Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK B_5
PENDAHULUAN
I. DEFINISI MESO
Monitoring Efek Samping Obat adalah program pemantauan keamanan obat sesudah
beredar (pasca-pemasaran). Program ini dilakukan secara berkesinambungan untuk
mendukung upaya jaminan atas keamanan obat, sejalan pelaksanaan evaluasi aspek
efikasi, MESO oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary
reporting ) dengan menggunakan formulir pelaporan ESO berwarna kuning, yang dikenal
sebagai Form Kuning. Monitoring tersebut dilakukan terhadap seluruh obat yang beredar
dan digunakan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
Aktifitas monitoring ESO dan juga pelaporannya oleh sejawat tenaga kesehatan
sebagai healthcare provider merupakan suatu tool yang dapat digunakan untuk
mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO yang serius dan jarang terjadi (rare). keamanan
dan mutu sebelum suatu obat diberikan ijin edar (pra-pemasaran).
II. TUJUAN MESO
Menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah dikenal sekali yang baru saja
ditemukan
Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
timbulnya ESO atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya reaksi ESO.
Memberi umpan balik adanya interaksi pada petugas kesehatan
Membuat peraturan yang sesuai
Memberi peringatan pada umum bila dibutuhkan
Membuat data esensial yang tersedia sesuai sistem yang dipakai WHO
III. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT (ESO)
MESO oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary
reporting) dengan menggunakan formulir pelaporan ESO berwarna kuning, yang dikenal
sebagai Form Kuning (Lampiran 1). Monitoring tersebut dilakukan terhadap seluruh obat
beredar dan digunakan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Aktifitasmonitoring
ESO dan juga pelaporannya oleh sejawat tenaga kesehatan sebagai healthcare provider
merupakan suatu tool yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
ESO yang serius dan jarang terjadi (rare).
IV. PETUGAS YANG TERLIBAT DALAM MELAKUKAN MESO
Tim Meso dalam PFT adalah :
1. Para Klinisi Terkait
2. Ahli Farmakologi
3. Apoteker
4. Perawat
V. SIAPA YANG MELAPORKAN MESO
Tenaga kesehatan, dapat meliputi:
a. Dokter
b. Dokter spesialis
c. Dokter gigi
d. Apoteker
e. Bidan
f. Perawat
g. Tenaga kesehatan lain.
A Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri
basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh
manusia.
B. Penyebab TBC
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat
khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC.
Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem
pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan
menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan
cara membelah diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran
limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini
disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai
pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Ø Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin
dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari
banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh
(imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat
menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada beberapa kuman
akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya
tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa
bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
Tuberkulosis Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau
status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang
luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
F. Pengobatan TBC
1. Jenis Obat
Ø Isoniasid
Ø Rifampicin
Ø Pirasinamid
Ø Streptomicin
2. Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup
dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap
intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut
kosong. Apabila paduan obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan
berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2 - 3
bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu selama
4 – 5 bulan.
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus 5
Anda adalah apoteker di Apotik Hasna yang akan melakukan monitoring efek
samping obat ke rumah pasien (home care pharmacy). Pasien adalah seorang usia 29
tahun yang sedang hamil 5 bulan dan sedang menjalani pengobatan TBC pada hari ke-
6. Riwayat pasien mempunyai kadar gula darah tinggiyaitu 360 mg/dL, sering
mengeluhkan batuk tidak berhenti pada waktu pagi hari menjelang subuh.
Tugas:
1. Tetapkan dan tulislah rencana monitoring efikasi dan keamanan dengan menggunakan
data yang tersedia.
2. Komunikasikan dengan pasien.
A.RESEP
B. ANALISIS OBAT
1. Skrining Administrasi
1. Ferosfat
3. Amadiab
4. Isoniazid
5. Rimfampicin
6. Pyrazinamid
Indikasi : mengobati TBC, Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat
yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Pyrazinamide bisa diserap
ke dalam ASI dalam kadar yang rendah. Wanita menyusui disarankan untuk
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakan obat ini
Efek samping : efek samping yang umumnya terjadi setelah mengonsumsi
pyrazinamide adalah kelelahan dan sakit perut. Efek samping biasanya dapat
mereda dengan sendirinya, seiring adaptasi tubuh terhadap penggunaan obat.
Interaksi obat : Memperkuat efek racun terhadap organ hati, jika digunakan
dengan rifampicin.
Dosis : Bagi yang memiliki berat badan kurang dari 50 kg, dosis yang digunakan
adalah 2 gram, sebanyak 3 kali dalam seminggu.Bagi yang memiliki berat badan
50 kg atau lebih, dosis yang digunakan adalah 2,5 gram, sebanyak 3 kali dalam
seminggu.
7. Lacoldin
Indikasi : Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat,
& bersin-bersin yang disertai batuk
Kontraindikasi : Gangguan jantung, DM, gangguan fungsi hati berat. Sensitif
terhadap obat simpatomimetik lain. Hipertensi berat. Mendapat obat antidepresan
MAOI
Efek samping : Mengantuk, gangguan perncernaan,
gangguan psikomotor, takikardi, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urin.
Kerusakan hati (dosis besar, terapi jangka panjang).
Interaksi obat : Dg penghambat MAO dapat menyebabkan krisis hipertensi.
Dosis : Per tab Paracetamol 500 mg, phenylpropanolamine HCl 12.5
mg, dextromethorphan HBr 15 mg, chlorpheniramine maleate 2 mg. Per 5 mL
sirParacetamol 250 mg, phenylpropanolamine HCl 6 mg, dextromethorphan HBr
7.5 mg, chlorpheniramine maleate 1 mg
3. Rencana monitoring efikasi dan keamanan obat
Rencana monitoring efikasi dan keamanan pengobatan yang dapat dilakukan oleh
apoteker kepada pasien dengan sistem home care pharmacay dilakukan dengan tahap:
1. Menentukan pasien yang layak untuk di monitoring pasca pemberian obat
2. Pengumpulkan data pasien dengan lengkap
3. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien terkait dengan program MESO yang
akan dilakukan kepada pasien untuk memperoleh persetujuan pasien dan keluarga
pasien.
4. Menentukan jadwal dilakukan program MESO dengan hal-hal yang dimonitoring
ialah:
Efikasi obat yang ditentukan oleh kepatuhan pasien mengkonsumsi obat dan
menjaga gaya hidup
Pengobatan dikatakan efektif jika meminimalisasi efek samping penggunaan obat
dan gula darah pasien dapat mencapai target kadar glukosa normal.
A. Kesimpulan
Penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena adanya bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus
menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-
benar segera ditangani dengan cepat.
Kehamilan tidak mempengaruhi manifestasi klinis dan progesivitas penyakit bila diterapi
dengan regimen yang tepat dan adekuat. Pemberian regimen yang tepat dan adekuat ini
akan memperbaiki kualitas hidup ibu, mengurangi efek samping obat-obat tuberkulosis
terhadap janin dan mencegah infeksi yang terjadi pada bayi yang baru lahir.
B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang
dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat
secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri ke
klinik/puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC