SUSI WULANDARI
NIM P3.73.24.2.18.115
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan
D III KEBIDANAN D III Kebidanan pada Jurusan Kebidanan
Poltekkes Jakarta III
SUSI WULANDARI
NIM P3.73.24.2.18.115
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh
SUSI WULANDARI
P3.73.24.2.18.115
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
2005-2006 : TK Wahdatul Ummah
2006-2012 : SDN Klender 21 Pagi
2013-2015 : SMPN 06 JAKARTA
2016-2018 : SMAN 50 JAKARTA
2018-2021 : Poltekkes Kemenkes Jakarta 3
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-nya penulis dapat menyusun Proposal Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Penerapan Edukasi Tentang MPASI Terhadap Praktik Pemberian MPASI
4 Bintang Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Rt 01 Rw 17 Kelurahan
Klender Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur Tahun 2021”. Laporan
Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta III. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhi ini
penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yupi Supartini, S.Kp., MSc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta III
2. Ibu Erika Yulita Ichwan, SPd., M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kemenkes Jakarta III
3. Ibu Hamidah, AM.Keb, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III
4. Ibu Junengsih, SST., M.KM, selaku penangung jawab
5. Ibu Hamidah, AM.Keb., S.Pd., M.Kes, selaku pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
6. Ibu Nina Primasari, SST., M.Keb, selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
7. Ibu Elly Dwi Wahyuni, SST., M.Keb, selaku Penguji I yang juga telah
memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.
8. Ibu Juli Oktalia, SST., MA, selaku Penguji II yang juga telah memberikan
masukan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan
Tugas Akhir ini.
vi
9. Kepada suami Ny. N beserta keluarga yang telah memberi ijin dan membantu
penelitian ini.
10. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis.
11. Teman- teman kelas 3C yang selalu memberikan semangat yang tiada henti-
hentinya dan teman seperjuangan (ANDUSA 21) yang selalu semangat untuk
meraih cita-cita kita walaupun dengan banyaknya rintangan yang kita lalui
bersama.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya Laporan Tugas
Akhir ini. Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR
xii
ABSTRA
PENERAPAN EDUKASI TENTANG MPASI
TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN MPASI 4 BINTANG
PADA BAYI USIA 6-24 BULAN
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jutaan anak di dunia tidak menerima nutrisi sesuai kebutuhan untuk
perkembangan fisik dan mental di masa kanak-kanak, malnutrisi pada
anak adalah penyebab lebih dari sepertiga jumlah kematian anak. Data
World Health Organization (WHO), menyebutkan terdapat 51% kematian
anak balita disebabkan oleh pneumonia, diare, campak, dan malaria. Lebih
dari separuh kematian ini terkait dengan masalah gizi. Oleh karena itu
prioritas penanganan utamanya adalah meningkatkan kualitas pemberian
makan kepada bayi dan anak serta meningkatkan gizi ibunya (WHO,
2013).
Angka kematian anak secara global pada tahun 2012 terutama
disebabkan oleh infeksi berulang dan faktor gizi, terkait faktor gizi
diperkirakan mencapai 45%. Sebenarnya dengan mempromosikan ASI
eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI yang tepat dapat
menurunkan risiko penyakit kronis, angka morbiditas dan mortalitas pada
balita. ASI merupakan sumber nutrisi terpenting bagi bayi untuk
memenuhi kebutuhannya. Diseluruh dunia, proporsi pemberian ASI
eksklusif hanya sekitar 38% (dari 100 bayi usia 0-6 bulan hanya 38 bayi
yang diberikan ASI eksklusif) yang berarti 62% cara pemberian makanan
pendamping ASI tidak sesuai. Meskipun sudah banyak organisasi didunia
yang merekomendasikan pemberian ASI eksklusif namun, angka cakupan
pemberian ASI eksklusif masih rendah (WHO, 2014).
Wilayah dengan persentase pemberian ASI Eksklusif terendah terletak
di wilayah Jakarta Timur yaitu sebesar 43,9%, wilayah kepulauan seribu
sebesar 52%, wilayah Jakarta Barat sebesar 68%, wilayah Jakarta Selatan
sebesar 69%, wilayah Jakarta Pusat sebesar 77%, dan wilayah Jakarta
Utara sebesar 76% (Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016).
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI
eksklusif adalah pelaksanaan pemberian makanan pendamping ASI (MP-
1
2
ASI) pada bayi usia kurang dari 6 bulan, termasuk pelaksanaan pemberian
makanan prelakteal. Menurut penelitian Nelvi (2014) ditemukan bahwa
pemberian ASI eksklusif belum dilaksanakan sejak 3 hari pertama setelah
melahirkan, artinya lebih dari 80% responden yang tidak memberikan ASI
ekslusif, selama 4 bulan telah memberikan makanan/minuman prelakteal
dalam tiga hari pertama kepada bayinya. Hal ini semakin diperkuat dengan
data hasil riset PSG (2016) di Indonesia persentase bayi yang hanya
mengonsumsi ASI saja pada bayi usia 0-5 bulan hanya sebesar 29,5 % dan
70,5 % bayi yang telah diberikan makanan selain ASI pada usia 0-5 bulan.
Bersamaan dengan bertambahnya usia bayi maka kebutuhan gizi yang
dibutuhkan juga akan meningkat. Saat bayi berusia 0-6 bulan pemberian
menyusui saja memang sudah cukup, akan tetapi ASI hanya dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% dari kebutuhan gizi bayi usia
6-12 bulan, sedangkan 40% gizi bayi harus terpenuhi dengan pemberian
makanan atau minuman tambahan sebagai pendamping ASI yang diberikan
pada usia 6-24 bulan. Untuk mencapai tujuan dari MPASI ini, maka
pemberiannya harus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan bayi untuk
mencerna makanan.
Menyediakan makanan tambahan ASI berkualitas tinggi yang kaya
akan kandungan energi, protein dan mikronutrien, mudah dimakan dan
disukai anak-anak yang terbaik adalah menggunakan bahan makanan lokal
dan terjangkau. Zat besi dan vitamin A mendorong WHO selaku badan
kesehatan dunia untuk memperbarui beberapa prinsip penting di tahun
2010. Pedoman pemberian makan bayi dan anak disebut prinsip
AFATVAH (Age, Frequency, Amount, Texture, Variety,
Active/Responsive, Hygiene). Terdiri dari menu tunggal dan bintang
empat. Makanan yang termasuk empat bintang yaitu makanan pokok,
sayur-sayuran dan buah-buahan, kacang-kacangan, dan makanan hewani.
Hasil penelitian Siolimbona (2016) di Dusun Pedes, Bantul
Yogyakarta menunjukan bahwa dari 39 ibu yang memiliki anak umur 6-24
bulan, ibu yang pengetahuannya tingkat kurang mengenai resiko
pemberian MP-ASI sebanyak 17 orang (43,5%), cukup sebanyak 13 orang
(33,3%), dan hanya
3
9 orang (23,0%) yang memiliki pengetahuan baik. Didukung oleh data dari
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) wilayah DKI Jakarta tahun 2017
menunjukkan bahwa status gizi balita dengan gizi buruk sebesar 4,4 % dan
gizi kurang sebesar 10,1 %, sedangkan jumlah balita dengan gizi buruk di
wilayah Jakarta Timur sebanyak 89 bayi (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muniarti (2009)
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MPASI pada bayi
yaitu ekonomi, jarak kelahiran, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan
ibu. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
dalam pemberian MPASI dari 86 orang didapatkan kurang dari separuhnya
yaitu 34 orang (39,5%) dengan tingkat pengetahuan yang rendah dan 52
orang (60,5%) dengan tingkat pengetahuan yang tinggi. Tingkat
pengetahuan yang kurang disebabkan karena pendidikan ibu yang rendah,
kurangnya pengetahuan membuat ibu memberikan MPASI kepada bayinya
secara coba-coba, dengan jarak kelahiran yang dekat membuat kurangnya
perhatian dan waktu ibu saat memberikan MPASI untuk bayinya.
Petugas kesehatan berperan sebagai pendidik dan motivator untuk
membantu meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan dengan
demikian mengubah perilaku mereka setelah menerima pendidikan
kesehatan. Mengingat pentingnya pengetahuan ibu tentang pemberian
MPASI sesuai usia maka tenaga kesehatan wajib memberikan penyuluhan
kepada ibu dan keluarga (Prabantini, 2010).
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang berada dalam posisi terdepan
di masyarakat harus mampu memberikan asuhan secara komprehensif dan
berkesinambungan terutama pada ibu menyusui dalam memberikan
makanan pendamping ASI yang benar, guna meningkatkan kesehatan pada
bayi.
Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai penerapan edukasi tentang MPASI terhadap praktik pemberian
MPASI 4 bintang pada bayi umur 6-24 bulan di Wilayah RT 01 17
Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur Tahun 2021.
4
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil penerapan edukasi tentang MPASI
terhadap praktik pemberian MPASI 4 bintang pada bayi umur 6-24
bulan di Wilayah RT 01 RW 17 Kelurahan Klender Kecamatan Duren
Sawit Jakarta Timur Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu terhadap pemberian MPASI
sebelum dan sesudah dilakukan edukasi berdasarkan karakteristik
responden
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam pemberian MPASI
berdasarkan pengertian, tujuan, dan waktu pemberian MPASI
sebelum dan sesudah dilakukan edukasi
c. Untuk mengetahui gambaran pemberian MPASI berdasarkan jenis
MPASI, frekuensi dan jumlah pemberian MPASI sebelum dan
sesudah dilakukan edukasi
d. Untuk mengetahui hasil implementasi edukasi terhadap praktik
pemberian MPASI 4 bintang sebelum dan sesudah edukasi
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi pelayanan kebidanan
Dapat dijadikan masukan bagi pengelola program kesehatan
untuk mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan) bagi
masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesehatan bayi terutama
pada pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
b. Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan mengetahui
sejauh mana kemampuan mahasiswa di dalam menerapkan asuhan
kebidanan dalam penerapan edukasi kesehatan tentang MP ASI
terhadap praktik pemberian MPASI 4 bintang bayi umur 6-24
bulan.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu
Menambah pengetahuan masyarakat khususnya ibu-ibu
tentang pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) 4 bintang
sesuai usia bayi dengan pemanfaatan pangan lokal.
b. Bagi Bidan
Dapat memberikan pengalaman baru bagi bidan untuk
meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian makanan
pendamping ASI 4 bintang dengan memberikan inovasi dalam
pemberian pendidikan gizi.
c. Bagi Peneliti
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh
pendidikan Akademi Kebidanan dalam proses penelitian.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran : Subyek asuhan kebidanan ditunjukan pada Ny. N yaitu ibu
menyusui dengan usia bayi 7 bulan.
2. Tempat : Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan
pada Ny. N adalah Wilayah RT 01 RW 17 Kelurahan Klender
Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur Tahun 2021.
3. Waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam proses penyusunan LTA,
penelitian berbasis studi kasus, sampai dengan ujian adalah 12
Februari- 27 April 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Edukasi Kesehatan
1. Pengertian Edukasi
Edukasi atau disebut juga dengan Pendidikan merupakan segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa
yang di harapkan oleh pelaku pendidikan, yang tersirat dalam
pendidikan adalah: input adalah sasaran pendidikan (individu,
kelompok, dan masyarakat), pendidik adalah (pelaku pendidikan),
proses adalah (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain), output adalah (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku)
(Notoatmodjo, 2012).
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang paling baru ini
memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan
sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan
sempurna, baik fisik maupun mental dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2012).
Edukasi kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan
dalam bidang kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan
adalah semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan
pengetahuan, sikap, praktek baik individu, kelompok atau masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai
pemberian informasi, instruksi, atau peningkatan pemahaman terkait
kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat meliputi jenis pendidikan
terkait potensial kesehatan dan bagaimana potensial kesehatan dapat
tercapai
6
7
b. Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan/informasi kesehatan dan jenisnya berbeda-beda, antara lain:
1) Televisi, dalam bentuk ceramah di TV, sinetron, sandiwara, dan
vorum diskusi tanya jawab dan lain sebagainya.
2) Radio, bisa dalam bentuk ceramah radio, sport radio, obrolan
tanya jawab dan lain sebagainya.
3) Vidio Compact Disc (VCD).
4) Slide, slide juga dapat digunakan sebagai sarana informasi.
5) Film strip juga bisa digunakan menyampaikan pesan kesehatan.
c. Media Papan (bill board)
Papan yang dipasang di tempat umum dapat di pakai dan di isi
dengan pesan/ informasi kesehatan. Media papan disini juga
mencakup pesan yang di tulis pada lembaran seng yang ditempel
pada kendaraan umum.
B. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2014). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan Heryanto (2017) di Kabupaten OKU
Selatan, Sumatera Selatan menunjukan bahwa dari 51 ibu yang
memiliki bayi usia 6-24 bulan, ibu yang pengetahuannya dikategorikan
baik mengenai pemberian MP-ASI sebanyak 26 orang (51%) dan
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 25 orang (49%).
Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam mendefinisikan
perilaku seseorang, sebab pengetahuan akan merubah pikiran dan
kebiasaan seseorang. Pengetahuan yang baik dapat merubah
pandangan masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya pengetahuan
juga dapat merubah kebiasaan masyarakat dari yang negatif menjadi
positif.
1
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Budiman dan Riyanto (2013), pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpresentasikan dalam skala yaitu:
1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76 – 100%.
2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56 – 75%.
3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai ≤ 55%
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket berisi pertanyaan tentang materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas
(Notoatmodjo, 2010).
1. Praktik IMD setelah bayi lahir dan pemberian ASI eksklusif pada
enam bulan pertama kelahiran.
2. Pemberian MP-ASI harus diberikan dengan cara yg benar dan
memenuhi 4 syarat yaitu:
a. Tepat waktu, MP-ASI diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan,
dimana ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.
b. Adekuat, MP-ASI mampu memenuhi kecukupan energi, protein,
mikronutrien untuk mencapai tumbuh kembang optimal seorang
anak dengan mempertimbangkan usia, jumlah, frekuensi,
konsistensi/tekstur, dan variasi makanan.
c. Aman, MP-ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higenis,
diberikan menggunakan tangan dan peralatan yang bersih.
d. MP ASI diberikan dengan cara yang benar (terjadwal, prosedur
yang tepat, dan lingkungan yang mendukung.
3. MP-ASI sebaiknya diambil dari makanan keluarga dengan
memperhatikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral terutama zat besi, serta membatasi penambahan gula dan
garam.
4. Perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain penggunaan air bersih,
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir pada
waktu-waktu penting seperti sebelum dan sesudah menyiapkan makan
keluarga, serta sebelum dan sesudah memegang, menyuapi anak dan
menyusui bayi
Sementara itu, untuk daerah dengan penerapan PSBB dan terdapat
transmisi lokal, pelayanan diberikan secara terbatas. Program PMBA tetap
dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Memberikan perlindungan, promosi dan dukungan kepada seluruh
ibu menyusui untuk tetap terus menyusui bayinya.
b. Mengampanyekan pentingnya ibu tetap menyusui bayinya selama
pandemi, dan menghindari pemberian pengganti ASI.
c. Pada saat menyusui ibu tetap memperhatikan prinsip-prinsip
pencegahan penularan, yaitu:
2
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian Penerapan Edukasi Tentang
MPASI terhadap Praktik Pemberian MPASI 4 Bintang pada bayi usia 6-24
bulan adalah menggunakan penelitian studi kasus (case study). Peneliti
menggunakan desain penelitian dengan single case design (studi kasus
tunggal), yakni penelitiannya hanya menggunakan pada sebuah unit kasus
saja. Penelitian studi kasus adalah salah satu bentuk penelitian kualitatif
yang berbasis pada pemahaman dan perilaku manusia berdasarkan opini
manusia. Studi kasus (case study) yakni dengan cara meneliti suatu
permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor
yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus dan reaksi kasus terhadap asuhan kebidanan yang diberikan.
Teknik pengambilan sampel atau subjek penelitian yang akan digunakan
adalah purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat
yang sudah diketahui sebelumnya.
29
3
F. Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Bulan
Feb Mar Apr
1. Pengusulan judul LTA dan
Proposal penelitian Bersama
pembimbing 1 dan 2
2. Konsultasi latar belakang dan
tujuan serta metode penelitian
3. Pengambilan data penelitian
4. Pengolahan data dan penyusunan
laporan
5. Ujian LTA
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
BAB IV
A. Hasil
Pada penelitian ini, penulis memilih Ny. N sebagai pasien dikarenakan
Ny. N memiliki masalah dalam pemberian MPASI yaitu MPASI yang
diberikan masih belum tepat dari segi kandungan gizi yang terdapat dalam
MPASI, jenis MPASI, Frekuensi dan Jumlah MPASI, serta syarat pemberian
MPASI. Menu MPASI yang diberikan kepada bayinya masih sedikit
kandungan gizi didalamnya hanya 1-2 kandungan gizi aja dalam 1 porsi
pemberian MPASI, sehingga kebutuhan gizi yang diperlukan By. Ny. N tidak
dapat tercukupi. Klien mengatakan selama dalam proses menyusui dan
pemberian MPASI belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan dari
petugas kesehatan setempat sehingga, klien merasa kebingungan apakah
MPASI yang diberikan kepada bayinya sudah tepat atau belum. Klien merasa
dalam proses pemberian MPASI ini suami kurang berpartisipasi dan hanya
melibatkan dirinya dan bayinya. Dalam pemberian asi eksklusif, kedua anak
Ny. N telah mendapatkan pemberian asi eksklusif sampai dengan usia 6 bulan
lalu dilanjutkan sampai dengan usia 2 tahun. Ny. N mulai mengenalkan
MPASI kepada By. A saat usia 6 bulan 5 hari saat ini usia By. A 7 bulan, dan
dalam memberikan MPASI Ny. N terkadang memberikan MPASI instan, dan
membuat sendiri (homemade).
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilaksanakan asuhan terhadap Ny. N
untuk membantu klien dalam menyelesaikan permasalahannya dalam bentuk
penyuluhan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Asuhan yang
diberikan kepada Ny. N adalah edukasi seputar pemberian MPASI yang tepat
dan praktik pemberian MPASI 4 Bintang untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
yang diperlukan dalam tumbuh kembang By. A, serta memberikan edukasi
kepada suami untuk terlibat dalam proses pemberian MPASI serta mendukung
ibu selama dalam proses menyusui dan pemberian MPASI. Proses asuhan
33
3
Tabel 4.1
Kuesioner Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian MPASI
pada Bayi Usia 6-24 Bulan Berdasarkan Karakteristik Responden
Sebelum dan Sesudah Edukasi
SEBELUM SESUDAH
NO PERTANYAAN EDUKASI EDUKASI
JAWABAN SKOR JAWABAN SKOR
Makanan Pendamping
ASI merupakan
makanan tambahan yang
1 diberikan kepada bayi Benar 1 Benar 1
setelah bayi berusia 6
bulan sampai berusia 24
bulan
Tujuan makanan
2 Benar 1 Benar 1
pendamping ASI dapat
3
mengembangkan
kemampuan bayi untuk
menerima berbagai
macam makanan.
Makanan Pendamping
3 ASI bertujuan Salah 0 Benar 1
menggantikan ASI
Waktu pemberian mpasi
4 yang tepat ketika bayi Benar 1 Benar 1
usia 6 bulan
Macam-macam
Makanan Pendamping
5 ASI itu ada 2 yaitu Benar 1 Benar 1
MPASI Pabrikan dan
MPASI Lokal
Makanan Pendamping
ASI pabrikan adalah
makanan yang diolah
6 dan bersifat instan serta Benar 1 Benar 1
beredar dipasaran untuk
menambah energi dan
zat gizi pada bayi.
Makanan pendamping
ASI local adalah
makanan yang
7 disediakan dalam bentuk Salah 0 Salah 0
bungkusan, kaleng, atau
botol yang diolah dan
bersifat instan
MPASI 4 bintang
8 merupakan makanan Benar 1 Benar 1
yang terdiri dari 4
3
Tabel 4.2.
Pengetahuan Ibu Tentang MPASI Berdasarkan Pengertian
Tujuan, dan Waktu
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Edukasi
SEBELUM SESUDAH
No. PERTANYAAN EDUKASI EDUKASI
JAWABAN SKOR JAWABAN SKOR
Makanan Pendamping
ASI merupakan
makanan tambahan
1 yang diberikan kepada Benar 1 Benar 1
bayi setelah bayi berusia
6 bulan sampai berusia
24 bulan
Tujuan makanan
pendamping ASI dapat
mengembangkan
2 Benar 1 Benar 1
kemampuan bayi untuk
menerima berbagai
macam makanan.
Makanan Pendamping
3 ASI bertujuan Salah 0 Benar 1
menggantikan ASI
Waktu pemberian mpasi
4 yang tepat ketika bayi Benar 1 Benar 1
usia 6 bulan
Jumlah 3 4
Persentase (%) 75% 100%
Kategori Cukup Baik
4
Tabel 4.3.
Pemberian MPASI Berdasarkan Jenis MPASI, Frekuensi
dan Jumlah Pemberian MPASI
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Edukasi
MPASI yang diberikan yaitu lumat halus, frekuensi pemberian 2-3 kali sehari
dengan makanan selingan 1-2 kali sehari, dan jumlah pemberian MPASI
sebanyak ½ mangkuk ukuran 250ml.
Tabel 4.4.
Lembar Observasi Praktik Pemberian
MPASI 4 Bintang
Sebelum Edukasi
Tabel 4.5.
Lembar Observasi Praktik Pemberian
MPASI 4 Bintang
Sesudah Edukasi
Hari Waktu Nama makanan Keterangan
(menerapkan/tidak)
Jumat, Pagi Kentang, kacang panjang, Tidak (-sayur)
26 Februari keju. Takaran 1/3 mangkuk,
2021 lumat halus.
Siang Buah naga, biskuit (makanan SELINGAN
selingan)
B. Pembahasan
1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu terhadap pemberian MPASI sebelum
dan sesudah dilakukan edukasi berdasarkan karakteristik responden
1.1.Usia
Daya tangkap serta pola pikir seseorang dipengaruhi oleh usia.
Semakin bertambahnya usia maka daya tangkap dan pola pikirnya
semakin berkembang sehingga pengetahuan yang didapat semakin
banyak (Fitriyani, 2015). Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. N
diperoleh bahwa saat ini Ny. N berusia 33 tahun termasuk ke dalam
kategori usia reproduksi sehat 20-35 tahun, dengan demikian Ny. N
sudah memiliki usia yang cukup matang, yang akan mempengaruhi
tingkat kematangan dan kekuatan dalam berfikir dan bekerja. Tabel
1.2. menunjukan bahwa sebelum dilakukan edukasi Ny. N memiliki
tingkat pengetahuan cukup sebesar (72%), ditinjau dari kuesioner pre
test yang sudah dilakukan. Setelah dilakukan intervensi dan edukasi
pada Tabel 4.1. menunjukan pengetahuan Ny. N meningkat menjadi
baik sebesar (94%) ditinjau dari kuesioner post test yang sudah
dilakukan.
Penelitian yang dilakukan Retno S. (2017) tentang Gambaran
Pengetahuan Ibu tentang Pemberian MPASI pada bayi usia 6-24
Bulan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yang
menunjukan
4
bayi membutuhkan tambahan gizi lain yang berasal dari MP-ASI (Mufida,
Widyaningsih and Maligan, 2015).
Tentang tujuan memberikan Makanan Pendampung ASI (MPASI)
berdasarkan hasil kuesioner dengan Ny. N sebelum dan sesudah edukasi
adalah berpengatahuan baik menjawab pertanyaan dengan benar. Ditinjau
berdasarkan pertanyaan kuesioner No. 2 “Tujuan makanan pendamping
ASI dapat mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai
macam makanan” Sesuai dengan tujuan pemberian MPASI salah satunya
yaitu mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-
macam makanan dengan berbagai bentuk, tekstur, dan rasa yang pada
akhirnya mampu menerima makanan keluarga. Selain itu dapat
melengkapi zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi bayi semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya umur anak, sehingga bayi harus
beradaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi
(Hasdianah, dkk 2014).
Tentang waktu yang tepat dalam memberikan Makananan
Pendamping ASI (MPASI) berdasarkan hasil kuesioner sebelum dan
sesudah edukasi, Ny. N memiliki pengetahuan baik menjawab pertanyaan
dengan benar. Ditinjau berdasarkan pertanyaan kuesioner No. 4 “Waktu
pemberian mpasi yang tepat ketika bayi usia 6 bulan”. Sejalan dengan
teori Chomaria (2014) umumnya bayi telah siap dengan makanan padat
saat usia 6 bulan karena pada saat usia ini, ASI hanya memenuhi 60-70%
kebutuhan gizi bayi.
Untuk kebanyakan bayi mulai diberikan makanan tambahan pada usia
6 bulan keatas, karena pada usia ini otot dan syaraf didalam mulut bayi
cukup berkembang untuk mengunyah, menggigit, dan memamah. Pada
usia 6 bulan keatas bayi memiliki kemampuan untuk mengendalikan
lidahnya lebih baik, mulai melakukan gerakan mengunyah keatas dan
kebawah, mulai tumbuh gigi, dan mulai memasukkan sesuatu kedalam
mulutnya (Andriyani, 2016).
5
bulan makanan padat atau keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur
dan buah.
Tentang frekuensi dan jumlah pemberian MPASI sebelum dan
sesudah di edukasi. Pada saat sebelum di edukasi frekuensi pemberian
MPASI yang Ny. N berikan kepada bayinya berusia 7 bulan adalah 1-2
kali sehari dengan makanan selingan ASI 1 kali sehari, dan jumlah
pemberian MPASI yang diberikan 1/3 mangkuk ukuran 250 ml tiap kali
makan. Setelah di edukasi dan diberikan intervensi Ny. N meningkatkan
frekuensi pemberian MPASI menjadi 2-3 kali sehari dengan makanan
selingan 1-2 kali sehari dan jumlah pemberian MPASI ditingkatkan secara
bertahap menjadi ½ mangkuk ukuran 250 ml tiap kali makan. Frekuensi
dan jumlah pemberian MPASI pada By. Ny. N sebelum di edukasi masih
belum tepat, apabila frekuensi dan jumlah pemberian tidak sesuai dengan
usianya kebutuhan gizinya tidak akan terpenuhi, dan begitu juga apabila
frekuensi dan jumlah pemberian yang berlebih akibatnya proses
pemecahan sari-sari makanan belum sempurna sehingga bayi bisa
mengalami obesitas.
Hal tersebut sejalan dengan teori Monika (2014), dampak pemberian
MPASI yang salah salah satunya yaitu bayi berisiko mengalami
obesitas/kegemukan. Frekuensi dan jumlah pemberian MPASI menurut
Pedoman Umum Gizi Seimbang (2014), pada usia 6-9 bulan frekuensi
makan 2-3 kali sehari, dan dapat diberikan makanan selingan selain ASI
1- 2 kali sehari, dengan jumlah takaran pemberian 2-3 sendok makan
penuh tiap kali makan kemudian ditingkatkan secara bertahap sampai ½
mangkuk ukuran 250 ml tiap kali makan. Usia 9-12 bulan frekuensi
makan 3-4 kali sehari dan dapat diberikan makanan selingan selain ASI 1-
2 kali sehari, dengan jumlah takaran pemberian ½ mangkuk ukuran 250
ml tiap kali makan. Usia 12-24 bulan frekuensi makan 3-4 kali sehari, dan
dapat diberikan makanan selingan selain ASI 1-2 kali sehari, dengan
jumlah takaran pemberian ¾ mangkuk ukuran 250 ml tiap kali makan.
5
A. Simpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ny. N usia 33 tahun
berpendidikan terakhir SMA dengan paritas P2A0 ibu menyusui
sedang dalam pemberian MPASI dengan tingkat pengetahuan cukup
(72%) sebelum di edukasi dan tingkat pengetahuan baik (94%) setelah
diberikan edukasi berdasarkan karakteristik responden.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ny. N ibu menyusui sedang
dalam pemberian MPASI dengan tingkat pengetahuan cukup (75%)
sebelum di edukasi dan tingkat pengetauan baik (100%) setelah
diberikan edukasi berdasarkan berdasarkan pengertian, tujuan, dan
waktu pemberian MPASI.
3. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh gambaran
pemberian MPASI oleh Ny. N kepada bayinya berusia 7 bulan
berdasarkan jenis, frekuensi, dan jumlah pemberian MPASI sebelum
dilakukan edukasi masih belum tepat. Berdasarkan jenis pemberian
MPASI makanan lumat dengan tekstur semi cair, namun dari segi
tekstur masih belum tepat berdasarkan kelompok umur serta jumlah
dan frekuensi yang diberikan masih kurang dari kebutuhan menurut
umur, dengan jumlah yang diberikan sebanyak 1/3 mangkuk dengan
frekuensi pemberian sebanyak 1-2 kali sehari dan makanan selingan
selain ASI sebanyak 1 kali sehari. Setelah dilakukan edukasi sudah
sesuai dengan kebutuhan menurut kelompok umur berdasarkan jenis
MPASI yang diberikan yaitu makanan lumat halus dan kental dengan
frekuensi pemberian MPASI sebanyak 2-3 kali sehari dan jumlah
pemberian MPASI sebanyak ½ mangkuk dan makanan selingan selain
ASI sebanyak 1-2 kali sehari.
4. Rencana yang disusun dapat difasilitasi dan dilaksanakan oleh klien
karena adanya kerjasama yang baik antara klien dan penulis.
Keterbatasan penatalaksanaan berupa penulis tidak bisa melakukan
57
58
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan ibu mampu menerapkan secara mandiri terkait
pemberian MPASI menu 4 Bintang serta mempertahankan
pengetahuannnya yang sudah baik terkait pemberian MPASI pada
bayinya dan menambah pengetahuan serta informasi melalui tenaga
kesehatan setempat sehingga dalam pemberian MPASI ibu dapat
menerapkan dengan tepat
2. Bagi Institusi
Diharapkan akan menambah referensi untuk mengembangkan
penelitian yang lebih lanjut tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan.
3. Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan
Diharapkan untuk bidan dan petugas kesehatan agar ditingkatkan
kembali dalam memberikan informasi terkait pemberian MPASI pada
bayi usia 6-24 bulan, khususnya mengenai waktu pemberian MPASI,
jenis MPASI, frekuensi dan jumlah, serta syarat MPASI yang baik
melalui pendidikan kesehatan, penyuluhan, ataupun penyebaran leaflet
dan poster.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Dietisien Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Ahli Gizi
Indonesia. 2014. Penuntun Diet Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Budiman dan Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta Selatan: Salemba Medika
Carr, S., et al. (2014). Kesehatan Masyarakat Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Chairani, S.K. (2013). Alasan Ibu Memberikan Makanan Pendamping ASI Dini
dengan Pendekatan Teori Health Belief Model di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pessanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2013.
Available from:
https://www.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26510/1/
KIKI%20CHAIRANI%20SAPUTRI-FKIK.pdf. Access on February 2021
Chomaria Nurul. (2014). Menu Bayi Terlengkap dan Variatif. Solo. Menebar
Cinta Menuai Hikmah
Hajrah. (2016). Gambaran Pengetahuan & Sikap Ibu tentang Pemberian MPASI
Dini di RB Mattiro Baji Kabupaten Gowa Makasar. Available from :
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4114/1/HAJRAH.pdf. Access on April
2021.
IDAI. (2015). Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti Pada Bayi
Dan Batita di Indonesia Untuk Mencegah Malnutrisi. Unit Kerja
Koordinasi Gizi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta: IDAI
Indriati dan Sukaca, B. 2015. Nutrisi Janin dan Bayi Sejak Usia Dalam Kandungan.
Yogyakarta: Parama Ilmu.
Mubarak, et al. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Mufida, L., Widyaningsih, T. D., & Maligan, J. M. (2015). Prinsip Dasar MPASI
Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 3 No
4, hlm.1646-1651, September 2015, 1646-1649.
UNICEF. (2014). Pemberian Makan Bayi dan Anak. Booklet Pesan Utama Paket
Konseling.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
World Health Organization. (2013) Research for Universal Health Coverage.
Geneva: WHO.
PEDOMAN WAWANCARA
Penerapan Edukasi Tentang MPASI terhadap Praktik Pemberian
MPASI 4 Bintang Pada Bayi Usia 6-24 Bulan
Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan dan informasi seputar pemberian MPASI
terhadap praktik pemberian MPASI 4 bintang pada bayi usia 6-24 bulan.
Tanggal wawancara :
A. PENDAHULUAN
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat
penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan responden terjamin
3. Meminta kesediaan responden untuk melakukan wawancara
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 15-30
menit
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. DATA IBU
a. Nama ibu : Norma Angkasari
b. Usia ibu : 33 tahun
c. Alamat : Jl. Kp. Sumur Rt 01 Rw 17 No. 2A
d. Pendidikan terakhir : SMA
e. Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
f. Jumlah anak kandung 2
g. NO. HP 08984346391
2. DATA ANAK
a. Nama anak : Ramia Ajeng Pramesthy
b. Usia anak : 7 Bulan
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Anak ke - 2
e. Berat badan sekarang : 7100 gram
f. Berat badan lahir : 2900 gram
g. Panjang badan sekarang : 70,5 cm
h. Panjang badan lahir : 47 cm
C. DAFTAR PERTANYAAN
Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan dibawah ini!
1. Apakah saat ini anak ibu masih diberi ASI eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak, sertakan alasan !
2. Apakah ibu akan memberikan ASI sampai usia 2 tahun ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah sebelummya ibu pernah mendapatkan penyuluhan/informasi dari
petugas kesehatan terkait pemberian makanan tambahan selain ASI ?
c. Pernah
d. Tidak pernah
4. Darimana Ibu memperoleh informasi tentang makanan tambahan selain ASI
?
a. Televisi
b. Internet
c. Majalah, lainnya sebutkan !
5. Menurut ibu makanan pendamping ASI adalah ?
a. Makanan alternatif untuk bayi
b. Makanan tambahan yang diberikan pada bayi usia 6 bulan keatas
sebagai makanan tambahan karena kebutuhan gizi bayi semakin
meningkat
c. Makanan tambahan yang diberikan kepada bayi kapan saja sesuai
dengan kebutuhan bayi saat ASI tidak terpenuhi
6. Menurut ibu apakah tujuan pemberian MP-ASI pada bayi ?
a. Untuk memberikan tambahan makanan
b. Untuk melengkapi zat gizi ASI yang kurang sehingga bayi dapat
menerima bermacam-macam makanan
c. Untuk menggantikan ASI
7. Sejak usia berapa ibu mulai memberikan makanan selain ASI ?
a. 0 – 3 bulan
b. 4 – 5 bulan
c. > 6 bulan
8. Menurut ibu, saat umur berapa MP-ASI baik diberikan kepada anak ?
a. >6 bulan
b. 4-6 bulan
c. 1-3 bulan
9. Makanan apa yang ibu berikan pertama kali saat pengenalan MPASI ?
dalam sehari berapa kali ibu memberikan makanan selain ASI tersebut ?
a. Pisang atau buah-buahan, sebutkan … kali/sehari
b. Bubur instan atau pabrik, sebutkan … kali/sehari
c. Makanan buatan sendiri, sebutkan … kali/sehari
10. Saat pengenalan MPASI apakah ada makanan selingan lain selain
makanan yang ibu berikan ?
a. Ya, sebutkan !
b. Tidak
11. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali ibu berikan kepada bayi saat
pengenalan MPASI !
a. Makanan halus/lumat (pure, bubur susu)
b. Makanan lunak (tim saring)
c. Makanan keluarga (makanan padat)
12. Saat ini bagaimana cara ibu memberikan makanan pendamping ASI untuk
anak ibu ? Apakah ada makanan selingan selain makanan utama yang ibu
berikan ? Jika ada sebutkan !
a. Memberi makanan instan (Sun, Cerelac, dll)
b. Memasak sendiri, sebutkan !
c. Membeli bubur instan
13. Saat ini berapa takaran makanan yang ibu berikan saat memberikan
makanan pendamping ASI untuk anak ibu ?
a. 2-3 sendok makan
b. ½ mangkuk
c. ¾ mangkuk
14. Jenis makanan yang diberikan sebagai pendamping ASI pada bayi usia 6-9
bulan sebaiknya adalah ?
a. Makanan lunak
b. Makanan lumat
c. Makanan setengah padat
15. Menurut ibu apakah dampak pemberian MPASI yang diberikan terlalu dini
kepada bayi ?
a. Anak jadi sering diare karena pencernaannya terganggu
b. Anak menjadi sering menangis
c. Tidak tahu
16. Apakah ibu tahu dampak pemberian MPASI yang diberikan terlalu lambat
kepada bayi ?
a. Bayi menjadi sering rewel
b. Bayi kekurangan zat besi
c. Tidak tahu
17. Apakah orang tua/mertua (keluarga) ibu biasa memberikan makanan
tambahan lain selain ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan ?
a. Ya, makanan apa yang diberikan ? Apakah pemberian makanan
tersebut dilakukan secara turun temurun ?
b. Tidak
18. Apakah orang terdekat ibu pernah menganjurkan atau mendorong ibu
untuk memberikan makanan selain ASI pada usia bayi kurang dari 6 bulan
?
a. Ya, siapa ?
b. Tidak
Lampiran 2 Kuesioner Pre Test dan Post Test Pengetahuan Ibu
Kunci Jawaban
1. Benar 10. Benar
2. Benar 11. Benar
3. Salah 12. Benar
4. Benar 13. Benar
5. Benar 14. Salah
6. Benar 15. Benar
7. Salah 16. Benar
8. Benar 17. Benar
9. Benar 18. Benar
Lampiran 3 Lembar
LEMBAR OBSERVASI PRAKTIK PEMBERIAN
MPASI 4 BINTANG
Nama Responden :
Nama pewawancara :
Umur anak :
Hari/ Waktu Nama makanan Keterangan
Tanggal (menerapkan/
tidak)
Hari pertama Pagi
Siang
Sore
Siang
Sore
Siang
Sore
Lampiran 4 Media
Booklet IDAI
Disusun Oleh
Susi Wulandari
P3.73.24.2.18.115
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan penyuluhan tentang MP ASI 4 bintang dalam waktu
45 menit diharapkan ibu anak anak usia 6-24 bulan mampu meningkatkan
praktik pemberian MPASI bayi umur 6-14 bulan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami :
a. Definisi MPASI dan MPASI 4 Bintang
b. Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
c. Manfaat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
d. Waktu pemberian MPASI yang tepat
e. Strategi pemberian MPASI
f. Susunan menu MPASI 4 Bintang
g. Jenis-jenis dan jadwal pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI)
h. Dampak pemberian MPASI terlalu dini
i. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MPASI
B. Metode
Ceramah, Tanya Jawab
C. Media
Leafelt, Booklet, Laptop
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
F. Evaluasi
1. Menjelaskan Definisi MPASI dan MPASI 4 Bintang
2. Menjelaskan Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
3. Menjelaskan Manfaat pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
4. Menjelaskan Waktu pemberian MPASI yang tepat
5. Menjelaskan Strategi pemberian MPASI
6. Menjelaskan Susunan menu MPASI 4 Bintang
7. Menjelaskan Jenis-jenis dan jadwal pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI)
8. Menjelaskan Dampak pemberian MPASI terlalu dini
9. Menjelaskan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MPASI
Lampiran 6 Gantt Chart Tabel Jadwal Kegiatan Intervensi
JADWAL KEGIATAN
GANTT CHART KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN TENTANG
PRAKTIK PEMBERIAN MPASI 4 BINTANG TAHUN 2021
4. 20 April Revisi
2021 BAB IV & Perbaiki Kesimpulan
BAB V
Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian bahwa segala
informasi tentang penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
penelitian maka saya (Bersedia/Tidak Bersedia) *coret salah satu jawaban*
untuk menjadi responden penelitian yang berjudul “PENERAPAN EDUKASI
TENTANG MPASI TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN MPASI 4
BINTANG PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH RT 01 RW 17
KELURAHAN KLENDER KECAMATAN DUREN SAWIT JAKARTA
TIMUR TAHUN 2021” Apabila saya kurang nyaman terhadap penelitian ini saya
berhak mengundurkan diri sebagai sampel penelitian tanpa sanksi apapun.
(Norma Angkasari)
Lampiran 10 Lembar Persetujuan
Lampiran 9