Disusun Oleh:
Dewi Lovita
J.0105.22.013
CIMAHI
2022
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. DEFINISI
menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2010).
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru
dan organ di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta
Tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara
bagian tubuh yang lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening,
B. ETIOLOGI
bersin dan orang lain menghirup droplet yang dikeluarkan, yang mengandung
bateri TB. Meskipun TB menyebar dengan cara yang sama dengan flu, penyakit
ini tidak menular dengan mudah. Seseorang harus kontak dalam waktu beberapa
jam dengan orang yang terinfeksi. Misalnya, infeksi TBC biasanya menyebar
antar anggota keluarga yang tinggal dirumah yang sama. Selain itu, tidak semua
1. Tuberkulosis Primer
2. Tuberkulosis Sekunder
Sebagian kecil dari bakteri TB masih hidup dalam keadaan normal dalam
penyakit TB terjadi bila daya tahan tubuh menurun ( terutama pada anak-
anak ) , pecandu alkohol, silikosis, dan pada penderita diabetes militus serta
AIDS.
D. GEJALA KLINIS
yang sangat berbeda- beda pada masing- masing penderita, ada yang tidak
bergejala namun ada juga yang bergejala sangat akut. Tanda- tanda dan gejala
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan
adekuat atau tidak naik dalam I bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi
yang baik.
2. Demam lama (≥ 2 minggu ) dan / berulang tanpa sebab yang jelas. Demam
umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifuk
pada TB anak apabila tidak disertai dengan gejala- gejala sistemik lainnya.
3. Batuk lama ≥ 3 minggu
4. Nafsu makan tidak ada, atau berkurang, disertai dengan gagal tumbuh
6. Diare persisten/ menetap yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.
E. PATOFISIOLOGI
infeksi TB terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi TB. Infeksi TB
dikendalikan oleh respon imunitas yang diperantarai oleh sel. Sel fektornya adalah
limfosit ( biasanya sel T ) dan makrofag (Price, 2006). Individu yang rentan dan
berkembangbiak. Basil tersebut juga dapat berpindah melalui sistem linfe dan
aliran darah ke bagian tubuh lainya seperti ginjal, tulang, korteks serebri, dan
gumpalan basil yang masih hidup dan sudah mati. Dikelilingi oleh makrofag
jaringan fibrosa. Bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut tuberken ghon.
Bahan ( bakteri dan makrofag ) menjadi nekrotik dan membentuk massa seperti
keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi dan membentuk skar kolagenosa.
PATHWAY
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. TB paru
Diagnose TB paru, bsa sulit dan beberapa tes biasanya diperlukan. Klien
gambaran infiltrasi paru – paru yang menandakkan TB. Sample dahak akan
sering diperiksa untuk memastikan keberadaan bakteri TB. Tes ini penting
2. TB ekstrapulmoner
yang terkena
dimasukkan melalui mulut atau mellaui sayatan kecil yang dibuat dikulit (
lain
d. Biopsy,sample kecil jaringan atau cairan diambil dari daerah yang terkena
TB laten :
a. Tes Mantoux
lengan bawah. Tes ini juga disebut t (tuberculin skn test ( TST ). Jika
setelah tes. Jika klien memiliki reaksi kulit yang sangat kuat, mungkin
jika klien tidak memliki infeksi laten, kult tidak akan bereaksi terhadap
tes montoux.
assay/IGRA ) adalah tes darah untuk TB. IGRA dapat digunakan untuk
G. KOMPLIKASI
1. Tulang
TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di
bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari paru-paru.
Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang bervariasi.
Ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-tahun. Bakteri
TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh yang
lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuh
Bagian tulang yang biasa diserang bakteri TBC adalah sendi panggul,
panggul dan tulang belakang. Gangguan tulang belakang bisa terlihat dari
bentuk tulang belakang penderita. Biasanya tidak bisa tegak, bisa miring ke
kiri, ke kanan atau ke depan. Sendi panggul yang rusak pun membuat
penderita tidak bisa berjalan dengan normal. Sedangkan pada ibu hamil,
karena sendi atau tulang sudah hancur. Penderita bisa cacat seumur hidup.
2. Usus
membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus antara lain anak sering muntah
3. Otak
Gejala orang yang terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi,
kondisi normal.
4. Ginjal
racun tubuh akan terganggu. Gejala yang mungkin terjadi diantaranya mual
H. PENATALAKSANAAN KLINIS
1. Diagnosis TB Anak
oleh para ahli yaitu IDAI, Kemenkes dan didukung oleh WHO. Penilaian/
Fasyankes
2. Penatalaksaan Medis
tiga macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk
pada anak 6-12 bulan, pemberian obat jangka panjang ini bertujuan untuk
a. Tahap Intensif
b. Tahap Lanjutan
ringannya penyakit. Selama tahap intensif dan lanjutan, OAT pada anak
3. Penatalaksanaan Keperawatan
bersihan jalan napas tidak efektif yaitu latihan batuk efektif, napas dalam dan
1. Pengkajian
yang lama), literatur (mencakup semua materi, buku-buku, masalah dan surat
kabar).
a. Biodata/Identitas
alamat.
b. Anamnesis
berkurang?
c. Keluhan utama
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini terjadi
setengah paru-paru
4) Keringat malam
sesak nafas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan menurun,
pengobatan.
mungkin sehubungan dengan TB paru antara lain ISPA efusi pleura serta
1) Keadaan umum
2) Sistem pernafasan
a) Palpasi
b) Perkusi
c) Ausklutasi
3) Sistem pencernaan
4) Sistem muskuloskeletal
N
Data Senjang Etiologi Masalah Keperawatan
O
1. DS : Mikrobakterium tuberkulosa Gangguan Pertukaran Gas
1. Dispnea
2. Pusing
3. Penglihatan kabur Droplet infection
DO :
Masuk lewat jalan napas
1. PCO2
meningkat/menurun
2. PO2 menurun
3. Takikardia Menempel pada paru
4. pH arteri
meningkat/menurun
5. bunyi napas tambahan Menetap di jaringan paru
6. sianosis
7. diaforesis
8. gelisah Terjadi proses peradangan
Pembentukan tuberkel
Alveolus
Pembentukan tuberkel
normal
2. Kulit merah
Masuk lewat jalan napas
3. Kejang
4. Takikardia
5. Takipnea
Menempel pada paru
6. Kulit terasa hangat
Mempengaruhi hipothalamus
Hipertermia
DO :
1. Berat badan menurun
Menempel pada paru
minimal 10 persen di
bawah rentang ideal
2. Bising usus hiperaktif
Menetap di jaringan paru
3. Otot pengunyah lemah
4. Otot menalan lemah
5. Membran mukosa pucat Terjadi proses peradangan
6. Sariawan
7. Serum albumin turun
8. Rambut rontok berlebih Tumbuh dan berkembang di
9. Diare sitoplasma makrofag
Berkembang menghancurkan
jaringan ikat sekitar
Batuk berat
Distensi abdomen
Mual, muntah
Defisit nutrisi
3. malnutrisi,
4. peningkatan paparan
Masuk lewat jalan napas
organisme patogen
lingkungan,
5. ketidakadekuatan
Menempel pada paru
pertahanan tubuh primer
(gangguan peristaltik,
kerusakan integritas kulit, Menetap di jaringan paru
perubahan sekresi pH,
penurunan kerja siliaris,
ketuban pecah lama, Terjadi proses peradangan
ketuban pecah sebelum
waktunya, merokok,
status cairan tubuh
6. ketidakadekuatan Tumbuh dan berkembang di
sekunder (penurunan
hemogoblin,
Sarang primer/afek primer (focus
imununosupresi,
ghon)
leukopenia, supresi
respons inflasi, vaksinasi
tidak adekuat)
Dibersihkan oleh makrofag
Berkembang menghancurkan
jaringan ikat sekitar
Droplet infection
Terhirup orang lain
Risiko infeksi
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi, perubahan membran alveolus kapiler.
b. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas, hipersekresi jalan napas, disfungsi neuromuskuler,
benda asing dalam jalan napas, adanya jalan napas buatan, sekresi yang tertahan, hiperflasia dinding jalan napas,
c. Hipertermia b.d dehidrasi, terpapar lingkungan panas, proses penyakit, ketidaksesuain pakaian dengan suhu
d. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor ekonomi dan faktor psikologis.
e. Risiko infeksi
4. Intervensi Keperawatan
2. Kompres Dingin
3. Manajemen Cairan
Jum’at 19- 4 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama Manajemen Nutrisi
keperawatan selama 3x24 Manajemen Nutrisi
08-2022 Observasi
jam diharapkan status a. Observasi
1. Untuk mengetahui status nutrisi
nutrisi membaik, dengan 1. Identifikasi status nutrisi
kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan pasien
1. Perasaaan cepat intoleransi makanan
2. Untuk mengetahui apakah
kenyang menurun 3. Identifikasi makanan yang
makanan yang ditolak oleh tubuh
2. Nyeri abdomen disukai
menurun 4. Monitor berat badan pasien
3. Nafsu makan 5. Monitor asupan makanan
3. Untuk membantu pasien
membaik b. Terapeutik
memenuhi nutrisi dengan makanan
4. Berat badan 1. Lakukan oral hygiene
membaik sebelum makan, jika perlu yang disukai
5. Bising usus 2. Fasilitasi menentukan
4. Untuk memberikan kalori dan
membaik pedoman diet nutrien sesuai kebutuhan pasien
6. Kekuatan otot 3. Memberikan makanan
5. Untuk membantu memenuhi
mengunyah tinggi serat untuk
nutrisi klien, jika tidak bisa secara
meningkat mencegah konstipasi
7. Kekuatan otot 4. Berikan makanan tinggi langsung
menelan meningkat kalori dan tinggi protein
6. Untuk mengetahui jumlah
8. Membran mukosa 5. Berikan suplemen
makanan dan nutrisi yang masuk
membaik makanan, jika perlu
9. Sariawan menurun c. Edukasi ke tubuh pasien
10. Serum albumin 1. Anjurkan posisi duduk,
7. Untuk mengetahui apakah pasien
meningkat jika mampu
mengalami penurunan berat badan
11. Rambut rontok 2. Ajarkan diet yang
menurun diprogramkan 8. Untuk menentukan diagnosa medis
12. Diare menurun d. Kolaborasi
pasien
1. Pemberian medikasi
Terapeutik
sebelum makan, jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli
1. Untuk membuat pasien nyaman
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis 2. Untuk memenuhi nutrisi pasien
Kolaborasi
Intervensi Pendukung
1. Dukungan Pemeliharaan
Rumah
2. Manajemen Nutrisi
3. Pemberian Obat
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap keempat dari proses keperawatan dimana perawat memberikan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien serta mencatat tindakan perawatan dan respon klien
terhadap tindakan tersebut (Potter & Perry, 2009). Implementasi yang dilakukan perawat pada pasien anak dengan tb
paru berupa pemantauan respirasi, latihan batuk efektif, manajemen hipotermia, manajemen nutrisi, pencegahan infeksi,
Evaluasi merupakan tahap kelima dari proses keperawatan yang memungkinkan perawat untuk menentukan
apakah intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi klien. Evaluasi eliputi dua komponen yaitu
penilaian kondisi atau situasi dan penilaian adanya perubahan. Keberhasilan tindakan keperawatan pada anak dengan tb
paru dinilai dari kestabilan tanda-tanda vital, kestabilan napas, batuk efektif, dan nutrisi yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA