ALL
OLEH
KELOMPOK 2
PEKANBARU
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang
ditdanai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal dengan sel darah
abnormal (neoplastik) (Hanif, 2013). Pada penderita leukemia, terjadi
transformasi dan proliferasi ganas pada sel progenitor limfoid di sumsum tulang,
darah dan ekstramedular (Terwilliger dan Hay, 2017). Di samping itu leukemia
merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi pada anak-anak meskipun
penyebabnya belum diketahui secara pasti (Sahid et al., 2013). Menurut data
Global cancer observatory (Globocan) (2018), kanker leukemia merupakan
peringkat kelima yang menyebabkan kematian sekitar 5,5% penduduk di
Indonesia. Pada data terakhir tahun 2018, tercatat kasus baru kanker leukemia
sebanyak kurang lebih 13.500 pasien mengalami penyakit tersebut (Globocan,
2018). Pada leukemia akut, sel yang berproliferasi adalah sel yang belum matang
(immature).
Leukemia terjadi sebesar 29 % dari semua jenis kanker pada anak-anak
(American Cancer Society, 2017). Salah satu jenis leukemia yang sering ditemui
pada anak-anak yaitu leukemia limfoblastik akut (LLA), dimana sel-sel yang
dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas
dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang (The
Leukemia & Lymphoma Society, 2003; Simanjorang, 2012). Menurut American
Cancer Society (2017) leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis
leukemia yang sering terjadi dengan prevalensi sebesar 75 % diderita pada anak
usia 0-19 tahun. Leukimia adalah suatu penyakit keganasan yang dikarenakan
adanya abnormalitas gen pada sel hematopoetik sehingga menyebabkan
poliferasi klonal dari sel yang tidak terkendali, dan sekitar 40% leukimia terjadi
pada anak (Widagdo, 2012).
Menurut data Wold Health Organization (WHO) tahun 2012, menyatakan
bahwa setiap tahun penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang,dan dari
jumlah tersebut sebesar 4% atau 250.000 penderita adalah anak-anak. Kasus
yang paling banyak untuk dijumpa di sekitar adalah penyakit LLAKasus baru
terhadap penyakit LLA per tahun terjadi sebanyak kurang lebih 5000 di Eropa
dan diperkirakan sebanyak 2000-3000 kasus di Indonesia. Kira-kira 66% anak
dengan LLA Secara keseluruhan sebagian besar dari penderita tersebut
mempunyai gejala dan tanda penyakitnya kurang dari 4 minggu pada waktu di
diagnosis. gejala awal biasanya terjadi non spesifik meliputi anorexia,iratabel,
dan lateragi.
Di Indonesia, kasus leukemia terjadi peningkatan dari tahun 2010-2013
dimana pada tahun 2010 terdapat 31 % kasus baru dan 19 % kematian, pada
tahun 2011 terdapat peningkatan 4 % kasus baru, pada tahun 2012 terdapat
peningkatan lagi sebesar 7 % kasus baru dan 4 % kasus kematian, dan tahun
2013 terdapat peningkatan sebesar 13 % kasus baru dan 7 % kasus kematian
(Riskesdas, 2013). Jumlah kasus leukemia pada tahun 2018 mencapai 82 kasus
(Kemenkes, 2019).
Menurut Fouad (2017) menyatakan bahwa adanya pengetahuan tentang
kondisi anak, prognosis, berbagai pendekatan pengobatan dan efek samping
pengobatan akan berdampak dalam mempraktikkan perilaku sehat dengan anak
leukemia. Namun, masih terdapat orang tua yang belum memiliki perawatan
yang kurang baik dalam merawat anak leukemia sebagaimana penelitian yang
dilakukan Marykutty, Rayaroth, Soumya (2018), hanya terdapat 13,3% memiliki
praktik yang baik dalam merawat anak leukemia serta mengelola efek samping
kemoterapi pada anak.
Family Centered Care berperan penting dalam perawatan anak dengan
kebutuhan khusus seperti penyakit kronis. Peran perawat mendorong anggota
keluarga untuk terus mendukung anak walaupun di rumah sakit dan harus
mengidentifikasi kekuatan keluarga, seperti cinta dan perhatian, sebagai sumber
bagi individu (Videbeck, 2012). Keluarga berperan sebagai sumber utama
kekuatan dan dukugan kepada anak (Bowden V.R & Greenberg, 2014). Konsep
family centered care salah satunya terdiri atas martabat dan saling menghargai.
Dimana pada aspek ini perawat menghormati keputusan dari keluarga terhadap
perawatan yang akan dilakukan. Pada pemberian perawatan anak, perlunya
dilihat pada aspek pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan, latar belakang budaya
yang dimiliki pasien dan keluarga, serta juga dilihat pada aspek sikap dan
kesehatan psikologis orang tua (Johnson et al, 2008; Shield et al,
2012).Umumnya pasien kanker yang menderita leukemia datang kerumah sakit
dalam keadaan status gizi yang kurang. Perawatan di rumah sakit atau
hospitalisasi adalah saat masuknya seorang penderita ke dalam suatu rumah sakit
(Dorlan, 2012).
Dalam penelitiannya Umiati,Rakhmawati, Simangunsong, Lukitowati,
Fauzi dan Tehuteru (2010) jugamenyebutkan bahwa anak-anak penderita kanker
menerima prosedurpengobatan yang lama dan efek samping dari pengobatan. Hal
tersebutmemberikan pengalaman pada anak dan menempatkan mereka
padaketidaknyamanan kemoterapi dan nyeri berhubungan dengan
prosedurpengobatan. Oleh karena itu, anak-anak penderita leukemia
yangmenjalani kemoterapi perlu didampingi oleh orang tua
sebagaipengasuhutama untuk mendapatkan dukungan dan perawatan dalam
mencegahdampak pengobatan yang diberikan.Peran pengasuh utama ini biasanya
didominasi oleh seorang ibukarena tanggung jawabnya sebagai penyedia
perawatan anak (Gamayantiet al., 2012). Selama mendampingi anak dalam
pengobatan ibu dituntut agar dapat menjalankan perannya sebagai perawat utama
bagi anaknya(Elcigil & Conk, 2010). Rendahnya kualitas hidup anak akibat
penyakitdan kemoterapi dapat menimbulkan stres bagi keluarga (Tamayo, 2010).
Pengalaman pertama ibu yang mendampingi anak menjalanikemoterapi
dapat mempengaruhi kualitas hidup dari ibu, Hal ini sesuaidengan penelitian
Klassen et al., (2018) yang mengatakan bahwa orang tuayang memiliki anak
dengan kanker menunjukkan kualitas hidup yangrendah. Berbeda dengan
penelitian Gamayanti et al., (2012) bahwa ibudengan anak penderita leukemia
yang menjalani kemoterapi memilikikualitas hidup tinggi. Kualitas hidup
keluarga tinggi karena keluarga telahberadaptasi dengan tanggung jawab
perawatan sejak anak mengalami sakit.
Berdasarkan kejadian tersebut, maka kami tertarik untuk membahas
hal ini, serta sebagai tugas dalam makalah “Asuhan Keperawatan Anak pada
ALL yang menjalani kemoterapi”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien anak dengan
leukimia limfostik akut (ALL)
2. Tujuan khusus
a. Mengetaui bagaimana pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi,dan evaluasi pada pasien anak dengan leukimia limfostik
akut (ALL) yang menjalani kemoterapi
b. Mengembangkan intervensi keperawatan untuk pasien anak dengan
dengan leukimia limfostik akut (ALL) yang menjalani kemoterapi
C. Manfaat Penelitian
A. Konsep ALL
1. Definisi
Leukemia limfoblastik akut merupakan leukemia yang berasal dari sel
induk limfoid dimana terjadi proliferasi monoklonal dan ekspansi progresif
dari progenitor limfosit B dan T yang imatur dalam sumsum tulang dan
beredar secara sistemik. Proliferasi dan akumulasi dari sel leukemia
menyebabkan penekanan dari hematopoesis normal (Piatkowska 2017).
Gambar 1
Insidens keganasan pada anak di Amerika Serikat (Ward dkk., 2018)
No.MR. :
Tanggal masuk RS :
Diangnosa medis :
Pekerjaan :
Alamat :
Jenis kelamin :
KELUHAN UTAMA
PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah :
Frekuensi napas :
Frekuensi nadi :
Suhu :
PEMERIKSAAN TERFOKUS
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Tanggal pemeriksaan :
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
OBAT-OBATAN
Tanggal pemberian :
2. Penatalaksanaan
a.Keperawatan
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Memberikan O2 kepada pasien agar pasien menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
3. Selalu memonitor tanda-tanda vital tetap dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi, pernafasan).
4. Mencukupi pemenuhan nutrisi Klien agar terpenuhi, berkolaborasi
dengan ahli gizi dalam pemberian diet pasien.
5. Meningkatkan BB Klien agar kembali ke BB sewaktu sehat.
6. Usahakan tidak terjadi mual dan muntah pada pasien.
7. Membuat nafsu makan klien kembali meningkat.
8. Pantau selalu intake dan out put pasien.
9. Melakukan tindakkan Defisit Perawatan Diri kepada pasien, agar
pasien merasa nyaman
b. Medis
1. Transfusi darah Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan yang massif dapat diberikan
transfuse trombosit.
2. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya.
Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan
gejala klinik membaik ), dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
3. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi
vinkristine, asparaginase, prednisone untuk terapi awal dan dilanjutkan
dengan kombinasi mercaptopurine, metotrexate, vincristine, dan prednisone
untuk pemeliharaan. Radias untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal
obat kemoterapi dapat membantu mencegah kekambuhan pada system saraf
pusat. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam
kamar yang bebas hama).
4. Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai remisi
dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno terapi
diberikan. Pengobatan yang spesifik dilakukan dengan pemberian imunisasi
BCG atau dengan Crynae bacterium dan dimaksutkan agar terbentuk
antibody yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Pengobatan spesifik
dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang telah diradiasi.
5. Transplantasi sumsum tulang.
4. Pemeriksaan penunjang
a.Hitung darah lengkap :
1) Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/ 100 ml.
2) Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (kurang dari 50.000/ mm).
3) Sel Darah Putih : mungkin lebih dari 50.000 /cm dengan peningkatan
sel darah putih imatur (mungkin menyimpang kekiri). Mungkin ada sel
blast leukemia.
b. Pemeriksaan sel darah tepi : Biasanya menunjukkan anemia dan
trobositopenia, tetapi juga dapat menunjukkan leucopenia, leukositosis
tergantung pada jumlah sel yang beredar.
c.Asam urat serum/ urine : mungkin meningkat.
d. Biopsi sumsum tulang :
Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari sel
darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast, dengan
prekusor eritrosit, sel matur, dan megakariositis menurun.
e.Biopsi nodus limfa :
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel
yang berasal dari jaringan limfa akan terdesak seperti limfosit normal dan
granulosit. (Doengoes, 2011)
INTERVENSI KEPERAWATAN
B. Keluhan Utama
Alasan masuk/dirawat:
Pasien Masuk ke RSUD arifin achmad pekanbaru pada tahun 2015, pasien
mengeluh demam tinggi(+), mual(+), pucat (+), nyeri pada kaki (+), dan mudah
lelah (+).
C. Riwayat Penyakit Saat Ini
Kondisi Penyakit Sekarang: Lokasi/Kulitas/Kuantitas/Intensitas/Waktu/Awitan/Situasi ketika
keluhan atau gejala muncul/Faktor yang memperberat dan meringankan/Manifestasi yang
menyertai/Kebiasaan Merokok/Alkohol:
35
36
lemah pasien mengatakan mengeluh sakit pada saat pemasangan infuse, pasien
tampak meringgis kesakitan, merasa cemas nafsu makan menurun, pasien tampak
pucat, leokosit menurun, anak tampak lesu, dan anak tampak kurang tenang.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien berobat pada tahun 2015 sampai 2017 untuk yang pertama kalinya setelah
itu pasien mengatakan dihentikan pengobatanya pada tahun 2018-2020
menghentikan pengobantanya sampai selesai. Setelah itu pada tahun 2021 awal
yang diderita pasien kambuh lagi sampai saat ini dan pasien melanjutkan
kemoterapi di seruni Rumah Sakit Arifin Acmad Pekanbaru. Riwayat Kesehatan
Keluarga
E. Genogram
3 generasi/Penyakit yang sama/Penyakiit Menular/Herediter
F. Pemerikasaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmhg
Frekuensi napas : 22x/menit
Frekuensi nadi : 88x/menit
Suhu: 35 derajat Celsius
G. Pemeriksaan Fisik Terfokus
Pasien telah melakukan kemoterapi dari tahun 2015
lemah
nafsu makan menurun
H. Hasil Pemeriksaan Laboratrium
Tanggal Pemeriksaan: 20-April-2021
I. Pemeriksaan Dignostik
BMP + Imonotaxing, Blas 87% ALL LL
J. Obat-Obatan
Tanggal Pemberian: 20-April-2021
Kemoterapi vingkristin 1,2 dilarutkan Nacl 50cc
Vcr
MASALAH KEPERAWATAN:
1) Risiko infeksi b/d mekanisme system pertahanan tubuh
Data subjektif:
- ibu anak mengatakan datang ke RS untuk melakukan pemeriksaan labor
untuk melakukan kemoterapi
- ibu anak mengatakan anaknya udah lelah
Data Objektif:
- anak tampak lelah
- tampak pucat
- leokosit menurun
2) kelelahan b/d kenker
Data Subjektif:
38
- ibu dan anak mengatakan sering mengeluh mudah lelah dan letih
- pasien mengatakan merasa kurang tenang
- pasien mengatakan badan terasa pegel-pegel
Data Objektif:
- anak tampak lesu
- anak tampak kurang tenang
- Tekanan darah:100/70 mmhg
- Frekuensi napas: 22x/m
- Frekuensi nadi: 88x/m
- Suhu :35 derajat selcius
3) defisit nutrisi b/d kanker
Data subjektif:
- Pasien mengatakan badan terasa lemah dan tidak ada nafsu makan
- Pasien mengatakan berat badan menurun
- Pasien mengatakan cepat kenyang setelah makan
Data Objektif:
- Berat badan menurun dari 30 menjadi 24 IMT:15,6
- Mukosa bibir pucat
INTERVENSI KEPERAWATAN
SLKI SIKI
39
transmisi
mikroorganisme)
- sterilisasikan dan
desinfeksi alat-alat
furniture, lantai, sesuai
dengan kebutuhan
- berikan tanda khusus
untuk pasien-pasien
dengan penyakit menular
edukasi:
- ajarkan mencuci tangan
dengan benar
2. Diagnose Keperawatan: Kelelahan b/d Kanker
SLKI SIKI
Tujuan: Intervensi: manajement kemoterapi
Setelah dilakukan tindakan Tindakan
keperawatan diharapkan pasien Observasi:
bisa menerapi manajement - Periksa kondisi sebelum
kemotrapi kemoterapi
Criteria hasil: - Monitor efek samping dan
1. Penurunan energi efek toksin pengobatan
2. Gangguan dengan aktivitas (mis. Kerontokan rambut)
sehari hari - Monitor mual muntah
3. Nafsu makan menurun - Monitor status gizi dan
4. Perubahan status nutrisi berat badan
Teraupetik:
- batasi stimuls lingkungan(
mis, suara cahaya dan
bau)
- berikan cairan yang
adekuat
- berikan obat kemoterapi
sesuai program
edukasi
- menjelaskan tujuan dan
prosedur kemoterapi
- anjurkan melaporkan efek
samping kemoterapi yang
dirasakan (misal. Demam,
mimisan, memar
berlebihan dan kotoran
yang berlendir)
41
kolaborasi
- kolaborasi pemberian
obat untuk
mengendalikan efek
samping (mis, antiemetic)
SLKI SIKI
Tujuan: Intervensi:
setelah dilakukan tindakan Manajement energy
keperawatan pasien menerpakan Tindakan
manajement energi Obeservasi:
kriteria hasil: - indentifikasi gangguan
1. peningkatkan pergerakan fungsi tubuh yang
ekstermitas mengakibatkan kelelahan
2. meningkatkan kekuatan - monitor kelelahan fisisk
otot dan emosional
3. meningkatkan rentang - monitor pola dan jam
gerak (ROM) tidur
- monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
teraupetik:
- sediahkan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
- lakukan latihan rentang
gerak pasif dan atau aktif
- berikan aktifitas distraksi
42
yang mrnyenangkan
edukasi:
- anjurkan melakukan
kativitas secara bertahap
- anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- anjarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
kolaborasi:
- kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asuapan
makanan
3. DLignosa Keperawatan:Defisit nutrisi b\d kanker
SLKI SIKI
Tujuan: Intervensi:
Setelah dilakukan tindakan Manajement nutrisi
keperawatandiharapkan pasien bisa Tindakan
menerapi manajemen nutrisi Observasi:
kriteria hasil: - Mengidentifikasi status
1. Asupan makanan secara nutrisis
oral - Indentifikasi elergi dan
2. Asupan cairan secara oral intoleransi makanan
3. Asupan nutrisi meningkat disukai
4. Nafsu makan meningkat - Indentifikasi kebutuhan
5. Berat badan meningkat kalori dan jenis nutrien
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitr hasil
pemeriksaan
laboratorium
Mandiri:
- Fasilitasi menetukan
pedoaman diet (mis.
Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan tinggi
43
seratuntuk mencegah
konstisipasi
- Berikanan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi:
- Ajarkan diet yang di
programkan
- Menjelaskan kepada
pasien makanan apa saja
yang di komsumsi dan
tidak di komsumsi pada
penyakit liokimia
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan(misal. Pereda
nyeri, antlemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butukan,
jika perlu
SLKI SIKI
Tujuan: Intervensi:
Setelah dilakukan tindakan Pemantauan nutrisi
keperawatandiharapkan pasien bisa Tindakan
menerapi pemantauan nutrisi Observasi
kriteria hasil: - Indentifikasi faktor yang
1. Meningkatkan keinginan mempengaruhi asuapan
makan gizi (mis. Pengetahuan,
2. Meningkatkan asupan ketersediaan makanan,
makanan pengunaan obat-obatan)
3. Meningkatkan asupan - Indentifikasi peruabahan
makanan berat badan
4. Meningkatkan asupan - Indentifikasi pada
nutrisi kelainan rambut (mis.
Kering, tipis, kasar, dan
mudah patah)
44
Plening:
Intervensi dilanjutkan
Planning:
Intervensi dilanjukan
Tgl/jam Implemantasi Evaluasi Paraf
22 – april – -Menanyakan kembali Subjektif:
2021 tentang pencegahan -Ibu pasien
Jam 13.00 infeksi baik dan benar mengatakan sudah
WIB -Menyuruh keluarga melakukan cuci
pasien untuk tangan baik dan benar
mengulangi cara ketika dirumah
mencuci tangan baik maupun di luar
dan benar Objektif:
-Ibu dan anak
memahami dan
melakukan sendiri
bagaimana cara
46
Planning:
intervensi dilanjutkan
Tgl/jam Implemantasi Evaluasi Paraf
22 – april – -menanyakan tentang Sabjektif:
2021 tindakan sebelumnya -pasien mengatakan
Jam 13.00 melakukan aktifitas
WIB bersama mama dan
melakukan ROM
sesuai yang di
anjurkan
Objektif:
- anak tampak tidak
kaku dalam
melakukan aktifitas
ROM
Analisis:
-kelelahan pasien
teratasi
Planning:
intervensi tidak
dilanjutkan
dilanjutkan
50
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas megenai kesamaan teori dan kejadian kasus
dilapangan pada pasien denganlimfosit leukemia akut pada anak diruang seruni
rumah sakit arifin achamd pekanbaru.
A. Pengkajian
Pengkajian telah dilakukan pada Seorang anak perempuan berusia 10
tahun berinisial An. N yang masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad Pekanbaru pada tahun 2015 pasien dari rujukkan rumah sakit tanjung
batu, dan dibawa langsung ke IGD dengan keadaan demam tinggi, mual, pucat,
nyeri pada kaki, dan mudah lelah, setelah itu pasien dibawa ke ruangan lili non
infeksi di rawat inap selama beberapa bulan, setelah itu pasien di sarankan
untuk pergi ke rumah Yayasan kanker kasih anak Indonesia riau (YKAKI)
untuk menjalani perawatan rutin berupa kemoterapi seminggu sekali diruangan
seruni
10,6 fL, MPV P-LCR: 10,7 fL, P-LCR: 28,1 %. Hasil pemeriksaan diagnostic
BMP: 1 %, Sendiandipulas: Wright Elemen, Partikel: Tidak Ada, Kapadatan
Sel: Sukar Dinilai, Sel Lemak: Sakar Dinilai
B. Diagnosa keperawatan
Tahap ini merupakan langkah awal yang di lakukan kelompok dalam melakukan
asuhan keperawatan pada An. N Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada klien adalah:
1. Risiko infeksi b/d mekanisme system pertahanan tubuh
2. Kelelahan b/d kanker
3. Defisi nutrisi b/d kanker
C. Intervensi Keperawatan
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditegakkan, adapun acuan dalam penyusunan dalam
intervensi keperawatan, kelompok menggunakan referensi diagnosa SDKI dan
yang disesuaikan dengan keadaan klien.
Rencana keperawatan yang dibuat mengacu pada kebutuhan yang
dibutuhkan dan dirasaka saat pengkajian serta landasan teori. Rencana yang
dibuat telah diprioritaskan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi
klien saat ini.
D. Implementasi
E. Evalausi
.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leukemia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel
imatur) sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit
dengan jumlah yang berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
trombisitopenia (Hidayat, 2016).
Leukemia Limfositik Akut (LLA)LLA sering menyerang pada masa anak-
anak dengan persentase 75% - 80%. LLA menginfiltrasi sumsum tulang oleh sel
limfoblastik yang menyebabkan anemia, memar (trombositopeni), dan infeksi 19
(neutropenia). Limfoblas biasanya di temukan dalam darah tepi dan selaluada di
sumsum tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya limfedenopati, splenomegali, dan
hepatomegali 70% anak dengan leukemia limfatik akut ini bisa disembuhkan
Penatalaksanaan Mendemonstrasikan mengajarkan pasien mencuci tangan
dengan baik, malakukan latihan ROM dan menedukasikan makanan yang baik untuk
di komsumsi dan tidak baik untuk di komsumsi klien, berkolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian diet pasien. Meningkatkan berat badan Klien agar kembali ke berat
badan sewaktu sehat.Usahakan tidak terjadi mual dan muntah pada pasien. Membuat
nafsu makan klien kembali meningkat. Pantau selalu risiko infeksi pemantauan nutrisi
dan kelelahan klien. Melakukan tindakkan latihan ROM agar klien tidak mengalami
kaku pada tubuhnya supaya anak bisa bergerak bebas dan di bimbing oleh keluarga
yang mengetahui dari hasil yang telah kami lakukan selama tindakan kepada klien
dan keluarga.
B. Saran
Kelompok menyadari dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini masih
banyak kekurangan sehingga disini kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk meningkatkan pemberian asuahan keperawatan pada anak terkena
ALL.
55
LAMPIRAN
56
57
58