Anda di halaman 1dari 26

KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS PADA PASIEN

TUBERCULOSIS PARU

NAMA KELOMPOK
1.ADELIA IDZA AFANI
2.DEWI KUSUMANINGRUM
3.M. PRASETYA PUTRA
4.MONIKA PAWESTRI
5.NURUL SHAFIKA
6.TRIGA EFIRIANI
PENGERTIAN TB PARU:

TB Paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang


parenkim paru-paru dan disebabkan oleh mycobacterium
tubercolusis (Soemantri, 2009).Tubercolusis adalah
penyakit yang disebabkan mycobacterium tubercolusis
yang hampir seluruh organ tubuh dapat diserang olehnya.
Tetapi yang paling banyak adalah paru-paru (Padila,
2013)
ETIOLOGI TB PARU:

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium


tubercolusis. Bakteri atau kuman ini berbentuk batang,
dengan ukuran panjang 1-4 dan tebal 0,3-0,6. Sebagaian
besar kuman berupa lipit (lemak), sehingga kuman tahan
terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia. Sifat lain
dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah
dengan banyak oksigen dan daerah yang memiliki
kandungan oksigen tinggi yaitu apes paru. Daerah ini
menjadi predileksi pada penyakit tuberculosis (Soemantri,
2009)
• Klasifikasi TB paru: dibuat berdasarkan gejala klinik,
bakteriologik, radiologic dan riwayat pengobatan
sebelumnya.Klasifikasi ini penting karena merupakan
salah satu factor determinan untuk menetapkan strategi
terapi.

• Patofisiologi TB paru:saluran pernapasan, saluran


pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan
infeksi tuberculosis terjadi melalui (air borne), yaitu
melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi
(Wahid & Suprapto, 2013). Seseorang yang di curigai
mengidap basil mycobacterium tuberculosis akan menjadi
terinfeksi.
Bakteri menyebar melalui jalan napas ke alveoli di mana
pada daerah tersebut bakteri menyebar melalui jalan
napas ke alveoli, di mana pada daerah tersebut bakteri
bertumpuk dan berkembang baik penyebaran baik.
Penyebaran basil ini bisa juga melalui sistem limfe dana
alira darah ke bagian tubuh (ginjal, tulang, korteks serabri)
dan area lain dari paru-paru(lobus atas).
Sistem kekebalan tubuh berespon menghancurkan (menelan)
bakteri.Limfosityang spesifik terhadap tuberculosis
menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal.
Reaksi jaringan ini mengakibatkan traukumulasinya
eksudat dalam alveoli dan terjadilah
broncopneumonia.Infeksi awal biasanya timbul dalam
waktu 2-10 minggu setelah terpapar (Soemantri, 2009).
MANIFESTASI KLINIK TB PARU:

Sistemik : malaise, anoreksia, berat badan


menurun dan keluar keringat pada malam hari
Akut : demam tinggi, seperti flu dan menggigil
Milier : demam akut, sesak napas dan sianosis
Respiratorik: batuk lama lebih dari 2 minggu, sputum
yang mucoid atau mukopurulen, nyeri dada, batuk
darah, dan gejala lain. Bila ada tanda penyebaran ke
organ lain, seperti : pleura, akan terjadi nyeri pleura,
sesak napas, ataupun gejala meningeal (nyeri kepala)
kaku kuduk dan sebagainya (Ardiansyah, 2012)
CARA PENULARAN TB PARU:

• TBC menular dari satu penderita ke penderita yang lain melalui


percikan dahak orang yang menderita TBC. Namun penularan
TBC tidak serta merta terjadi, terdapat beberapa faktor yang
menentukan seseorang dapat tertular TBC atau tidak, yaitu
bergantung pada :
a. Jumlah organisme/bakteri yang keluar
b. Konsentrasi /jumlah bakteridalam udara
c. Lama waktu terpapar bakteri
d. Daya tahan tubuh dari individu
• Indonesia memiliki iklim tropis dan sub-tropis sehingga
sangat cocok untuk kelangsungan hidup bakteri
TBC.Dengan demikian dimana saja berada, dapat
berpotensi untuk terkena paparan bakteri TBC.
PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TBC:

Imunisasi BCG, imunisasi BCG biasanya didapat ketika bayi.


Jika anda memiliki bayi, maka berikanlah imunisasi dasar
lengkap agar si bayi juga mendapatkan imunisasi BCG.
Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TB maka harus
segera mendapatkan pengobatan sampai tuntas agar tidak
menjadi penyakit yang lebih berat dan menjadi sebagai
penularan bakteri TBC.
Bagi penderita tidak meludah sembarangan. Pada dasarnya
penularan bakteri TBC berasal dari dahak penderita TBC.
Walaupun dahak dari penderita TBC sudah mongering,
tetap berpotensi menyebarkan bakteri TBC melalui udara.
Rumah harus memiliki ventilasi udara yang baik, sehingga
sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam rumah.
Tidak melakukan kontak udara dengan penderita. Bagi anda yang
masih sehat, sebaiknya membatasi interaksi dengan orang yang
menderita TBC atau anda dapat menggunakan alat pelindung
diri (masker) ketika anda harus kontak dengan mereka.
Minum obat pencegah dan hidup secara sehat.
Menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak
meludah/mengeluarkan dahak di sembarang tempat dan
menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain
yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktifitas
kerja serta menenangkan pikiran.
Tips berikutnya adalah dengan melalukan sinar ultraviolet
untuk membasmi bakteri..
Tips terakhir untuk mencegah penyakit TBC adalah dengan
pemberian obat isoniazid. Obat ini sangat efektis
memberikan dampak terhadap pencegahan TBC.
PENATALAKSANAAN MEDIS TBC:

Penatalaksanaan yang diberikan bisa berupa metode


perventif dan kuratif yang meliputi cara-cara seperti
berikut ini
Penyuluhan
Pencegahan
Pemberian obat-obatan.
Fisioterapi dan rehabilitasi
Komsoltasi secara teratur
PEMERIKASAAN PENUNJANG
a. Kultur sputum
Menunjukan hasil positif untuk mycobacterium tuberculosis pada stadium aktif ( somantri,2009)
b. Ziehl neelsem( pewarnaan tahan asam)
Positif untuk bakteri tahan asam( BTA) ( somantri 2009)
c. Skin test ( mantoux)
Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau lebih,timbul 48-72 jam setelah injeksi antigen
intradental mengidentifikasi infeksi lama dan adanya antibody tetapi tidak mengindikasi
penyakit sedang aktif (soemantri,2009)
d. Foto rongsent (chest x-ray)
Dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesiawal dibagian paru-paru bagian atas,deposit
kalsium pada lesi primer yang membaik atau cairan pada efusi (soemantri,2008)
e. Bio psi jarum jaringan paru
Positif untuk granula TB adanya sel-sel raksasa menunjukan nekrosis (soemantri,2008)
10. KOMPLIKASI TUBERKOLOSIS PARU BILA
TIDAK DI TANGANI DENGAN BENAR AKAN
MENIMBULKAN KOMPLIKASI:
Komplikasi dini : pleuritic,efusi pleura,empyema,laryngitis
Komplikasi lanjut ; Obstruksi,jalan napas,SOFT (Sondrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis), kerusakan paremkim berat > SOPT/fibrosis
paru,kompulmonal,amyloidosis,karsnoma paru,sindrom gagal napas
dewasa(ARDS),sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.
1. KONSEP DASAR OKSIGENASI
a. Pengertian
Oksigenasi merupakangas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan
jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh
secara terus menerus oksigen di peroleh dari atmosfer melalui proses
bernapas(Tarwonto& Wartonah,2011).Oksigenasi adalah proses pemenuhan
kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri dari 3 tahap,yaitu ventilasi,disfungsi gas,dn
transportasi gas
b. Tahap Oksigenasi
1) Ventilasi
TRANSPORTASI GAS DIPENGARUHI OLEH:
-curah jantung
-kondisi pembuluh darah
- latihan
- perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan( hematokrit)
- eritrosit dan kadar hemoglobin,faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
FAKTOR YANG DAPAT MENIMBULKAN ALERGI:
1. Debu yang terdapat dalam hawa pernapasan
2. Bulu binatang
3. Serbuk benang sari bunga
4. Kapuk
5. Makanan, dll
A. JENIS PERNAPASAN
Pernapasan Eksternal
Merupakan proses rusaknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut
pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen trakea dan pipa
bronkial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh
hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung.

Pernapasan Internal
Merupakan proses terjadinya pertukaran gas sel jaringan dengan cairan sekitarna
yang sering melibatkan proses metabolism tubuh atau juga dapat dikatakan bahwa
pernapasan ini di awali dengan darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya
kemudian mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler dan bergerak
sangat lambat, sel jaringan mengambil oksigen dari hemoglobin dan darah
menerima sebagai gantinya dan menghasilkan karbondioksigen sebagai sisa
buangannya.
PERUBAHAN POLA PERNAPASAN:

a) Tachypnea :
Pernapasan yang memiliki frekuensi lebih dari 24x/menit. Pola ini dapat ditemukan
dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang disertai narkotik atau
sedative
B.) Bradypnea :
Pola pernapasan yang lambat dan kurang dari 10x/menit. Pola ini dapat ditemukan
dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang disertai narkotik atau
sedative.
C.) Hiperventilasi :
Cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar
pernapasan lebih cepat dan dalam proses ini di tandai dengan adanya
peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya
konsentrasi CO2, dll. Keadaan ini disebabkan adanya infeksi keseimbangan asam
basa atau gangguan psikologis, hiperventilasi dapat menyebabkan hipokapnea,
yaitu berkurangnya CO2, tubuh dibawah normal, sehingga rangsangan terhadap
pusat pernapasan menurun
D.) Kusmaul :
Pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam
keadaan asidosis metabolic
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TB
PARU
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Penyakit tuberculosis (TB) dapat menyerang semua manusia mulai dari anak usia 1
tahun sampai dewasa bahkan lansia dengan perbandingan yang hampir sama
antara laki-laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada
pasien yang tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan yang tinggi. (Wahid &
Suprapto, 2013)
2. Keluhan Utama
Pasien mengalami batuk-batuk berkepanjangan yang mengeluarkan dahak
berwarna kekuningan, kadang-kadang bercampur darah, sesak napas,
pernapasan cuping hidung, lelah, demam, kehilangan nafsu makan, berat badan
menurun dapat timbul bersama-sama atau sendiri-sendiri penderita dewasa
muda. (Sibuea, Panggabean, & Gulton, 2009)

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan batuk timbul awal dan merupakan gangguan yang paling sering di
keluhkan, mula-mula nonproduktif kemudian berdahak bahkan bercampur
darah bila sudah terjadi kerusakan jaringan. Tanyakan selama keluhan batuk
muncul apakah ada keluhan lain seperti demam, keringat malam, atau menggigil
yang mirip dengan influenza
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan batuk lama pada masa kecil, pembesaran getah bening, dari organ lain,
dan penyakit lain yang memberat TB Paru masa lalu yang masih releven,
meliputi OAT dan antitusif. (Muttaqin, 2014)

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Secara patologi TB Paru tidak diturunkan tetapi perawat perlu menanyakan
apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai
faktor presdi posisi penularan didalam rumah. (Muttaqin, 2014)
6) POLA-POLA AKTIFITAS
Aktivitas atau Istirahat Tidur
Gejala :
Kelelahan umum dan kelemahan, napas pendek karena kerja , kesulitan tidur pada
malam karena demam malam hari, menggigil dan berkeringat, mimpi buruk.
Tanda :
Takikardia, takpnea/dyspnea pada kerja, kelelahan otot, nyeri dan sesak napas
(tahap lanjut).
PEMERIKSAAN FISIK
Mata : Konjungtiva anamis.
Mulut : Terdapat sputum, bercak darah, gigi carries atau tidak
Hidung : Bisa terjadi pernapasan cuping hidung, secret.
Leher : Palpasi adanya pergeseran trakea, adanya pembesaran getah bening.
Thorak
Paru-paru Inpeksi :
Adanya retraksi otot bantu pernapasan ( Karena peningkatan aktivitas pernapasan,
dyspnea, atau obstruksi pernapasan) atau pergerakan thorak tidak simetris antara
dada kanan dan kiri, ( Mungkin tidak ditemukan pada klien TB dengan pleura).
Palpasi :
Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan, gerakan dada saat bernapas norm
al dan seimbang, adanya getaran suara

Auskultasi :
Pada klien dengan TB paru didapatkan bunyi napas tambahan ( Ronchi) pada sisi
yang sakit.
Jantung Inpeksi :
Ictus cordis tidak tampak
ANALISA DATA

Data MASALAH ETIOLOGI


Ds : Ketidakefektifan pola Penyakit ini disebabkan
Demam tinggi , flu dan nafas pada pasien TB oleh bakteri.
mengigil. Paru.
Sesak nafas dan sianosis,
batuk lebih dari 2
minggu.
Do : Kuku terlihat
berwarna menguning,
bibir tampak pucat , dan
badan terlihat lemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan bakteri.


PERENCANAAN KEPERAWATAN

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru.


RENCANA KEPERAWATAN DEWASA DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS PADA PASIEN
TB PARU
INTERVENSI RASIONAL
Observasi : Obervasi :
1.Observasi fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan 1.Penurunan bunyi nafas menunjukkan akumulasi sekret
irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu nafas). dan ketidakefektifan pengeluaran sekret yang selanjutnya
2.Observasi fungsi pernafasaan catat kecepatan pernafasan, dapat menimbulkan penggunaan otot bantu nafas dan
observasi sianoksis, dan tanda-tanda vital. peningkatan kerja pernafasaan
3.Observasi warna dan suhu kulit atau membran mukosa. 2.Distres pernafasan dan perubahan tanda vital dapat
terjadi sebagai akibat stress fisiologi atau dapat
menunjukkan terjadinya syok akibat hipoksia.
3.Adanya cyanosis menunjukkan vasonkontrikasi perifer
(syok) dan atau gangguan aliran darah sistemik.

1. Posisi semi fowler memaksimalkan ekspansi paru


Mandiri :
dan menurunkan upaya bernafas.
1.Berikan posis semi fowler

HE :

1.Auskultasi bunyi nafas

Kolaborasi :

1.Kolaborasi dengan dokter dalam terapi oksigen

Anda mungkin juga menyukai