Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 2

dr. Hafidz Fadhli : 216080306


dr. Hari Hendarto Sp.PD : 216080237
dr. Hizki Ervando : 216080187
dr. Ilham Wijaya Kusuma : 216080194
dr. Julita Asmara Putri : 216080285
Pengertian
identifikasi masalah

• Identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil


pengenalan masalah atau inventarisasi masalah.  Masalah penelitian
(research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan
itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau
tidak.
• Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
proses penelitian. Ketika penelitian menangkap fenomena yang
berpotensi untuk diteliti, langkah selanjutnya yang mendesak adalah
mengidentifikasi masalah dari fenomena yang diamati tersebut.
• Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses penelitian dapat
dipahami sebagai upaya mendefinisikan problem dan membuat definisi
tersebut dapat diukur (measurable) sebagai langkah awal penelitian.
• Secara umum, identifikasi masalah terdiri dari 3 langkah yaitu:
• Menemukan dan masalah yang ada (Problem)
• Mengidentifikasi sumber permasalahan (Root cause)
• Menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan (Problem
Statement) yang menjelaskan permasalahan yang sudah
diidentifikasi
Pengertian Identifikasi
Masalah Menurut
Para Ahli

• 1. Suriasumantri
identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari
penguasaan masalah di mana objek dalam suatu jalinan
tertentu bisa kita kenali sebagai suatu masalah. 
• 2. Amien Silalahi
identifikasi masalah adalah usaha untuk mendaftar
sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah
yang sekiranya bisa ditemukan jawabannya.
Sumber identifikasi masalah
•  IDENTIFIKASI MASALAH MEMAHAMI SUMBER MASALAH PENELITIAN.
Menetapkan darimana masalah berasal, Bagaimana cara menemukannya ,
dan MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
• Langkah untuk mengidentifikasi masalah ? Memilih masalah & Studi
pendahuluan
• Kenapa harus memilih masalah ? Untuk mengetahui dari mana datangnya
permasalahan (sumber masalah).
• Karena didorong oleh keinginan untuk memperbaiki/meningkatkan kinerja.
• Buku.
• Pemberian orang.
• Diri sendiri.
• Karena didorong oleh kebutuhan untuk memperoleh jawaban tentang sesuatu.
• Laporan penelitian terdahulu (TA, KP, Tesis, Disertasi) dan lain-lain
Pengertian Problem solving
• Problem solving atau penyelesaian masalah merupakan bagian dari
proses berpikir. Pengertian pendekatan problem solving dapat
dijelaskan sebagai sebuah metode perencanaan kerja yang meliputi
penilaian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
• Problem solving membutuhkan strategi untuk mengidentifikasi masalah
yang menghambat pencapaian tujuan. Strategi problem
solving seringkali disebut juga sebagai siklus problem solving sebab
bentuknya memang menyerupai daur. Ini dikarenakan ketika suatu
masalah terselesaikan, seringkali akan timbul masalah baru, sehingga
langkah-langkahnya berulang kembali.
Pengertian Problem solving
• Pengertian problem solving menurut para ahli, di antaranya
Purwanto (1999:17), yakni suatu proses menghadapi situasi baru
dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu. Tujuannya
agar agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai dengan keinginan yang
ditetapkan. Sedangkan menurut Gulo (2002:111), problem solving
adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan
memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara
menalar.
8 Langkah pemecahan masalah (Siklus
Delapan langkah pemecahan masalah merupakan salah satu konsep pengendalian kualitas yang dikemukakan l oleh Kauro Ishikawa (1988). Pelaksanaan dalam pengendalian

PDCA)
kualitas ini seluruh penyimpangan yang terjadi di luar batas-batas yang telah distandarkan, dicatat, dianalisis serta dipergunakan sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi
dimasa datang sehingga tidak terulang lagi kesalahan yang sama.
Delapan langkah untuk program perbaikan dan peningkatan merupakan langkah-langkah yang dipergunakan untuk penanggulangan masalah dan program peningkatan. Dengan
pemakaian delapan langkah ini diharapkan penyelesaian masalah dan program peningkatan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat diketahui adanya perbaikan secara pasti dengan
hasil yang baik yang telah dicapai dan dipertahankan.
Menurut Kauro Ishikawa (1988) yang dialihbahasakan oleh Nawolo Widodo. Delapan langkah pemecahan masalah yang sering digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu sebagai
berikut:
1.Menemukan Masalah
2.Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah
3.Menemukan penyebab utama
4.Menyusun rencana penanggulangan
5.Melaksanakan Rencana penanggulangan
6.Evaluasi hasil penangulangan
7.Standarisasi
8.Rencana selanjutnya
Menemukan Masalah
Langkah ini Mempersiapkan suatu daftar dari semua masalah yang ada di lingkungan kerjanya. Alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah lembar pengumpulan data, diagram
pareto dan bagan kendali p.
Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah
Langkah selanjutnya adalah menganalisis masalah untuk menemukan penyebab dari faktor-faktor manusia, mesin, metode, materil dan lingkungan. Alat pengendalian kualitas yang
digunakan adalah diagram sebab akibat.
Menemukan penyebab utama
Setelah ditemukan penyebab masalah tersebut kemudian menentukan penyebab utama atau penyebab yang paling dominan. Alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah diagram
pareto dan diagram pencar.
Menyusun rencana penanggulangan
Pada langkah ini membuat dan mempersiapkan usulan pemecahan masalah serta memilih penanggulangan yang paling efektif untuk meneliti kelengkapanya dapat digunakan 5W+1H
yaitu What, Why, When, Where, Who,  dan How.
Melaksanakan Rencana penanggulangan
Langkah ini mengumpulkan data hasil pemeriksaan dengan lembar pengumpulan data untuk dibandingkan dengan data semula.
Evaluasi hasil penangulangan
Langkah ini bertujuan untuk membandingkan keadaan semula dengan data yang ada sesudah pelaksanaan penanggulangan. Alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah diagram
pareto, histogram dan bagan kendali.
Standarisasi
Standarisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah yang telah dibahas dan untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai serta cara pelaksanaanya.
Rencana selanjutnya
• Metode PDCA ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming
selama perkuliahannya di Jepang pada awal 1950-an,,
pengembangan dari siklus Shewhart, yang ditemukan oleh
nama Walter A. Shewhart, sang penemu SPC (Statistic Process
Contol).
• metode PDSA (Plan, Do, Study, Action) lebih tepat
dibandingkan metode PDCA.  istilah “check” menekankan
pemeriksaan, sedangkan istilah “Study” lebih menekankan
pada analisa. metode PDCA dikembangkan dari karya Francis
Bacon (Novum Organum, 1620).
Perbedaan Standar Metode PDCA vs
DMAIC
• teknik PDCA digunakan dalam kegiatan Kaizen  perbaikan berkesinambungan
(continuous improvement) skala kecil, seperti :
• Memperpendek siklus kerja
• Mengurangi atau menghilangkan pemborosan di tempat kerja.
• Meningkatkan produktivitas.

• DMAIC (Define, Measure, Improve, Control) dipergunakan pada aktivitas Lean


Six Sigma untuk skala besar seperti :
• Menghilangkan varian output
• Mengendalikan kestabilan mutu atau kualitas
• Perbaikan pada yield
• Penghematan biaya
• Efektivitas organisasi bisnis
Kapan waktu yang tepat untuk
penerapan PDCA Cycle?
• Berikut beberapa waktu terbaik yang dimaksud :
• Saat mengimplementasikan Kaizen atau perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement)
• Ketika mengidentifikasi solusi dan improvement baru untuk
sebuah proses yang dilakukan secara berulang-ulang.
• Dalam mengeksplorasi range dari solusi baru yang
memungkinkan untuk memecahkan masalah dan menguji
sekaligus meningkatkan solusi tersebut dengan implementasi
kontrol yang lebih baik.
• Menghindari pemborosan sumber daya dalam jumlah besar
yang dapat terjadi jika implementasi dilakukan tanpa
pengujian terlebih dahulu.

• Kelemahan ?
• Jelas sekali merupakan suatu pendekatan yang lebih lambat
• Pengulangan suatu siklus   keadaan mendesak
tentunya tidak perlu lagi 
• jadi membutuhkan biaya yang lebih mahal.
Tools identifikasi masalah (fish bone, 5why,
5W1H
Analisa 5 Why

• 5 Why merupakan teknik tanya-jawab sederhana


untuk menyelidiki adanya hubungan sebab akibat
yang menjadi akar penyebab dari suatu
permasalahan.
• Dapat juga disebut sebagai teknik interogatif
berulang yang digunakan untuk mengeksplorasi
hubungan sebab-akibat yang menjadi dasar suatu
masalah.
• Terminologi
• Dari segi bahasa, istilah “5 Why” berasal
dari bahasa Jepang yaitu : なぜなぜ分析 ,
yang dibaca : Naze naze bunseki.
• Terjemahan dalam bahasa inggris disebut :
5 Whys (five why s) dan dalam bahasa
Indoenesia menjadi : 5 Mengapa (lima
mengapa).
• Ada juga yang menyebutnya sebagai :
Why-Why Analysis.
Analisa 5 Why
• Sejarah Metode 5 Why
• Pertama kali adanya teknik 5 Why ini adalah
hasil pengembangan dari Sakichi Toyoda,
sang pendiri Toyota Motor Corporation.
• Kemudian teknik ini diterapkan di dalam
perusahaan Toyota Motor Corporation
tersebut, selama terjadi pergerakan dalam
perbaikan proses manufaktur mereka.
• Puncaknya pada tahun 1970-an, strategi 5
Why tersebut dipopulerkan oleh Sistem
Produksi Toyota (Toyota Production System).
• Konsep Metode 5 Why
• Langkah-langkah Menemukan Akar Masalah dengan 5 Why :
• Langkah 1 : Definisi Masalah
• Periksa dan identifikasi masalah apa yang sedang terjadi ?
• Amati masalah yang sedang terjadi serta diskusikan dengan tim dan tulis pernyataan masalah dengan singkat dan jelas yang di setujui oleh semua orang.
• Tentukan area masalahnya
• Jika dalam bentuk Tim : Kumpulkan orang-orang yang terlibat langsung dengan masalah tersebut, jika memungkinkan bisa melibatkan fasilitator agar dapat melakukan identifikasi masalah dengan efektif.
• Langkah 2 : Pengumpulan Data
• Mengumpulkan tim untuk brainstorming sehingga bisa diperoleh berbagai pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang berbeda terhadap masalah.
• Apakah ada bukti yang menyatakan bahwa masalah memang benar-benar ada?
• Sudah berapa lama masalah tersebut terjadi?
• Impact apa yang dirasakan dengan adanya permasalahan tersebut?
• Langkah 3 : Identifikasi Penyebab
• Jabarkan urutan kejadian yang merujuk pada permasalahan!
• Pada kondisi seperti apa permasalahan tersebut terjadi?
• Lakukan gemba (turun ke lapangan) untuk melihat area aktual, obyek aktual, dengan data aktual.
• Setelah mengindentifikasi suatu akar penyebab masalah, kita perlu mendiskusikan dan menyetujui tindakan solusi yang akan mencegah masalah itu terulang kembali.
• Gunakan Why Why
• Langkah 4 : Identifikasi Akar Masalah (Root Cause)
• Alasan apa yang menjadi dasar kemunculan permasalahan?
• Gunakan Why Why
• Ujilah setiap jawaban dari yang terbawah apakah jawaban tersebut akan berdampak pada akibat di level atasnya.
• Pada umumnya solusi tidak mengarah pada menyalahkan ke orang tapi bagaimana cara melakukan perbaikan sistem atau prosedur.
• Langkah 5 : Penerapan atau Implementasi
• Jika akar penyebab sudah diketahui maka segera identifikasi dan implementasikan solusinya.
• Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah permasalahan tersebut kembali terjadi?
• Bagaimana solusi yang telah diberikan dapat dijalankan?
• Siapa yang bertanggung jawab dalam implementasi solusi?
• Monitor terus kinerjanya untuk memastikan bahwa masalah tersebut tidak terulang lagi.
Analisa 5W1H

• Metode 5W1H pertama kali diperkenalkan


oleh seorang penulis dan penyair yang
bernama Rudyard Kipling.
• Dalam pengendalian proses statistik dikenal adanya metode Seven Tools. Metode ini merupakan salah satu metode grafik paling sederhana untuk
menyelesaikan masalah. Metode Seven Tools tersebut terdiri dari: Check Sheet Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang
sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan mencatat data sehingga pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah, sistematis,
dan teratur pada saat data itu muncul di lokasi kejadian. Data dalam check sheet baik berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat dianalisis
secara cepat. Stratifikasi (Run Chart) Stratifikasi adalah suatu upaya untuk mengurai atau mengklasifikasi persoalan menjadi kelompok atau
golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan. Histogram Histogram adalah diagram batang yang digunakan
untuk menunjukkan adanya dispersi data dan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang
berbeda dalam satu set data terjadi. Grafik ini juga dapat membuat analisa karakteristik dan penyebab disperse data. Data dalam histogram dibagi-
bagi ke dalam kelaskelas, nilai pengamatan dari tiap kelas ditunjukkan pada sumbu X. Scatter Diagram (Diagram Pencar) Scatter Diagram digunakan
untuk menyatakan korelasi atau hubungan antara satu faktor dengan karakteristik yang lain atau sebab dan akibat. Jika kedua variabel tersebut
berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di sepanjang garis atau kurva. Semakin baik korelasi, semakin ketat titiktitik tersebut mendekati garis.
Control Chart Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu.
Melalui gambaran tersebut akan dapat dideteksi apakah proses tersebut berjalan stabil atau tidak. Karakteristik grafik ini adalah adanya sepasang
batas kendali (upper dan lower limit), sehingga dari data yang dikumpulkan akan dapat terdeteksi kecenderungan kondisi proses yang
sesungguhnya. Diagram Pareto Pareto chart adalah bagan yang berisikan diagram batang dan diagram garis. Diagram batang memperlihatkan
klasifikasi dan nilai data, sedangkan diagram garis mewakili total data kumulatif. Klasifikasi data diurutkan menurut urutan ranking. Ranking
tertinggi merupakan masalah yang terpenting untuk segera diselesaikan. Prinsip pareto chart sesuai dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa
sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pareto chart mengidentifikasi 20%
penyebab masalah utama untuk mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan. Diagram Sebab-Akibat Diagram Sebab-Akibat atau yang biasa
disebut Fishbone Diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah
tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming
Fishbone Diagram
• Fishbone Diagram adalah sebuah
diagram yang digunakan untuk
mengidentifikasi berbagai penyebab
dari sebuah kejadian atau proses.
• Merupakan salah satu standard quality
tool atau perangkat kualitas yang cukup
populer di dunia industri.
5M1E.
Man
5M yang pertama adalah Man atau Orang, yaitu semua orang yang terlibat dalam sebuah proses.
Contohnya adalah seperti : kemampuan petugas inspeksi produk yang kurang merata, sehingga hasil cek kualitas produk menjadi berbeda-beda.
Method
Kedua adalah method atau metode analisa yang digunakan, seperti analisa mengenai :
•Bagaimana proses tersebut dilakukan
•Apa saja kebutuhan yang spesifik dari proses, seperti : instruksi kerja, prosedur, peraturan, dan sebagainya.
Contohnya : instruksi kerja yang dipasang di lapangan tidak jelas sehingga operator bekerja dengan panduan yang kurang sesuai.
Material
Yang ketiga adalah Material, yaitu semua material yang dibutuhkan untuk menjalankan proses seperti : bahan baku atau dasar pembuat produk, alat tulis, atau
lainnya.
Contohnya : material dari pemasok atau suplier A kurang bagus dibandingkan dari suplier B.
Machine
Keempat adalah machine atau mesin, yakni mesin-mesin yang diperlukan untuk menjalankan proses langsung atau pekerjaan pendukung lainnya.
Mesin yang dimaksud mencakup keseluruhan, baik mesin-mesin produksi ataupun perangkat pendukung seperti komputer, server dan lainnya.
Contohnya : mesin yang ada di proses banyak yang belum dilakukan kalibrasi, sehingga menghasilkan produk kurang berkualitas.
Kalibrasi adalah pengecekan dan pengaturan akurasi dari mesin, dengan cara membandingkannya dengan standar spesifikasi mesin.
Measurement
Kelima adalah measurement atau pengukuran, yaitu cara pengambilan data dari proses.
Untuk apa mengambil data? tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan dan kualitas dari proses.
Dengan pengambilan data yang benar maka dapat diketahui kemampuan dan kualitas proses secara akurat.
Contohnya : terdapat 3 shift kerja, namun data yang diambil hanya saat shift pagi saja sehingga tidak mewakili keseluruhan proses.
Environment
1E adalah environment atau lingkungan, yakni kondisi disekitar proses atau tempat kerja yang mempengaruhi kinerja.
Dampak lingkungan tersebut dapat mempengaruhi baik secara langsung atau tidak langsung, seperti : suhu udara, tingkat kebisingan, kelembaban udara dan
lainnya.
Contohnya : kondisi udara tertentu dapat menyebabkan material logam tertentu berkarat sehingga kualitas data menurun.

Anda mungkin juga menyukai