Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Diagnosis didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik bayi. Bayi

didiagnosis dengan bayi berat lahir rendah, bayi kurang bulan, sesuai masa

kehamilan dan gawat nafas dengan ibu riwayat TB.

2. Penatalaksanaan yang diberikan pada bayi meliputi resusitasi dengan

perangsangan, manajemen hipotermi dan pengawasan termoregulasi,

pemberian antibiotik, profilaksis pemberian isonazid (INH), pemberian ASI

on demand, dan melaksanakan perawatan metode kanguru atau kangaroo

mother care.

3. Pemberian profilaksis terhadap bayi dengan ibu dengan riwayat TB aktif dapat

diberikan isoniazid (INH) selama 6 bulan disertai dengan pemeriksaan foto

toraks pada 1 bulan pertama pengobatan kemudian lakukan pemeriksaan uji

tuberkulin. Profilaksis INH dilanjutkan hingga 6 bulan bila hasil negatif dan

pengobatan TB diberikan pada uji tuberkulin positif.

5.2. Saran

Untuk menurunkan angka kejadian BBLR pada neonatus, harus dilakukan

deteksi awal dan manajemen terhadap faktor risiko yang dapat menyebabkan

kelahiran prematur. Penyuluhan di komunitas ibu hamil perlu dilakukan mengenai

pentingnya keseimbangan asupan makanan bernutrisi selama kehamilan, faktor-

54
55

faktor yang dapat menyebabkan prematuritas dan BBLR, serta untuk ibu hamil

agar rutin melakukan antenatal care sebagai upaya pencegahan BBLR.

Selain itu, pelatihan terutama kepada bidan dan tenaga medis mengenai

komplikasi hipertensi ibu hamil terhadap bayi dan manajemen serta pencegahan

yang tepat terhadap bayi BBLR dan KMK, agar tingkat morbiditas ataupun

mortalitas neonatus menurun. Serta pemberian edukasi kepada ibu tentang

pentingnya pengobatan TB selama kehamilan untuk menghindari penularan

intrauterin maupun pasca melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai