Bab Iv Pembahasan
Bab Iv Pembahasan
PEMBAHASAN
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuahan
4.1 Pengkajian
4.1.1 Pengkajian
usia < 30 tahun, diabtes millitus tipe 2 usia > 30 tahun dan cenderung
diabetes millitus pada perempuan 3-7 kali lebih tinggi dibandingkan pada
perbedaan antara tinjauan pustaka dan tinjuan kasus yaitu jenis kelamin
ditinjuan kausus jenis kelamin laki laki, dan usia ditinjuan kasus terdapat
umur 63 tahun.
8677
4.1.2 Riwayat keperawatan
dengan data, antara lain yaitu nyeri pada luka gangren, pasien
4.1.2.2 Riwayat penyakit saat ini : Pada tinjauan pustaka Pada umumnya
lemas.
87
glukosa/karbohidrat berlebihan. Sedangkan dari tinjauan kasus
kak, klien juga pernah oprasi tumor pada kaki 1 bulan yang lalu
dapat ; Inpeksi: bentuk dada simetris, tidak ada retraksi alat bantu
Palpasi: vocal fremitus antara kanan dan kiri sama, susunan ruas
simetris, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak ada alat bantu
nafas, tidak bada batuk, dan tidak ada produksi sputum. Pada
kiri sama, susunan ruas tulang belakang normal, tidak ada nyeri
tidak adanya alat bantu dan retraksi otot bantu nafas, bentuk dada
simetris, vocal fremitus sama – sama normal, dan tidak ada suara
88
nafas tambahan. Dan tidak ada masalah keperawatan yang
muncul.
kuat lokasi radialis, tidak ada sianosi, JVP normal. Pada perkusi
tidak teraba, nadi > 84x/menit (bisa juga terjadi takikardi), irama
ireguler, CRT dapat kembali <2 detik bisa saja CRT > 3 detik dan
S2 tunggal.
ireguler, CRT dapat kembali <2 detik bisa saja CRT > 3 detik dan
89
Pada tinjauan pustaka inpeksi kesadaran composmentis, orientasi
baik, GCS 4-5-6, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk, tidak
ada kaku kuduk, tidak ada brudzinsky, tidak ada nyeri kepala,
kesenjangan,
90
dikaenakan sama – sama ditemukan datafrekuensi berkemih
berkemih normal.
91
ada bunyi tympani. Auskultasi: pristaltik usus. Sedangkan pada
konstipasi padat,
kotor, adakah luka, jika ada luka lihat keadaan luka ada pus atau
tidak bisa duduk tanpa dibantu, kulit kerig tidak ada disklokasi,
92
palpasi kekuatan otot (5,2,5,5). Pasien mengatakan tidak bisa
jalan kaena kaki nyeri pada luka dikaki dan ADL di bantu leh
normal, tidak ada alat bantu pendengaran. Pada perasa manis, pait
menurun.
93
4.1.2.10 PemeriksaanEndokrin (B8)
4.2 DiagnosaKeperawatan
darah perifer.
pada hiperglikemia.
94
4.2.4 Ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
gangren.
cairan.
diabetik.
4.2.12 Harga diri rendah b.d nafas bau aseton dan bau pada luka gangren.
95
dikarena akan pada tinjauan kasus tidak didapat kanmasalah ketidakseimbangan
tinjauan kasus didapatkan diagnosa yang sama karena pasien mengalami nyeri
akut yang disebabkan oleh adanya luka gangren pada kaki rasa nyeri terasa saat
pasien mempunyai luka gangren dikaki yang mengalami rongga dan melepuh
pada luka.
darah.Sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan data yang sama yaitu Kerusakan
sirkulasi darah.
berhubungan dengan nyeri akut. Sedangkan pada tinjauan kasus terdapat data
yang sama. Sedangkan pada tinjauan kasus di dapatkan diagnosa yang sama
karena pasein mengalami hambatan mobilitas fisik yaitu butuh bantuan keluarga
96
Pada tinjauan pustaka diagnose keperawatan Gangguan harga diri
berhubungan dengan mental fisik Sedangkan pada tinjauan kasus tidak ditemukan
4.2.1.5 Perencanaan
Pada perumusan tujuan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan.
97
Intervensi keperawatan yang di pergunakan dalam tinjauan kasus
4.3 Implementasi
nyata penatalaksaan telah disusun dan direalisasikan pada pasien dan ada
adanya kerjasama yang baik dari perawat maupun dokter ruangan dan tim
pelaksanaan asuhan keperawatan dan penerimaan yang baik oleh kepala ruangan
dan tim perawatan di ruang Bangsal Melati kepada penulis. Pada tinjauan pustaka
dan tinjauan kasus, implementasi yang sama dengan tinjuan pustaka, sedangkan
pada tinjuan kaus atau nyata pelaksanaan telah di susun dan direalisasikan pada
pasien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana tindakan dapat
98
4.4.1 Implementasi diagnosa keperawatan kerusakan integritas
4.5 Evaluasi
kasus semu sedangkan pada tijauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat
diketahui keadaan pasien dan tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karea dapat
99
4.1.5.4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemaan tubuh. Setelah
melakukan aktivitas yang berat dengan kriteria hasil klien dapat mengurangi
aktivitas, tanda-tanda vital dalam batas normal, klien tidak merasakan pada
anggota tubuhnya.
S: pasien mengatakan lukanya sudah agak kering, O : keadaan umum baik, pasien
terdapat luka gangren, kulit yang melepuh dan rusak membaik, TTV : TD 120/80
pasien pulang Pada diagnosa nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan
pada kaki, Q: nyeri seperti terbakar, R: luka gangren, S: skala nyeru 2, T: timbul
pada saat malam hari. O : keadaan umum baik, pasien tidak tanpak menyeringai,
terdapat luka gangren dengan kedalaman luka 7cm, luka terbalut kasa, TTV: TD:
bernutrisi.
100
1.4.3 Menganjurkan pasien untuk
101