Anda di halaman 1dari 75

STUDI CASE LITERATUR REVIEW (SCLR)

PENGARUH PEMBERIAN ZINC DAN ORALIT PADA


BALITA DIARE DI PUSKESMAS LABUAN KABUPATEN
PANDEGLANG PROVINSI BANTEN TAHUN 2023

Oleh :

Oleh :
TITI KHAPSAH
NPM 19220300060

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


FAKULTAS VOKASI
PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Study Case Literature Review (SCLR) dengan judul :


PENGARUH PEMBERIAN ZINC DAN ORALIT PADA BALITA DIARE
DI PUSKESMAS LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG
PROVINSI BANTEN TAHUN 2023

Oleh :
TITI KHAPSAH
NPM 19220300060

Study Case Literature Review (SCLR) telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan
dalam Sidang Laporan Hasil SCLR Program Studi Profesi Bidan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju

Tanggal, 27 September 2023

Menyetujui,

Pembimbing Tugas Akhir

(Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb.)

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Study Case Literature Review (SCLR) dengan judul :


PENGARUH PEMBERIAN ZINC DAN ORALIT PADA BALITA DIARE
DI PUSKESMAS LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG
PROVINSI BANTEN TAHUN 2023

Oleh :
TITI KHAPSAH
NPM 19220300060

Telah diuji di hadapan Tim Penguji dan Diterima Sebagai Bagian Dari
Persyaratan Yang Diperlukan Untuk Memperoleh Gelar Profesi Kebidanan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju

Tanggal, 27 September 2023


Menyetujui,
Pembimbing Penguji

(Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb.) (Ageng Septa Rini, S.ST., MKM.)

Mengesahkan,
Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi
Program Profesi

(Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb.)

ii
ROGRAM STUDI ROFESI KEBIDANAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
SCLR, AGUSTUS 2023

TITI KHAPSAH
NPM 19220300060

PENGARUH PEMBERIAN ZINC DAN ORALIT PADA BALITA DIARE


DI PUSKESMAS LABUAN PANDEGLANG BANTEN

V BAB + 50 Halaman + 3 Tabel + 2 Gambar + 7 Lampiran

ABSTRAK

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah utama kesehatan


masyarakat. Diare menyebabkan sekitar 800.000 Diare merupakan masalah
kesehatan utama pada balita dengan angka kematian yang tinggi. Puskesmas
labuan Tahun 2021 balita diare sebanyak 34,65% sebanyak 85 kasus. Penelitian
ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian Zink dan Oralit pada balita diare
di Puskesmas Labuan Pandeglang Banten. Penelitian dilakukan pada 2 orang
balita yang mengalami diare tanpa dehidrasi. Penelitian ini dilakukan secara studi
kasus, yang dilengkapi dengan observasi (pengamatan) dengan mengamati suatu
peristiwa atau fenomena pada hasil intervensi yang dilakukan pada responden.
Sehingga dengan hasil observasi tersebut peneliti dapat menentukan klasifikasi
diare pada balita yang di jadikan responden untuk penelitian. Peneliti melakukan
pemeriksaan gejala atau tanda pada responden. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa balita yang diberikan zink proses penyembuhan diare lebih cepat yaitu di
hari ke 5, balita yang diberikan oralit proses penyembuhan nya cenderung lebih
lambat yaitu di hari ke 7, sehingga pemberian zink lebih efektif dalam
penyembuhan diare pada balita.

Kata kunci : diare, oralit dan zinc


Referensi: 2004- 2021

iii
MIDWIFERY STUDY PROGRAM
VOCATIONAL FACULTY
ADVANCED UNIVERSITY OF INDONESIA
SCLR, AUGUST 2023

TITI KHAPSAH
NPM 19220300060

THE EFFECT OF GIVING ZINC AND ORS ON DIARRHEAL


TODDLERS AT PUSKESMAS LABUAN PANDEGLANG BANTEN

V CHAPTER + 50 Pages + 3 Tables + 2 Figures + 7 Appendices

ABSTRACT

In Indonesia, diarrhea is still one of the main public health problems. Diarrhea
causes about 800,000 Diarrhea is a major health problem in children under five
with a high mortality rate. Labuan Health Center In 2021 toddlers with diarrhea
were 34.65% with 85 cases. This study was conducted to see the effect of giving
zinc and ORS on toddlers with diarrhea at the Labuan Pandeglang Public Health
Center, Banten. The study was conducted on 2 children under five who had
diarrhea without dehydration. This research was conducted in a case study, which
was completed by observation (observation) by observing an event or
phenomenon in the results of the intervention carried out on respondents. So that
with the results of these observations, researchers can determine the classification
of diarrhea in toddlers who are used as respondents for research. Researchers
examine symptoms or signs in respondents. The results showed that toddlers who
were given zinc had a faster healing process, namely on day 5, toddlers who were
given ORS had a slower healing process, namely on day 7, so that giving zinc
was more effective in curing diarrhea in toddlers. Suggestion

Keywords: diarrhea, ORS and zinc


Referensi: 2004- 2021

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan seminar kasus ini. Seminar
kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu program studi pendidikan
profesi bidan program profesi Departemen Kebidanan Universitas Indonesia
Maju . Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan seminar kasus ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Jacub,selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. Dr.dr. H. M. Hafizurrahman, MPH, Selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju .
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM, selaku Rektor Universitas Indonesia Maju .
4. Susaldi, S.ST., M Bomed selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM, selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju .
7. Hedy Hardiana, S.Kep.,M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa,S.ST.,M.Keb., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan dan Pembimbing dalam SCLR. Universitas Indonesia Maju.
9. Ageng Septa Rini, S.ST., MKM Sebagai Dosen Penguji dalam Praktek
Kebidanan Profesi Dalam Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Universitas Indonesia Maju.
10. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.

v
11. Seluruh teman-teman dalam kelompok Praktek Kebidanan Profesi pada
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju yang
senantiasa memberikan motivasi dan semangat sehingga seminar kasus ini
terselesaikan dengan baik.
12. Suami dan ke empat anak saya serta keluarga yang telah memberikan
dukungan moral dan material sehingga seminar kasus ini selesai dengan baik.
Akhir kata saya berterimakasih kepada Allah SWT berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga seminar kasus ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan.

Jakarta, 27 September 2023


Penulis

Titi khapsah

vi
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PERSETUJUA ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ivv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN……….………………………………………………...……...1
A. Latar Belakang.................................................................................. 231
B. Urgensi Penelitian ............................................................................... 30
C. Tujuan .................................................................................................. 4
D. Manfaat ................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………….......………………...……..………....5
A. Diare Pada Balita………………......…………………….....…...….......5
1. Definisi Diare………………...……………………......…...….........5
2. Etiologi……………………………………..………….………........5
3. Dampak diare………………………..….………….………….…....6
4. Pencegahan diare……………………………...……....……….........7
5. Manifestasi klinis………………………..……….…………..…......7
6. Jenis diare……………………………......………….……….….......9
7. Diare pada balita…………………………......……………....….......9
B. ZINC………………………………...…………………………....…...10
1. Definisi Zinc………………......…………………………………..10
2. Fungsi dan Efek Zinc………………………………………...........10
3. Oralit…………………………………………………………..…..12
C. Road Map Penelitian ………………………………….……………..13

vii
1. Penelitian Terdahulu…………………….………...…………..13
2. Penelitian Terbaharu…………………………….……..……..16
3. Kerangka Teori………………………………..…….…....…..17
4. Kerangka Berpikir………...…………………...……….……..17
5. Definisi Istilah……………………………..……..…….……..18
BAB III PROSEDUR ASUHAN KEBIDANAN………………………………20
A. Metode Penelitian…………………..…………………………………..20
B. Sasaran Kegiatan ……………………………..……………...………...20
C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan………….……...…………………….20
D. Instrumen Kegiatan Asuhan Kebidanan…….…………..……………...21
E. Prosedur Pelaksanaan Kegiatab Asuhan Kebidanan ………………..…21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..……………………………..…….....23
A. Responden yang Diintervensi………………………………….....…. 23
1. Perkembangan Responden yang diintervensi (hari ke 1)..….....…….23
2. Perkembangan Responden yang diintervensi (hari ke 3)..……....…..30
3. perkembangan responden yang di intervensi (hari ke 5)………..….32
B. Responden yang Tidak Diintervensi...……………………....…….....34
1. Perkembangan Responden yang diintervensi (hari ke 1)…………....34
2. Perkembangan Responden yang diintervensi (hari ke 3)………..…..41
3. Perkembangan responden yang di intervensi (hari ke 5)…................43
C. Lembar Observasi Pemberian Zinc Dan Oralit Pada Balita
Penderita Diare Di Puskesmas Labuan Pandeglang Banten.............44
D. Pembahasan……………...…………………………………………….45
BAB VI PENUTUP…………………………………………..…………………47
A. Kesimpulan…………………………………………..……………..……47
B. Saran………………………………………………..………………..…..47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1. Tabel Penelitian Terdahulu ...............................................................13


Tabel. 2.2. Tabel Penelitian Terbaharu ...............................................................16
Table 2.3 Perbandingan Hasil Asuhan Antara Kasus 1 Dan 2 .............................45

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ........................................................................................ 17


Gambar 2.2. Kerangka Berpikir .................................................................................... 18

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin pelaksanaan SCLR dari Program Studi


Lampiran 2 Lembar Informed Consent
Lampiran 3 Surat keterangan telah melaksanakan SCLR dari lahana praktik
Lampiran 4 Penelitian Terdahulu dan Penelitian Terbaru
Lampiran 5 Lembar Observasi
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Uji Plagiatisem

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Diare merupakan gejala umum dari infeksi saluran pencernaan yang
disebabkan oleh berbagai patogen termasuk bakteri, virus dan protozoa.
Rotavirus adalah penyebab utama dari diare akut. Bakteri patogen lain yang
menyebabkan diare adalah E. coli, Shigella, Campylobacter, Salmonella serta
V. Cholerae. Protozoa yang paling sering menyebabkan diare adalah
cryptosporidium. Timbulnya penyakit diare juga dapat disebabkan oleh
sanitasi lingkungan yang jelek dan perilaku masyarakat yang tidak sehat.
Misalnya tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja,
kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak hygienis,
kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek serta penyiapan makanan
yang tidak semestinya. (1)
kekurangan asupan elemen seng. Wilayah Provinsi Lampung higga
saat ini belum memiliki laporan angka kecukupan asupan seng. Diare akut
pada anak berhubungan dengan kekurangan elemen ini. Seng diketahui
membantu mengatur transpor cairan intestinal, menjaga integritas mukosa,
meningkatkan imunitas, serta memperbaiki ekspresi gen dan stres oksidatif
yang mana hal tersebut dapat membantu kekambuhan penyakit diare pada
anak dua sampai tiga bulan sesudah pemberiannya. 4 Diare merupakan penyakit
yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas di banyak negara. Diare
menyebabkan lebih dari 1,3 miliar kasus dan 3,2 juta kematian pada anak di
bawah 5 tahun setiap tahunnya. Menurut WHO diare merupakan penyebab
kematian nomor dua di dunia. diare dapat menyebabkan kurang dari 760.000
kematian di seluruh dunia. (1)
Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah utama
kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kesakitan
dan menimbulkan banyak kematian. Diare juga sering menimbulkan kejadian

1
luar biasa (KLB). (1) Secara global, diare masih menjadi salah satu penyebab
paling signifikan untuk kematian balita. Diare menyebabkan sekitar 800.000
kematian setiap tahunnya di kelompok usia ini terutama di negara-negara
berkembang. Semua kelompok usia bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit
berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita.
Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh
balita sebagian besar terdiri dari air dan daging, sehingga bila terjadi diare
sangat mudah terkena dehidrasi (3). Angka kejadian diare tertinggi pada anak
di bawah usia dua tahun dan akan menurun seiring bertambahnya usia. Diare
merupakan masalah kesehatan terutama pada balita baik ditingkat global,
regional maupun nasional. Pada tingkat global, diare menyebabkan 16%
kematian sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pneumonia. Pada tingkat
regional (negara berkembang) diare menyumbang sekitar 18% kematian balita
dari 3.070 juta balita. (2)
Menurut riskesdes 2018 revalensi diare berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 6,8% dan berdasarkan gejala yang pernah di alami sebesar
8%.
Di Provinsi Banten salah satunya kasus diare pada balita 16,17%.4 dan
angka kejadian diare di kabupaten Pandeglang pada tahun 2020 41,65% masih
tinggi. Dan pada tahun 2021 sebanyak 34,65% untuk data di puskesmas
labuan kecamatan labuan data balita diare pada tahun 2020 sebanyak 72 kasus
dan pada tahun 2021 sebanyak 85 kasus. Factor penyebab terjadinya diare
kondisi lingkungan yang buruk adalah factor meningkatnya kejadian diare
dimana kesehatan lingkungan mencakup beberapa factor yakni perumahan,
pembuangan kotoran, pemyedia air bersih, dan saluran pembuangan air
limbah. Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
lingkungan di karenakan dapat menyebabkan mewabah nya penyakit diare.
Sarana air bersih, pembuangan tinja, dan limbah, ketiga factor tersebut dapat
berinteraksi Bersama dengan prilaku buruk manusia apabila factor lingkungan
tidak memenuhi syarat kesehatan akan tercemar bakteri di dukung dengan
prilaku manusia yang tidak sehat seperti pembuangan tinja yang tidak higienis
kebersihan perorangan dan lingkungan yang kurang baik, serta penyimpanan

2
makanan yang tidak semestinya, hal tersebut dapat menimbulkan kejadian
diare. (3)
Penatalaksanaan diare pada anak, yaitu menambahkan suplementasi
Zinc (Zn) sebagai terapi rehidrasi oral. Zinc adalah suatu mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh. Lebih dari 300 macam enzin di dalam tubuh manusia
memerlukan zinc sebagai kofaktor untuk mengoptimalkan fungsi tubuh dalam
proses metabolisme. Diare merupakan kondisi perubahann konsistensi feses
menjadi encer dan frekuensi defekasi menjadi sering. Pada kondisi diare
terjadi banyaknya pengeluaran cairan salah satunya zinc, sehingga dapat
mengurangi kebutuhan zinc dalam tubuh. Oleh sebab itu, tubuh membutuhkan
suplementasi zinc untuk menurunkan kejadian diare. (4)
Penggunaan suplementasi zinc dilakukan selama 10-14 hari karena
terbukti pemberian suplementasi zinc selama dan setelah diare dapat
menurunkan tingkat keparahan dan durasi diare serta menurunkan terjadinya
kemunculan diare pada 2-3 bulan setelahnya. Penggunaan zinc sebagai terapi
tambahan sangat berpotensial untuk mengatasi masalah diare dan dapat
meningkatkan angka keselamatan anak penderita diare. (5)
Berdasarkan studi pendahuluan pada Ibu Balita di puskesmas labuan
pandeglang banten , Ds Labuan, Kecamatan Labuan, Kab.Pandeglang, Banten
ada 2 balita dengan diare yang akan dijadikan study kasus dengan melakukan
perbandingan pemberian zink dan oralit selama 7 hari. Berdasarkan penjelasan
diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai Pengaruh
Pemberian Zinc Terhadap Penderita Diare Pada Balita Di Puskesmas Labuan
Pandeglang, Banten.

1.2.Urgensi Penelitian
Diare merupakan masalah kesehatan utama pada balita dengan angka
kematian yang tinggi. Puskesmas labuan Tahun 2021 balita diare sebanyak
34,65% sebanyak 85 kasus. Kondisi ini harus ditangani baik yaitu dapat
memberikan zink dan oralit. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan studi
kasus pemberian Zink dan Oralit pada balita diare. Apakah Pemberian Zinc

3
Dan Oralit berpengaruh Terhadap Penderita Diare Pada Balita Di Puskesmas
Labuan Pandeglang Banten ?

1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian zinc dan oralit terhadap penderita
diare pada balita (Studi kasus pada balita di puskesmas labuan pandeglang
banten).
Tujuan Khusus
1. mengetahui mengetahui intensitas diare pada balita yang di berikan
zinc di puskesmas labuan banten.
2. Mengetahui intesitas diare pada balita yang diberikan oralit di
puskesmas labuan banten.
3. Mengetahui perbandingan intesitas balita diare yang di berikan zinc
dan oralit di puskesmas labuan banten.

1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengkonfirmasi data dan teori yang ada.
Menunjukan, hubungan antara variable serta memberikan deskripsi
statistik, tetapi dalam penelitian ini tidak dimaksud untuk membuat teori
baru.
1.4.2. Manfaat Metodologi
Secara metodologis penelitian ini akan membuktikan variabel-variabel
yang diuji dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
menggunakan metodelogi penelitian yang baru, namun menjelaskan yang
sudah ada.
1.4.3. Manfaat Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
bidan dan dapat menerapkan dan meningkatkan kesehatan Balita untuk
mencegah tejadinya Diare. Dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan khususnya bagi tenaga kesehatan masyarakat untuk
mempersiapkan seorang Balita secara fisik maupun mental.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 State Of Art

2.1.1 Diare Pada Balita


a. Definisi Diare
Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus)
yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari
biasanya dan berulang-ulang yang disertai adanya perubahan bentuk dan
konsistensi feses menjadi lembek atau cair. (1)
Definisi lain dari diare adalah keadaan tinja yang berair atau
mencret dengan frekuensi sehari tiga kali atau lebih dan lebih sering dari
biasanya bagi seorang individu. Pada sebagian besar peristiwa diare akut
pada anak dapat menyebabkan dehidrasi yaitu hilangnya cairan yang
signifikan yang dapat mengakibatkan kematian atau akibat berat lainnya
jika cairan tidak segera diganti pada tanda pertama dari diare. (1)
Menurut Simadibrata (2006) dalam Mulyana dan Kurniasih (2015)
diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat) yang mana kandungan air tinja lebih banyak
dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. (1)

b. Etiologi
Diare adalah gejala umum dari infeksi saluran pencernaan yang
disebabkan oleh berbagai patogen termasuk bakteri, virus dan protozoa.
Rotavirus adalah penyebab utama dari diare akut. Bakteri patogen lain
yang menyebabkan diare adalah E. coli, Shigella, Campylobacter,
Salmonella serta V. Cholerae. Protozoa yang paling sering menyebabkan
diare adalah cryptosporidium. Timbulnya penyakit diare juga dapat
disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang jelek dan perilaku masyarakat

5
yang tidak sehat. Misalnya tidak memadainya penyediaan air bersih, air
tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja
yang tidak hygienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek
serta penyiapan makanan yang tidak semestinya. (6)
penyebab diare bersifat multifaktorial, yaitu terdapat adanya agen
penyebab, unsur kerentanan dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi
kejadian diare. Secara klinis penyebab diare terbagi menjadi enam
kelompok, yaitu infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan makanan,
imunodefisiensi dan penyebab lainnya misal gangguan fungsional dan
malnutrisi. (1).

c. Dampak Diare
dampak diare yaitu:
1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air
(output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab
terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini
terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor bertimbun dalam tubuh,
terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan.
Produk metabolisme yang bersifat asam maningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler.
3. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita
diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita
KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan
absorbs glukosa. Gejala 42hipoglikemia akan muncul jika kadar
glukosa darah menurun hingga 40mg% pada bayi dan 50% pada
anak-anak.

6
4. Gangguan gizi Terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat,
hal ini disebabkan oleh: Makanan sering dihentikan oleh orang tua
karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat. Walaupun
susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang
encer ini diberikan terlalu lama. Makanan yang diberikan sering
tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik. (5)

d. Pencegahan Diare
Menurut diare dapat dicegah dengan beberapa cara antara lain :
1. Air , sanitasi dan kebersihan Perbaikan akses air bersih dan sanitasi
yang memadai, bersama dengan promosi kebersihan (terutama
mencuci tangan dengan sabun) dapat membantu mencegah diare
pada anak-anak. Pencegahan ini meliputi membuang kotoran
manusia ditempat yang telah disediakan, mencuci tangan dengan
sabun, meningkatkan akses terhadap air bersih, meningkatkan
kualitas air, pengolahan air limbah rumah tangga yang baik.
2. Pemberian gizi yang cukup
3. Pemberian asi
4. Pemberian suplemen vitamin
5. Imunisasi rotavirus (7)

e. Manifestasi Klinis
Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan
cairan), tanda-tandanya: Berak cair 1-2 kali sehari, muntah (-), haus (-),
nafsu makan tidak berkurang, masih ada keinginan untuk bermain.
Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang. (8)
Tanda-tandanya: Berak cair 4-9 kali sehari, kadang muntah 1-2
kali sehari, suhu tubuh kadang meningkat, haus, tidak ada nafsu makan,
badan lesu lemas. Sedangkan pada anak yang mengalami diare dengan
dehidrasi berat. Tanda-tandanya: Berak cair terus-menerus, muntah
terus-menerus, haus, mata cekung, bibir kering dan biru, tangan dan

7
kaki dingin, sangat lemah, tidak ada nafsu makan, tidak ada keinginan
untuk bermain, tidak BAK selama 6 jam atau lebih, kadang-kadang
dengan kejang dan panas tinggi. Diare akut karena infeksi dapat
disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut
dan kejang perut.Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama
tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang
menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa
asidosis metabolic yang berlanjut. (8)
Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat
badan berkurang, ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa
kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit jelas (elastisitas
kulit menurun) serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan oleh deplesi air yang isotonic. Karena kehilangan
bikarbonat (HC03) maka perbandingannya dengan asam karbonat
berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapaasan meningkat dan lebih dalam
(pernapasan kussmaul). (8)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat
dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120x/
menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai
gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena
kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun
sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi
akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu
keadaan gagal ginjal akut. (9)

f. Jenis Diare
Ada empat jenis klinis diare yaitu diare akut (acute watery
diarrhea), diare akut berdarah (acute bloody diarrhea), diare persisten
(persistent diarrhea), diare dengan gizi buruk (diarrhea with severe
malnutrition). Diare akut berlangsung dalam beberapa jam atau hari dan

8
dapat mengakibatkan kehilangan cairan/dehidrasi dan penurunan berat
badan pada individu yang terinfeksi. Patogen yang umumnya
menyebabkan diare akut adalah V. Cholerae, E.Coli dan Rota virus. Diare
akut berdarah disebut juga dengan disentri yang ditandai dengan
terlihatnya darah pada tinja. Diare ini berkaitan dengan kerusakan usus,
kekurangan gizi, adanya dehidrasi pada individu yang terinfeksi.
Penyebab umum diare ini adalah Shigella. Diare persisten adalah diare
dengan atau tanpa adanya darah yang berlangsung selama 14 hari atau
lebih lama. Anak dengan kekurangan gizi, pasien AIDS lebih banyak
terserang diare persisten ini yang cenderung memperburuk kondisi
mereka. Diare dengan gizi buruk (marasmus atau kwashiokor)
mengakibatkan infeksi yang parah, dehidrasi, gagal jantung dan
kekurangan vitamin serta mineral. (1)

g. Diare Pada Balita


Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan utama pada balita
di Indonesia Angka kematian yang tinggi akibat diare akan berdampak
negatif pada kualitas pelayanan kesehatan karena angka kematian anak
(AKA) merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan
yang optimal, kurang berhasilnya usaha dalam proses pencegahan diare
merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan karena jika upaya
pencegahan tidak ditangggulangi dengan baik, maka peningkatan penyakit
diare pada balita akan semakin meningkat. (6)
Faktor-faktor penyebab diare akut pada balita ini adalah faktor
lingkungan, tingkat pengetahuan ibu, sosial ekonomi masyarakat, dan
makanan atau minuman yang di konsumsi. Menurut penelitian faktor-faktor
risiko terjadinya diare persisten yaitu : bayi berusia kurang atau berat badan
lahir rendah (bayi atau anak dengan malnutrisi, anak-anak dengan
gangguan imunitas), riwayat infeksi saluran nafas, ibu berusia muda dengan
pengalaman yang terbatas dalam merawat bayi,tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu mengenai higienis, kesehatan dan gizi, baik menyangkut
ibu sendiri ataupun bayi, pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam pemberian

9
ASI serta makanan pendamping ASI, pengenalan susu non ASI/
penggunaan susu botol dan pengobatan pada diare akut yang tidak tuntas.
Seseorang dapat menjadi sehat atau sakit akibat dari kebiasaan atau
perilaku yang dilakukannya. Kebiasaan yang tidak sehat dapat menunjang
terjadinya penyakit, sedangkan kebiasaan yang sehat dapat membantu
mencegah penyakit. (10)

2.1.2 Zinc
a. Definisi Zinc
Pisang ambon merupakan salah Zinc merupakan elemen penting
bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Zinc terutama diperoleh dari
makanan. Sumber utama zinc adalah daging, unggas, ikan dan makanan
laut, sereal dan produk susu (11)
Zinc merupakan komponen yang memiliki banyak enzim yang
memainkan peranan dalam metabolisme asam nukleat dan sintesis protein
serta untuk perbaikan struktur maupun fungsi membran. Zinc sangat
penting untuk aktivitas katalitik karbonat anhidrase yang pada gilirannya
merupakan unsur dari sel darah merah dan memainkan peran penting
dalam endapan garam kalsium pada gigi dan tulang. Zinc juga ditemukan
dalam alpha-macroglobulin yang merupakan protein penting pada sistem
kekebalan tubuh. Globulin ini mengikat sekitar 30% dari albumin plasma
yang berfungsi terutama sebagai transportasi protein. Jadi seng memainkan
peran penting dalam fungsi biologis tubuh dan bila kekurangan zinc dapat
mempengaruhi kesehatan manusia.(1)

b. Fungsi dan Efek Zinc


Zinc merupakan mikronutrien penting bagi tubuh manusia. Zinc
yang berfungsi dalam regenerasi sel juga membantu mencegah oksidasi
sel. Zinc berfungsi penting pada tumbuh kembang anak akan tetapi masih
menjadi masalah defisiensi di negara berkembang di dunia termasuk
Indonesia. Selain berhubungan dengan tumbuh kembang anak, zinc juga

10
berfungsi dalam kekebalan tubuh sebagai second messenger dalam
transduksi sinyal, imunitas sel serta imunitas. (12)
Zinc merupakan elemen logam yang memainkan peranan penting
dalam mengatur perlawanan tubuh terhadap agen infeksi dan dapat
mengurangi risiko, tingkat keparahan serta lamanya penyakit diare.
Mekanisme efektivitas zinc untuk pencegahan dan pengobatan diare belum
sepenuhnya dapat dipahami. Beberapa studi menunjukkan bahwa zinc
mempunyai efek secara langsung pada saluran ion. Zinc menghambat
sekresi cairan yang diinduksi oleh adenosine 3’,5’- cyclic monophosphate
(cAMP). Zinc menghambat sekresi klorida yang diinduksi cAMP dengan
menghambat saluran kalium. Zinc juga meningkatkan produksi antibodi
dan limfosit dalam melawan agen infeksi serta zinc juga mengembalikan
keutuhan mucosa usus. Zinc utamanya bekerja pada jaringan dengan
kecepatan turnover yang tinggi seperti halnya pada saluran cerna dan
sistem imun dimana zinc dibutuhkan untuk sintesa DNA dan sintesa
protein. (1)
Pada diare akut, pemberian suplementasi zinc mengurangi lama
dan tingkat keparahan penyakit. Selanjutnya, suplementasi zinc bila
digunakan selama 4 bulan dapat menurunkan insidens prolonged diare
pada anak . Berdasarkan beberapa uji klinis yang telah membuktikan
tentang efektivitas zinc menyimpulkan bahwa ada beberapa mekanisme
mengenai efek menguntungkan dari pemberian zinc pada lamanya diare
yaitu: (1) mempercepat regenerasi lapisan epitel usus, (2) meningkatkan
penyerapan air dan elektrolit dalam usus, (3) meningkatkan kadar enzim
enterocyte brush-border, (4) meningkatkan respon imun yang dapat
mempercepat pembersihan patogen dari usus. Ini adalah peranan penting
dari zinc dalam mengurangi keparahan dan durasi dari penyakit diare. Zinc
juga menghambat toksin yang disebabkan kolera tetapi tidak untuk
Escherichia coli yang stabil terhadap panas. (1)
Pemberian suplemen zinc sebanyak 20 mg per hari pada
pemberantasan diare anak kurang dari 5 tahun dan 10 mg per hari untuk

11
bayi kurang dari 6 bulan selama 10- 14 hari telah terbukti aman dan
efektif. (13)
Kekurangan zinc dapat menyebabkan reepitelisasi usus menjadi
lambat, vili yang rusak digantikan oleh sel-sel muda yang belum berfungsi
dengan baik, dan fungsi kekebalan usus berkurang. Vili yang muda
tersebut tidak mampu untuk menyerap nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
sehingga status gizi anak menjadi buruk. (1)

2.1.3 Oralit
Oralit adalah cairan terbaik yang mengandung Glukosa Anhidrat
2,7 gram,Natrium klorida 0,52 gram, ,Kalium klorida 0,3 gram dan tri
sodium sitrat dihidrat 0,58 gram yang berfungsi untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang akibat diare atau muntah- muntah. Setiap1
bungkus Oralit harus dilarutkan dalam 200 ml air putih matang. Larutan
Oralit ini dapat diberikan kepada anak-anak sampai usia 1 tahun sebanyak
50-100 ml setiap kali buang air besar, pada usia 1 sampai 5 tahun
sebanyak 100-200 ml setiap kali BAB secara oral sebagai pertolongan
pertama saat Diare untuk mencegah terjadinya dehydrasi. (14)
Oralit merupakan obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare
karena kehilangan cairan tubuh, yang mana apabila ada cairan tubuh, tidak
cepat d tangani bisa menyebabkan dehidrasi. (15)

12
2.2 Road Map Penelitian

2.2.1 Penelitian Terdahulu


Hasil penelitian terdahuku di lihat dari beberapa jurnal di antaranya
sebagai berikut :

Tabel. 2.1. Tabel


Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Mustika Hubungan Faktor Jenis penelitian ini adalah
Hasil penelitian ini
Dewi1, Lingkungan penelitian observasionalsejalan dengan
Meilya Dengan Kejadian analitik dengan desain penelitian Sutriyati
Farika Indah Diare Pada Anak pendekatan Cross
(2018) bahwa dari 52
2, Nuning Balita Di Wilayah Sectional yaitu rancangan
responden didapat
Irnawulan Kerja Puskesmas studi epidemiologi yang kejadian diare pada
Ishak 3 Bati-Bati mengukur beberapa
Balita sebanyak 29
Kabupaten Tanah variabel dalam satu saatresponden (55,8%).
Laut 2020 sekaligus, dimana peneliti
Diare masih menjadi
hanya ingin mengetahui salah satu masalah
hubungan faktor
kesehatan masyarakat
lingkungan dengan
yang penting karena
kejadian diare pada anakmerupakan penyumbang
di Wilayah Kerja
utama ketiga kesakitan
Puskesmas Bati-Bati
dan kematian anak di
khususnya masyarakat
berbagai Negara
desa Bati-Bati. Populasiberkembang termasuk
dari penelitian ini adalah
Indonesia. Penyebab
ibu yang memiliki anak utama kematian akibat
balita yang berumur 1-5 diare ialah dehidrasi
tahun sebanyak 944 di akibat kehilangan cairan
Desa Bati-Bati
dan elektrolit melalui
Kecamatan Bati-Bati
tinja. Penyebab
Kabupaten Tanah
kematian lainnya adalah
Laut.Dari hasil
disentri, kurang gizi, dan
perhitungan diatas sampel
infeksi. Golongan umur
sebanyak 90 sampel. yang paling rentan
Instrumen yang
menderita diare adalah
digunakan dalam
anak-anakkarena daya
penelitian ini adalah tahan tubuhnya yang
wawancara menggunakan masih rendah. Penyakit
kuesioner dan lembar diare masih
observasi. mendominasi jumlah
kematian balita di
Indonesia (Tommy,
2017)
2 Meivita Efektifitas Strategi yang digunakan Artikel pertama

13
Dewi Pemberian adalah mencari artikel merupakan penelitian
Purnamasari Suplementasi yang relevan dengan yang dilaksanakan di
1, Devy Zinc dalam topik. Pencarian salah satu puskesmas di
Oktavia Mengatasi Diare dilakukan menggunakan Kalimantan Barat.
Anisa2 pada Anak: alat elektronik dengan Jumlah responden pada
Literature Review koneksi internet untuk penelitian ini sebanyak
menjangkau beberapa 40 anak. Kriteria inklusi
database, antara lain pada penelitian ini
Pubmed dan Google adalah anak usia 6 bulan
Scholar. Artikel jurnal hingga 5 tahun yang
yang digunakan berkunjung ke
merupakan hasil puskesmas karena diare
penelitian dari tahun 2012 yang berlangsung
sampai 2019. Keyword kurang dari 14 hari dan
yang digunakan adalah tidak mengalami
“Zinc”, “Zinc penyakit berat.
Supplementation/supleme Kelompok perlakuan
ntasi zinc”, terdiri dari 20 anak yang
“Diarrhea/diare”. terkena diare.
3 Riskiyah Peranan zinc pada Systemic review yang Beberapa penelitian
(2017) penanganan kasus dilakukan oleh Lamberti, menunjukkan pemberian
penyakit diare et al. (2013) menyatakan zinc mampu
yang studi menurunkan volume dan
Dialami bayi di Cina dan non-Cina frekuensi tinja rata-rata
maupun balita melaporkan bahwa efek sebesar 30 %. Zinc juga
pemberian suplementasi menurunkan durasi dan
terapi zinc keparahan pada diare
menurunkan lamanya persisten. Bila
diare, keluaran feses, diberikan secara rutin
frekuensi tinja, durasi pada anak-anak baik
rawat inap dan jangka panjang maupun
proporsi episode yang jangka pendek, zinc
berlangsung lebih dari mampu menunjukkan
tiga dan tujuh hari (11). efektivitas dalam
Penelitian yang mencegah diare akut
dilakukan oleh Asuquo maupun persisten serta
(2013) menyatakan mampu memberikan
adanya efektivitas manfaat menurunkan
suplemen zinc dalam prevalensi kejadian
menghentikan jalannya diare yang disebabkan
penyakit diare pada anak- disentri dan shigellosis
anak usia 0 sampai 59 (7).
bulan.
4 Maryam Hubungan Penelitian ini Berdasarkan hasil
suaib pengerahuan ibu menggunakan desain Analisa artikel di atas di
abdurazak dengan tindakan penelitian radisional simpulkan bahwa angka
ismail sain pemberian oralit rivew melihat pengetahuan ibu pada
(2020) pada balita yang pengetahuan tindakan ibu masih tergolong rendah
mengalami diare. dengan pemberian oralit dengan presentasi pada
pada berita angka 48% ke atas,
berdasarkan hal tersebut
peneliti berasumsi

14
bahwa pengetahuan ibu
tentang pemberian oralit
rendah ibu tidak aktiv
memberi informasi
tentang pembuatan oralit
pendidikan ibu rendah
dan factor usia ibu yang
masih muda penelitian
yang di lakukan oleh
trilfa 2018 menyatakan
bahwa ibu yang
memiliki balita yang
pengetahuannya kurang
tentang penggunaan
oralit prorsi nya lebih
tinggi terjadi pada ibu
yang ber usia kurang
dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun (78,4%)
di banding pada ibu
yang memiliki balita
yang berusia 20 tahun
sampai 35 tahun
(50,0%)
5 Siti hajar nur Hubungan Penelitian ini untuk Hasil penelitian
sain 2017 penggunaan oralit mengetahui tingkat menunjukan bahwa
dan zinc pada penggunaan oralit pada tingkat penggunaan
kasus diare. kasus diare dan untuk oralit di puskesmas
mengetahui tingkat narmada yaitu sebanyak
pengerahuan zinc pada 56 obat (64%) dan
kasus diare dan untuk tingkat penggunaan zinc
mengetahui factor factor pada kasus diare yaitu
yang mengetaui 31 obat (36%) factor
penggunaan oralit dan factor yang
zinc pada kasus diare mempengaruhi tingkat
jenis penelitian ini studi penggunaan zinc dan
kasus dengan oralit adalah kasus diare
menggambarkan suatu yang meningkat
fenomena tentang dehidrasi di usia balita.
gambaran penggunaan
oralit dan zinc sebagai
obat diare.

15
2.2.2 Penelitan Terbaru

Tabel. 2.2. Tabel


Penelitian Terbaru

No Penulis Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Titi Khapsah/2023 Pengaruh Pemberian Penelitian ini Hasil penelitian


Zinc Dan Oralit Pada dilakukan secara studi menunjukkan bahwa
Balita Diare Di kasus, yang dilengkapi balita yang diberikan
Puskesmas Pandeglang dengan observasi zink proses
Banten (pengamatan) dengan penyembuhan diare
mengamati suatu lebih cepat yaitu di
peristiwa atau hari ke 5, balita yang
fenomena pada hasil diberikan oralit proses
intervensi yang penyembuhan nya
dilakukan pada cenderung lebih
responden. Sehingga lambat yaitu di hari ke
dengan hasil observasi 7, sehingga pemberian
tersebut peneliti dapat zink lebih efektif
menentukan klasifikasi dalam penyembuhan
diare pada balita yang diare pada balita
di jadikan responden
untuk penelitian.
Peneliti melakukan
pemeriksaan gejala
atau tanda pada
responden

16
2.2.3 Kerangka Teori

Penyebab Pencegahan :
1. Berbagai patogen 1. Air , sanitasi dan kebersihan
termasuk bakteri, virus Perbaikan akses air bersih dan
dan protozoa. Rotavirus sanitasi yang memadai,
adalah penyebab bersama dengan promosi
utama dari diare akut. kesehatan
2. Pemberian gizi yang cukup
2. Sanitasi lingkungan 3. Pemberian asi
yang jelek dan perilaku 4. Pemberian suplemen
masyarakat yang tidak vitamin
sehat. Misalnya tidak 5. Imunisasi rotavirus
memadainya penyediaan Intervensi :
air bersih, air tercemar DIARE 1. Suplement zinc 20mg per
oleh tinja, kekurangan hari untuk anak kurang
sarana kebersihan, dari 5 tahun dan 10mg
pembuangan tinja yang perhari untuk bayi kurang
tidak hygienis dari 6 bulan di berikan 10
sampai 14 hari
3 .kebersihan perorangan 2. Oralit di berikan untuk
dan lingkungan yang anak 1 tahun sebanyak 50-
jelek serta penyiapan 100ML setiap kali anak
makanan yang tidak buang air besar dan untuk
sebagaimana mestinya anak usia 1-5 tahun 100
sampai 200 MLsetiap kali
anak buang air besar

Sumber: Rizkiyah 2017 tentang Peranan Zinc pada penanganan kasus penyakit Diare

2.2.4 Kerangka Fikir

Diare tanpa dehidrasi keadaan umum wajah bayi tidak


cekung, minum biasa, cubitan perut cepat kembali

Pasien Rawat Jalan

 Pemberian suplemen zinc selama 10 hari sampai


14 hari 20mg/hari
 Pemberian oralit 100 - 200 ml setiap kali anak
Bab
 Pemberian nutrisi
 Edukasi orang tua

Pasien sembuh Bila diare berlanjut pasien di


anjurkan untuk rawat inap

17
2.2.5 Definisi Istilah

No Variabel Definisi

1. Diare Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan pencernaan


(usus) yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang
air besar lebih dari biasanya dan berulang-ulang yang
disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi feses
menjadi lembek atau cair. Dengan frekuensi 1 hari 3x atau
lebih sering dari biasanya bagi seorang individu

2. Oralit Oralit adalah obat atau cairan terbaik untuk menyembuhkan


penderita diare
Berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
akibat diare atau muntah-muntah,setiap 1 bungkus oralit di
larutkan dalam 200ML air putih matang untuk anak usia 1
tahun di berikan sebanyak 50-100ML setiap kali BAB
Pada usia 1 sampai 5 tahun di berikan sebanyak 100-200ml
setiap kali BAB sebagai pertolongan pertama untuk
mencegah terjadi nya dehidrasi.
3. Zinc Zinc merupakan komponen yang memiliki banyak enzim
yang memainkan
peranan dalam metabolisme asam nukleat dan sintesis
protein serta untuk perbaikan
struktur maupun fungsi membrane. sangat penting untuk
aktivitas katalitik karbonat anhidrase yang pada gilirannya
merupakan unsur dari sel
darah merah dan memainkan peran penting dalam endapan
garam kalsium pada gigi dan
tulang. Zinc juga ditemukan dalam alpha-macroglobulin
yang merupakan protein
penting pada sistem kekebalan tubuh. Globulin ini mengikat
sekitar 30% dari albumin

18
plasma yang berfungsi terutama sebagai transportasi protein.
Jadi seng memainkan
peran penting dalam fungsi biologis tubuh dan bila
kekurangan zinc dapat
mempengaruhi kesehatan manusia
pemberian supplement zinc di berikan sebanyak 20mg
perhari untuk anak balita sampai usia 5 tahun dan untuk bayi
dengan usia kurang dari 6 bulan di berikan 10mg perhari
selama 10-14 hari.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara studi kasus, yang dilengkapi dengan
observasi (pengamatan) dengan mengamati suatu peristiwa atau
fenomena pada hasil intervensi yang dilakukan pada responden.

3.2 Sasaran Kegiatan


Sasaran Kegiatan ini yaitu dua balita yang mengalami diare di
puskesmas labuan kecamatan labuan kabupaten pandeglang

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan di puskesmas labuan kecamatan labuan
kabupaten pandeglang pada bulan Juli 2022

3.4 Instrumen Kegiatan


Instrument studi kasus kali ini menggunakan lembar observasi
untuk menilai Pengaruh pemberian zinc dan oralit terhadap pemberian
zinc dan oralit Terhadap penderita diare pada Balita, dalam lembar
observasi tesebut terdapat beberapa pertanyaan untuk responden di
antaranya pertanyaan tersebut adalah :
1. Berapa buang air besar dalam 1 hari ?
2. Bagaimana konsistensi feses apakah cair, lembek atau kental :
3. Apakah ada darah atau tidak dalam tinja nya ?
Responden di berikan pertanyaan di lihat dari tanda dan gejala
untuk menentukan ksifikasi diare, apakah diare tanpa dehidrasi, sedang,
berat. Adapun pertanyaannya adalah :
a. Apakah balita muntah-muntah atau tidak
b. Apakah letargis atau tidak sadar

20
c. Apakah mata cekung
d. Apakah malas minum
e. Apakah balita selalu haus
f. Apakah turgor kulit cepat kembali atau tidak
Sehingga dengan hasil observasi tersebut peneliti dapat menentukan
klasifikasi diare pada balita yang di jadikan responden untuk penelitian.
Peneliti melakukan pemeriksaan gejala atau tanda pada responden

3.5 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan


1. Peneliti menetapkan responden, responden merupakan Balita yang
mengalami Diare tanpa dehidrasi
a. Populasi dalam penelitian ini adalah Responden merupakan Balita yang
mengalami Diare yaitu sebanyak 2 orang
b. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 orang responden. Adapun
kriteria inklusi penelitian ini adalah:
1) Balita yang mengalami Diare
2) Bersedia menjadi responden
3) Balita dalam keadaan sadar.
Adapun kriteria eksklusi penelitian ini adalah:
1) Balita yang mengalami Diare
2. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden sehubungan dengan
studi kasus kegiatan yang akan dilakukan, kewajiban yang harus dilakukan
responden selama mengikuti penelitian dan teknis pengambilan data
observasi yang terdapat di lembar deskripsi penelitian (lampiran).
Kemudian, apabila responden bersedia untuk mengikuti penelitian maka
responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan terlampir
sebagai responden dalam kegiatan penelitian ini.
3. Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus.
4. Peneliti menetapkan responden yang akan mendapatkan intervensi berupa
pemberian Zinc atas nama A dan pemberian oralit saja atas nama I .
Penetapan tersebut dilakukan secara randomized.

21
5. Peneliti melakukan intervensi pemberian Zinc terhadap Balita yang
mengalami Diare ringan atau tanpa dehidrasi baik yang di terapi maupun
yang tidak di terapi atau sebagai kontrol.
6. Peneliti melakukan observasi Balita yang mengalami Diare baik yang
mendapatkan intervensi pemberian Zinc ataupun yang tidak, peneliti juga
melakukan konseling Lembar observasi (lampiran) menggunakan Skala
Numerik.
7. Pada penelitian ini responden di dampingi oleh orang tua dan bidan.

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil Penelitian


4.1.1 Responden Yang Diintervensi

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

A. Responden Yang diintervensi ( Hari ke 1 )


Pada tanggal : 22 Agistus 2023 Pukul: 08.00 WIB

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : An. U
Tanggal lahir : 11 – 8 -2021
Umur : 36 bulan
Jenis kelamin : Laki2
Anak ke- :2
2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. Y
Umur : 35 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Karabohong labuan, pandeglang banten
3. Alasan datang
Ibu mengatakan anaknya sakit sudah 2 hari.

23
4. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya sudah 2 hari BAB cair/mencret, hari ini sudah 5x
BAB.

5. Riwayat kesehatan
a) Tanggal lahir :
b) Tempat : puskesmas labuan
c) Penolong : Bidan P
d) Jenis persalinan : Spontan / normal

6. Riwayat pertumbuhan
Sesuai dengan grafik KMS berada di garis hijau tua.

7. Riwayat perkembangan
Sudah dilakukan pemeriksaan KPSP saat usia 9 bulan di Posyandu.

8. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah di imunisasi lengkap hingga usia 9 bulan.
Pemberian imunisasi dilakukan di posyandu.

9. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Tidur siang : 2 jam, teratur
Tidur malam : 10 jam, teratur
b) Pola aktivitas
Ibu mengatakan anaknya sehari-hari bermain di rumah, sesekali main diluar
Bersama teman seusinya.

c) Pola eliminasi
BAB : sehari 5x, konsistensi : cair, Warna : kuning
BAK : 6-8 kali sehari, konsistensi : normal, Warna : jernih

24
d) Pola nutrisi
Makan
a. Frekuensi : 3x sehari
b. Jenis : nasi, sayuran, ikan/ayam/telur, dan buah
c. Lainnya : menyukai biscuit sebagai makanan tambahan
Minum
a. Frekuensi : 6-8 x/hari
b. Jenis : air putih
Keluhan : tidak ada
e) Pola personal hygiene
Mandi 2x sehari, pagi dan sore menggunakan sabun mandi bayi. Keramas
rambut 2 hari sekali. Menggganti baju minimal 2x atau ketika baju anak
basah.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 90 kali/menit
Frekuensi nafas : 30 kali/menit
Suhu tubuh : 36,60C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 13 kg
Tinggi badan : 89 cm
IMT : Normal
Status gizi
a) BB/U : [ ] Gizi buruk; [ ] Gizi kurang; [v] Gizi baik;
[ ] Gizi lebih
b) PB atau TB/U : [ ] Sangat pendek; [ ] Pendek; [v] Normal;
[ ] Tinggi
c) BB/PB atau TB : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [v] Normal;

25
[ ] Gemuk
d) IMT/U : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [v] Normal;
[ ] Gemuk; [ ] Obesitas
Lingkar kepala : 48 cm; [v] Normal; [ ] Mikrosefali; [ ] Makrosefali
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Simetris, tidak ada kelainan
Mata : Simetris, bersih, tidak ada secret, konjungtiva
merah muda, sklera putih, mata tidak cekung
Telinga : Simetris, daun telinga normal, tidak ada secret
Hidung : Simetris, tidak ada kotoran, tidak ada kelainan
Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis. Sudah tumnuh
gigi, sebanyak 8 gigi. Tidak ada kelainan.
Leher : Kelenjar thyroid tidak ada benjolan, Kelenjar
getah benning tidak ada benjolan
Dada : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Paru-paru : Tidak ada suara wheezing dan ronchi
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, benjolan/tumor
tidak ada, pengeluaran tidak ada, rasa nyeri tidak
ada
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, kulit perut
normal, bising usus normal, tidak kembung.
Ekstremitas Atas : Simestris, jari lengkap kanan dan kiri, turgor
kulit normal, kekuatan sendi normal.
Ekstremitas Bawah : Simestris, jari lengkap kanan dan kiri, turgor
kulit nomal, kekuatan sendi normal
Anogenitalia : Tidak dilakukan

5. Skrining Perkembangan Anak


a) KPSP : Formulir usia 32 bulan ; Skor 10
Perkembangan anak
 Sesuai
 Meragukan:

26
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa
(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian
 Penyimpangan
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa
(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian
b) TDD : Formulir usia 32 bulan. Jumlah jawaban TIDAK 0
Daya dengar
 Normal
 Curiga ada gangguan
c) TDL : tidak dilakukan
d) KMME : tidak dilakukan
6. Pemeriksaan atas indikasi
a. M-CHAT : tidak dilakukan
b. GPPH : tidak dilakukan
7. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan

C. Analisis Data
An. U usia 36 bulan dengan diare

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent dan menjalin hubungan baik dengan
klien
Evaluasi : pasien bersedia menandatangani informed consent
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan anaknya dalam
keadaan diare tanpa dehidrasi
Evaluasi : ibu mengetahui anaknya mengalami diare ringan tanpa
dehidrasi.
3. Memberikan konseling kepada ibu tentang pengetahuan dan sikap
pengobatan yang dilakukan ketika anak mengalami diare tanpa
dehidrasi.
memberikan konseling pada ibu tentang pengetahuan ibu dalam
menangani pengobatan diare pada anak tanpa dehidrasi walaupun
tanpa dehidrasi bila tidal segera di berikan pengobatan akan menjadi

27
dehidrasi berat oleh karena itu ibu harus segera bawa anak ke petugas
kesehatan dan berikan Zink dengan dosis 20 mg selama 10 hari
Evaluasi : ibu mengetahui cara penanganan pada balita dengan diare
tanpa dehidrasi
4. Memberikan tablet zinc 20 mg sebanyak 10 tablet untuk 10 hari
berturut-turut zinc diminum 1 hari 1 tablet, sebaiknya di minum 1
sampai 2 jam sesudah makan, tapi jika menyebabkan mual pada anak,
maka zinc bisa di minum pada saat makan, dengan cara yakni :
Caranya larutkan tablet zinc pada sendok yang sudah diisi air, biarkan
tablet menjadi larut, walaupun diare sudah berkurang, zinc harus tetap
di berikan sampai dengan 10 hari.
Evaluasi : ibu mengerti cara memberikan obat zinc
5. Menganjurkan ibu tetap memberi anak makanan untuk mencegah
kurang gizi seperti beri makan sesuai umur dan sama pada waktu anak
sehat, beri makanan kaya kalsium seperti buah segar, pisang, air kelapa
hijau, dan beri makanan lebih sering dari biasanya.
Evaluasi : ibu mengerti dan tetap memberikan makanan kepada
anaknya.
Evaluasi : ibu akan memberikan oralit setiap kali anak mencret.
6. Menginformasikan pada ibu apabila ada keluhan seperti BAB lebih
sering, muntah berulang, sangat haus, makan dan minum sangat
sedikit, timbul demam, BAB berdarah segera melakukan kunjungan ke
bidan.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan bila terjadi
tanda dan gejala seperti yang di jelaskan petugas.
7. Menginformasikan pada ibu tentang pematauan atau obsevasi selama
10 hari dan jadwal kunjungan rumah dari tanggal 1 juli sampai tanggal
10 juli 2022 untuk memantau perkembangan kemajuan kesehatan anak
nya.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia di kunjungi
8. Memberikan pengetahuan kepada anggota keluarga lainnya, seperti
penjelasan mengenai pentingnya PHBS di rumah dan lingkungan

28
rumah. memberikan konseling pada ibu dan keluarga pengetahuan
tentang hygiene makanan yang d berikan pada anak,peralatan yang d
pergunakan untk makanan anak penyimpanan makanan yang
rapih,kebersihan lingkungan,penyediaan sarana air bersih
Evaluasi : ibu dan anggota keluarga lain mengerti pentingnya PHBS.
9. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi : sudah dilakukan. Dalam bentuk SOAP

29
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

B. Perkembangan Responden yang diintervensi (Hari ke 3)

Pada tanggal : 21 Agustus 2023 Pukul: 09.00 WIB

S : Ibu mengatakan anak nya muali membaik, Frekuensi BAB berkurang


tetapi masih 3 kali dalam sehari dengan konsistensi tinja lembek.
O : keadaan umum baik, kesadaran composmemtis hasil pemeriksaan umum
baik pemeriksaan antropometri, IMT normal, hasil pemeriksaan fisik
baik .
A : An. U usia 36 bulan dengan diare
P : 1. Melakukan informed consent dan menjalin hubungan baik dengan klien
Evaluasi : pasien bersedia menandatangani informed consent
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan anaknya dalam
keadaan diare tanpa dehidrasi
Evaluasi : ibu mengetahui anaknya mengalami diare tanpa dehidrasi.
3. Menjelaskan kembali agar ibu tetap memberikan tablet zinc 20 mg
sebanyak 1 tablet setiap hari walau sudah tidak diare.
Evaluasi : ibu mengerti cara memberikan obat zinc.
4. Menjelaskan kembali agar ibu tetap memberi anak makanan untuk
mencegah kurang gizi seperti beri makan sesuai umur dan sama pada
waktu anak sehat, beri makanan kaya kalsium seperti buah segar,
pisang, air kelapa hujau, dan beri makanan lebih sering dari biasanya.
Evaluasi : ibu mengerti dan tetap memberikan makanan kepada
anaknya.
5. Menginformasikan kembali pada ibu apabila ada keluhan seperti BAB
lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan dan minum sangat
sedikit, timbul demam, BAB berdarah segera melakukan kunjungan
ke bidan.

30
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan bila terjadi
tanda dan gejala yang dijelaskan.
6. Mengingatkan kembali untuk jadwal kunjungan dan pemantauan
setiap hari.
Evaluasi : ibu mengerti dan menyetujui
7. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi : sudah dilakukan dalam bentuk SOAP

31
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

C. Perkembangan Responden yang diintervensi (Hari ke 5)

Tanggal : 24 Agustus 20223 Pukul : 10.00 WIB

S : Ibu mengatakan anaknya sudah sehat, BAB 1 kali dalam sehari


dengan konsistensi tinja kental.
O : keadaan umum baik, kesadaran composmemtis hasil pemeriksaan
umum baik pemeriksaan antropometri, IMT normal, hasil
pemeriksaan fisik baik .
A : An. U usia 36 bulan dengan keadaan anak sehat
P : 1. Melakukan informed consent dan menjalin hubungan baik
dengan klien
Evaluasi : pasien bersedia menandatangani informed consent
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan anaknya yaitu
sudah sehat. Bahwa anak A BAB hanya 1 x dalam 1 hari
dengan konsistensi tinja kental, dan keadaan anak umum bayi
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan anaknya dan
merasa lega.
3. Menganjurkan ibu tetap melanjutkan pemberian makan pada
anak seperti biasa untuk mencegah kurang gizi seperti beri
makan sesuai umur dan sama pada waktu anak sehat, beri
makanan kaya kalsium seperti buah segar, pisang dan beri
makanan lebih sering dari biasanya.
Evaluasi : ibu mengerti dan tetap memberikan makanan kepada
anaknya.
4. Mengingatkan kembali agar tetap memberikan tablet zinc 1
tablet sehari sampai hari ke 10, menjelaskan pada ibu
walaupun anak nya sudah di nyatakan sembuh diare, zinc tetap

32
di berikan 1 tablet 1 hari sampai dengna hari ke 10, dengan
cara : larutkan zinc pada sendok yang sudah di isi air, biarkan
zinc larut, lalu berikam pada anak, 1-2 jam setelah makan.
Evaluasi : ibu mengerti dan memberikan tablet zinc sesuai
anjuran.
5. Mengingatkan kembali agar ibu dan keluarga melaksanakan
program PHBS memberikan konseling pada ibu dan keluarga
pengetahuan tentang hygiene makanan yang d berikan pada
anak,peralatan yang d pergunakan untk makanan anak
penyimpanan makanan yang rapih,kebersihan
lingkungan,penyediaan sarana air bersih
Evaluasi : ibu dan anggota keluarga lain mengerti pentingnya
PHBS.
6. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi :sudah dilakukan.dalam bentu SOAP

33
4.2.1 Responden yang tidak Diintervensi

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

A. Kasus Banding ( Hari ke 1 )


Pada tanggal : 26 Agustus 2023 Pukul: 09.00 WIB

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : An. Z
Tanggal lahir : 21-06-2020
Umur : 38 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke- :2
Masalah : anak BAB 5 x sehari, konsistensi cair
Kebutuhan : konseling mengenai diare
2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Ny. U Nama Ayah : Tn. I
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Laba Rt 05 Rw.10

3. Alasan datang
Ibu mengatakan anaknya sakit sudah 2 hari.
4. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya sudah 5 kali BAB cair.

34
5. Riwayat kesehatan
a. Tanggal lahir : 21-07-2019
b. Tempat : PKM labuan
c. Penolong : Bidan Y
d. Jenis persalinan : Spontan / normal

6. Riwayat pertumbuhan
Sesuai dengan grafik KMS berada di garis hijau tua.

7. Riwayat perkembangan
Sudah dilakukan pemeriksaan KPSP saat usia 24 bulan di Posyandu.

8. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah di imunisasi lengkap hingga usia 9 bulan.
Pemberian imunisasi dilakukan di posyandu.

9. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Tidur siang : 2 jam, teratur
Tidur malam : 10 jam, teratur
b) Pola aktivitas
Ibu mengatakan anaknya sehari-hari bermain di rumah, sesekali main diluar
Bersama teman seusinya.
c) Pola eliminasi
BAB : sehari 5x, Konsistensi : cair, Warna : kuning
BAK : 6-8 kali sehari, Konsistensi : normal, Warna : jernih
d) Pola nutrisi
Makan
a. Frekuensi : 3x sehari
b.Jenis : nasi, sayuran, ikan/ayam/telur, dan buah
Lainnya : menyukai biscuit sebagai makanan tambahan
Minum

35
a. Frekuensi : 6-8 x/hari
b. Jenis : air putih
Keluhan : tidak ada
e) Pola personal hygiene
Mandi 2x sehari, pagi dan sore menggunakan sabun mandi bayi. Keramas
rambut 2 hari sekali. Menggganti baju minimal 2x atau ketika baju anak
basah.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 90 kali/menit
Frekuensi nafas : 30 kali/menit
Suhu tubuh : 360C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 14,5 kg
Tinggi badan : 93 cm
IMT : Normal
Status gizi
a) BB/U : [ ] Gizi buruk; [ ] Gizi kurang; [v] Gizi baik;
[ ] Gizi lebih
b) PB atau TB/U : [ ] Sangat pendek; [ ] Pendek; [v] Normal;
[ ] Tinggi
c) BB/PB atau TB : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [v] Normal;
[ ] Gemuk
d) IMT/U : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [v] Normal;
[ ] Gemuk; [ ] Obesitas
Lingkar kepala : 48 cm; [v] Normal; [ ] Mikrosefali;
[ ] Makrosefali
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Simetris, tidak ada kelainan

36
Mata : Simetris, bersih, tidak ada secret, konjungtiva
merah muda, sklera putih, mata tidak cekung
Telinga : Simetris, daun telinga normal, tidak ada secret
Hidung : Simetris, tidak ada kotoran, tidak ada kelainan
Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis. Sudah tumnuh gigi,
sebanyak 8 gigi. Tidak ada kelainan.
Leher : Kelenjar thyroid tidak ada benjolan, Kelenjar
getah benning tidak ada benjolan
Dada : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada
Paru-paru : Tidak ada suara wheezing dan ronchi
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, benjolan/tumor
tidak ada, pengeluaran tidak ada, rasa nyeri tidak
ada
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, kulit perut normal,
bising usus normal, tidak kembung.
Ekstremitas Atas : Simestris, jari lengkap kanan dan kiri, turgor kulit
normal, kekuatan sendi normal.
Ekstremitas Bawah : Simestris, jari lengkap kanan dan kiri, turgor kulit
nomal, kekuatan sendi normal
Anogenitalia : Tidak dilakukan
5. Skrining Perkembangan Anak
a) KPSP : Formulir usia 35 bulan; Skor 10

Perkembangan anak
 Sesuai
 Meragukan:
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa
(2) Motorik halus (4) Sosial – kemandirian

b) TDD : Formulir usia 35 bulan. Jumlah jawaban TIDAK 0


Daya dengar

37
 Normal
 Curiga ada gangguan
c) TDL : tidak dilakukan
d) KMME : tidak dilakukan
6. Pemeriksaan atas indikasi
a. M-CHAT : tidak dilakukan
b. GPPH : tidak dilakukan
7. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan

C. Analisis Data
An. Z usia 38 bulan dengan diare

D. Penatalaksanaan
1. Melakukukan informed consent dan menjalin hubungan baik dengan
klien
Evaluasi : pasien bersedia menandatangani informed consent
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan anaknya dalam
keadaan diare tanpa dehidrasi
Evaluasi : ibu mengetahui anaknya mengalami diare tanpa dehidrasi.
3. Menjelaskan kepada ibu diare tanpa dehidrasi adalah suatu keadaan
dimana anak memiliki ciri-ciri ia tetap aktif, memiliki keinginan untuk
minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor kulit kembali
segera, namun balita akan kehilangan cairan <5% dari berat badan.
Evaluasi : ibu mengerti dan paham bahwa anaknya memiliki ciri-ciri
seperti yang dijelaskan oleh bidan.
4. Memberikan konseling kepada ibu tentang pengetahuan dan sikap
pengobatan yang yang dilakukan ketika anak mengalami diare tanpa
dehidrasi, yaitu mempertahankan agar tidak terjadi dehidrasi dengan
tetap memberikan larutan oralit sebanyak 100-200 ml selama anak
diare dan memberikan minum yang cukup. Cara pemberian oralit 1
bungkus sachet oralit di larutkan dalam air sebanyak 200ml oralit jika
anak buang ai besar langsung berikan minum oralit dan selama anak

38
diare, walaupun di berikan oralit, ibu tetap haru memberikan minum
yg cukup
Evaluasi : ibu mengetahui dan memberikan larutan oralit setiap anak
buang air besar dan memberi minum yang cukup.
5. Menganjurkan ibu tetap memberi anak makanan untuk mencegah
kurang gizi seperti beri makan sesuai umur dan sama pada waktu anak
sehat, beri makanan kaya kalsium seperti buah segar, pisang, dan beri
makanan lebih sering dari biasanya.
Evaluasi : ibu mengerti dan tetap memberikan makanan kepada
anaknya.
6. Menginformasikan pada ibu apabila ada keluhan seperti buang air
besar lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan dan minum
sangat sedikit, timbul demam, tinja campur darah segera melakukan
kunjungan ke bidan.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan bila terjadi
tanda-tanda seperti itu.
7. Menginformasikan tentang jadwal observasi dan kunjungan rumah
selama 10 hari berturut-turut dari tanggal 8 Juli sampai 17 Juli 2022
untuk memantau kemajuan kesehatan anak nya, akan tetapi akan yang
akan di dokumentasikan selama 3 hari kunjungan.
Evaluasi :Ibu menyetujui untul dilakukan observasi dan kunjungan .
8. Memberikan pengetahuan kepada anggota keluarga lainnya, seperti
penjelasan mengenai pentingnya PHBS di rumah dan lingkungan
rumah. memberikan konseling pada ibu dan keluarga pengetahuan
tentang hygiene makanan yang d berikan pada anak,peralatan yang d
pergunakan untk makanan anak penyimpanan makanan yang
rapih,kebersihan lingkungan,penyediaan sarana air bersih
Evaluasi : ibu dan anggota keluarga lain mengerti pentingnya PHBS.
9. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi : sudah dilakukan.

39
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

B. Perkembangan Kasus Banding ( Hari ke 3 )


Pada tanggal : 29 Agustus 2023 Pukul: 09.00 WIB

S : Ibu mengatakan anaknya masih sering BAB , 4 kali dalam sehari dan
tinjanya lembek.
O : keadaan umum baik, kesadaran composmemtis hasil pemeriksaan
umum baik pemeriksaan antropometri, IMT normal, hasil
pemeriksaan fisik baik
A : An. Z usia 38 bulan dengan diare
P : 1. Melakukan informed consent dan menjalin hubungan baik dengan
klien
Evaluasi : pasien bersedia menandatangani informed consent
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan anaknya masih
dalam keadaan diare tanpa dehidrasi
Evaluasi : ibu mengetahui anaknya masih mengalami diare tanpa
dehidrasi.
3. Menjelaskan kembali pada ibu agar tetap memberi anak makanan
seperti biasanya untuk mencegah kurang gizi seperti beri makan
sesuai umur dan sama seperti pada waktu anak sehat, beri makanan
kaya kalsium seperti buah segar, pisang, air kelapa hujau, dan beri
makanan lebih sering dari biasanya.
Evaluasi : ibu mengerti dan tetap memberikan makanan kepada
anaknya sesuai anjuran .
4. Menjelaskan kembali agar ibu tetap memberikan cairan oralit setiap
kali anak mencret hingga BAB nya berhenti, yaitu sebanyak 100-200
ml.
Evaluasi : ibu akan memberikan oralit setiap kali anak mencret.
5. Menginformasikan kembali ibu apabila ada keluhan seperti buang air

40
besar lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan dan minum
sangat sedikit, timbul demam, tinja campur darah segera melakukan
kunjungan ke bidan.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan bila terjadi
tanda-tanda seperti itu.
6. Mengingatkan kembali kunjungan ulang dan observasi sampai hari
ke 10 untuk memantau kemajuan kesehatan anaknya.
Evaluasi : ibu mengertidan menyetujui.
7. Menjelaskan kembali kepada ibu dan anggota keluarga lainnya,
mengenai pentingnya PHBS di rumah dan lingkungan rumah.
memberikan konseling pada ibu dan keluarga pengetahuan tentang
hygiene makanan yang di berikan pada anak,peralatan yang di
pergunakan untk makanan anak penyimpanan makanan yang
rapih,kebersihan lingkungan,penyediaan sarana air bersih
Evaluasi : ibu dan anggota keluarga lain mengerti pentingnya
PHBS.
8. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi :sudah dilakukan.

41
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

C. Perkembangan Kasus Banding ( Hari ke 5 )


Tanggal : 2 September 2023 Pukul : 11.00 WIB

S : Ibu mengatakan anaknya sudah membaik, BAB 1 kali dalam sehari dan
tinjanya kental.
O : keadaan umum baik, kesadaran composmemtis hasil pemeriksaan umum
baik pemeriksaan antropometri, IMT normal, hasil pemeriksaan fisik
baik
A : An. Z usia 38 bulan dengan keadaan anak sehat
P : 1. Melakukan informed consent dan menjalin hubungan baik dengan klien
Evaluasi : pasien bersedia menandatangani informed consent
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan anaknya yaitu sudah
baik dan dalam tahap pemulihan.
3. Memberitahu ibu untuk berhenti minum oralit karena anak telah
sembuh
Evaluasi: ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh
petugas
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan anaknya dan merasa
lega.
4. Menganjurkan ibu tetap memberi anak makanan untuk mencegah
kurang gizi seperti beri makan sesuai umur dan sama pada waktu anak
sehat, beri makanan kaya kalsium seperti buah segar, pisang, dan beri
makanan lebih sering dari biasanya.
Evaluasi : ibu mengerti dan tetap memberikan makanan kepada
anaknya.
5. Menginformasikan kembali,kunjungan rumah dan observasi keadaan
anak nya sampai hari ke 10 yaitu tanggal 18 Juli 2022.
Evaluasi : Ibu tetap menyetujui kunjungan sesuai jadwal .

42
6. Menjelaskan kembali kepada anggota keluarga,lainnya,mengenai
pentingnya PHBS di rumah dan lingkungan rumah. memberikan
konseling pada ibu dan keluarga pengetahuan tentang hygiene
makanan yang d berikan pada anak,peralatan yang d pergunakan untk
makanan anak penyimpanan makanan yang rapih,kebersihan
lingkungan,penyediaan sarana air bersih
Evaluasi: ibu dan anggota keluarga lain mengerti pentingnya PHBS.
7. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi :sudah dilakukan.

Table 1.3
perbandingan hasil asuhan antara kasus 1 dan 2

Diberikan zinc Diberikan oralit


Hari 1 Hari 3 Hari 5 Hari 1 Hari 3 Hari 7
Scor Sering Jarang Sembuh Sering Jarang Sembuh
Frekuensi 5 x 3 x sehari 1 x sehari 5 x 4 x sehari 1 x sehari
dalam sehari sehari

Konsistensi Cair Lembek Kentel Cair Lembek kentel


tinja

Dari tabel di atas dapat d ketahui diare pada balita setelah di lakukan
observasi pada 2 balita yang di berikan intervensi Zink dan oralit dapat di
lihat bahwa balita yang d berikan intervensi Zink mengalami proses
penyembuhan diare lebih cepat yaitu di hari ke 5 akan tetapi zink tetap di
berikan sampe hari ke 10. Sedangkan balita yg di berikan intervensi oralit
proses penyembuhan nya cenderung lebih lambat yaitu di hari ke 7 ketika
balita tersebut sudah sembuh pemberian oralit di hentikan

43
4.2 Pembahasan

Hasil penelitian terhadap dua responden balita usia 32 bulan dan 35


bulan dengan klasifikasi “Diare tanpa dehidrasi”. Diperoleh gambaran yang
menunjukan adanya perbaikan kondisi diare tanpa dehidrasi dengan
pemberian zinc pada hari ke dua dengan frekuensi buang air besar nya
berkurang dari hari pertama 5 kali, dengan konsistensi tinja cair, di hari
kedua buang air besar nya menjadi 3 kali dan perubahan konsistensi tinja dari
cair menjadi lembek, pada kunjungan selanjutnya terus membaik dan sembuh
total pada hari ke 5. Sedangkan pada penderita diare tanpa dehidrasi dengan
pemberian oralit saja sebagai kasus pembanding pada hari ke dua belum ada
perubahan buang air besar nya tetap 5 kali dengan konsistensi tinja cair,
pada hari ke tiga mulai ada perubahan sedikit yaitu buang air besar nya 4 kali
dengan konsistensi tinja lembek, hari berikutnya terus berangsur membaik
dan sembuh totalnya pada hari ke 7.
Zinc merupakan komponen yang memiliki banyak enzim yang
memainkan peranan dalam metabolisme asam nukleat dan sintesis protein
serta untuk perbaikan struktur maupun fungsi membran . Zinc merupakan
elemen logam yang memainkan peranan penting dalam mengatur perlawanan
tubuh terhadap agen infeksi dan dapat mengurangi risiko, tingkat keparahan
serta lamanya penyakit diare. (1)
Zinc menghambat sekresi cairan yang diinduksi oleh adenosine 3’,5’-
cyclic monophosphate (cAMP). Zinc menghambat sekresi klorida yang
diinduksi cAMP dengan menghambat saluran kalium. Zinc juga
meningkatkan produksi antibodi dan limfosit dalam melawan agen infeksi
serta zinc juga mengembalikan keutuhan mucosa usus. Zinc utamanya
bekerja pada jaringan dengan kecepatan turnover yang tinggi seperti halnya
pada saluran cerna dan sistem imun dimana zinc dibutuhkan untuk sintesa
DNA dan sintesa protein. (1)
Sesuai dengan jurnal Peranan zinc pada penanganan kasus penyakit
diare yang dialami bayi maupun balita yaitu Beberapa penelitian
menunjukkan pemberian zinc mampu menurunkan volume dan frekuensi tinja

44
rata-rata sebesar 30 %. Zinc juga menurunkan durasi dan keparahan pada
diare persisten. Bila diberikan secara rutin pada anak-anak baik jangka
panjang maupun jangka pendek, zinc mampu menunjukkan efektivitas dalam
mencegah diare akut maupun persisten serta mampu memberikan manfaat
menurunkan prevalensi kejadian diare yang disebabkan disentri dan
shigellosis (5)
Oralit berfungsi hanya untuk mengganti cairan yang hilang dalam
tubuh, dimana jika kehilangan cairan dalam tubuh, tubuh tidak dengan cepat
di tangani dapat menyebabkan dehidrasi ringan ataupun berat. Dalam
penelitian di atas pada balita yang di berikan hanya oralit saja proses
penyembuhannya cenderung sedikit lambat . (15)
Hal ini sesuai dg teori oralit bahwa cairan oralit mengandung
glucosa anhidrat 2,7 gram,natrium klorida 0,52 gram,kalium klorida 0,3 gram
dan tri sodium sitrat dihidra 0,58 gram berfungsi mengganti cairan tubuh yg
hilang akibat diare dan muntah" Oralit adalah obat yg bermanfaat untuk
menggantkan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat diare sehingga
bisa mengatasi dehidrasi akibat diare Sesuai dengan jurnal dan penelitian
terdahulu bahwa oralit merupakan satu" nya obat yang di anjur kan untuk
mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh di mana jika cairan tubuh ini
tidak segera di tangani bisa menyebabkan dehidrasi berat yang bisa berakibat
kematian (15)
Sesuai dengan jurnal terdahulu selama anak diare terjadi peningkatan
hilang nya cairan dan elektrolit ( natrium,kalium,dan bikarbonat) yang
terkandung dalam tinja cair anak dehidrasi akan terjadi bila hilang nya cairan
elektrolit dalam tubuh,Oralit satu satu nya obat yg di anjur kan untuk
mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh karena jika kehilangan cairan
tubuh tidak segera di tangani bisa menyebabkan dehidrasi, sesuai dg
penelitian bahwa sample yg di gunakan 10 % dari jumlah populasi yang
berjumlah 87 jumlah jenis obat yg di gunakan untuk diare di puskesmas yaitu
oralit. (15)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian zinc
terhadap penderita diare pada balita menunjukan adanya perbaikan kondisi

45
umum pasien lebih cepat dan dibutuhkan konseling kepatuhan terhadap ibu
balita agar memberikan tablet zinc 20 mg selama 10 -14 hari sehingga
membuktikan adanya perubahan kondisi umum yang signifikan pada balita
penderita diare, mempunyai daya tahan tubuh yang kuat sehingga tidak
mudah terjangkit Diare kembali.

46
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi penatalaksanaan diare pada balita
tanpa dehidrasi yg di laksanakan di puskesmas labuan pandeglang banten
dengan memberikan zink dan oralit pada balita penulis dapat
menyimpulkan
a. Pada balita diare tanpa dehidrasi yang d berikan intervensi zink terbukti
lebih efektif dalam mengurangi frekwensi diare,hal tersebut dapat di
lihat dari perubahab sebelum di intervensi dan setelah d intervensi
menunjukan perubahan yang sangat signifikan terhadap perubahan
frekwensi buang air besar dari sering menjadi berkurang sampe kembali
bab normal dan dari konsistensi tinja cair menjadi kental dalam waktu
yang tidak lama
b. Pada balita yang d berikan intervensi oralit perubahan diare baik dari
frekwensi diare ataupun dari konsiatensi diare sampe dg bab nya normal
kembali itu terjadi lebih lambat oleh karena itu keseimbangan cairan
harus tetap di jaga dengan pemberian larutan oralit dan memberikan
minum yg cukup sampe dengan balita diare tersebut sehat kembali yaitu
bab nya normal
c. Setelah melakukan observasi pada 2 balita yang di intervensi zink dan
oralit peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengobatan diare pada balita
dengan pemberian zink terbukti lebih efektif dalam mengurangi
frekwensi diare

5.2 Saran
a. Bagi Klien
Setelah di lakukan asuhan diare pada balita di harap kan ibu
mengerti faktor apa saja yang mempengaruhi terjadi nya diare pada balita

47
dan dapat memberikan asuhan sesuai dengan yang di sampaikan oleh
petugas dan ibu dapat menyampaikan kembali pada masyarakat lain nya
tentang asuhan diare pada balita
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
penelitian pada penderita diare dengan variabel lain dalam jumlah
sampel yang lebih besar agar dapat memberikan gambaran yang lebih
signifikan.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Semoga hasil laporan penelitian ini selain menambah koleksi
perpustakaan di Akademik juga dapat dipergunakan sebagai acuan
pembacanya dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu
pengetahuan serta keterampilan pada penanganan Balita sakit, khususnya
pada Balita dengan diare
d. Bagi Lahan Praktik
Di harap kan petugas di puskesmas labuan khusus nya klinik mtbs
puskesmas labuan lebih mengetahui dan memahami bahwa penanganan
diare pada balita yang paling efektif adalah dengan pemberian Zink

48
DAFTAR PUSTAKA

1. Riskiyah R. Peranan Zinc Pada Penanganan Kasus Penyakit Diare Yang


Dialami Bayi Maupun Balita. J Islam Med. 2017;1(1):22–9.
2. Adisasmito W. Faktor Risiko Diare pada Bayi dan Balita di Indonesia :
Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat. J
Makara Kesehat. 2007;11(1):1–10.
3. Dewi M, Indah MF, Ishak NI. BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATI-BATI KABUPATEN TANAH. 2020;
4. Kusudaryati DPD, Muis SF, Widajanti L. Pengaruh suplementasi Zn
terhadap perubahan indeks TB/U anak stunted usia 24-36 bulan. J Gizi
Indones (The Indones J Nutr. 2017;5(2):98–104.
5. Purnamasari MD, Anisa DO, Jurusan D, Fakultas K, Universitas IK,
Soedirman J, et al. Efektifitas Pemberian Suplementasi Zinc dalam
Mengatasi Diare pada Anak: Literature Review. 2019;1(2).
6. Kementerian Kesehatan RI. Situasi diare di Indonesia. J Bul Jendela Data
Inf Kesehat. 2011;2:1–44.
7. Ariyanto A, Fatmawati TY. Edukasi Pencegahan Diare Pada Anak di
Kelompok Dasawisma Kelurahan Kenali Asam Bawah. J Salam Sehat
Masy. 2021;2(2):13–8.
8. Setyoningsih E. Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Diagnosa Medis
Pneumonia di Ruang Teratai RSUD Bangil Pasuruan. J Chem Inf Model.
2019;53(9):1689–99.
9. Brunnert HS, Hagelstrom VV. Regency. Present Day Polit Organ China.
2021;6(1):51–51.
10. Elsi Evayanti NK, Nyoman Purna I, Ketut Aryana I. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian diare pada balita yang berobat ke Badan
Rumah Sakit Umum Tabanan. J Kesehat Lingkung. 2014;4(2):134.
11. Mulyaningsih TR. Kandungan Unsur Fe dan Zn Dalam Bahan Pangan
Produk Pertanian, Peternakan dan Perikanan Dengan Metode k 0 - AANI. J
Sains dan Teknol Nukl Indones. 2009;10(2):71–80.
12. Zink O, Drug Z. ABSTRACT. 2017;6(1):4–5.
13. S E, Pambudi W. Sumplementasi Seng Sebagai Terapi Tambahan Diare
Pada Anak. Vol. 16, Ebers Papyrus. 2010. p. 205.
14. Illahi RK. Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Penggunaan Oralit
Dan Zinc Pada Penanganan Pertama Kasus Diare Anak Usia 1-5 Tahun Di
Puskesmas Janti Kecamatan Sukun Kota Malang. Pharm J Indones.
2016;2(1):1–6.
15. Harianto. Penyuluhan Penggunaan Oralit. Maj Ilmu Kefarmasian.
2004;I(1):27–33.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Izin Pelaksanaan SCLR dari Program Studi

Jakarta, 20 September 2023

No : /SPm/K/Prodi/ProfesiBidan/UIMA/IX/2023
Lampiran :-
Hal : Permohonan izin studi pendahuluan dan penelitian mahasiswa

Yth. Sri Rejeki, S.ST, Bdn


Jln. Jendral Sudirman - Kp. Karangbohong, Desa Labua - Pandeglang Kode Pos 42264

Dengan ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Universitas Indonesia Maju, Jurusan Profesi Bidan
:

No Nama NPM Judul Penelitian


1 TITI 19220300060 Pengaruh Pemberian Zinc Dan Oralit PadaBalita Diare Di
KHAPSAH Puskesmas Labuan Pandeglang Banten

Bermaksud akan melaksanakan penelitian di tempat yang Bapak/Ibu pimpin. Demi


kelancaran penelitian tersebut, kami mohon bantuan Bapak/Ibu berupa izin fasilitas alat-alat
serta informasi lainnya yang
memungkinkan terlaksananya penelitian tersebut.

Disamping itu, kami harapkan pula surat keterangan bahwa mahasiswa telah selesai penelitian
sebagai buktibahwa penelitian sudah dilaksanakan sebaik-baiknya.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik ini kami mengucapkan terima kasih.

Universitas Indonesia MajuDekan Fakultas Vokasi,


(Validasi Print Key) Hidayani., Am.Keb., SKM., MKM

Info :
Surat ini adalah sah
Pencentakan melalui login ruang mahasiswa dengan user : 19220300060
Tembusan Ka. Prodi
Tembusan Puskom
LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN TELAH MENYELESAIKAN LAPORAN

SURAT PERNYATAAN TELAH MENYELESAIKAN LAPORAN


PRAKTIK KEBIDANAN

Dengan ini menyatakan bahwa :


Nama Mahasiswa : Titi Khapsah
NPM : 19220300060
Program Studi/ Peminatan : Profesi Bidan
Angkatan : 2022/2023
Telah menyelesaikan target/laporan praktik sebagai salah satu syarat pengambilan
Ijazah dan Transkip Nilai.

Jakarta, 27 September 2023


PJ. Praktik

(Ageng Septa Rini, S.ST., MKM)

Catatan :

Nama Pj Praktik :

1. Ageng Septa Rini, S.ST., MKM


2. Fanni Hanifa,S.ST.,M.Keb.,
LAMPIRAN 3 INFORMED CONSENT

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ny. S
Usia : 28 Tahun
Alamat : Kp. Sukahati Rt 02/10 Desa Kalanganyar Kec Labuan
Menyetujui menjadi klien dalam asuhan kebidanan keluarga binaan dan
menyetujui menjadi klien dalam asuhan kebidanan pada balita diare dan
menyetujui apabila ada pemeriksaan medis atau kegiatan lain yang akan dilakukan
oleh :
Nama : TITI KHAPSAH
NPM :19220300060
Program Studi : Profesi Bidan
Kegiatan : Asuhan Kebidanan Pada Balita Diare An. U
Berdasarkan penjelasan yang di berikan oleh mahasiswa tersebut, Bersama
dengan ini saya menyatakan tidak keberatan untuk menjadi klien dan akan
memberikan informasi yang sebenar-benarnya sebagaimana yang di perlukan
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak
manapun, agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinya

Pandeglang, 2 2 Agustus 2023


Peneliti Responden

(Titi Khapsah) ( An. S )


SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ny. U
Usia : 28 tahun
Alamat : Kp. Laba Rt 05 Rw 10 Desa Cigondang
Menyetujui menjadi klien dalam asuhan kebidanan keluarga binaan dan
menyetujui menjadi klien dalam asuhan kebidanan pada balita diare dan
menyetujui apabila ada pemeriksaan medis atau kegiatan lain yang akan dilakukan
oleh :
Nama : TITI KHAPSAH
NPM : 19220300060
Program Studi : Profesi Bidan
Kegiatan : Asuhan Kebidanan Pada Balita Diare An. Z
Berdasarkan penjelasan yang di berikan oleh mahasiswa tersebut, Bersama
dengan ini saya menyatakan tidak keberatan untuk menjadi klien dan akan
memberikan informasi yang sebenar-benarnya sebagaimana yang di perlukan
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak
manapun, agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinya

Pandeglang, 2 6 Agustus 2023


Peneliti Responden

(Titi Khapsah) ( An. U )


LAMPIRAN 4 Penelitian Terdahulu dan Penelitian Terbaru

A. Penelitian Terdahulu

Tabel. 2.1. Tabel


Penelitian Terdahulu
No
Penulis Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Mustika Dewi1, Hubungan Faktor
Jenis penelitian ini Hasil penelitian ini
Meilya Farika Lingkungan Denganadalah penelitian sejalan dengan
Indah 2 , Kejadian Diare Pada
observasional analitik penelitian Sutriyati
Nuning Anak Balita Di dengan desain (2018) bahwa dari 52
Irnawulan Ishak Wilayah Kerja
pendekatan Cross responden didapat
3 Puskesmas Bati-Bati
Sectional yaitu kejadian diare pada
Kabupaten Tanah
rancangan studi Balita sebanyak 29
Laut 2020 epidemiologi yang responden (55,8%).
mengukur beberapa Diare masih menjadi
variabel dalam satu saat salah satu masalah
sekaligus, dimana kesehatan masyarakat
peneliti hanya ingin yang penting karena
mengetahui hubungan merupakan penyumbang
faktor lingkungan utama ketiga kesakitan
dengan kejadian diare dan kematian anak di
pada anak di Wilayah berbagai Negara
Kerja Puskesmas Bati- berkembang termasuk
Bati khususnya Indonesia. Penyebab
masyarakat desa Bati- utama kematian akibat
Bati. Populasi dari diare ialah dehidrasi
penelitian ini adalah ibu akibat kehilangan cairan
yang memiliki anak dan elektrolit melalui
balita yang berumur 1-5 tinja. Penyebab
tahun sebanyak 944 di kematian lainnya adalah
Desa Bati-Bati disentri, kurang gizi, dan
Kecamatan Bati-Bati infeksi. Golongan umur
Kabupaten Tanah yang paling rentan
Laut.Dari hasil menderita diare adalah
perhitungan diatas anak-anakkarena daya
sampel sebanyak 90 tahan tubuhnya yang
sampel. Instrumen yang masih rendah. Penyakit
digunakan dalam diare masih
penelitian ini adalah mendominasi jumlah
wawancara kematian balita di
menggunakan kuesioner Indonesia (Tommy,
dan lembar observasi. 2017)
2 Meivita Dewi Efektifitas Strategi yang digunakan Artikel pertama
Purnamasari1, Pemberian adalah mencari artikel merupakan penelitian
Devy Oktavia Suplementasi Zinc yang relevan dengan yang dilaksanakan di
Anisa2 dalam Mengatasi topik. Pencarian salah satu puskesmas di
Diare dilakukan menggunakan Kalimantan Barat.
pada Anak: alat elektronik dengan Jumlah responden pada
Literature Review koneksi internet untuk penelitian ini sebanyak
menjangkau beberapa 40 anak. Kriteria inklusi
database, antara lain pada penelitian ini
Pubmed dan Google adalah anak usia 6 bulan
Scholar. Artikel jurnal hingga 5 tahun yang
yang digunakan berkunjung ke
merupakan hasil puskesmas karena diare
penelitian dari tahun yang berlangsung
2012 sampai 2019. kurang dari 14 hari dan
Keyword yang tidak mengalami
digunakan adalah penyakit berat.
“Zinc”, “Zinc Kelompok perlakuan
Supplementation/suplem terdiri dari 20 anak yang
entasi zinc”, terkena diare.
“Diarrhea/diare”.
3 Riskiyah (2017) Peranan zinc pada Systemic review yang Beberapa penelitian
penanganan kasus dilakukan oleh Lamberti, menunjukkan pemberian
penyakit diare yang et al. (2013) menyatakan zinc mampu
Dialami bayi studi menurunkan volume dan
maupun balita di Cina dan non-Cina frekuensi tinja rata-rata
melaporkan bahwa efek sebesar 30 %. Zinc juga
pemberian suplementasi menurunkan durasi dan
terapi zinc keparahan pada diare
menurunkan lamanya persisten. Bila
diare, keluaran feses, diberikan secara rutin
frekuensi tinja, durasi pada anak-anak baik
rawat inap dan jangka panjang maupun
proporsi episode yang jangka pendek, zinc
berlangsung lebih dari mampu menunjukkan
tiga dan tujuh hari (11). efektivitas dalam
Penelitian yang mencegah diare akut
dilakukan oleh Asuquo maupun persisten serta
(2013) menyatakan mampu memberikan
adanya efektivitas manfaat menurunkan
suplemen zinc dalam prevalensi kejadian diare
menghentikan jalannya yang disebabkan
penyakit diare pada disentri dan shigellosis
anak-anak usia 0 sampai (7).
59 bulan.
4 Maryam suaib Hubungan Penelitian ini Berdasarkan hasil
abdurazak pengerahuan ibu menggunakan desain Analisa artikel di atas di
ismail sain dengan tindakan penelitian radisional simpulkan bahwa angka
(2020) pemberian oralit rivew melihat pengetahuan ibu pada
pada balita yang pengetahuan tindakan masih tergolong rendah
mengalami diare. ibu dengan pemberian dengan presentasi pada
oralit pada berita angka 48% ke atas,
berdasarkan hal tersebut
peneliti berasumsi
bahwa pengetahuan ibu
tentang pemberian oralit
rendah ibu tidak aktiv
memberi informasi
tentang pembuatan oralit
pendidikan ibu rendah
dan factor usia ibu yang
masih muda penelitian
yang di lakukan oleh
trilfa 2018 menyatakan
bahwa ibu yang
memiliki balita yang
pengetahuannya kurang
tentang penggunaan
oralit prorsi nya lebih
tinggi terjadi pada ibu
yang ber usia kurang
dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun (78,4%)
di banding pada ibu
yang memiliki balita
yang berusia 20 tahun
sampai 35 tahun
(50,0%)
5 Siti hajar nur Hubungan Penelitian ini untuk Hasil penelitian
sain 2017 penggunaan oralit mengetahui tingkat menunjukan bahwa
dan zinc pada kasus penggunaan oralit pada tingkat penggunaan
diare. kasus diare dan untuk oralit di puskesmas
mengetahui tingkat narmada yaitu sebanyak
pengerahuan zinc pada 56 obat (64%) dan
kasus diare dan untuk tingkat penggunaan zinc
mengetahui factor factor pada kasus diare yaitu
yang mengetaui 31 obat (36%) factor
penggunaan oralit dan factor yang
zinc pada kasus diare mempengaruhi tingkat
jenis penelitian ini studi penggunaan zinc dan
kasus dengan oralit adalah kasus diare
menggambarkan suatu yang meningkat
fenomena tentang dehidrasi di usia balita.
gambaran penggunaan
oralit dan zinc sebagai
obat diare.
B. Penelitan Terbaru

No Penulis Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Titi Pengaruh Pemberian Penelitian ini Hasil penelitian


Khapsah/2023 Zinc Dan Oralit Pada dilakukan secara studi menunjukkan bahwa
Balita Diare Di kasus, yang dilengkapi balita yang diberikan
Puskesmas dengan observasi zink proses
Pandeglang Banten (pengamatan) dengan penyembuhan diare
mengamati suatu
lebih cepat yaitu di
peristiwa atau
fenomena pada hasil hari ke 5, balita yang
intervensi yang diberikan oralit
dilakukan pada proses penyembuhan
responden. Sehingga nya cenderung lebih
dengan hasil observasi lambat yaitu di hari
tersebut peneliti dapat ke 7, sehingga
menentukan klasifikasi pemberian zink lebih
diare pada balita yang efektif dalam
di jadikan responden penyembuhan diare
untuk penelitian. pada balita
Peneliti melakukan
pemeriksaan gejala
atau tanda pada
responden
LAMPIRAN 5 LEMBAR OBSERVASI

LEMBAR OBSERVASI PEMBERIAN ZINC DAN ORALIT


PADA BALITA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS LABUAN
KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

Nama : An. U
Umur : 38 Bulan
KK : Tn. Y
Alamat : Kp. Karabohong, Labuan, Pandeglang, Banten
NO. REG :-
Tanggal Masuk : 22 Agustus 2023
Berapa lama anak diare?
Apakah ada darah dalam tinja?
Gejala
Frekuensi
Mata Malas Cubitan Kulit Perut Kembali
Letargis Haus Diare Konsisten
Tanggal Jam Cekung Minum nya
si Tinja
Sangat
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Cepat Lambat Sehari
Lambat
22-09-2023 09.00      5x Cair
23-09-2023 10.00      5x Cair
24-09-2023 09.00      4x Lembek
25-09-2023 10.00      3x Lembek
26-09-2023 09.00      2x Lembek
27-09-2023 08.00      2x Lembek
28-09-2023 09.00      1x Kental

60
LEMBAR OBSERVASI PEMBERIAN ZINC DAN ORALIT
PADA BALITA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS LABUAN
KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

Nama : An. Z
Umur : 38 bulan
KK : Tn. I
Alamat : Kp. Laba ds. Cigondang
NO. REG :-
Tanggal Masuk : 26 Agustus 2023
Berapa lama anak diare? Dua hari.
Apakah ada darah dalam tinja? Tidak ada.

Gejala
Frekuensi
Mata Malas Cubitan Kulit Perut Kembali
Letargis Haus Diare Konsisten
Tanggal Jam Cekung Minum nya
si Tinja
Sangat
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Cepat Lambat Sehari
Lambat
26-09-2023 09.00      5x Cair
27-09-2023 10.00      5x Cair
28-09-2023 09.00      4x Lembek
29-09-2023 10.00      3x Lembek
30-09-2023 09.00      2x Lembek
01-09-2023 08.00      2x Lembek
02-09-2023 09.00      1x Kental

61
LAPIRAN 6 DOKUMENTASI

A. Foto Kegiatan

Gambar 2.1

62
LAMPIRAN 7 PLAGIATISEM

63

Anda mungkin juga menyukai