Oleh
Indriani Ponongoa, S.Tr.Kep
NIM: 711490121076
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamua’alaikum warahmatullahi wabbarakatuh
Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas Berkah, Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul “Aplikasi Teori Katharine
Kolcaba Dengan Penerapan Ambulasi Dini Terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pasien Post Percutaneous Coronary Intervention di ICCU RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado”. Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu
persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Studi Profesi Ners di Politektik
Kesehatan Kemenkes Manado.
Penyelesaian penulisan KIAN ini berkat masukan dari berbagai pihak serta
ketekunan, dorongan orang terdekat, doa dan juga semangat yang tiada hentinya.
Terima kasih sebesar-besarnya kepada Papa tercinta (Sofianto Ponongoa) yang
selalu memberikan dorongan serta nasehat sehingga penulis menjadi pribadi yang
pantang menyerah dalam menghapi segala persoalan kehidupan, terima kasih juga
kepada mama tercinta (Vera Posangi) yang tiada hentinya memberikan kasih
sayang serta mendoakan penulis sehingga segala sesuatunya terasa mudah dan
selalu mendapat petunjuk dan kemudahan dari Allah SWT, dan juga saudara
penulis ( Filiandini Ponongoa) yang banyak memberikan motivasi serta semangat
dan selalu mengibur penulis disegala situasi.
iii
5. Esrom Kanine, M.Kep, Ns, Sp.Kep.J, selaku penguji satu yang telah bersedia
memberikan saran dan juga arahan dalam proses penyusunan KIAN ini.
6. Rolly H.S. Rondonuwu, M.Kep, Ns, Sp. KMB, selaku penguji dua yang telah
bersedia memberikan saran dan juga arahan dalam proses penyusunan KIAN
ini.
7. Dosen pengajar serta seluruh staf dan civitas akademika di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Manado yang telah memberikan ilmu, bimbingan, serta
motivasi selama penulis mengikuti pendidikan di Polkesdo.
8. Suami tercinta (Ikra Bolilio) dan anak tercinta (Ashillah) yang telah
memberikan semangat, dorongan, dan motivasi kepada penulis serta dengan
setia menemani penulis dari awal hingga akhir perjuangan studi ini
9. Seluruh teman-teman angkatan seperjuangan, angkatan tiga profesi ners
(Alama) yang banyak membantu serta memberikan doa dan telah banyak
mengukir kenangan indah selama menjadi mahasiswa di Poltekkes Kemenkes
Manado.
10. Sahabat-sahabat penulis “Kosan Sangir” (Nadillah, Sitti, Tiwi, Fitri, Sangrila,
Iren, Femi) yang selalu memberikan semangat, menghibur, dan selalu
membantu penulis dalam susah maupun duka.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang banyak
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
bagi semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT senantiasa
memberikan berkat dan rahmat kepada kita semua “Aamiin”. Penulis menyadari
bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak, dan
semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Gorontalo, Juni 2020
Penulis,
INDRIANI PONONGOA
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
ABSTRAK.........................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
BAB V. PENUTUP...........................................................................................116
A. Kesimpulan ...........................................................................................116
B. Saran......................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................119
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Standart Comfort Intervention..................................................... 28
Tabel 2. Analisis Evidence Based Nursing................................................... 29
Tabel 3. Standar Operasional Prosedur Ambulasi Dini................................ 30
Tabel 4. Terapi Klien 1.................................................................................. 41
Tabel 5. Hasil Laboratorium Klien 1............................................................. 41
Tabel 6. Analisa Data Klien 1.......................................................................... 42
Tabel 7. Diagnosa Keperawatan Klien 1........................................................... 43
Tabel 8. Intervensi Keperawatan Klien 1.......................................................... 44
Tabel 9. Implementasi dan Evaluasi Klien 1 Hari Pertama.............................. 47
Tabel 10. Implementasi dan Evaluasi Klien 1 Hari Kedua............................ 51
Tabel 11. Terapi Klien 2................................................................................. 61
Tabel 12. Hasil Laboratorium Klien 2............................................................. 61
Tabel 13. Analisa Data Klien 2......................................................................... 62
Tabel 14. Diagnosa Keperawatan Klien 2......................................................... 63
Tabel 15. Intervensi Keperawatan Klien 2........................................................ 64
Tabel 16. Implementasi dan Evaluasi Klien 2 Hari Pertama......................... 66
Tabel 17. Implementasi dan Evaluasi Klien 2 Hari Kedua............................ 69
Tabel 18. Terapi Klien 3................................................................................... 77
Tabel 19. Hasil Laboratorium Klien 3.............................................................. 77
Tabel 20. Analisa Data Klien 3......................................................................... 78
Tabel 21. Diagnosa Keperawatan Klien 3......................................................... 79
Tabel 22. Intervensi Keperawatan Klien 3....................................................... 80
Tabel 23. Implementasi dan Evaluasi Klien 3 Hari Pertama........................... 82
Tabel 24. Implementasi dan Evaluasi Klien 3 Hari Kedua................................. 85
Tabel 25. Terapi Klien 4..................................................................................... 93
Tabel 26. Hasil Laboratorium Klien 4................................................................ 93
Tabel 27. Analisa Data Klien 4........................................................................... 94
Tabel 28. Diagnosa Keperawatan Klien 4..............................................................95
Tabel 29. Intervensi Keperawatan Klien 4.............................................................96
Tabel 30. Implementasi dan Evaluasi Klien 4 Hari Pertama.................................98
Tabel 31. Implementasi dan Evaluasi Klien 4 Hari Kedua..................................101
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pathway Penyakit Jantung Koroner............................................... 13
Gambar 2. Teori Model Comfort Katharine Kolcaba...................................... 25
vii
Indriani Ponongoa, 2022. Aplikasi Teori Katharine Kolcaba Dengan Penerapan
Ambulasi Dini Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pasien Post
Percutaneous Coronary Intervention di ICCU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado, (Dibimbing oleh Jon W. Tangka, M.Kep, Ns, Sp. KMB, sebagai
pembimbing utama dan Ellen Pesak, S.Kep, Ners, M.Kes sebagai pembimbing
pendamping)
ABSTRAK
Latar Belakang: Data Riskesdas menunjukkan prevelensi penyakit
kardiovaskuler yaitu penyakit jantung coroner tetap 1,5% (2013-2018), pada
tahun 2021 terdapat 129 pasien yang menjalankan tindakan PCI di RSUP Prof.
Dr. R.D. Kandou Manado. Hasil observasi tanggal 27 Januari 2022 di ICCU pada
dua orang pasien yang menjalani tindakan PCI didapatkan keluhan yang sama
yaitu nyeri pada bagian punggung.
Tujuan: Mengaplikasikan teori Katharine Kolcaba dengan penerapan Ambulasi
dini terhadap penurunan nyeri punggung pada pasien post PCI sesuai dengan
panduan SDKI, SLKI dan SIKI.
Metode: Menggunakan metode studi kasus pada 4 pasien Post PCI menggunakan
teori Katherine Kolcaba dengan penerapan ambulasi dini terhadap penurunan
nyeri punggung pasien Post PCI. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive
sampling. Penilaian nyeri diambil sebelum dan sesudah intervensi selama 2 hari.
Hasil: evaluasi keperawatan dalam penerapan ambulasi dini pada empat pasien
Post PCI didapatkan rata-rata implementasi selama 2 hari, dengan kriteria hasil
pada masing-masing klien tingkat nyeri menurun pada hari kedua menjadi nyeri
ringan.
Kesimpulan: Teknik ambulasi dini terbukti efektif dalam menurunkan nyeri
punggung pada pasien Post PCI.
Saran: Teknik ambulasi dini dapat digunakan pada pasien nyeri pungggung post
pci dan teori keperawatan katharine Kolcaba dapat digunakan pada
pengaplikasian asuhan keperawatan individu terutama dengan ketidaknyamanan
(nyeri).
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan penyebab utama kematian pada orang dewasa yang diawali dengan
terjadi pada fase akut atau disebut sindrom koroner akut (Samad, 2019)
dalam dinding arteri coroner sampai terjadi iskemik miokardium (Tumade, Jim &
Jhoseph, 2016 dalam Ns. Lita, 2021). Sindrom Koroner Akut menyebabkan angka
perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi dan merupakan penyakit
Pada kasus sindrom koroner akut jika pembuluh darah arteri coroner terjadi
(PERKI, 2018)
seluruh kematian global diperkirakan 7,4 juta adalah penyakit sindrom coroner
akut dan 6,7 juta adalah penyakit stroke (WHO, 2015 dalam Rochvika, 2019)
sampai saat ini meningkat dari 25% ke 40% dari presentasi infark miokard.
Data yang diporeleh dari buku registrasi pasien di ruang ICCU RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado pada tahun 2021 didapatkan penyakit Acute Coronary
Syndrome yaitu sebanyak 192 pasien, dimana diagnosis ini berada pada posisi
kedua setelah penyakit Coronary Artery Disease dan terdapat 129 pasien yang
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Januari 2022 di ruang ICCU
RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado, pasien post PCI seluruhnya diberikan
yang dilakukan tindakan sampai dengan sheat dicabut dan selesai dilakukannya
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Januari 2022 di ruang ICCU
RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado pada dua orang pasien yang menjalani
sama yaitu nyeri pada bagian punggung, setelah dilakukan wawancara didapatkan
lakukan salah satunya yaitu Ambulasi dini, hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Novita Amri, 2021) ambulasi dini terbukti efektif mengurangi
beberapa pilihan untuk mengatasi masalah kenyamanan terutama nyeri ini yaitu
salah satunya adalah merubah posisi. Pada penelitian (Ilmiasih et al., 2015)
dengan nyeri mudah diterapkan, teori Comfort efektif untuk mengatasi nyeri.
peningkatan nyeri punggung pada pasien yang diberikan mobilisasi dini lebih
rendah dibanding peningkatan nyeri punggung pada pasien yang tidak diberikan
hematoma, akan tetapi ambulasi dini dapat menurunkan intensitas nyeri punggung
lanjut Asuhan Keperawatan Pada Pasien Coronary Artery Disease (CAD) Post
Katharine Kolcaba dengan penerapan ebn ambulasi dini terhadap penurunan nyeri
Keperawatan Indonesia (SIKI) dari DPP PPNI di Ruang ICCU RSUP Prof. Dr.
B. Rumusan Masalah
terhadap penurunan nyeri punggung di ruang ICCU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kandou Manado.
D. Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan bagi penulis dan sebagai sarana dalam menerapkan ilmu
2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan untuk penulis selanjutnya
Intervention.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian CAD
koroner (PJK) adalah keadaan dimana terdapat gangguan pada otot jantung
seluruh gangguan yang berkaitan dengan sumbatan aliran darah melalui artery
koronaria (Smeltzer, Bare & Hinkle, 2010 dalam Mediarti Devi, Rosnani,
2020)
2. Etiologi CAD
ini masih belum jelas benar (Samad, 2019). Menurut (Harahap, 2021) faktor
a. Usia
b. Jenis Kelamin
d. Hyperlipidemia
Terjadi ketika kadar lemak tinggi dalam darah. Individu dengan kadar
kolesteron >300 ml/dl memiliki risiko empat kali lebih tinggi menderita
PJK.
e. Merokok
3 kali lebih berisiko meninggal dengan PJK. Pada orang yang merokok
f. Riwayat Keluarga
3. Klasifikasi CAD
berikut:
suatu segmen dari arteri coroner yang biasanya terpacu ataupun kambuh
didada, rahang, bahu, punggung atau lengan yang khas timbul saat
miokard.
Stemi merupakan sindroma klinis yang terjadi karena oklusi akut arteri
elevasi miokard infark terjadi oklusi total akut arteri koroner. Diagnosis
miokard tergantung pada letak dan lama sumbatang darah, ada atau
10
yang tersumbat.
Presentasi klinis pada NSTEMI berupa angina saat istirahat lebih dari
20 menit, angina yang dialami pertama kali timbul saat aktivitas yang
dan durasi angina (angina kresendo), angina pasca infark. Gejala klinis
a. Merasakan nyeri dan tidak nyaman di daerah dada, substernal, dada kiri
didapatkan tanda dan gejala berupa nyeri dada yang timbul pada saat
70% penyempitan arteri koronari, angina pectoris ini dapat muncul sebagai
angina pecrois stabil (APS) dan dapat memberat menjadi sindroma koroner
5. Patofisiologi
lemak dan inflamasi pada pembuluh darah koroner. Penumpukan lemak dan
inflamasi yang lama dapat menimbulkan plak pada pembuluh darah coroner,
pectoris.
banyaknya oksigen tersebut dan aliran pada koroner. Pada keadaaan arteri
koroner normal, aliran darah pada koroner dapat meningkat 3-5 kali lipat.
Peningkatan ini dapat dikatakan cadangan aliran koroner dan sebagian besar
kadar kolesterol LDL yang tinggi dan menumpuk dibagian dinding arteri
yang mengganggu aliran darah serta merusak pembuluh darah. Penebalan dan
dibagian dinding arteri menyumbat aliran darah ke jaringan dan organ utama
(Harahap, 2021).
13
6. WOC
7. Penatalaksanaan CAD
berat badan, tekanan darah dan gula darah. Manajemen pengobatan dapat
berupa pemberian obat-obatan yang berpacu pada bukti bukti ilmiah berupa
golongan beta bloker, aspirin, dan lain-lain. Dan untuk tindakan pembedahan
B. Teori Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Swarjana, 2022).
tidak nyaman secara verbal maupun nonverbal atau keduanya, dapat akut
2. Klasifikasi Nyeri
Secara umum nyeri diklasifikasikan menjadi dua yaitu nyeri akut dan
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi enam bulan dan ditandai dengan adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis yaitu nyeri yang timbul secara
lebih dari enam bulan. Yang termasuk dalam nyeri kronis adalah nyeri
terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis (Uliyah & Hidayat,
2021).
pasien sadar adanya nyeri. Arti nyeri bagi setiap individu berbeda, bias
intensitas nyeri dimana individu dapat merespons nyeri lebih baik atau
sebaliknya.
16
c. Ambang nyeri
d. Pengalaman Lampau
e. Lingkungan
nyeri.
f. Usia
g. Kebudayaan
h. Kepercayaan
tuhan.
akupresur.
a. Pengaturan Posisi
optimal. Nyeri akan bertambah parah apabila posisi yang ada pada klien
keperawatan.
b. Istirahat
Istirahat pada saat nyeri merupakan hal yang pertama dilakukan pada
klien yang sedang mengalami nyeri. Perawat perlu menekankan hal ini
pada klien saat mulai datangnya nyeri dengan harapan suplai darah
1) Observasi
intensitas nyeri
2) Terapeutik
meredakan nyeri
3) Edukasi
4) Kolaborasi
1. Pengertian PCI
secara cepat dan aliran darah menjadi normal sehingga kerusakan otot jantung
Menurut (Kern, 2011 dalam Wahdanu & Tarjuman, 2015) Indikasi dari
spams.
fibrinolitik, shock
cathlab
ginjal, gagal jantung tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, aritmia, dan
3. Komplikasi PCI
thrombosis, spasme arteri koroner, atau diseksi arteri koroner oleh balon,
perforasi arteri koroner, stroke, dan terdapat komplikasi yang sering terjadi
tetapi tidak berat berupa aritmia, reaksi terhadap kontras (alergi dan
kekuatan dan ketahanan otot. Hal ini dilakukan dengan cara melatih posisi
duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, berdiri disamping tempat tidur,
bergerak dibawah kursi roda dan seterusnya, kegiatan ini dapat dilakukan
atropi otot-otot kekauan dan kontraktur sendi bahu, untuk mencegah kelainan
pembengkakan yang terjadi pada urat dan sirkulasi darah dapat normal
kembali.
c. Gaya hidup
d. Dukungan social
e. Pengetahuan
bekerja. Namun, pengertian ini tidak secara langsung implisit, ada konteks
lainnya yang bersifat imbigu. Konsep tersebut dapat berarti kata kerja, kata
benda, kata sifat, kata keterangan, proses dan hasil (Alligood, 2017 dalam
dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh setiap individu, hal ini merupakan
usaha aktif.
diperoleh.
2. Tingkat Kenyamanan
2021) :
a. Relief (kelegaan)
b. Ease (Ketentraman)
c. Transcedence
kesulitannya.
3. Konteks Kenyamanan
motivasi dengan tujuan agar pasien dan keluarga dapat bangkit atau
positif dan perawatan yang dilihat dari perspektif budaya. Yang dapat
rehabilitasi.
c. Comfort food for the soul, mencakup intervensi yang menjadi penguat
Keperawatan
1. Pengkajian
nyaman klien yang dinilai dari 3 fase (Relief, ease dan transcendence) dan
a. Diagnosa
lingkungan.
c. Evaluasi
pada masalah nyeri dan dapat diukur menggunakan skala nyeri FLACC
dan VAC.
G. Analisis Ebn
Sitting Balance
Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menanyakan kesiapan pasien
Fase Kerja
1. Dengan satu lengan di bawah punggung pasien
dan satu lengan di bawah paha pasien,
pindahkan pasien dengan posisi dangling.
Yaitu pasien duduk dengan kaki menjuntai di
tepi tempat tidur
2. Beri instruksi dengan menggoyangkan kaki
selama beberapa menit. Jangan terlalu
memaksakan pasien untuk banyak melakukan
pergerakkan pada saat bangun untuk
menghindari kelelahan.
Terminasi
32
1. Mendokumentasikan hasil
2. Merapikan pasien
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
memberikan gambaran dengan detail mengenai latar belakang, sifat dan karakter
suatu kasus, dengan pengertian lain studi kasus berpusat pada suatu kasus secara
intensif dan rinci. Penelitian dilakukan secara mendalam pada keadaan atau
B. Penetapan Sampel
Sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik dari populasi. Jika
populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang
ada pada populasi dikarenakan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat
memilih sampel yang diambil dari populasi yang mewakili (Garalka & Dermana,
2019). Jenis pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk non-
bukan secara acak. Consecutive sampling adalah memilih sampel dengan cara
Penelitian ini dilakukan di ruang ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou
Pengumpulan data merupakan salah satu cara proses pendekatan subjek dan
(Nursalam, 2016). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa aplikasi
35
teori Comfort Katharine Kolcaba berupa format asuhan keperawatan dan lembar
E. Etika Penelitian
Menurut (Subakti dkk, 2021) etika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang
membahas mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku si peneliti
beretika? Perilaku etis dapat dikembangkan dan terus oleh peneliti melalui
Lalu apa saja yang diatur oleh etika penelitian. Menurut (Subakti dkk,
2021) ada empat aspek utama yang perlu dipahami oleh seorang peneliti yaitu :
yang ditimbulkan.
36
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan penerapan asuhan keperawatan dengan teori
Comfort Katharine Kolcaba dengan intervensi ambulasi dini pada empat kasus
selama dua hari perawatan di ICCU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
1. Kasus Pertama
a. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama Klien : Tn. T.A.R
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Minahasa,01-08-1962
Tanggal Masuk RS : 28-02-2022
Tanggal Pengkajian : 28 Februari 2022
Diagnosa Medis : CAD + Post PCI
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. H.M
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan : Anak
Alamat Rumah : Kel. Tataaran II Link. X
(6) Telinga
38
(10) Abdomen
39
c. Terapi Klien 1
Tabel 4. Terapi Klien 1
42
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Tabel 5. Hasil laboratorium Klien 1
Laboratorium Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
Leukosit 11,0 10ᵔ3/uL 4,0-10,0 10ᵔ3/uL Leukositosis
SGOT (AST) 253 U/L <33 U/L High
GDS 97 mg/dl 70-140 mg/dl Normal
Troponin T >2000 ng/L <50 ng/L High
CKMB 195 U/L 0-24 U/L High
SGPT (ALT) 59 U/L <43 U/L High
Eritrosit 4,54 10ᵔ6/uL 4,70-6,10 10ᵔ6/uL Low
Hemoglobin 14,1 g/dl 13,0-16,5 g/dl Normal
Hematokrit 39,6% 39,0-51,0 % Normal
Trombosit 275 10ᵔ3/uL 150-450 10ᵔ3/uL Normal
f. Diagnosa Keperawatan
Tabel 7. Diagnosa Keperawatan Klien 1
Dx Kep Relief Ease Transcendence
Ny 1)Keluhan 4)Meringis 5)Kemempuan
nyeri menurun menuntaskan aktifitas
menurun meningkat
2)Ketegangan
otot
menurun
3)Tanda-tanda
vital
membaik
Res 1)Kekuatan 4)Lelah
nadi perifer menurun
meningkat
2)Bradikardia
menurun
3)Tekanan
darah
membaik
Into 1)Keluhan 3)Kemudahan melakukan
lelah aktifitas sehari-hari
menurun meningkat
2)Perasaan
lemah
menurun
45
g. Intervensi Keperawatan
Tabel 8. Intervensi Keperawatan Klien 1
Dx Kep Relief, Ease, Transcendence (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
N setelah dilakukan intervensi Standart comfort:
keperawatan selama 3x8 jam, maka 1) Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri menurun dengan kriteria karakteristik,
hasil: durasi, frekuensi,
Relief: kualitas, intensitas
1) Keluhan nyeri menurun nyeri tiap jadwal
2) Ketegangan otot menurun shift dan jika perlu
3) Tanda-tanda vital membaik 2) Identifikasi skala
Ease: nyeri tiap jadwal
4) Meringis menurun shift dan jika perlu
Transcendence 3) Identifikasi respon
5) Kemempuan menuntaskan aktifitas nyeri non verbal
meningkat tiap jadwal shift
dan jika perlu
4) Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri tiap jadwal
shift
Coaching:
5) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
tiap jadwal shift
dan jika perlu
Comfort food for the
Soul:
6) Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (mis.
Ambulasi dini) tiap
jadwal shift dan
jika perlu
7) Kolaborasi
pemberian
analgetik per 24
jam dan jika perlu
R setelah dilakukan intervensi Standart comfort:
keperawatan selama 3x8 jam, maka 1) Identifikasi tanda
tingkat nyeri menurun dengan kriteria dan gejala primer
hasil: penurunan curah
46
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 2) Tidak terdapat tanda dan gejala sekunder
10.30 sekunder penurunan curha jantung penurunan curah jantung
3) Mengukur dan mencatat tekanan darah 3) TD : 140/90 MmHg
10.32 Hasil: 140/90 MmHg 4) Hasil EKG : sinus rythm, HR : 60x/m
4) Mengkaji dan mencatat keluhan nyeri 5) Klien diajarkan ambulasi dini secara bertahap
dada 6) Klien dan keluarga melaporkan input dan
06.00 Hasil : klien tidak mengeluh nyeri dada output cairan kepada perawat setiap enam jam
5) Melakukan dan mencatat EKG 12 7) Klien diberikan posisi semi fowler
sadapan 8) Klien diberi diet rendah garam
Hasil: sinus bradikardi, HR : 56x/m A: Penurunan curah jantung masih
10.35
Coaching: beresiko
6) Menganjurkan pasien dan keluarga terjadi
mengukur intake dan output cairan P: Pertahankan Intervensi
harian Standart comfort:
Hasil: keluarga dan klien melaporkan 1) Identifikasi tanda dan gejala primer
output dan input cairan kepada perawat penurunan curah jantung setiap 2 jam
10.40 setiap delapan jam 2) Identifikasi tanda dan gejala sekunder
Comfort food for the Soul: penurunan curah jantung tiap 2 jam
7) Mempertahankan pasien semi fowler 3) Monitor tekanan darah tiap 2 jam
dengan kaki ke bawah atau posisi 4) Monitor keluhan nyeri dada tiap 2 jam
10.45 nyaman 5) Monitor EKG 12 sadapan tiap 24 jam
Hasil: klien posisi semi fowler Coaching:
8) Memberikan diet jantung yang sesuai 6) Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
Hasil: klien menghabiskan makanan tiap shift
yang telah disediakan 7) Anjurkan pasien dan keluarga mengkur
intake dan output cairan harian tiap 6 jam
Comfort food for the Soul:
8) Posisikan pasien semi fowler atau fowler
51
HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TGL
Rabu 09.00 1) Mengkaji dan mencatat lokasi, Rabu, 02-03-2022
02-03- karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 15.10 WITA
22 intensitas nyeri S:
Hasil: lokasi nyeri bagian punggung, nyeri 1) P: klien mengatakan nyeri pada bagian
seperti tertimpa beban, nyeri dirasakan punggung
terus menerus. 2) Q: klien mengatakan nyeri seperti tertimpa
09.05 2) Mengukur dan mencatat skala nyeri beban
Hasil: skala nyeri 2 nyeri ringan (dikaji 3) R: klien mengatakan nyeri dirasakan
09.10 menggunakan numeric ratting scale) dibagian punggung
3) Mengkaji dan mencatat respon nyeri non 4) S: klien mengatakan skala nyeri 2, nyeri
verbal ringan (diukur menggunakan numeric
09.15 Hasil: meringis berkurang ratting scale)
4) Mengkaji dan mencatat yang memperberat 5) T: klien mengatakan nyeri dirasakan
dan memperingan nyeri sesekali durasi 2-5 menit
Hasil: klien mengatakan yang 6) Klien mengatakan sesekali melakukan
09.20 memperberat nyeri dikarenakan imobilitas teknik ambulasi dini
5) Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil: klien dan keluarga diajarkan tentang O:
09.25 ambulasi dini 1) Meringis berkurang
6) Membantu memberikam ambulasi secara 2) Klien diberikan aspilet 80 mg jam 06.00 per
bertahap oral
Hasil: klien berbaring dengan posisi 3) Klien tampak melakukan pergerakan dengan
elevasi kepala 15 derajat pada satu jam bebas
setelah sheat dicabut dan dilanjutkan A: Tingkat nyeri menurun
menaikkan 15 derajat setiap satu jam P: Pertahankan Intervensi
sampai posisi kepala 45 derajat. 15 menit Standart Comfort:
53
2. Kasus Kedua
a. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama Klien : Tn. D.L
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Manado,22-12-1986
Tanggal Masuk RS : 30-01-2022
Tanggal Pengkajian : Kamis, 03-02-2022
Diagnosa Medis : CAD + Post PCI
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R.H
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan : Istri
Alamat Rumah : Malalayang
c. Terapi Klien 2
Tabel 11. Terapi klien 2
No Nama Obat Dosis Waktu Rute Indikasi
Mengontrol kadar air dalam
1. NaCl 0.9% 1500 cc /24 jam IVFD
tubuh
2. Metoklopra 10mg /24 jam PO Mual muntah
mied
3. CPG 75mg /24 jam PO Antipletelet
4. Lovenox 60mg /12 jam SC Antipletelet
5. Lansoprazole 30mg /12 jam PO Menurunkan kadar asam
lambung
6. Sucralfat 10 cc /8 jam PO Mengobati tukak lambung
7. Cartylo 80mg /12jam PO Analgetik
8. Novorapid 4U /8 jam SC Menurunkan kadar gula
darah
9. Levemir 12 U /24 jam PO Menurunkan kadar gula
darah
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Tabel 12. Hasil Laboratorium Klien 2
Laboratorium Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
Leukosit 13.8 10ᵔ3/uL 4,0-10,0 10ᵔ3/uL Leukositosis
SGOT (AST) 188 U/L <33 U/L High
GDS 295 mg/dl 70-140 mg/dl Hiperglikemia
Troponin T 1,851 ng/L <50 ng/L High
CKMB 117 U/L 0-24 U/L High
SGPT (ALT) 66 U/L <43 U/L High
Eritrosit 5,11 10ᵔ6/uL 4,70-6,10 10ᵔ6/uL Normal
Hemoglobin 15,0 g/dl 13,0-16,5 g/dl Normal
Hematokrit 42,9% 39,0-51,0 % Normal
Trombosit 178 10ᵔ3/uL 150-450 10ᵔ3/uL Normal
e. Analisa Data
Tabel 13. Analisa Data Klien 2
NO DATA PENYEBAB PROBLEM
1. DS : Agen Pencedera Nyeri Akut
1) Klien mengeluh Fisik ( Aktifitas fisik
nyeri pada bagian terbatas)
punggung
2) nyeri seperti
tertimpa beban berat
3) klien mengatakan
skala nyeri 5 (0-10)
4) klien mengatakan
nyeri dirasakan terus
menerus
DO :
1) klien tampak
meringis
2) TTV
TD : 110/70 MmHg
N : 90x/m
R : 22x/m
SB :36,5oC
SPO2 : 97%
f. Diagnosa Keperawatan
Tabel 14. Diagnosa Keperawatan Klien 2
Dx Kep Relief Ease Transcendence
Ny 1) Keluhan 4)Meringis 5)Kemempuan
nyeri menurun menuntaskan aktifitas
menurun meningkat
2)Ketegangan
otot
menurun
3)Tanda-tanda
vital
membaik
g. Intervensi Keperawatan
Tabel 15. Intervensi Keperawatan Klien 2
Dx Kep Relief, Ease, Transcendence (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
N setelah dilakukan intervensi Standart comfort:
keperawatan selama 3x8 jam, maka 1) Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri menurun dengan kriteria karakteristik,
hasil: durasi, frekuensi,
Relief: kualitas, intensitas
1) Keluhan nyeri menurun nyeri tiap jadwal
2) Ketegangan otot menurun shift
3) Tanda-tanda vital membaik 2) Identifikasi skala
Ease: nyeri tiap jadwal
4) Meringis menurun shift
Transcendence 3) Identifikasi respon
5) Kemempuan menuntaskan aktifitas nyeri non verbal
meningkat tiap jadwal shift
4) Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri tiap jadwal
shift
Coaching:
5) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
tiap jadwal shift
Comfort food for the
Soul:
6) Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (mis.
Ambulasi dini) tiap
jadwal shift dan
jika perlu
7) Kolaborasi
pemberian
analgetik per 24
jam dan jika perlu
66
derajat setiap satu jam sampai posisi kepala frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
45 derajat. 15 menit selanjutnya diposisikan 2) Identifikasi skala nyeri
semi fowler. Setelah satu jam dilakukan 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
sitting balance dan dilanjutkan berdiri 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
selama 10-15 menit. memperingan nyeri
5) Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Coaching:
6) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Comfort food for the soul:
7) Anjurkan melakukan ambulasi setiap shift
dan jika perlu
8) Kontrol menggunakan analgetik secara tepat
setiap shift dan jika perlu
Kamis, 11.05 Standart comfort: Kamis,03-02-2022
03-02- 1) Mengkaji dan catat tanda dan gejala primer 18.30 WITA
22 penurunan curah jantung S:
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala primer 1) Klien tidak mengeluh nyeri dada
penurunan curah jantung O:
11.10 2) Mengkaji dan catat tanda dan gejala 2) Tidak terdapat tanda dan gejala primer
sekunder penurunan curah jantung penurunan curah jantung
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 3) Tidak terdapat tanda dan gejala sekunder
11.15 sekunder penurunan curha jantung penurunan curah jantung
3) Mengukur dan catat tekanan darah 4) TD : 110/70 MmHg
11.20 Hasil: 110/70 MmHg 5) Hasil EKG : Sinus Rhythm HR 90x/m
4) Mengkaji dan catat keluhan nyeri dada 6) Klien diajarkan ambulasi dini secara bertahap
11.25 Hasil : klien tidak mengeluh nyeri dada 7) Klien dan keluarga melaporkan input dan output
5) Melakukan dan catat EKG 12 sadapan cairan kepada perawat setiap delapan jam
69
5) Melakukan dan catat EKG 12 sadapan output cairan kepada perawat setiap delapan
Hasil: Sinus Rhythm HR 90x/m jam
11.30 Coaching: 8) Klien diberikan posisi semi fowler
6) Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai 9) Klien mengkonsumsi makanan yang diberikan
toleransi oleh ahli gizi rumah sakit
Hasil: klien diajarkan ambulasi dini secara 10) Klien tampak melakukan pergerakkan dengan
11.35 bertahap bebas
7) Menganjurkan berhenti merokok A: Penurunan curah jantung masih beresiko
11.40 terjadi
Hasil: klien sudah berhenti merokok
8) Menganjurkan pasien dan keluarga P: Pertahankan Intervensi
mengukur intake dan output cairan harian Standart Comfort:
Hasil: keluarga dan klien melaporkan output 1) Identifikasi tanda/gejala primer dan
dan input cairan kepada perawat setiap sekunder penurunan curah jantung tiap 2
11.45 delapan jam jam
Comfort food for the Soul: 2) Monitor tekanan darah tiap 2 jam dan jika
9) Memposisikan pasien semi fowler dengan perlu
11.50 kaki ke bawah atau posisi nyaman 3) Monitor keluhan nyeri dada tiap 2 jam dan
Hasil: klien posisi semi fowler jika perlu
10) Memberikan diet jantung yang sesuai 4) Monitor EKG 12 Sandapan tiap shift dan
Hasil: klien menghabiskan makanan yang jika perlu
diberikan Coaching:
5) Anjurkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian tiap 8 jam
Comfort food for the soul:
6) Posisikan pasien semi fowler atau fowler
dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
tiap shift dan jika perlu
7) Berikan diet jantung yang sesuai tiap shift
dan jika perlu
73
3. Kasus Ketiga
a. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama Klien : Ny. M.S.M
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Suluan, 23-03-1963
Tanggal Masuk RS : 27-01-2022
Tanggal Pengkajian : Kamis, 27-01-2022
Diagnosa Medis : CAD + Post PCI
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Hubungan : Suami
Alamat Rumah : Karombasan Selatan
(8) Leher
Inspeksi: warna kulit merata, tidak terdapat
pembebengkakan kelenjar tiroid,
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan.
(9) Dada paru dan jantung
Paru
Inspeksi: dada tampak simetris, ekspansi paru normal,
tidak menggunakan otot bantu pernafasan, vocal premitus
normal (sama getarannya di kedua sisi)
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada dada
Perkusi: resonan dilapang paru
Auskultasi: tidak ada bunyi nafas tambahan Jantung ,
bunyi nafas vesikuler
Jantung:
Inspeksi: saat di inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi: saat di palpasi ictus cordis teraba
Perkusi: pekak didaerah jantung
Auskultasi: bunyi jantung S1- S2 reguler, tidak terdapat
bunyi jantung tambahan
(10) Abdomen
Inspeksi: warna kulit merata, tidak terdapat pembengkakan
abdomen
Auskultasi: peristaltik usus normal 15x/m
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan di keempat kuadran,
tidak terdapat pembesaran hati dan lien, Tidak terdapat
nyeri tekan pada ginjal kanan dan kiri.
Perkusi: Terdengar redup pada bagian hati dan timpani
bagian abdomen.
(11) Ekstremitas, persendian dan otot
kekuatan otot 3 3 3 5 5 5
555 555
76
c. Terapi Klien 3
Tabel 18. Terapi Klien 3
No Nama Obat Dosis Waktu Rute Indikasi
1500 Mengontrol kadar air
1. NaCl 0.9% /24 jam IVFD
cc dalam tubuh
2. Metoklopramied 10mg /8 jam IV Mual muntah
3. CPG 75mg /24 jam PO Antipletelet
4. Aspilet 80mg /24 jam PO Analgetik
5. Lansoprazole 30mg /12 jam PO Menurunkan kadar asam
lambung
6. Atorvastatin 40 cc /24 jam PO Menurunkan kolesterol
jahat
7. Allopurinol 100m /24jam PO Menurunkan kadar asam
g urat
8. Domperidon 10 mg /8 jam PO Mengatasi mual muntah
9. Meropenem 1 gr /8 jam IV Antibiotik
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Tabel 19. Hasil Laboratorium Klien 3
Laboratorium Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
Leukosit 13.3 10ᵔ3/uL 4,0-10,0 10ᵔ3/uL Leukositosis
SGOT (AST) 63 U/L <33 U/L High
GDS 150 mg/dl 70-140 mg/dl Hiperglikemia
Troponin T 1,751 ng/L <50 ng/L High
CKMB 110 U/L 0-24 U/L High
SGPT (ALT) 55 U/L <43 U/L High
Eritrosit 3,61 10ᵔ6/uL 4,70-6,10 10ᵔ6/uL Low
Hemoglobin 13.0 g/dl 13,0-16,5 g/dl Normal
Hematokrit 40% 39,0-51,0 % Normal
Trombosit 327 10ᵔ3/uL 150-450 10ᵔ3/uL
e. Analisa Data
Tabel 20. Analisa Data Klien 3
NO DATA PENYEBAB PROBLEM
1. DS : Agen Pencedera Nyeri Akut
1) Klien mengeluh Fisik ( Aktifitas fisik
nyeri pada bagian terbatas)
punggung
2) nyeri seperti
diremas-remas
3) klien mengatakan
skala nyeri 5 (diukur
menggunakan
numerical rating
scale)
4) klien mengatakan
nyeri dirasakan terus
menerus
DO :
5) klien tampak
meringis
6) TTV
TD : 110/60 MmHg
N : 60x/m
R : 24x/m
SB :36,4oC
SPO2 : 96%
f. Diagnosa Keperawatan
Tabel 21. Diagnosa Keperawatan Klien 3
Dx Kep Relief Ease Transcendence
Ny 1) Keluhan 4)Meringis 5)Kemempuan
nyeri menurun menuntaskan aktifitas
menurun meningkat
2)Ketegangan
otot
menurun
3)Tanda-tanda
vital
membaik
g. Intervensi Keperawatan
81
posisi elevasi kepala 15 derajat pada satu 3) Identifikasi respon nyeri non verbal shift dan
jam setelah sheat dicabut dan dilanjutkan jika perlu
menaikkan 15 derajat setiap satu jam 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
sampai posisi kepala 45 derajat. 15 menit memperingan nyeri shift dan jika perlu
selanjutnya diposisikan semi fowler. 5) Monitor keberhasilan terapi ambulasi dini
Setelah satu jam dilakukan sitting shift dan jika perlu
balance dan dilanjutkan berdiri selama Coaching:
10-15 menit. 6) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Comfort food for the soul:
7) Anjurkan melakukan ambulasi shift dan jika
perlu
8) Kontrol analgetik secara tepat shift dan jika
perlu
Kamis, 11.20 Standart comfort: Kamis,27-01-2022
27-01- 1) Mengidentifikasi tanda dan gejala 19.00 WITA
22 primer penurunan curah jantung S:
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 1) Klien tidak mengeluh nyeri dada
primer penurunan curah jantung O:
11.25 2) Mengidentifikasi tanda dan gejala 2) Tidak terdapat tanda dan gejala primer
sekunder penurunan curah jantung penurunan curah jantung
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 3) Tidak terdapat tanda dan gejala sekunder
11.30 sekunder penurunan curha jantung penurunan curah jantung
3) Mengukur dan mencatat darah 4) TD : 110/60 MmHg
11.35 Hasil: 110/60 MmHg 5) Hasil EKG: Sinus Rhythm HR 60x/m
4) Mengkaji dan mencatat keluhan nyeri 6) Klien diajarkan ambulasi dini secara bertahap
dada 7) Klien dan keluarga melaporkan input dan output
11.40 Hasil : klien tidak mengeluh nyeri dada cairan kepada perawat setiap delapan jam
5) Melakukan dan mencatat EKG 12 8) Klien diberikan posisi semi fowler
85
menaikkan 15 derajat setiap satu jam 3) Identifikasi respon nyeri non verbal shift dan
sampai posisi kepala 45 derajat. 15 menit jika perlu
selanjutnya diposisikan semi fowler. 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
Setelah satu jam dilakukan sitting balance memperingan nyeri shift dan jika perlu
dan dilanjutkan berdiri selama 10-15 5) Monitor keberhasilan terapi ambulasi dini
menit. shift dan jika perlu
Coaching:
6) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Comfort food for the soul:
7) Anjurkan melakukan ambulasi shift dan jika
perlu
8) Kontrol analgetik secara tepat shift dan jika
perlu
Jumat 11.20 Standart comfort: Jumat,28-01-2022
28-01- 1) Mengidentifikasi tanda dan gejala primer 19.00 WITA
22 penurunan curah jantung S:
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 1) Klien tidak mengeluh nyeri dada
primer penurunan curah jantung O:
11.25 2) Mengidentifikasi tanda dan gejala 2) Tidak terdapat tanda dan gejala primer
sekunder penurunan curah jantung penurunan curah jantung
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 3) Tidak terdapat tanda dan gejala sekunder
11.30 sekunder penurunan curha jantung penurunan curah jantung
3) Mengukur dan mencatat darah 4) TD : 110/60 MmHg
11.35 Hasil: 110/60 MmHg 5) Hasil EKG: Sinus Rhythm HR 60x/m
4) Mengkaji dan mencatat keluhan nyeri 6) Klien diajarkan ambulasi dini secara bertahap
dada 7) Klien dan keluarga melaporkan input dan output
11.40 Hasil : klien tidak mengeluh nyeri dada cairan kepada perawat setiap delapan jam
5) Melakukan dan mencatat EKG 12 8) Klien diberikan posisi semi fowler
88
4. Kasus Keempat
a. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama Klien : Ny. D.J
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Ujung Pandang, 19-01-1961
Tanggal Masuk RS : 27-01-2022
Tanggal Pengkajian : Kamis, 27-01-2022
Diagnosa Medis : CAD + Post PCI
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A.H
Pendidikan : SI
Pekerjaan : Pensiunan
Hubungan : Suami
Alamat Rumah : Gunung Sari
tekan.
(8) Leher
Inspeksi: warna kulit merata, tidak terdapat
pembebengkakan kelenjar tiroid,
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan.
(9) Dada paru dan jantung
Paru
Inspeksi: dada tampak simetris, ekspansi paru normal,
tidak menggunakan otot bantu pernafasan, vocal premitus
normal (sama getarannya di kedua sisi)
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada dada
Perkusi: resonan dilapang paru
Auskultasi: tidak ada bunyi nafas tambahan Jantung ,
bunyi nafas vesikuler
Jantung:
Inspeksi: saat di inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi: saat di palpasi ictus cordis teraba
Perkusi: pekak didaerah jantung
Auskultasi: bunyi jantung S1- S2 reguler, tidak terdapat
bunyi jantung tambahan
(10) Abdomen
Inspeksi: warna kulit merata, tidak ada pembengkakan
abdomen
Auskultasi: peristaltik usus normal 15x/m
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan di keempat kuadran,
tidak ada pembesaran hati dan lien, Tidak ada nyeri tekan
pada ginjal kanan dan kiri.
Perkusi: redup pada bagian hati dan timpani bagian
abdomen.
92
c. Terapi Klien 4
Tabel 25. Terapi Klien 4
No Nama Obat Dosis Waktu Rute Indikasi
1500 Mengontrol kadar air
1. NaCl 0.9% /24 jam IVFD
cc dalam tubuh
2. CPG 75mg /24 jam PO Antipletelet
3. Aspilet 80mg /24 jam PO Analgetik
4. Lansoprazole 30mg /12 jam PO Menurunkan kadar asam
lambung
5. Atorvastatin 40 cc /24 jam PO Menurunkan kolesterol
jahat
6. Captopril 125 /24 jam PO Anti hipertensi
mg
7. Sukralfat 15 cc /8 jam PO Anti mual muntah
8. Lactulose 15 cc /8 jam PO Mengatasi Konstipasi
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hasil Laboratorium
Tabel 26. Hasil Laboratorium Klien 4
Laboratorium Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
Leukosit 12.0 10ᵔ3/uL 4,0-10,0 10ᵔ3/uL Leukositosis
SGOT (AST) 204 U/L <33 U/L High
GDS 252 mg/dl 70-140 mg/dl Hiperglikemia
Troponin T >2000 ng/L <50 ng/L High
CKMB 252 U/L 0-24 U/L High
SGPT (ALT) 83 U/L <43 U/L High
Eritrosit 3,74 10ᵔ6/uL 4,70-6,10 10ᵔ6/uL Low
Hemoglobin 13.5 g/dl 13,0-16,5 g/dl Normal
Hematokrit 39,0% 39,0-51,0 % Normal
Trombosit 245 10ᵔ3/uL 150-450 10ᵔ3/uL Normal
Analisa Data
Tabel 27. Analisa Data Klien 4
NO DATA PENYEBAB PROBLEM
1. DS : Agen Pencedera Nyeri Akut
1) Klien mengeluh Fisik ( Aktifitas fisik
nyeri pada bagian terbatas)
punggung
2) nyeri seperti
diremas-remas
3) klien mengatakan
skala nyeri 4 (diukur
menggunakan
numerical rating
scale)
4) klien mengatakan
nyeri dirasakan terus
menerus
DO :
5) klien tampak
meringis
6) TTV
TD : 110/60
MmHg
N : 60x/m
R : 20x/m
SB :36,5oC
SPO2 : 99%
e. Diagnosa Keperawatan
Tabel 28. Diagnosa Keperawatan Klien 4
Dx Kep Relief Ease Transcendence
Nyeri akut b.d. 1) Keluhan 4)Meringis 5)Kemempuan
agen pencedera nyeri menurun menuntaskan aktifitas
fisik d.d. klien menurun meningkat
mengeluh nyeri 2)Ketegangan
punggung otot
menurun
3)Tanda-tanda
vital
membaik
f. Intervensi Keperawatan
Tabel 29. Intervensi Keperawatan Klien 4
Dx Kep Relief, Ease, Transcendence (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
Nyeri akut setelah dilakukan intervensi Standart comfort:
b.d. agen keperawatan selama 3x8 jam, maka 1) Identifikasi lokasi,
pencedera tingkat nyeri menurun dengan kriteria karakteristik,
fisik hasil: durasi, frekuensi,
Relief: kualitas, intensitas
1) Keluhan nyeri menurun nyeri tiap jadwal
2) Ketegangan otot menurun shift
3) Tanda-tanda vital membaik 2) Identifikasi skala
Ease: nyeri tiap jadwal
4) Meringis menurun shift
Transcendence 3) Identifikasi respon
5) Kemempuan menuntaskan aktifitas nyeri non verbal
meningkat tiap jadwal shift
4) Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri tiap jadwal
shift
Coaching:
5) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
tiap jadwal shift
Comfort food for the
Soul:
6) Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (mis.
Ambulasi dini) tiap
jadwal shift dan
jika perlu
7) Kolaborasi
pemberian
analgetik per 24
jam dan jika perlu
98
menaikkan 15 derajat setiap satu jam 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
sampai posisi kepala 45 derajat. 15 menit memperingan nyeri shift dan jika perlu
selanjutnya diposisikan semi fowler. 5) Monitor keberhasilan terapi ambulasi dini shift
Setelah satu jam dilakukan sitting balance dan jika perlu
dan dilanjutkan berdiri selama 10-15 Coaching:
menit. 6) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Comfort food for the soul:
7) Anjurkan melakukan ambulasi shift dan jika
perlu
8) Kontrol analgetik secara tepat shift dan jika
perlu
Kamis, 17.00 Standart comfort: Kamis,27-01-2022
27-01 1) Mengkaji dan catat tanda dan gejala 22.00 WITA
-22 primer penurunan curah jantung S:
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 1) Klien tidak mengeluh nyeri dada
primer penurunan curah jantung O:
17.05 2) Mengkaji dan catat tanda dan gejala 2) Tidak terdapat tanda dan gejala primer
sekunder penurunan curah jantung penurunan curah jantung
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 3) Tidak terdapat tanda dan gejala sekunder
17.10 sekunder penurunan curha jantung penurunan curah jantung
3) Mengukur dan catat tekanan darah 4) TD : 110/60 MmHg
17.15 Hasil: 110/60 MmHg 5) Hasil EKG : Sinus Rhythm HR 68x/m,
4) Mengkaji dan catat keluhan nyeri dada normoaxis
17.20 Hasil : klien tidak mengeluh nyeri dada 6) Klien diajarkan ambulasi dini secara bertahap
5) Melakukan dan catat EKG 12 sadapan 7) Klien dan keluarga melaporkan input dan output
Hasil: Sinus Rhythm HR 68x/m, cairan kepada perawat setiap delapan jam
normoaxis 8) Klien diberikan posisi semi fowler
9) Klien diberi diberikan makanan rumah sakit
101
dilanjutkan menaikkan 15 derajat setiap 3) Identifikasi respon nyeri non verbal shift dan
satu jam sampai posisi kepala 45 derajat. jika perlu
15 menit selanjutnya diposisikan semi 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
fowler. Setelah satu jam dilakukan sitting memperingan nyeri shift dan jika perlu
balance dan dilanjutkan berdiri selama 10- 5) Monitor keberhasilan terapi ambulasi dini shift
15 menit. dan jika perlu
Coaching:
6) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Comfort food for the soul:
7) Anjurkan melakukan ambulasi shift dan jika
perlu
8) Kontrol analgetik secara tepat shift dan jika
perlu
Jumat 17.00 Standart comfort: Jumat,28-01-2022
28-01- 1) Mengkaji dan catat tanda dan gejala 20.00 WITA
22 primer penurunan curah jantung (mis. S:
Dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, 1) Klien tidak mengeluh nyeri dada
paroxysmal nocturnal dyspnea, O:
peningkatan CVP) 2) Tidak terdapat tanda dan gejala primer
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala penurunan curah jantung
17.05 primer penurunan curah jantung 3) Tidak terdapat tanda dan gejala sekunder
2) Mengkaji dan catat tanda dan gejala penurunan curah jantung
sekunder penurunan curah jantung (mis. 4) TD : 110/60 MmHg
Peningkatan berat badan, hepatomegaly, 5) Hasil EKG : Sinus Rhythm HR 68x/m,
distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi normoaxis
basah, oliguria, batuk, kulit pucat) 6) Klien diajarkan ambulasi dini secara bertahap
Hasil: tidak terdapat tanda dan gejala 7) Klien dan keluarga melaporkan input dan output
17.10 sekunder penurunan curha jantung cairan kepada perawat setiap delapan jam
104
3) Mengukur dan catat tekanan darah 8) Klien diberikan posisi semi fowler
17.15 Hasil: 110/60 MmHg 9) Klien diberi diberikan makanan rumah sakit
4) Mengkaji dan catat keluhan nyeri dada A: Penurunan curah jantung masih beresiko
17.20 Hasil : klien tidak mengeluh nyeri dada terjadi
5) Melakukan dan catat EKG 12 sadapan P: Pertahankan Intervensi
Hasil: Sinus Rhythm HR 68x/m, Standart Comfort:
normoaxis 1) Identifikasi tanda/gejala primer dan sekunder
17.25 Coaching: penurunan curah jantung tiap 2 jam
6) Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai 2) Monitor tekanan darah tiap 2 jam dan jika
toleransi perlu
17.30 Hasil: klien diajarkan ambulasi dini secara 3) Monitor keluhan nyeri dada tiap 2 jam dan
bertahap jika perlu
7) Menganjurkan pasien dan keluarga 4) Monitor EKG 12 Sandapan tiap shift dan jika
mengukur intake dan output cairan harian perlu
Hasil: keluarga dan klien melaporkan Coaching:
output dan input cairan kepada perawat 5) Anjurkan pasien dan keluarga mengukur
17.35 setiap delapan jam intake dan output cairan harian tiap 8 jam
Comfort food for the Soul: Comfort food for the soul:
8) Memposisikan pasien semi fowler dengan 6) Posisikan pasien semi fowler atau fowler
17.40 kaki ke bawah atau posisi nyaman dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
Hasil: klien posisi semi fowler tiap shift dan jika perlu
9) Memberikan diet jantung yang sesuai 7) Berikan diet jantung yang sesuai tiap shift
Hasil: klien menghabiskan makanan yang
diberikan
105
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini, akan dibahas laporan kasus keperawatan pada Tn.
T.A.R, Tn. D.L, Ny. M.S.M, dan Ny. D.J dengan aplikasi Comfort Katharine
Kolcaba yang diterapkan ambulasi dini terhadap nyeri punggung yang telah
dilakukan sejak 26 Januari 2022 sampai dengan 24 Februari 2022. Kegiatan yang
1. Pengkajian
dengan empat pengalaman kenyamanan. Dalam hal ini yang terlibat tidak
keluhan utama pasien dirawat di rumah sakit, sikap tubuh dan perilaku
pemeriksaan fisik pada pasien, dan catatan rekam medik pasien. Klien
pemeriksaan fisik pada pasien, dan catatan rekam medik pasien. Klien
Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada Tn. D.L adalah tekanan darah
pemeriksaan fisik pada pasien, dan catatan rekam medik pasien. Klien
pemeriksaan fisik pada pasien, dan catatan rekam medik pasien. Klien
ditemukan pada Ny. D.J adalah tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 60
Pada pasien Tn. T.A.R dan juga ketiga pasien lainnya, didapatkan klien
cemas juga berharap lekas sembuh dari penyakitnya dan lekas kembali
dan ventilasi udara. Pada pasien Tn. T.A.R dan juga ketiga pasien
yang menemani hanya satu orang dan pengunjung dibatasi hanya saat
T.A.R dan juga ketiga pasien lainnya, didapatkan klien dan keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
dialaminya baik yang berlangsung aktul maupun potensial (Tim Pokja SDKI,
2016). Dalam hal ini peneliti mengambil diagnosa keperawatan utama nyeri
akut yang termasuk dalam kategori psikologis dan subkategori nyeri dan
kenyamanan.
berlangsung kurang dari tiga bulan, dan yang menjadi penyebabnya yaitu
fisik (Tim Pokja SDKI, 2016). Diagnosa keperawatan lainnya yang muncul
3. Intervensi keperawatan
pasien.
skala nyeri, identifikasi respon nyeri non verbal, identifikasi faktor yang
berdasarkan Comfort food for the soul: berikan teknik teknik ambulasi dini
dan output cairan harian. Intervensi berdasarkan Comfort food for the soul:
posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
jika tidak dapat berpindah dan berjalan, anjurkan melakukan aktifitas secara
bertahap, Comfort food for the Soul: lakukan rentang gerak pasif dan atau
aktif, kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
4. Implementas Keperawatan
rasa nyaman baik dari segi fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan.
aspilet.
pada pasien pasca tindakan PCI disebabkan oleh tirah baring dan restriksi
thalamus dan diteruskan cerebrum dimana nyeri akan dilokalisir. Pada pasien
sehingga mikro sirkulasi terganggu dan respon nyeri pasien akan muncul.
Menurut Arafat & Purwanti, (2020) perubahan sudut tempat tidur dan
Tn. D.L, Ny. M.S.M, dan Ny. D.J yaitu teknik ambulasi dini dimana ke empat
nyeri menggunakan pengukuran skala nyeri NRS (Numeric Rating Scale) dan
setelah itu diberikan teknik ambulasi dini posisi elevasi kepala dengan sudut
15 derajat pada satu jam setelah sheat dicabut dan dilanjutkan menaikkan 15
derajat setiap satu jam sampai posisi kepala 45 derajat. 15 menit selanjutnya
diposisikan semi fowler. Setelah satu jam dilakukan sitting balance dan
menganjurkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian.
Tindakan berdasarkan Comfort food for the soul: memposisikan pasien semi
fowler atau fowler dengan posisi nyaman dan memberikan diet jantung yang
memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah dan
the Soul: melakukan rentang gerak pasif dan atau aktif, melakukan kolaborasi
5. Evaluasi Keperawatan
observasi dan analisis perawat terhadap respon klien segera setelah tindakan.
Evaluasi yang harus dicapai pada pasien post PCI keluhan nyeri
punggung dengan masalah nyeri akut yaitu relief (keluhan nyeri pasien
risiko penurunan curah jantung yang harus dicapai yaitu relief (tekanan darah
intoleransi aktifitas yang harus dicapai yaitu relief (keluhan lelah menurun,
sehari-hari meningkat).
keperawatan yaitu Nyeri Akut pada Tn. T.A.R sebelum dilakukan intervensi
skala nyeri 6, pada hari pertama berkurang menjadi skala nyeri 4 dan pada
ratting scale) , Tn. D.L sebelum dilakukan intervensi skala nyeri 5 pada hari
pertama menurun menjadi skala nyeri 4 setelah hari kedua menurun menjadi
menjadi skala nyeri 4 dan pada hari kedua menurun menjadi skala nyeri 2
(diukur menggunakan numeric ratting scale), dan Ny. D.J sebelum dilakukan
intervensi skala nyeri 4 pada hari pertama skala nyeri 4 dan pada hari kedua
Dari keempat pasien tersebut didapatkan relief (keluhan nyeri pasien menurun,
pesat, bahkan sudah mulai tergantikan dengan robotik. Hal ini sangat
membantu tenaga perawat disatu sisi dan menjadi ancaman bagi tenaga
116
kecemasan.
akan tetapi untuk artikel terkait ambulasi dini pada pasien post PCI dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intervention (PCI) di ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn.
T.A.R, Tn. D.L, Ny. M.S.M dan Ny. D.J dengan teori Comfort Katharine
Kolcaba didapatkan rata-rata usia klien yaitu 60 tahun keatas (lansia), dengan
Coronary Intervention (PCI) di ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado
yaitu Tn. T.A.R, Tn. D.L, Ny. M.S.M dan Ny. D.J dengan teori Comfort
(SDKI), adalah nyeri akut. Diagnosa lainnya yaitu resiko penurunan curah
(PCI) di ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn. T.A.R, Tn.
D.L, Ny. M.S.M dan Ny. D.J dengan teori Comfort Katharine Kolcaba dan
(SLKI), dan intervensi ambulasi dini untuk mengurangi rasa nyeri pada
bagian punggung yang dilakukan setiap jadwal shift dan jika perlu selama 2
hari perawatan.
118
Intervention (PCI) di ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn.
T.A.R, Tn. D.L, Ny. M.S.M dan Ny. D.J dengan teori Comfort Katharine
telah diberikan teknik ambulasi dini untuk mengurangi rasa nyeri punggung
yang dirasakan pasien dilaksanakan setiap shift dan jika perlu selama dua hari
perawatan. Rata-rata pada empat pasien skala nyeri sedang (4-6) menurun
(PCI) di ICCU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado yaitu Tn. T.A.R, Tn.
D.L, Ny. M.S.M dan Ny. D.J dengan teori Comfort Katharine Kolcaba
punggung pada pasien post Percutaneous Coronary Intervention (PCI).
119
B. Saran
Abdelhamed, R., Elsaid, A., Mohamed, H., Soliman, M., Sobh, H. M., Razek, A.,
& Maaty, A. L. (2015). Effect of Early Ambulation; Three versus Five hours
after Transfemoral diagnostic Cardiac Catheterization: A randomized clinical
One-arm Study. IOSR Journal of Nursing and Health Science Ver. IV, 4(5),
2320–1940.
Amila, & Sulaiman. (2021). Kenali Dan Lawan Afasia Pada Stroke. Solok: Insan
cendekian Mandir.
Arafat, H., & Purwanti, D. (2020). Efektifitas Posisi dan Ambulasi Dini terhadap
Nyeri Punggung pada Pasien Post Percutaneous Coronary Intervention.
Medika Hospitalia, 7(1), 91–96.
http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/medicahospitalia/index.php/mh/
article/view/434
Asrul, A. (2019). Kadar Asam Urat Serum Dengan Berat Stenosis Pada Penyakit
Jantung Koroner (C. Syamsunie (ed.)). Yogyakarta: Uwais Inspirasi Indonesia.
Black, J., & Hawks, J. (2021). Keperawatan Medikal Bedah. Singapura: Elsevier.
Devi, M. (2020). Supportive Educative Cardiac Rehabilitation Phase 3 Crp3 pada Pasien
Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Chakra Brahmanda Lentera.
Harahap, R. A. (2021). PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan SKA (Sindrome Koroner
Akut) dari Prespektif Epidemiologi CHD (Coronary Heart Disease) and ACS (Acute
Coronary Syndrome) from an Epidemiological Perspective. 6(1), 54–65.
Ilmiasih, R., Nurhaeni, N., & Waluyanti, F. T. (2015). Aplikasi teori comfort
kolcaba dalam mengatasi nyeri pada Anak pasca pembedahan laparatomi di
ruang bch rsupn dr. Cipto mangunkusumo Jakarta. Jurnal Keperawatan, 6(I),
27–33. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2849
Ns. Lita, M. K. (2021). Pra Hospitalisasi Pasien Acute Coronary Sindrome (ACS)
Yogyakarta: Global Aksara Pres.
PERKI. (2018). Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. In PERKI (Ed.),
4 (4th ed.). PERKI PP.
Risnah, & Irwan, M. (2021). Falsafah dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi Keilmuan.
Jakarta: Alauddin University Press.
Ruhandi, & Dkk. (2021). Teori Keperawatan Medikal Bedah (A. Asman (ed.)). Jakarta:
Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.
Subakti, H., & Dkk. (2021). Metodologi Penelitian pendidikan. Yayasan Kita
Menulis.
Uliyah, M., & Hidayat, A. (2021). Keperawatan Dasar 2 Untuk Pendidikan Vokasi.
Jakarta: Health Book Publishing.
Wahdanu, G., & Tarjuman. (2015). Hubungan Tekanan Darah Dengan Lama Kompresi
Luka Aff Sheath Arteri Femoralis Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Post
Percutaneus Coronary Intervetion (PCI) Tahun 2014. Healthy Journal, 3(1), 72–80.
https://ejournal.unibba.ac.id/index.php/healthy/article/view/432
LAMPIRAN
124
Lampiran 1
BIODATA PENULIS
A. Data Umum
1. Nama : Indriani Ponongoa
2. Tempat tanggal lahir : Kotamobagu, 15 April 1998
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status perkawinan : Kawin
6. Alamat lengkap : Desa Bunia Kec. Bintauna Kab. Bolmut
7. Nomor HP : 0858-2443-7198
8. Email : indriani.p27@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar : SDN 1 Bunia (2004-2010)
2. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Bintauna (2010-2013)
3. Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Motobar (2013-2016)
4. Perguruan Tinggi
a. D4 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Gorontalo (2016-2020)
b. Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Manado (2021-2022)
C. Riwayat Pekerjaan
1. Perawat di The Prime Klinik Gorontalo (2022-2021)
2. Petugas Covid-19 RSU Bioklinik Gorontalo (2021-2022)
125
126
127
128
129
130
Lampiran 3 131
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan, secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 : Nyeri sedang, secara objektif klien mendesis, dapat menunjukan lokasi
7-9 : Nyeri berat terkontrol, secara objektif klien terkadang tidak dapat
berkomunikasi, memukul.
Sesudah Sesudah
Sebelum
Penerapan Hari Penerapan
Penerapan
Pertama Hari Kedua
1.
2.
3.
4.
133
Lampiran 4
Lampiran 5
Hubungan :
Alamat Rumah :
keluarga
(2) Harapan keluarga setelah :
menjalani perawatan
(3) Aktivitas keagamaan selama :
mendampingi klien
4. Terapi Klien
Tabel 2. Format Terapi Klien
No Nama Obat Dosis Waktu Rute Indikasi
1.
2.
3.
139
5. Pemeriksaan Penunjang
A. Hasil EKG
B. Hasil Laboratorium
Tabel 3. Format Hasil Laboratorium
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
6. Analisa Data
Tabel 4. Format Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1.
2.
7. Diagnosa Keperawatan
Tabel 5. Format Diagnosa Keperawatan
No Dx Kep Relief Ease Transcendence
1.
2.
3.
8. Intervensi Keperawatan
Tabel 6. Format Intervensi Keperawatan
Dx Kep Relief, Ease, Transcendence Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Standart comfort:
Coaching:
Soul: