Anda di halaman 1dari 5

1.

TB Paru Manifestasi klinis


Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan
gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala
respiratorik (gejala lokal sesuai organ yang terlibat).
1. Gejala respiratorik
a.
b.
c.
d.

batuk-batuk lebih dari 2 minggu


batuk darah
sesak napas
nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang

cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up.
Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala
batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan
untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
a. Demam
b. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.
3. Gejala tuberkulosis ekstra paru
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada
limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar
getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada
pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan.
Werdhani, Retno Asti. Patofisiologi, Diagnosis, Dan Klafisikasi Tuberkulosis. Departemen
Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, Dan Keluarga FKUI. 2002.

2. TB Paru Pencegahan
TBC harus dilakukan ketika salah seorang dari kerabat kita ada yang tertular penyakit
TBC. Karena penyakit TBC merupakan salah satu penyakit menular yang bisa ditularkan
melalui dahak penderita TBC. Selain itu makanan yang mengandung kuman TBC juga bisa
menjadi penyebab menyebarkan penyakit TBC. Pencegahan TBC terkadang menjadi langkah
yang dilupakan oleh sebagian orang. Jika seseorang memiliki tes positif untuk infeksi laten

TBC, dokter mungkin menyarankan untuk mengkonsumsi obat untuk mengurangi resiko
terkena tbc aktif. Satu-satunya jenis TBC yang menular adalah varietas aktif, saat itu
mempengaruhi paru-paru. Jadi, jika dapat mencegah TBC dari menjadi aktif, penderita
tersebut tidak akan mengirimkan TBC ke orang lain.
Jika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat adalah menjaga kuman
dari diri sendiri. Hal ini biasanya memakan waktu beberapa minggu pengobatan dengan obat
tbc sebelum tidak menular lagi. Ikuti tips ini untuk membantu menjaga dan
pencegahan penyakit TBC kepada teman dan keluarga dari infeksi bakteri:
1. Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang
lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk tbc aktif.
2. Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam ruang tertutup kecil di
mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, membuka jendela
dan menggunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan luar.
3. Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja
ketika di diagnosis tb merupakan langkah pencegahan TBC secara efektif. Jangan
lupa untuk membuangnya secara tepat
4. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
5. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
6. Menghindari udara dingin
7. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur
8. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
9. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan
tidak boleh digunakan oleh orang lain
10. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
Selain pencegahan TBC, menyelesaikan seluruh terapi obat sangat baik untuk melawan
infeksi sehingga lebih cepat sembuh. Ini adalah langkah yang paling penting yang dapat
diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari tbc. Bila penderita menghentikan

pengobatan dini atau melewatkan dosis, bakteri tbc memiliki kesempatan untuk
mengembangkan mutasi yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup bahkan jika
diberi obat tbc yang paling kuat sekalipun. Strain yang resistan terhadap obat yang dihasilkan
jauh lebih mematikan dan sulit diobati.
Di negara-negara di mana TB yang lebih umum, bayi divaksinasi dalam upaya
pencegahan TBC berat pada anak. Vaksin BCG tidak direkomendasikan untuk penggunaan
umum karena tidak sangat efektif pada orang dewasa dan hal itu menyebabkan hasil positif
palsu pada tes kulit.
Sistem imunitas yang kuat dapat juga menjadi cara pencegahan bagi tubuh terhadap
kuman penyakit TBC. Dengan pola hidup sehat, daya tahan tubuh kita diharapkan akan cukup
kuat. Walaupun terkena kuman TB, tetap akan bertahan sehingga tidak akan menimbulkan
gejala.

Pola hidup sehat dapat kita biasakan dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, sinar matahari dapat masuk ke rumah sehingga tidak lembap,
dan sirkulasi rumah yang baik. Tekanan stres dapat pula mempengaruhi daya tahan tubuh
kita. Oleh karena itu, kesehatan mental dan jiwa pun harus mendapatkan perhatian agar
pencegahan TBC bisa lebih maksimal.

Yoga,Chandra. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter


Paru Indonesia. Jakarta: 2006.
3. Ca Paru Diagnosis
Langkah pertama adalah secara radiologis dengan menentukan apakah lesi intra torakal
tersebut sebagai tumor jinak atau ganas. Bila fasilitas ada dengan teknik Positron Emission
Tomography (PET) dapat dibedakan antara tumor jinak dan ganas serta untuk menentukan
staging penyakit. Kemudian tentukan apakah letak lesi sentral atau perifer , yang bertujuan
untuk menentukan bagaimana cara pengambilam jaringan tumor. Untuk lesi yang letaknya
perifer, kombinasi bronkoskopi dengan biopsy, sikatan, bilasan, transtorakal biopsy/aspirasi
dan tuntnan USG atau CT scan akan memberikan hasil yang lebih baik. Sedangkan untuk lesi
sentral, langkah pertama sebaiknya dengan pemeriksaan sitologi sputum diikuti bronkoskopi

fleksibel. Secara radiologis dapat ditentukan ukuran tumor (T), kelenjar getah bening torakal
(N) dan metastasis ke organ lain (M).

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta
: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.
4. Penyakit non-infeksi
5. Komplikasi batuk berdarah
6. Penularan TB secara umum
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan
dahak, makin menular pasien tersebut.

5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh


konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Aditama T.Y. Tuberculosis Situation in Indonesia, Singapore, Brunei Darussalam and
in Philippines, Cermin Dunia Kedokteran 1993 ; 63 : 3 7.

Anda mungkin juga menyukai