Anda di halaman 1dari 61

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING

PADA SISWA SMP NEGERI 3 PANGKALAN LESUNG


KABUPATEN PELALAWAN

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
EKA CAHYANI
17301009

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING
PADA SISWA SMP NEGERI 3 PANGKALAN LESUNG
KABUPATEN PELALAWAN

PROPOSAL

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh


gelar serjana keperawatan

EKA CAHYANI
NIM : 17301009

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING

PADA SISWA SMP NEGERI 3 PANGKALAN LESUNG

KABUPATEN PELALAWAN

PROPOSAL PENELITIAN

EKA CAHYANI

17.301.009

Proposal Ini Telah Disetujui

Tanggal April 2021

Pembimbing

Veni Dayu Putri, M.Si

NIDN: 0027088305

ii
Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Ns. Sri Yanti, M. Kep, Sp. Kep. MB

NIDN. 1001058102

KATAPENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga untuk menyelesaikan proposal penelitian ini dan dapat menyusun
dan menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan
Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp Negeri 3 Pangkalan Lesung
Kabupaten Pelalawan”. Penyusunan proposal ini merupakan langkah awal
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIkes Payung Negeri Pekanbaru Program
StudiS1 Keperawatan.

iii
Pada kesempatan ini untuk menyampaikan terimakasih pada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan untuk proposal ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Dr. Hj.Deswinda,S.Kep,Ns.,M.Kes selaku ketua STIKes Payung


Negeri Pekanbaru yang telah memberikan izin untuk terlaksananya
penyusunan proposal ini.
2. Ibu Ns. Sri Yanti,S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.KMB, selaku ketua Program
Studi S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
3. Ibu Veni Dayu Putri, M.Si selaku Pembimbing yang banyak memberikan
bimbingan dan arahan dalam pembeuatan proposal ini.
4. Kepada penguji I dan penguji II yang telah bersedia menjadi penguji
dalam proses pembuatan Proposal ini.
5. Seluruh Staf dosen beserta karyawan dan karyawati STIKes Payung
Negeri Pekanbaru yang telah banyak memberi pengetahuan dan bimbingan
kepada peneliti selama di STIKes Payung Negeri Pekanbaru..
6. Teristimewa ucapan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, serta
keluarga karena karena selalu memberikan dukungan, motivasi, doa,
bantuan moril dan materil yang tiada henti-hentinya.
7. Terimakasih kepada teman seperjuangan Program Studi S1 Keperawatan
yang telah memberikan semangat, kritik dan saran kepada penulis dalam
penyelesaian proposal penelitian ini.
Semoga segala amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT, dan mendapat
imbalan pahala dari Allah SWT. Dalam penyusunan proposal ini penulis
menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran dari dosen dan pembaca sekalian yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Pekanbaru, Mei 2021

iv
Penulis

v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Eka Cahyani
NIM :17301009
Program Studi : S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Judul Proposal : Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada
Siswa Smp Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten
Pelalawan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal penelitian yang
saya tulis dan teliti ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa proposal
penelitian ini adalah hasil ciplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan saya tersebut.

vi
Pekanbaru, Mei 2021
Yang membuat pernyataan

EKA CAHYANI

17.301.009

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................iii

SURAT KEASLIAN PENULISAN.............................................................v

DAFTAR ISI................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................9
A. Konsep Bullying .........................................................................9
B. Konsep Pengetahuan..................................................................15
C. Penelitian Terkait.......................................................................19
D. Kerangka Konsep.......................................................................21

vii
E. Hipotesis....................................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................22
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................22
C. Populasi,Sampel dan Sampling Penelitian.................................23
D. Intrumen Penelitian.....................................................................25
E. Definisi Operasional...................................................................27
F. Etika Penelitian...........................................................................28
G. Prosedur Pengumpulan Data.......................................................29
H. Pengolahan Data.........................................................................31
I. Analisa Data................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian..........................................................23

Tabel 3.2 kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan..................................................26

Tabel 3.3 Kisi-Kisi kuesioner Moralitas.......................................................27

Tabel 3.4 Defenisi Oprasional......................................................................28

Tabel 3.5 Rancangan Penyajian Tabel..........................................................33

viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Pra Riset/Pra Penelitian Dari Stikes Payung


Negeri Pekabaru

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 5 : Lembar Permohonan Responden

Lampiran 6 : Lembar Observasi

Lampiran 7 : Lembar Konsul

x
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Konsep........................................................... 21

Skema 3.1 Bentuk Rancangan.......................................................... 22

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bullying adalah suatu pengalaman yang biasa di alami oleh sebagian
anak anak atau remaja di sekolah(Safaria and Rizal, 2019). Perilaku ini dapat
berupa ancaman fisik maupun lisan. Beberapa perilaku bullying seperti
ancaman, mengejek, mencela ,merampas dan memukul dilakukanindividu atau
juga kelompok. Biasanya perilaku ini dilakukan oleh orang yang mempunyai
kekuatan atau kekuasaan terhadap orang yang dianggap lemah (Hertika, et.al
2019).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Health Organisation (WHO)
berdasarkan kategori siswa yang berusia 13-17 tahun di wilayah Asia
Tenggara didapatkan beberapa dampak yang terjadi pada korban bully di
beberapa negara. Diantaranya berupa percobaan bunuh diri sebanyak 30,09 %,
kecemasan sebanyak 33,02%, dan juga keingian untuk menyendiri sebanyak
32, 96% sepanjang tahun 2014 sampai tahun 2016 (Nurvadila, et.al. 2019).
Kasus bullying banyak terjadi dibeberapa negara, salah satunya
Indonesia. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jakarta mencatat
1.480 kasus pengaduan bullying di bidang pendidikan. KPAI menemukan
bullying di sekolah sebesar 87,6% dimana 29.9% bullying dilakukan oleh
guru, 42.1% dilakukan oleh teman sekelas, dan 28.0% dilakukan oleh teman
lain kelas ( Desriani & Devita, Y. 2019)
Di Riau berdasarkan penelitian Nauli Dkk (2016) pada 176 remaja usia
15-17 tahun dibeberapa sekolah yang ada dipekanbaru didapatkan sebanyak
(50,6%) memiliki perilaku bullying tinggi. Begitu juga dengan peneltian yang
dilakukan oleh Ernita Dkk (2016) didadapatkan sebanyak (50,5%) perilaku
bullying (Nauli, et.al 2017). Kasus bullying nyatanya semakin marak terjadi.
Salah satunya di Riau Khususnya kota Pekanbaru di dapatkan data Seorang
siswi SMA asal Riau bernama EL, remaja berusia 16 tahun yang bersekolah
di SMAN I Bangkinang, Kampar, Riau, ditemukan meninggal akibat bunuh

1
2

diri. Dari cerita masyarakan EL menceburkan diri ke dalam sungai karena tak
tahan selalu diejek “anak orang gila” oleh teman-temannya lantaran Ayahnya
mengidap penyakit gangguan jiwa dan EL juga mengalami tekanan fisik yang
juga dilakukan oleh teman-teman sekolahnya sehingga mengakibatkan EL
putus asa dan tidak tau mau berbuat apa lagi (Profil Kesehatan Riau, 2020).
Bullying bisa terjadi dimana saja. Di rumah, di lingkungan kerja, bahkan
di sekolah sekalipun. Bullying juga terjadi karena adanya kesenjangan kelas
yang sangat kentara. Selera gaya hidup serta konsepsi yang dimiliki setiap
kelas mengenai dirinya, terutama dalam masalah peran sosial yang
dimainkannya (HidayatI, 2019).
Perlaku bullying adalah salah satu bentuk kekerasan dan agresif siswa
disekolah perilaku tersebut bisa berasal dari teman sebaya, senior atau kakak
kelas secara psikologis atau pun fisik terhadap seseorang atau sekelompok
orang yang lebih lemah oleh seseorang yang lebih kuat. Ketidakseimbangan
antara pelaku dan korban sangat jelas seperti seseorang atau pelaku yang ingin
menganiya korban yang jau lebih kecil atau lemah darinya. Hal ini bisa
menjadi penyebab perilaku bullying ini bertahan dalam waktu yang lama
karena tidak adanya korban untuk menyelesaikan konflik dengan pelaku
(Yunika, et.al 2019).
Ciri-ciri pelaku bullying antara lain hidup berkelompok dan menguasai
kehidupan sosial di sekolah, menempatkan diri sebagai tokoh popular
disekolah dapat ditandai seperti berjalan didepan, sengaja menabrak, berkata
kasar, melecehkan sedangkan Ciri-ciri korban dari bullying yaitu adalah secara
akademis, korban terlihat kurang cerdas dari orang yang tidak menjadi korban.
Secara sosial, korban terlihat memiliki hubungan erat dengan orang tua
mereka, secara mental dan perasaan, korban melihat diri mereka sendiri
sebagai orang yang bodoh dan tidak berharga, secara fisik, korban adalah
orang yang lemah, korban yang laki-laki lebih sering mendapatkan siksaan
secara langsung. Dan korban Perempuan mendapatkan siksaan tidak langsung
yaitu dengan kata-kata (Ikhsan, 2018).
3

Perilaku bullying dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu Faktor


internal meliputi kepribadian, seperti lemahnya pertahanan diri dan adanya
sifat pengganggu yang dimiliki anak (predisposing factor) sejak lahir,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor keluarga, seperti kurang perhatian
dan kasih sayang orang tua, keadaan ekonomi keluarga dan faktor teman
sebaya di lingkungan masyarakat maupun sekolah, faktor demogradis (kelas
sosial, etnis, keluarga dan ekonomi) (Pragholapati, 2020). ). Faktor lain yang
dapat mempengaruhi perilaku bullying adalah faktor pengetahuan salah satu
faktor yang menentukan perilaku seseorang yaitu pengetahuan. Tingkat
pengetahuan yang baik diharapkan dapat membentuk perilaku positif
seseorang untuk tidak melakukan perilaku bullying (A’ini & Reny, 2020).
Dampak yang dapat ditimbulkan karena bullying adalah kesakitan fisik
dan psikologis, kepercayaan diri (self-esteem) yang menurun, trauma, dan
takut sekolah (school phobia), bahkan memiliki kecenderungan melakukan
upaya bunuh diri. Perilaku bullying dapat menimbulkan rasa takut, gangguan
fisik, gangguan dalam sekolah seperti akademis dan gangguan kemampuan
sosial bagi korbannya. Bullying merupakan permasalahan serius yang harus
dicegah dan dihilangkan dilingkungan dunia Pendidikan. (Samsudi & Muhid.
2020).
Di kalangan generasi muda hari ini banyak sekali penyimpangan yang
terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan mirisnya berbagai penyimpangan
tersebut di anggap biasa dan bukan merupakan hal yang serius, padahal jika
penyimpangan tersebut sudah dilakukan sejak usia muda maka akan menjadi
kebiasaan hingga dewasa dan bisa menjadi karakter yang akan sangat sulit
untuk dirubah. Penyimpangan yang sering kita jumpai adalah tindakan
bullying, tindakan penyimpangan ini merupakan akibat dari rapuhnya karakter
dalam pendidikan serta kondisi lingkungan yang memungkinkan tindakan
bullying ini terjadi. (Purnaningtias, et,al. 2020).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa bullying merupakan
permasalahan yang terjadi dalam lingkungan sosial secara keseluruhan.
Serangan dari pelaku bullying terjadi dalam suatu konteks sosial dimana guru
4

dan orangtua umumnya tidak menyadari permasalahan tersebut, dan para


remaja lainnya rentan untuk terlibat dalam situasi bullying, sementara
beberapa lainnya tidak mengetahui cara untuk keluar dari situasi tersebut.
Seharusnya dengan adanya peningkatan kasus kekerasan pada anak tersebut
diatas, menjadikan dorongan untuk pemerintah dalam mempercepat
penyelesaian revisi Undang-Undang Perlindungan Anak (Sulisrudatin, 2019).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di SMP
Negeri 3 Pangkalan Lesung, dari hasil wawancara dimana dari kelas 7
didapatkan 4 orang siswa (50%) dan kelas 8 mewawancarai 4 orang siswa
(50%). Dari hasil wawancara tersebut didapatkan 2 orang siswa mengatakan
mereka pernah menjadi korban bullying mereka sering diejek oleh teman-
teman disekolah, kemudian 1 orang siswa mengatakan pernah menjadi korban
bullying fisik dimana ia pernah mendapat perilaku didorong oleh teman-
temannya, 3 orang orang lainnya mengatakan bahwa bagi mereka mengejek
teman itu adalah hal biasa dan mereka senang untuk melakukannya dan 2
orangnya lagi menyatakan bahwa mereka tidak tau sama sekali apa itu
bullying sehingga jika ada teman yang dibully atau diejek mereka hanya diam
dan menonton saja. Berdasarkan fenomena yang penulis temukan, penulis
memandang hal ini penting untuk diteliti dan penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada
Siswa Smp Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan”.

B. Rumusan masalah
Di kalangan generasi muda hari ini banyak terjadi akibat kurangnya
pengetahuan dan mirisnya berbagai penyimpangan tersebut di anggap biasa
dan bukan merupakan hal yang serius, padahal jika penyimpangan tersebut
sudah dilakukan sejak usia muda maka akan menjadi kebiasaan hingga dewasa
dan bisa menjadi karakter yang akan sangat sulit untuk dirubah dengan
demikian dapat diketahui bahwa bullying merupakan permasalahan yang
terjadi sering terjadi dan merupakan tingkatan tertinggi kejadian dilingkungan
sekolah.
5

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti


tentang “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying
Pada Siswa Smp Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan?”

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa
Smp Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan.
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung
tentang bullying.
2. Untuk mengetahui perilaku bullying siswa SMP Negeri 3 Pangkalan
Lesung
3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku bullying
siswa SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung

D. Manfaat penelitian
1. Bagi STIKes Payung Negeri
Sebagai bahan atau informasi dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan bagi peserta didik khususnya pada pendidikan S1
Keperawatan. Khususnya pada keperawatan anak dan jiwa tentang
perilaku bullying.
2. Bagi Responden
Untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan siswa terhadap
bullying sehingga prilaku siswa bisa di hindari.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memodifikasi metode penelitian dengan menambah kelompok
kontrol atau variabel yang diteliti sehingga tidak hanya pengetahuan
saja melainkan masih banyak faktor yang diteliti denga berbagai
edukasi pendidikan kesehatan lainnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Bullying
1. Definisi Bullying
Bullying merupakan sebuah kata serapan yang berasal dari
bahasa inggris. Bullying berasal dari kata “bully” yang mempunyai
makna penggertak, menganggu orang yang lemah dan merupakan
aktivitas sadar, disengaja, dan bertujuan untuk melukai,
menanamkan ketakutan melalui ancaman agresif lebih lanjut, dan
menciptakan teror yang didasari oleh ketidakseimbangan kekuatan,
niat untuk mencederai, ancaman agresif lebih, teror yang dapat
terjadi jika penindasan peningkatan tanpa henti. Bullying adalah
suatu prilaku yang agresif dengan maksud menyakiti orang lain yang
dilakukan secara berulang-ulang dan secara terus menerus dalam
suatu relasi interpersonal yang ditandai dengan ketidakseimbangan
kekuatan, meski tanpa adanya profokasi yang nyata (Faizah, 2017).
Bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang
didalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi,
menyakiti, atau menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan kekuatan
baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun
status sosial, serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau
beberapa anak terhadap anak lain. Beberapa istilah dalam bahasa
Indonesia yang sering kali dipakai masyarakat untuk
menggambarkan fenomena bullying, diantaranya penindasan,
pengejekan, pengucilan. Perilaku bullying yang dilakukan bertujuan
untuk menyakiti seseorang secara psikologis, ataupun secara fisik,
pelaku bullying cenderung dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang merasa dirinya “kuat” kepada seseorang
atau sekelompok orang yang dirasa “lemah”, artinya pelaku bullying
memilik ketidakseimbangan kekuatan untuk menyakiti korbannya
secara terus menerus (Purnaningtyas & Masykur, 2018).
2. Macam-Macam Bullying
Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Menurut
Coloroso (2018), bullying dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling
tampak dan paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-
bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik
terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang
dilaporkan oleh siswa. Jenis penindasan secara fisik di
antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju,
menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi
anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta
merusak dan menghancurkan pakaian serta barang-barang
milik anak yang tertindas.
b. Bullying Verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling
umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak
laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat
dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya,
tanpa terdeteksi. Penindasan verbal dapat diteriakkan di
taman bermain bercampur dengan hingar binger yang
terdengar oleh pengawas, diabaikan karena hanya dianggap
sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di antara
teman sebaya. Penindasan verbal dapat berupa julukan nama,
celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-
pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual
c. Bullying Relasional
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan
relasionaladalah pelemahan harga diri si korban penindasan
secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau
penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran
adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan
mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan
mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan
untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara
sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan.
d. Cyber bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin
berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Pada
intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan
negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet
dan media sosial lainnya. Bentuknya berupa:
1) Mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan
gambar
2) Meninggalkan pesan voicemail yang kejam
3) Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak
mengatakan apa-apa (silent calls)
4) Membuat website yang memalukan bagi si korban
5) Si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan
lainnya
6) “Happy slapping” – yaitu video yang berisi dimana si
korban dipermalukan atau di-bully lalu disebarluaskan
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bullying
Faktor Penyebab terjadinya Bullying Menurut Ariesto (2019),
faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain:
b. Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang
bermasalah : orang tua yang sering menghukum anaknya secara
berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan
permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika
mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka,
dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak
ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku
coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki
kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku
agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”.
Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.
c. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini.
Akibatnya, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan
penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi
terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam
lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada
siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun
sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati antar sesama anggota sekolah
d. Faktor Kelompok Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman
di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan
bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk
membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok
tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan
perilaku tersebut
e. Kondisi lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab
timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan social
yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka
yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di
lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.
f. Tayangan televisi dan media cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari
segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan
kompas (Saripah, 2017) memperlihatkan bahwa 56,9% anak
meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka
meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).
4. Dampak Perilaku Bullying Terhadap Psikologi dan Moralitas
Murid
Dampak perilaku bullying sangat mempengaruhi psikologi
anak, banyak anak depresi dan bahkan ada anak yang ingin bunuh
diri karena sering diibulli. Faktor lain adalah faktor eksternal yang
berasal dari dukungan sosial yang diterima dari individu sekitar
lingkungan, pendidikan, serta kebudayaan. Salah satu dampak
bullying adalah menurunkan kecerdasan dan kemampuan analisis
siswa yang menjadi korban, bahkan sampai bunuh diri. bullying juga
berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi,
penurunan nilai-nilai akademik dan tindakan bunuh diri (Zakiyah,
et,.al. 2019).
Dampak bullying pada fisik adalah suatu hal yang
membahayakan siswa itu sendiri, selain dampak perilaku bullying
terhadap psikologis murid, dampak bullying juga terjadi terhadap
moralitas murid. Pemahaman moral menekankan pada suatu
pembuatan yang dapat dinilai baik atau buruk, tentang bagaimana
seseorang berfikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik
atau buruk, dengan pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan
dahulu perbuatan yang akan dilakukan. (Wardiati, 2018).
5. Pelaku Bullying dalam Remaja
Menurut Carroll et al. (2019), terdapat empat faktor yang
mempengaruhi remaja melakukan tindakan beresiko. Faktor tersebut
adalah faktor individu, keluarga, peer group, dan faktor komunitas.
Pelaku bullying, bila dikaitkan dengan teori tersebut, bisa
dipengaruhi oleh lemahnya keterampilan sosial bully karena rasa
simpati dan empati yang rendah dan memiliki tabiat yang menindas.
Keluarga juga dapat menjadi faktor seorang remaja menjadi bully.
Misalnya, buruknya hubungan anak dengan orang tua. Remaja bisa
jadi kehilangan perhatian di rumah sehingga dia mencari perhatian di
sekolah dengan menunjukkan kekuasaannya terhadap seseorang
yang dianggap lebih lemah dari pada dirinya. Selain itu, kekerasan
yang dilakukan di rumah terhadap anak bisa jadi salah satu alasan
mengapa seseorang menjadi bully. Pelaku bullying melakukan
penindasan sebagai pelarian di lingkungan rumah yang selalu
menindasnya dan membuat dia tidak berdaya.
Faktor lain yang merupakan faktor dominan yang merubah
seseorang menjadi bully adalah kelompok bermain remaja. Faktor
ini merupakan faktor yang muncul dan diadpsi ketika seorang
individu tumbuh dan menjadi seorang remaja. Ketika remaja tidak
memiliki pedoman dalam memilih kelompok bermain, remaja bisa
jadi masuk ke dalam kelompokbermain yang mengarah pada
kegiatan-kegiatan kenakalan remaja. Remaja merupakan individu
dengan fase perkembangan psikologis di mana ia sangat
membutuhkan pengakuan eksistensi diri. Kelompok bermain remaja
yang menyimpang bisa jadi mencari pengakuan eksistensi diri dari
menindas orang yang dirasa lebih lemah agar dia memiliki
pengakuan dari lingkungannya bahwa ia memiliki keberanian dan
kekuasaan (Lee.A, 2019).
6. Efek Bullying Terhadap Proses Belajar Mengajar Murid
Begitu besar efek dari Tindakan bullying. Melihat dari fenomena ini
maka sekolahan sedini mungkin meminimalisisr tindakan bullying.
Sekolah yang bebas dari bullying akan menghasilkan murid yang
berkualitas. Untuk itu perlu kerja sama antara pihak sekolahan orang
tua, anak serta peran masyarakat yang berpartisipasi terhadap hak-
hak anak agar terbebas dari bullying. Korban bullying yang akut
tidak menutup kemungkinan hingga membawa kematian. Untuk itu
penulisan ini akan membahas efek bullying terhadap proses belajar
siswa. Harapan dari penulisan ini adalah sebagai bahan pengetahuan
agar dikemudian hari sedini mungkin siswa terbebas dari Tindakan
bullying dan proses belajar menjadi nyaman yang akhirnya
membawa anak sukses di sekolah (Samsudi1 & Muhid, 2020).
B. Konsep Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” yang terjadi setelah seseorang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (A. Wawan
& Dewi, 2019). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia,
atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang
dimilikinya sehingga menghasilkan pengetahuan. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera pendengaran,
penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan (Sukesih et al.,
2020). Pengetahuan tentang covid-19 dapat diartikan sebagai hasil
tahu mengenai penyakitnya, memahami penyakit, cara pencegahan,
pengobatan, dan komplikasinya menuru Mona dalam (Sari &
Atiqoh, 2020)
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoadmodjo dalam A. wawan & dewi (2019),
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untukmenjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat
menginterpretasikan secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil
(sebenarnya)
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5) Sintesis (Syntesis) Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada
suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo dalam A. Wawan & Dewi, 2019).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2019) faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju impian atau cita-
cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
informasi berupa hal- hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB
Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo, pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola
hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berpesan serta
dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin mudah menerima informasi.
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang kutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah
suatu keburukan yang harus dilakukan demi menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan tidak
diartikan sebagai sumber kesenangan, akan tetapi merupakan
cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan
memiliki banyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan
kagiatan yang menyita waktu.
3) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari Nursalam (2016),
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun . sedangkan menurut
Huclok semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matangdalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
4) Faktor Lingkungan
Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia
dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku individu atau kelompok.
5) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya pada masyarakat dapat memberikan
pengaruh dari sikap dalam menerima informasi

C. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku
seseorang dan merupakan hasil kombinasi antara pengembangan
anatomis, fisiologis dan psikologis. Terdapat tiga komponen yang
mempengaruhi perilaku manusia, yaitu komponen kognitif, afektif,
dan konatif. Komponen kognitif merupakan aspek intelektual yang
berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen afektif
merupakan aspek emosional. Komponen konatif adalah aspek yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. unsur
perilaku terdiri atas perilaku yang tidak nampak seperti
pengetahuan(cognitive) dan sikap(affective), serta perilaku yang
nampak seperti keterampilan(psychomotoric) dan tindakan
nyata(action) Rakhmat (2017).
Pola perilaku setiap orang bisa saja berbeda tetapi proses
terjadinya adalah mendasar bagi semua individu, yakni dapat terjadi
karena disebabkan, digerakkan dan ditunjukkan pada sasara.
Dewasa ini banyak psikolog sosial berasumsi bahwa, perilaku
dipengaruhi oleh tujuannya. Tujuan perilaku ini tidak hanya
dipengeruhi oleh sikap seseorang tetapi juga oleh harapan
lingkungan sosialnya terhadap perilaku tersebut, norma-norma
subyektif, serta kemampuannya untuk melakukan perilaku itu, yakni
penilaian perilaku sendiri (Sulisrudatin, 2017).
Pengertian perilaku bullying menurut Coloroso (2017) adalah
tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja
yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman
agresi dan menimbulkan teror termasuk juga tindakan yang
direncanakan maupun yang spontan, bersifat nyata atau hampir tidak
terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah
untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan
oleh seorang anak atau kelompok anak. Sedangkan menurut Surilena
(2016). perilaku bullying merupakan tindakan negatif yang
dilakukan secara berulang oleh seseorang atau sekelompok orang
yang bersifat menyerang karena adanya ketidakseimbangan kekuatan
antara pihak yang terlibat, seperti mengejek, menyebarkan gossip,
menghasut, mengucilkan, menakut-nakuti, intimidasi, mengancam,
menindas, memalak, hingga menyerang, secara fisik seperti
mendorong, menampar, atau memukul. Definisi lain diungkap oleh
Dwipayanti & Komang (2014) yang menyatakan bullying adalah
perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang baik fisik,
verbal maupun psikologis dan biasanya terjadi ketidakseimbangan
kekuasaan antara pelaku maupun korban.
Kemudian menurut Cahyani (2017), perilaku bullying adalah
perilaku agresif dengan bentuk kekerasan spesifik yang bertujuan
untuk menyakiti atau mengganggu, terjadi berulang atau potensial
terulang, dan kekuatan atau power antara korban dan pelaku tidak
seimbang. Berdasarkan uraian penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah tindakan bermusuhan
yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk
menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan
menimbulkan teror termasuk juga tindakan yang direncakan maupun
yang spontan, bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, di hadapan
seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi
atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak
atau kelompok anak (Walgito, 2018).
2. Proses Pembentukan Perilaku
Dinyatakan oleh Walgito (2018), pembentukan perilaku dibagi
menjadi tiga cara sesuai keadaan yang diharapkan, sebagai berikut.
a. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan
kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri
untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan
terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori
belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov
maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang
tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut mempunyai
dasar pandangan yang tidak jauh berbeda satu sama lain.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight) Disamping
pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan,
pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian.
Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar
disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen
Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan,
maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang
dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh
psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Disamping
cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku
masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh.
Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya.
Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social learning
theory) atau (observational learning theory) yang dikemukakan
oleh (Kurnia, et.al 2017).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
a. Faktor Personal
1) Faktor Biologis: terlibat dalam seluruh kegiatan manusia,
bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut
Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang
sudah di program secara genetis dalam jiwa manusia.
b. Faktor Sosiopsikologis: dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
komponen, yaitu:
1) Komponen afektif, merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan
pembicaraan sebelumnya.
2) Komponen kognitif, aspek intelektual yang berkaitan dengan
apa yang diketahui manusia.
3) Komponen konatif, aspek volisional yang berhubungan
dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
c. Faktor Situsional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah
faktor situasional. Kaum behaviorisme percaya sekali bahwa
lingkungan sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku
seseorang. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi
oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional meliputi.
1) Faktor – faktor ekologis
Kondisi alam (geografis) dan iklim (temperatur) dapat
mempengaruhi perilaku manusia
2) Faktor rancangan dan arsitektural
Contoh pengaruh rancangan dan arsitektural terhadap perilaku
manusia dapat dilihat pada penataan rumah.
3) Faktor temporal
Suasana emosi dan bentuk perilaku dipengaruhi oleh faktor
waktu (temporal). Misalnya, suasana emosi pagi hari tentu
berbeda dengan suasana emosi siang hari dan malam hari.
4) Faktor teknologi Jenis teknologi yang digunakan masyarakat
dapat mempengaruhi pola-pola komunikasi masyarakat baik
pola pikir maupun pola tindakannya.
5) Faktor suasana perilaku Dalam public speaking banyak sekali
pembahasan tentang bagaimana suatu bentuk penyampaian
pesan harus disesuaikan dengan suasana perilaku pesertanya.
6) Faktor-faktor sosial Ada tiga hal yang dibahas pada faktor
ini, yaitu : sistem peran, struktur sosial dan karakteristik
individu.
7) Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku Pada
dasarnya ada sejumlah situasi yang memberi keleluasaan
untuk bertindak dan sejumlah lain membatasinya. Jika kita
menganggap bahwa pada situasi tertent kita diperboleh atau
dianggap wajar melakukan perilaku tertentu, maka kita akan
terdorong melakukannya.
8) Lingkungan psikososial
Lingkungan psikososial diartikan sebagai persepsi terhadap
lingkungan.
4. Macam-Macam Perilaku Manusia
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua menurut (Notoatmodjo, 2016), sebagai
berikut.
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau
reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati
atau dilihat oleh orang lain.

F. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Desriani & Yeni Devita (2018) yang
berjudul The Effect Of Health Education On Bullying Knowledge
Among Primary School Student. Bullying menjadi masalah serius
dan sangat berbahaya pada usia sekolah. Cara untuk mengatasi
bullying adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan yaitu
menggunakan metode ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan metode ceramah
terhadap pengetahuan bullying pada anak usia sekolah. Penelitian ini
dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 101 Pekanbaru selama 2 hari
pada tanggal 19-20 juni 2019. Desain penelitian yang digunakan
adalah quasi experiment dengan pre and post test without control.
Populasi pada penelitian ini dari kelas 3-5 dengan sampel berjumlah
177 siswa dan menggunakan pengambilan sampel total sampling.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan bullying yang
dijadikan alat ukur untuk pengetahuan bullying. Analisis yng
digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitin didapatkan nili rat-
rta pengetahuan sebelum diberikn pendidikn kesehatan metode
ceramah sebanyak 8,64, sedangkan setelah dilakukan pendidikan
kesehatan sebanyak 10,28. Hasil uji statistic menunjukkan p value =
0,000 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh yang bermakna dari
pendidikan kesehatan metode ceramah terhadap pengetahuan
bullying pada anak usia sekolah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fianolita, Dkk (2020) yang berjudul
Analisis Peran Pendidikan Moral Untuk Mengurangi Aksi Bully Di
Sekolah Dasar Metode penelitian menggunakan jenis penelitian
adalah quasi experiment dengan pendekatan two groups pre and post
eksperimental test design. Penentuan populasi menggunakan teknik
sampling purposive. Tulisan ini mendeskripsikan tentang analisis
peran pendidikan moral untuk mengurangi aksi bully di sekolah
dasar. Pengembangan pendidikan moral siswa sangat penting
dilakukan untuk meningkatkan moral siswa sebagai jati diri dan
karakter bangsa. penerapan pendidikan moral siswa di sekolah dasar
merupakan salah satu alternatif mendasar serta mendalam untuk
mengurangi kegiatan penyimpangan sosial seperti bully. Tindakan
bully sangat berbahaya bagi karakter anak. Selain dengan intelektual
yang tinggi sebagai generasi penerus bangsa maka sudah
sepantasnya untuk memiliki moralitas yang baik untuk menunjang
terbentuknya negara dengan bangsa yang beradab dan berbudi
pekerti. Tentunya hal ini tidak terlepas dari peran pendidikan dan
pendidik. Bentuk aksi penyimpangan berupa bully ini perlu
perhatikan khusus , khususnya di sekolah dasar, oleh karena itu
guru-guru harus mampu meningkatkan pendidikan moral siswa
sehingga hal penyimpangan seperti bully tidak akan terjadi dan cita-
cita bangsa dapat tercapai.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hertika dkk, (2019) yang berjudul
Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Bullying Pada
Remaja. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan
rancangan cross sectionalyaitu penelitian yang menekankan pada
waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2011). Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang
mempengaruhi perilaku bullying pada remaja. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh remaja putra dan putri siswa di SMA
Negeri 7 Pekanbaru yang berjumlah 472 siswa. Sampel pada
penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-19 tahun dan bersekolah
di SMA Negeri 7 Pekanbaru yaitu sebanyak 83 responsen. Instrumen
pada penelitian ini adalah lembar kuesioner perilaku bullying, Jenis
perilaku bullying yang terjadi pada responden di SMA Negeri 7
Pekanbaru sebagian besar bersifat fisik yaitu 46 (55,4 %). Perilaku
bullying fisik adalah perilaku penindasan melibatkan kontak fisik
seperti memukul, menjitak, menendang, melempar dan meludahi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa remaja laki-laki
mayoritas memiliki perilaku bullying tinggi yaitu sebanyak 31 orang
(66,0 %). Santrock (2001 dalam Suwil, 2013) menyebutkan
penindasan (bullying) merupakan angka yang signifikan di dalam
kehidupan siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
remaja dengan tipe kepribadian ekstrovert, mayoritas memiliki
perilaku bullying tinggi yaitu sebanyak 29 responden (63,0 %). Hasil
uji statistik menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan
perilaku bullying pada remaja (p value=0,021<α).

G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian yang akan digunakan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian
ini subjeknya adalah siswa, Variabel Independennya adalah Pengaruh
Bulliying dan Variabel Dependen adalah Moralitas Siswa. yang dibuat
dalam bentuk skema dibawah ini :
Skema 2.1
Kerangka Konsep

Perilaku siswa
Pengetahuan siswa
terhadap bullying
tentang bullying
Baik
Tinggi
Tidak Baik
Rendah
Independen Dependen

H. Hipotesa penelitian
Hipotesa adalah jawaban sementara dari pernyataan, yang
dirumuskan dalam bentuk variabel terkait, yang berfungsi untuk
menemukan ke arah pembuktian, arti hipotesa ini merupakan pernyataan
yang harus dibuktikan (Notoatmodjo,2012).
Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku bullying pada siswa
SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan.
Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku bullying pada
siswa SMP Negeri 3 Pangkalan Leseung Kabupaten Pelalawan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun menurut
tujuannya, penelitian ini berbentuk korelasi. Penelitian korelasi merupakan
suatu penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada situasi
atau kelompok subjek (Notoatmodjo,2012). Pendekatan yang peneliti pilih
yaitu cross sectional yang merupakan penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara dua variabel pada waktu yang sama.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung
Kabupaten Pelalawan karena disekolah tersebut sering terjadi
bullying.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2021 sampai
Juli 2021, seperti yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No Uraian Kegiatan
Feb Mar April Mei Juni Juli
1 Pengajuan Judul            
2 Pembuatan Proposal            
3 Ujian Proposal            
4 Pengumpulan Data            
5 Pengolahan Data            
6 Analisa Data            
7 Ujian Hasil            
8 Perbaikan Skripsi            

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan
(Setiadi, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas 7 berjumlah 60 orang dan 8 berjumlah 60 orang jadi total
keseluruhan populasi 120 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang ingin
diteliti peneliti (Sugiyono dan Puspandhani, 2020). Untuk menentukan
ukuran sampel. Pada penelitian ini jumlah sampel dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin yaitu:
N
N = 1+ N (d )2
¿
¿
Keterangan:
N : besar populasi
n : besar sampel
d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (5%).
Maka, perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin adalah
sebagai berikut:
120
n= 2
1+120( 0,05)
120
n=
1+120(0,0025)
120
n=
1+0,3
120
n= =92,30=92
1,3
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dilakukan dengan
probability sampling dengan jenis Stratified Random Sampling merupakan
proses pengambilan sample melalui cara pembagian populasi ke dalam
strata, memilih sample acak setiap stratum dan menggabungkan untuk
menaksir parameter populasi (Suyanto, 2011). Setelah dilakukan
perhitungan menggunakan rumus slovin, didapatkan hasil 92,30 dan
dibulatkan menjadi 92. Jadi, jumlah sampel yang diambil oleh peneliti
adalah 92 orang. Tahap selanjutnya, jumlah sampel yang didapat akan
didistribusikan berdasarkan kelas 7 dan 8 di SMP Negeri 3 Pangkalan
Lesung yang dibagi menjadi 4 bagian dengan menggunakan teknik
alokasi proporsional, adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:
¿
¿ = N¿ xn
¿
Keterangan:
Ni : jumlah populasi kelompok
N : jumlah populasi keseluruhan
n : jumlah sampel

Maka perhitungan sampel accidentalnya adalah sebagai berikut:


Kelas 7.a
30
¿ = 120 x 92 = 23
¿
¿
Kelas 7.b
30
¿= x 92 = 23
120
Kelas 8.a
30
¿ = 120 x 92 = 23
¿
¿
Kelas 8.a
30
¿ = 120 x 92 = 23
¿
¿

D. Instrumen Penelitian
Jenis instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 3 bagian yaitu data karakteristik responden (bagian A), kuesioner
tingkat pengetahuan bullying (bagian B), dan kuesioner Perilaku (bagian
C). Kuesioner bagian A untuk mengetahui karakteristik responden
meliputi Usia, kelas dan jenis kelamin. Kuesioner bagian B adalah
kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan bullying
siswa dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian yang
dilakukan oleh (Shola, 2017) yang berjudul. Hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa alpha Cronbach untuk pengetahuan (20 item) adalah
0,655. Hasilnya menambah kepercayaan dimana menurut Griethuijsen,
kisaran Cronbach alpha antara 0,6 sampai 07 dianggap memadai dan
dapat diandalkan. Oleh karena itu, item yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan tentang bullying terbukti dapat diterima. Kuesioner ini terdiri
dari 20 pertanyaan, dengan 9 kategori pengetahuan responden. Skala ukur
yang digunakan pada kuesioner ini adalah skala guttman, dimana
responden akan diberikan 2 pilihan jawaban yaitu benar skor 1, salah skor
0. Sedangkan untuk kriteria tingkat pengetahuan, penulis menggunakan
teori interprestasi skala pengetahuan oleh Arikunto dalam (Wawan &
Dewi, 2019) yang membaginya menjadi 2 tingkatan yaitu baik (presentase
benar 76-100%), dan kurang baik (presentase benar <75%).

Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner pengetahuan
Jumlah Nomor
No Variabel Indikator
Soal Soal
1 Pengetahuan Pengertian bullying 1 1
2 Bullying Penyebab bullying 2 2,3
3 Jenis-jenis bullying 3 4,5,6
4 Dampak bullying 2 7,8
5 Faktor faktor yang 3 9,10,11
mempengaruhi bullying
6 Karakteristik pelaku 2 12,13
bullying
7 Perilaku bullying 2 14,1516,17
8 Efek bullying 2 18,19,20

Jumlah 20

Kuesioner bagian C adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur


tingkat perilku bullying pada siswa merupakan kuesioner dengan
menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh
(Andi, 2018) yang berjudul. Faktor - Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku
Bullying Di SMAN 2 Baru. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
alpha Cronbach untuk Perilaku (20 item) adalah 0,763. Hasilnya
menambah kepercayaan dimana menurut Griethuijsen, kisaran Cronbach
alpha antara 0,6 sampai 07 dianggap memadai dan dapat diandalkan.
Perilaku bullying siswa diukur dengan menggunakan kuesioner berisi 20
pertanyaan, dimana pertanyaan tersebut terbagi menjadi 2 yaitu 16
pertanyaan untuk mengidentifikasi pelaku bullying dan 4 pertanyaan untuk
mengidentifikasi korban bullying. dimana pertanyaan untuk
mengidentifikasi pelaku bullying Setiap pernyataan memiliki poin 1
apabila responden menjawab SS (Sangat Serng), 2 jika menjawab S
(Sering), 3 apabila menjawab KK (Kadang-kadang), dan 4 jika menjawab
TP (Tidak Pernah). Kriteria Objektif untuk mengidentifikasi Pelaku
bullying, yang terdiri dari item nomor 1,2,3,4 / 9,10,11,12 / 13,14,15,16
/17,18,19,20/ yaitu: Kriteria objektif untuk mengidentifikasi korban
bullying yang terdiri dari item nomor 5,6,7,8

E. Definisi Operasional
Defenisi operasional menurut Notoatmodjo (2012) dibuat untuk
memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan
interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang
dimasukkan dalam definisi operasional adalah variabel kunci atau penting
yang dapat diukur serta operasional dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan definisi operasional, maka dapat ditentukan cara yang dipakai
untuk mengukur variabel, tidak terdapat arti dan istilah-istilah ganda
apabila tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran yang berbeda. Definisi
operasional hendaknya memuat batasan tentang Variabel bebas dan
variable terikat. Istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-
variabel.
Tabel 3.4
Definisi Operasional

Defenisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Independen Bullying adalah Kuesioner Ordinal Tinggi ≥ Mean
Pengetahuan suatu prilaku yang
Bulliying agresif dengan Rendah < Mean
maksud menyakiti
orang lain yang
dilakukan secara
berulang-ulang

2. Dependen Perilaku adalah Kuesioner Ordinal Baik ≥ Mean


Perilaku sikap sesorang
Bullying terhadap keadaan Tidak baik <
tertentu mean

F. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia, maka etika penelitian harus di
perhatikan.
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan menurut Hidayat
(2010) adalah sebagai berikut :
1. Lembar Persetujuan menjadi lembar responden (Informed Consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dan memberikan lembar persetujuan. Informed
Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden, agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.
2. Tanpa Nama (Anomity)
Masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan tidak memberikan atau mencantum nama responden
pada lembar alat ukur atau hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Tidak membahayakan (Non Maleficence)
Non Maleficence adalah prinsip dimana peneliti tidak akan melakukan
tindakan yang menyebabkan bahaya pada responden baik yang bersifat
resiko maupun aktual.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

G. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur atau pun langkah-langkah dalam penelitian perlu disusun
sedemikian rupa agar penelitian dapat berjalan dengan mudah dan
mencapai tujuan yang diinginkan.Adapun prosedur yang dijalani peneliti
dalam melakukan penelitian ini antara lain:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan proses penyusunan proposal
peneliti, setelah proposal peneliti mendapatkan persetujuan dari dosen
pembimbing. Setelah penelitian dinyatakan dapat melanjutkan maka
peneliti mengurus surat izin peneliti.

2. Tahap pelaksanaan
a. Tahap pelaksanaan ini dimulai setelah peneliti menyelesaikan
urusan adminitrasi dan melakukan ujian proposal. dalam
pengumpulan data, peneliti akan secara langsung berhadapan
dengan klien.
b. Peneliti akan datang ke SMPN 3 Pangkalan Leseng Kabupaten
Pelalawan. Setelah sampai diSMP penelitian, peneliti akan
meminta data dan mewawancarai kepala sekolah, guru agama dan
minta Nomor siswa sebagai responden.
c. Setelah membuat grup online ( WA) Peneliti akan menjelaskan
tujuan penelitian serta dampak yang akan diperoleh oleh
responden. Responden yang bersedia dalam penelitian
menandatangani surat persetujuan tindakan ( informed consent)
sebagai bentuk kesediaan partisipasi dalam kegiatan penelitian.
d. Melakukan pengumpulan data yang diawali dengan mendata klien
remaja sesudah dan sebelum di lakukan intervensi.
e. Selanjutnya peneliti membagikan pendidikan bullying melalui
online (WA). Yaitu dengan memberitahu pengetahuan dan cara
pengisisan kuesioner.
f. Sebelumnya peneliti akan membuat kesepakatan penetuan hari
kepada responden untuk memberiakan promosi kesehatan. Setelah
semua setuju maka pada hari yang telah disepakati peneliti akan
memberitahu di setiap responden bahwa hari tersebut jadwal
pendidikan bullying.
g. Kemudian setelah menyelesaikan penelitian, peneliti akan
menanyakan via online kepeda responden
h. Lembar pengkajian yang sudah diisi akan, selanjutnya dilakukan
penelolahan data dan pengumpulan dokumentasi.

3. Tahap akhir
Pada tahap ini peneliti mengelolah data yang telah dikumpulkan dan
melakukan penyusunan laporan serta penyajian hasil peneliti.
Tahap ini adalah tahap akhir dalam proses pelaksanaan penelitian.
Hasil eksperiment dicatat pada lembar observasi.

H. pengolahan Data
a. Editing
Editing merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memeriksa
kuisioner yang diisi oleh responden penelitian. Pemeriksaan
inimeliputikelengkapan,kejelasan,relevansi dan konsisten dengan
jawaban pertanyaanlainnya(Notoatmojo,2012).
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng”kode”an atau “coding” yaitu mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data
(data entry) (Notoatmojo,2012).
c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing
Yakni jawaban-jawaban dari masing masing responden yang dalam
bentuk “kode” dimasukkan kedalam program atau “software”
komputer, dan dalam proses ini dibutuhkan ketelitian dari peneliti
yang memasukkan data entry ini, apabila tidak maka akan terjadi
kekeliruan dalam memasukan data, meskipun hanya memasukkan
data saja (Notoatmodjo, 2012).
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Data yang sudah ada diperiksa kembali kelengkapannya, data
yang sudah dimasukkan ternyata tidak lengkap, maka dianggap
gugur dan diambil sampel baru (Notoatmodjo, 2012). Cleaning
dapat dilakukan setelah keseluruhan data dimasukkan kedalam
program dikomputer selanjutnya diperiksa apakah data yang
dimasukkan telah benar.

I. Analisis Data
1. AnalisisUnivariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,
2012). Analisa data dilakukan secara universal dengan melihat hasil
perhitungan frekuensi dan persentase dari hasil penelitian yang nantinya
dapat dipergunakan dalam pembahasan dan kesimpulan. Pada penelitian
ini dilakukan uji univariat pada data karakteristik demografi (umur,
jenis kelamin, kelas) dan hubungan pengetahuan dengan sikap terhadap
bullying pada siswa.
2. Analisis Bivariat
Uji statistik parametrik yang digunakan untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP
Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan. uji statistik Chi-
Square. Dengan α = 0,05. Apabila ρ value ≤ α maka dapat dikatakan
ada hubungan antara kedua variabel sehingga Ho ditolak. Apabila ρ
value > α maka tidak ada hubungan antara kedua variabel sehingga Ho
gagal ditolak (Hidayat, 2012).

Tabel 3.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa
SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan

Perilaku siswa
terhadap Bullying

Pengetahuan Baik Tidak Baik N


Siwa Terhadap
Bullying

Tinggi a b a+b

Rendah c d c+d

N a+c b+d a+b+c+d


Keterangan:
Sel a : yaitu pengetahuan bullying tinggi , perilaku bullying baik
Sel b : yaitu pengetahuan bullying tinggi , perilaku bullying kurang
Sel c : yaitu pengetahuan bullying rendah , perilaku bullying baik
Sel d : yaitu pengetahuan bullying rendah , perilaku bullying kurang
DAFTAR PUSTAKA

Ariesto, A. (2019). Pelaksanaan Program Antibullying Teacher


Empowerment Retrieved Juni 12, 2017, from http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/123656SK%20006%2009%20Ari%20p%20-
%20Pelaksanaan%20program-Literatur.pdf

Bulu, Y., Maemunah, N., & Sulasmini. (2019). Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Perilaku Bullying pada Remaja Awal. Nursing
News Journal, 4(1), 54-66.

Cahyaningsih,D.S. (2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan


Remaja. Jakarta: Trans Info Media.

Carroll, A., Houghton, S., Durkin, K., & Hattie, J. A. (2019). Adolescent
Reputations and Risk. New York: Springer.

Coloroso, B. (2017). The Bully, The Bullied, and The Bystander. New
York: HarperCollins

Faizah, F., & Amna, Z. (2017). Bullying dan Kesehatan Mental Pada
Remaja SMA di Banda Aceh. International Jurnal of Child and
Gender Studies, 3(1), 77.

Febriana,B. (2016). Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap Harga Diri


Remaja Korban Bullying. Bullying Idea Nursing Journal, 7(3), 9-
17.
graha Ilmu

Haidarrotur, Rochma. (2017). “Pengembangan Buku Panduan


Keterampilan Pencegahan Bullying untuk Siswa Sekolah
Menengah Atas”. Jurnal UNESA,7 (3): 12.
Hastono, Susanto Priyo (2016). Analisis Data pada Bidang Kesehatan.
Jakarta: rajawali pers Indonesian Journal of Health Science, 7(1),
1–7.

Indri,K.N. (2007). Perilaku Bulyying pada Remaja. Publikasi Tesis


Kedokteran. Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera
Utara. Berita Kedokteran Masyarakat journal, 33(1), 43.

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2012.


Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Khakim, Lutfi. (2019). Pembentukan Konsep Moral Dan Etika Menurut


Kh. Ma. Sahal Mahfudh. Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Salatiga

Khoirunnisa, Roshi. (2017). Konsep Diri Remaja Korban Bullying (Studi


Pada Siswa Korban Bullying Di Sma Muhammadiyah
7Yogyakarta. Program Studi Bimbingan Dan Konseling Jurusan
Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan. Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta

Kurniawati, & Widiatie, W. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Lestari, A. O. A. W. (2019). Relationship Between Knowledge And


Attitude To Hand Washing Behavior In Kelurahan.
https://doi.org/10.20473/jpk.V7.I1.2019.1

Masdin. (2013). Fenomena Bullying Dalam Pendidikan. Jurnal Al Ta’dib


Vol. 6 No. 2, 73-83.

Ningsih, Serly Widia (2017) Pengaruh Pelatihan Pencegahan Bullying


Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Terhadap Bullying Di
Smp Negeri 11 Yogyakarta. Program Study Ilmu
Keperawatanfakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


rineka cipta.

Notoatmodjo, S (2010). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Nuha Medika

Pratiwi, C, J., Ariestanti, Y. (2017). Faktor-faktor Yang Berhubungan


Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa di Yayasan Pendidikan Bina
Pangudi Luhur Jakarta Timur Tahun 2017. Jurnal Ilmu Bidang
Kesehatan, vol 10(2), 678-683.Rineka Cipta

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun 2013. Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 4(1), 68.

Sari, Y. P. (2017). Fenomena Bullying Siswa : Studi Tentang Motif


Perilaku Bullying Siswa di SMP Negeri 01 Painan, Sumatara Barat.
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 10(02), 333-
367.

Setiadi (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan.


Yogyakarta:
Shola, Ana Dzakarisma Robbi (2017). Pengetahuan Guru Sekolah
Dasar Tentang Bullying Pada Anak Di Sd Muhammadiyah
Ponorogo Program Studi Diii Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehtaan Universitas Muhammadiyah Ponorogo/

Surono, A. (2017, Mei 12). Tragis Murid SD Usia 8 Tahun Gantung Diri
Pakai Dasi Gegara Di-bully Teman Sekolah. Retrieved Juni 12,
2017, from Tribun Medan:
http://medan.tribunnews.com/2017/05/12/tragis-murid-sd-usia-8-
tahun-gantung-diri-pakai-dasi-gegara-di-bully-teman-sekolah?
page=4

Suyanto (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.


Yogyakarta: Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi.
The

Umasugi. (2013). Hubungan Antara Regulasi Emosi dan Religiusitas


Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying pada Remaja. Journal
Psikologi Sosial, 12(01), 1-13.

World Health Organization. (2017). World population monitoring


Adolescent and youth. Department of economic and social affair of
the united nation. New York: United Nation Publication.

Zakiyah, Dkk. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam


Melakukan Bullying. Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fisip Universitas Padjajaran
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Calon Responden
Di – Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
Nama : Eka Cahyani

Nim : 17301009

Alamat : STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Jl.Tamtama No.6 Labuh


Baru Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan
Perilaku Bullying Pada Siswa SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten
Pelalawan”
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
responden. Saya akan menjaga kerahasiaan informasi dalam pelaksanaan
peneltian ini. Untuk itu saya mohon kesediaannya untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Jika setuju dan mau berpartisipasi dalam melaksanakan penelitian
ini maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Mei 2021

(Eka Cahyani)
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP


Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan
Peneliti : Eka Cahyani
Nim : 163010014
Pembimbing : Venni Dayu, M.Si

Alamat : STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Jl.Tamtama No.6 Labuh


Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru

Setelah memahami tujuan dari penelitian ini, maka saya bersedia berperan
serta dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Edukasi Bullying Terhadap
Pengetahuan Dan Moralitas Melalui Media Whatsapp Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan”.
Saya mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi pada responden.
Oleh karena itu, saya bersedia untuk membantu penelitian ini secara sukarela
tanpa paksaan dari siapapun.

Pekanbaru, Mei 2021

(Responden)
LEMBAR OBSERVASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING


PADA SISWA SMP NEGERI 3 PANGKALAN LESUNG
KABUPATEN PELALAWAN

No Responden :
Pre-test
Post-test
A. Karakteristik Responden
1. Initial Responden :
2. Usia Responden :
3. Kelas
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Petunjuk Pengisian:
B. Soal Kuesioner Pengetahuan
Petunjuk Pengisian
- Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut dengan memberi tanda
silang (𝑿) pada jawaban yang paling benar.
1. Bullying adalah...
a. Perilaku negatif yang dilakukan berulang kali dan sengaja untuk
menyerang korban yang lemah
b. Perilaku negatif yang dilakukan satu kali
c. Perilaku positif yang dapat membuat anak dekat dengan teman

2. Penyebab terjadinya bullying adalah...


a. Keluarga yang perhatian
b. Sekolah yang ketat
c. Pihak sekolah yang sering mengabaikan
3. Sekolah menjadi salah satu penyebab terjadinya bullying karena...
a. Sekolah menjadi tempat anak bermain dengan temannya
b. Jam di sekolah lebih lama dibandingkan di rumah
c. Sekolah menjadi tempat yang paling nyaman
4. Ada berapa jenis-jenis bullying...
a. 3
b. 2
c. 4
5. Sebutkan jenis-jenis bullying...
a. Bullying fisik, verbal, dan tindakan
b. Bullying fisik, verbal, dan psikologis
c. Bullying visual dan audiovisual
6. Contoh bullying fisik adalah...
a. Memukul dan menjewer
b. Memaki dan mengejek
c. Mengucilkan dan mengintimidasi
7. Dampak bullying adalah...
a. Perasaan tertekan dan kesakitan fisik
b. Menguatkan mental anak
c. Melatih anak untuk berani
8. Bullying akan berdampak pada...
a. Korban
b. Korban dan pelaku
c. Pelaku

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying adalah...


a. Faktor lingkungan dan keluarga
b. Faktor teman sebaya dan pergaulan
c. Faktor keluarga dan pergaulan
10. Keluarga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi bullying
karena...
a. Perlakuan orang tua pada anak yang cenderung ketat
b. Pola asuh yang agamis
c. Perlakuan orang tua yang cenderung ketat
11. Teman yang sering berperilaku kasar merupakan salah satu dari faktor...
a. Pergaulan
b. Budaya
c. Keluarga
12. Karakteristik yang paling mendominasi pelaku bullying adalah...
a. Anak dengan perilaku disiplin
b. Kakak kelas/ senior yang seumuran
c. Anak dengan fisik besar
13. Anak yang melakukan bullying akan cenderung...
a. Anak yang penurut
b. Mempunyai teman banyak
c. Kepercayaan diri tinggi
14. Motivasi/ alasan melakukan bullying adalah...
a. Merasa berkuasa dan hebat setelah melakukan bullying
b. Merasa lebih lega
c. Untuk membuat teman lebih dekat
15. Merasa berkuasa dan hebat akan menjadi alasan melakukan bullying
karena...
a. Anak akan lebih banyak teman
b. Anak akan lebih dihormati
c. Anak akan mendapat perhatian lebih dari teman-temannya
16. Karakteristik korban bullying adalah...
a. Tubuh besar dan kepercayaan diri kurang
b. Tubuh kecil dan pendiam
c. Kepercayaan diri kurang dan pintar
17. Anak yang mempunyai kepercayaan diri kurang ada kemungkinan
menjadi korban karena...
a. Mudah diejek
b. Lebih kuat mental
c. Sulit diajak berteman
18. Dibawah ini cara untuk mencegah bullying di sekolah adalah...
a. Mengeluarkan peraturan hukuman fisik untuk pelaku bullying
b. Mengajarkan anak untuk memiliki rasa empati dan menghargai orang
lain
c. Mendukung anak terus melakukan bullying
19. Apa yang anda ketahui tentang pencegahan bullying?
a. Variasi dalam pembelajaran
b. Cara untuk menghilangkan bullying
c. Cara untuk meminimalkan kejadian bullying
20. Apa kegunaan program anti bullying di sekolah?
a. Menanamkan pengertian bahwa rasa aman adalah hak dan milik
semua orang
b. Membuat anak takut melakukan interaksi dengan temannya
c. Menyadarkan semua orang di sekolah, bahwa tindakan bullying dalam
bentuk apapun tidak ditolerir
C. Soal Kuesioner PengetahuanJawablah pertanyaan berikut secara jujur
dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang disediakan
Pilihan jawaban :
SS : Sangat Sering
S : Sering
KK : Kurang-Kadang
TP : Tidak Pernah

No Daftar Pertanyaan SS S KK TP
1 Saya akan melempari teman yang membuat
saya jengkel
2 Saya menunjukkan kepada teman bahwa
saya adalah penguasa
3 Saya memukul teman yang tidak mau
mengikuti perintah saya
4 Saya menendang/mendorong teman yang
menghalangi jalan saya
5 Teman-teman suka melempari saya sesuatu
jika dia jengkel
6 Teman-teman suka merusak barang-barang
saya
7 Teman-teman suka memukul saya
8 Teman-teman suka mendorong/menendang
saya jika saya menghalangi jalannya
9 Saya suka mengancam teman saya dengan
kata-kata kasar agar dia taat dan patuh
kepada saya
10 Saya memanggil teman saya dengan nama yang tidak
sesuai (misalnya si kurus, sibodoh, sigemuk, atau
dengan namam binatang)
11 Saya suka bergosip tentang teman saya
12 Saya suka mengejek teman saya
13 Saya memandang sinis kepada teman yang
tidak saya suka
14 Saya akan mendiami atau mengucilkan
teman yang tidak saya sukai
15 Saya akan menghina teman yang tidak saya
suka
16 Saya suka menertawakan/mempermalukan
teman yang tidak saya sukai
17 Saya mengirimkan ancaman kepada teman
saya melalui sosial media
18 Saya memaki-maki teman melalui sosial
media
19 Saya mengajak orang lain untuk
menyebarkan fitnah kepada teman yang
tidak saya suka melalui sosial medi
20 saya mengirimkan gambar atau video
kekerasan kepada teman yang tidak saya
suka melalui sosial media

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


PAYUNG NEGERI PEKANBARU
PROGRAM STUDI : 1. S.1 KEPERAWATAN 2. S. 1 KESEHATAN MASYARAKAT

3. D III KEPERAWATAN 4. D. III KEBIDANAN 5. PROFESI NERS

JL. Tamtama No. 6 LabuhBaru – Pekanbaru, Riau Telp. (0761) 885214 Fax. (0761) 869162

Website :www.payungnegeri.ac.id Email : info@payungnegeri.ac.id

LEMBAR KONSUL
Nama Mahasiswa : Eka Cahyani
NIM : 17301009
Program Studi : S1 Keperawatan
Pembimbing : Veni Dayu Putri, M,Si

Judul : Pengaruh Edukasi Bullying Terhadap Pengetahuan


Dan Moralitas Melalui Media Whatsapp Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pangkalan Lesung
Kabupaten Pelalawan
N HARI/TGL URAIAN TTD TTD MHS
O PEMBIMBING
1. Kamis Acc Judul
12 januari 2021
2. Selasa Konsul BAB I
23 februari 2021
3 Selasa Konsul Revisi BAB I
09 maret 2021
4 Kamis Konsul BAB II
18 maret 2021
5 Senin Konsul revisi BAB II
22 maret 2021
6 Kamis Konsul BAB III
01 april 2021
7 Senin Konsul Revisi BAB III
12 april 2021
8 Sabtu Konsul Revisi BAB I, BAB
01 Mei 2021 II, BAB III
9 Jum,at
21 Mei 2021 Konsul Revisi BAB I, BAB
10 Kamis II, BAB III
27 Mei 2021 Konsul Revisi BAB I, BAB
11 Jum,at II, BAB III
28 Mei 2021 Acc Proposal
Pekanbaru, April 2021

KOORDINATOR

Anda mungkin juga menyukai