Anda di halaman 1dari 4

Terapi Diet

Antropometri
BB = 44 kg
TB = 152 cm
BBI (Perkeni) = (TB)2 x 21
= (1,52)2 x 21
= 48,5 kg (BB Normal)
Kebutuhan Kalori :
Energi Basal

: 25kal x 44kg

Koreksi Aktivitas : 10% x 1100

= 1100 kkal
= 110 kkal +
= 1210 kkal

Koreksi stress

: 30%x1100

= 330 kkal +
= 1540 kkal

Koreksi Umur

: 5%x1100

55 kkal +

= 1485 kkal
Lemak : 20% x 1485 = 297 kkal/ 9 = 33 gr
Protein : 20% x 1485 = 297 kkal/4 = 74,25 gr
Karbohidrat : 60% x 1485 = 891 kkal/ 4 = 222,7 gr
Pola Makan 5 x (3 makan utama dan 2 snack) :
Kebutuhan Energi :
Sarapan

: 20% x 1485 kkal = 297 kkal

Snack pagi

: 10% x 1485kkal = 148,5 kkal

Makan siang : 30% x 1485 kkal = : 445,5 kkal


Snack sore

: 10% x 1485kkal = 148,5 kkal

Makan Malam : 20% x 1485kkal = 297 kkal


Snack malam : 10% x 1485kkal = 148,5 kkal
Total KH = 223 gr
= 223 / 15 = 14,8 serving 15 serving

Pembagian Carbing :
Sarapan

: 20% x 223 gr = 44,6 : 15 = 2,97 3 serving

Snack pagi

: 10% x 223 gr = 22,3 : 15 = 1,48 1 serving

Makan siang : 30% x 223 gr = : 15 = 4,46 4 serving


Snack sore

: 10% x 223 gr = 22,3 : 15 = 1,48 1 serving

Makan Malam : 20% x 223 gr = 44,6 : 15 = 2,97 3 serving


Snack malam : 10% x 223 gr = 22,3 : 15 = 1,48 1 serving

EDUKASI PASIEN DIABETES MELITUS


Program pengobatan diabetes harus diawali dengan penyuluhan baik secara individu
maupun kelompok guna menegakkan pengertian bahwa sejak seseorang terdeteksi dalam
stadium diabetes yang paling awal yaitu toleransi glukosa terganggu atau TGT, harus mulai
mengubah pola hidup untuk menjalani program pengobatan efektif berkelanjutan. Penyuluhan
dilakukan secara individu yaitu melalui konseling.
Telah diketahui bahwa konseling dapat mengatasi ketidakpatuhan diabetisi. Edukasi
yang baik dan tepat akan menggugah kesadaran penderita untuk mau mengubah dan
menjalankan diet yang dianjurkan, sehingga kadar glukosa darah terkendali dengan baik dan
mencegah timbulnya komplikasi. Nicolucci et al (1996) melaporkan bahwa diabetisi yang tidak
mendapatkan edukasi memiliki risiko 4 kali lebih tinggi terkena komplikasi dibandingkan yang
mendapatkan edukasi.
Pengelolaan mandiri diabetes secara optimal membutuhkan partisipasi aktif pasien
dalam merubah perilaku yang tidak sehat. Tim kesehatan harus mendampingi pasien dalam
perubahan perilaku tersebut, yang berlangsung seumur hidup. Keberhasilan dalam mencapai
perubahan perilaku, membutuhkan edukasi, pengembangan keterampilan (skill) dan motivasi
yang berkenaan dengan :
1.
2.
3.
4.

Makan makanan sehat


Kegiatan jasmani secara teratur
Menggunakan obat diabetes secara aman, teratur dan pada waktu-waktu yang spesifik
Melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan berbagai informasi

yang ada
5. Mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan keterampilan
Penyuluhan kesehatan secara individu merupakan program pengobatan yang sangat
fundamental bagi setiap penderita diabetes untuk dapat memahami penyakitnya. Untuk upaya
pencegahan primer, materi yang disampaikan saat konseling ditekankan pada faktor penyebab
timbulnya DM dan usaha mengurangi faktor risiko, tujuan utama menjalankan diet,
perencanaan makan, serta komplikasi DM (Waspadji, 2007). Materi penyuluhan lainnya harus
lengkap meliputi berbagai aspek diabetes mulai dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Etiologi
Factor pemicu
Patofisiologi
Gejala penyakit awal, sudah lanjut, maupun dalam kondisi terancam kegawatan
Diet
Olahraga

g. Kebersihan tubuh
h. Obat tablet maupun suntikan insulin
Dibutuhkan strategi yang efektif bagi seorang ahli gizi pada waktu memberikan
penyuluhan kesehatan bagi penderita diabetes, mengingat keterbatasan waktu, adanya
perbedaan antara penderita yang satu dengan yang lain dalam hal tingkat pendidikan,
kebiasaan hidup, dan kepribadian. Penyuluhan singkat dapat dilakukan setiap penderita
bertemu di kamar pasien, disesuaikan dengan keterbatasan waktu dan kebutuhan penderita
masing-masing.
Senam diabetes
Merupakan senam aerobic low impact dan rithmis gerakan menyenangkan tidak
membosankan dan dapat diikuti semua kelompok umur sehingga menarik antusiasme
kelompok dalam klub-klub diabetes.
Pada saat latihan jasmani ringan, pemakaian asam lemak bebas dan glukosa tidak
tergantung insulin, apabila olahraga ditingkatkan menjadi berintensitas sedang maka insulin
akan menurun dan adrenalin meningkat. Bila latihan jasmani dalam intensitas yang lebih berat
maka non adrenalin akan meningkat dan menghambat sekresi insulin dan bersamaan dengan
itu terjadi peningkatan glucagon.
Manfaat olahraga :
-

Mengontrol gula darah, terutama pada DM tipe II yang mengikuti olahrga teratur maka

monitor gula darah HbA1C mengalami perbaikan.


Menghambat dan memperbaiki factor resiko penyakit kardiovaskuler yang banyak terjadi

pada penderita DM, olahraga dapat membantu profil lemak darah


Menurunkan berat badan, pengaturan olahraga secara optimal dan diet DM pada penderita

kegemukan (obesitas) dapat menurunkan berat badan.


Memperbaiki gejala-gejala muscoskeletal otot, tulang, sendi yaitu dengan gejala-gejala

neuropati perifer dan osteoatritis, sepeti kesemutan, gatal-gatal, linu-linu


Memberikan keuntungan psikologis, olahraga yang teratur juga dapat memprbaiki tingkat
kesegran jasmani karena memperbaiki sistem kardiovaskuler, respirasi, pengontrolan gula

darah sehingga penderita merasa fit.


Mencegah terjadinya DM yang dini terutama bagi orang-orang dengan riwayat keluarga
DMTD dan diabetes kehamilan atau predicable test.

Anda mungkin juga menyukai