TINJAUAN PUSTAKA
keganasan yang berbeda. Kanker anak bervariasi menurut jenis histologi, tempat
asal penyakit, ras, jenis kelamin, dan usia. Sejak tahun 1980, prevalensi kanker
anak telah meningkat dari 124 per satu juta per tahun menjadi 140,6 per satu juta
per tahun. Di Asia Tenggara antara tahun 2001 dan 2010, jumlah total kasus
kanker adalah 12.251 dari 105.673.000 anak-anak dan remaja berusia 0-19 tahun,
dengan leukemia tercatat sebagai jenis yang paling umum (52,70%). Data
prevalensi kanker anak secara global belum tersedia dengan mudah, dan jumlah
belum tercatat dengan baik. Penelitian global yang dilakukan terhadap 532
menunjukkan bahwa jumlah kejadian kanker adalah 385.509 kasus pada anak usia
0-19 tahun. Rasio kejadian kanker dunia adalah 140,6 per satu juta anak usia 0-14
tahun. Mayoritas kasus melibatkan leukemia, diikuti oleh tumor sistem saraf pusat
etiologi kanker. Misalnya, sindrom genetik dan berat badan lahir yang lebih tinggi
merupakan faktor risiko yang mapan, tetapi hanya mencakup sebagian kecil
3
kasus. Selain itu, data kelangsungan hidup juga penting untuk mengembangkan
program surveilans bagi para penyintas kanker dan untuk menentukan tren
pengobatan. Namun, memperoleh data untuk studi epidemiologi kanker anak sulit
hemato-onkologi anak di Indonesia secara keseluruhan masih belum jelas. Hal ini
pusat kesehatan di daerah hanya memiliki data di bagian tertentu saja. Data ini
sangatlah penting karena akan menggambarkan kasus-kasus apa saja yang ada dan
mengingat terbatasnya alat, sarana, dan tenaga ahli. Terdapat beberapa faktor
risiko dan penyebab kanker pada anak, Menurut beberapa penelitian terdapat
interaksi dari 4 faktor seperti genetik, zat kimia, virus dan paparan radiasi yang
menyatakan bahwa dari setiap satu juta anak terdapat 120 yang menderita kanker
dan 60% di antaranya disebabkan oleh leukemia. Jenis leukemia yang paling
sering terjadi (97%) dengan insidensi sebesar 4–4,5 kasus per 100.000 anak per
tahun adalah leukemia limfoblastik akut. Leukemia limfoblastik akut pada anak
usia di bawah satu tahun sangat jarang terjadi dan memiliki gambaran klinis yang
4
buruk seperti hiperleukositosis, hepatosplenomegali, dan keterlibatan sistem saraf
(SKRT) pada tahun 2001, penyakit kanker merupakan penyebab nomor lima
prevalensi penyakit kanker di Indonesia sekitar 4,3 per 1.000 penduduk .6 Setiap
tahun terdapat 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta di
memadai, maka pada tahun 2030 diperkirakan 26 juta orang akan menderita
kanker dan 17 juta di antaranya akan meninggal dunia. Kejadian ini akan terjadi
Amerika Utara yang memiliki cakupan populasi 90%, dan Eropa yang memiliki
60%. Keterbatasan dalam diagnosis dan terapi, kurangnya data populasi yang
dapat terintegrasi, kondisi ekonomi sosial yang tidak stabil. Pembatasan ini
mengakibatkan tingkat kejadian yang tidak dilaporkan. Data dari daftar kanker
berbasis rumah sakit dapat menjadi instrumen yang kuat untuk epidemiologi dan
pengobatan berbasis klinis, serta sumber informasi yang baik dalam tatalaksan
lanjutan. Namun, pendaftaran pasien berbasis rumah sakit tidak dapat digunakan
untuk mengukur kejadian dan kematian pada populasi wilayah karena data hanya
5
diperoleh dari pasien yang memiliki akses ke rumah sakit tertentu.5
Semua jenis kanker pada anak masih belum ada metode khusus untuk
mendeteksi dini kanker pada anak selain itu, kanker pada anak juga tidak dapat
dicegah. Oleh karena itu, penting bagi tenaga kesehatan mengetahui tanda dan
gejala kanker anak. Berbeda dengan kanker pada anak, faktor risiko kanker pada
dewasa berhubungan dengan faktor perilaku dan gaya hidup. Gejala kanker pada
anak maupun bayi lebih sulit diketahui karena mereka belum mampu
petugas kesehatan, menjadi penting artinya untuk mengenali tanda dan gejala
kanker pada anak sehingga kemungkinan untuk penanganan segera dan tingkat
Sardjito Yogyakarta melakukan penelitian deskriptif dari tahun 2000 – 2016 pada
gambar 2.1 terdapat 2441 kasus yang terdiagnosis kanker dan mengalami
Dr. Sardjito Yogyakarta pada gambar 2.2 berasal dari Jawa Tengah (58,13%),
Provinsi DKI Yogyakarta (31%), dan Jawa Timur (3,69%), namun juga banyak
6
Gambar 2.1 Sebaran data kejadian kanker pada anak di RS Dr. Sardjito
pada tahun 2020 menunjukkan mayoritas anak yang menderita kanker adalah laki-
2019 mengumpulkan data selama 16 tahun sebanyak 2441 kasus dan laki-laki
(1.398 kasus) lebih banyak dibandingkan perempuan (1.043 kasus) dengan rasio
1,34 : 1. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di negara lain,
sama untuk kedua jenis kelamin. Hasil penelitian di Iran juga menunjukkan
prevalensi kejadian kanker lebih tinggi pada anak laki-laki. 7,8 Insidensi kanker
kanker sebanyak 235,30 per satu juta penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak
7
Gambar 2.2 Sebaran epidemiologi kejadian kanker pada anak di RS Dr. Sardjito
Prevalensi dari setiap jenis kanker di seluruh dunia cukup berbeda. Pada
anak usia 0-4 tahun, leukemia merupakan kanker terbanyak ditemukan (36.10%),
Berdasarkan penelitian di India dan Pakistan juga telah dilaporkan pasien laki-laki
paling banyak dengan usia 0-4 tahun. Leukemia merupakan kanker pada anak di
dunia sekitar 30-50% kasus negara medeterania utara, 20-40% di Amerika dan 40-
50% di Eropa. Tipe leukemia yang paling banyak ditemukan di Amerika adalah
berusia 0-5 tahun (57,14%), sedangkan hasil dari Korea antara tahun 1999 dan
8
2011 menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi terjadi pada anak-anak berusia 10-
menunjukkan bahwa kelompok usia yang paling umum menderita kanker adalah
5-9 tahun, dengan perbedaan minimal antara kelompok usia lainnya. Sebaliknya,
penelitian yang dilakukan di Thailand antara tahun 1985 dan 2009 menemukan
bahwa kelompok usia yang paling mungkin terkena kanker anak adalah 0-4 tahun
dan penelitian yang dilakukan pada tahun 1993-2012 di Timur Laut Thailand
dalam penanganan kanker karena sangat efektif untuk kanker sistemik dan tidak
Namun agen kemoterapi tidak bisa membedakan antara sel kanker dengan sel
normal sehingga dapat mematikan sel normal yang lain sehingga meninmbulkan
hasil yang baik, angka kelangsungan hidup selama 5 tahun sekitar 80% bertahan
setelah terdiagnosis kanker. Namun, lebih dari 90% anak-anak yang berisiko
terkena kanker anak setiap tahun tinggal di negara berkembang dan rendah.
9
Selama beberapa dekade terakhir, pasien kanker tinggal di negara maju dianggap
Pada tahun 2020, populasi penderita kanker anak diproyeksikan akan bertambah
menjadi lebih dari 500.000 orang.12 Selama tiga dekade terakhir, kelangsungan
hidup anak dengan kanker meningkat terutama ketika protokol yang tepat
dari 30% pada anak yang dirawat dari tahun 1960 menjadi lebih dari 70% untuk
anak yang dirawat pada tahun 1990. Namun di negara berpenghasilan rendah,
lebih tinggi dari keracunan yang fatal dan ditinggalkan terapi. Angka ketahanan
hidup pasien kanker anak yang didiagnosis pada tahun 2013 didapatkan
meningkat dari 61% dari tahun 1977 menjadi 83,6% pada tahun 2010 pada semua
kelompok umur 0-19 tahun, neoplasma ganas tetap menjadi penyebab utama
kematian (12%) pada anak berusia 1-19 tahun dengan 1,800- 1,900 kematian
terkait kanker setiap tahun di Amerika Serikat antara anak-anak dan remaja usia
0-19 tahun. Diperkirakan 379.112 orang yang bertahan dari kanker masa kanak-
kanak dan remaja (didiagnosis pada usia 0-19 tahun) masih hidup di Amerika
10
Serikat pada tanggal 1 Januari 2010. Tiga kanker terbanyak pada anak dengan
keganasan yang bertahan adalah LLA, tumor otak dan SSP, dan limfoma hodgkin.
Sebagian besar (70%) anak yang selamat dari kanker masa kanak-kanak dan
remaja berusia 20 tahun atau lebih. Sekitar 1 dari 530 orang dewasa muda antara
usia 20 tahun dan 39 tahun merupakan penderita kanker anak yang bertahan.13
11