Anda di halaman 1dari 2

Notulen Penyuluhan Tuberkulosis Paru

Hari / Tanggal : Kamis / 10 Agustus 2023

Waktu : 10.00 - selesai

Tempat : Desa Sukawali

Pada kesempatan kali ini, penyuluhan yang diberikan bertema “Tuberkulosis


Paru”, sebagai bagian dari penyuluhan dalam gedung. Tuberkulosis adalah penyakit
yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat
hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh hidup lainnya yang mempinyai
tekanan parsial oksigen yang tinggi. Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet,
karena itu penularannya terjadipada malam hari. TB dapat terjadi pada semua
kelompok umur, baik di paru maupun diluar paru.

Faktor risiko untuk Tuberkulosis Paru adalah berasal dari negara berkembang
(dalam hal ini, Indonesia termasuk sebagai Negara berkembang), anak-anak
dibawah umur 5 tahun atau orang tua, pecandu alcohol atau narkotik, ternfeksi HIV,
penderita diabetes mellitus, penghuni rumah beramai-ramai, imunosupresi, serta
kemiskinan dan malnutrisi. Oleh karena itu, Tuberkulosis masih merupakan suatu
masalah utama pada bidang kesehatan, di wilayah kerja Puskesmas
Panunggangan.

Permulaan tuberkulosis primer biasanya sukar diketahui secara klinis karena


penyakit mulai secara perlahan-lahan. Sedangkan pada anak, dapat ditemukan
tanpa gejala atau keluhan. Gejala yang umumnya ditemukan adalah berat badan
turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dengan penanganan gizi, demam
lama/berulang tanpa sebab jelas, dapat disertai keringat malam, pembesaran
kelenjar limfe superfisial multiple dan tidak nyeri, batuk lebih dari 30 hari. Sementara
untuk gejala yang lebih khas dapat berupa sputum yang mukoid, batuk berdarah,
serta dapat ditemukannya ronki basah di apeks paru.

Pada pasien yang dicurigai Tuberkulosis, selain melalui anamnesis dan


pemeriksaan fisik yang tajam, perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan ini meliputi tes dahak Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu (SPS), tes
mantoux, dan rontgen dada. Jika memang betul setelah tes ini, menunjukkan bahwa
tuberculosis (+), maka pengobatan harus sesegera mungkin dimulai. Pengobatan
TB sudah masuk dalam program pemerintah, dan dibebaskan dari biaya. Namun,
satu kesulitan yang masih sering dihadapi di lapangan adalah mengenai tingkat
compliance dari penderita TB untuk meminum obat TB itu sendiri.

Pengobatan TB yang tidak tuntas dapat menyebabkan bakteri yang akan


bermutasi dan menjadi resisten terhadap beberapa obat. Hal ini tentu akan
merugikan pasien, karena obat yang harus diminum setiap harinya jadi bertambah
banyak, durasi yang juga lebih lama, bahkan pada beberapa kasus, pasien
membutuhkan suntikkan antibiotik setiap harinya.

Pencegahan TB sudah seharusnya lebih ditekankan lagi oleh masyarakat.


Karena pada hakikatnya, mencegah tentulah lebih baik daripada mengobati.
Pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan higienitas diri sendiri serta
lingkungan, ventilasi rumah yang lebih baik lagi sehingga dapat dimasuki dengan
sinar cahaya mathari. Dan pada anak-anak, penting bahwa vaksinasi BCG harus
diberikan.

Tanya Jawab

1. Apakah penyakit TB tidak bisa sembuh?


Jawaban : Penyakit TB tentu bisa sembuh, jika ditangani dengan optimal dan
baik. Namun, untuk kesembuhan TB, diperlukan koordinasi yang baik antara
dokter dengan pasien. Sebagai dokter, kita harus meresepkan obat-obatan
yang sesuai, dan dari sisi pasien, harus taat meminum obat selama durasi
yang telah ditentukan oleh dokter
2. Apakah penyakit TB dapat menyebabkan kematian
Jawaban : Ya, penyakit TB yang tidak ditangani dengan baik dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah kematian.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Sukawali Notulen

dr. H. Abdul Yayi dr. Jayadi


NIP. 19731203 200801 1 008

Anda mungkin juga menyukai