Kep,.M.Pd, selaku Pembimbing I dalam menyelesaikan

KTI.

6. Ns. Rus Andraini , A.Kp.,MPH, selaku Pembimbing II dalam menyelesaikan

KTI.

7. Para dosen dan seluruh staf Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kaltim yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa pendidikan.

8. Untuk Keluarga di Rumah yang Telah Memberikan Doa dan Dukungan

9. Teman-teman mahasiswa/i Angkatan 7 Keperawatan Kelas Balikpapan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim

Penulis telah berusaha menyelesaikan penelitian ini sebaik mungkin, penulis

menyadari pula bahwa penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan penelitian ini.

Samarinda, 26 Juli 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul Depan

HALAMAN SAMPUL DALAM DAN PRASYARAT.........................................i

HALAMAN SURAT PERNYATAAN .................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ..........................................................................

HALAMAN ABSTRAK.........................................................................................

HALAMAN KATA PENGANTAR .....................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

DAFTAR TABEL ..................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................6

C. Tujuan........................................................................................................6

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................8

A. Konsep Anak Remaja................................................................................8

1. Definisi Remaja...................................................................................8

2. Batasan Usia Remaja...........................................................................8


ix
3. Tugas dan Perkembangan....................................................................9

4. Perkembangan Fisik Remaja.............................................................10

5. Perkembangan Psikis Remaja............................................................13

6. Perkembangan Kognitif Remaja........................................................13

7. Perkembangan emosi remaja.............................................................14

B. Konsep Keperawatan Anak Remaja........................................................18

1. Pertumbuhan dan Perkembangan......................................................18

2. Paradigma Keperawatan Anak..........................................................21

3. Prinsip Keperawatan Anak...............................................................25

4. Batasan Usia Anak...........................................................................27

5. Peran Perawat Anak..........................................................................28

C. Konsep Dasar Keluarga............................................................................31

1. Definisi Keluarga..............................................................................31

2. Definisi Keperawatan Keluarga........................................................31

3. Struktur Keluarga..............................................................................32

4. Tipe Keluarga....................................................................................33

5. Peran Keluarga..................................................................................36

6. Fungsi Keluarga................................................................................36

7. Tugas Keluarga................................................................................37

8. Tujuan Keperawatan Keluarga..........................................................38

9. Sasaran Keperawatan Keluarga.......................................................40

10. Peran dan Fungsi Perawat Keluarga.................................................41

x
D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...................................................42

1. Pengkajian Keperawatan Keluarga....................................................42

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga.......................................................53

3. Intervensi Keperawatan Keluarga......................................................57

4. Implementasi Keperawatan Keluarga...............................................61

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga........................................................63

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................65

A. Pendekatan/Desain Penelitian..................................................................65

B. Subyek Penelitian....................................................................................65

C. Definisi Operasional................................................................................65

D. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................66

E. Prosedur Penelitian..................................................................................66

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data..............................................67

G. Keabsahan Data.......................................................................................68

H. Analisa Data.............................................................................................69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................70

A. Hasil Penelitian........................................................................................70

1. Gambaran Lokasi Penelitian........................................................70

2. Pengkajian Klien 1 dan 2.............................................................71

3. Data Fokus Klien 1 dan 2............................................................76

4. Analisa Data.................................................................................77

5. Skoring Prioritas Masalah............................................................79

6. Intervensi Klien 1 dan 2...............................................................82

xi
7. Implementasi Klien 1 dan 2.........................................................85

8. Evaluasi Klien 1 dan 2.................................................................97

B. Pembahasan............................................................................................107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................129

A. Kesimpulan............................................................................................129

B. Saran.....................................................................................................131

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................133

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR

Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah...................................................................57

Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan Keluarga..................................................60

Tabel 4.1 Pengkajian, Pemeriksaan Fisik...........................................................71

Tabel 4.2 DataFokus Klien 1 dan 2....................................................................76

Tabel 4.3 Analisa Data Klien 1 dan 2.................................................................77

Tabel 4.4 Prioritas Masalah Klien 1 dan 2..........................................................79

Tabel 4.5 Intervensi Klien 1 dan 2......................................................................82

Tabel 4.6 Implementasi Klien 1 dan 2................................................................85

Tabel 4.7 Evaluasi Klien 1 dan 2........................................................................97

xiii
DAFTAR

Gambar 2.1 Paradigma Keperawatan Anak......................................................21

xiv
DAFTAR

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Klien 1 & 2 (Informed


Consent)
Lampiran 2. LP Kunjungan Klien 1 & 2

Lampiran 3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Klien 1 & 2

Lampiran 4. Lembar Konsul

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan

yang sangat menentukan bagi tumbuhnya generasi muda yang cerdas dan

berkualitas. Jika keluarga mampu menjalankan fungsinya dengan baik maka

generasi yang tercipta pun akan baik. Keluarga atau yang dalam hal ini adalah

orang tua, terutama ibu, perlu memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Anak

merupakan generasi penerus bangsa. Awal kokoh atau tidaknya suatu negara

dapat dilihat dari kualitas para generasi penerusnya. Fenomena kesehatan anak

di Indonesia menjadi hal yang menarik dikaji karena anak masih dalam masa

perkembangan. Jika kesehatan anak terganggu maka perkembangannya juga

dapat terhambat (Karimah et al., 2015).

Anak adalah individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai

tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai

kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang.

Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan

lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan

terlihat sesuai tumbuh kembangnya (Yuliastati; Nining, 2018).

Hockenberry & Wilson (2007) dalam (Ii, 2001) mengemukakan fase

perkembangan anak terdiri dari fase prenatal (masa kehamilan sampai anak

dilahirkan), fase neonatal (usia 0- 28 hari), fase infant (usia 1-12 bulan), fase
2

todler (usia 1-3 tahun), fase prasekolah (usia 3-6 tahun), fase sekolah (usia 6-

12 tahun), dan fase remaja (usia 13-18 tahun).

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-

anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan

dan perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis ditandai dengan

tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder sedangkan secara

psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi yang labil

atau tidak menentu (Khoiru Bariyah, 2016)

Orangtua bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan yang

aman, memantau aktivitas anak, membantu mengembangkan emosi sosial dan

kognitif, serta menyediakan arahan dan panduan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menyediakan lingkungan rumah yang aman dan kondusif, anak akan

senang bermain, mengeksplorasi hingga menemukan berbagai hal baru yang

dapat meningkatkan level perkembangan kognitif, sosial, dan emosional.

Harapannya kelak dapat menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan

produktif (Nur, 2017)

Pada 2020 Menunjukan bahwa jumlah penduduk usia remaja

Indonesia sebanyak 75,49 juta atau 27,94% dari total 270,70 Juta enduduk

Indonesia (Kristianus, 2021).Pada Provinsi Kalimantann Timur Mencatat

bahwa jumlah penduduk usia remaja 2,56 juta atau 71% (budy, 2020). Kota

Balikpapan sendiri mencatat jumlah penduduk usia remaja adalah sebanyak

52.043 pada rentang tahun 2010 – 2020 .


3

Menurut Desmita (2011) masa remaja ditandai dengan sejumlah

karakteristik penting. yang meliputi pencapaian hubungan yang matang

dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria

atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, menerima keadaan

fisik dan mampu menggunakanya secara efektif, mencapai kemandirian

emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, memilih dan

mempersiapkan karier dimasa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya,

mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan hidup berkeluarga dan

memiliki anak, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep

yang diperlukan sebagai warga negara, mencapai tingkah laku yang

bertanggung jawab secara sosial dan memperoleh seperangkat nilai dan sistem

etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Menurut Blos (dalam Sarwono, 2011) perkembangan pada hakikatnya

adalah usaha penyesuaian diri (coping), yaitu untuk secara aktif mengatasi

stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah yang dihadapi.

Sehingga dalam tataran perkembangan remaja, penyesuaian diri menjadi

sangat penting. Kemampuan penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan

merupakan salah satu prasyarat yang penting bagi terciptanya kesehatan jiwa

atau mental individu. Banyak individu terutama remaja yang menderita dan

tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena

ketidakmampuaanya dalam menyesuaikan diri baik dengan kehidupan

keluarga, sekolah, pekerjaan maupun masyarakat pada umumnya. Tidak

sedikit remaja yang mengalami stres atau depresi akibat kegagalan mereka
4

untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang ada dan

kompleks. Masa peralihan perkembangan dan pertumbuhan yang dihadapi

oleh remaja akibat berbagai perubahan fisik, sosial, emosional yang semuanya

itu akan menimbulkan rasa cemas dan ketidaknyamanan. Akibatnya masa ini

disebut juga sebagai masa yang penuh dengan badai dan tekanan, karena

remaja harus belajar beradaptasi dan menerima semua perubahan yang sering

kali menyebabkan pergolakan emosi didalamnya.

Penyesuaian diri pada remaja merupakan kemampuan untuk membuat

rencana dan mengorganisasi respons respons sedemikian rupa, sehingga bisa

bertahan dan mengatasi segala bentuk konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi

secara efisien serta memiliki penguasaan dan kematangan emosional. Dengan

penyesuaian diri tersebut, diharapkan remaja mampu menjalani kehidupan

yang lebih baik, terhindar dari permasalahan dan lebih siap menghadapi

perubahan.Upaya yang dilakukan remaja dalam menemukan jati dirinya

seringkali dilakukan dengan jalan membentuk citra atau image tentang diri

remaja itu sendiri. Wujud dari citra itu terakumulasi dalam suatu konsep

gambaran tentang bagaimana setiap remaja mampu mempersepsi diri.

Keseluruhan gambaran diri yang meliputi persepsi individu tentang diri,

perasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya (Khoiru

Bariyah, 2016)

Proses penyesuaian diri oleh remaja dalam menghadapi tugas

perkembangannya sebagai upaya pencarian identitas diri remaja dengan tugas

perkembangan yang tidak bisa dihindari oleh remaja, maka menjadi sangat
5

penting kepemilikan adversity quotient dalam diri yaitu yang merupakan

respon seseorang dalam menghadapi situasi sulit dan cara mengatasinya.

Adversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan

seseorang ketika menghadapi masalah Adversity quotient yang dimaksudkan

di sini adalah ketangguhan, ketenangan dalam menghadapi berbagai masalah

dan dapat mencari alternatif solusi masalah. Artinya dengan kata lain bahwa

remaja di tuntut untuk tangguh, tenang dalam menghadapi berbagai masalah

dan dapat mencari alternatif solusi dari setiap masalah-masalahnya tersebut

(Khoiru Bariyah, 2016)

Sehingga untuk Mecagah Hal – hal yang tidak di ingkan pada remaja

adalah lingkungan keluarga yang harmonis keluarga yang harmonis di

dalamnya terdapat cinta, kasih sayang dan respek, toleransi, rasa aman dan

kehangatan, seorang anak akan dapat melakuan penyesuaian diri secara sehat

dan baik. Remaja dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan

pokok bagi perkembangan jiwa seorang anak, lingkungan teman sebaya teman

sebaya merupakan lingkungan perkembangan yang sangat dekat dengan

remaja. Suatu hal yang sulit bagi remaja adalah menjauh dari teman dan

dijauhi teman. Remaja mencurahkan kepada teman-temannya apa yang

tersimpan di dalam hatinya. Para remaja menggunakan teman sebayanya

untuk proses pengembangan jati dirinya, Lingkungan sekolah mempunyai

tugas yang tidak hanya sebatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja.

Tetapi juga mencakupi tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan

komplek. Demikian pula guru, tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga
6

berperan sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih bagi murid-muridnya

serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan

tersebut (Andriyani, 2016)

Berdasarkan Uraian diatas, penulis tertarik menyusun laporan tugas akhir


mengenai “Asuhan keperawatan keluarga pada anak remaja di wilayah kerja
Puskesmas Batu Ampar Balikpapan Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian


ini adalah “Bagaiamana Asuhan keperawatan keluarga pada anak remaja di
wilayah kerja Puskesmas Batu Ampar Balikpapan Tahun 2021”

C. Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran Asuhan keperawatan keluarga pada anak remaja


di wilayah kerja Puskesmas Batu Ampar Balikpapan Tahun 2021”

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien anak pada remaja di

wilayah kerja Puskesmas Batu ampar

b. Mampu menegakkan diagnosa pada klien klien anak pada remaja di

wilayah kerja Puskesmas Batu ampar

c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada klien klien anak

pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Batu ampar


7

d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada klien klien anak

pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Batu ampar

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien anak

remaja di Wilayah kerja Puskesmas Batu ampar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Hasil Penelitian Ini diharapkan peneliti mampu menetapkan diagnose

keperawatan, menentukan intervensi dengan tepat dengan masalah

keperawatan pada anak sehat khususnya remaja.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan atau saran

dalam upaya pengembangan asuhan keperawatan khususnya dengan klien

remaja.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dan

teknologi terapan bidang keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan khusunya dengan klien remaja.

4. Bagi Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

keluarga mengenai remaja.


8

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Anak Remaja

1. Definisi Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,

menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2013).

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan

antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi

perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-

fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 2015).

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala

memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode

lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila

sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2016).

2. Batasan Usia Remaja

Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga

masa tua akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga

tahapan yakni masa 13 remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa

remaja akhir. Adapun kriteria usia masa remaja awal pada perempuan

yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa
9

remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki

yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir pada perempuan

yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010). Menurut

Papalia dan Olds (dalam Jahja, 2012), masa remaja adalah masa transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya

dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan

tahun atau awal dua puluhan tahun. Jahja (2012) menambahkan, karena

laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka laki-laki

mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada

usia 18 tahun ia telah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan.

Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang untuk usianya

dibandingkan dengan perempuan. Namun adanya status yang lebih

matang, sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.

3. Tugas Perkembangan Anak Remaja

Tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada pusaka

penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan

mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa, Tugas-tugas

tersebut antara lain:

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya

baik pria maupun wanita

b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif


10

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung

jawab

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-

orang dewasa lainnya

f. Mempersiapkan karir ekonomi

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan

untuk berperilaku mengembangkan ideology

4. Perkembangan Fisik Remaja

Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012) menjelaskan bahwa

perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak,

kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Piaget (dalam Papalia &

Olds 2001, dalam Jahja, 2012) menambahkan bahwa perubahan pada

tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan

tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.

Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh orang

dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak strukturnya

semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Pada masa

remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak

perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi

(organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan

kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi


11

pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai

berikut:

a. Tanda-tanda seks primer

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun

tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus

pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16

tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ

reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah

permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan

sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira

setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa

menopause. Menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan

b. Tanda-tanda seks sekunder

1.) Rambut.

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja

laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul

dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit

wajah tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah

mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih

subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting


12

2.) Pinggul.

Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal

ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan

berkembangnya lemak di bawah kulit

3.) Payudara.

Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan

puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula

dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga

payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

4.) Kulit.

Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih

tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki

kulit pada wanita tetap lebih lembut

5.) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat.

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar

keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid

6.) Otot.

Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.

Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki


13

5. Perkembangan psikis Remaja

a. Perubahan Emosi

1.) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan

sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering

terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi

2.) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau

rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah

terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa

berpikir terlebih dahulu

3.) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang

pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah

b. Perkembangan integelensia

1.) Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka

memberikan kritik

2.) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul

perilaku ingin mencoba-coba

6. Perkembangan Kognitif masa remaja

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001; dalam Jahja, 2012), seorang

remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara

biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif

membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan

tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka.

Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih
14

penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga mengembangkan ide-ide

ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan

diamati, tetapi remaja mampu mengholah cara berpikir mereka sehingga

memunculkan suatu ide baru. Kekuatan pemikiran remaja yang sedang

berkembang membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial baru.

Pemikiran mereka semakin abstrak (remaja berpikir lebih abstrak daripada

anak-anak), logis (remaja mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun

rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji secara

sistematis pemecahan-pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering

berpikir tentang apa yang mungkin. Mereka berpikir tentang ciriciri ideal

diri mereka sendiri, orang lain dan dunia); lebih mampu menguji

pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain

pikirkan tentang diri mereka; serta cenderung menginterpretasikan dan

memantau dunia sosial

7. Perkembangan Emosi masa remaja

Karena berada pada masa peralihan antara masa anak-anak dan masa

dewasa, status remaja remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun bagi

lingkungannya (Ali & Asrori, 2016). Semiawan (dalam Ali & Asrori,

2016) mengibaratkan: terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak

meja karena sudah bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum dewasa. Masa

remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar,

sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering

mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.


15

Ali dan Ansori (2016) menambahkan bahwa perkembangan emosi

seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya.

Perkembangan emosi remaja juga demikian halnya. Kualitas atau fluktuasi

gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat

fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat beberapa tingkah laku

emosional, misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan

tingkah laku menyakiti diri, seperti melukai diri sendiri dan memukul-

mukul kepala sendiri. Sejumlah faktor menurut Ali & Asrori (2016) yang

dapat mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut

a. Perubahan jasmani

Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang

sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan

ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang

mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang.

Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tak

terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat

menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika

perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar

dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan

dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan


16

rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan

masalah dalam perkembangan emosinya

b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua.

Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi.

Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh

dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan

anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih.

Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap

perbedaan perkembangan emosi remaja. Cara memberikan hukuman

misalnya, kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja

cara semacam itu justru dapat menimbulkan ketegangan yang lebih

berat antara remaja dengan orang tuanya

c. Perubahan pola interaksi dengan teman sebaya.

Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya

secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama

dengan membentuk semacam geng. Interksi antaranggota dalam suatu

kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan

solidaritas yang sangat tinggi. Pembentukan kelompok dalam bentuk

geng seperti ini sebaiknya diusahakan terjadi pada masa remaja awal

saja karena biasanya bertujuan positif, yaitu untuk memenuhi minat

mereka Bersama
17

d. Perubahan pandangan luar.

Ada sejumlah pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-

konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut:

1.) Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten.

Kadangkadang mereka dianggap sudah dewasa, tetapi mereka

tidak mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajar

sebagaimana orang dewasa. Seringkali mereka masih dianggap

anak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja.

Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi tingkah laku

emosional.

2.) Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang

berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja

lakilaki memiliki banyak teman perempuan, mereka mendapat

predikat populer dan mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya,

apabila remaja putri mempunyai banyak teman laki-laki sering

dianggap tidak baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang

baik. Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai

dengan pemberian pengertian secara bijaksana dapat menyebabkan

remaja bertingkah laku emosional

3.) Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang

tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja

tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan

melanggar nilai-nilai moral


18

e. Perubahan interaksi dengan sekolah.

Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah

merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru

merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena

selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para

peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anak-anak lebih

percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada

orang tuanya. Posisi guru semacam ini sangat strategis apabila

digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian

materi-materi yang positif dan konstruktif.

B. Konsep Keperawatan Anak

1. Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pengertian

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun

individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur

dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur

tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen

dalam tubuh) (Nur, 2009).

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya

ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan

yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ


19

juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode

pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa

pubertas.

Sedangkan perkembangan (development) adalah pertambahan

kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.

Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel,

jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih,

1998; Tanuwijaya, 2003).

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan

pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan

fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan

saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase

awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif,

motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini

akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada

salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya

(Nur, 2009)

b. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Menurut Kemenkes (2012) dalam (Nursalam, 2017) proses

tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling

berkaitan, yaitu :
20

1.) Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi

bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai

dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia

pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut

saraf. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal

menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan

bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati

tahapan sebelumnya. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika

pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan

fungsi berdiri anak terhambat. Perkembangan awal merupakan

masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

2.) Pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ pada

masing-masing anak mempunyai kecepatan yang berbeda.

3.) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

4.) Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi

dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat badan

dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5.) Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan fungsi

organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :

a.) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian

menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)


21

b.) Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal

(gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari

yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola

proksimodistal)

6.) Perkembangan memilki tahap yang berurutan

7.) Perkembangan memilki tahap yang berurutan

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur

dan berurutan, tidak bisa terjadi terbalik

2. Paradigma Keperawatan Anak

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan

berpikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir

tersebut terdiri dari empat komponen, di antaranya manusia dalam hal

ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang dapat

digambarkan berikut ini (Yuliastati; Nining, 2018):

Gambar 2.1
Paradigma Keperawatan Anak

a. Manusia (anak)

Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien)

adalah anak yang diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang

dari 18 (delapan belas) tahun dalam masa tumbuh kembang,


22

dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial

dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu

rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga

remaja.

Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik,

kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik

pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya sama,

demikian pula pada perkembangan kognitif adakalanya cepat atau

lambat.

Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi

belum terbentuk sempurna dan akan mengalami perkembangan

seiring bertambahnya usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk

sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar. Perilaku sosial

anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi

seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons emosi

terhadap penyakit bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian

tugas perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan

dengan orang tua maka responsnya akan menangis, berteriak,

menarik diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu

diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah

masih dalam proses kematangan yang berbeda dibanding orang


23

dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari

besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik.

Proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai

perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang dewasa cenderung

sudah mencapai kematangan. Kemampuan berpikir anak dengan

dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang

sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula

dalam hal tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada

anak cenderung kepada dampak psikologis yang apabila kurang

mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak

sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme

koping yang baik dan matang.

b. Sehat sakit

Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat

diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada anak adalah suatu

kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi

sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal.

Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang

bersifat dinamis dalam setiap waktu. Selama dalam batas rentang

tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung

maupun tidak langsung, seperti apabila anak dalam rentang sehat

maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai

mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spiritual.


24

Demikian sebaliknya apabila anak dalam kondisi kritis atau

meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan

dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat

diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan

sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.

c. Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang

dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun internal yang

berperan dalam perubahan status kesehatan anak. Lingkungan

internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan maka di

kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang

cenderung sakit, sedang lingkungan eksternal seperti gizi buruk,

peran orang tua, saudara, teman sebaya dan masyarakat akan

mempengaruhi status kesehatan anak.

d. Keperawatan

Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan

yang diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan

perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga. Upaya

tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung pada keluarga

mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang anggotanya

dapat dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam

menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, di samping


25

keluarga mempunyai peran sangat penting dalam perlindungan

anak dan mempunyai peran memenuhi kebutuhan anak.

Menurut Wong (2009) dalam (Yuliastati; Nining, 2018)

peran lainnya adalah mempertahankan kelangsungan hidup bagi

anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak dan

mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang lebih

baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak

3. Prinsip Keperawatan Anak

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda

dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan

yang diperhatikan dimana harus disesuaikan dengan usia anak serta

pertumbuhan dan perkembangan karena perawatan yang tidak optimal

akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak

itu sendiri. Perawat harus memperhatikan beberapa prinsip, mari kita

pelajari prinsip tersebut. Perawat harus memahami dan mengingat

beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan keperawatan

anak, dimana prinsip tersebut terdiri dari (Yuliastati; Nining, 2018) :

a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang

unik, artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi

fisiknya saja melainkan sebagai individu yang unik yang

mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses

kematangan.
26

b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai

kebutuhan sesuai tahap perkembangannya. Sebagai individu yang

unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan

yang lain sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti

nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-lain,

sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan

terlihat sesuai tumbuh kembangnya.

c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan

penyakit dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak mengingat

anak adalah penerus generasi bangsa.

d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang

berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung

jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan

keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak maka

keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan

upayanya tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu

melibatkan keluarga.

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan

keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan

meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses

keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek

hukum (legal).
27

f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk

meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan

remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam

konteks keluarga dan masyarakat. Upaya kematangan anak adalah

dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik secara

internal maupun eksternal dimana kematangan anak ditentukan

oleh lingkungan yang baik.

g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak

berfokus pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan

mempelajari aspek kehidupan anak

4. Batasan Usia anak

Soediono (2014) menyebutkan batasan usia anak menurut Pasal

UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka 1

memberikan batasan usia anak yakni seorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun. Isi Pasal itu menyatakan; “Anak

seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

anak yang masih dalam


Sedangkan menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah sejak

anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun. Berdasarkan Konvensi

Hakhak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-

bangsa yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang berusia di

bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku


28

bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (Indah

Sari, 2020).

5. Peran perawat Anak

Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan

anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek

dalam memberikan pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan

anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam membantu

memecahkan masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Mari

kita bahas secara jelas tentang peran perawat anak. Perawat

merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan

anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi

(Yuliastati; Nining, 2018) :

a. Sebagai pendidik.

Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung

dengan memberi penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua

maupun secara tidak langsung dengan menolong orang tua/anak

memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Kebutuhan orang

tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian

dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama dirawat di rumah

sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah.

Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui pendidikan

kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga

dalam hal kesehatan khususnya perawatan anak sakit.


29

b. Sebagai konselor

Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan

psikologis berupa dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor,

perawat dapat memberikan konseling keperawatan ketika anak dan

keluarganya membutuhkan. Hal inilah yang membedakan layanan

konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara

mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir

secara fisik maka perawat dapat saling bertukar pikiran dan

pendapat dengan orang tua tentang masalah anak dan keluarganya

dan membantu mencarikan alternatif pemecahannya.

c. Melakukan koordinasi atau kolaborasi.

Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan

koordinasi dan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain

dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik dan

komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi

koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di samping

pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh karena itu kerjasama

dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat

perawat membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan

seluruh rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan

keluarga secara aktif.


30

d. Sebagai pembuat keputusan etik.

Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat

keputusan etik dengan berdasarkan pada nilai normal yang

diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk mendapat

otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan

keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan

kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan

rencana pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus

mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang kebijakan

dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan anak. Perawat yang paling mengerti tentang

pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat harus dapat

meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang

perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi

dampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.

e. Sebagai peneliti.

Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan

penuh dalam upaya menemukan masalah-masalah keperawatan

anak yang harus diteliti, melaksanakan penelitian langsung dan

menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak dengan

tujuan meningkatkan kualitas praktik/asuhan keperawatan pada

anak. Pada peran ini diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam

melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan keperawatan


31

anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan

serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian

yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus

dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas praktik keperawatan anak.

C. Konsep dasar keperawatan Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga

selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).

Adapun menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,

kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

umu: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari

tiap anggota.

2. Definisi Keperawatan Keluarga

Menurut Depkes RI (2010) dalam buku PPSDM Keperawatan

Keluarga dan Komunitas Komprehensif (2017) Keperawatan keluarga

merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan

komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga

dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi (Depkes, 2010).


32

Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian

pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik

keperawatan (Widagdo, 2016). Pelayanan keperawatan keluarga

merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di masyarakat yang

menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan

melibatkan anggota

3. Struktur Keluarga

Macam-macam struktur keluarga menurut Harmoko (2012) :

a. Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur ayah.

b. Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun

melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal

Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

saudara suami.
33

e. Keluarga Kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga

dan beberapa sanak.

4. Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe

keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta

keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu

memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga. Menurut Harmoko

(2012) tipe keluarga yaitu :

a. Nuclear Family

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang ditinggal

dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu

ikatan perkawinan, satu/keduaanya dapat bekerja di luar rumah.

b. Extended Family

Kelurga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/itri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-

anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan baru. Satu atau keduanya

dapat bekerja di luar rumah.


34

d. Middle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja

dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena

sekolah/perkawinan/meniti karier.

e. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,

keduanya/salah satu bekerja dirumah.

f. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannyadan

anak-anaknya dapat tinggal di rumah/di luar rumah.

g. Dual Carier

Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married

Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk menikah.

j. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.


35

l. Communal

Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogamy dengan

anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

m. Group Marriage

Satu peruamahan terdiri atas orang tua dan keturunnya di dalam satu

kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang

laindan semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried Parent and Child

Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di kehendaki, anaknya di

adopsi.

o. Cohibing Couple

Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

Tipe Keluarga Tradisional

a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan

anak (kandung/angkat).

b. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai

hubungan darah misal kakak, nenek, paman, bibi.

c. Single parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oelh

kematian/perceraian.

d. Single adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

e. Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.

Tipe Keluarga Non Tradisional


36

a. Commune Family : lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup

serumah.

b. Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup

bersama dalam satu rumah tangga.

c. Homosexual : dua invidu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah

tangga.

5. Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran

merujuk kepada beberapa set perilaku yang lebih bersifat homogen, yang

didefinisikan dan diharapkan secara normative dari seseorang okupan

peran (role occupan) dalam situasi sosial tertentu.

Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dalam maupun dari

luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan

dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran perawat yang dimaksud

adalah cara untuk menanyakan aktivitas perawat dalam praktik, dimana

telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi

kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab

keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesi. Dimana

setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

6. Fungsi Keluarga

Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang

dapat dijalankan. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut :


37

a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara

dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

b. Fungsi psikologis, yaitu memberi kasih saya ng dan rasa aman bagi

keluarga, memberi perhatian di antara keluarga, memberikan

kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas

pada keluarga.

c. Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku

sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan

nilai-nilai budaya.

d. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

e. Fungsi pendidikan, yaitu untuk menyekolahkan anak untuk

memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku anak

sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak

untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan

tingkat perkembangannya.

7. Tugas Keluarga

Menurut Harmoko (2012) terdapat delapan tugas pokok keluarga,

antara lain :

a. Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya


38

b. Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam

keluarga

c. Mengatur tugas masing-masing anggota sesuai denga kedudukannya

d. Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban

dan kehangatan para anggota keluarga

e. Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan

f. Memelihara ketertiban anggota keluarga

g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih

luas

h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

8. Tujuan Keperawatan Keluarga

Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum

dan khusus. Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian

keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan

khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan

tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah

kesehatannya berikut ini(Widagdo, 2016).

a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.

Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh

anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang

pengertian dan gejala kencing manis yang diderita oleh anggota

keluarganya?
39

b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan

anggota keluarga.

Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa

anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan

untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis ke

pelayanan kesehatan.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan.

Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing

manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat antidiabetik,

mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.

Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu

mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta

perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga

kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota

keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan

perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas

pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.


40

9. Sasaran Keperawatan Keluarga

Adapun sasaran keperawatan keluarga, sebagai berikut (Widagdo,

2016):

a. Keluarga sehat

Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak

mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi

terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh

kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada

promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan

Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota

keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk

menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan

keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan. Keluarga

yang berisiko tinggi dengan balita kelebihan berat badan

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut

Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan

keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit

kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit

terminal.
41

10. Peran dan Fungsi Perawat Keluarga

Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut

(Widagdo, 2016):

a. Pelaksana

Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan

pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai

pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya

kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta

kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan

sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif,

preventif, kuratif, serta rehabilitatif.

b. Pendidik

Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi

kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan

melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku

sehat secara mandiri.

c. Konselor

Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan

konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam

mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang

lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.


42

d. Kolaborator

Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan

kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian

masalah kesehatan di keluarga

D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian Keperawatan Keluarga

a. Pengertian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus terhadap anggota

keluarga yang dibinanya. Secara garis besar terdapat data dasar yang

dipergunakan dalam mengkaji status keluarga yaitu(Nurhayati et al.,

2010):

1) Struktur dan karakteristik keluarga

2) Sosial, ekonomi, dan budaya

3) Faktor lingkungan

4) Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga

5) Psikososial keluarga

b. Format Pengkajian

Pengkajian data pada asuhan keperawatan keluarga berdasarkan

format pengkajian keluarga meliputi :

1) Data Umum

a) Nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan

alamat kepala keluarga, komposisi anggota keluarga yang


43

terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau

umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari

masing-masing anggota keluarga,dan genogram (genogram

keluarga dalam tiga generasi).

b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala

atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

c) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal

suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa terkait dengan kesehatan.

(1) Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga

(2) Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari

sebuah lingkungan yang secara etnik bersifat homogeny)

(3) Kegiatan-kegiatan sosial budaya, rekreasi, dan pendidikan.

Apakah kegiatan-kegiatan ini merupakan budaya dari

keluarga.

(4) Kebiasaan-kebiasaan saat berbusana, baik tradisional

maupun non-tradisional.

(5) Bahasa yang digunakan dalam keluarga

(6) Pengguanaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan

praktisi

d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan seperti :

(1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda keyakinan


44

(2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama

atau organisasi keagamaan

(3) Agama yang dianut oleh keluarga

(4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang

dianut dalam kehidupan keluarga, terutama dalam hal

kesehatan

e) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan,

baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.

Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh

kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta

barang-barang yang dimiliki oleh keluarg seperti :

(1) Jumlah pendapatan perbulan

(2) Sumber-sumber pendapatan perbulan

(3) Jumlah pengeluaran perbualan

(4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhn keluarga

(5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan

pengeluarannya

f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga

tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk

mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV

dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi,

selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau

senggang keluarga.
45

2) Riwayat dan Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan

tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall dalam (Nurhayati et al.,

2010), tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas

tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah

mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dari riwayat kesehatan

keluarga:

a) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Data ini ditentukan oleh anak tertua dalam keluarga.

b) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Pada tahap ini menjelaskan bagaimana tugas perkembangan

yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.

c) Riwayat Keluarga Inti

Data ini menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,

meliputi riwayat penykit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota, dan sumber pelayanan yang

digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga

yang hilang.

d) Riwayat Keluarga Sebelumnya

Data ini menjelaskan asal kedua orang tua (seperti apa

kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat

dengan orang tua dari kedua orang tua.


46

3) Pengkajian Lingkungan

Pengkajian lingkungan pada asuhan keperawatan keluarga

sebagai berikut (Nurhayati et al., 2010) :

a) Karakteristik Rumah

(1) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa

kamar, konrak, atau lainnya). Apakah keluarga memiliki

sendiri atau menyewa rumah untuk tempat tinggal.

(2) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian anterior dan

eksterior. Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe

kamar (kamar tamu, kamar tidur), penggunaan-

penggunaan kamar tersebut dan bagaimana kamar tersebut

diatur. Bagaimana kondisi kecukupan perabot,

penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah. Susunan dan

kondisi bangunan tempat tinggal. Termasuk perasaan-

perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya,

apakah keluarga menganggap rumahnya memadai bagi

mereka.

(3) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat masak, apakah

ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran.

(4) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya

sabun dan handuk.

(5) Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur. Apakah

memadai bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia


47

mereka, hubungan, dan kebutuhan-kebutuhan khusus

mereka lainnya.

(6) Kebersihan dan sanitasi rumah,apakah banyak serangga-

serangga kecil (khususnya didalam), dan masalah-masalah

sanitasi yg disebabkan akibat binatang-binatang

peliharaan.

(7) Pengaturan privasi.bagaimana perasaan keluarga terhadap

pengaturan privasi rumah mereka memadai atau tidak.

termasuk bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah atau

lingkungan.

(8) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau

penataan rumah mereka.

b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal

(1) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa

(2) Tipe tempat tinggal (hunian,industri,campuran hunian dan

industry kecil agraris)

(3) Sanitasi jalan dan rumah.bagaimana kebersihannya,cara

penangan sampah,dan lainnya.

(4) Adakah jenis-jenis industry dilingkungan rumah

(kebisingan,polusi air dan udara).

(5) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas

tersebut.

(6) Kelas sosial dan karakteristik etnik penghuni.


48

(7) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yg ada

dalam lingkungan dan komunitas (klinik,rumah sakit,

penanganan keadaan gawat darurat, kesejahteraan,

konseling, pekerjaan).

(8) Kemudian pendidikan di lingkungan komnitas apakah

mudah di akses dan bagaimana kondisinya.

(9) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas

tersebut.

(10)Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, apotik, pasar,

wartel, dan lainnya.

(11)Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas

tersebut dapat di akses (jarak, kecocokan,jam

pemberangkatan, dan lainnya).

(12)Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas,

apakah ada masalah serius seperti tidak aman dan

ancaman yang serius.

c) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama

keluarga tinggal di daerah ini, atau apakah sering

mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada.


49

e) Sistem pendukung keluarga meliputi :

(1) Jumlah anggota yang sehat, fasilitas yang dimiliki

keluarga unuk menunjang kesehatan yang meliputi

fasilitias fisik, psikologis.

(2) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas

sosial atau dukungan masyarakat setempat, lembaga

pemerintah, maupun swasta/LSM.

(3) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki

keluarga.

4) Struktur Keluarga

a) Pola-pola Komunikasi Keluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga,

termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan,

komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional

(positif atau negative), frekuensi, dan kualitas komunikasi

yang berlangsung. Adakah hal-hal yang tertentu dalam

keluarga untuk didiskusikan.

b) Struktur Kekuatan Keluarga

(1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang

memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambil

keputusan dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta

siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan

anak-anak.
50

(2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan

keluarga dalam membuat keputusan.

c) Struktur Peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota

keluarga, baik secara formal maupun informal.

(1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap

anggota keluarga (gambarkan bagaimana setiap

keluarga melakukan peran masing-masing) dan apakah

ada konflik peran dalam keluarga.

(2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga,

siapa yang memainkan perasn tersebut, berapa kali, dan

bagaimana peran tersebut dilaksanakan secara

konsisten.

d) Struktur Nilai atau Norma Keluarga

Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga

dengan kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan

nilai norma yang dianut, seberapa penting nilai yang dianut

secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai yang menonjol

dalam keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga,

bagaimana latar belakang budaya yang mempengaruhi nilai-

nilai keluarga, serta bagimana nilai-nilai keluarga

mempengaruhi status kesehatan keluarga.


51

5) Fungsi Keluarga

a) Fungsi Afektif

Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan

memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada

keluarga, serta keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

b) Fungsi Sosialisasi

Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan

sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau

budaya dan perilaku.

c) Fungsi Perawatan Kesehatan

Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan

perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan

keluarga mengenai konsep sehat sakit. Serta kesanggupan

keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga,

diantaranya adalah sebagai berikut :

(1) Mengenal masalah keperawatan

(2) Mengambil keputusan

(3) Merawat anggota keluarga yang sakit

(4) Memelihara lingkungan

(5) Menggunakan fasilitas/pelayanan Kesehatan


52

d) Fungsi reproduksi

Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah

anggota keluarga, serta metode apa yang digunakan

keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.

e) Fungsi ekonomi

Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan

sandang, pangan, dan papan. Bagaimana keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna

meningkatkan status kesehatan.

f) Stress dan koping keluarga

(1) Stresor jangka pendek, yaitu stresor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

6 bulan

(2) Stresor jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini

dialami yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6

bulan.

(3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau

stressor,

(4) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa

yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.
53

(5) Strategi fungsional, menjelaskan adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan.

6) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda

dengan pemeriksaan fisik di klinik.

7) Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehehatan yang ada

2. Diagnosa Keperawatan

a. Pengertian Diagnosis

Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data

hasil pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk

membuat rencana, melakukan implementasi, dan evaluasi

(Widagdo, 2016).

Menurut Mubarak (2012) dalam (Febrianti, 2018) diagnosis

keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap

masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan

keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping

keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera

dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk


54

melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga,

berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga.

Mubarak (2012) merumuskan diagnosis keperawatan

keluarga berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.

Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah,

etiology atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya

dikenal dengan PES.

1) Problem atau masalah (P) Masalah yang mungkin muncul pada

penderita artritis rheumatoid.

2) Etiology atau penyebab (E) Penyebab dari diagnose

keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga berfokus pada

5 tugas kesehatan keluarga yang meliputi:

a) Mengenal masalah kesehatan.

b) Mengambil keputusan yang tepat.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit.

d) Memodifikasi lingkungan.

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari

hasil pengkajian. Masalah keperawatan yang mungkin muncul

pada keluarga dengan Anak Remaja Sehat menurut SDKI tahun

2017 yaitu:

1.) (D. 0031) Resiko Berat Badan Berlebih berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan


55

2.) (D.0107) Resiko gangguan Perkembangan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan

3.) (D. 0108) Resiko Gangguan Pertumbuhan berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan

b. Penentuan Prioritas Masalah

Tipologi dari diagnosis keperawatan dalam penelitian

(Nurhayati et al., 2010) sebagai berikut :

1) Diagnosis aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan

gejala dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan

yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera

ditangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan aktual,

factor yang berhubungan merupakan etiologi, atau factor

penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahab status

kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokkan ke

dalam empat kategori, yaitu:

a) Patofisiologi (biologi atau psikologi)

b) Tindakan yang berhubungan

c) Situasional (lingkungan, personal)

d) Maturasional
56

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari

diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya :

a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan

kesalahan persepsi)

b) Ketidakmauan ( sikap dan motivasi)

c) Ketidakmampuan (kurangmya keterampilan terhadap suatu

prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga,

baik financial, fasilitas, sistem pendukung, lingkungan fisik,

dan psikologis).

2) Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi

gangguan, tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual

apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari tim

kesehatan atau keperawatan. Faktor-faktor risiko untuk

diagnosis risiko dan risiko tinggi memperlihatkan keadaan

dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok.

Faktor ini memebedakan klien atau kelompok risiko tinggi dari

yang lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai risiko.

3) Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera,

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Setelah data dianalisis,

kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu masalah.

Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki


57

oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut

tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu, perawat

bersama keluarga dapat menyusun dan menentukan prioritas

masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan skala

perhitungan yang dapat dilihat pada:

Tabel 2.1
Tabel skoring

No. Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
a. Tidak sehat 3
b. Ancaman kesehatan 2 1
c. Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah yang dapat
diubah
b. Dengan mudah 2 2
c. Hanya sebagian 1
d. Tidak dapat 0
3 Potensial Masalah Dapat Dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah
a. Masalah berat, harus 2
segera ditangani
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu 1 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0

Keterangan :

Rumus Perhitungan Skoring

Skoring
X Bobot= Hasil
Angka Tertinggi

3. Intervensi Keperawatan

Menurut buku PPSDM Keperawatan Keluraga dan Komunitas

Komprehensif (2016) Perencanaan keperawatan keluarga merupakan


58

tahap ketiga dari proses keperawatan. Setelah perawat merumuskan

diagnosis keperawatan, langkah berikutnya adalah menyusun

perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan

masalah klien dan keluarga.

Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu

proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan

untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah

klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat

suatu proses keperawatan.

Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan

berbagai pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan

tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien,

batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya,

kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan,

menulis tujuan, serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang

aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta

kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan

lain.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun

perencanaan keperawatan keluarga adalah berikut ini.

a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara

menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.

b. Rencana keperawatan harus realistik.


59

c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah

instansi kesehatan.

d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.

Adapun tujuan dari perencanaan keperawatan keluarga, sebagai

berikut:

a. Alat komunikasi antarperawat dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga.

b. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan

pada keluarga.

c. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman

bagi perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta

melakukan evaluasi.

d. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.

e. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan

lainnya.

f. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi

keperawatan.

g. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.

h. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam

melakukan evaluasi keperawatan keluarga.


60

Table 2.2
Perencanaan Keperawatan Keluarga

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1 (D. 0031 ) (L.05038) Setelah dilakukan ( I.03097)
Resiko Berat Badan tindakan keperawatan selama 1.1 Identifikasi kondisi
Berlebih berhubungan …x… jam keluarga Kesehatan pasien
dengan ketidakmampuan memahami tentang yang dapat
keluarga mengenal perawatan anggota keluarga memengaruhi berat
masalah kesehatan dalam mengatasi Resiko badan
Berat Badan Berlebih 1.2 Hitung berat badan
Kriteria Hasil : ideal pasien
1. Berat Badan Membaik 1.3 Fasilitasi
2. Tebal Lipatan Kulit menentukan target
Membaik berat badan realistis
3. Indeks Massa Tubuh 1.4 Jelaskan Faktor
Membaik risiko berat badan
berlebih
1.5 Jelaskan hubungan
antara asupan
makanan,aktivitas
fisik, dan
penambahan berat
badan
2 (D. 0107 ) (L.10101) Setelah dilakukan ( I.03141 )
Resiko gangguan tindakan keperawatan selama 2.1 Identifikasi Tahap
Perkembangan …x… jam klien dan keluarga perkembangan Remaja
berhubungan dengan mampu mengatasi Resiko
ketidakmampuan ganggua Perkembangan , 2.2 Tingkatkan Personal
keluarga mengenal dengan Kriteria Hasil: hygiene dan penampilan
masalah Kesehatan 1. Perilaku Sesuai diri
Usia Meningkat 2.3 Fasilitasi rasa
2. Kemampuan melakukan tanggung jawab padadiri
perawatan diri dan orang lain
meningkat 2.4 Jelaskan
perkembangan normal
remaja

2.5. Ajarkan Untuk


mengenali masala
kesehatan dan
penyimpangan padamasa
remaja

3 (E. 0108 ) Setelah dilakukan tindakan ( I.12396 )


Resiko Gangguan keperawatan selama …x… 3.1 Identifikasi
Pertumbuhan jam klien dan keluarga Kesiapan dan
berhubungan dengan dapat mengatasi Resiko kemampuan
ketidakmampuan gangguan pertumbuhan i, menerima
keluarga mengenal dengan Kriteria Hasil : informasi
masalah kesehatan 1. Berat Badan Sesuai Usia 3.2 Sediakan materi
2. Tinggi badan sesuai usia dan media pendkes
61

3.3 Berikan
KEsempatan untuk
bertanya
3.4 Jelaskan kebutuhan
gizi seimbang pada
anak reamaja
3.5 Jelaskan pemebrian
makanan
mengandung
vitamin Ddan zat
besi pada masa
pubertas
3.6 Anjurkan
menghindari
makanan yang
tidak sehat
3.7 Ajarkan PHBS

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu

kepentingan klien, keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk

meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan

lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan

adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik.

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan adalah

dengan menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam

melaksanakan tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga dan

selama tindakan, perawat perlu memantau respon verbal dan nonverbal

pihak keluarga.

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:


62

1) memberikan informasi;

2) memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat, dengan cara:

1) mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan;

2) mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3) mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit, dengan cara:

1) mendemonstrasikan cara perawatan;

2) menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah;

3) mengawasi keluarga melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat, yaitu dengan cara:

1) menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga;

2) melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dengan cara:

1) mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan

keluarga;

2) membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.


63

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap

evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi

merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.

Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi atau

tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya.

Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasil,

bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan (Widagdo, 2016).

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam

mencapai tujuan.

Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan

dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan

yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk:

a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan

c. Melanjutkan rencana tindakan keperawatan

Evaluasi dilaksanakan dengan pendekatan SOAP (Subyektif,

Obyektif, Analisa, dan Planning)

S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif

setelah dilakukan intervensi keperawatan.


64

O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan.

A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada

tujuan yang terkait dengan diagnosis.

P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari

keluarga pada tahapan evaluasi


65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan/Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

penulisan deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang

meliputi pengkajian, menentukan diagnosis, melakukan perencanaan,

melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi pada keluarga dengan Anak

Reamaja Sehat.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien

anak Remaja yang berada dalam 2 keluarga yang berbeda. Kriteria untuk

sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subyek anak terdiri dari 2 orang anak perempuan

2. Anak Remaja Sehat, yang berusia 13 sampai dengan 14 tahun

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam karya tulis ini adalah :

1. Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak

dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan

perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis ditandai dengan

tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder sedangkan


66

secara psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi

yang labil atau tidak menentu, Klien di Dapatkan Dari Hasil Dari Data

Sekretaris RT 28 Perumahan Sosial Batu Ampar Dan Hasil Pendataan

Keluarga Besar yang berusia remaja.

2. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Anak Remaja Sehat

Asuhan keperawatan keluarga pada anak reamaja sehat adalah suatu

proses atau tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan

langsung kepada pasien anak remaja sehat ,. Asuhan keperawatan yang

diberikan di mulai dengan adanya tahapan pengkajian (pengumpulan data,

analisis data, dan penegakkan masalah) diagnosis keperawatan,

pelaksanaan, dan penilaian / evaluasi tindakan keperawatan.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di rumah keluarga masing-masing

responden di wilayah Kerja Puskesmas Batu Ampar. Waktu penelitian pada

klien yaitu DalamWaktu 1 sampai dengan 2 minggu

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut :

1. Karya tulis ilmiah disetujui oleh penguji

2. Meminta izin untuk pengumpulan data dengan metode studi kasus

melalui surat izin pelaksanaan studi kasus kepada pihak Puskesmas Batu

Ampar serta keluarga

3. Membina hubungan saling percaya kepada responden, memberika

informasi singkat tentang tujuan dan manfaat studi kasus kepada


67

responden atau penjelasan untuk mengikuti pelaksanaan tindakan

keperawatan. Agar berpartisipasi dalam studi kasus ini, lembar

persetujuan (informed consent) untuk di tanda tangani.

4. Meminta keluarga responden yang setuju untuk berpastisipasi dalam

pelaksanaan karya tulis ilmiah tersebut.

5. Melakukan Pengkajian

6. Melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan Anak Remaja Sehat

7. Merumuskan diagnose pada klien dengan Anak Remaja Sehat ..

8. Menentukan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan.

9. Melakukan evaluasi segera setelah tindakan dilakukan dan rekapitulasi

serta kesimpulan dari observasi dan analisa

10. status kesehatan selama 14 hari dengan melihat tujuan yang tercapai.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode dan instrument pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,

seperti

a) menanyakan identitas anggota keluarga;

b) menanyakan riwayat penyakit dan tahap perkembangan keluarga

respinden;

c) meananyakan tentang stress dan koping keluarga responden;


68

d) menanyakan harapan keluarga terhadap adanya asuhan keperawatan

keluarga pada anak remaja

Selain wawancara, teknik pengumpulan data lainnya yaitu

observasi,

a) pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi);

b) pengukuran tanda-tanda vital;

c) dokumentasi asuhan keperawatan.

2. Intrument Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data menggunakan format pengkajian

Asuhan Keperawatan Keluarga sesuai ketentuan yang berlaku di

lingkungan prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

G. Keabsahan Data

1. Data Primer

Sumber data yang dikumpulkan dari klien yang dapat memberikan

informasi secara lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan

yang dihadapinya.

2. Data Sekunder

Sumber data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien, seperti

orangtua.

3. Data Tersier

Catatan riwayat penyakit klien.


69

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai semua data

terkumpul. Dilakukan mulai awal pengkajian dan dilakukan

pendokumentasian pada setiap hari untuk mengetahui perkembangan klien.

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta. Selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam

opini pembahasan.

Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-

jawaban dari data yang diperoleh. Selanjutnya diinterpretasikan oleh penulis

dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan

rekomendasi dalam intervensi tersebut


70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian tentang asuhan

keperawatan keluarga pada anak dengan asma. Adapun hasil penelitiannya

diuraikan sebagai berikut :

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Batu Ampar

yang terletak di Jalan Abdul Jl. A.W. Syahrani No.54, Batu Ampar, Kec.

Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dalam

perkembangannya selalu berperan aktif dalam pembangunan Kesehatan

masyarkat yang ada di wilayah kerjanya Untuk menunjang pelaksanaan

tugas pokok dan fungsinya.Puskesmas Batu Ampar dilengkapi dengan

sumber daya yaitu sarana dan prasarana berupa berupa tanah bangunan

kantor, Kendaraan dinas, Inventaris dan fasilitas lainnya. Adapun

pelayanan yang tersedia di Puskesmas Batu Ampar yaitu, Poli Umum, Poli

KB, Poli KIA, Poli Gigi, Bimbingan Konseling Gizi, Ruang TB, Ruang

Tindakan, Ruang Apotek, TU, dan laboratorium.

Kepala Puskesmas Saat Ini adalah : Drg. Nurlin Handaruni

- Poli Umum : dr.Etik dian machsunah

- Poli KB : Imelda P .,Amd Keb

- Poli KIA : Feti .,Amd.Keb

- Poli Gigi : drg.Puji Astuti


71

- Poli TB : Wahid ., Amd.Kep

- Apotek : Apt.Ade Rachmah .,S.Farm

- Poli Gizi : Marchamah Amd.Gz

Studi kasus ini yang di gunakan adalah kunjungan terhadap keluarga

dengan menerapkan asuhan Keperawatan serta analisis mengenai

peningkatan peran keluarga dalam Anak Sehat pada usia remaja di

Wilayah kerja puskesmas batu Ampar. Pada bab ini ,penulis

mengemukakan hasil dari asuhan keperawatan keluarga dengan anak

sehat usia remaja dengan proses keperawatan keluarga yang melalui

proses pengkajian, merumuskan diagnose keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pada keluarga Tn.H Alamat Jl.pattimura

dan keluarga TnR Gang AN – Nur

2. Pengkajian

Tabel 4.1
Hasil Anamnesis, Interpretasi Keluarga 1
dan keluarga 2
Data Anamnesis Keluarga 1 An.G Keluarga 2 An.A
Data Keluarga Nama kepala keluarga Tn.H . Nama kepala keluarga Tn.R
Alamat,Jl.Pattimura Suku Alamat Gg An Nur . Suku
Toraja. Bahasa sehari hari Banjar, bahasa sehari hari
yang digunakan, bahasa bahasa Indonesia.
Indonesia. pelayanan Pelayanan kesehatan
kesehatan terdekat dari terdekat dari rumah adalah
rumah adalah puskesmas puskesmas Mekar Sari
Batu Ampar dengan jarak dengan jarak 1 km , alat
sekitar 2 Km , alat transportasi yang ada
transportasi yang ada dirumah adalah motor.
dirumah adalah mobil .
Data Keluarga Tn.H 41 tahun sebagai KK, Tn R 49 tahun sebagai KK,
pendidikan terakhir STM pendidikan terakhir SMA
bekerja sebagai karyawan bekerja sebagai karyawan
Tambang ,penampilan swasta, Tida ada riwayat
umum sehat, tidak ada penyakit.
riwayat alergi.
Ny.A 50 tahun sebagai ibu Ny.S 50 tahun sebagai ibu
72

pendidikan terakhir S1 pendidikan terakhir S1


bekerja sebagai IRT , status bekerja sebagai Guru ,
kesehatan pernah mengalami riwayat penyakit Fraktur
Tonsilitis , dan dilakukan Klavikula penampilan
operas saat ini Tekanan darah umum sehat ,tidak riwayat
130/70 mmhg. Tidak ada alergi
riwayat alergi. TD : 130/80 mmhg TB :
TB : 150 cm BB: 60 kg 160cm BB 60 kg

An.L pria sebagai anak Nn.W 20 tahun sebagai


pertama, Sedang berkuliah di anak ke Tiga saat ini telah
Luar Kota Bekerja ,orang tua
mengatakan saat kecil tidak
An.G Perempaun 14 tahun ada riwayat penyakit dan
sebagai anak kedua, status imunisasi lengkap
pendidikan saat ini SMP
status imunisasi lengkap, An.A 13 tahun Perempuan
penampilan umum sehat, sebagai anak ke empat ,
tidak ada riwayat Pendidikan saat ini SMP,
penyakit/alergi, tidak ada penampilan umum sehat
keluhan kesehatan. TB: 15cm dengan beberapa keluhan ,.
BB : 43 kg TD:120/70 mmhg TB:156
cm BB: 52 kg. status
An.S sebagai anak ke tiga 7 imunisasi lengkap
tahun pendidikan saat ini TK
, status imunisasi lengkap.
Keadaan kesehatan
Riwayat dan tahap Keluarga An.G dengan tipe Keluarga An.A dengan tipe
perkembangan keluarga keluarga inti. Keluarga saat keluarga inti. Keluarga saat
ini berada pada tahap ini berada pada tahap
keluarga IV yaitu keluarga keluarga IV yaitu keluarga
dengan anak sekolah, dimana dengan anak Sekolah
An.G saat ini berusia 14 .Beberapa tahap
tahun. Beberapa tahap perkembangan keluarga
perkembangan keluarga sudah terpenuhi yaitu,
sudah terpenuhi karena An.N Tetapi anak mengatakan
dapat bersosialsisasi dengan kurang Komunikasi Dan
teman sebaya nya, Tetapi Bila ada Masalah selalu di
kurang dalam lingkungan pendam tetapi An.Aaktif di
sosial di rumah dan di lingkungan sekolah sebagai
lingkungan sekolah . pelatih pramuka dan di
An.G juga mengatakan rumah sebagai anggota
Kecanduan Game Online , Irma
dan Kurang tidur lalu
kualitas tidur kurang .
mengatakan bahwa nafsu An.A Juga mengatakan
makan bertambah Bahwa dirinya susah tidur
dan kecanduan Game
online , mengatakan juga
bahwa Nafsu Makan
berkurang , An.A
Mengatakan bahwa susah
tidur , Tiur hanya 5 jam
dan
di mulai jam 2 pagi An
Mengatakan Sering terjaga
73

, mengeluh pola tidurnya


berubah Keluarga
mengatakan keinginan
untuk mengetahui lebih
tentang Remaja Keluarga
memilliki Tujuan Untuk
meningkatkan gaya hidup
sehat
Rumah dan Sanitasi Tempat tinggal keluarga Tempat tinggal keluarga
lingkungan An.G memiliki luas 70 An.A memiliki luas 30
meter persegi bangunan meter persegi bangunan
tersebut milik sendiri, tersebut Sewa . Memiliki 2
memiliki 4 kamar, 1 ruang kamar,1 ruang tamu
tamu dengan 1 ruang dengan 1 ruang keluarga,1
keluarga,1 dapur, 4 kamar kamar mandi dan
mandi dan wc. wc.Penerangan/ventilasi
Penerangan/ventilasi cukup, Kurang ,lantai rumah
lantai rumah tampak bersih tampak bersih hal ini
hal ini terlihat dari tidak ada terlihat dari tidak ada
kotoran pada lantai, lantai kotoran pada lantai,lantai
rumah menggunakan rumah dari semen yang
keramik,dinding rumah dilapisi karpet
terbuat dari beton. Saluran plastil,dinding rumah
buang limbah ke parit, terbuat dari beton.Saluran
sumber air bersih PDAM, buang limbah ke
menggunakan jamban tangki parit,sumber air bersih
septik,tidak mencemari PDAM atau Air Total
sumber air minum, jamban ,menggunakan jamban
tidak berbau,tidak mencemari tangki septik,tidak
tanah disekitarnya,mudah mencemari sumber air
dibersihkan dan aman minum,jamban tidak
digunakan, dilengkapi berbau,tidak mencemari
dinding dan atap,tersedia tanah disekitarnya,mudah
air,sabun dan alat pembersih. dbersihkan dan aman
Tempat sampah tersedia digunakan,dilengkapi
dirumah. dinding dan atap,tersedia
air,sabun,dan alat
pembersih. Tempat sampah
tersedia.
PHBS di rumah tangga PHBS dirumah tangga sudah PHBS dirumah tangga
cukup baik, persalinan di cukup , persalinan ditolong
tolong oleh tenaga kesehatan, oleh tenaga kesehatan,
bayi diberi asi eksklusif, terdapat posyandu di
terdapat posyandu di lingkungan rumah.Terdapat
lingkungan rumah. Terdapat sumber air bersih yang
sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan
digunakan untuk keperluan sehari-hari,pembuangan
sehari hari, pembungan sampah dilakukan ditempat
sampah dilakukan di tempat pembugan akhir.
pembuangan akhir. Lingungan rumah tampak
Lingkungan rumah tampak baik ,tidak ada lahan
bersih walau tidak ada perkarangan,mengkonsumsi
perkarangan,dikarenakan lauk pauk dan sayur tiap
jarak antar rumah yang hari,konsumsi buah buahan
berdekatan, mengkonsumsi tidak setiap hari.
74

lauk pauk dan sayur tiap Mengunakan jamban sehat.


hari,buah buahan tidak setiap Selalu diberikan Abate oleh
hari. Menggunakan jamban kader setempat. Ada
sehat. Selalu diberikan Abate Perokok Aktif di dalam
oleh kader setempat. Kepala rumah.
keluarga Tidak di rumah .
An.G juga mengatakn di
rumah tidak ada aktifitas
fisik seperti olahraga kecil
Struktur keluarga Keluargan An.G komunikasi Keluarga An.A komunikasi
menggunakan bahasa menggunakan bahasa
Indonesia. Keluarga Indonesia. Keluarga
mengatakan jika ada aggota mengatakan jika ada
keluarga yang mengalami masalah di dalam keluarga
masalah,diajak untuk selalu berdiskusi dalam
bercerita apa masalahnya lalu pengambilan keputusan
didiskusikan untuk mencari Tetapi An.A Mengatakan
jalan keluar.Tetapi An.G Saat lebiih bnayk memendam
ini Kurang berkomunikasi permsalahhan
dengan keluarga apabila ada
masalah Dalam pengambilan Keluarga menganut agama
keputusan Tn.H sebagai islam dan orang tua
kepala keluarga lah yang mengajarkan anaknya
lebih banyak berperan, untuk hormat kepada orang
Tn.F.bekerja di tambang yang usia nya lebih tua.
sehingga waktu berkumpul
dengan keluarga terbatas .

Keluarga menganut agama


Kristen dan orang tua
mengajarkan anaknya untuk
hormat kepada orang yang
usia nya lebih tua.
Fungsi keluarga Keluarga Tn.H selalu Keluarga Tn.R selalu
meperhatikan anggota meperhatikan anggota
keluarganya satu sama lain, keluarganya satu sama lain,
Ny.A selalu memenuhi Ny.S membagi tugas
kebutuhan rumah tangga dirumah untuk anak-
seperti memasak dan anaknya saling bergantian
mencuci dan membersihkan membersihkan rumah.
rumah dan menyiapkan seperti memasak dan
keperluan suami dan anak. mencuci dan membersihkan
Keluarga meyakini rumah dan menyiapkan
pengobatan yang disediakan keperluan suami dan anak.
dipelayanan kesehatan. Keluarga meyakini
Ny.A mengatakan jika ada pengobatan yang
anggota keluarga yang sakit disediakan dipelayanan
biasanya dibawa ke kesehatan.
puskesmas. Ny.s mengatakan jika ada
anggota keluarga yang sakit
biasanya dibawa ke
puskesmas
Stress dan Koping Bagi Keluarga An.G masalah Keluarga Tn.R bila
Keluarga di dalam keluarga harus menemukan masalah
segera diselesaikan dan harus mereka akan
75

tetap di hadapi dengan memecahkannya bersama,


lapang dada. dokter dan selain itu mereka juga
transfusi darah. mencari informasi dan
memelihara hbungan baik
dengan masyarakat sekitar.
Keluarga Tn.R juga selalu
berdoa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
Kemampuan Keluarga 1. Keluarga memberikan 1. Kelurga memberikan
melakukan tugas perhatian kepada anggota perhatian kepada
pemeliharaan kesehatan keluarga yang sakit anggota keluarga yang
anggota keluarga 2. orang tua An.G Tidak sakit
mengetahaui masalah 2. Keluarga mengetahui
kesehatan yang di masalah kesehatan
alami An.G yang di alami An.A
3. orang tua belum 3. Orang tua mengetahui
mengetahui penyebab penyebab Masalah
permasalahn dari dari An.A
An.G 4. Orang tua mengetahui
4. orang tua tidak tanda dan geajala
mengetahui tanda dan Masalah An.A
gejala Masalaj dar An.N 5. Orang tua paham
5. orang tua tidak paham akibatdari Masalah
akibat jika Masalah yang yang di alami An.A
di alami An.N bila tidak 6. Orang tua mencari
di tangani informasi masalah
6. orang tua mencari kesehatan langsung
informasi masalah dengan tenaga
kesehatan yg di alami kesehatan
anak-anaknya melalui 7. Orang tua meyakini
kader setempat penyakit yang di derita
7. orang tua meyakini anaknya perlu berobat
penyakit yang di derita ke fasilitas kesehatan
anaknya perlu berobat ke 8. Orang tua paham
fasilitas kesehatan kebutuhan pengobatan
8. orang tua paham apa saja yang
kebutuhan pengobatan dibutuhkan An.A
apa saja yg dibutuhkan 9. Orang tua tau hal khusus
An.G untuk upaya peningkatan
9. orang tua melakukan kesehatan
upaya peningkatan 10. Orang tua rutin
kesehatan dengan cara membawa An.A untuk
menjaga pola makan dan berobat sesuai dengan
menghindari makanan jadwal yang telah
cepat saji ditentukan oleh
10. orang tua rutin dokternya
membawa An.G untuk 11. Orang tua sudah
berobat sesuai dengan paham cara melakukan
jadwal yang telah pencegahan penyakit
ditentukan oleh yang dialami An.I
dokternya 12. Keluarga Tidak mampu
11. orang tua belum paham menjaga dan
cara melakukan memelihara kebersihan
pencegahan Masalah lingkungan dirumah
yang diderita 13. Keluarga
anaknya,sebab orang tua memanfaatkan
tidak paham penyebab pelayanan kesehatan
76

dari Masalah yang terdekata dari rumah


diderita anaknya
12. Keluarga mampu
menjaga dan memelihara
kebersihan lingkungan
dirumah
13. Keluarag memanfaatkan
pelayanan kesehatan
terdekat dari rumah.

3. Data Fokus Klien Beserta Interpretasi 1 dan 2

Tabel 4.2
Data Fokus Klien1 dan 2
Keluarga Data Subjektif Data Objektif
Tn.H - Pola komunikasi keluarga - Kantung Mata Terlihat
Kurang baik jika AnG Kehitaman
masalah lebih memilih - Pasien AN.G terlihat
untuk di pendam Tidak Fokus saat di ajak
- Ibu mengatakan An. G berkomunikasi
Bahwa anak Remajanya - Ny.A Tampak bingung
An.G Lebih terlihat diam mengenai masalah anak
bila memiliki masalah , remajanya
Jarang membicaraknnya
ke Orang tua An.G Juga
mengtakan demikian
bagaimana menangani
nya
- Ny. A Mengatakan
Terutama An. G Yang
akhir-akhir ini lebih
jarang berkomunikasi
- An.G mengatakan Bahwa
Khawatir dengan
Tidurnya karena terlalu
banyak main HP
- An.G Mengatakan Tidur
5 Jam Saja
- An.G Mengatakan saat ini
sering insomnia
Tn.R - An.A Juga mengatakan - Kantung Mata Terlihat
Bahwa dirinya susah tidur Kehitaman
dan kecanduan Game - An.G mengeluh
online , mengatakan juga kemampuan beraktivitas
bahwa Nafsu Makan menurun
berkurang , An.A - Tampak keinginan Ny.S
Mengatakan bahwa susah Mengetahui Tentang
tidur , Tiur hanya 5 jam, Remaja Baik
AnA Juga khawatir
dengan Pola Tidurnya
An.G mengeluh
kemampuan beraktivitas
menurun
77

- An.A Mengatakan saat ini


sering insomnia
- Ibu mengatakan Bahwa
Lumayan cukup banyak
mengethui mengenai
Remaja , Keluarga
mengatakan keinginan
untuk mengetahui lebih
tentang Remaja dan
Keluarga memilliki
Tujuan Untuk
meningkatkan gaya hidup
sehat

4. Analisa Data

Tabel 4.3 Analisa Data Klien 1 dan 2


Keluarga Data DS & DO Penyebab Masalah
Tn.H Klien 1 DS : Ketidakmampuan Defisit
- Pola komunikasi Keluarga Pengetahuan
keluarga Kurang baik Mengenal Masalah Keluarga
jika AnG masalah Kesehatan
lebih memilih untuk
di pendam
- Ibu mengatakan An.
G Bahwa anak
Remajanya An.G
Lebih terlihat diam
bila memiliki masalah
, Jarang
membicaraknnya ke
Orang tua An.G Juga
mengtakan demikian
- Ny.A Mengatakan
Terutama An. G Yang
akhir-akhir ini lebih
jarang berkomunikasi
DO :
- Ny.A Tampak
bingung mengenai
masalah anak Ketidakmampuan Gangguan Pola
remajanya Keluarga Tidur
mengenal msalah
DS : - kesehatan
- An.G mengatakan
Bahwa Khawatir
dengan Tidurnya
karena terlalu banyak
main HP
- An.G Mengatakan
78

Tidur 5 Jam Saja


- An.G Mengatakan
saat ini sering
insomnia
DO :
- Kantung Mata
Terlihat Kehitaman
- Pasien AN.G terlihat
Tidak Fokus saat di
ajak berkomunikasi
Tn.R DS : Ketidakmampuan Kesiapan
- Ibu mengatakan Keluarga peningkatan
Bahwa Lumayan mengenal msalah Koping Keluarga
cukup banyak kesehatan
mengethui mengenai
Remaja , Keluarga
mengatakan
keinginan untuk
mengetahui lebih
tentang Remaja dan
Keluarga memilliki
Tujuan Untuk
meningkatkan gaya
hidup sehat

DO :
- Tampak keinginan
Ny.S Mengetahui
Tentang Remaja Baik
Gangguan Pola
Tidur
DS :
- An.A Juga
mengatakan Bahwa
dirinya susah tidur
dan kecanduan Game
online , , An.A
Mengatakan bahwa
susah tidur , Tidur
hanya 5 jam, AnA
Juga khawatir dengan
Pola Tidurnya An.G
mengeluh
kemampuan
beraktivitas menurun

- An.A Mengatakan
saat ini sering
insomnia
DO :
- Tampak Kantung
Mata Kehitaman
79

5. Skoring prioritas masalah


Tabel 4.4 Skoring prioritas masalahh klien 1 dan 2
Defisi pengetahuan keluarga B.d Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a.sifat 3 1 Keluarga
masalah 3 mengatakan tidak
aktual (3) □×1=1 terlalu paham
resiko tinggi 3 mengenai Kesehatan
(2) Anak Remaja
potensial (1)
Kemungkinan 2 2 Keluarga mudah
masalah 2 untuk menerima
dapat diubah □×2=2 informasi,ada minat
Mudah (2) 2 dari keluarga untuk
Sebagian (1) mengetahui tentang
Tidak dapat Kesehatan Remaja
(0)

Potensial 3 1 3 Keluarga
masalah □ ×1 =1 mengatakan tidak
untuk dicegah 3 begitu paham dengan
Tinggi (3) Kesehatan Remaja
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya 2 1 2 Anggapan keluarga
masalah □ × 1 =1 tentang Kesehatan
Segera diatasi 2 remaja harus perlu di
(2) pahami agar Bisa
Tidak segera segera di atasi
diatasi (1) apabila ada
Tidak permasalahn pada
dirasakan ada remaja.
masalah (0)
Total 5

Gangguan Pola Tidur B.d Ketidakmampuan keluarga menegnal masalah


kesehatan
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a.sifat masalah 3 1 Keluarga
aktual (3) 3 mengatakan
resiko tinggi □×1=1 tidak terlalu
(2) 3 paham
potensial (1) mengenai
Kesehatan Anak
Remaja
Kemungkinan 2 2 Keluarga mudah
masalah dapat 2 untuk menerima
80

diubah □×2=2 informasi,ada


Mudah (2) 2 minat dari
Sebagian (1) keluarga untuk
Tidak dapat (0) mengetahui
tentang
Kesehatan
Remaja
Potensial 3 1 3 Keluarga
masalah untuk □ ×1 =1 mengatakan
dicegah 3 tidak begitu
Tinggi (3) paham dengan
Cukup (2) Kesehatan
Rendah (1) Remaja
Menonjolnya 2 1 2 Anggapan
masalah □ × 1 =1 keluarga tentang
Segera diatasi 2 Kesehatan
(2) remaja harus
Tidak segera perlu di pahami
diatasi (1) agar Bisa segera
Tidak di atasi apabila
dirasakan ada ada permasalahn
masalah (0) pada remaja.
Total 5

Diagnosa keperawatan Skor


Defisit pengetahuan keluarga Tn.H b.d 5
ketidakmampuan Keluarga mengenal
masalah kesehatan ( D.0111)
Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan 1
ketidak mampuan keluarga mengenal 4
masalah kesehatan ( D.0055 ) ⸺

Kesiapan peningkatan Koping keluarga


Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a.sifat masalah 1 1 1 1 Pengetahuan
aktual (3) □×1= keluarga soal
resiko tinggi ⸺3 Kesehatan
(2) Remaja sudah
potensial (1) 3 cukup
baik,keluarga
dapat
menjelaskan dan
memahami apa
itu remaja
Kemungkinan 2 2 2 Keluarga
masalah dapat □×2=1 terbuka,keluarga
diubah 2 mudah
Mudah (2) memahami dan
Sebagian (1) keluarga paham
Tidak dapat (0) tentang masalah
kesehatan
81

anggota
keluarga
Potensial 3 1 3 Keluarga
masalah untuk □ ×1=1 memahami
dicegah 3 tentang masalah
Tinggi (3) kesehatan yang
Cukup (2) di alami anak
Rendah (1) Remajanya
Menonjolnya 0 1 0 Pengetahuan
masalah tentang Remaja
Segera diatasi dari keluarga
(2) sudah cukup
Tidak segera baik,keluarga
diatasi (1) dapat mengenal
Tidak masalah
dirasakan ada kesehatan
masalah (0)
Total 1
2

3

Gangguan Pola Tidur B.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah


kesehatan
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a.sifat masalah 3 1 3 An.A
aktual (3) □ ×1 = 1 Mengatakan
resiko tinggi 3 Tidur sehari
(2) hanya 5 jam dan
potensial (1) di mulai biasa
pada jam 2 pagi

Kemungkinan 1 2 1 An.A
masalah dapat □×2=2 Mengatakan
diubah 1 Sebelum tidur
Mudah (2) memiliki
Sebagian (1) kebiasaan
Tidak dapat (0) bermaiin game
dahulu dan
sosial media .
Potensial 3 1 3 Keluarga mudah
masalah untuk □ ×1=1 menerima
dicegah 3 informasi yang
Tinggi (3) diberikan
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya 2 1 2 Anggapan
masalah □×1=1 keluarga ini
Segera diatasi 2 masalah yang
(2) harus segera di
Tidak segera atasi karna anak
diatasi (1) tampak terlihat
Tidak kurus
82

dirasakan ada
masalah (0)
Total 5

Diagnosa keperawatan Skor


Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan 5
ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan ( D.0055 )
Kesiapan Peningkatan Pengetahuan 1
Keluarga Tn.R ( D.0113 ) 2

3

6. Intervensi keperawatan
Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan Klien 1 dan 2

Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
Umum : Respon keluarga Edukasi Kesehatan dan
( Klien 1 ) Defisit Pengetahuan siap untuk Edukasi Orang tua :
pengetahuan keluarga menerima Fase Remaja dan
keluarga Tn.H meningkat informasi dan Edukasi Proses Keluarga
b.d mengenai adanya minat
ketidakmampuan Permasalahn untuk
Keluarga Kesehatan mengetahui Observasi
mengenal Remaja tentang 2.1 Identifikasi Kesiapan
masalah Kesehatan dan kemauan menerima
kesehatan ( Khusus : Remaja informasi
D.0111) Setelah 2. keluarga
dilakukan meluangkan Teraupetik
kunjungan waktu sesuai 2.2 Sediakan materi
keluarga selama kesepakatan dan media pendidikan
1x60 untuk menerima kesehatan
menit,diharapkan penyuluhan. 2.3 Jadwalkan pendidikan
keluarga mampu 3. keluarga kesehatan sesuai
mengetahui respon aktif kesepakatan
masalah menanyakan 2.4 Jadwalkan pendidikan
kesehatan pada seputar materi kesehatan sesuai
remaja yang diberikan kesepakatan
4. Keluarga 2.5 Berikan kesempatan
dapat untuk bertanya
menjelaskan apa
itu Kesehatan
Remaja Edukasi
5. Keluarga 2.6 Jelaskan Pola
dapat Hubungan antara orang
menyebutkan tua dan remaja
manfaat dari 2.7 Ajarkan Mengenai
Pengetahuan sikap-sikap menghadapi
kesehatan perilaku remaja
83

Remaja 2.8 Ajarkan Cara


berkomunikasi dengan
remaja
2.9 Anjurkan
meminimakan ggangguan
rutinitas keluarga dengan
memfasilitasi aktifitas rutin
keluarga ( Makan bersama,
Disukusi Keluarga )
Gangguan Pola Umum : 1. keluarga Dukungan Tidur dan
Tidur Keluarga mampu mampu Edukasi Aktivitas /
berhubungan memberikan mengenal Istirahat
dengan ketidak asuhan dalam kesehatan
mampuan keluarga anggota keluarga Observasi
keluarga 2. mampu 3.1 Identifikasi kesiapan
mengenal Khusus mengungkapkan dan menerima
masalah Setelah harapan keluarga Informasi
kesehatan ( dilakukan tentang 3.2 identifikasi Pola
D.0055 ) kunjungan kesehatan aktivitas dan Tidur
keluarga selama gangguan pola 3.3 identifikasi Faktor
1x60 menit, tidur penganggu Tidur
keluarga mampu 3. Keluarga Teraupetik
memahami mampu 3.4Sediakan Materi dan
masalah menyelesaikan media pengatran Aktivitas
kesehatan tugas merawat dan
An.G 3.5 Jadwalkan pemberian
4. Keluhan Sulit pendidikan Kesehatan
Tidur An.G Sesuai Kesepakatan
Menurun 3.6 Berikan Kesempatan
5. Keluhan Pola kepada pasien dan
tidur berubah keluarga untuk bertanya
menurun Edukasi
3.7 Jelaskan pentingnya
tidur Cukup
3.8 Anjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
3.9 Anjurkan menghindri
Makanan / minuman yang
meganggu tidur .
3.10 Ajarkan Faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (
Bermain Game sebelum
tidur )
Umum : 1. keluarga Dukungan Tidur dan
(Klien 2 ) Keluarga mampu mampu Edukasi Aktivitas /
Gangguan Pola memberikan mengenal Istirahat
Tidur asuhan dalam kesehatan
berhubungan keluarga anggota keluarga Observasi
dengan ketidak 2. mampu 1.1 Identifikasi kesiapan
mampuan mengungkapkan dan menerima
keluarga
Khusus harapan keluarga Informasi
Setelah 1.2 identifikasi Pola
mengenal tentang
dilakukan aktivitas dan Tidur
masalah kesehatan
kunjungan 1.3 identifikasi Faktor
kesehatan ( gangguan pola
keluarga selama penganggu Tidur
D.0055 ) tidur
1x60 menit, Teraupetik
84

keluarga mampu 3. Keluarga 1.4 Sediakan Materi dan


memahami mampu media pengatran
masalah menyelesaikan Aktivitas dan
kesehatan tugas merawat 1.5 Jadwalkan pemberian
An.A pendidikan Kesehatan
4. Keluhan Sulit Sesuai Kesepakatan
Tidur An.A 1.6 Berikan Kesempatan
Menurun kepada pasien dan
5. Keluhan Pola keluarga untuk bertanya
tidur berubah Edukasi
menurun 1.7 Jelaskan pentingnya
tidur Cukup
1.8 Anjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
1.9 Anjurkan menghindri
Makanan / minuman yang
meganggu tidur .
1.10 Ajarkan Faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (
Bermain Game sebelum
tidur )
Kesiapan Umum Setelah Edukasi perilaku upaya
Peningkatan Pengetahuan dilakukan kesehatan
Pengetahuan keluarga kunjungan Observasi
Keluarga Tn.R ( meningkat keluarga selama 2.1 Identifikasi kesiapan
D.0113 ) mengenai 1x60 dan kemampuan
permasalahan menit,diharapkan menerima informasi
Kesehatan keluarga mampu Teraupetik
Remaja lebih memahami
masalah 2.2 Sediakan materi
Khsus kesehatan dan media pendidikan
Remaja kesehatan
2.3 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
2.4 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
2.5 Jelaskan penangana
masalah Kesehatan

2.6 Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan
2.7 Ajarkan Pemeliharaan
kesehatan
85

7. .Implementasi Keperawatan
Tabel 4.6 Implementasi Klien 1 dan 2
Diagnosa Tangga Implementasi Evaluasi
l
( Klien 1 ) Rabu 1.1 Identifikasi S:
Defisit 7 Juli kesiapan dan Ny.A Mengatakan Belum
pengethauna 2021 kemampuan pernah mendapat edukasi
Keluarga Tn.H menerima Seperti ini , An.G Juga
B.D Informasi mengatakan Belum perna
Ketidakmampu 1.2 Jelaskan dan mendapat edukasi seperti ini
an Keluarga sediakan Materi
mengenal dan media O:
masalah Pendkes Ny.A dan An.G Tampak
kesehatan 1.3 Beri kesematan Kooperatif saat diberikan
Untuk Bertanya Edukasi, Tampak Ny.A
1.4 Jelaskan Pola Masiih Bingung Dengan
Hubungan Materi Edukasi
Antara Orang
Tua dan Remaja A : Masalah Belum Teratasi
1.5 Ajarkan
mengenai Sikap P : Lanjutkan Intervensi 1.1 –
Menghadapi 1.7
Perilaku
Remaja
1.6 Ajarkan
Komunikasi
Dengan Remaja
1.7 Anjurkan
Rutinitas
bersama
keluarga
Jum’at 1.1 Identifikasi S:
9 Juli Kesiapan dan Ny.A Mengatakan Belum
2021 Kemampuan Terlalu paham mengenai
Menerima Pola Hubungan ANntara
Informasi Orang Tua dan Remaja, Cara
1.2 Jelaskan dan menghadapi perilaku
sediakan Materi Remaja, Dan Komunikasi
dan media dengan remaja
pend.kes
1.3 Beri O:
kesempatan Ny.A TampakKooperatif saat
untukbertanya mendengarkan kembali
1.4 Jelaskan pola edukasi Ny.A Tampak
hubungan antara bertanya Kembali beberapa
orang tua dan isi dari edukasi
remaja
1.5 Ajarkan A : Masalah Teratasi
mengenai Sikap Sebagian
menghadapi
Perilaku Remaja P :Lanjutkan Intervensi
1.6 Ajarkan
Komunikasi
Dengan Remaja
86

1.7 Anjurkan
Rutinitas
Bersama
Keluarga
Minggu 1.1 Identifikasi S:
11 Juli kesiapan dan Ny.A Mengatakan mulai
2021 kemampuan memahami mengenai Pola
menerima Hubungan antara Orang Tua
informasi dan Remaja Ny.A Juga
1.2 Sediakan materi mengatakan Mengajak An.G
dan media Untuk melakukan Aktivitas
pendkes Bersama
1.3 Berikan
kesempatan O:
untuk bertanya Keluarga Tampak Kooperatif
1.4 Jelaskan pola saat di berikan Edukasi ,
hubungan Tampak Pengetahuan Ny.A
antara orang Mengenai Remaja Mulai
Tua dan Remaja Bertambah
1.5 Ajarkan
mengenai A : Masalah Teratasi
sikkap sebagian
menghadapi
perilaku remaja P : Lanjutkan Intervensi
1.6 Ajarkan 1.1 Identifikasi
Komunikasi kesiapan dan
Dengan Remaja kemampuan
menerima
informasi
1.2 Sediakan materi
dan media
pendkes
1.3 Berikan
kesempatan
untuk bertanya
1.4 Jelaskan pola
hubungan
antara orang Tua
dan Remaja
1.5 Ajarkan
mengenai sikkap
menghadapi
perilaku remaja
1.6 Ajarkan
Komunikasi
Dengan Remaja

Selasa 1.1 Identifikasi S:


13 Juli Kesiapan dan Ny.A Mengatakan mulai
2021 kemampuan memahami sikap menghadapi
menerima perilaku remaja
Informasi
1.2 Sediakan Materi O:
dan Media Ny.A Tampak Mengulangi
Pendkes Isi Edukasi mengenai sikap
87

1.3 Berikan menghadapi perlikau remaja .


kesempatan Tampak An.G Kooperatif
untuk bertanya dan Ikut mendengarkan
1.4 Ajarkan edukasi dengan baik .
mengenai sikap
menghadapi A : Masalah Teratasi
perilaku remaja Sebagian
1.5 Ajarkan
Komunikasi P : Lanjutkan Intervensi
dengan Remaja 1.1 Identifikasi
kesiapan dan
Menerima
informasi
1.2 Sediakan Materi
dan Media
Penkes
1.3 Beri
Kesempatan
Untuk bertanya
1.4 Ajarkan
Komunikasi
Dengan Remaja

Kamis 1.1 Identifikasi S:


15 Juli kesiapan dan Ny.A Mengatakan Mulai
2021 Menerima memahami cara
informasi berkomunikasi dengan
1.2 Sediakan Materi Remaja
dan Media
Penkes O:
1.3 Beri Ny.A dan anak Tampak
Memahami isi dari edukasi
Kesempatan
yang diberikan
Untuk bertanya
1.4 Ajarkan A : Masalah Teratasi
Komunikasi
Sebagian
Dengan Remaja
P : Lanjutkn intervensi
1.1 Identifikasi
kesiapan dan
menerima
informasi
1.2 Sediakan
Kembali materi
dan media
Pendkes
Sebelumnya

Jum’at 1.1 Identifikasi S:


16 Juli kesiapan dan Ny.A mengatakan
2o21 menerima Memahami pola Hubungan
informasi Antara Orang Tua Dan
1.2 Sediakan Remaja , Cara menghadapi
Kembali materi perliaku remaja , Komunikasi
dan media dengan remaja, Ny.A juga
88

Pendkes mengtakan mengajak


Sebelumnya An.G Untuk melakukan
kegiatan bersama

O:
Tampak pengetahuan Ny.A
Mengenai Remaja meningkat
dan Tampak Ny.A dapat
menjawab dan Mengulang
beberapa isi edukasi

A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
Minggu 1.1 Mengevaluasi Evaluasi Keseluruhan :
18 Juli Keseluruhan
2021 Impelementasi S:
yang di berikan Ny.A Mengatakan
memahami semua dari isi
Edukasi yang diberikan dan
mengatakan akan
menerapkan itu semua di
kehidupan sehari-hari

O;
Tampak pengentahuan Ny.A
Meningkat dan Tampak
Ny.A Mengulang isi Edukasi
dengan Baik

A : Masalah Teratasi

P : Beri tahu keluarga untuk


tetap menjalankan edukasi ini
setiap hari dan bisa di
terapkan ke pada anak ke 3
nantinya , Bawa Anggota
keluarga ke Fasilitas
kesehatan terdekat bila ada
yang sakit dan Mengikuti
kegiatan” yang membahasa
mengenai Keluarga
Selasa 1.1 Terminasi Terminasi
20 Juli Dengan Keluarga S :Keluarga Mengatakan
2021 Tn.H sangat senang dan sangat
bersykur atas Edukasi yang
di berikan Oleh perawat .
Gangguan Pola Rabu 1.1 Identifikasi S:
Tidur B.d 7Juli Kesiapan An.G Mengatakan Bahwa
Ketidakmampu 2021 Menerima seringkali bergadang An.G
an Keluarga Informasi juga mengatakan bahwa ini
Mengenal 1.2 Identifitikasi Pola edukasipertama kali bagi
Masalah aktiitas dan Tidur dirinya .
Kesehatan 1.3 Identifikasi Faktor O:
Ny.A dan An.G Tampak
penganggu Tidur
1.4 Sediakan materi Kooperatif dan
89

1.5 Jadwalkan Pednkes mendengarkan dengan baik


1.6 Beri kesempatan isi dari materi edukasi
keluarga Untuk
bertanya A:
1.7 Jelaaskn Masalah Belum Teratasi
pentingnya Tidur
Cukup P : Lanjutkan Intervensi
1.8 Anjurkan menepati 1.1 Identifikasi
kebiasan Tidur Kesiapan Dan
1.9 Anjurkan menerima
menghindari Informasi
makanan dan 1.2 Identifikasi pola
minuman yang aktivitas dan
menganggu Tidur Tidur
1.10 Ajarkan Faktor 1.3 Identifikasi factor
yang berkontribusi pengangg Tidur
terhadap gangguan 1.4 Sediakan materi
Tidur 1.5 Jadwalkan
pendkes
1.6 Beri kesempatan
Untuk bertanya
1.7 Jelaskn
pentingnya Tidur
yang cukup
1.8 Anjurkan
menepati
kebiasaan tidur
1.9 Anjurkan makan
dan minuman
yang menganggu
Tidur
1.10Anjurkan Faktor
yang
berkontribusi
Terhadap
gangguan Tidur

Jum’at 1.1 Identifikasi S:


9 Juli Kesiapan Dan An.G mengatakan masih
2021 menerima suka Bergadang untuk
Informasi mengerjakan Tugas
1.2 Identifikasi pola sekolahnya , An.G Juga
aktivitas dan mengatakan Waktu siang dan
Tidur sore digunakan untuk
1.3 Identifikasi bermain HP
factor pengangg
Tidur O:
1.4 Sediakan materi Tampak An.G Kooperatif
1.5 Jadwalkan saat Diberikan Edukasi
pendkes
1.6 Beri kesempatan A : Masalah belum
Untuk bertanya teratasi p
1.7 Jelaskn P ; Lanjutkan Intervensi
pentingnya Tidur 1.1 Identifikasi
yang cukup Kesiapan Dan
90

1.8 Anjurkan menerima


menepati Informasi
kebiasaan tidur 1.2 Identifikasi pola
1.9 Anjurkan makan aktivitas dan
dan minuman Tidur
yang menganggu 1.3 Identifikasi factor
Tidur pengangg Tidur
1.10 Anjurkan Faktor 1.4 Sediakan materi
yang 1.5 Jadwalkan
berkontribusi pendkes
Terhadap 1.6 Beri kesempatan
gangguan Tidur Untuk bertanya
1.7 Jelaskn
pentingnya Tidur
yang cukup
1.8 Anjurkan
menepati
kebiasaan tidur
1.9 Anjurkan makan
dan minuman
yang menganggu
Tidur
1.10Anjurkan Faktor
yang
berkontribusi
Terhadap
gangguan Tidur

Minggu 1.1 Identifikasi S:


11Juli kesiapan dan An.G Mengatakan Bahwa
2021 Meneirima Kemarin Untuk tidur lebih
Informasi awal tetapi masih sulit untuk
1.2 Identifikasi Pola langsung Tidur
aktivitas dan Ny.A juga mengatakan
Tidur mengingatkan anaknya untuk
1.3 Identifikasi cepat Tidur
Faktor
penganggu O:
Tidur Tampak An.G Kooperatif
1.4 Sediakan Materi saat Edukasi dan Tampak
1.5 Jadwalkan gelisah saat menceritakan
Pendkes bahwa ia sulit Tidur
1.6 Beri
Kesempatan A :Masala Teratasi sebagaian
untuk bertanya
1.7 Jelaskan P :Lanjtukan intervensi
pentingnya tidur 1.1 Identifikasi
yang cukup kesiapan menerima
1.8 Anjurkan Infromasi
Menepati 1.2 Identifikasi factor
kebiasaan Tidur penganggu Tidur
1.9 Anjurkan 1.3 Sediiakan Materi
makanan dan dan jadwalkan
Minuman Yang Pendkes
Menganggu 1.4 Beri Kesempatan
91

Tidur Untuk bertanya


1.10 Ajarkan Faktor 1.5 Anjurkan Menepati
yang Kebiasaan Tidur
berkontribubsi 1.6 Anjurkn
terhadap menghindari
gangguanTidur makanan dan
minuman yang
menganggu Tidur
1.7 Ajarkan Faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
tidur

Selasa 1.1 Identifikasi S:


13 Juli kesiapan menerima An.G Mengatakan Tadi
2021 Infromasi malamtidur lebi cepat dan
1.2 Identifikasi factor Juga Makan terakhir jam 7
penganggu Tidur Malam dan Mencoba
1.3 Sediiakan Materi menghindari makanan dan
dan jadwalkan Minuman yang dapat
Pendkes menganggu Tidur
1.4 Beri Kesempatan
Untuk bertanya O:
1.5 Anjurkan Menepati An.G Tampak Kooperatif
Kebiasaan Tidur dan Mulai memahami dengan
1.6 Anjurkn baik isi dari edukasi yang
menghindari diberikan
makanan dan
minuman yang A : Masalah Teratasi
menganggu Tidur sebagian
1.7 Ajarkan Faktor
yang berkontribusi P : Lanjutkan Intervensi
terhadap gangguan 1.1 Identifikasi
tidur Kesiapan dan
menerima
informasi
1.2 Identifikasi
factor penganggu
Tidur
1.3 Beri Kesempatan
Untuk bertanya
1.4 Anjurkan
menepati
kebiasaan Tidur
Kamis 1.1 Identifikasi S:
15 Juli Kesiapan dan An.G Mengatakan Bahwa 2
2021 menerima hari ini sdah Mulai tidur tepat
informasi waktu dan juga mengatakan
1.2 Identifikasi Mengunrangi bermain HP
factor saat hendak Tidur
penganggu Tidur Dan Ny.A Juga mengatakan
memantau anak nya saat
1.3 Beri
mendekati waktu jam tidur
Kesempatan
O:
Untuk bertanya Tampak An.G mulai
1.4 Anjurkan memahami Mengenai
menepati
92

kebiasaan Tidur
1.5 Ajarkan Faktor A :Masalah Teratasi
penganggu Tidur P : Hentikan intervensi
Minggu 1.1 Mengevaluasi Evaluasi Keseluruhan :
18 Juli Keselurhan
2021 impementasi S:
yang telah di An.G Mengatakan
berikan memahami semua dari isi
Edukasi yang diberikan dan
mengatakan akan
menerapkan itu semua di
kehidupan sehari-hari

O;
Tampak pengentahuan Ny.A
dan An.G Meningkat dan
Tampak Ny.A Mengulang isi
Edukasi dengan Baik

A : Masalah Teratasi

P : Beri tahu keluarga untuk


tetap menjalankan edukasi ini
setiap hari dan menjadi
sebuah kebiasaan . Membawa
Anggota keluarga ke Fasilitas
kesehatan terdekat bila ada
yang sakit
Selasa 1.1 Terminasi Terminasi
20 Juli Dengan Keluarga S :Keluarga Mengatakan
2021 TnH sangat senang dan sangat
bersykur atas Edukasi yang
di berikan Oleh perawat
(Klien 2 Rabu 1.1 Identifikasi S:
)Gangguan Pola 7 Juli Kesiapan dan Ny.S Mengatakan Bahwa
Tidur B.d 2021 Menerima Anaknya An.A memang
Ketidakmampu Informasi seringkali bergadang An.N
an Keluarga 1.2 Identifikasi Pola Juga mengatakan demikian
mengenal aktivitas dan dan di Tambah Bermain
masalah tidur Game
kesehatan 1.3 Indetifikasi
Faktor O:
penganggu Tidur Ny.S Dan An.G Tampak
1.4 Sediakan Materi kooperatif dan mendegarkan
dan Media edukasi dengan baik
1.5 Jadwalkan
pendkes A : Masalah Belum Teratasi
1.6 Berikan
kesempatan P : Lanjutkan Intervensi
Untuk bertanya 1.1 Identifikasi
kepada keluarga kesiapan dan
1.7 Jelaskna menerima
Pentingnya tidur infromasi
yang cukup 1.2 Identifikasi
1.8 Anjurkan polaaktivitas dan
93

menepati tidur
kebiasaan Waktu 1.3 Identifkasi Faktor
Tidur penganggu Tidur
1.9 Anjurkan 1.4 Sediakan Materi
menghindari dan Media
makanan dan 1.5 Jadwalkan
minuman Pendkes
penganggu Tidur 1.6 Berikan
1.10 Ajarkan Faktor Kesemoatan
yang Keluarga Untuk
berkontribusi bertanya
terhadap 1.7 Jelaskan
gangguan Tidur Pentignya tidur
yang cukup
1.8 Anjrukan
menepati
kebiasaan Tidur
1.9 Anjurkan
Menghindari
makanan dan
minuman
penganggu Tidur
1.10Anjurkan factor
yang
berkontribusi
terhadap
gangguan Tidur

Jum’at 1.1 Identifikasi S: An.A Mengatakan Untuk


9 Juli kesiapan dan menepati Jam Tidur yaitu
2021 menerima Maximal jam 22.00
infromasi
1.2 Identifikasi O:
polaaktivitas dan An.A Tampak Kooperatif
tidur dan Mendengarkan Edukasi
1.3 Identifkasi dengan Baik
Faktor
penganggu Tidur A : Masalah Teratasi
1.4 Sediakan Materi Sebagian
dan Media
1.5 Jadwalkan P : Lanjutkan Intervensi
Pendkes 1.1 Identifikasi Kesiapan
1.6 Berikan dan menerima
Kesemoatan Informasi
Keluarga Untuk 1.2 Identifikasi pola
bertanya aktivitas dan Tidur
1.7 Jelaskan 1.3 Identifikasi
Pentignya tidur factor penganggu
yang cukup Tidur
1.8 Anjrukan 1.4 Sediakan materi dan
menepati media
kebiasaan Tidur 1.5 Jadwalkan Pendkes
1.9 Anjurkan 1.6 Beri kesempatan
Menghindari keluarga untuk
makanan dan bertanya
1.7 Jelaskan pentingnya
tidur yang cukup
1.8 Anjurkan menghindari
94

minuman makanan dan Minman


penganggu Tidur yang menganggu Tidur
1.10 Anjurkan factor 1.9 Ajarkan Faktor yang
yang berkontribusi terhadap
berkontribusi gangguan pola Tidur
terhadap
gangguan Tidur
Minggu 1.1 Identifikasi S:
11 Juli Kesiapan dan An.A Mengatakan Bahwa
2021 menerima Makan di bawah Jam 8
Informasi Malam dan mengatakan
1.2 Identifikasi pola menghindari makanan dan
aktivitas dan minuman yang menggangu
Tidur Tidur Ny.S juga mengatakan
1.3 Identifikasi Bahwa Meningati anaknya
factor Jika Mendekati jam Tidur
penganggu Tidur
1.4 Sediakan materi O:
dan media Ny.S Dan An.A Tampak
1.5 Jadwalkan Kooperatif Dan
Pendkes Mendengarkan Edukasi
1.6 Beri kesempatan dengan Baik
keluarga untuk
bertanya A :Masalah Teratasi sebagian
1.7 Jelaskan
pentingnya tidur P : Lanjutkan Intervensi
yang cukup 1.1 Identifikasi kesiapan
1.8 Anjurkan dan Menerima Informasi
menghindari 1.2 Identifkasi Pola
makanan dan Aktivitas dan
Minman yang tidur
menganggu 1.3 Identifikasi Faktor
Tidur penganggu Tidur
1.9 Ajarkan Faktor 1.4 Sediakan materi dan
yang media
berkontribusi 1.5 Jadwalkan Pendkes
terhadap 1.6 Berikan kesempatan
gangguan pola Untuk bertanya
Tidur 1.7 Jelaskan pentingnya
Tidur yang cukup

Selasa 1.1 Identifikasi S:


13 Juli kesiapan dan Ny.S dan An.A Mengatakan
2021 Menerima Memahami Isi dai edukasi
Informasi Dan mengikuti edukasi yang
1.2 Identifkasi Pola diberikan , Tampak Ny.S
Aktivitas dan Mencoba Menjelaskan
tidur Mengenai PolaTidur yang
1.3 Identifikasi cukup dan baik di Depan
Faktor perawat
penganggu Tidur
1.4 Sediakan materi O:
dan media Tampak Pengetahuan Ny.S
1.5 Jadwalkan Mengenai masalah pola tidur
Pendkes Yang di alami anaknya An.A
95

1.6 Berikan Meningkat dan Tampak


kesempatan An.G memahami dan
Untuk bertanya mengikuti edukasi secara
1.7 Jelaskan baik dengan bimbingan Ny.S
pentingnya
Tidur yang A : Masalah Teratasi
cukup
P : Lanjutkan Intervensi

Kamis 1.1 Mengevaluasi Evaluasi Keseluruhan


15 Juli Implementasi
2021 yang di berikan S:
Ny.S dan An.A Mengatakan
Memahami Isi dai edukasi
Dan mengikuti edukasi yang
diberikan

O:
Ny.S Tampak senang dengan
kehadiran perawat begitu
Pula An.A

A :Masalah Teratasi
P: Hentikan
Intervensi
Beritauhu Keluarga untuk
Tetap menjaga Pola Tidur
dan Mengunjungi Fasilitas
terdekat bila sakit, beitahu
keluarg untuk tetap
membimbing dan
memberikan dukungan ke
pada anaknya .
Jum’at 1.1 Terminasi Terminasi :
16 Juli dengan Keluarga Keluarga Tn.R Mengatakn
2021 Tn.R senang atas kehadiran
perawat dan Tidak Lupa
perawat menyampaikan
beberapa pesan untuk
Keluarga

Kesiapan Rabu 1.1 Identifikasi S:


Peningkatan 7 Juli kesiapan dan Ny.S Mengatakan senang dan
Pengetahuann 2021 kemampuan mengatakan bahwa
Keluarga menerima pengetahuan mengenai
Informasi masalah Penanganan masalah
1.2 Sediakan Materi kesehatan remaja bertambah
dan dan Media
Pendkes O:
1.3 Jadwalkan Ny.S dan An.A Tampak
Pendeks sesuai kooperatif dan menerima
Kesepakatan edukasi dengan Baik
1.4 Berikan
Kesempatan A : Masalah Teratasi
Untuk bertanya sebagian
1.5 JelaskanPenagan
96

an Masala P : Lanjutkan Intervesi


Kesehatan 1.1 Identifikasi kesiiapan
Remaja dan kemampuan
1.6 Anjurkan menerima informasi
menggunakan 1.2 Sediakan Materi dan
fasilitas Media Pendkes
kesehatan 1.3 Jadwalkan Pendkes
1.7 Ajarkan sesuai Kesepakatan
Pemeliharaan 1.4 Berikan Kesempatan
kesehatan Untuk Bertanya
1.5 Jelaskan Penanganan
masalah Keseatan
1.6 Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan
1.7 Ajarkan Pemeliharaan
kesehatan
Kamis 1.1 Identifikasi S:
9 Juli kesiiapan dan Ny.S mengatakan memahami
2021 kemampuan mengenai peneanganan
menerima Masalah Kesehatan Remaja
informasi Ny.S Juga mengatakan
1.2 Sediakan Materi Pernah mengikuti lomba
dan Media mengenai Pola Asuh anak
Pendkes dan Remaja sehingga ia
1.3 Jadwalkan mengatakan Lebih mudah
Pendkes sesuai memahami Isi edukasi
Kesepakatan O:
1.4 Berikan Tampak Pengetahuua Ny.S
Kesempatan Mengenai Penanganan
Untuk Bertanya masalah kesehatan Remaja
1.5 Jelaskan meningkat
Penanganan A ; Masalah Teratasi
masalah
Keseatan P : Hentikan Intervensi
1.6 Anjurkan
menggunakan
fasilitas
kesehatan
1.7 Ajarkan
Pemeliharaan
kesehatan

Selasa 1.1 Mengevaluasi Evaluasi Keseluruhan :


13 Juli Implementasi
2021 yang di berikan S: Ny.S Mengatakan sangat
memahami Mengenai
masalah Kesehatan Remaja

O : Tampak Pengetahuan
Ny.S Mengenai penanganan
masalah kesehatan Remaja
Meningkat
97

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi
Beritauhu Keluarga untuk
Mengunjungi Fasilitas
terdekat bila sakit, beitahu
keluarg untuk tetap
membimbing dan
memberikan dukungan ke
pada anaknya
Jum’at 1.1 Terminasi dengan Keluarga Tn.R Mengatakn
16 Juli Keluarga Tn.R senang atas kehadiran
2021 perawat dan Tidak Lupa
perawat menyampaikan
beberapa pesan untuk
Keluarga

8. Evaluasi

Tabel 4.7 Evaluasi Klien 1 dan 2


Kunjungan Ke Diagnosa Keperawatan Evaluasi ( SOAP )
S:Keluarga Mengatakan Bahwa
( Klien 1 ) DX. 1 Akan Mengikuti Kegiatan dan
Kunjungan 1 Defisit pengethauna Berharap ada Perubahan Pada
Keluarga Tn.H B.D Keluarga
Ketidakmampuan Keluarga
mengenal masalah kesehatan O : Tampak Keluarga Kooperatif

S:
Kunjungan 2 Ny.A Mengatakan Belum pernah
mendapat edukasi Seperti ini , An.G
Juga mengatakan Belum perna
mendapat edukasi seperti ini

O:
Ny.A dan An.G Tampak Kooperatif
saat diberikan Edukasi, Tampak
DX.2 Ny.A Masiih Bingung Dengan
Gangguan Pola Tidur B.d Materi Edukasi
Ketidakmampuan Keluarga
Mengenal Masalah A : Masalah Belum Teratasi
Kesehatan
P : Lanjutkan Intervensi 1.1 – 1.7

S:
An.G Mengatakan Bahwa
seringkali bergadang An.G juga
mengatakan bahwa ini
edukasipertama kali bagi dirinya .
O:
98

Ny.A dan An.G Tampak Kooperatif


dan mendengarkan dengan baik isi
dari materi edukasi

A:
Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi Kesiapan Dan
menerima Informasi
1.2 Identifikasi pola aktivitas
dan Tidur
1.3 Identifikasi factor pengangg
Tidur
1.4 Sediakan materi
1.5 Jadwalkan pendkes
1.6 Beri kesempatan Untuk
bertanya
1.7 Jelaskn pentingnya Tidur
yang cukup
1.8 Anjurkan menepati
kebiasaan tidur
1.9 Anjurkan makan dan
minuman yang
menganggu Tidur
1.10Anjurkan Faktor yang
berkontribusi Terhadap
gangguan Tidur

Kunjungan 3 DX. 1 S:
Defisit pengethauna Ny.A Mengatakan Belum Terlalu
Keluarga Tn.H B.D paham mengenai Pola Hubungan
Ketidakmampuan Keluarga ANntara Orang Tua dan Remaja,
mengenal masalah kesehatan Cara menghadapi perilaku Remaja,
Dan Komunikasi dengan remaja

O:
Ny.A TampakKooperatif saat
mendengarkan kembali edukasi
Ny.A Tampak bertanya Kembali
beberapa isi dari edukasi

A : Masalah Teratasi Sebagian

P :Lanjutkan Intervensi
DX.2
Gangguan Pola Tidur B.d S:
Ketidakmampuan Keluarga An.G mengatakan masih suka
Mengenal Masalah Bergadang untuk mengerjakan
Kesehatan Tugas sekolahnya , An.G Juga
mengatakan Waktu siang dan sore
digunakan untuk bermain HP

O:
99

Tampak An.G Kooperatif saat


Diberikan Edukasi

A : Masalah belum teratasi

P ; Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi Kesiapan Dan
menerima Informasi
1.2 Identifikasi pola aktivitas
dan Tidur
1.3 Identifikasi factor
pengangg Tidur
1.4 Sediakan materi
1.5 Jadwalkan pendkes
1.6 Beri kesempatan Untuk
bertanya
1.7 Jelaskn pentingnya
Tidur yang cukup
1.8 Anjurkan menepati
kebiasaan tidur
1.9 Anjurkan makan dan
minuman yang
menganggu Tidur
1.10Anjurkan Faktor yang
berkontribusi Terhadap
gangguan Tidur

Kunjungan 4 DX. 1 S:
Defisit pengethauna Ny.A Mengatakan mulai
Keluarga Tn.H B.D memahami mengenai Pola
Ketidakmampuan Keluarga Hubungan antara Orang Tua dan
mengenal masalah kesehatan Remaja Ny.A Juga mengatakan
Mengajak An.G Untuk melakukan
Aktivitas Bersama

O:
Keluarga Tampak Kooperatif saat
di berikan Edukasi , Tampak
Pengetahuan Ny.A Mengenai
Remaja Mulai Bertambah

A : Masalah Teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
1.2 Sediakan materi dan media
pendkes
1.3 Berikan kesempatan untuk
bertanya
1.4 Jelaskan pola hubungan
antara orang Tua dan
Remaja
1.5 Ajarkan mengenai sikkap
10

menghadapi perilaku
remaja
1.6 Ajarkan Komunikasi
Dengan Remaja

S:
DX.2 An.G Mengatakan Bahwa
Gangguan Pola Tidur B.d Kemarin Untuk tidur lebih awal
Ketidakmampuan Keluarga tetapi masih sulit untuk langsung
Mengenal Masalah Tidur
Kesehatan Ny.A juga mengatakan
mengingatkan anaknya untuk cepat
Tidur
O:
Tampak An.G Kooperatif saat
Edukasi dan Tampak gelisah saat
menceritakan bahwa ia sulit Tidur

A :Masala Teratasi sebagaian

P :Lanjtukan intervensi
1.1. Identifikasi kesiapan
menerima Infromasi
1.2 Identifikasi factor penganggu
Tidur
1.3 Sediiakan Materi dan
jadwalkan Pendkes
1.4 Beri Kesempatan Untuk
bertanya
1.5 Anjurkan Menepati
Kebiasaan Tidur
1.6 Anjurkn menghindari
makanan dan minuman yang
menganggu Tidur
1.7 Ajarkan Faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
tidur
Kunjungan 5 DX. 1 S:
Defisit pengethauna Ny.A Mengatakan mulai
Keluarga Tn.H B.D memahami sikap menghadapi
Ketidakmampuan Keluarga perilaku remaja
mengenal masalah kesehatan
O:
Ny.A Tampak Mengulangi Isi
Edukasi mengenai sikap
menghadapi perlikau remaja .
Tampak An.G Kooperatif dan Ikut
mendengarkan edukasi dengan baik
.

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi kesiapan dan
Menerima informasi
10

1.2 Sediakan Materi dan Media


Penkes
1.3 Beri Kesempatan Untuk
bertanya
1.4 Ajarkan Komunikasi

DX.2 S:
Gangguan Pola Tidur B.d An.G Mengatakan Tadi malamtidur
Ketidakmampuan Keluarga lebi cepat dan Juga Makan terakhir
Mengenal Masalah jam 7 Malam dan Mencoba
Kesehatan menghindari makanan dan
Minuman yang dapat menganggu
Tidur

O:
An.G Tampak Kooperatif dan
Mulai memahami dengan baik isi
dari edukasi yang diberikan

A : Masalah Teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi Kesiapan dan
menerima informasi
1.2 Identifikasi factor
penganggu Tidur
1.3 Beri Kesempatan Untuk
bertanya
1.4 Anjurkan menepati
kebiasaan Tidur
Kunjungan 6 DX. 1 S:
Defisit pengethauna Ny.A Mengatakan Mulai
Keluarga Tn.H B.D memahami cara berkomunikasi
Ketidakmampuan Keluarga dengan Remaja
mengenal masalah kesehatan
O:
Ny.A dan anak Tampak Memahami
isi dari edukasi yang diberikan

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkn intervensi
1.3 Identifikasi kesiapan dan
menerima informasi
1.4 Sediakan Kembali materi
dan media Pendkes
Sebelumnya
S:
DX.2 An.G Mengatakan Bahwa 2 hari ini
Gangguan Pola Tidur B.d sdah Mulai tidur tepat waktu dan
Ketidakmampuan Keluarga juga mengatakan Mengunrangi
Mengenal Masalah bermain HP saat hendak Tidur
Kesehatan Dan Ny.A Juga mengatakan
memantau anak nya saat mendekati
10

waktu jam tidur


O:
Tampak An.G mulai memahami
Mengenai

A :Masalah Teratasi
P : Hentikan intervensi
Kunjungan 7 DX. 1 S:
Defisit pengethauna Ny.A mengatakan Memahami pola
Keluarga Tn.H B.D Hubungan Antara Orang Tua Dan
Ketidakmampuan Keluarga Remaja , Cara menghadapi perliaku
mengenal masalah kesehatan remaja , Komunikasi dengan
remaja, Ny.A juga mengtakan
mengajak An.G Untuk melakukan
kegiatan bersama

O:
Tampak pengetahuan Ny.A
Mengenai Remaja meningkat dan
Tampak Ny.A dapat menjawab dan
Mengulang beberapa isi edukasi

A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi

Evaluasi Keseluruhan :
DX.2
Gangguan Pola Tidur B.d S:
Ketidakmampuan Keluarga An.G Mengatakan memahami
Mengenal Masalah semua dari isi Edukasi yang
Kesehatan diberikan dan mengatakan akan
menerapkan itu semua di kehidupan
sehari-hari

O;
Tampak pengentahuan Ny.A dan
An.G Meningkat dan Tampak Ny.A
Mengulang isi Edukasi dengan Baik

A : Masalah Teratasi

P : Beri tahu keluarga untuk tetap


menjalankan edukasi ini setiap hari
dan menjadi sebuah kebiasaan .
Membawa Anggota keluarga ke
Fasilitas kesehatan terdekat bila ada
yang sakit
Kunjungan 8 DX. 1 Evaluasi Keseluruhan :
Defisit pengethauna
Keluarga Tn.H B.D S:
Ketidakmampuan Keluarga Ny.A Mengatakan memahami
mengenal masalah Kesehatan semua dari isi Edukasi yang
diberikan dan mengatakan akan
menerapkan itu semua di
kehidupan sehari-hari
10

O;
Tampak pengentahuan Ny.A
Meningkat dan Tampak Ny.A
Mengulang isi Edukasi dengan Baik

A : Masalah Teratasi

P : Beri tahu keluarga untuk tetap


menjalankan edukasi ini setiap hari
dan bisa di terapkan ke pada anak
ke 3 nantinya , Bawa Anggota
keluarga ke Fasilitas kesehatan
terdekat bila ada yang sakit dan
Mengikuti kegiatan” yang
membahasa mengenai Keluarga
DX.2
Gangguan Pola Tidur B.d Terminasi :
Ketidakmampuan Keluarga S :Keluarga Mengatakan sangat
Mengenal Masalah senang dan sangat bersykur atas
Kesehatan Edukasi yang di berikan Oleh
perawat
Kunjungan 9 DX. 1 Terminasi :
Defisit pengethauna S :Keluarga Mengatakan sangat
Keluarga Tn.H B.D senang dan sangat bersykur atas
Ketidakmampuan Keluarga Edukasi yang di berikan Oleh
mengenal masalah kesehatan perawat .

( KLIEN 2 ) S:Keluarga Mengatakan Bahwa


Kunjunagan 1 Akan Mengikuti Kegiatan dan
Berharap ada Perubahan Pada
Keluarga

O : Tampak Keluarga Kooperatif

S:
DX 1 Ny.S Mengatakan Bahwa Anaknya
Kunjungan 2 Gangguan Pola Tidur B.d An.A memang seringkali bergadang
Ketidakmampuan Keluarga An.N Juga mengatakan demikian
mengenal masalah kesehatan dan di Tambah Bermain Game

O:
Ny.S Dan An.G Tampak kooperatif
dan mendegarkan edukasi dengan
baik

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi kesiapan dan
menerima infromasi
1.2 Identifikasi polaaktivitas dan
tidur
1.3 Identifkasi Faktor penganggu
Tidur
10

1.4 Sediakan Materi dan Media


1.5 Jadwalkan Pendkes
1.6 Berikan Kesemoatan
Keluarga Untuk bertanya
1.7 Jelaskan Pentignya tidur yang
cukup
1.8 Anjrukan menepati kebiasaan
Tidur
1.9 Anjurkan Menghindari
makanan dan minuman
penganggu Tidur
1.10Anjurkan factor yang
berkontribusi terhadap
gangguan Tidur

S:
Ny.S Mengatakan senang dan
mengatakan bahwa pengetahuan
mengenai masalah Penanganan
masalah kesehatan remaja
bertambah

O:
DX 2 Ny.S dan An.A Tampak kooperatif
Kesiapan Peningkatan dan menerima edukasi dengan Baik
Pengetahuann Keluarga
A : Masalah Teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervesi
1.1 Identifikasi kesiiapan dan
kemampuan menerima
informasi
1.2 Sediakan Materi dan Media
Pendkes
1.3 Jadwalkan Pendkes sesuai
Kesepakatan
1.4 Berikan Kesempatan Untuk
Bertanya
1.5 Jelaskan Penanganan masalah
Keseatan
1.6 Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
1.7 Ajarkan Pemeliharaan
kesehatan
Kunjungan 3 DX 1 S: An.A Mengatakan Untuk
Gangguan Pola Tidur B.d menepati Jam Tidur yaitu Maximal
Ketidakmampuan Keluarga jam 22.00
mengenal masalah kesehatan
O:
An.A Tampak Kooperatif dan
Mendengarkan Edukasi dengan
Baik

A : Masalah Teratasi Sebagian


10

P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi Kesiapan dan
menerima Informasi
1.2 Identifikasi pola aktivitas dan
Tidur
1.3 Identifikasi factor
penganggu Tidur
1.4 Sediakan materi dan media
1.5 Jadwalkan Pendkes
1.6 Beri kesempatan
keluarga untuk bertanya
1.7 Jelaskan pentingnya tidur yang
cukup
1.8 Anjurkan menghindari
makanan dan Minman yang
menganggu Tidur
1.9 Ajarkan Faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola Tidur
DX 2 S:
Kesiapan Peningkatan Ny.S mengatakan memahami
Pengetahuann Keluarga mengenai peneanganan Masalah
Kesehatan Remaja
Ny.S Juga mengatakan Pernah
mengikuti lomba mengenai Pola
Asuh anak dan Remaja sehingga ia
mengatakan Lebih mudah
memahami Isi edukasi

O:
Tampak Pengetahuua Ny.S
Mengenai Penanganan masalah
kesehatan Remaja meningkat

A ; Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi

Kunjungan 4 DX 1 S:
Gangguan Pola Tidur B.d An.A Mengatakan Bahwa Makan
Ketidakmampuan Keluarga di bawah Jam 8 Malam dan
mengenal masalah kesehatan mengatakan menghindari makanan
dan minuman yang menggangu
Tidur Ny.S juga mengatakan
Bahwa Meningati anaknya Jika
Mendekati jam Tidur

O:
Ny.S Dan An.A Tampak Kooperatif
Dan Mendengarkan Edukasi
dengan Baik

A :Masalah Teratasi sebagian


10

P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Identifikasi kesiapan dan
Menerima Informasi
1.2 Identifkasi Pola Aktivitas dan
tidur
1.3 Identifikasi Faktor penganggu
Tidur
1.4 Sediakan materi dan media
1.5 Jadwalkan Pendkes
1.6 Berikan kesempatan Untuk
bertanya
1.7 Jelaskan pentingnya
Tidur yang cukup

Evaluasi Keseluruhan :
S: Ny.S Mengatakan sangat
DX 2 memahami Mengenai masalah
Kesiapan Peningkatan Kesehatan Remaja
Pengetahuann Keluarga
O : Tampak Pengetahuan Ny.S
Mengenai penanganan masalah
kesehatan Remaja Meningkat

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi
Beritauhu Keluarga untuk
Mengunjungi Fasilitas terdekat bila
sakit, beitahu keluarg untuk tetap
membimbing dan memberikan
dukungan ke pada anaknya
Kunjungan 5 DX 1 S:
Gangguan Pola Tidur B.d Ny.S dan An.A Mengatakan
Ketidakmampuan Keluarga Memahami Isi dai edukasi Dan
mengenal masalah kesehatan mengikuti edukasi yang diberikan

O:
Ny.S Tampak senang dengan
kehadiran perawat begitu
Pula An.A

A :Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi
Beritauhu Keluarga untuk Tetap
menjaga Pola Tidur dan
Mengunjungi Fasilitas terdekat bila
sakit, beitahu keluarg untuk tetap
membimbing dan memberikan
dukungan ke pada anaknya

Terminasi
Keluarga Tn.R Mengatakn senang
atas kehadiran perawat dan Tidak
DX 2 Lupa perawat menyampaikan
Kesiapan Peningkatan beberapa pesan untuk Keluarga
10

Pengetahuann Keluarga
Kunjungan 6 DX 1 Terminasi :
Gangguan Pola Tidur B.d Keluarga Tn.R Mengatakn senang
Ketidakmampuan Keluarga atas kehadiran perawat dan Tidak
mengenal masalah kesehatan Lupa perawat menyampaikan
beberapa pesan untuk Keluarga

B. Pembahasan

Pada Pembahasan Ini Peneliti Akan membahas Hasil Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan Klien 1 dan 2 .Kegiatan yang di lakukan

Meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,intervensi Keperawatan,

Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya. Secara garis besar terdapat data dasar yang dipergunakan

dalam mengkaji status keluarga yaitu(Nurhayati et al., 2010)

Hasil Pengkajian di 1 Juli 2021 Pada Keluarga Tn.H pada An.G di

dapatkan adanya masalal Defisit Pengetahuan Keluarga di Tandai Dengan

Pola komunikasi keluarga Kurang baik jika AnG masalah lebih memilih

untuk di pendam , Ibu mengatakan An. G Bahwa anak Remajanya An.G

Lebih terlihat diam bila memiliki masalah , Jarang membicaraknnya ke

Orang tua An.G Juga mengtakan demikian , Ny.A Mengatakan Terutama

An. G Yang akhir-akhir ini lebih jarang berkomunikasi dan Ny.A Tampak

bingung mengenai masalah anak remajanya Ny. A Mengatakan Terutama

An. G Yang akhir-akhir ini lebih jarang berkomunikasi An.G mengatakan

Bahwa Khawatir dengan Tidurnya karena terlalu banyak main HP, An.G
10

Mengatakan Tidur 5 Jam Saja , An.G Mengatakan saat ini sering insomnia

,Kantung Mata Terlihat Kehitaman Pasien AN.G terlihat Tidak Fokus saat di

ajak berkomunikasi ,Ny.A Tampak bingung mengenai masalah anak

remajanya

Hasil Pengkajian di 1 Juli 2021 Pada Keluarga Tn.R pada An.A

An.A Juga mengatakan Bahwa dirinya susah tidur dan kecanduan Game

online , mengatakan juga bahwa Nafsu Makan berkurang , An.A

Mengatakan bahwa susah tidur , Tiur hanya 5 jam, AnA Juga khawatir

dengan Pola Tidurnya An.G mengeluh kemampuan beraktivitas

menurunAn.A Mengatakan saat ini sering insomnia Ibu mengatakan Bahwa

Lumayan cukup banyak mengethui mengenai Remaja , Keluarga

mengatakan keinginan untuk mengetahui lebih tentang Remaja dan

Keluarga memilliki Tujuan Untuk meningkatkan gaya hidup

sehat,Kantung Mata Terlihat Kehitaman, An.G mengeluh kemampuan

beraktivitas menurun Tampak keinginan Ny.S Mengetahui Tentang Remaja

Baik

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001; dalam Jahja, 2012),

seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku

adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara

aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang

didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif

mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide

yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga


10

mengembangkan ide-ide ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan

apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengholah cara

berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. Kekuatan

pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif

dan cakrawala sosial baru. Pemikiran mereka semakin abstrak (remaja

berpikir lebih abstrak daripada anak-anak), logis (remaja mulai berpikir

seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk memecahkan

masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-pemecahan

masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin.

Mereka berpikir tentang ciriciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan

dunia); lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain,

dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka; serta cenderung

menginterpretasikan dan memantau dunia sosial

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil

pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat

rencana, melakukan implementasi, dan evaluasi (Widagdo, 2016).

Menurut Mubarak (2012) dalam (Febrianti, 2018) diagnosis

keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap masalah

dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur

keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat

aktual, resiko, maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan

dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-


11

sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan sumber daya

keluarga.

Mubarak (2012) merumuskan diagnosis keperawatan keluarga

berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis

keperawatan meliputi problem atau masalah, etiology atau penyebab, dan

sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES

Berdasarkan Hasil Pengkajian dan Analisa pada Klien 1 yaitu ada 2

Diagnosa Defisit pengetahuan keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan Keluarga Mengenal masalah kesehatan dan Gangguan

Pola Tidur berhubungan dengan ketidakmampuan Keluarga Mengenal

masalah kesehatan.

Berikut Pembahasan Diagnosa Klien1 :

a. Defisit pengetahuan Keluarga Tn.H B.D Ketidakmampuan Keluarga

mengenal masalah kesehatan. Berdasarkan PPNI (2017) Gejala dan

Tanda Mayor dan yang Muncul adalah menanyakan masalahyang di

hadapi, menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukan

persepsi yang Keliru .di tandai dengan Pola komunikasi keluarga

Kurang baik jika AnG masalah lebih memilih untuk di pendam Ibu

mengatakan An. G Bahwa anak Remajanya An.G Lebih terlihat diam

bila memiliki masalah, Jarang membicaraknnya ke Orang tua An.G

Juga mengtakan demikian Ny.A Mengatakan Terutama An. G Yang

akhir-akhir ini lebih jarang berkomunikasi Ny.A Tampak bingung

mengenai masalah anak remajanya


11

Hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk

membangun kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain

itu juga dapat membantu perkembangan sosial, emosional, dan kognitif

pada anak. Penelitian menyebutkan bahwa hubungan antara orangtua

dan anak yang hangat, terbuka, dan komunikatif; terdapat batas yang

wajar antar usia; menyampaikan alasan terkait hal-hal yang tidak boleh

dilakukan anak, akan meningkatkan rasa percaya diri dan juga

performa di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Selain itu anak

akan lebih terhindar dari hal-hal negatif seperti, depresi dan

penggunaan narkoba.

ada masa remaja-dewasa muda, orangtua memiliki tugas dan peran

baru seiring dengan berubahnya kebutuhan anak pada masa ini.

Perubahan yang terjadi pada masa ini adalah perubahan secara fisik,

kognitif, dan juga sosial. Anak akan mulai melepaskan diri dari

ketergantungan pada keluarga dan mulai fokus pada kehidupan sosial

di luar rumah. Tantangan bagi orangtua adalah bagaimana harus

menyeimbangkan antara mempertahankan ikatan dalam keluarga dan

meningkatkan otonomi anak seiring dengan bertambahnya usia dan

pendewasaan pada anak. Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa

orangtua yang tetap mempertahankan komunikasi yang baik dan

hangat memiliki anak dengan luaran lebih baik dalam kehidupan

sosialnya, tidak menggunakan narkoba, mengalami gangguan cemas


11

dan depresi yang lebih sedikit daripada anak dengan orangtua yang

tidak menjaga komunikasi pada masa remaja-dewasa muda

Keberhasilan tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga hingga masyarakat luas.

Peran keluarga utamanya orangtua sangat penting dalam membentuk

lingkungan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan

pengertian. Mengapa peran keluarga utamanya orangtua sangat

penting? Lingkungan paparan pertama dan tersering bagi anak-anak

adalah keluarga. Pembentukan karakter dan proses tumbuh kembang

pertama kali dimulai dari sini. Anak-anak harus dipersiapkan sedini

mungkin untuk menjadi penentu kehidupannya nanti. Harus

dipersiapkan untuk bisa membuat keputusan sendiri dan tumbuh

menjadi pribadi yang kompeten di masyarakat. Proses ini dapat

didapatkan sedini mungkin tergantung pada lingkungan tempat tinggal

anak dibesarkan.Kondisi yang optimal di rumah, pemenuhan nutrisi

yang cukup, dan interaksi antar orangtua maupun dengan anak sangat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak.

Orangtua bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan yang

aman, memantau aktivitas anak, membantu mengembangkan emosi

sosial dan kognitif, serta menyediakan arahan dan panduan dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan menyediakan lingkungan rumah yang

aman dan kondusif, anak akan senang bermain, mengeksplorasi hingga

menemukan berbagai hal baru yang dapat meningkatkan level


11

perkembangan kognitif, sosial, dan emosional. Harapannya kelak dapat

menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan produktif (Pengetahuan,

2017)

Berdasarkan dari Hasil Studi di atas Kasus di atas Maka dapat di

ambil asumsi Bahwa Edukasi Pola Asuh yang dilakukan oleh Peneliti

ke orang tua pada anak khususnya remaja Dapat Mengatsi Defisit

Pengetahuan Keluarga, Sesuai dengan penelitian Robiatul adawiyah

dalam resolusi Majelis Umum PBB (Pamilu, 2007) fungsi utama

keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan

mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh

anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan

baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna

tercapainya Keluarga Sejahtera

b. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidakmampuan Keluarga

Mengenal masalah kesehatan

Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidakmampuan

Keluarga Mengenal masalah kesehatan adalah gangguan kualitas dan

kuantitas waktu tidur akibat fakor eksternal.Berdasarkan ( PPNI,2017 )

Gejala Tanda Mayor dan Minor Mengeluh sulit Tidur , Mengeluh

sering Terjaga , Tidak PUas Tidur, Kemampuan beraktivitas menurun,

Pada Klien di Tandai Dengan An.G mengatakan Bahwa Khawatir

dengan Tidurnya karena terlalu banyak main HP, An.G Mengatakan

Tidur 5 Jam Saja, An.G Mengatakan saat ini sering insomnia,Kantung


11

Mata Terlihat Kehitaman Pasien AN.G terlihat Tidak Fokus saat di ajak

berkomunikasi .

Fase remaja adalah fase tumbuh kembang dengan karakteristik

terdapat perubahan penting dalam fungsi kognitif, perilaku, sosial, dan

emosional sesuai perkembangan biologis, serta adanya fungsi dan

tuntutan baru dalam lingkungan keluarga maupun sosial. Pada remaja

terdapat perubahan dramatis dalam pola tidur-bangun meliputi durasi

tidur berkurang, waktu tidur tertunda, dan perbedaan pola tidur pada

hari kerja dan akhir pekan. Maka, kualitas tidur remaja juga cenderung

berkurang.1 Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian epidemiologi

mengungkapkan bahwa jumlah anak remaja yang mengalami

gangguan tidur semakin meningkat.2 Penelitian Ohida dkk3 terhadap

siswa SLTP dan SMU menunjukkan prevalensi gangguan tidur yang

bervariasi mulai dari 15,3% hingga 39,2%, bergantung pada jenis

gangguan tidur yang dialami. Penelitian yang dilakukan oleh Bruni

dkk4 mengenai gangguan tidur dengan menggunakan metode Sleep

Disturbances Scale for Children mendapatkan prevalensi gangguan

tidur pada populasi kontrol 73,4%. Di Indonesia, belum ada penelitian

epidemiologi yang dilakukan untuk mengetahui gangguan tidur pada

remaja. Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang

dicirikan dengan gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur

pada seorang individu.5 Gangguan tidur pada remaja dipengaruhi

berbagai faktor, baik medis maupun non-medis. Faktor-faktor non-


11

medis yang mempengaruhi tidur antara lain jenis kelamin, pubertas,

kebiasaan tidur, status sosioekonomi, keadaan keluarga, gaya hidup,

dan lingkungan yang berhubungan dengan gangguan tidur. Sedangkan

faktor medis yang mempengaruhi tidur antara lain berbagai gangguan

neuropsikiatri dan penyakit kronis, seperti asma dan dermatitis

atopi.3,6,7 Diagnosis gangguan tidur pada remaja sulit ditegakkan,

karena keluhan gangguan tidur seringkali tidak disampaikan oleh

remaja, selain itu pada usia remaja pola tidur tidak lagi menjadi pusat

perhatian orang tua. Oleh karena itu gangguan tidur pada remaja

seringkali tidak terdiagnosis dan akhirnya tidak diobati dengan baik

(Adelina Haryono, 2009)

Berdasarkan Dari hasil studi kasus di atas maka dapat di ambil

asumsi penulis bahwa Penerapan Edukasi Pola tidur yang cukup dan

baik dapat mengurangi Gangguan Pola Tidur . Menurut Penelitian

Edukasi Pola Tidur merupakan salah satu intervensi keperawatan yang

efektif dalam mengatasi masalah tidur pada remaja. diberikan salah

satunya dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai Edukasi

Pola Tidur yang cukup dan baik. Edukasi Pola tidur merupakan

serangakaian upaya promosi kesehatan tidur yang terdiri dari

rangkaian rekomendasi lingkungan dan perilaku tidur untuk

menciptakan kualitas tidur yang optimal (Mardalifa, 2018 )

Berikut Pembahasan Diagnosa Klien 2 :


11

a. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidakmampuan Keluarga

Mengenal masalah kesehatan

Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidakmampuan

Keluarga Mengenal masalah kesehatan adalah gangguan kualitas dan

kuantitas waktu tidur akibat fakor eksternal.Berdasarkan ( PPNI,2017 )

Gejala Tanda Mayor dan Minor Mengeluh sulit Tidur , Mengeluh

sering Terjaga , Tidak PUas Tidur, Kemampuan beraktivitas menurun ,

Pada Klien di Tandai dengan An.A Juga mengatakan Bahwa dirinya

susah tidur dan kecanduan Game online , , An.A Mengatakan bahwa

susah tidur , Tidur hanya 5 jam, AnA Juga khawatir dengan Pola

Tidurnya An.G mengeluh kemampuan beraktivitas menurunAn.A

Mengatakan saat ini sering insomnia, Tampak Kantung Mata Kehitaman

Fase remaja adalah fase tumbuh kembang dengan karakteristik

terdapat perubahan penting dalam fungsi kognitif, perilaku, sosial, dan

emosional sesuai perkembangan biologis, serta adanya fungsi dan

tuntutan baru dalam lingkungan keluarga maupun sosial. Pada remaja

terdapat perubahan dramatis dalam pola tidur-bangun meliputi durasi

tidur berkurang, waktu tidur tertunda, dan perbedaan pola tidur pada

hari kerja dan akhir pekan. Maka, kualitas tidur remaja juga cenderung

berkurang.1 Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian epidemiologi

mengungkapkan bahwa jumlah anak remaja yang mengalami

gangguan tidur semakin meningkat.2 Penelitian Ohida dkk3 terhadap

siswa SLTP dan SMU menunjukkan prevalensi gangguan tidur yang


11

bervariasi mulai dari 15,3% hingga 39,2%, bergantung pada jenis

gangguan tidur yang dialami. Penelitian yang dilakukan oleh Bruni

dkk4 mengenai gangguan tidur dengan menggunakan metode Sleep

Disturbances Scale for Children mendapatkan prevalensi gangguan

tidur pada populasi kontrol 73,4%. Di Indonesia, belum ada penelitian

epidemiologi yang dilakukan untuk mengetahui gangguan tidur pada

remaja. Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang

dicirikan dengan gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur

pada seorang individu.5 Gangguan tidur pada remaja dipengaruhi

berbagai faktor, baik medis maupun non-medis. Faktor-faktor non-

medis yang mempengaruhi tidur antara lain jenis kelamin, pubertas,

kebiasaan tidur, status sosioekonomi, keadaan keluarga, gaya hidup,

dan lingkungan yang berhubungan dengan gangguan tidur. Sedangkan

faktor medis yang mempengaruhi tidur antara lain berbagai gangguan

neuropsikiatri dan penyakit kronis, seperti asma dan dermatitis

atopi.3,6,7 Diagnosis gangguan tidur pada remaja sulit ditegakkan,

karena keluhan gangguan tidur seringkali tidak disampaikan oleh

remaja, selain itu pada usia remaja pola tidur tidak lagi menjadi pusat

perhatian orang tua. Oleh karena itu gangguan tidur pada remaja

seringkali tidak terdiagnosis dan akhirnya tidak diobati dengan baik

(Adelina Haryono, 2009)

Berdasarkan Dari hasil studi kasus di atas maka dapat di ambil

asumsi penulis bahwa Penerapan Edukasi Pola tidur yang cukup dan
11

baik dapat mengurangi Gangguan Pola Tidur . Menurut Penelitian

Edukasi Pola Tidur merupakan salah satu intervensi keperawatan yang

efektif dalam mengatasi masalah tidur pada remaja. diberikan salah

satunya dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai Edukasi

Pola Tidur yang cukup dan baik. Edukasi Pola tidur merupakan

serangakaian upaya promosi kesehatan tidur yang terdiri dari

rangkaian rekomendasi lingkungan dan perilaku tidur untuk

menciptakan kualitas tidur yang optimal (Mardalifa, 2018 )

b. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Keluarga

Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Keluarga adalah Pola Adaptasi

anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang di alam klien secara

efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan Untuk

Meningkatkan Kesehatan Keluarga dan Klien .

Berdasarkan PPNI ( 2017 ) Gejala Tanda Mayor dan Minor

Anggota keluarga menetapkan Tujuan Untuk meningkatkan gaya

hidup sehat, keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan

kesehatan, Mengidentifikasi pengalaman yang emngoptimalkan

sejahtera , berupaya menjelaskan dampak krisis terhadap

perkembangan , mengungkapkan minat dalam membuat kontak dengan

orang lain yang mengalami situasi yang sama pada Klien di Tandai

dengan Ibu mengatakan Bahwa Lumayan cukup banyak mengethui

mengenai Remaja , Keluarga mengatakan keinginan untuk mengetahui


11

lebih tentang Remaja dan Keluarga memilliki Tujuan Untuk

meningkatkan gaya hidup sehat, Tampak keinginan Ny.S Mengetahui

Tentang Remaja Baik

Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota

keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan

menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan

keluarga dan klien (Ns. Aprisunadi, 2017)

Dari kesiapan peningkatan koping keluarga penulis melakukan

Intervensi Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi,

Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan, Jadwalkan

pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, Berikan kesempatan untuk

bertanya, Jelaskan penangana masalah Kesehatan ,Anjurkan

menggunakan fasilitas kesehatan , Ajarkan Pemeliharaan kesehatan .

Berdasarkan Hasil Studi mengenai kesiapan peningkata

pengetahuan keluarga yang di dapatkan dari hasil penelitian .

Diharapkan dengan Edukasi Penanganan masalah kesehatan Remaja

Pengetahuan keluarga yang sudah ada Semakin bertambah , Terbukti

dengan sebelum dilakukan penatalaksanaann Pengetahuan Keluarga

sebenarnya baik tetapi perlu di tambah , Pada Kunjungan 3 Ny.S

Selaku ibu dari An.A mengatakan memahami mengenai peneganan

kesehatan remaja , Tampak pengetahuan Ny.S Mengenai penanganan

masalah kesehatan remaja semakinn meningkat . Identitas diri yang

dicari remaja berupa usaha menjelaskan siapa dirinya dan apa


12

perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari

kesinambungan dan kesamaan baru para remaja

memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan

dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai


Remaja dengan Mengembangkan potensi remaja, Memandirikan
akhir Karakter remaja yang labil dan lingkungannya
remaja,Memberikan kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku
timbulnya penyimpangan perilaku yang juga berpengaruh
yang diperlukan remaja dalam mengatasi tantangan dan kebutuhan
kesehatan fisik dan psikologis remajaPenanganan Masalah
hidup sehari-hari. Dari semua hal yang perlu, harus, dan telah

diterapkan, semuanya bermuara pada pentingnya penerapan pola


dengan prinsip Menerapkan pola hidup sehat (Makanan yang halal dan
sehat baik secara fisik dan psikis. Penerapan hidup sehat
alami, Kebiasaan makan yang sehat,Tegas/ disiplin, Tidak mudah

terpengaruh), Memiliki gaya hidup cermat (Menghargai waktu,

Menjaga tujuan utama, Sederhana, Memiliki perencanaan,

Keseimbangan pengelolaan uang, Keseimbangan beraktivitas,

Menghindari hal-hal yang berlebihan), Memiliki keimanan yang kuat

(Penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, Menjadikan

agama sebagai pedoman hidup, Beribadah sesuai dengan tuntutan

agama, Keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani, Berpikir kritis


12

sebelum bertindak Utamakan menjaga kehormatan dan mematuhi etika

(Catio, 2013)

3. Intervensi Keperawatan

Menurut buku PPSDM Keperawatan Keluraga dan Komunitas

Komprehensif (2016) Perencanaan keperawatan keluarga merupakan

tahap ketiga dari proses keperawatan. Setelah perawat merumuskan

diagnosis keperawatan, langkah berikutnya adalah menyusun

perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan

masalah klien dan keluarga.

Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu

proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan

untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah

klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat

suatu proses keperawatan.

Peneliti Telah Membuat Intervensi Keperawatan sesuai dengan

Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) .Menurut

SIKI, Terdapat empat Tindakan dalam Intervensi keperawatan yan

terdiri dari Observasi, Terapeutik, Edukasi dan Kolaborasi .

Intervensi Keperawatan yang dilakukan Oleh peneliti Pada Klien 1

dengan Diagnosa Defisit pengetahuan B.d Ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan Observasi Identifikasi Kesiapan dan

kemauan menerima informasi Teraupetik Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan,Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai


12

kesepakatan, Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,

Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi Jelaskan Pola Hubungan

antara orang tua dan remaja, Ajarkan Mengenai sikap-sikap

menghadapi perilaku remaja, Ajarkan Cara berkomunikasi dengan

remaja, Anjurkan meminimakan ggangguan rutinitas keluarga dengan

memfasilitasi aktifitas rutin keluarga (Makan bersama, Disukusi

Keluarga)

Pada Diagnosa Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan

Ketidakmampuan Keluarga mengenal masalah kesehatan Observasi

Identifikasi kesiapan dan menerima Informasi, identifikasi Pola

aktivitas dan Tidur, identifikasi Faktor penganggu Tidur Teraupetik

Sediakan Materi dan media pengatran Aktivitas dan Jadwalkan

pemberian pendidikan Kesehatan Sesuai Kesepakatan, Berikan

Kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya Edukasi,

Jelaskan pentingnya tidur Cukup, Anjurkan menepati kebiasaan waktu

tidur, Anjurkan menghindri Makanan/minuman yang meganggu tidur.

Ajarkan Faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur

(Bermain Game sebelum tidur)

Intervensi Keperawatan yang dilakukan Oleh peneliti Pada Klien 2

Diagnosa Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan

Ketidakmampuan Keluarga mengenal masalah kesehatan Observasi

Identifikasi kesiapan dan menerima Informasi , identifikasi Pola

aktivitas dan Tidur, identifikasi Faktor penganggu Tidur Teraupetik


12

Sediakan Materi dan media pengatran Aktivitas dan Jadwalkan

pemberian pendidikan Kesehatan Sesuai Kesepakatan ,Berikan

Kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya Edukasi,

Jelaskan pentingnya tidur Cukup, Anjurkan menepati kebiasaan waktu

tidur, Anjurkan menghindri Makanan / minuman yang meganggu tidur,

Ajarkan Faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur

(Bermain Game sebelum tidur). Pada Kesiapan Peningkatan Koping

Keluarga ObservasiIdentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima

informasi Teraupetik Sediakan materi dan media pendidikan

kesehatan, Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,

Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi Jelaskan penangana

masalah Kesehatan ,Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan

,Ajarkan Pemeliharaan kesehatan .

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu

kepentingan klien, keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk

meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan

lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan

adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik.

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan adalah

dengan menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam

melaksanakan tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga dan


12

selama tindakan, perawat perlu memantau respon verbal dan nonverbal

pihak keluarga

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien 1 dan 2 dilakukan

pada waktu yang bersamaan yaitu klien 1 7 juli 2021- 18 Juli ,Klien 2

7 Juli – 16 Juli 2021 . Implementasi di lakukan sesuai dengan

intervensi yang di buat dan di sesuaikan dengan masalah keperawatan

yang ditemukan pada Klien 1

Defisit Pengetahuan Berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah Kesehatan yaitu Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerimma Informasi ,Jelaskan dan sediakan Materi dan

media Pendkes ,Beri kesematan Untuk Bertanya, Jelaskan Pola

Hubungan Antara Orang Tua dan Remaja, Ajarkan mengenai Sikap

Menghadapi Perilaku Remaja Ajarkan Komunikasi Dengan Remaja,

Anjurkan Rutinitas bersama keluarga

Pada Diagnosa Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Kesehatan yaitu

Identifikasi Kesiapan Menerima Informasi ,,Identifitikasi Pola aktiitas

dan Tidur Identifikasi Faktor penganggu Tidur ,Sediakan materi,

Jadwalkan Pednkes , Beri kesempatan keluarga Untuk bertanya

,Jelaaskn pentingnya Tidur Cukup,Anjurkan menepati kebiasan Tidur

,Anjurkan menghindari makanan dan minuman yang menganggu Tidur

, Ajarkan Faktor yang berkontribusi terhadap gangguan Tidur

Pada Klien 2
12

Diagnosa Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Kesehatan yaitu

Identifikasi Kesiapan Menerima Informasi ,,Identifitikasi Pola aktiitas

dan Tidur Identifikasi Faktor penganggu Tidur ,Sediakan materi,

Jadwalkan Pednkes , Beri kesempatan keluarga Untuk bertanya

,Jelaaskn pentingnya Tidur Cukup,Anjurkan menepati kebiasan Tidur

,Anjurkan menghindari makanan dan minuman yang menganggu Tidur

, Ajarkan Faktor yang berkontribusi terhadap gangguan Tidur

Pada Diagnosa Kesiapan Peningkatan Pengetahuann Keluarga

Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima Informasi ,Sediakan

Materi dan dan Media Pendkes ,Jadwalkan Pendeks sesuai

Kesepakatan Berikan Kesempatan Untuk bertanya ,JelaskanPenaganan

Masala Kesehatan Remaja,Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan ,

Ajarkan Pemeliharaan kesehatan

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap

evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi

merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.

Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi atau

tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya.

Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasil,


12

bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan (Widagdo,

2016a). Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam

mencapai tujuan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan

hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan

keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil

keputusan

Hasil evaluasi yang sudah didapatkan setelah 16 Hari Keperawatan

pada Klien 1dan 13 Hari Klien 2 . pada Diagnosa klien 1 Defisit

Pengetahuan Keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan Pada Kunjungan Ke 2 S Ny.A

Mengatakan Belum pernah mendapat edukasi Seperti ini , An.G Juga

mengatakan Belum perna mendapat edukasi seperti ini, Ny.A dan

An.G Tampak Kooperatif saat diberikan Edukasi, Tampak Ny.A

Masiih Bingung Dengan Materi Edukasi , Masalah Belum Teratasi ,

Lanjutkan Intervensi 1.1 – 1.7

Pada Diagnnosa ke 2 Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan

ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan An.G

Mengatakan Bahwa seringkali bergadang An.G juga mengatakan

bahwa ini edukasipertama kali bagi dirinya .Ny.A dan An.G Tampak

Kooperatif dan mendengarkan dengan baik isi dari materi

edukasi,Masalah Belum Teratasi ,Lanjutkan Intervensi

Pada Diagnosa Defisit Pengetahuan Keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Teratasi


12

Tanggal 16 Juli 2021 Ny.A mengatakan Memahami pola Hubungan

Antara Orang Tua Dan Remaja , Cara menghadapi perliaku remaja ,

Komunikasi dengan remaja, Ny.A juga mengtakan mengajak An.G

Untuk melakukan kegiatan bersama , Tampak pengetahuan Ny.A

Mengenai Remaja meningkat dan Tampak Ny.A dapat menjawab dan

Mengulang beberapa isi edukasi Masalah Teratasi , Hentikan

Intervensi

PadaDiagnosa Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Teratasi Tanggal 15

Juli 2021 An.G Mengatakan Bahwa 2 hari ini sdah Mulai tidur tepat

waktu dan juga mengatakan Mengunrangi bermain HP saat hendak

Tidur Dan Ny.A Juga mengatakan memantau anak nya saat mendekati

waktu jam tidur ,Tampak An.G mulai memahami Mengenai ,Masalah

Teratasi Hentikan intervensi

Pada Klien 2

Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan Ny.S Mengatakan Bahwa

Anaknya An.A memang seringkali bergadang An.N Juga mengatakan

demikian dan di Tambah Bermain Game Ny.S Dan An.G Tampak

kooperatif dan mendegarkan edukasi dengan baik ,Masalah Belum

Teratasi ,Lanjutkan Intervensi

Pada Diagnosa Kesiapan Peningkatan Pengetahuann Keluarga

Ny.S Mengatakan senang dan mengatakan bahwa pengetahuan


12

mengenai masalah Penanganan masalah kesehatan remaja bertambah

Ny.S dan An.A Tampak kooperatif dan menerima edukasi dengan

Baik Masalah Teratasi sebagian Lanjutkan Intervesi

Pada Diagnosa Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Teratasi tanggal 13

Juli 2021 Ny.S dan An.A Mengatakan Memahami Isi dai edukasi Dan

mengikuti edukasi yang diberikan,Ny.S Tampak senang dengan

kehadiran perawat begitu Pula An.A, Masalah Teratasi , Hentikan

Intervensi

Pada Diagnosa Kesiapan Peningkatan Pengetahuann Keluarga S

Ny.S mengatakan memahami mengenai peneanganan Masalah

Kesehatan Remaja ,Ny.S Juga mengatakan Pernah mengikuti lomba

mengenai Pola Asuh anak dan Remaja sehingga ia mengatakan Lebih

mudah memahami Isi edukasi ,Tampak Pengetahuua Ny.S Mengenai

Penanganan masalah kesehatan Remaja meningkat , Masalah Teratasi ,

Hentikan Intervensi
12

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan

Keluarga dengan anak remaja pada klien 1 dan 2 , Serta Pembahasan Pada

BAB IV Maka Kesimpulan dan Saran Sebagai Berikut :

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang di lakukan pada Klien 1 An.G dan Klien

2 An.G pada tanggal 1 Juli 2021 di dapatkan ke 2 klien mengalami

masing-masing 2 Masalah Keperawatan ,yang mana Ke 2 klien

memiliki 1 Masalah yang sama yaitu Gangguan Pola Tidur yang mana

Klien 1 dengan keluhan An.G mengatakan Bahwa Khawatir dengan

Tidurnya karena terlalu banyak main HPAn.G Mengatakan Tidur 5

Jam Saja , An.G Mengatakan saat ini sering insomnia . Sedangkan

Pada Klien 2 Dengan Keluhan An.A Juga mengatakan Bahwa dirinya

susah tidur dan kecanduan Game online , An.A Mengatakan bahwa

susah tidur , Tidur hanya 5 jam, An.A Juga khawatir dengan Pola

Tidurnya An.G mengeluh kemampuan beraktivitas menurun, An.A

Mengatakan saat ini sering insomnia

Pada Klien 1 juga di temukan Pola komunikasi keluarga

Kurang baik jika An G masalah lebih memilih untuk di pendam Ibu

mengatakan An. G Bahwa anak Remajanya An.G Lebih terlihat diam


13

bila memiliki masalah, Jarang membicaraknnya ke Orang tua An.G

Juga mengtakan demikian, Ny.A Mengatakan Terutama An. G Yang

akhir-akhir ini lebih jarang berkomunikasi

Pada Klien 2 Juga di temukan Ibu mengatakan Bahwa

Lumayan cukup banyak mengethui mengenai Remaja, Keluarga

mengatakan keinginan untuk mengetahui lebih tentang Remaja dan

Keluarga memilliki Tujuan Untuk meningkatkan gaya hidup sehat.

2. Diagnosa Keperawatan

Untuk Diagnos Keperawatan yang Muncul Pada Klien 1 adalah

Defisit Pengetahuan Keluarga Berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan dan gangguan Pola Tidur

Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan

Pada Klien 2 Diagnosa Yang Muncul ada Gangguan Pola Tidur

Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan dan Kesiapan peningkatan Pengetahuan Keluarga .

3. Intervensi

Intervensi yang di gunakan dalam kasus pada keluarga di susun

berdasarkan prioritas masalah .Intervensi dari setiap diagnosa dapat

sesuai dengan kebutuhan Keluarga .Intervensi berupa Tindakan yang

akan dilakukan untuk mencegah masalah yang belum terjadi dan

mengatasi masalah yang telah terjadi. Intervensi yang di susun

mengacu pada Standar intervensi Keperawatan Indonesia .


13

4. Implementasi

Pelaksanaan Tindakan Pada Kasus Ini dilakukan sesuai dengan

Intervensi yang sudah di susun Sesuai dengan Kebutuhan Keluarga

5. Evaluasi

Akhir dari Proses Keperawatan adalah Evaluasi Terhadap

Asuhan Keperawatan yang di berikan, Evaluasi di lakukan dalam

bentuk SOAP. Respon Keluarga dalam pelaksanaan Asuhan

keperawatan sangatlah Baik, Keluarga Kooperatif dalam setiap

pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Hasil Evaluasi yang dilakukan

menunjukkan ada perubahan perilaku dalam merawat Anak Usia

Remaja dan Perilaku Remaja Yang menjadi lebih Baik

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Hasil Penelitian Ini di harapkan dapat meningkatkan kemampuan,

keterampilan dan Pengetahuan, serta wawasan peneliti Sendiri dalam

melakukan penelitian Ilmiah Khususnya Dalam pemberian asuhan

keperawatan keluarga dengan anak Remaja, Diharapkan bagi peneliti

selanjutnya dapat melakukan pengkajian secara holistic terkait dengan

yang di alami oleh klien agarAsuhan keperawatan dapat tercapai tepat

dengan sesuai dengan masalah yang di temukan pada Klien.

2. Bagi Perkembangan ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini di Harapkan agar selalu menambah dan

memperdalam ilm pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya


13

penatalaksanaan Asuhan keperawatan keluarga dengan anak remaja.

Diharapkan tenaga kesehatan dapat berkesinambungan melakukan

pendidikan kesehatan terhadap keluarga dengan anak Remaja

3. Bagi Klien dan Keluarga

Diharapkan keluarga dapat menerapkan Intervensi yang telah di

Berikan dalam Merawat anak Remaja dan Keluarga dapat mengenal

lebih mengenai masalah masalah kesehatan pada Remaja .


13

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, J. (2016). Peran Keluarga terhadap penyesuain diri remaja. Al - Bayan


, 39 - 47 .
budy, V. (2020). Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Menurut usia . data boks .
Khoiru Bariyah, M. F. (2016). Konsep diri Adversity uintent dan penyusain diri
pada remaja . Pesona jurnal psikologi indonesia , 137 - 144.
Kristianus, A. (2021). Sensus 2020 . Jakarta : INVESTOR.ID .
Anisa, K. . (2019). Peran Keluarga Dalam Perawatan Penderita Asma Di Desa
Sukoreno Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo. 9–25.
Dharmayanti, I., Hapsari, D., & Azhar, K. (2015). Asma pada anak Indonesia:
Penyebab dan Pencetus. Kesmas: National Public Health Journal, 9(4), 320.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v9i4.738
Febrianti, R. (2018). Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja. 10(2), 69–72.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga (S. Riyadi (ed.)). PUSTAKA
PELAJAR.
Ii, B. A. B. (2001). Universitas Sumatera Utara 6. 1(2), 6–38
Monalisa. (2013). PENGALAMAN IBU MERAWAT ANAK PENDERITA
ASMA YANG MENGALAMI MASALAH KUALITAS HIDUP. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Nur, C. A. (2009). DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK Atien Nur Chamidah. Jurnal Pendidikan
Khusus, vol.1 no.3, 1–8.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis (Edisi Revi).
MediAction.
Nurhayati, N., Kep, S., & Rsij-fkk, P. D. K. (2010). ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN MASALAH GIZI KURANG DISUSUN OLEH Ns.
Nurhayati, S.Kep PRODI DIII KEPERAWATAN RSIJ-FKK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA 2010 Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Nursalam, metode penelitian. (2017). Perbedaan Pertumbuhan Balita Stunting.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 25,26.
Padila. (2017). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Nuha Medika.
13

Riskesdas. (2009). Laporan hasil riset kesehatan dasar provinsi kalimantan timur.
Syaifuddin. (2010). Anatomi Fisiologi (M. Ester (ed.); Cetakan 20). Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Widagdo, W. (2016a). Keperawatan Keluarga & Komunitas (1st ed.). Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Adelina Haryono, A. R. (2009). Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaa , 149.
Baumrind, D. (2018 ). Pola Asuh Orang Tua . Jakarta : Binus .
Catio, M. (2013). Peran pendidikan dalam penanganan masalah kesehatan
remaja. Jakarta pusat : indonesia pediatric society .
Mardalifa, T. (2018 ). Sleep Hygiene . Padang Sumatra Barat .
Ns. Aprisunadi, M. S. (2017). Standar diagnosis Keperawatan Indonesia . Jakarta
selatan : DPP PPNI .
Pengetahuan, K. (2017). Pengetahuan Keluarga dan peran Keluarga .
Yogyakarta: fkmk .
Widagdo, W. (2016b). Keperawatan Keluarga dan Komunitas Komprehesif. 634.
file:///C:/Users/user/Documents/KEPERAWATAN/TK 3/SEMESTER
6/KEP KOMUNITAS/Keperawatan-Keluarga-dan-Komunitas-
Komprehensif.pdf
Lampiran 2 LP Kunjungan Klien 1 dan 2

LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN PERTAMA ( KUNJUNGAN I )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Asuhan Keperawatan Keluarga menggunakan pendekatan proses yang
terdiri dari emapt tahap,Tahap tersebut meliputi : pengkajian ,
perencanaan,implementasi,dan evaluasi .Pengkajian merupakan
langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status
kesehatan klien. Data yang telah terkumpul kemudian di analisa
sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga
. Sasaran Dalam asuhan keperawatan keluarga ini yakni keluarga Tn.
A Bertempat Tinggal di Perumahan sosial dan Keluarga Tn.R di gang
An Nur

2. Data yang perlu di kaji Lebih lanjut


a. Data Umum
b. Lingkungan
c. Fungsi Keluarga
d. Harapan Keluarga
e. Pemahaman Klien terhadap masalah kesehatan yang di hadapi
f. Kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah kesehatan
yang ada.
3. Masalah Keperawatan
Gangguan Pola Tidur , Defisit Pengetahuan Keluarga
B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnose Keperawatan
Gangguan Pola Tidur , Defisit Pengetahuan Keluarga
2. Tujuan Umum
Mendapatkan Data,menyimpulkan dan memprioritaskan masalah
keperawatan
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data
umum,lingkungan,fungsi
keluarga,pemeriksaan fisik,harapan keluarga
b. Teridentifikasinya masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada

C. RENCANA KEGIATAN

1. Topik : Pengkajian Keluarga


2. Metode : Wawancara dan Observasi
3. Media : Format Pengkajian ,ATK, Alat Pemfis
4. Waktu : 18.30 - Selesai
5. Tempat : Rumah Tn H
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi :
1.) Mengucapkan Salam
2.) Memperkenalkan Diri
3.) Menjelaskan Tujuan kunjungan
4.) Memvalidasi Keadaan Klien dan Keluarga
b. Kerja :
1.) Melakukan Pengkajian keluarga dan observasi
2.) Mengidentifikasi masala Kesehatan
3.) Memberikan penghargaan pada hal hal positif yang dilakukan
4.) Mengidentifkasi pemahaman keluarga terhadap masalah
kesehatan

c. Terminasi :
1.) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2.) Mengucapkan salam

7. Kriteria Hasil
a. Struktur :
1.) LP( Laporan Pendahuluan ) di siapkan
2.) Alat Bantu atau media di siapkan
b. Proses
1.) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2.) Keluarga Aktif dalam kegiatan
c. Hasil :
1.) Di dapatkan : Data umum lingkungan,fungsi keluarga,harapan
keluarga pemahaman klien terhadap masalah kesehatan yang di
hadapi, dan kemampuan keluarga untuk memprioritaskan
masalah kesehatan yang ada
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KEDUA ( KUNJUNGAN I I )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Pengkajian yang di lakukan pada tanggal 1 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa Keluarga Tn.H juga mengatakan Tidak Tau
penyebab pasti dari masalah kesehatan anak Remajanya .
Pada Kesempatan Ini perawat akan melakukan tindakan keperawatan
Sesuai dengan Masalah keperawatan yang di Dapat .Tindakan yang di
lakukan yakni melakukan penyuluahn dan Edukasi. Sebelum perawat
menjelaskan Masalah kesehatan pada Klien kemudia bersama-sama
dengan keluarga memprioritaskan masalah kesehatan yang ada
sehingga keluarga di harapankan dapat aktif untuk kegiatan
selanjutnya.
2. Masalah Keperawatan :
- Defisit pengetahuan Keluarga Tn.H
- Gangguan Pola Tidur

B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola Tidur B.d Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
- Defisit pengetahuan Keluarga Tn.H B.d
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang Bagaimana
An.G agar berinteraksi dengan orang lain , Serta memahami Pola
Hubungan antara orang tua dan remaja ,menghadapi perilaku remaja
,komunikasi dengan remaja,Aktfitas Rutinitas bersama keluarga .
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit
Keluarga dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
gangguan Pola tidur yang buruk
- Diharapkan Keluarga mampu mengetahui masalah kesehatan
pada remaja

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Edukasi Pola tidur yang cukup Serta memahami Pola
Hubungan antara orang tua dan remaja ,menghadapi perilaku remaja
,komunikasi dengan remaja,Aktfitas Rutinitas bersama keluarga .

2. Metode : Diskusi dan Ceramah


3. Media : Leaflet / Lembar bolak Balik
4. Waktu : 7 Juli 2021 Pukul 10.00 – 12.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.H
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Hubungan antara orang tua dan remaja
,menghadapi perilaku remaja ,komunikasi dengan remaja,Aktfitas
Rutinitas bersama keluarga .
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan setelah
diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang Berinteraksi dengan Orang lain
Serta memahami Pola Hubungan antara orang tua dan remaja
-
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE TIGA ( KUNJUNGAN III)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 7 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa An.G Mengatakan Bahwa dirinya belum
pernah mendapatkan edukasi seperti ini An.G Juga mengatakan belum
memahami betul isi dari edukasi
.Orang tua An.G juga mengatakan baru pertama kali mendapatkan
edukasi mengenai remaja , An.G dan Ny.A Mengatakan memahami
sebagian isi dari edukasi pola tidur
Masalah Keperawatan :
- Defisit pengetahuan Keluarga Tn.H
- Gangguan Pola Tidur

B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan
- Defisit pengetahuan Keluarga Tn.H B.d
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang Bagaimana
An.G agar berinteraksi dengan orang lain , Serta memahami Pola
Hubungan antara orang tua dan remaja ,menghadapi perilaku remaja
,komunikasi dengan remaja,Aktfitas Rutinitas bersama keluarga . dan
dapat merubah pola tidur yang baik
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Diharapkan Keluarga mampu mengetahui masalah kesehatan
pada remaja
- Diharapakn Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
pada gangguan pola tidur
-
C. RENCANA KEGIATAN
Topik : memahami Pola Hubungan antara orang tua dan remaja
,menghadapi perilaku remaja ,komunikasi dengan remaja,Aktfitas
Rutinitas bersama keluarga . Dan Pola tidur yang cukup dan baik

1. Metode : Diskusi dan Ceramah


2. Media : Leaflet / Lembar bolak Balik
3. Waktu : 9 Juli 2021 Pukul 10.00 – 12.00
4. Tempat : Rumah Keluarga Tn.H
5. Strategi Pelaksanaan
d. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
e. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Hubungan antara orang tua dan remaja
,menghadapi perilaku remaja ,komunikasi dengan remaja,Aktfitas
Rutinitas bersama keluarga .
f. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan
setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
6. Kriteria Hasil
1. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
2. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
3. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang Berinteraksi dengan Orang lain
Serta memahami Pola Hubungan antara orang tua dan remaja
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE EMPAT ( KUNJUNGAN IV )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 9 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa An.G Mengatakan Bahwa Mulai memahami
mengenai penjelasan edukasi dan implementasi yang di beriikan , Pada
gangguan pola tidur an.g Mengatakan masih Suka tidur larut malam ,
dan pada Diagnosa Ke 2 telah teratasi
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Pola Tidur
- Defisit Pengetahuan

B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan
- Defisit pengetahuan B.d Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang Bagaimana
An.G agar berinteraksi dengan orang lain , dan dapat merubah pola tidur
yang baik
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengatasi gangguan tidur
- Diharapakn Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
pada gangguan pola tidur
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Edukasi. Dan Pola tidur yang cukup dan baik
2. Metode: Diskusi dan Ceramah
3. Media : Leaflet / Lembar bolak Balik
4. Waktu : 11 Juli 2021 Pukul 10.00 – 12.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.H
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Pola tidur yang cukup dan Baik
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan
setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang Berinteraksi dengan Orang
lain Serta Keluarga dapa memahami Cara Pola Tidur yang
Baik
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE LIMA ( KUNJUNGAN V )

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 11 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa An.G Mengatakan Bahwa Mulai memahami
mengenai penjelasan edukasi dan implementasi yang di beriikan , Pada
gangguan pola tidur an.g Mengatakan masih Suka tidur larut malam
Masalah Keperawatan :
- Defisit Pengetahuan
- Gangguan Pola Tidur

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Interkasi sosial B.d Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang
Bagaimana An.G agar berinteraksi dengan orang lain , dan dapat
merubah pola tidur yang baik
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
- Diharapakn Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
pada gangguan pola tidur

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Edukasi Mengenai Remaja . Dan Pola tidur yang
cukup dan baik
2. Metode : Diskusi dan Ceramah
3. Media : Leaflet / Lembar bolak Balik
4. Waktu : 13 Juli 2021 Pukul 10.00 – 12.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.H
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang
Lain
- Menyampaikan Pola tidur yang cukup dan Baik
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan
Perasaan setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
-
7. Kriteria Hasil
a.Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang Berinteraksi dengan Orang
lain Serta Keluarga dapa memahami Cara Pola Tidur yang
Baik
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE ENAM ( KUNJUNGAN VI )

( EVALUASI )

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 13
Juli 2021 Didapat hasil Bahwa Semua masalah Keperawatan Telah
teratasi
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Pola Tidur
- Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
- Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang
Bagaimana An.A Memiliki Pola tidur yang cukup dan Baik dan
Penangana masalah kesehatan remaja menigkat
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
mengenai pola tidur
- Di harapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

C. RENCANA KEGIATAN
1.Topik : Evaluasi Diagnosa 1 2
2. Metode : Diskusi dan Ceramah
3. Media :-
4. Waktu : 15 Juli 2021 Pukul 16.00 – 17.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.R
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Pola tidur yang cukup dan Baik
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.A dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan
setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan

c. Hasil
- Keluarga dapa memahami Cara Pola Tidur yang Baik
Serta pengetahuan keluarga meningkat
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE TUJUH ( KUNJUNGAN VII)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 15
Juli 2021 Didapat hasil Diagnos 2 Teratasi dan Untuk Diagnosa 1
Tetap Melanjutkan Impllementasi
Masalah Keperawatan :
- Defisit Pengatuhan Keluarga Tn,H
- Gangguan Pola Tidur

B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan
- Defisit Pengetahuan Keluarga Tn.H B.d Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang
Bagaimana An.G agar berinteraksi dengan orang lain , dan dapat
merubah pola tidur yang baik
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapkan Pengetahuan keluarga meningkat
- Diharapakn Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
pada gangguan pola tidur
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Edukasi Mengenai Remaja
2. Metode : Diskusi dan Ceramah
3. Media : Lembar Bolak Balik
4. Waktu : 16 Juli 2021 Pukul 10.00 – 12.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.H
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Pola tidur yang cukup dan Baik
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan setelah
diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahami Cara Pola Tidur yang Baik Serta
pengetahuan keluarga meningkat
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE DELAPAN ( KUNJUNGAN VIII )

TERMINASI

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 16
Juli 2021 Didapat hasil Diagnos 2 Teratasi
Masalah Keperawatan :
- Defisit Pengatuhan Keluarga Tn,H
- Gangguan Pola Tidur

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
- Defisit Pengetahuan B.d Ketiakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
-
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang Bagaimana
An.G agar berinteraksi dengan orang lain , dan dapat merubah pola
tidur yang baik
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapkan Pengetahuan keluarga meningkat
- Diharapakn Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
pada gangguan pola tidur

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Evaluasi Diagnosa 1 2
2. Metode : Diskusi dan Ceramah
3. Media : -
4. Waktu : 18 Juli 2021 Pukul 18.00 – 19.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.H
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Pola tidur yang cukup dan Baik
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan
setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahami Cara Pola Tidur yang Baik
- Serta pengetahuan keluarga meningkat
LP Kunjungan Klien 2

LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN PERTAMA ( KUNJUNGAN I )

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan Keperawatan Keluarga menggunakan pendekatan proses yang
terdiri dari emapt tahap,Tahap tersebut meliputi : pengkajian ,
perencanaan,implementasi,dan evaluasi .Pengkajian merupakan
langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status
kesehatan klien.
Data yang telah terkumpul kemudian di analisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga . Sasaran
Dalam asuhan keperawatan keluarga ini yakni keluarga Tn. A
Bertempat Tinggal di Perumahan sosial dan Keluarga Tn.R di gang An
Nur

2. Data yang perlu di kaji Lebih lanjut


a. Data Umum
b. Lingkungan
c. Fungsi Keluarga
d. Harapan Keluarga
e. Pemahaman Klien terhadap masalah kesehatan yang di hadapi
f. Kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah
kesehatan yang ada.
3. Masalah Keperawatan
Gangguan Pola Tidur , Kesiapan peningkatan pengetahuan
keluarga
B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnose Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum selesai dilakukan

2. Tujuan Umum
Mendapatkan Data,menyimpulkan dan memprioritaskan masalah
keperawatan

3. Tujuan Khusus
a. Terkumpulnya data
umum,lingkungan,fungsi
keluarga,pemeriksaan fisik,harapan keluarga
b. Teridentifikasinya masalah kesehatan keluarga
c. Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Pengkajian Keluarga
2. Metode : Wawancara dan Observasi
3. Media : Format Pengkajian ,ATK, Alat Pemfis
4. Waktu : 18.30 - Selesai
5. Tempat : Rumah Tn H
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi :
1.) Mengucapkan Salam
2.) Memperkenalkan Diri
3.) Menjelaskan Tujuan kunjungan
4.) Memvalidasi Keadaan Klien dan Keluarga

b. Kerja :
1.) Melakukan Pengkajian keluarga dan observasi
2.) Mengidentifikasi masala Kesehatan
3.) Memberikan penghargaan pada hal hal positif yang
dilakukan
4.) Mengidentifkasi pemahaman keluarga terhadap masalah
kesehatan
c. Terminasi :
1.) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2.) Mengucapkan salam
3.) Kriteria Hasil
d. Struktur :
3.) LP( Laporan Pendahuluan ) di siapkan
4.) Alat Bantu atau media di siapkan
e. Proses
1.) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2.) Keluarga Aktif dalam kegiatan

d. Hasil :
1.) Di dapatkan : Data umum lingkungan,fungsi
keluarga,harapan keluarga pemahaman klien terhadap
masalah kesehatan yang di hadapi, dan kemampuan
keluarga untuk memprioritaskan masalah kesehatan yang
ada
2.) Teridentifikasinya Masalah Kesehatan
3.) Terciptanya rasa saling percaya dan membuat kontrak
selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KEDUA ( KUNJUNGAN I I )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Pengkajian yang di lakukan pada tanggal 1 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa An.A Mengatakann bahwa susah tidur
,tidur hanya 5 jam / hari dan dimulai pada jam 2 pagi , Kemudian
Keluarga juga mengatakan keinginan Untuk mengetahui lebih tentang
remaja .
Pada Kesempatan Ini perawat akan melakukan tindakan keperawatan
Sesuai dengan Masalah keperawatan yang di Dapat .Tindakan yang di
lakukan yakni melakukan penyuluahn dan Edukasi. Sebelum perawat
menjelaskan Masalah kesehatan pada Klien kemudia bersama-sama
dengan keluarga memprioritaskan masalah kesehatan yang ada
sehingga keluarga di harapankan dapat aktif untuk kegiatan
selanjutnya.
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Pola Tidur
- Kesiapan peningkatan pengetahuan

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola Tidur Bd Ketidakmampuan Keluarga Mengenal
masalah Kesehatan
- Kesiapan peningkatan pengetahuan Keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang Bagaimana
Gangguan Pola tidur pada An.Adan Kesiapsiapan peningkatan
pengettahuan keluarga
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit
Keluarga dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
gangguan Pola tidur
- Diharapkan Keluarga mampu mengetahui lebih masalah
kesehatan pada remaja

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Edukasi Gangguan Pola Tidur dan penanganan masalah
kesehatan pada remaja .
2. Metode: Diskusi dan Ceramah
3. Media : Leaflet / Lembar bolak Balik
4. Waktu : 7 Juli 2021 Pukul 20.00 – 21.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.R
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai Edukasi Pola tidur yang baik
- Menyampaikan Keluarga mengenai masalah kesehatan pada
remaja
- .
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.A dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan setelah
diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang pola tidur yang baik
dan penanganan masalah Kesehatan Remaja
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE TIGA ( KUNJUNGAN III )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 8 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa An.A Dan Ny.S Memahami sebagian isi
dari edukasi yang diberikan oleh perawat megenai edukasi Pola tidur
yang cukup dan baik , pada kesiapan peningkatan pengetahuan
keluarga Ny.s dan An.A Memahami isi dari edukasi
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Pola Tidur
- Kesiapn peningkatan pengetahuan keluarga
-
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola tiur B.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
- Kesiapan peningkatan pengetahuan keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu memberikan asuhan dalam keluarga dan
pengetahuan keluarga meningkat mengenai permasalahn kesehatan remaja
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
gangguan pola tidur
- Diharapkan Keluarga mampu mengetahui lebih masalah kesehatan
remaja

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Edukasi Pola tidur yang cukup dan baik , Edukasi
penanganan masalah kesehatan remaja
2. Metode: Diskusi dan Ceramah
3. Media : Lembar bolak Balik
4. Waktu : 9Juli 2021 Pukul 16.00 – 17.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.R
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai Pola tidur yang cukup dan baik
- Menyampaikan Penanganan masalah kesehatan Remaja .
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan
setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang Pola tidur yang cukup dan
Baik dan Pengetahuan keluarga mengenai permasalahan
kesehatan remaja meningkat
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE EMPAT ( KUNJUNGAN IV )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 9 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa An.A Dan Ny.S Memahami sebagian isi
dari edukasi yang diberikan oleh perawat megenai edukasi Pola tidur
yang cukup dan baik , pada kesiapan peningkatan pengetahuan
keluarga Ny.s dan An.A Memahami isi dari edukasi pada kunjungan 3
pada saat 10 juli 2021 Diagnosa ke 2 Terartasi
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Pola Tidur
- Kesiapn peningkatan pengetahuan keluarga
-
B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola tiur B.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu memberikan asuhan dalam keluarga dan
pengetahuan keluarga meningkat mengenai permasalahn kesehatan
remaja
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
gangguan pola tidur
-
C. RENCANA KEGIATAN

1. Topik : Edukasi Pola tidur yang cukup dan baik , Edukasi


penanganan masalah kesehatan remaja
2. Metode: Diskusi dan Ceramah
3. Media : Lembar bolak Balik
4. Waktu : 11 Juli 2021 Pukul 16.00 – 17.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.R
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai Pola tidur yang cukup dan baik
- Menyampaikan Penanganan masalah kesehatan Remaja .
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan setelah
diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang Pola tidur yang cukup dan Baik
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE LIMA ( KUNJUNGAN V )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 11 Juli
2021 Di Dapatkan Bahwa An.A Dan Ny.S Memahami sebagian isi
dari edukasi yang diberikan oleh perawat megenai edukasi Pola tidur
yang cukup dan baik , pada kesiapan peningkatan pengetahuan
keluarga Ny.s dan An.A Memahami isi dari edukasi
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Pola Tidur
B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola tiur B.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu memberikan asuhan dalam keluarga dan
pengetahuan keluarga meningkat mengenai permasalahn kesehatan
remaja
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit
Keluarga dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
gangguan pola tidur
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Edukasi Pola tidur yang cukup dan baik , Edukasi
penanganan masalah kesehatan remaja
2. Metode : Diskusi dan Ceramah
3. Media : Lembar bolak Balik
4. Waktu : 13 Juli 2021 Pukul 16.00 – 17.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.R
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai Pola tidur yang cukup dan baik
- Menyampaikan Penanganan masalah kesehatan Remaja .
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan
setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahi tentang Pola tidur yang cukup dan Baik
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE ENAM ( KUNJUNGAN VI )

( EVALUASI )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Implementasi yang di lakukan pada tanggal 13
Juli 2021 Didapat hasil Bahwa Semua masalah Keperawatan Telah
teratasi
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Pola Tidur
- Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
- Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang Bagaimana
An.A Memiliki Pola tidur yang cukup dan Baik dan Penangana masalah
kesehatan remaja menigkat
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
mengenai pola tidur
- Di harapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Evaluasi Diagnosa 1 2
2. Metode : Diskusi dan Ceramah
3. Media : -
4. Waktu : 15 Juli 2021 Pukul 16.00 – 17.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.R
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Pola tidur yang cukup dan Baik
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.A dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan setelah
diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahami Cara Pola Tidur yang Baik
Serta pengetahuan keluarga meningkat
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KE TUJUH ( KUNJUNGAN VII)

TERMINASI

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Evaluasi yang di lakukan pada tanggal 15 Juli
2021 Didapat hasil 2 Diagnosa Telah Teratasi
Masalah Keperawatan :
- Defisit Pengatuhan Keluarga Tn,H
- Gangguan Pola Tidur

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Interkasi sosial B.d Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
- Gangguan Pola tidur B.d Ketiakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat
mengerti, dan mampu mempratikkan secara mandiri tentang Bagaimana
An.G agar berinteraksi dengan orang lain , dan dapat merubah pola
tidur yang baik
3. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama 1x60 menit Keluarga
dapat :
- Di harapakna keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
gangguan interaksi sosial
- Di harapkan Pengetahuan keluarga meningkat
- Diharapakn Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
pada gangguan pola tidur

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Evaluasi Diagnosa 1 2 3
2. Metode: Diskusi dan Ceramah
3. Media : -
4. Waktu : 16 Juli 2021 Pukul 10.00 – 12.00
5. Tempat : Rumah Keluarga Tn.R
6. Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan Diri
- Menjelaskan Tujuan Kunjngan
- Memvalidasi keadaan Keluarga
- Meningat Kembali kontrak dan membuat kontrak baru
b. Kerja
- Menyampaikan Mengenai edukasi Interaksi dengan Orang Lain
- Menyampaikan Pola tidur yang cukup dan Baik
c. Terminasi
- Menanyakan Perasaan An.G dan Keluarga Seetelah
diberikan Penyuluhan
- Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan Perasaan
setelah diberikan edukasi
- Membuat kontrak untuk untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam
7. Kriteria Hasil
a. Struktru :
- Laporan pendahuluan di siapkan
- Media sudah di persiapkan
- Kontrak Keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selnjutnya
b. Proses
- Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
- Keluarga Aktif dalam kegiatan
- Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
c. Hasil
- Keluarga dapa memahami Cara Pola Tidur yang Baik
- Serta pengetahuan keluarga meningkat
Lampiran 3 SAP Klien 1 / An.G & Klien 2 An.A

SAP

EDUKASI POLA HUBUNGAN, PERILAKU REMAJA, KOMUNIKASI DAN

AKTIFITAS DIRUMAH BAGI REMAJA

OLEH :

MUHAMMAD AKBAR NAIM

(PO7220118094)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

KEPERAWATAN SAMARINDA

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Edukasi Pola hubungan ,Perilaku reamaj, Komunikasi


dan aktifitas pada remaja

Sub Pokok Bahasan :

Sasaran : An.G dan Orang Tua

Tempat : Rumah Tn.H

Hari/Tanggal : 7 Juli 2021

Waktu : 10.00 – 11.00

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 15 menit,
diharapkan Keluarga khususny Orang Tua Dapat memahami Pola
hubungan ,Perilaku reamaj, Komunikasi dan aktifitas pada remaja

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga
memahami dan mendemonstrasikan meliputi :
1. Menjelaskan pengertian Remaja
2. Menjelaskan pola hubungan antara orang tua dan remaja
3. Menjelaskan Cara Menghadapi perilaku Remaja
4. Menjalaskan komunikasi dengan remaja
5. Menjelaskan aktivitas apa saja yang bisa di lakukan bersama keluarga

III. Materi
1. pengertian Remaja
2. pola hubungan antara orang tua dan remaja
3. Cara Menghadapi perilaku Remaja
4. komunikasi dengan remaja
5. aktivitas apa saja yang bisa di lakukan bersama keluarga

6. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

7. Media
Leaflet

8. Evaluasi
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :
1. pengertian Remaja
2. pola hubungan antara orang tua dan remaja
3. Cara Menghadapi perilaku Remaja
4. komunikasi dengan remaja
5. aktivitas apa saja yang bisa di lakukan bersama keluarga

9. Sumber
Catio, M. (2013). Peran pendidikan dalam penanganan masalah kesehatan
remaja. Jakarta pusat : indonesia pediatric society .
10. Kegiatan Belajar Mengajar
No Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1 Pembukaan menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam

2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
Menjelaskan kontrak waktu
3. Memberi respon

2 Penyampaian 8 menit Menjelaskan materi


isi materi penyuluhan tentang :
1. Mendengarkan
1. pengertian Remaja
2. pola hubungan antara dengan penuh
orang tua dan remaja
perhatian
3. Cara Menghadapi perilaku
Remaja
4. komunikasi dengan 2. Bertanya tentang
remaja hal-hal yang tidak
5. aktivitas apa saja yang
bisa di lakukan bersama diketahuinya
keluarga

3. Penutup 5 menit 1. Memberikan kesempatan 1. Menjawab


kepada pasien untuk
pertanyaan
mengajukan pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan pasien
dan keluarga 2. Memperhatikan
3. Melakukan evaluasi tentang
materi yang disampaikan 3. Menjawab salam
4. Menyampaikan kesimpulan
5. Salam penutup
6. Uraian Materi
EDUKASI POLA HUBUNGAN, PERILAKU REMAJA, KOMUNIKASI
DAN AKTIFITA DIRUMAH BAGI REMAJA
1. pengertian Remaja
Dalam mempelajari perkembangan remaja, remaja dapat didefinisikan
secara biologis sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan
pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik; secara kognitif, sebagai
perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau secara
sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa.
Perubahan pubertas dan biologis utama termasuk perubahan
pada organ seks , tinggi, berat, dan massa otot, serta perubahan besar
dalam struktur otak. Kemajuan kognitif mencakup peningkatan
pengetahuan dan kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar
secara lebih efektif.
2. pola hubungan antara orang tua dan remaja
Beberapa studi berkaitan dengan hubugan antara orang tua dan anak
pada mulanya di asumsikan bahwa proses pengaruh tidak bersikap
langsung dalam keluarga. Asumsi tersebut memandang anak sebagai
pasangan atau patner pasif dalam bersosialisasi, yaitu menunggu
pembentukan proses yang dilakukan oleh orang tua menurut Hartup (
1978 ) dan Susanti ( 2006 : 21 ). Prilaku anak dapat menstimulasi,
mendorong, memotifasi, dan bahkan memberikan reward pada
tindakan oarang tua. Baik pada masa pembentukan suasana sosial
maupun masa orientasi pencerminan balikan perilaku telah di padukan
dengan pandangan lain yaitu suatu pandangan yang menyatakan
bahwa oarang tua dan anak secara simultan dan bersama ± sama saling
berpengaruh menyatakan bahwa setiap anggota keluarga berperan
serta dalam stimuli prilaku anggota lainnya ( Capella, 1987 ) Adapun
prilaku yang di rancang untuk mendapatkan apa yang di harapkan oleh
orang tua dinamakan pesan pengontrol. Pesan ± pesan ini meliputi
prilaku paksaan, induksi, dan tidak memberikan kasih sayang. Paksaan
berfokus pada alasan ± alasan eksternal, misalnya anak harus menurut
kepada orang tua. Contoh pesan seperti ini adalah hukuman fisik
penerapan langsung terhadap pemaksaan, dan tidak memberi materi ±
materi yang di butuhkan atau dalam bentuk ancaman. Strategi
pengontrol tersebut sering berpengaruh pada harga diri, kinerja
akadenik ( sekolah ), dan kreatifitas anak ± anak mereka. ( Peterson
dan Rollins, 1987 ). Sebagian besar masalah komunikasi masa remaja
dengan orang tua berfokus pada usaha orang tua untuk mengendalikan
prilaku anak remaja mereka. Remaja yang menyalahkan orang tua
tidaklah signifikan di banding dengan penyebab faktor selain karena
orang tua mereka. Pesan pembangkit semangat berfokus pada alasan ±
alasan internal bahwa anak harus sesuai dengan orang tua. Orang tua
bisa saja memberikan contoh akibat prilaku anak terhadap orang lain
3. Cara Menghadapi perilaku Remaja
Memperkuat Pendidikan Agama Sejak Dini

Jika sejak kecil seseorang telah tertanam mengenai pendidikan agama


serta moral yang kokoh maka tidak akan terjerumus dalam pergaulan
bebas.

Membentuk Karakter yang Positif

Pembentukan karakter manusia sejak kecil sangat diperlukan agar ia


menjadi pribadi yang kuat dan berpendirian kokoh, sehingga walaupun
mempunyai kesempatan untuk hidup bebas, ia dapat mengendalikan
dirinya.
Memilih Teman

Sangat penting untuk memilih teman dan mengenali tipe kepribadian


manusia yang sekiranya dapat memberikan pengaruh positif, seperti
bagaimana cara menjadi pribadi yang menyenangkan.

Mempererat Hubungan Orangtua dan Anak

Ketika anak dekat dan terbuka dengan orang tua, mereka akan dapat
langsung bertanya mengenai berbagai macam persoalan bahkan yang
dianggap sensitif dan tabu seperti seks bukannya mencari informasi
yang bisa jadi menyesatkan pada pihak lain.

Memberikan Edukasi Seks Pada Anak dan Remaja

Keingin tahuan remaja mengenai hal yang berkaitan dengan


seksualitas terkadang tidak mendapatkan penyaluran yang benar,
sehingga mereka akan mencari tahu melalui jalan yang salah.

Informasi yang berkaitan dengan seksualitas seharusnya didapatkan


anak sejak dini, tentu saja disesuaikan dengan bahasa yang cocok
dengan usia anak. Dengan demikian mereka juga bisa tahu bahaya dan
akibat dari pergaulan bebas.

Untuk menghindari pergaulan bebas memang tidak bisa dilakukan


hanya dari satu sisi saja, atau dilakukan sendiri oleh anak tanpa
dukungan dari orang tua dan lingkungannya. Melainkan diperlukan
kepribadian yang kuat yang terbentuk sejak anak masih berusia dini
agar ia dapat menentukan sendiri hal yang baik dan buruk.

Dasar-dasar nilai moral dan agama yang diletakkan orang tua ketika
mendidik anak sangatlah penting untuk menjauhkan anak dari
berbagai cara hidup yang salah, merusak diri sendiri, dan menghindari
pergaulan bebas

4. komunikasi dengan remaja


- Tunjukkan sikap yang mendemonstrasikan kebebasan. Anda
tahu, remaja tidak suka diperintah. ...
- Tetap tenang saat anak bersikap emosional. ...
- Menunjukkan ketertarikan pada hal yang menjadi minat
mereka. ...
- Menghargai privasi anak

5. aktivitas apa saja yang bisa di lakukan bersama

keluarga Memasak Bersama

Salah satu kegiatan bersama keluarga yang cocok untuk dilakukan saat
akhir pekan adalah memasak. Ibu bisa mengajarkannya cara membuat
beberapa makanan yang sering dimakannya atau beberapa hal yang
mudah layaknya memanggang roti. Jika anak sering bermain masak-
masakan, cobalah untuk memberi arahan sekali dan biarkan dirinya
berkreasi sendiri saat mengolah adonan. Tentu kreativitas dan
keingintahuan anak akan terpacu karena kegiatan ini.

Bermain Board Game

Alternatif lainnya sebagai kegiatan bersama keluarga agar


dapat meningkatkan kedekatan satu sama lain adalah bermain board
game. Permainan papan dapat mengajarkan beberapa keterampilan,
seperti kerja tim, pengambilan keputusan, berbagi dengan orang lain,
dan pemecahan masalah. Beberapa pilihan permainan papan yang
cocok untuk anak-anak adalah Scrabble dan Monopoli, yang keduanya
dapat mengajarkan sesuatu yang baru.

Menonton Film Bersama

Setelah beraktivitas seharian di rumah, kegiatan bersama


keluarga yang cocok untuk dilakukan adalah menonton film di malam
hari. Ibu dapat memilih film yang cocok untuk ditonton anak sambil
menyiapkan popcorn sebagai pelengkap. Menonton film sangat cocok
untuk meningkatkan ikatan orangtua dan anak serta meningkatkan
wawasan anak. Orangtua juga dapat langsung menjawab pertanyaan
anak selagi film ditayangkan.

Berkemah

Berkemah di dalam rumah juga dapat dilakukan untuk


menutup rangkaian kegiatan pada hari tersebut. Jika anak belum
pernah melakukan kemah di alam terbuka, hal ini dapat menjadi
momen latihan yang cocok hingga saatnya tiba. Ibu dapat membuat
api kecil dengan lilin sehingga benar-benar menyerupai berkemah
sungguhan. Selain itu, siapkan juga beberapa makanan dan gitar jika
memungkinkan agar suasana lebih hidup.

Itulah beberapa kegiatan bersama keluarga yang cocok untuk


dilakukan agar akhir pekan benar-benar menyenangkan. Setelah itu,
ibu juga dapat membuat pilihan pada anak untuk pekan depan terkait
kegiatan yang ingin dilakukan bersama. Dengan begitu, anak-anak
benar-benar menantikan momen tersebut yang tentu saja lebih
mendekatkan dengan orangtuanya.
SAP

EDUKASI POLA TIDUR YANG BAIK DAN CUKUP BAGI REMAJA

OLEH :

MUHAMMAD AKBAR NAIM

(PO7220118094)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

KEPERAWATAN SAMARINDA

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Edukasi Pola Tidur yang cukup dan baik Bagi Remaja

Sub Pokok Bahasan : Pentinnya tidur yang cukup bagi remaja, Faktor yang
mempengaruhi gangguan Tidur , Makanan dann minum
penggangu tidur

Sasaran : An.A beserta Orang Tua /An.G

Tempat : Rumah Tn.H dan Tn.R

Hari/Tanggal : 7 Juli 2021

Waktu : 10.00 – 11.00 / 16.00 – 17.00

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 15 menit,
diharapkan Keluarga khususny Orang Tua Dapat memahami Pola
hubungan ,Perilaku reamaj, Komunikasi dan aktifitas pada remaja
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga
memahami dan mendemonstrasikan tentang Pola Tidur yang cukup dan
baik yang meliputi :
1. Menjelaskan penting nya tidur yang cukup bagi remaja
2. Menjelaskan Makanan dan minuman yang menggangu Tidur
3. Menjelaskan Dampak dari begadang akibat game
4. Menjalaskan Tidur berkualitas

III. Materi
1. Menjelaskan penting nya tidur yang cukup bagi remaja
2. Menjelaskan Makanan dan minuman yang menggangu Tidur
3. Menjelaskan Dampak dari begadang akibat game
4. Menjalaskan Tidur berkualitas

1. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

2. Media
Leaflet

3. Evaluasi
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :
1. Menjelaskan penting nya tidur yang cukup bagi remaja
2. Menjelaskan Makanan dan minuman yang menggangu Tidur
3. Menjelaskan Dampak dari begadang akibat game
4. Menjalaskan Tidur berkualitas

4. Sumber
Catio, M. (2013). Peran pendidikan dalam penanganan masalah
kesehatan remaja. Jakarta pusat : indonesia pediatric society .

5. Kegiatan Belajar Mengajar


No Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1 Pembukaan menit 1. Memberi salam 1. Menjawab


salam
2. Memperkenalkan diri
2.
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan
dan
Menjelaskan kontrak wakt memperhatikan
3. Memberi
respon

2 Penyampaian 8 menit Menjelaskan materi


isi materi penyuluhan tentang :
1.
1. Menjelaskan penting Mendengarkan
nya tidur yang cukup dengan penuh
bagi remaja perhatian
2. Menjelaskan Makanan
dan minuman yang 2. Bertanya
menggangu Tidur tentang hal-hal
3. Menjelaskan Dampak yang tidak
dari begadang akibat diketahuinya
game
4. Menjalaskan Tidur
berkualitas

3. Penutup 5 menit 6. Memberikan kesempatan 1. Menjawab


kepada pasien untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan
7. Menjawab pertanyaan pasien 2.
dan keluarga Memperhatikan
8. Melakukan evaluasi tentang
3. Menjawab
materi yang disampaikan
salam
9. Menyampaikan kesimpulan
10. Salam penutup

7. Uraian Materi
EDUKASI POLA TIDUR YANG BAIK DAN CUKUP BAGI REMAJA
1. Menjelaskan penting nya tidur yang cukup bagi remaja
Setiap anak membutuhkan waktu tidur yang berbeda-beda berdasarkan
usianya. Remaja di bangku SMP (usia 13-15 tahun) dan SMA (usia
16-18 tahun) pun perlu waktu tidur yang berbeda

Waktu tidur yang cukup untuk remaja SMP sekitar 9-11 jam
per hari. Berarti tidak boleh kurang dari tujuh jam dan lebih dari dua
belas jam per hari.Sementara remaja SMA memerlukan waktu tidur
yang cukup sekitar 8-10 jam per hari. Artinya tidak boleh kurang dari
tujuh jam dan lebih dari sebelas jam dalam satu hariAnak remaja yang
tidak cukup tidur memiliki risiko obesitas, diabetes, cedera, kesehatan
jiwa yang buruk, dan masalah dengan konsentrasi dan perilaku yang
lebih tinggi.

Jika dibandingkan dengan orang dewasa, anak remaja memang


membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak. Umumnya orang
dewasa membutuhkan tidur 6-9 jam per hari. Sementara anak remaja
membutuhkan 9-11 jam per hari.
Anak remaja membutuhkan waktu tidur yang lebih lama untuk
memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya di waktu terjaga. Umumnya, anak remaja punya jadwal
tidur yang tidak teratur setiap hari. Anak remaja cenderung tidur larut
malam di akhir pekan sebagai cara untuk memulihkan diri dari hutang
tidur di hari-hari sebelumnya.

Namun, tidur larut malam hanya akan membuat jam biologis


mereka semakin kacau, sehingga kian sulit untuk bisa tertidur pada
jam tidur yang normal selama seminggu. Jadi, bisa dibilang mereka
berada dalam lingkaran pola tidur yang buruk. Selama hari sekolah,
mereka harus terjaga setiap siang dan akhirnya menumpuk di akhir
minggu.Hal ini membuat remaja kelelahan di akhir pekan dan tidur
sepanjang waktu. Jika sudah masuk awal minggu lagi alias hari Senin,
remaja akan mengulang siklusnya tersebu
SAP

PENANGANAN MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA

OLEH :

MUHAMMAD AKBAR NAIM

(PO7220118094)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

KEPERAWATAN SAMARINDA

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penanganan Masalah Kesehatan Remaja

Sub Pokok Bahasan : kesehatan Remaja

Sasaran : An.A dan Orang Tua

Tempat : Rumah Tn. R

Hari/Tanggal : 7 Juli 2021

Waktu : 16.00 – 17.00

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 15 menit,
diharapkan Keluarga khususny Orang Tua Dapat Lebih memahami
Masalah Kesehatan Remaja
II.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga
memahami dan mendemonstrasikan meliputi :
1. Menjelaskan Masalah Kesehatan pada Remaja
1. Materi
- Menjelaskan Masalah Kesehatan pada Remaja

2. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

3. Media
Leaflet

4. Evaluasi
Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :
- Apa saja masalah kesehatan pada Remaja Remaja

5. Sumber
Catio, M. (2013). Peran pendidikan dalam penanganan masalah Kesehat

6. Kegiatan Belajar Mengajar


No Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1 Pembukaan menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam

2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan


dan memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan 3. Memberi respon

Menjelaskan kontrak waktu

2 Penyampaian 8 menit Menjelaskan materi


isi materi penyuluhan tentang :
1. Mendengarkan
1. Menjelaskan Masalah dengan penuh
Kesehatan pada perhatian
Remaja
2. Bertanya tentang
hal-hal yang tidak
diketahuinya

3. Penutup 5 1. Memberikan 1. Menjawab


menit kesempatan kepada pasien pertanyaan
untuk mengajukan
pertanyaan 2. Memperhatikan
2. Menjawab pertanyaan
3. Menjawab
pasien dan keluarga
salam
3. Melakukan evaluasi
tentang materi yang
disampaikan
4. Menyampaikan
kesimpulan
5. Salam penutup
8. Uraian Materi
PENANGANAN MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA

Sehat adalah keadaan sejahtera seutuhnya baik secara fisis, jiwa maupun
sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Remaja merupakan
kelompok masyarakat yang hampir selalu diasumsikan dalam keadaan sehat.
Padahal banyak remaja yang meninggal sebelum waktunya akibat kecelakaan,
percobaan bunuh diri, kekerasan, kehamilan yang mengalami komplikasi dan
penyakit lainnya yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati. Banyak juga
penyakit serius akibat perilaku yang dimulai sejak masa remaja contohnya
merokok, penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), Human Immunodeficiency
Virus - Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), kurang gizi, dan
kurang berolahraga. Semua ini, yang akan mencetuskan penyakit atau
kematian pada usia muda.

Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisis maupun psikis yang
menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Masa ini merupakan masa terjadinya proses awal
pematangan organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja
menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan perubahan fisis,
kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang
akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya yang kemudian memengaruhi
kesehatannya. Remaja yang mengalami gangguan kesehatan berupaya untuk
melakukan reaksi menarik diri karena alasan-alasan tersebut. Pencegahan
terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada remaja memerlukan pengertian
dan perhatian dari lingkungan baik orangtua, guru, teman sebayanya, dan juga
pihak terkait agar mereka dapat melalui masa transisi dari kanak menjadi
dewasadenganbaik.Siapakah yang termasuk dalam kelompok remaja? Remaja
dimengerti sebagai individu yang berada pada masa peralihan dari masa kanak
ke masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase pematangan (pubertas),
yang ditandai dengan perubahan fisis, psikis, dan pematangan fungsi seksual.
Pada masa pubertas, hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan aktif
diproduksi, dan menjadikan remaja memiliki kemampuan reproduksi.
Perkembangan psikologis ditunjukkan dengan kemampuan berpikir secara
logis dan abstrak sehingga mampu berpikir secara multi-dimensi. Emosi pada
masa remaja cenderung tidak stabil, sering berubah, dan tak menentu. Remaja
berupaya melepaskan ketergantungan sosial-ekonomi, menjadi relatif lebih
mandiri. Masa remaja merupakan periode krisis dalam upaya mencari
identitas dirinya.

Ditinjau dari sisi bahwa remaja belum mampu menguasai fungsi fisis dan
psikisnya secara optimal, remaja termasuk golongan anak. Untuk hal ini,
remaja dikelompokkan menurut rentang usia sesuai dengan sasaran pelayanan
kesehatan anak. Disesuaikan dengan konvensi tentang hak-hak anak dan UU
RI no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, remaja berusia antara 10-18
tahun.

Mengapa perlu memperhatikan kesehatan remaja? Pertumbuhan dan


perkembangan yang pesat dari aspek fisis, emosi, intelektual, dan sosial pada
masa remaja merupakan pola karakteristik yang ditunjukkan dengan rasa
keingintahuan yang besar, keinginan untuk bereksperimen, berpetualang, dan
mencoba bermacam tantangan, selain cenderung berani mengambil risiko
tanpa pertimbangan matang terlebih dahulu. Ketersediaan akan akses terhadap
informasi yang baik dan akurat, serta pengetahuan untuk memenuhi
keingintahuan mempengaruhi keterampilan remaja dalam mengambil
keputusan untuk berperilaku. Remaja akan menjalani perilaku berisiko, bila
keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat dan
selanjutnya menerima akibat yang harus ditanggung seumur hidupnya dalam
berbagai bentuk masalah kesehatan fisis dan psikososial.

Beberapa alasan mengapa program kesehatan remaja ini perlu diperhatikan


antara lain disebabkan:

- Jumlah remaja di Indonesia lebih kurang 20% dari populasi;


- Remaja merupakan aset sekaligus investasi generasi mendatang;
- Upaya pemenuhan Hak Asasi Manusia;
- Untuk melindungi sumber daya manusia potensial.
Bagaimana keadaan kesehatan remaja di Indonesia?

Remaja menghadapi masalah kesehatan yang kompleks, walaupun selama ini


diasumsikan sebagai kelompok yang sehat. Dari beberapa survei diketahui
besaran masalah remaja, sebagaimana ditunjukkan oleh data berikut: survei
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan 17%
perempuan yang saat ini berusia 45-49, menikah pada usia 15 tahun;
Sementara itu, terdapat peningkatan secara substansial pada usia perempuan
pertama kali menikah. Perempuan usia 30-34 tahun yang menikah pada usia
15 tahun sebesar 9%, sedangkan perempuan usia 20-24 tahun yang menikah
pada usia 15 tahun sebesar 4% (BPS and Macro International, 2008).
Lampiran 4 Lembar Konsul pembimbing 1 dan 2

Anda mungkin juga menyukai