Anda di halaman 1dari 3

3.

1 Penanganan bayi baru lahir dari ibu menderita tuberkulosis


Bayi baru lahir yang sehat dari ibu menderita tuberkulosis harus dipisahkan
segera setelah lahir sampai pemeriksaan bakteriologis ibu negatif dan bayi sudah
mempunyai daya tahan tubuh yang cukup. Sekitar 30% bayi baru lahir dari ibu
terdiagnosis TB diketahui menderita TB kongenital. Infeksi TB perinatal dapat
terjadi secara kongenital (prenatal), pada saat persalinan (natal) maupun transmisi
pasca natal. Pada tipe kongenital, transmisi terjadi karena penyebaran hematogen
melalui vena umbilikalis atau aspirasi cairan amnion yang terinfeksi. Pada tipe natal
transmisi dari ibu selama proses persalinan dan pasca natal oleh ibu atau orang
dewasa lain secara infeksi droplet.5
Apabila neonatus lahir dari ibu TB aktif namun pemeriksaan klinis dan penunjang
dalam batas normal, maka neonates tetap berpotensi untuk terinfeksi M.tuberculosis.
Maka profilaksisnya dengan memberikan isoniazid 5-10 mg/kgBB/hari selama 1
bulan kemudian dilakukan uji tuberculin untuk mengetahui apakah pasien telah
terinfeksi. Apabila setelah 1 bulan uji tuberculin positif maka diagnosis TB dapat
ditegakkan dan diberikan terapi TB selama 6 bulan disertai pemeriksaan foto thorax
dan bilas lambung. Jika setelah 1 bulan uji tuberculin negatif maka pemberian
profilaksis primer isoniazid diteruskan sampai 3 bulan kemudian dilakukan uji
tuberculin untuk mengetahui apakah pasien telah terinfeksi. Bila setelah 3 bulan uji
tuberculin tetap negative dan telah dibuktikan tidak ada sumber penularan lagi maka
profilaksis primer isoniazid dapat dihentikan. Pemberian BCG hanya dapat
dilakukan apabila bayi belum terinfeksi M.tuberculosis yaitu pada saat 3 bulan dan
uji tuberkulin negatif.5

3.2 Tuberkulosis pada Ibu Menyusui


Meskipun terdapat konsentrasi OAT yang disekresikan pada ASI namun
konsentrasinya minimal dan bukan merupakan kontraindikasi pada ibu menyusui.
Konsentrasi OAT pada ASI sangat rendah sehingga bukan sebagai pengobatan TB
pada bayi. Ibu dengan TB paru sensitif obat dapat melanjutkan OAT sambil
menyusui. Pemberian OAT yang cepat dan tepat merupakan cara terbaik mencegah
penularan dari ibu ke bayinya.3
3.3 Pencegahan
Pencegahan TB dapat dilakukan vaksin BCG (Bacillus Calmette et Guerin)
penting untuk diberikan, meskipun efek proteksi sangat bervariasi, terutama untuk
mencegah terjadinya TB berat (TB milier dan meningitis TB).3
Selain vaksinasi, dapat dilakukan pengobatan pencegahan dengan INH karena
sekitar 50-60% anak kecil tinggal dengan pasien TB paru dewasa dengan BTA
sputum positif akan terinfeksi TB. Kira-kira 10% dari jumlah tersebut akan
mengalami sakit TB. Infeksi TB pada anak kecil berisiko tinggi menjadi TB
deseminata yang berat (misalnya TB meningitis dan TB milier) sehingga diperluka
kemoprofilaksis untu mencegah sakit TB. Profilaksis primer diberikan pada balita
sehat yang memiliki kontak dengan pasien TB dewasa dengan BTA sputum positif
(+), namun pada evaluasi dengan tidak didapatkan Indikasi gejala dan tanda klinis
TB. Obat yang diberikan adalah INH dengan dosis 10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan,
dengan pemantauan dan evaluasi minimal satu kali per bulan. Bila anak tersebut
belum pernah mendapat imunisasi BCG, perlu diberikan BCG setelah pengobatan
profilaksis dengan INH selesai dan anak belum atau tidak terinfeksi (uji tuberkulin
negatif). Profilaksis sekunder diberikan kepada anak-anak dengan bukti infeksi TB
(uji tuberkulin atau IGRA positif) namun tidak terdapat gejala dan tanda klinis TB.
Dosis dan lama pemberian INH sama dengan pencegahan primer.3
Selain pemberian INH selama 6 bulan, WHO 2018 juga merekomendasikan
pemberian regimen lain, yaitu INH-Rifampisin dan INH-Rifapentin (3HP).
Pemberian INH-Rifapentin lebih dipilih karena pemberiannya yang lebih singkat
yaitu diberikan 1x per minggu selama 12 minggu. Studi menunjukkan kepatuhan
pasien lebih baik pada regimen 3HP sehingga angka keberhasilan menyelesaikan
terapi pencegahan lebih tinggi.3

3.4 Prognosis
Keberhasilan pengobatan tergantung pada stadium penyakit pada saat didiagnosis.
Dengan fasilitas diagnostik modern, pasien didiagnosis sejak dini bersamaan dengan
OAT yang sangat efektif, sehingga jumlah pasien dengan perubahan radiologis lanjut
akan turun. Pada pasien HIV-positif, prognosis juga bergantung pada tahap infeksi
HIV dan Jumlah CD Status gizi yang baik dan kontrol dari setiap morbiditas
membantu meminimalkan kemungkinan kekambuhan.3
Sangatlah penting untuk dapat mendiagnosis adanya infeksi TB pada kehamilan.
TB pada wanita hamil dan tidak hamil menimbulkan prognosis yang tidak jauh
berbeda bahkan sama. Hasil yang lebih baik didapatkan jika wanita itu diketahui
menderita TB sebelum masa kehamilannya dan jika diobati secara baik. Hasil
terburuk jika didapatkan pada pasien-pasien yang baru diketahui pertama kali
menderita TB saat masa nifas, dikarenakan TB tidak diobati selama kehamilan
sehingga menyebar luas. Akan tetapi baik dan jika TB didiagnosis dan diobati secara
baik dan benar maka prognosis untuk ibu dan bayi sangat baik.8
Prognosis pada TB kongenital biasanya lebih buruk dari TB didapat pasca natal. Komplikasi
TB pada neonatus adalah koagulasi intravascular diseminata, meningitis, gagal napas, perforasi
usus dan syok sepsis. Hampir 50% dari kasus TB kongenital dilaporkan meninggal, meskipun
dengan penanganan yang intensif. Hal ini disebabkan karena keterlambatan diagnosis dan
komplikasi.5

Anda mungkin juga menyukai