TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Tuberkulosis
telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, 85% dari
seluruh kasus TBC adalah TBC paru, sisanya (15%) menyerang organ tubuh lain
mulai dari kulit, tulang, organ-organ dalam seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya
Berdasarkan hasil pemeriksaan sputum, TBC dibagi dalam: TBC paru BTA
positif: sekurangnya 2 dari 3 spesimen sputum BTA positif, TBC paru BTA negatif:
dari 3 spesimen BTA negatif, foto toraks positif (Rani, 2006). Infeksi pada paru-paru
macam hewan misalnya sapi, anjing, babi, unggas, biri-biri dan hewan primata,
B. Penyebab Tuberkulosis
sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal 0,3-0,6/μm
(Sudoyo, 2007).
C. Patofisiologi TBC
terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel dari orang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus
biasanya berada di bagian bawah lobus atas paru-paru atau di bagian atas lobus
pneumonia akut. Gejala ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses dapat terus
berlanjut dan bakteri terus difagosit dan berkembangbiak di dalam sel. Basil
juga menyebar melalui kelenjar limfe regional. Lesi berkembang dan terbentuk
jaringan parut yang mengelilingi tuberkel yang disebut fokus ghon dan gabungan
fokus ghon dapat menjadi nekrotik dan membentuk masa seperti keju, dapat
juga terjadi akibat infeksi ulang atau aktifasi bakteri dorman. Hanya sekitar 10% yang
awalnya terinfeksi yang mengalami penyakit aktif. Basil 1B dapat bertahan lebih dari
50 tahun dalam keadaan dorman. Penyakit dapat juga menyebar melalui kelenjar
limfe dan pembuluh darah yang dikenal dengan penyebaran limfo hematogen
ke berbagai organ lain seperti usus, ginjal, selaput otak, kulit dan lain-lain.
Patofisiologi.Jakarta:BukuKedokteran EGC ).
D. Cara Penularan
Penyakit TBC ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran napas
mengandung basil dan dibatukkan oleh penderita TBC terbuka. Atau juga karena
adanya kontak antara tetes ludah/dahak tersebut dan luka di kulit. Untuk membatasi
penyebaran perlu sekali discreen semua anggota keluarga dekat yang erat
sebagai aerosol. Lama kontak antara sumber dan calon kasus baru meningkatkan
resiko penularan karena semakin lama periode pemajanan, semakin besar resiko
inhalasi. Mikobakteri memiliki dinding berminyak yang kuat. Dapat terjadi infeksi
bentuk droplet (percikan dahak). Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut
terhirup ke dalam saluran pernapasan. Selama kuman TBC masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernapasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke
bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran
dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular
penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka
kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas
E. Gejala klinik
individu lainya, gejala berkembang secara bertahap sehingga gejala tersebut tidak
dikenali sampai penyakit telah masuk tahap lanjut. Bagaimanapun, gejala dapat
timbul pada individu yang mengalami imunosupresif dalam beberapa minggu setelah
terpajan oleh basil. Manifestasi klinis yang umum termasuk keletihan, penurunan
berat badan, letargi, anoreksia, kehilangan nafsu makan, dan demam ringan
yang biasanya terjadi pada siang hari. berkeringat malam dan ansietas umums ering
tampak. Dipsnea, nyeri dada, dan hemoptisis adalah juga temuan yang umum. (Asih,
Niluh Gede Yasmin, S.Kp dan Christantie Efendy, S.Kp.2004.Keperawatan Medikal
F. Pengobatan TBC
1. Jenis Obat
Isoniasid
Rifampicin
Pirasinamid
Streptomicin
2. Prinsip Obat
cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh.
pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman
yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2 - 3
bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu selama
4 – 5 bulan.
bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual,
kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan
lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga
Patofisiologi.Jakarta:BukuKedokteran EGC ).
G. Pemeriksaan Penunjang
menanyakan keluhan dan penyakit yang pernah diderita. Kemudian dokter akan
paru menggunakan stetoskop. Dokter juga akan memeriksa ada tidaknya pembesaran
Jika pasien diduga mengalami TBC, dokter akan meminta pasien melakukan
dilakukan menggunakan sampel selain dahak, untuk kasus TBC yang terjadi bukan di
paru-paru.
Jika dokter membutuhkan hasil yang lebih spesifik, dokter akan menganjurkan
pemeriksaan kultur BTA, yang juga menggunakan sampel dahak penderita. Tes
kultur BTA dapat mengetahui efektif atau tidaknya obat TBC yang akan digunakan
dalam membunuh kuman. Namun, tes ini memakan waktu yang lebih lama.
Foto Rontgen
CT scan
Mycobacterium tuberculosis: The Koch Paradox. Microbiol Spectrum 5(2), pp. 1-14)