OLEH:
VEXY VALENTINO ROZA
NIM. 183210355
Oleh:
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir
Program Studi D III Keperawatan Solok Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Padang
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Oleh:
Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji dan dipertahankan didepan Tim Penguji Ujian
Karya Tulis Ilmiah Program Studi D.III Keperawatan Solok Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang, dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Moderator Sekretaris
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih pada kedua orang tua
tercinta, yang telah banyak memberikan dukungan secara moril dan materil.
Selanjutnya kepada Ibu Ns. Yulvi Hardoni, M.Kep selaku dosen pembimbing I
dan Ibu Ns. Yulastri, S.Pd. M. Biomed selaku dosen pembimbing II yang telah
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada :
Kesehatan Padang.
2. Ibu Ns. Sila Dewi Anggreni, M.Kep. Sp. KMB selaku Kepala Jurusan
Solok.
4. Bapak dan Ibu dosen Prodi D III Keperawatan Solok yang telah
Keperawatan Solok.
Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis sangat
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak
yang ikut terlibat dalam penulisan ini. Mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 8
1. Pengertian............................................................................................ 9
PERILAKU KEKERASAN.................................................................... 23
1. Pengkajian......................................................................................... 23
2. Pohon Masalah.................................................................................. 31
3. Diagnosa Keperawatan...................................................................... 32
4. Intervensi Keperawatan..................................................................... 32
5. Implementasi Keperawatan............................................................... 39
6. Evaluasi Keperawatan....................................................................... 39
1. Definisi ............................................................................................. 40
2. Tindakan............................................................................................ 40
A. Desain Penelitian..................................................................................... 42
D. Fokus Studi.............................................................................................. 43
H. Etik Penelitian......................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Orang Gangguan Jiwa Dengan Skizofrenia Menurut Data Dari
Kekerasan .........................................................................................19
Lampiran 2 SP Komunikasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau pola prilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada individu dan sindrom itu
dari (Riskesdas 2018, 2018) pada penduduk Indonesia sebanyak 6,7 per
2018, 2018).
2017).
Kota Solok berjumlah 153 orang dengan uraian seperti tabel dibwah ini :
3
Tabel 1.1
Distribusi Pasien Dengan Skizofrenia Menurut Data Dari Dinas
Kesehatan Kota Solok Tahun 2020
No Puskesmas Jumlah
1 Puskesmas Tanjung
43
Paku
2 Puskesmas Nan Balimo 19
3 Puskesmas Tanah
57
Garam
4 Puskesmas KTK 34
Jumlah 153
pembicaraan yang kacau dan perilaku yang kacau yaitu berupa perilaku
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Pasien Skizofrenia Diwilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam tahun 2020
sering terlihat adanya gejala agresif yaitu perilaku kekerasan secara fisik
perilaku seseorang yang di arahkan pada diri sendiri, orang lain, atau
diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau
pada orang adalah tindakan agresif yang ditunjukkan untuk melukai atau
2017). Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat
dan faktor psikologis. Untuk faktor presipitasi itu sendiri dapat berasal
ungkapan pasien dan didukung dengan hasil observasi. Tanda dan gejala
perilaku kekerasan dapat dilihat dari (1) Data Subjektif seperti ungkapan
dan melukai, (2) Data Objektif seperti wajah memerah dan tegang,
tangan, bicara kasar, suara tinggi, mondar mandir, serta melempar dan
dengan baik.
B. Rumusan Masalah
perilaku seseorang yang di arahkan pada diri sendiri, orang lain, atau
melukai diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau
pada orang adalah tindakan agresif yang ditunjukkan untuk melukai atau
2018) Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat
(Prabowo, 2014)
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Penulis
perilaku kekerasan.
3. Institusi Pendidikan
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Kekerasan (violence) merupakan suatu bentuk perilaku agresi
69
merupakan perilaku yang memperlihatkan individu tersebut dapat
mengancam secara fisik, emosional dan seksual pada orang lain (wahit
perilaku seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau
lingkungan.
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor predisposisi yaitu faktor yang
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor biologis
69
Untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.
1) Faktor Psikologis
kekerasan.
perilaku destruktif.
69
2) Faktor Sosiokultural
Iswanti, 2019).
3) Faktor Presipitasi
individu.
4) Faktor internal
penyakit fisik.
5) Faktor eksternal
69
serangan fisik atau tindakan kekerasan, kritikan yang
hubungan sosial.
Keterangan :
a. Asertif
69
b. Frustasi
c. Pasif
d. Agresif
e. Prilaku Kekerasan
kontrol.
a. Pandangan tajam
c. Menggepalkan tangan
d. Bicara kasar
69
perilaku kekerasan.
kekerasan yaitu:
a. Fisik
b. Verbal
c. Perilaku
d. Emosi
e. Spiritual
69
f. Sosial
sindiran.
g. Perhatian
seksual
a. Sublimasi
b. Proyeksi
tidak baik.
c. Represi
d. Reaksi formasi
69
e. Deplacement
kekerasan :
69
Gambar 2.2 Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan
69
7. Penatalaksanaan Perilaku Kekerasan
Penatalaksaan pada klien perilaku kekerasan menurut (Arisandy &
keperawatan, yaitu :
a. Strategi preventif
tepat.
69
4) Komunikasi Strategi berkomunikasi dengan pasien perilaku
agresif adalah :
a) Bersikap tenang
b) Bicara lembut
berlebihan
i) Dengarkan klien
perawatan.
69
7) Psikofarmakologi
a) Antianxiety dansedative-hipnotics
b) Antidepressants
c) Moodstabilizer
d) PemberianCarbamazepines
e) Antipsychotic
f) Medikasilainnya
8) Strategi pengurungan
a) Manajemen krisis
b) Seclusion
1) Pengekangan fisik
c) Restrains
a. Farmakoterapi
anti agitasi.
69
b. Terapi Okupasi
Terapi ini juga bisa disebut sebagai terapi kerja, kegiatan ini
masyarakat.
d. Terapi somatik
69
pada pelipis pasien.
Kekerasan
1. Pengkajian
pada pasien dan keluarga (Kandar & Iswanti, 2019). Tahap pengkajian
pasien.
a. Identitas pasien
69
bagi setiap individu yang bersifat unik. Stressor tersebut dapat
d. Aspek Fisik/Biologis
tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan
al., 2020) Biasanya kontak mata klien aktif dan tajam, berani
menatap lawan bicara, dan bicara cepat dengan nada suara yang
e. Pengkajian Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
69
f. Gambaran diri
g. Identitas diri
h. Fungsi peran
keluarga.
i. Ideal diri
j. Harga diri
hal negatif tentang dirinya dan orang lain, marah pada diri sendiri
sekitarnya.
1) Hubungan Sosial
69
mengungkapkan hal negatif tentang dirinya dan orang lain dan
2) Spiritual
saksi penganiayaan.
k. Status Mental
1) Penampilan
bau.
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
69
wajah yang berubah-ubah dan tidak terkontrol). Seperti
mengatup.
a) Afek
stimulus
b) Emosi
6) Persepsi sensori
7) Proses pikir
diberi.
69
8) Isi pikir
9) Tingkat kesadaran
10) Memori
diajak berinteraksi.
69
13) Kebutuhan persiapan pulang
a) Makan
mandiri.
c) Mandi
d) Berpakaian
f) Penggunaan obat
g) Pemeliharaan kesehatan
disekitarnya.
69
merapikan kamar tidur, membersihkan rumah, mencuci
j) Mekanisme Koping
l) Pengetahuan
m) Aspek medis
69
2. Pohon Masalah
Cor problem
Perilaku kekerasan.
didapatkan dari alasan masuk atau keluhan utama saat itu (saat
pengkajian).
seterusnya.
masalah utama. Efek ini dapat menyebabkan efek yang lain dan
69
demikian selanjutnya.
3. Diagnosa Keperawatan
amuk dan gejala minor yaitu, mata melotot, tangan mengepal, rahang
a. Perilaku kekerasan
4. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan
pernah dilakukannya
69
dilakukannya
perilaku kekerasannya
b. Tindakan
bertemu pasien
kekerasan
psikologis
social
69
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
spiritual
intelektual
a) Verbal
d) Terhadap lingkungan
secara:
b) Obat
verbal
69
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
minum obat
69
fisik yaitu tarik nafas dalalm dan memukul kasur dan bantal.
dosis, waktu, cara dan kontinuitas minum obat dan dampak jika
latihan fisik.
dalam, pukul kasur atau bantal, makan obat dengan patuh dan
benar.
69
d. Strategi pelaksanaan 4 : Latihan cara spriritual
dalam, pukul kasur atau bantal, makan obat dengan patuh dan
2 kegiatan.
kasur.
pujian.
5)
69
b. SP 2 Keluarga : Latihan cara memberi minum obat
perilaku kekerasan.
pasien cara fisik yaitu latihan cara nafas dalam dan memukul
pasien cara fisik yaitu latihan cara nafas dalam dan memukul
dengan benar.
69
perilaku kekerasan pasien.
pasien cara fisik yaitu latihan cara nafas dalam dan memukul
5. Implementasi Keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
69
h) Verbalisasi isyarat bunuh diri
1. Definisi
2. Tindakan
a. Observasi
sebelum agresif.
b. Terapeutik
menggunakan senjata).
amarah adaptif.
69
6) Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi
c. Edukasi
ketegangan meningkat.
d. Kolaborasi
69
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa
1. Tempat
Garam.
2. Waktu penelitian
Pemelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2021, lama waktu
1. Pandangan tajam
2. Mengepalkan tangan
69
3. Bicara kasar
D. Fokus Studi
dengan baik.
69
bicara ketus, perilaku agresif,
seminggunya.
1. Observasi
2. Wawancara
69
Pada saat wawancara pasien peneliti menggunakan format pengkajian
dengan cara kualitatif, salah satunya adalah dengan metode studi kasus
(case study). Proses penyusunan studi kasus ini yaitu pengumpulan data
H. Etik Penelitian
69
kesediaan pasien berperan dalam penelitian ini. Etik penelitian
keperawatan yaitu :
1. Otonomi
(senam).
2. Berbuat baik
3. Keadilan
menyeluruh.
4. Tidak merugikan
69
5. Kerahasiaan
69
BAB IV
kunjungan.
a. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas pasien
2) Faktor presipitasi
Perilaku kekeraan berulang pada Tn. J saat tidak mendapatkan apa yang
69
70
3) Faktor predisposisi
untuk belanja atau tidak dapat apa yang diinginkan. Keenam pada
ada seperti saat Tn. J mau kopi tetapi kopi dan gulanya tidak ada.
Trauma pada Tn. J yaitu sebagai pelaku pada usia 30 tahun yaitu
Berat Badan Tn. J 65 Kg, tinggi badan 168 cm dan tidak ada
4) Psikososial
72
sudah meninggal pada tahun 2009, Tn. J tinggal bersama ibu dan
kakanya, Tn. J menikah pada tahun 1997 dan bercerai dengan istri
nya pada tahun 2005 dan mempunyai dua orang anak, kedua
anaknya dibawa oleh mantan istri Tn. J dan tinggal dengan mantan
nya, dari kecil Tn. J sering mewarnai rambut nya sampai sekarang.
J yaitu duda sudah bercerai dengan istrinya 16 tahun yang lalu dan
sudah mempunyai 2 orang anak. Tn. J tidak ada bekerja saat ini,
Tn. J berharap bisa sembuh dan tidak minum obat lagi setiap
hari dan jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan Tn. J berusaha
minum obat tiap hari dan tetap berdoa kepada Allah SWT. Jika
identitas, fungsi peran, dan ideal diri tidak sesuai dengan harapan
penyakitnya.
Tn. J sangat dekat dengan ibunya. Bila ada masalah Tn. J selalu
bercerita dengan ibu nya. Hanya ibunya yang bisa mengontrol Tn. J
sembuh.
5) Status Mental
Penampilan Tn. J tampak tidak rapi, jenggot tidak dicukur, rambut tidak
pengkajian nada suara Tn. J yaitu keras. Tn. J tampak gelisah dan
meninju, dan rahang gigi nya mengatup rapat. Alam perasaan Tn. J
sesuatu yang tidak ada wujudnya dan mencim bau-bau aneh. Tn. J
terlalu mengingat apa yang telah terjadi beberapa yang lalu dan
dan adaptif. Daya tilik diri Tn. J menerima penyakit yang ia derita
saat ini
Tn. J makan 2x sehari, Tn. J makan dan minum sendiri, Tn. J juga
ojek atau jalan kaki, Tn. J tinggal bersama orang tuanya,dan diberi
dengan yang baru. Nafsu makan Tn. J sedikit dikarenakan Tn. J lebih
75
suka merokok dan minum teh telur. Berat badan Tn. J meningkat
minum teh telur dan makan 2 kali sehari dengan porsi sedikit. Tn. J
mempunyai masalah saat akan tidur, merasa segar saat bangun, dan
obat maka Tn. J akan sulit untuk tidur dan gelisah saat akan tidur.
membeli rokok dan beli minuman teh telur, terkadang Tn. J berjalan
7) Mekanisme Koping
yaitu ketika Tn. J terluka saat memecahkan piring, gelas, termos air,
dengan ekonomi pada Tn. J yaitu ketika Tn. J tidak diberi uang oleh
ibunya.
9) Aspek medis
Data objektif
1. Tn. J pernah menyerang ibu, kakak,
tetangga dan suami kakaknya
2. Tn. J pernah melukai dirinya sendiri
saat memecahkan kaca kamar dan
berkelahi dengan orang lain
3. Saat marah mata melotot dan
pandangan tajam
4. Wajah Tn. J memerah saat marah
77
Data objektif
1. Tn. J terkadang mendengar seorang
tetapi tidak ada wujudnya
2. Tn. J pernah melihat seorang yang tidak
ada wujudnya
b. Diagnosis Keperawatan
Tn. J mengatakan Tn. J sering mengancam jika tidak diberi uang jajan.
memecahkan kaca kamar dan berkelahi dengan orang lain. Saat marah
mata melotot dan pandangan tajam. Wajah Tn. J memerah saat marah.
c. Intervensi Keperawatan
ialah manajemen perilaku: latihan verbal dimana tujuan dan kriteria hasil
terhadap sumber agitasi, cegah perilaku pasif dan agresif, beri penguatan
d. Implementasi Keperawatan
79
dilakukan implementasi.
Pada fase kerja pertama peneliti menjelasakan cara berbicara yang baik
yang baik yaitu jika bapak ingin meminta uang kepada ibu, maka
bapak meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau minta
peneliti mengajarkan cara menolak yang baik yaitu jika ibu bapak
ingin meminta tolong kepada bapak tetapi bapak tidak bisa karena
bapak ingin tidur, maka bapak menolak nya dengan cara : “maaf bu,
sayang tidak bisa menolong ibu karena saya ingin tidur bu”.
dengan cara : “maaf bu, jangan berkata seperti itu bu, perkataan ibu
pada pagi dan sore hari, melakukan kontrak topik latihan verbal,
waktu hari kamis pukul 11.00, dan tempat untuk latihan di ruang
Pada fase kerja pertama peneliti menjelasakan cara berbicara yang baik
yang baik yaitu jika bapak ingin meminta uang kepada ibu, maka
bapak meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau minta
uang untuk beli teh telur dan membeli rokok bu”. Kemudian peneliti
bapak tetapi bapak tidak bisa karena bapak ingin tidur, maka bapak
menolak nya dengan cara : “maaf bu, sayang tidak bisa menolong
perasaan kesal dengan baik yaitu jika ibu ada berkata yang membuat
jangan berkata seperti itu bu, perkataan ibu barusan membuat saya
peneliti.
dan sore hari, melakukan kontrak topik latihan verbal, waktu hari
jumat pukul 11.00, dan tempat untuk latihan di ruang tamu rumah
pasien.
Pada fase kerja pertama peneliti menjelasakan cara berbicara yang baik
yang baik yaitu jika bapak ingin meminta uang kepada ibu, maka
bapak meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau beli rokok
bu, boleh saya minta uang bu ?”. Kemudian peneliti meminta pasien
peneliti mengajarkan cara menolak yang baik yaitu jika ibu bapak
ingin meminta tolong sesuatu kepada bapak tetapi bapak tidak bisa
karena bapak ingin pergi, maka bapak menolak nya dengan cara:
“maaf bu, sayang tidak bisa menolong ibu karena saya akan pergi
jika ibu ada berkata yang membuat bapak marah maka bapak
menjawabnya dengan cara : “maaf bu, jangan berkata seperti itu bu,
perkataan ibu itu akan membuat saya marah bu”. Setelah itu peneliti
kepada pasien pada pagi dan sore hari, melakukan kontrak topik
latihan verbal, waktu hari sabtu pukul 11.00, dan tempat untuk
yang baik yaitu dengan nada suara rendah dan tidak menggunakan
85
cara meminta yang baik yaitu jika bapak ingin meminta uang kepada
ibu, maka bapak meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau
beli rokok bu, boleh saya minta uang bu ?”. Kemudian peneliti
jika ibu bapak ingin meminta tolong sesuatu kepada bapak tetapi
bapak tidak bisa karena bapak ingin pergi, maka bapak menolak nya
dengan cara: “maaf bu, sayang tidak bisa menolong ibu karena saya
baik yaitu jika ibu ada berkata yang membuat bapak marah maka
itu bu, perkataan ibu itu akan membuat saya marah bu”. Setelah itu
rumah dengan baik dan sopan serta menggunakan nada suara yang
86
hari, melakukan kontrak topik latihan verbal, waktu hari sabtu pukul
latihan verbal dengan meminta yang baik, menolak yang baik, dan
dan sudah berbicara dengan nada yang rendah dan sopan kepada ibu
obat lagi dan tidak gelisah dan mudah marah lagi. Pasien dapat
yang rendah. Ibu pasien juga mengatakan saat dia mintak tolong
menerapkan latihan verbal setiap pagi dan sore hari serta kepada
e. Evaluasi Keperawatan
peneliti
latihan.
baik
peneliti
latihan.
perasaan kesalnya
90
mandiri
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
lebih tenang dan lega dari pada sebelumnya dan intervensi dapat di
hentikan.
B. Pembahasan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
1. Pengkajian Keperawatan
Koto Panjang RT 03 RW 03, Kota Solok didapatkan data pada Tn. J umur 51
SD. Tn. J mengatakan marah kepada ibunya jika tidak diberi uang belanja. Tn. J
mengatakan sering meminta uang ke ibunya dengan nada keras. Ibu Tn. J
91
mengatakan bahwa Tn. J berbicara dan mengumpat dengan kata-kata kasar. Ibu
Tn. J mengatakan Tn. J sering mengancam jika tidak diberi uang jajan.
mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Respons ini dapat
menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
kekeraan berulang pada Tn. J saat tidak mendapatkan apa yang diinginkannya
yaitu uang belanja yang diminta ke ibunya. Sehingga Tn. J marah, berkata-kata
kasar, mengancam, berbicara ketus dan menggunakan nada suara yang keras.
pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Tn. J pernah di rawat 8x dirumah
mengamuk dan sulit tidur. Tn. J tidak pernah mengalami penganiayaan oleh
orang lain. Ibu Tn. J mengatakan bahwa ia dan saudara Tn. J pernah mengalami
kekerasan oleh Tn. J saat mengamuk dan marah-marah. Tn. J mengatakan tidak
ada keluarganya yang memiliki riwayat gangguan jiwa . Tn. J mengatakan bahwa
24 tahun yang lalu Tn. J mengalami kehilangan uang untuk membeli motor.
kekerasan sering disebabkan oleh kurangnya percaya pada orang lain, perasaan
perkembangan ego yang lemah serta depresi rasa takut. Sejalan dengan teori
92
respon pasif dan melarikan diri atau respon melawan dan menentang. Respon
kekerasan. Perilaku yang ditampakkan dimulai dari yang rendah sampai tinggi.
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit
jiwa, sering tampak diikat secara tidak manusiawi disertai denganbentakan dan
Pasien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai yaitu rambut nya, dari
kecil Tn. J sering mewarnai rambut nya sampai sekarang. Karena Tn. J suka
mewarnai rambutnya. Tn. J mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai
Tn. J. Sebelum berpisah dengan istrinya pasien sebagai kepala keluarga pencari
nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Setelah berpisah pasien tinggal dengan
kakak dan orangtuanya. Tn. J tidak bekerja lagi. Tn. J berharap bisa sembuh dan
tidak minum obat lagi setiap hari dan jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan
Tn. J berusaha minum obat tiap hari dan tetap berdoa kepada Allah SWT. Jika
identitas, fungsi peran, dan ideal diri tidak sesuai dengan harapan maka Tn. J
Penampilan Tn. J tampak tidak rapi, jenggot tidak dicukur, rambut tidak di
sisir dan kuku tampak panjang. Berdasarkan saat observasi selama pengkajian
nada suara Tn. J yaitu keras. Tn. J tampak gelisah dan Tn. J juga mengatakan
sering gelisah jika terlambat meminum obat, sering mondar mandir, bergerak-
gerak dan berjalan-jalan. Alam perasaan Tn. J khawatir afek Tn. J tampak datar.
adaptif Tn. J mampu bicara dengan orang lain, Mekanisme koping maladaptif Tn.
93
disekitar rumah nya karena mereka sering metertawakan penyakit Tn. J. Masalah
berhubungan dengan ekonomi pada Tn. J jika Tn. J tidak diberi uang oleh ibunya.
Sejalan dengan teori Azizah (2016) bahwa Sumber koping pasien perilaku
kelompok dan masyarakat sangat berperan penting pada saat ini. Sumber koping
keterampilan menyelesaikan masalah dan sosial, sumber daya sosial dan material,
2. Diagnosis Keperawatan
Data subjektif Tn. J mengatakan marah kepada ibunya jika tidak diberi uang
belanja, Tn. J mengatakan sering meminta uang ke ibunya dengan nada keras, ibu
Tn. J mengatakan bahwa Tn. J berbicara dan mengumpat dengan kata-kata kasar,
ibu Tn. J mengatakan Tn. J sering mengancam jika tidak diberi uang jajan. Data
objektif yang didapatkan saat berinteraksi, tampak gelisah dan murah tersinggung.
Tn. J saat marah mata melotot, pandangan tajam, dan wajah memerah. Oleh
latihan verbal.
Sejalan dengan teori PPNI (2016) bahwa tanda dan gejala mayor yang
mungkin akan muncul pada pasein dengan perilaku kekerasan yaitu subjektifnya
94
pasien akan mengancam, mengumpat dengan kata-kata kasar, suara keras, bicara
ketus. Objektifnya pasien menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain,
minor yang mungkin akan muncul mata melotot atau pandangan tajam, tangan
Selain itu sejalan dengan teori azizah (2016) Kekerasan sering juga disebut
dengan gaduh gelisah atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh
melukai pada tingkat ringan, dan yang paling berat adalah melukai/merusak secara
serius. Klien tidak mampu mengendalikan diriatau hilang kontrol (Azizah, 2016).
kekerasan dengan cara latihan verbal untuk mengontrol marah pada pasien, oleh
diatasi. Hal ini jika tidak segera diatasi akan membahayakan dan sangat
tersebut terdapat dalam terapeutik tindakan yang diambil yaitu bicara dengan nada
rendah dan tenang. Maka pasien dilatih dengan strategi pelaksanaan 3 yaitu
latihan verbal dengan cara menjelaskan bagaimana cara berbicara yang baik,
mengajarkan cara meminta dengan baik, mengajarkan cara menolak dengan baik,
Oleh karena itu, jika pasien dengan perilaku kekerasan tidak mendapatkan
penanganan maka akan melukai dengan tingkatan berat seperti melukai atau
3. Intervensi Keperawatan
peneliti menyusun rencana keperawatan sesuai dengan teori yang telah ada
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Yunere (2019),
4. Implementasi Keperawatan
sesuai waktu yang telah ditetapkan. Hasil penelitian Tn. J dengan perilaku
secara berulang. Hal ini sejalan dengan penelitian Maftuhah (2020) dimana
96
(Maftuhah, 2020).
b) Pada hari kedua, pasien sulit diajak melakukan intervensi karena pasien
ingin tidur karena sudah minum obat dan tidak konsentrasi. Setelah
c) Pada hari ketiga, pasien sudah bisa berkonsentrasi dan mau melakukan
d) Pada hari keempat pasien dapat melakukan latihan verbal serta dapat
mencontohkanya.
e) Pada hari kelima pasien dapat melakukan latihan verbal serta dapat
Solusi yang peneliti lakukan untuk mengatasi masalah ini adalah peneliti
tetap melakukan intervensi semaksimal mungkin dengan bantuan orang tua dan
kakak pasien. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan wardana (2020)
hasil ini menunjukkan ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat
kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali tahun 2013.
97
Nilai koefisiensi kolerasi sebesar 0,798 dapat diartikan variabel dukungan sosial
(Wardana, 2020).
5. Evaluasi Keperawatan
dilaksanakan selama 5 hari terhadap Tn. J. Pada saat evaluasi masalah sudah
teratasi pasien dapat menyebutkan cara latihan verbal yaitu dengan cara meminta
yang baik, menolak yang baik, dan mengungkapkan perasaan yang baik. Tn. J
juga dapat mempraktekkan cara meminta yang baik, menolak yang baik, dan
menerapkan cara latihan verbal ke ibunya dan melakukan latihan 2-3 kali sehari.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien meminta uang dengan baik dan
menggunakan nada yang rendah. Ibu pasien juga mengatakan saat dia mintak
tolong kepada Tn. J, dia menolak dengan baik. Respon objektif pasien tampak
mengikuti sesuai anjuran, pasien juga mengatakan merasa lebih lega dan tenang.
Setelah beberapa hari pasien juga tampak semangat untuk sembuh. Pasien juga
mengatakan merasa lebih baik dari sebelumnya dan intervensi dapat di hentikan.
suatu aspek yang penting dan menjadi hal yang utama digunakan dalam
selingan humor agar suasana ketika diskusi terasa nyaman dan tidak terlalu
Sejalan juga dengan hasil penelitian lain yang dilakukan makhruzah (2021)
skizofrenia di ruang rawat inap RSJD Provinsi Jambi Tahun 2020, menjelaskan
bahwa adanya penurunan tanda gejala skizofrenia yang terjadi sebelum dan
untuk sebelum penerapan strategi pelaksanaan dan .404 setelah penerapan strategi
Selain itu sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Putri & dkk (2018)
Perilaku Kekerasan Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
meningkatkan hubungan perawat dengan klien dan bisa membantu pasien untuk
2018).
Selain itu sejalan dari hasil penelitian yang dilakukan pada Jatmika (2020),
Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dapat dijelaskan bahwa
komunikasi yang diterapkan oleh perawat maka semakin rendah juga risiko
Kota Solok Tahun 2021 terhadap Tn. J pada tanggal 18 – 23 Mei 2021, maka
2021, pada Tn. J salah satu pasien perilaku kekerasan di Wilayah Kerja
data kasus yang diangkat dengan teori yang sudah ada. Tn. J mengatakan
marah kepada ibunya jika tidak diberi uang belanja. Tn. J mengatakan
sering meminta uang ke ibunya dengan nada keras. Ibu Tn. J mengatakan
bahwa Tn. J berbicara dan mengumpat dengan kata-kata kasar. Ibu Tn. J
mengatakan Tn. J sering mengancam jika tidak diberi uang jajan. Pasien
verbal
99
4. Implementasi dilakukan pada tanggal 19 - 23 Mei 2021, dilakukan sesuai
5. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi kepada pasien, dengan hasil pasien
menyebutkan kembali cara latihan verbal yaitu dengan cara cara meminta
yang baik, menolak yang baik, dan mengungkapkan perasaan yang baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut:
khusus nya kepada pasien perilaku kekerasan melalui latihan verbal serta
99
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
pasien sulit ditemui oleh peneliti karena pasien sering tidur dan pergi
keluar untuk belanja, saat melakukan latihan pasien sulit untuk fokus,
tersinggung.
99
DAFTAR PUSTAKA
i
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa (2014).
Riskesdas 2018. (2018). Riskesdas 2018. Laporan Nasional RIskesdas 2018,
53(9).
SDKI. (2018). (Indonesian Demographic and Health Survey 2017) Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. In IDHS.
sutejo. (2018). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Gangguan Jiwa dan Psikososial. In pustaka baru (Vol. 34).
Sutejo. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa, Prinsip dan praktik Asuhan
Keperawatan Jiwa. Pustaka Baru.
Suyitno, A., Wihastuti, T. A., & Supriati, L. (2017). analisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di ipcu rsj
dr. radjiman wediodiningrat lawang. Jurnal Kesehatan Mesencephalon,
3(2). https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v3i2.51
Tim POKJA SDKI PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). DPP PPNI.
wahit iqbal mubarak, dkk. (2008). buku ajar ilmu keperawatan komunitas I. UNP
Press.
Yudhantara, D. S., & Istiqomah, R. (2018). Sinopsis Skizofrenia untuk
Mahasiswa Kedokteran. In 1.
Zahra, R. F., & Sutejo, S. (2019). Hubungan dukungan instrumental dengan beban
pada anggota keluarga skizofrenia di Poliklinik Keperawatan Jiwa RSJ
Grhasia Provinsi DIY. Caring : Jurnal Keperawatan, 8(1), 9–14.
https://doi.org/10.29238/caring.v8i1.362
99
Lampiran 1
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : ........... (L/P) Umur : ........... tahun No. CM : ........ Tanggal
masuk : .............................
B. FAKTOR PRESIPITASI
...................................................................................................................................
.............................................
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan
jiwa di masa lalu?
YA
TIDAK
2. Pengobatan sebelumnya?
YA
TIDAK
Jika ada :
Hubungan keluarga :
........................................................................................................................
Gejala :
........................................................................................................................
Riwayat pengobatan :
........................................................................................................................
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
99
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD .................... mmHg HR : .........kali / menit
S .................... C o
RR : ......... kali / menit
2. Ukur : BB .......................... Kg TB : ......... cm
3. Keluhan fisik ………………………………………………
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : .......................................................................................................
...................................................
2. Konsep Diri:
a. Citra Tubuh : ...........................................................................................
b. Identitas : ...........................................................................................
c. Peran : ...........................................................................................
d. Ideal Diri : ...........................................................................................
e. Harga Diri : ...........................................................................................
3. Hubungan sosial
a. Orang yang
berarti .....................................................................................................
.............
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
………………………………………………………………………..
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
………………………………………………………………………....
4. Spiritual
a. Nilai dan
keyakinan ................................................................................................
........................................
b. Kegiatan
ibadah ......................................................................................................
...................................
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, toileting, dan
pemakaian sarana /prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan,
apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : .........................................................
2. Pembicaraan
Cepatss Apatis
99
Keras Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : ........................................................
3. Aktivitas motorik
Lesu Tik
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
Jelaskan : ........................................................
4. Alam perasaan
Sedih Khawatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa
5. Afek
Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai
Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Kontak mata kurang
Tidak kooperatif Curiga
Mudah tersinggung
6. Persepsi - Sensorik
99
Bingung Disorientasi waktu
Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
10. Memori
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : ..........................................................................
12. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan : .....................................................................
13. Daya Tilik Diri
Makanan Transportasi
Keamanan Tempat tinggal
Perawatan Kesehatan Uang
Pakaian
Jelaskan : ......................................................................................................
...........................................
99
b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda?
Ya
Tidak
Frekuensi makan sehari : .......... kali
Frekuensi kedapan sehari : .......... kali
Nafsu makan :
Meningkat Berlebihan
Menurun Sedikit – sedikit
Berat badan :
Meningkat
Menurun
BB terendah : ..........Kg BB tertinggi : .......... Kg
Jelaskan : ...................................................................................................
c. Tidur
Apakah ada masalah tidur ? YA / TIDAK
Apakah merasa segar setelah bangun tidur? YA / TIDAK
Apakah ada kebiasaan tidur siang? YA / TIDAK
Lama tidur siang : ........ Jam
Apa yang menolong tidur ? ........................................................................
Tidur malam jam : ................................, berapa jam : ...............................
Apakah ada gangguan tidur ?
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnambulisme Berbicara saat tidur
Jelaskan : ................................................................................................
d. Penggunaan Obat
3. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
4. Aktivitas Di Dalam Rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan
makanan
Menjaga kerapian
rumah
Mencuci pakaian
5. Aktivitas Di Luar Rumah
Ya Tidak
Belanja
Transportasi
99
Lain-lain
Jelaskan: .................................................................
H. MEKANISME KOPING
Adaptif: Maladaptif:
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relokasi Berkerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lainnya: ................................ Lainnya: ............................
,
2021
Perawat
99
FORMAT
CATATAN KEPERAWATAN
Nama :................................
NO DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
99
Lampiran 2 : SP Komunikasi
Strategi Pelaksanaan
Latihan Verbal
Strategi Langkah-langkah melakukan
No Keterangan
Pelaksanaan latihan verbal
1. Tahap pra Persiapan alat:
interaksi 1. Kertas/buku catatan
2. Pena
2. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum Bu, sesuai
dengan janji saya kemarin sekarang
kita bertemu lagi.”
Membina hubungan saling percaya
dengan pasien
“apakah Ibu masih ingat dengan
saya?”
2. Evaluasi validasi kegiatan
sebelumnya kepada pasien
“Bagaimana Bu, sudah latihan tarik
napas dalam-dalam dan memukul
kasur dan bantal? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur?
“Coba saya lihat jadwal kegiatan
hariannya.”
3. Kontrak topik, waktu, dan tempat
“Bagaimana kalau sekarang kita
latihan cara bicara untuk mencegah
marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-
bincangnya Bu ? Bagaimana kalau
di tempat yang sama?”
“Berapa lama Ibu mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 15 menit?
3. Tahap Kerja 1. Menjelaskan bagaimana cara
berbicara yang baik
“Sekarang kita latihan cara bicara
yang baik untuk mencegah marah
nya bu. Kalau marah sudah
disalurkan melalui tarik nafas
dalam-dalam atau memukul kasur
dan bantal dan Ibu sudah lega, maka
99
kita perlu bicara dengan orang yang
membuat kita marah. Ada tiga
caranya Bu:”
Mengajarkan cara meminta dengan
baik
Meminta dengan baik tanpa marah
dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar.
Kemarin Ibu bilang penyebab
marahnya karena suami tidak mau
membantu pekerjaan rumah tangga.
Coba Ibu meminta bantuan dengan
baik: “Pak, saya butuh bantuan.”
Meminta pasien mengulang kembali
kegiatan yang telah dilatih
Nanti bisa dicoba di sini untuk
meminta baju uang, obat, dan lain-
lain. Coba Ibu praktikkan lagi.”
Memberikan penghargaan atas
keberhasilan pasien dalam
mengulang kembali tindakan yang
telah di ajarkan
“Bagus Ibu bisa mengulangnya
kembali”
Mengajarkan cara menolak dengan
baik
“Jika ada yang menyuruh dan Ibu
tidak ingin melakukannya, katakan:
“Maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan.
Meminta pasien mengulang kembali
kegiatan yang telah dilatih
Coba Ibu praktikkan lagi cara
menolak yang baik.”
Memberikan penghargaan atas
keberhasilan pasien dalam
mengulang kembali tindakan yang
telah di ajarkan
“Bagus Ibu bisa mengulangnya
kembali”
Mengajarkan cara mengungkapkan
perasaan kesal dengan baik
“Jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal, Ibu dapat
mengatakan: Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu.”
Meminta pasien mengulang kembali
kegiatan yang telah dilatih
“Coba Ibu praktikkan kembali.
Memberikan penghargaan atas
keberhasilan pasien dalam
mengulang kembali tindakan yang
telah di ajarkan
99
“Bagus Ibu”
99